• Tidak ada hasil yang ditemukan

ALIH KODE DALAM LIRIK LAGU-LAGU CINTA LAURA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "ALIH KODE DALAM LIRIK LAGU-LAGU CINTA LAURA"

Copied!
83
0
0

Teks penuh

(1)

i SKRIPSI

Diajukan untuk Salah Satu Syarat Menempuh Ujian Sarjana Prorgam Strata 1 dalam Ilmu Sastra Indonesia

Oleh :

Riska Sibarani

NIM A2A009060

FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS DIPONEGORO

SEMARANG

(2)

ii

mengambil bahan hasil penelitian baik untuk gelar atau diploma yang sudah ada di suatu universitas maupun hasil penelitian lain. Sejauh yang penulis ketahui, skripsi ini juga tidak mengambil bahan dari publikasi atau tulisan orang lain kecuali yang sudah disebutkan dalam rujukan. Saya bersedia menerima sanksi jika terbukti melakukan penjiplakan.

Semarang, 3 Oktober 2013

(3)

iii

Bersukacitalah dalam pengharapan, sabarlah dalam kesesakan, dan

bertekunlah dalam doa! (Roma 12: 12)

Skripsi ini kupersembahkan dengan penuh cinta kepada:

-

Tuhan Yesus Kristus yang telah memberikan hikmat, wahyu, pengertian,

dan kekuatan-Nya dengan penuh kasih dan anugerah;

-

Mama tersayang yang telah mencurahkan kasih sayang dan

pengorbanannya, terlebih kepada papa tersayang yang lagi sakit;

-

Abangku Rikardo, Abang Rachman, Abang Rafly, Abang Rio, Adikku

Retno, dan Abang Pausoan yang telah memberikan dukungan sehingga

impianku menjadi kenyataan;

-

Semua keluarga besar penulis yang telah memotivasi dan memberikan

dukungan.

(4)

iv Disetujui

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

(5)

v

Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro Pada tanggal: ...November 2013

Ketua

Drs. Hendarto Supatra, S.U., M.Th. NIP 19530929 198103 1 001

... Anggota I

Drs. Suharyo, M.Hum NIP 19610710 198903 1 003

... Anggota II

Drs. Suyanto, M.Si.

NIP 19660311 199403 1 003

... Anggota III

Drs. Mujid Farihul Amin, M.Pd. NIP 19690218 199403 1 001

...

Ketua Jurusan Sastra Indonesia

(6)

vi

luar biasa, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Alih Kode dalam Lirik Lagu-lagu Cinta Laura”.

Terwujudnya penulisan skripsi ini tidak lepas dari bimbingan dan dukungan semua pihak; baik langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu, penulis menyampaikan rasa terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dan mendukung penulisan skripsi ini. Penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Dr. Agus Maladi Irianto, MA., selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro Semarang;

2. Drs. Suharyo, M.Hum., selaku Ketua Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro dan pengampu mata kuliah Sosiolinguistik; 3. Drs. Suyanto, M.Si. dan Drs. Mujid Farihul Amin, M.Pd., selaku dosen

pembimbing yang telah memberikan bimbingan, arahan, saran, dan dorongan kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini;

4. Prof. Dr. Mudjahirin Tohir., MA., selaku dosen wali penulis yang telah menjadi “Orang tua” selama penulis menjadi mahasiswa;

5. Semua dosen pengampu mata kuliah di Jurusan Sastra Indonesia yang banyak memberikan pengetahuan dan ilmu yang bermanfaat;

(7)

vii

8. Sahabat-sahabatku Gank Sipil (Nanik, Hellie, Indah, Surya, Ratna, Roy, dan Riko) atas kebersamaan dan persahabatan yang menyenangkan baik suka maupun duka;

9. Teman-teman kos (Dini, Yesi, Rinda, dan Umi) atas kebersamaan selama di Semarang;

10. Teman-teman Sasongo atas kebersamaan yang menyenangkan selama proses belajar di Sastra Indonesia.

Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat meskipun sadar bahwa skripsi ini masih terdapat kekurangan dan masih jauh dari kesempurnaan.

Semarang, 3 Oktober 2013

(8)

viii

DAFTAR ISI ... ....viii

DAFTAR LAMPIRAN...xi

ABSTRAK ... ....xii

BAB I PENDAHULUAN ... ....1

1.1Latar Belakang...1

1.2Masalah...4

1.3Tujuan Penelitian ... ....4

1.4Manfaat Penelitian ... ....5

1.5Ruang Lingkup Penelitian ... ....5

1.6Metode Penelitian ... ....6

1.7Definisi Operasional...9

1.8Sistematika Penulisan ... ....10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI ... ....11

2.1Penelitian-penelitian Sebelumnya ... ....11

2.2Profil Cinta Laura ... ....16

2.3Landasan Teori ... ....17

2.3.1 Sosiolinguistik...17

2.3.2 Pemilihan Bahasa...18

2.3.3 Kode ... ....19

(9)

ix

BAB III WUJUD, FAKTOR PENYEBAB, DAN FUNGSI ALIH KODE

DALAM LIRIK LAGU-LAGU CINTA LAURA ... ....25

3.1 Pengantar ... ....25

3.2 Alih Kode dalam Lirik Lagu-lagu Cinta Laura: Alih Kode Ekstern ... ....26

3.2.1 Klausa ... ....30

3.2.1.1 Klausa Mayor ... ....30

3.2.1.2 Klausa Minor ... ....33

3.2.2 Kalimat ... ....35

3.2.2.1 Kalimat Berita ... ....36

3.2.2.2 Kalimat Tanya ... ....38

3.2.2.3 Kalimat Perintah...39

3.2.2.4 Kalimat Seruan...41

3.3 Faktor-faktor Penyebab Alih Kode dalam Lirik Lagu-lagu Cinta Laura...41

3.3.1 Penutur (O1)...42

3.3.2 Pokok Pembicaraan (Topik)...44

3.3.3 Maksud atau Kehendak Penutur...46

3.3.4 Warna Emosi Penutur...49

3.4 Fungsi Alih Kode dalam Lirik Lagu-lagu Cinta Laura...51

(10)

x

4.1 Simpulan ... ..61

4.2 Saran ... ..62

DAFTAR PUSTAKA ... ..63

(11)

xi Lampiran

(12)

xii

alih kode dalam lirik lagu-lagu Cinta Laura; (b) faktor-faktor apa saja penyebab alih kode dalam lirik lagu-lagu Cinta Laura; dan (c) apa fungsi alih kode dalam lirik lagu-lagu Cinta Laura. Penelitian ini bertujuan untuk menemukan wujud, faktor penyebab, dan fungsi alih kode dalam lirik lagu-lagu Cinta Laura.

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif dengan menggunakan pendekatan sosiolinguistik. Dalam pengumpulan data, penelitian ini menggunakan metode simak sebagai teknik dasar dan teknik catat sebagai lanjutannya. Metode simak berfungsi menyimak penggunaan bahasa secara lisan maupun tulisan. Teknik catat dilakukan saat peneliti menyimak lagu Cinta Laura. Analisis data yang digunakan peneliti adalah analisis kualitatif.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa wujud alih kode dalam lirik lagu-lagu Cinta Laura adalah wujud alih kode ekstern saja. Unsur alih kode dalam lirik lagu yang ditemukan berupa klausa dan kalimat. Klausa yang ditemukan berupa klausa mayor dan klausa minor. Kalimat yang ditemukan berupa kalimat berita dan kalimat perintah.

Faktor-faktor penyebab alih kode dalam lirik lagu-lagu Cinta Laura, yaitu penutur (O1), pokok pembicaraan (topik), maksud atau kehendak penutur, dan warna emosi penutur. Fungsi alih kode yang ditemukan, yaitu untuk mempertegas dan memperjelas pernyataan, ingin menyelaraskan bunyi, dan untuk mengungkapkan inti cerita dari lirik lagu.

(13)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Manusia menggunakan bahasa untuk dapat berkomunikasi dengan lawan bicara. Bahasa adalah sebagai alat komunikasi antara penutur dan lawan bicara. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007: 103) bahasa adalah sistem lambang bunyi yang dipakai oleh suatu masyarakat untuk berinteraksi; percakapan yang baik, sopan santun. Bahasa menunjukkan bangsa. Ciri budi bahasa seseorang dapat menunjukkan dari mana dia berasal.

Bahasa merupakan bagian dari kebudayaan. Budaya merupakan salah satu yang penting dalam suatu negara. Di negara, di berbagai daerah maupun kota, terdapat banyak orang yang menggunakan bahasa yang berbeda-beda. Biasanya ada yang menggunakan bahasa lebih dari satu bahasa, misalnya bahasa daerah dan bahasa Indonesia. Suatu daerah yang dapat menggunakan dua bahasa disebut daerah atau masyarakat yang berdwibahasa atau bilingual. Sedangkan orang yang dapat menggunakan dua bahasa atau lebih disebut dwibahasawan atau

orang yang bilingual. Kebiasaan menggunakan dua bahasa dalam interaksi

dengan orang lain disebut dengan bilingualisme.

(14)

kode merupakan suatu peralihan yang terjadi akibat perubahan situasi yaitu dengan bertambahnya lawan bicara atau pihak ketiga. Sebagai contoh, terjadi percakapan antara dua orang dengan menggunakan bahasa daerah Jawa, kemudian datang pihak ketiga yang merupakan suku Batak. Mereka beralih kode ke dalam bahasa Indonesia. Hal ini disebabkan pihak pertama dan kedua mengetahui bahwa pihak ketiga adalah orang Batak dan tidak mengerti bahasa Jawa. Peristiwa peralihan bahasa inilah yang disebut alih kode.

Dalam perkembangan masyarakat modern saat ini, masyarakat Indonesia lebih cenderung senang menggunakan bahasa asing atau beralih kode. Hal tersebut memberikan dampak terhadap pertumbuhan bahasa Indonesia, misalnya saja pengaruh bahasa Inggris yang telah mendunia dan sebagai bahasa Internasional. Kepopuleran bahasa Inggris memberi dampak yang buruk bagi perkembangan bahasa Indonesia. Bahasa asing lebih sering digunakan daripada bahasa Indonesia maupun bahasa daerah, termasuk di dalam lagu.

(15)

lagu terdapat penggunaan bahasa asing, lagu tersebut dianggap lebih keren, trend, dan gaul.

Pada penutur bahasa dwibahasa atau multilingual sering dijumpai suatu gejala yang disebut dengan kekacauan bahasa/interferensi bahasa. Hal itu terbukti oleh banyaknya penggunaan bahasa asing ke dalam bahasa Indonesia ataupun sebaliknya. Misalnya dalam lirik lagu-lagu Cinta Laura banyak terlihat penggunaan alih kode. Pada penelitian sebelumnya, Sri Wahyuni (2010) dalam artikel yang berjudul “Transformasi Bahasa dalam Lirik Lagu Populer: Alih Kode Lirik Lagu Bahasa Indonesia ke Bahasa Inggris” memfokuskan penelitiannya pada transformasi bahasa dan alih kode dalam lirik lagu populer. Kemudian, penelitian yang dimuat dalam blog WordPress.com (2012) yang berjudul “Analisis Alih Kode dalam Lirik Lagu Senyum dan Semangat oleh

Boyband SMASH” mengkaji alih kode yang terdapat dalam lirik lagu Boyband

SMASH. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis alih kode dan penggunaan alih kode pada lirik lagu “Senyum Semangat”. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode simak dan dianalisis dengan teknik deskriptif.

Penelitian alih kode dalam lirik lagu-lagu Cinta Laura dilandasi oleh pemikiran bahwa bahasa yang digunakan oleh seseorang dalam membuat lirik lagu sangat beragam. Penggunaan alih kode pada lirik lagu saat ini sangat digemari baik di Indonesia maupun di kancah internasional. Pencipta lagu atau

komposer melakukan permainan kata-kata dan bahasa untuk menciptakan daya

(16)

besar pada lirik lagu hingga membuatnya menjadi begitu populer di kalangan masyarakat khususnya para remaja. Oleh karena itu, peneliti mengkaji peristiwa kebahasaan berupa wujud alih kode, faktor-faktor penyebab alih kode, dan fungsi alih kode dalam lirik lagu-lagu Cinta Laura.

1.2 Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, peneliti merumuskan tiga permasalahan dalam penelitian ini, sebagai berikut:

a. Bagaimana wujud alih kode dalam lirik lagu-lagu Cinta Laura?

b. Faktor-faktor apa saja penyebab alih kode dalam lirik lagu-lagu Cinta Laura? c. Apa fungsi alih kode dalam lirik lagu-lagu Cinta Laura?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah :

a. Untuk mendeskripsikan wujud alih kode dalam lirik lagu-lagu Cinta Laura. b. Untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang menyebabkan alih kode dalam

lirik lagu-lagu Cinta Laura.

(17)

1.4Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat Teoritis

Manfaat teoritis penelitian ini untuk memperoleh deskripsi tentang wujud alih kode, faktor-faktor penyebab alih kode, dan fungsi alih kode dalam lirik lagu-lagu Cinta Laura serta memperkaya khasanah kajian Sosiolinguistik.

1.4.2 Manfaat Praktis

Melalui deskripsi tentang wujud alih kode, faktor-faktor penyebab alih kode, dan fungsi alih kode yang diungkap melalui penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi upaya pengembangan bahasa khususnya dalam bidang Sosiolinguistik. Bagi pendidik dan mahasiswa, dapat menambah referensi dalam pengkajian Sosiolinguistik khususnya alih kode dalam lirik lagu.

1.5Ruang Lingkup Penelitian

(18)

1.6Metode Penelitian 1.6.1 Objek Penelitian

Objek penelitian dibagi menjadi dua yaitu objek material dan objek formal. Objek material penelitian ini adalah lagu-lagu yang dinyanyikan Cinta Laura sedangkan objek formalnya adalah alih kode dalam lirik lagu-lagu Cinta Laura. Penelitian ini merupakan penelitian yang mengkaji gejala bahasa yang berupa alih kode.

1.6.2 Populasi dan Sampel

Populasi adalah jumlah keseluruhan pemakaian bahasa tertentu yang tidak diketahui batas-batasnya akibat dari banyaknya orang yang memakai (dari ribuan sampai jutaan), lamanya pemakaian (di sepanjang hidup penutur-penuturnya), dan luasnya daerah serta lingkungan pemakaiannya (Sudaryanto dalam Mastoyo, Tri Jati Kesuma, 2007: 25). Populasi dalam penelitian ini adalah berupa pemakaian bahasa yang terdapat dalam lirik lagu-lagu Cinta Laura.

(19)

ada pertimbangan tertentu. Oleh karena itu, teknik sampling ini mendukung penganalisisan yang mendalam mengenai peralihan kode dalam penelitian ini.

1.6.3 Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data yang terdapat dalam lirik lagu-lagu Cinta Laura. Untuk mendukung pemerolehan data yang optimal, metode yang digunakan dalam pengumpulan data adalah metode simak sebagai teknik dasar dan teknik catat sebagai lanjutannya.

Menurut Mahsun (2007: 92) metode simak yaitu cara yang digunakan untuk memperoleh data dilakukan dengan menyimak penggunaan bahasa. Istilah menyimak tidak hanya berkaitan dengan penggunaan bahasa secara lisan, tetapi juga penggunaan bahasa secara tertulis.

Teknik catat merupakan teknik lanjutan dalam metode simak. Di samping melakukan penyimakan, penulis juga melakukan pencatatan. Pencatatan dilakukan langsung pada saat peneliti menyimak lagu-lagu Cinta Laura.

1.6.4 Analisis Data

(20)

menggunakan angka dalam mengumpulkan data dan dalam penafsiran terhadap hasilnya.

Analisis data dalam penelitian ini dilakukan melalui empat langkah yaitu, pertama melalui catatan lapangan, dalam arti peneliti melakukan pengumpulan data dengan cara mencatat semua lirik lagu-lagu Cinta Laura secara teliti dan rinci. Kedua reduksi data, artinya peneliti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dan membuang yang tidak dipakai. Ketiga data display (menyajikan ke dalam pola), dalam arti setelah data direduksi, peneliti mendisplaykan data. Melalui penyajian data ini, maka akan memudahkan peneliti untuk memahami apa yang terjadi dan merencanakan kerja selanjutnya. Dan yang terakhir adalah conclusion/verification (penarikan kesimpulan dan verifikasi), artinya peneliti memilih yang penting, membuat kategori, dan membuang yang tidak dipakai. (Sugiyono, 2012: 430-438).

Analisis data lebih fokus untuk mendeskripsikan penunjukkan makna, penjernihan, dan penempatan data pada lirik lagu-lagu Cinta Laura dan melukiskannya dalam bentuk kata-kata. Hal ini disebabkan objek yang diteliti adalah bahasa.

1.6.5 Penyajian Hasil Analisis Data

(21)

kode, faktor-faktor penyebab alih kode, dan fungsi alih kode. Penyajian hasil analisis data dalam metode informal ini dilakukan dengan menyajikan deskripsi khas verbal dengan kata-kata.

1.7Definisi Operasional

Di dalam penelitian ini terdapat istilah-istilah penting yang sering digunakan. Agar pemakaiannya dapat dilakukan secara konsisten, pengertian tentang istilah itu dibatasi seperti berikut ini:

1. Pemilihan kode adalah keadaan seseorang dalam masyarakat bilingual atau multilingual berbicara dua bahasa atau lebih dan harus memilih yang mana yang harus digunakan (Fasold dalam Chaer dan Leoni Agustina, 2010: 153). 2. Kode adalah istilah netral yang dapat mengacu kepada bahasa, dialek,

sosiolek, atau ragam bahasa (Sumarsono, 2002: 201).

3. Alih kode adalah peristiwa peralihan dari kode yang satu ke kode yang lain (Suwito, 1996: 80).

4. Lagu adalah berbagai irama yang meliputi suara instrumen dan bernyanyi dan sebagainya; nyanyian; tingkah laku; cara, lagak (Kamus Besar Bahasa

Indonesia, 2007: 506-507). Dalam penelitian ini lagu yang dimaksud adalah

lagu yang dinyanyikan dalam bernyanyi.

(22)

1.8Sistematika Penulisan

Penelitian ini diawali dengan Pendahuluan sebagai Bab I. Pada Bab ini diuraikan secara terperinci tentang latar belakang, masalah, tujuan dan manfaat penelitian, ruang lingkup penelitian, metode penelitian, definisi operasional, serta diakhiri dengan sistematika penulisan yang menggambarkan tata urutan penyajian skripsi ini.

Pada Bab II, yakni Tinjauan Pustaka dan Landasan Teori terdapat dua hal pokok yang disampaikan. Kedua hal tersebut adalah (1) penelitian-penelitian sebelumnya; (2) landasan teori, yakni bagian yang memaparkan teori-teori yang menjadi landasan dalam kajian penelitian ini.

(23)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

2.1Penelitian-penelitian Sebelumnya

(24)

Sri Wahyuni (2010), seorang tenaga teknis Balai Bahasa Provinsi Jateng dalam artikel ilmiahnya yang berjudul “Transformasi Bahasa dalam Lirik Lagu Populer: Alih Kode Lirik Lagu Bahasa Indonesia ke Bahasa Inggris” memfokuskan penelitiannya pada transformasi bahasa dan alih kode dalam lirik lagu populer. Latar belakang peneliti mengkaji penelitian ini adalah karena semakin banyaknya transformasi bahasa dalam lirik lagu dan banyaknya lirik lagu yang menggunakan bahasa asli (Indonesia) kemudian beralih ke bahasa asing (bahasa Inggris) terutama pada lagu populer. Penelitian ini menggunakan metode simak. Peneliti menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif untuk mengkaji transformasi bahasa yang terjadi pada lirik-lirik lagu populer. Hasil penelitian berupa: (1) bagi mereka yang tidak setuju transformasi bahasa dalam lirik lagu dianggap sebagai penyimpangan, (2) bagi mereka yang setuju dengan transformasi bahasa dalam lirik lagu dianggap sebagai keindahan.

Artikel berjudul “Analisis Alih Kode dalam Lirik Lagu Senyum dan Semangat oleh Boyband SMASH” dimuat dalam blog WordPress.com yang diposkan tanggal 12 Juni 2012, tidak dituliskan siapa penelitinya. Penelitian ini mengkaji alih kode yang terdapat dalam lirik lagu yang dinyanyikan oleh

Boyband SMASH. Dalam mengumpulkan data peneliti menggunakan teknik

(25)

SMASH. Hasil penelitian berupa: satu jenis alih kode yaitu alih kode ekstern (peralihan bahasa Indonesia ke bahasa Inggris ataupun bahasa Inggris ke bahasa Indonesia). Penyebab alih kode, yakni (1) penutur atau penyanyi adalah orang Indonesia, (2) lawan tutur atau pendengar sebagian besar orang Indonesia, (3) penutur atau penyanyi sebagai pihak pertama ingin memberikan semangat kepada lawan tutur (pendengar), dan (4) penutur atau penyanyi ingin menyelaraskan nada. Penyebab alih kode 1 dan 2 adalah penyebab alih kode non-kebahasaan, sedangkan penyebab 3 dan 4 merupakan penyebab alih kode secara bahasa.

(26)

Indonesia ke bahasa Indonesia Kemanado-Manadoan, bahasa Indonesia ke bahasa Melayu Manado, bahasa Indonesia ke bahasa Melayu Jakarta. Alih kode dipengaruhi oleh: (1) variabel situasi, (2) variabel mitra tutur, dan (3) topik pembicaraan. Implikasi alih kode dan campur kode lebih menekankan pada peristiwa pergantian bahasa dari bahasa satu ke bahasa lainnya. Terjadinya alih kode dan campur kode di kalangan mahasiswa pada situasi formal, berimplikasi pada perubahan sikap berbahasa di kalangan mahasiswa. Menurut Alwi (2005: 52) perubahan dari sikap mahasiswa dalam menggunakan bahasa dapat dilihat dari tiga tolak ukur, yakni (1) kebanggaan terhadap bahasa Indonesia, (2) kesetiaan terhadap bahasa Indonesia, dan (3) kesadaran untuk mematuhi kaidah kebahasaan yang berlaku.

(27)

Jawa, ngoko,krama, dan madya. Selain wujud variasi alih kode, peneliti juga mengkaji fungsi alih kode: (1) ingin mengakrabkan komunikasi atau merenggangkan komunikasi, (2) untuk menawarkan dan memberikan informasi, (3) untuk memberikan rasa aman pada penumpang, (4) untuk menyampaikan rasa humor, dan (5) untuk menghemat waktu. Sedangkan faktor-faktor penentu alih kodenya antara lain: (1) setting and scene, (2) participant, (3) ends, (4) key, dan (5) genre: ragam bahasa kolokial.

Penelitian yang berjudul “Alih Kode dalam Lirik Lagu-lagu Cinta Laura” ini berbeda dengan penelitian-penelitian sebelumnya di atas. Dapat diketahui bahwa penelitian yang dilakukan Ria Candra Puspita (2012), Sri Wahyuni (2010), dan penelitian yang dimuat dalam blog WordPress.com yang diposkan tanggal 12 Juni 2012 mempunyai kesamaan objek yaitu lirik lagu, tetapi hasil temuannya berbeda. Perbedaan tersebut adalah Ria Candra bertujuan untuk menemukan jenis alih kode dan campur kode serta fungsi alih kode dan campur kode dalam lirik lagu-lagu Francophone. Sri Wahyuni bertujuan untuk menemukan transformasi bahasa dan alih kode dalam lirik lagu populer. Penelitian yang dimuat dalam blog

WordPress.com untuk mengetahui jenis alih kode dan penggunaan alih kode

dalam lirik lagu “Senyum dan Semangat”Boyband SMASH, sedangkan penelitian ini untuk mendeskripsikan wujud, faktor, dan fungsi alih kode.

(28)

menentukan alih kode dan campur kode di kalangan mahasiswa UNIMA Manado dan implikasinya dalam penggunaan bahasa Indonesia. Penelitian Nanik Wulansari bertujuan untuk menemukan wujud, fungsi, dan faktor alih kode pada tuturan penumpang dan awak bus trayek Jepara-Semarang. Adapun penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan wujud, faktor, dan fungsi alih kode dalam lirik lagu-lagu Cinta Laura.

2.2Profil Cinta Laura

Cinta Laura Kiehl atau biasa dikenal dengan nama Cinta Laura lahir di Quakenbrück, Jerman, 17 Agustus 1993. Dia adalah seorang aktris dan penyanyi Indonesia. Ibunya bernama Herdiana, S.H., dan ayahnya bernama Michael Kiehl warga Jerman. Dari kecil hingga remaja Cinta tinggal di luar Indonesia karena mengikuti ayahnya yang bekerja sebagai General Manager “Hotel Grand Hyatt”.

Cinta Laura lahir dan dibesarkan di luar negeri, karena hal tersebut Cinta memiliki keunikan dibandingkan dengan artis Indonesia lainnya. Logat dan aksen bicaranya seperti percampuran antara bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. Ciri khas inilah yang membuat sosoknya lebih mudah dikenal masyarakat. Kariernya di dunia hiburan berawal dari dunia model, saat masih berusia 13 tahun, ia menjadi salah satu finalis “Top Model” 2006. Cinta Laura saat ini kuliah di

Columbia University di Amerika Serikat dan mengambil dua jurusan sekaligus

(29)

diakses pada 15 Maret 2013 pukul 21: 35 Wib dan Www.wowkeren.com> Seleb > Cinta Laura diakses pada 14 Juli 2013 pukul 10 : 27 Wib).

2.3Landasan Teori 2.3.1 Sosiolinguistik

Sosiolinguistik adalah studi atau pembahasan bahasa sehubungan dengan penutur bahasa itu sebagai anggota masyarakat. Sosiolinguistik dapat juga dikatakan mempelajari dan membahas aspek-aspek kemasyarakatan bahasa, khususnya perbedaan-perbedaan (variasi) yang terdapat dalam bahasa yang berkaitan dengan faktor-faktor kemasyarakatan atau sosial (Nababan, 1984: 2).

Lain halnya dengan J.A. Fishman dalam Chaer dan Agustina (2010: 3) sosiolinguistik adalah kajian tentang ciri khas variasi bahasa, fungsi-fungsi variasi bahasa, dan pemakai bahasa karena ketiga unsur ini selalu berinteraksi, berubah, dan saling mengubah satu sama lain dalam suatu masyarakat tutur.

Hymes dalam Suwito (1982: 4) mendefinisikan sosiolinguistik sebagai petunjuk tentang kemungkinan pemakaian data dan analisis linguistik dalam disiplin-disiplin lain yang berhubungan dengan kehidupan sosial, dan sebaliknya, pemakaian data dan analisis sosial dalam linguistik.

(30)

linguistik yang ingin menemukan prinsip-prinsip yang mendasari cara bekerjanya bahasa dengan jalan menelaah bahasa itu dalam rangka konteks sosial yang menjalinnya.

Selanjutnya Appel dalam Suwito (1996: 5) merumuskan sosiolinguistik sebagai studi tentang bahasa dan pemakaian bahasa dalam hubungannya dengan masyarakat dan kebudayaan.

Menurut Kridalaksana dalam Chaer dan Agustina (2010: 3) sosiolinguistik lazim didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari ciri dan pelbagai variasi bahasa, serta hubungan di antara para bahasawan dengan ciri fungsi variasi bahasa itu di dalam suatu masyarakat bahasa.

Dari beberapa rumusan mengenai sosiolinguistik di atas, peneliti lebih cenderung memakai landasan teori yang dikemukakan J.A. Fishman dalam Chaer dan Agustina (2010: 3), yakni sosiolinguistik adalah kajian tentang ciri khas variasi bahasa, fungsi-fungsi variasi bahasa, dan pemakai bahasa karena ketiga unsur ini selalu berinteraksi, berubah, dan saling mengubah satu sama lain dalam suatu masyarakat tutur.

2.3.2 Pemilihan Bahasa

Menurut Fasold dalam Chaer dan Agustina (2010: 153), hal pertama yang terbayang bila kita memikirkan bahasa adalah “bahasa keseluruhan” dimana kita

(31)

berbicara dua bahasa atau lebih dan harus memilih yang mana yang harus digunakan.

Ada tiga jenis pilihan bahasa yang dikenal dalam kajian sosiolinguistik. Pertama alih kode, artinya menggunakan satu bahasa pada satu keperluan, dan menggunakan bahasa yang lain pada keperluan lain, misalnya si A menguasai bahasa Batak, bahasa Indonesia, dan bahasa Inggris, dia dapat beralih kode dengan ketiga bahasa tersebut. Kedua, campur kode, artinya menggunakan satu bahasa tertentu dengan dicampuri serpihan-serpihan dari bahasa lain, misalnya bahasa Indonesia dengan bahasa Inggris. Ketiga, variasi dalam bahasa yang sama yaitu memilih satu variasi bahasa yang sama, misalnya bahasa Jawa ada tingkatannya yaitu Jawa Ngoko, Jawa Madya, dan Jawa Krama (Chaer dan Agustina, 2010: 153-154).

2.3.3 Kode

Kode adalah istilah netral yang dapat mengacu kepada bahasa, dialek, sosiolek, atau ragam bahasa (Sumarsono, 2002: 201).

Berbeda dengan Poedjosoedarmo dalam Suyanto (1993: 29) kode ialah suatu sistem tutur yang penerapan unsur bahasanya mempunyai ciri-ciri khas sesuai dengan latar belakang penutur, relasi penutur dengan lawan bicara, dan situasi tutur yang ada.

(32)

beberapa varian lain, yaitu varian regional (dialek geografis), varian kelas sosial (dialek sosial), ragam (bahasa Indonesia baku dan tak baku), gaya (gaya hormat, gaya sopan, gaya serius, dan gaya santai), dan varian kegunaan atau register (bahasa pidato dengan bahasa doa).

Dari uraian di atas, peneliti lebih cenderung memakai landasan teori yang dikemukakan oleh Sumarsono (2002: 201) bahwa kode adalah istilah netral yang dapat mengacu kepada bahasa, dialek, sosiolek, atau ragam bahasa. Akan tetapi dalam penelitian ini, pengertian alih kode hanya mengacu kepada bahasa.

2.3.4 Alih Kode

Menurut Appel dalam Aslinda dan Syafyahya (2010: 85) alih kode adalah gejala peralihan pemakaian bahasa karena berubahnya situasi.

Berbeda dengan Appel, Hymes dalam Aslinda dan Syafyahya (2010: 85) menyatakan bahwa alih kode bukan hanya terbagi antarbahasa, tetapi dapat juga terjadi antarragam-ragam dan gaya-gaya yang terdapat dalam satu bahasa.

(33)

2.3.5 Wujud Alih Kode

Untuk menganalisis alih kode pada lirik lagu-lagu Cinta Laura peneliti menggunakan teori yang dikemukakan oleh Suwito dalam Chaer dan Leoni Agustina (2010: 114) tentang wujud alih kode. Wujud alih kode dibedakan menjadi dua macam, yaitu :

2.3.5.1Alih Kode Intern

Alih kode intern adalah alih kode yang berlangsung antarbahasa dalam satu wilayah negara (Indonesia), seperti dari bahasa Indonesia ke bahasa Jawa atau sebaliknya. Selain itu, alih kode intern juga terjadi antardialek dalam satu bahasa nasional, antardialek dalam satu bahasa daerah, atau antara beberapa ragam dan gaya yang terdapat dalam suatu dialek.

2.3.5.2Alih Kode Ekstern

(34)

2.3.6 Faktor-faktor Penyebab Alih Kode

Untuk menganalisis faktor-faktor penyebab alih kode dalam lirik lagu-lagu Cinta Laura, peneliti menggunakan teori yang dikemukan oleh Suwito (1996: 85-87). Faktor-faktor penyebab alih kode diuraikan sebagai berikut:

2.3.6.1Penutur (O1)

Seorang penutur kadang-kadang dengan sadar berusaha beralih kode terhadap lawan tuturnya karena sesuatu maksud. Misalnya apabila seorang bawahan menghadap atasannya (dalam situasi resmi) seharusnya menggunakan bahasa Indonesia. Namun kenyatannya bawahannya beralih kode dengan bahasa daerahnya dengan maksud untuk mengubah situasi, yaitu dari situasi resmi ke situasi tidak resmi.

2.3.6.2Lawan Tutur (O2)

(35)

2.3.6.3Hadirnya Penutur Ketiga (O3)

Dua orang yang berasal dari kelompok etnik yang sama pada umumnya saling berinteraksi dengan bahasa kelompok etniknya. Tetapi kehadiran orang ketiga yang tidak berlatar belakang bahasa yang sama dengan penutur dan lawan tutur menyebabkan terjadinya alih kode. Hal ini dilakukan untuk netralisasi situasi dan sekaligus menghormati hadirnya orang ketiga.

2.3.6.4Pokok Pembicaraan (Topik)

Pokok pembicaraan atau topik merupakan faktor yang dominan dalam menentukan terjadinya alih kode. Apabila penutur mula-mula berbicara tentang hal-hal yang sifatnya informal kemudian beralih ke topik yang sifatnya informal, maka hal ini akan mengakibatkan berubahnya ragam dan gaya bahasa yang digunakan. Apabila yang dihadapinya adalah orang-orang sekelompok etniknya, pasti mereka akan beralih kode ke bahasa kelompok etniknya.

2.3.6.5Untuk Membangkitkan Rasa Humor

(36)

2.3.6.6Untuk Sekedar Bergengsi

Sebagian penutur ada yang beralih kode sekedar untuk bergengsi. Hal itu terjadi apabila baik faktor situasi, lawan bicara, topik, dan faktor-faktor sosio-situasional yang lain sebenarnya tidak mengharuskan penutur untuk beralih kode. Alih kode demikian biasanya didasari oleh penilaian penutur bahwa bahasa yang satu lebih tinggi nilai sosialnya dari bahasa yang lain.

2.3.7 Fungsi Alih Kode

Untuk menganalisis fungsi alih kode dalam lirik lagu-lagu Cinta Laura, peneliti menggunakan teori yang dikemukakan oleh Widjajakusumah 1981 (dalam Chaer dan Agustina, 2010: 112-123). Fungsi alih kode adalah sebagai berikut:

1. Mempertegas dan memperjelas pernyataan 2. Mengutip pembicaraan orang lain.

3. Menunjukkan bahasa pertama (bahasa daerah) penutur. 4. Ingin dianggap terpelajar.

(37)

BAB III

WUJUD, FAKTOR PENYEBAB, DAN FUNGSI ALIH

KODE DALAM LIRIK LAGU-LAGU CINTA LAURA

3.1Pengantar

Objek yang penulis kaji dalam penelitian ini bukan sesuatu yang berupa tempat, wilayah, benda, ataupun sebuah bangunan bersejarah, tetapi penulis mengkaji suatu objek yang berupa bahasa.

Bahasa yang digunakan dalam lirik lagu-lagu Cinta Laura adalah bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. Hal tersebut disebabkan oleh hampir semua lapisan masyarakat, mulai dari anak-anak, remaja hingga dewasa lebih relatif menguasai kedua bahasa tersebut. Bahasa Indonesia dapat dikuasai secara baik oleh anggota masyarakat tutur di Indonesia karena bahasa Indonesia merupakan bahasa nasional di negara ini. Penggunaan bahasa Inggris dalam lirik lagu pada saat ini sudah sangat banyak digandrungi terutama pada anak remaja. Hal ini disebabkan banyaknya pengaruh asing yang masuk ke Indonesia dan juga agar lagu tersebut kelihatan lebih trend dan gaul.

(38)

berjudul “Cinta Laura”, dirilis 27 Februari 2010. Semua lagu yang dijadikan sebagai objek penelitian terdapat dalam satu album.

Variasi alih kode itu oleh Suwito dibagi menjadi dua macam, yaitu alih kode intern dan alih kode ekstern (dalam Chaer dan Leoni Agustina, 2010: 114). Peneliti menggunakan teori ini untuk menemukan wujud alih kode yang terdapat dalam lirik lagu-lagu Cinta Laura.

Alih kode intern adalah alih kode yang berlangsung antarbahasa dalam satu wilayah negara (Indonesia), seperti dari bahasa Indonesia ke bahasa Jawa atau sebaliknya. Selain itu, alih kode intern juga terjadi antardialek dalam satu bahasa nasional, antardialek dalam satu bahasa daerah, atau antara beberapa ragam dan gaya yang terdapat dalam suatu dialek.

Alih kode ekstern adalah alih kode yang terjadi antarbahasa nasional (Indonesia) atau daerah dengan bahasa asing, seperti bahasa Indonesia ke bahasa Inggris atau sebaliknya, bahasa Indonesia ke bahasa Korea atau sebaliknya, dan sebagainya. Akan tetapi, wujud variasi alih kode dalam lirik lagu-lagu Cinta Laura dalam penganalisaan data hanya ditemukan wujud alih kode ektern saja.

3.2Alih Kode dalam Lirik Lagu-lagu Cinta Laura: Alih Kode Ekstern

(39)

Alih kode ekstern adalah alih kode yang terjadi antara bahasa nasional/Indonesia atau daerah (salah satu bahasa atau ragam yang ada dalam verbal repentoir masyarakat tuturnya) dengan bahasa asing, seperti dari bahasa Indonesia ke bahasa Inggris atau sebaliknya, bahasa Indonesia ke bahasa Korea atau sebaliknya, bahasa Indonesia ke bahasa Jepang atau sebaliknya, dan sebagainya. Cinta Laura dalam albumnya menggunakan peralihan kode, yaitu antarbahasa Indonesia dan bahasa Inggris. Setelah menganalisis beberapa lagu yang dinyanyikan Cinta Laura, peneliti menemukan alih kode ekstern yang dominan memakai bahasa Indonesia dan bahasa Inggris.

Alih kode antarbahasa yang terjadi dalam lirik lagu-lagu Cinta Laura, yaitu peralihan kode dari bahasa Inggris ke bahasa Indonesia . Pada lirik lagu tersebut tidak ditemukan adanya alih kode yang berupa alih kode ragam dan alih kode dialek sehingga peneliti hanya mengkaji alih kode bahasa saja.

Alih kode yang berwujud alih bahasa dari bahasa Inggris ke bahasa Indonesia terdapat dalam lirik-lirik lagu Cinta Laura. Berikut data yang berkaitan dengan alih kode bahasa Inggris ke bahasa Indonesia.

DATA 1

Haaaa.. haaaa.. haaaa... owowow baby.. ohh baby (Haaaa.. haaaa.. haaaa... owowow sayang.. ohh sayang) Haaaa.. haaaa.. haaaa... owowow baby.. ohh baby (Haaaa.. haaaa.. haaaa... owowow sayang.. ohh sayang)

(40)

Jadi semakin aku cinta

(Oh Baby, bait ke-1 dan 2) Data atas merupakan lagu Oh Baby. Dalam data (1) terdapat bentuk alih kode ekstern karena alih kode berlangsung antara bahasa nasional, yaitu bahasa Inggris ke bahasa Indonesia. Pada bait pertama dan kedua penyanyi (penutur) menggunakan bahasa Inggris yakni “haaaa.. haaaa.. haaaa... owowow baby.. ohh baby”, yang artinya „haaaa.. haaaa.. haaaa... owowow sayang.. ohh sayang‟ dan

haaaa.. haaaa.. haaaa... owowow baby.. ohh baby”, yang artinya„haaaa.. haaaa..

haaaa... owowow sayang.. ohh sayang‟. Namun, penyanyi beralih menggunakan bahasa Indonesia dari bait ketiga sampai selesai. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa alih kode yang terjadi pada lirik lagu tersebut adalah dari bahasa Inggris ke bahasa Indonesia.

DATA 2

Oh baby shoot me shoot me (Oh sayang tembak aku tembak aku)

Jadikan kekasihmu

(41)

memberikan informasi bahwa ia ingin seseorang itu menjadikannya kekasih. Alih kode terjadi karena si penyanyi ingin ditembak oleh seseorang. Alih kode tersebut berlangsung dari alih kode bahasa Inggris ke bahasa Indonesia.

DATA 3

Say you love me love me (Katakan kamu cinta aku cinta aku)

You baby shoot me shoot me (Kau sayang tembak aku tembak aku)

Jadikan kekasihmu

Say you love me love me (Katakan kamu cinta aku cinta aku)

Janganlah ragu katakan cintamu Tembaklah aku

Jangan kau buat aku menunggu Tembaklah aku

(Shoot Me, bait ke-13 dan 14) Pada data (3) terjadi alih kode ekstern karena terjadi antara bahasa nasional, yaitu bahasa Inggris ke bahasa Indonesia. Pada baris pertama dan kedua penyanyi menggunakan bahasa Inggris kemudian pada baris ketiga beralih kode ke bahasa Indonesia. Bait ke-13 baris pertama pada tuturan “say you love me love me”, yang artinya „katakan kamu cinta aku cinta aku‟. Pada baris kedua pada tuturan “you baby shoot me shoot me”, yang artinya „kau sayang tembak aku

tembak aku‟. Kemudian penyanyi beralih kode menggunakan bahasa Indonesia untuk memberikan pemberitahuan atau informasi bahwa janganlah ragu untuk mengatakan/mengungkapkan cinta kepada seseorang yang dicintai. Alih kode tersebut berlangsung dari alih kode bahasa Inggris ke bahasa Indonesia.

(42)

karena itu, dalam pembahasan ini penulis hanya meneliti level kebahasaan yang meliputi klausa dan kalimat.

3.2.1 Klausa

Pada dasarnya klausa adalah inti kalimat, dan konstituen utamanya adalah subjek dan predikat. Klausa merupakan satuan sintaksis yang terdiri atas dua kata, atau lebih, yang mengandung unsur predikasi (Alwi, dkk. 2003: 312).

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1988: 445) klausa adalah satuan gramatikal berupa kelompok kata minimal terdiri dari subjek dan predikat serta berpotensi menjadi kalimat.

Berdasarkan kelengkapan konstituennya, klausa dibedakan menjadi dua yaitu klausa mayor dan klausa minor (Surono, 2011: 32). Bentuk alih kode unsur-unsur bahasa Inggris berupa klausa yang ditemukan pada lirik lagu Cinta Laura akan dijelaskan sebagai berikut.

3.2.1.1Klausa Mayor

Klausa mayor adalah klausa yang memiliki subjek dan predikat bahkan dapat diikuti konstituen lain (Surono, 2011: 35). Lirik lagu Cinta Laura yang masuk dalam kategori klausa mayor dapat dilihat pada data berikut.

DATA 4 Bait ke-2

Akhirnya ku temukan

(43)

Ku mohon selamanya Seindah ini

Bait ke-3

Akhirnya ku miliki

You’re my guardian angel (Engkau adalah malaikat Pelindungku)

Terjawab segalanya Kau yang ku nanti

Baby I love you (Sayang aku cinta kamu)

Love you (Cinta kamu)

Bait ke-4

Bahagianya ada kamu Berharganya cinta kamu

Selalu kan menjaga semuanya ini Semoga kan abadi

You’re my guardian angel (Engkau adalah malaikat pelindungku)

Bait ke-5

Akhirnya ku temukan

You’re my guardian angel (Engkau adalah malaikat pelindungku)

Ku mohon selamanya Seindah ini

Bait ke-6

Akhirnya ku miliki

You’re my guardian angel (Engkau adalah malaikat pelindungku)

Terjawab segalanya Kau yang ku nanti

Baby i love you (Sayang aku cinta kamu)

Love you (Cinta kamu)

(Guardian Angel) Pada data (4) terdapat klausa mayor yaitu you’re my guardian angel artinya „malaikat pelindungku‟, dalam bait ke-2, 3, 4, 5, dan 6. Lirik you’re my

guardian angel dikategorikan ke dalam klausa mayor karena lirik tersebut

(44)

DATA 5 Bait ke-3

Akhirnya ku miliki

You’re my guardian angel (Engkau adalah malaikat pelindungku)

Terjawab segalanya Kau yang ku nanti

Baby I love you (Sayang aku cinta kamu)

Love you (Mencintai kamu)

Bait ke-6

Akhirnya ku miliki

You’re my guardian angel (Engkau adalah malaikat pelindungku)

Terjawab segalanya Kau yang ku nanti

Baby i love you (Sayang aku cinta kamu)

Love you (Mencintai kamu)

(Guardian Angel)

Klausa mayor yang terdapat pada data (5) yaitu Love you artinya „Mencintai kamu‟ (bait ke-3 dan ke-6). Lirik Love you dikategorikan ke dalam

klausa mayor karena lirik ini memiliki subjek dan predikat. Love sebagai predikat sedangkan you merupakan subjek.

DATA 6 Bait ke-6

Oh baby shoot me shoot me (Oh sayang tembak aku)

Jadikan kekasihmu

Say you love me love me (Katakan kamu mencintai aku)

You baby shoot me shoot me (Kamu sayang tembak aku)

Jadikan kekasihmu

Say you love me love me (Katakan kamu mencintai aku)

Bait ke-7

Shoot shoot shoot shoot me (Tembak aku)

Shoot shoot shoot shoot me (Tembak aku)

(45)

Bait ke-8

Shoot shoot shoot shoot me (Tembak aku)

Shoot shoot shoot shoot me (Tembak aku)

Shoot shoot shoot shoot me (Tembak aku)

Bait ke-9

Oh baby shoot me shoot me (Oh sayang tembak aku)

Jadikan kekasihmu

Say you love me love me (Katakan kamu cinta aku)

You baby shoot me shoot me (Kamu sayang tembak aku)

Jadikan kekasihmu

Say you love me love me (Katakan kamu cinta aku)

(Shoot me) Pada data (6) yang termasuk dalam klausa mayor yaitu shoot me artinya „tembak aku‟ (bait ke-7 dan 8). Lirik tersebut dikategorikan ke dalam klausa

mayor karena lirik ini memiliki subjek dan predikat. Shoot merupakan predikat sedangkan me adalah subjek.

3.2.1.2Klausa Minor

Klausa minor adalah klausa yang hanya terdiri atas satu konstituen yang kecil kemungkinannya ditentukan sebagai predikat, namun mempunyai fungsi komunikatif (Surono, 2011: 35). Fungsi komunikatif adalah fungsi yang saling berhubungan/dapat dipahami (dimengerti). Ungkapan salam, panggilan ditambah seruan tergolong dalam klausa minor. Lirik lagu yang masuk dalam kategori klausa minor adalah sebagai berikut.

DATA 7 Bait ke-1

(46)

(Haaaa.. haaaa.. haaaa.. owowow sayang.. ohh sayang) Bait ke-6

Oh baby baby baby (baby baby) (Oh sayang)

Oh baby baby baby (Oh sayang)

Oh baby baby baby (my baby) (Oh sayang)

Oh baby baby baby (baby oh yeeah) (Oh sayang)

Oh baby baby baby (baby baby) (Oh sayang)

Oh baby baby baby (Oh sayang)

Oh baby baby baby (baby baby baby) (Oh sayang)

Oh baby baby baby (Oh sayang)

Bait ke-7

Baby baby baby (Sayang)

Baby baby baby (Sayang)

Baby baby baby (Sayang)

Oh baby baby baby (oh baby) (Oh sayang)

Oh baby baby baby (baby) (Oh sayang)

Oh baby baby baby (oh baby baby) (Oh sayang)

Oh baby baby baby (baby baby) (Oh sayang)

(Oh Baby) Klausa minor yang terdapat pada data (7) yaitu oh baby artinya „oh sayang‟, pada bait pertama dan ke-6. Lirik baby artinya „sayang‟ pada bait ke-7 baris pertama juga merupakan klausa minor. Kedua lirik tersebut dikategorikan ke dalam klausa minor karena hanya terdiri atas satu konstituen. Kata oh baby merupakan ungkapan salam dan baby merupakan panggilan sayang untuk seseorang yang dicintai.

DATA 8 Bait ke-1

(47)

Bait ke-2

Tak lama aku mendengar kabar tak Menyenangkan

Kamu cheating-in aku yang setia Denganmu

Awas-awas kau nanti lihat kau beraksi Tunggu pembalasanku you will gonna

Pay for it (Menerimanya)

(Let Me Go) Pada data (8) terdapat klausa minor yaitu pay for itartinya „menerimanya‟ (bait ke-2 baris ketujuh). Lirik pay for it termasuk dalam klausa minor karena pada lirik tersebut hanya terdiri atas satu konstituen yaitu predikat.

3.2.2 Kalimat

Kalimat adalah satuan bahasa terkecil, dalam wujud lisan atau tulisan, yang mengungkapkan pikiran yang utuh (Alwi, dkk. 2003: 311).

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1988: 380) kalimat adalah kesatuan ujar yang mengungkapkan suatu konsep pikiran dan perasaan; perkataan; satuan bahasa yang secara relatif berdiri sendiri, mempunyai pola intonasi final dan secara aktual maupun potensial terdiri atas klausa. Dalam analisis lirik lagu rata-rata tidak ditulis intonasi finalnya, tetapi dalam analisis lagu yang dinyanyikan penyanyi terdapat intonasi final.

(48)

perintah, (3) kalimat interogatif atau kalimat tanya, dan (4) kalimat eksklamatif atau kalimat seruan (Alwi, dkk. 2003: 337).

3.2.2.1Kalimat Berita

Secara teoritis kalimat berita ditentukan sebagai kalimat dasar. Kalimat berita merupakan jenis kalimat yang tidak memiliki penanda formatif, sebagaimana kalimat tanya dengan kata ganti tanya, dan kalimat perintah dengan kata-kata seperti ayo, mari, mohon, dan sebagainya (Surono, 2011: 82).

Kalimat berita biasanya berfungsi menginformasikan atau menyatakan sesuatu. Kalimat tersebut memiliki penanda baik bentuk lisan maupun tulis. Bentuk lisannya adalah unsur suprasegmentalnya, yaitu suara berakhir dengan nada turun; sedang dalam bentuk tulisnya dengan tanda titik. Berikut adalah contoh kalimat berita dalam lirik lagu-lagu Cinta Laura.

DATA 9 Bait ke-4

Katakan-katakan kau sungguh-sungguh Hanya ada ku di dalam hatimu

Katakan-katakan kau cinta aku Untuk selamanya kau jadi milikku Bait ke-5

I don’t wanna lose you (Aku tidak ingin kehilanganmu)

Yes i wanna hold you (Ya aku ingin mendapatkanmu)

I don’t wanna make you (Aku tidak ingin membuat kamu)

Make you sad and make you cry (Membuat kamu sedih dan menangis)

Bait ke-6

Oh baby baby baby (baby baby) (Oh sayang)

(49)

Oh baby baby baby (my baby) (Oh sayang)

Oh baby baby baby (baby oh yeeah) (Oh sayang)

Oh baby baby baby (baby baby) (Oh sayang)

Oh baby baby baby (Oh sayang)

Oh baby baby baby (baby baby baby) (Oh sayang)

Oh baby baby baby (Oh sayang)

(Oh Baby)

Pada data (9) terdapat kalimat berita atau deklaratif yaitu I don’t wanna

lose you. Yes I wanna hold you. I don’t wanna make you. Make you sad and make you cry (bait ke-5). Lirik-lirik ini dikategorikan ke dalam kalimat berita karena penyanyi (penutur) menyampaikan atau menginformasikan apa yang ingin dikatakan kepada lawan tutur (pendengar). Penyanyi menyampaikan bahwa dia tidak ingin kehilangan seseorang yang dia cintai, ingin mendapatkan orang itu, dan tidak ingin membuat orang yang dimaksud bersedih dan menangis. Kalimat ini merupakan kalimat berita atau deklaratif.

DATA 10 Bait ke-3

Love needs money (Cinta membutuhkan uang)

Love needs money (Cinta membutuhkan uang)

But your money can’t buy my love

(Tetapi uangmu tidak dapat untuk membeli cintaku) Bait ke-4

Love needs money (Cinta membutuhkan uang)

Move needs money (Untuk bangkit juga membutuhkan uang)

But your money can’t buy my love

(Tetapi uangmu tidak dapat untuk membeli cintaku) Bait ke-5

(50)

Bait ke-6

Ku tak butuh uangmu

I just need your love (Aku hanya membutuhkan cintamu)

Ku tak butuh rayuanmu..rayuanmu

I just need your love (Aku hanya membutuhkan cintamu)

Bait ke-7

Love needs money (Cinta membutuhkan uang)

Love needs money (Cinta membutuhkan uang)

But your money can’t buy my love

(Tetapi uangmu tidak dapat untuk membeli cintaku) Bait ke-8

Love needs money (Cinta membutuhkan uang)

Move needs money (Untuk bergerak juga membutuhkan uang)

But your money can’t buy my love

(Tetapi uangmu tidak dapat untuk membeli cintaku)

(Cinta atau Uang) Pada data (10) terdapat kalimat berita atau deklaratif yaitu love needs

money (bait ke-3, 4, 7, dan 8). But your money can’t buy my love (bait ke-3, 4, 7,

dan 8). Move needs money (bait ke-4 dan 8). I just need your love (bait ke-6 baris kedua dan keempat). Semua lirik tersebut dikategorikan ke dalam kalimat berita karena penyanyi menyampaikan apa yang ingin dikatakan. Penyanyi menyampaikan bahwa cinta membutuhkan uang, untuk bangkit juga membutuhkan uang tetapi uang orang yang dimaksud tidak dapat membeli cintanya. Penyanyi menyampaikan bahwa dia hanya membutuhkan cinta bukan uang.

3.2.2.2Kalimat Tanya

(51)

intonasi yang berakhir dengan nada naik. Adapun penanda segmental kalimat tanya adalah pronomina tanya dan partikel. Pronomina tanya adalah apa, siapa, mengapa, kenapa, di mana, dari mana, ke mana, bagaimana, bilamana, kapan, berapa, ditambah kata (bu) kan, dan yang berupa partikel adalah –kah (Surono, 2011: 83). Namun dalam lirik lagu-lagu Cinta Laura peneliti tidak menemukan adanya penyusupan bahasa Inggris bentuk kalimat tanya atau interogatif.

3.2.2.3Kalimat Perintah

Kalimat perintah atau imperatif adalah kalimat yang meminta atau mengharap orang kedua tunggal atau jamak melakukan tindakan atau tidak melakukan tindakan (Surono, 2011: 84).

Ciri formal kalimat perintah yaitu (1) intonasi yang ditandai nada rendah di akhir tuturan, (2) pemakaian partikel penegas, penghalus, dan kata tugas ajakan, harapan, permohonan, dan larangan, (3) susuan inversi sehingga urutannya menjadi tidak selalu terungkap predikat-subjek jika diperlukan, dan (4) pelaku tindakan tidak selalu terungkap (Alwi, dkk. 2003: 353-354). Berikut adalah contoh kalimat perintah dalam lirik lagu Cinta Laura.

DATA 11

Tak lama aku mendengar kabar tak Menyenangkan

Kamu cheating-in aku yang setia Denganmu

(52)

Pay for it (Menerimanya)

Cupu kamu kok jadinya tangisi aku Yang putus darimu

Let me let me let me go now (Pergi tinggalkan aku sekarang)

You are not just the only one (Kamu tidak hanya untukku)

You are not just the only one (Kamu tidak hanya untukku)

For me (Untukku)

(Let Me Go, bait ke-2 dan 3)

Pada data (11) terdapat kalimat perintah atau imperatif yaitu dalam lirik let me let me let me go now artinya „pergi tinggalkan aku sekarang. Lirik tersebut

dikategorikan ke dalam kalimat perintah karena pada lirik ini, penutur atau penyanyi meminta atau mengharapkan orang yang diperintah/dimaksud untuk pergi meninggalkan dia sekarang, sebab orang tersebut tidak hanya untuk dia. Let merupakan kata yang menandakan bahwa lirik tersebut adalah kalimat perintah, karena pengertian let adalah „ayo‟. Kata „ayo‟ merupakan penanda kalimat perintah atau imperatif.

DATA 12

Oh baby shoot me shoot me (Oh sayang tembak aku)

Jadikan kekasihmu

Say you love me love me (Katakan kamu cinta aku)

You baby shoot me shoot me (Kamu sayang tembak aku)

Jadikan kekasihmu

Say you love me love me (Katakan kamu cinta aku)

Oh baby shoot me shoot me (Oh sayang tembak aku)

Jadikan kekasihmu

Say you love me love me (Katakan kamu cinta aku)

You baby shoot me shoot me (Kamu sayang tembak aku)

Jadikan kekasihmu

Say you love me love me (Katakan kamu cinta aku)

(53)

Pada data (12) juga terdapat kalimat perintah atau imperatif yaitu Oh baby

shoot me shoot me artinya „Oh sayang tembak aku tembak aku‟. Lirik tersebut

dikategorikan ke dalam kalimat perintah karena penyanyi meminta agar dia ditembak oleh seseorang yang dicintainya. Kalimat perintah atau imperatif juga digunakan untuk mengungkapkan permintaan.

3.2.2.4Kalimat Seruan

Kalimat seruan ditandai dengan kata-kata seruan, „interjeksi‟, seperti aduh, idih, amboi, astaga, Alhamdulillah (Surono, 2011: 85).

Kalimat seru atau eksklamatif secara formal ditandai oleh kata alangkah, betapa, atau bukan main pada kalimat berpredikat adjektif. Kalimat eksklamatif yang juga dinamakan kalimat interjeksi biasa digunakan untuk menyatakan perasaan kagum atau heran (Alwi, dkk. 2003: 362). Namun dalam lirik lagu-lagu Cinta Laura tidak ditemukan adanya penyusupan bahasa Inggris bentuk kalimat seruan atau eksklamatif.

3.3Faktor-faktor Penyebab Alih Kode dalam Lirik Lagu-lagu Cinta Laura

(54)

lawan tutur, hadirnya penutur ketiga, pokok pembicaraan, untuk membangkitkan rasa humor, dan untuk sekedar bergengsi.

Berdasarkan hasil penelitian ditemukan empat faktor-faktor penyebab alih kode yang ada dalam lirik lagu-lagu Cinta Laura, yaitu penutur (O1), pokok pembicaraan (topik), maksud atau kehendak penutur, dan warna emosi penutur.

Penutur atau penyanyi dalam hal ini melakukan alih kode dari kode yang satu ke kode yang lain yaitu peralihan kode dari bahasa Indonesia ke bahasa Inggris atau sebaliknya tentu memiliki maksud atau sebab-sebab tertentu. Berikut ini adalah analisis faktor-faktor penyebab alih kode dalam lirik lagu-lagu Cinta Laura.

3.3.1 Penutur (O1)

(55)

DATA 13 Bait ke-1

Haaaa.. haaaa.. haaaa... owowow baby.. ohh baby (Haaaa.. haaaa.. haaaa... owowow sayang.. ohh sayang) Haaaa.. haaaa.. haaaa... owowow baby.. ohh baby (Haaaa.. haaaa.. haaaa... owowow sayang.. ohh sayang) Bait ke-2

Kau bikin pusing tujuh keliling Buat aku mabuk kepayang Gayamu cool dan seksi Mentok aku kepada kamu Jadi semakin aku cinta Bait ke-3

Kau sihir aku yang sedang kosong Di saat aku butuh cinta

Mantra-mantra dahsyatmu Menarik aku yang sendiri Memang lagi putus cinta Bait ke-4

Katakan-katakan kau sungguh-sungguh Hanya ada ku di dalam hatimu

Katakan-katakan kau cinta aku Untuk selamanya kau jadi milikku Bait ke-5

I don’t wanna lose you(Aku tidak ingin kehilangan kamu)

Yes i wanna hold you (Ya aku ingin mendapatkanmu)

I don’t wanna make you(Aku tidak ingin membuat kamu)

Make you sad and make you cry (Membuat kamu sedih dan marah)

(56)

adalah orang luar Indonesia. Namun pada bait kedua penutur (penyanyi) beralih kode ke bahasa Indonesia karena penyanyi sadar bahwa lawan tutur (pendengar) mayoritas orang Indonesia. Selanjutnya pada bait ke-5 penyanyi beralih kode ke bahasa Inggris karena lagu tersebut tidak hanya didengarkan oleh orang Indonesia saja melainkan juga orang asing.

3.3.2 Pokok Pembicaraan (Topik)

Pokok pembicaraan atau topik merupakan faktor yang dominan dalam menentukan terjadinya alih kode. Apabila penutur mula-mula berbicara tentang hal-hal yang sifatnya informal kemudian beralih ke topik yang sifatnya formal, maka hal ini akan mengakibatkan berubahnya ragam dan gaya bahasa yang digunakan mengikuti pokok pembicaraannya. Dalam lirik lagu-lagu Cinta Laura, alih pokok pembicaraan mempengaruhi penyanyi untuk melakukan alih kode. Namun alih kode yang digunakan dalam lirik lagu-lagu Cinta Laura adalah ragam bahasa informal yang bercirikan kesantaian. Penggunaan bahasa informal biasanya mengikuti atau menyesuaikan dengan keadaan dan situasi komunikasi. Situasi yang dimaksud adalah siapa penutur, kepada siapa komunikasi itu digunakan, masalah apa yang sedang dibicarakan, dan untuk apa komunikasi itu digunakan.

DATA 14 Bait ke-1

Kamu bilang kamu cinta aku Tapi di mana cintamu

(57)

Menyogokku dengan Uang..Uang..Uang Bait ke-2

Kamu salah menilai diriku Yang kubutuhkan cintamu Kamu pikir yang aku inginkan Hanya uangmu

Bait ke-3

Love needs money (Cinta membutuhkan uang)

Love needs money (Cinta membutuhkan uang)

But your money can’t buy my love

(Tetapi uangmu tidak dapat untuk membeli cintaku) Bait ke-4

Love needs money (Cinta membutuhkan uang)

Move needs money (Untuk bangkit juga membutuhkan uang)

But your money can’t buy my love

(Tetapi uangmu tidak dapat untuk membeli cintaku) Bait ke-5

Kamu salah menilai diriku Yang kubutuhkan cintamu Kamu pikir yang aku inginkan Hanya uangmu

Bait ke-6

Ku tak butuh uangmu

I just need your love (Aku hanya membutuhkan cintamu)

Ku tak butuh rayuanmu..rayuanmu

I just need your love (Aku hanya membutuhkan cintamu)

Bait ke-7

Love needs money (Cinta membutuhkan uang)

Love needs money (Cinta membutuhkan uang)

But your money can’t buy my love

(Tetapi uangmu tidak dapat untuk membeli cintaku) Bait ke-8

Love needs money (Cinta membutuhkan uang)

Move needs money (Untuk bangkit juga membutuhkan uang)

But your money can’t buy my love

(Tetapi uangmu tidak dapat untuk membeli cintaku)

(58)

Pada data (14) dapat dilihat bahwa penutur (penyanyi) beralih kode dari bahasa Indonesia ke bahasa Inggris dan sebaliknya dari bahasa Inggris ke bahasa Indonesia. Namun peralihan kode ini hanya bersifat informal ke informal saja. Penyanyi menggunakan ragam bahasa santai karena situasinya bukan dalam situasi resmi (formal) dan juga pokok pembicaraan (topik) adalah masalah percintaan. Dalam arti masalah percintaan biasanya menggunakan ragam bahasa santai, kata-kata yang romantis, dan tidak resmi.

3.3.3 Maksud atau Kehendak Penutur

Faktor maksud atau kehendak penutur juga berpengaruh terhadap kode bahasa yang dipilih oleh seseorang dalam bertutur. Dalam bahasa Indonesia terdapat berbagai fakta perubahan kode, misalnya penutur bermaksud menawar, menyindir, mengumpat, memaki, merayu, mengemis, meminta, menyuruh, mengusir, dan lain-lain. Maksud-maksud tutur yang bervariasi akan menentukan bentuk tuturan seseorang. Misalnya seorang penyanyi meminta pada seseorang untuk menjadikan dia kekasih, penutur akan beralih kode agar lawan tutur mengerti apa maksud yang sedang dibicarakan oleh penutur. Hal demikian dapat dilihat pada contoh berikut.

DATA 15 Bait ke-1

(59)

Bait ke-2

Oh baby shoot me shoot me (Oh sayang tembak aku tembak aku)

Jadikan kekasihmu Bait ke-3

Say you love me love me (Katakan kamu cinta aku cinta aku)

You baby shoot me shot me (Kamu sayang tembak aku tembak aku)

Jadikan kekasihmu Bait ke-4

Say you love me love me (Katakan kamu cinta aku cinta aku)

Oh baby shoot me shoot me (Oh sayang tembak aku tembak aku)

Jadikan kekasihmu Bait ke-5

Say you love me love me (Katakan kamu cinta aku cinta aku)

You baby shoot me shoot me (Kamu sayang tembak aku tembak aku)

Jadikan kekasihmu

Say you love me love me (Katakan kamu cinta aku cinta aku)

(Shoot Me) Dalam data (15) dapat dilihat bahwa penutur (penyanyi) beralih kode dari bahasa Indonesia ke bahasa Inggris. Karena ia beranggapan bahwa dengan menggunakan peralihan kode tersebut maka lawan tutur (pendengar) akan menembak dia dan menjadikan dia kekasih hatinya. Dalam hal ini penutur (penyanyi) meminta agar dia ditembak oleh seseorang yang mungkin dia cintai. Penyanyi (penutur) juga meminta agar seseorang yang dimaksud mengatakan bahwa ia mencintainya.

DATA 16 Bait ke-1

(60)

Bait ke-2

Tak lama aku mendengar kabar tak Menyenangkan

Kamu cheating-in aku yang setia Denganmu

Awas-awas kau nanti lihat kau beraksi Tunggu pembalasanku you will gonna

Pay for it (Menerimanya)

Bait ke-3

Cupu kamu kok jadinya tangisi aku Yang putus darimu

Let me let me let me go now (Pergi tinggalkan aku sekarang)

You are not just the only one (Kamu tidak hanya untukku)

You are not just the only one (Kamu tidak hanya untukku)

For me (Untuk aku)

(Let Me Go) Pada data (16) dapat dilihat bahwa penutur (penyanyi) beralih kode dari bahasa Indonesia ke bahasa Inggris. Karena ia beranggapan bahwa dengan menggunakan peralihan kode tersebut maka lawan tutur (pendengar) yang dimaksud akan pergi meninggalkan dia karena seseorang itu tidak hanya untuknya. Dalam arti kemungkinan seseorang itu sudah mempunyai kekasih yang lain. Dalam hal ini penutur (penyanyi) menyindir lawan tutur terlihat pada lirik “cupu kamu kok jadinya tangisi aku yang putus darimu”, dan juga menyuruh

(61)

3.3.4 Warna Emosi Penutur

Warna emosi penutur sangat mempengaruhi bentuk tuturnya. Seorang penutur yang sedang gugup, tuturannya tidak akan jelas ditangkap oleh mitra tuturnya karena frasa yang digunakan tidak lengkap dan membingungkan mitra tuturnya. Faktor warna emosi ini akan terlihat jelas ketika seseorang sedang dalam keadaan marah (emosi). Orang yang sedang emosi akan kesulitan untuk mengontrol tuturannya, demikan juga halnya dengan orang yang sedang jatuh cinta atau bahagia. Orang yang sedang jatuh cinta akan lebih banyak menggunakan bahasa yang romantis, seperti pada data berikut.

DATA 17

Your my guardian angel (Malaikat pelindungku)

Ku mohon selamanya Seindah ini

Bait ke-3

Akhirnya ku miliki

Your my guardian angel (Malaikat pelindungku)

Terjawab segalanya Kau yang ku nanti

Baby i love you (Sayang aku cinta kamu)

Love you (Mencintai kamu)

(62)

Pada data (17) dapat dilihat bahwa penutur (penyanyi) sedang jatuh cinta kepada seseorang. Hal demikian dapat menimbulkan rasa ingin memiliki pada diri penyanyi dan ingin selalu menjaganya. Karena perasaannya itu penyanyi langsung beralih kode dari bahasa Indonesia ke bahasa Inggris yaitu “your my guardian

angel”, yang artinya malaikat pelindungku. Demikian juga pada bait terakhir penyanyi juga beralih kode dari bahasa Indonesia ke bahasa Inggris yaitu “Baby I

love you. Love you”.

DATA 18

Katakan-katakan kau sungguh-sungguh Hanya ada ku didalam hatimu

Katakan-katakan kau cinta aku Untuk selamanya kau jadi milikku

I don’t wanna lose you (Aku tidak ingin kehilanganmu)

Yes i wanna hold you (Ya aku ingin mendapatkanmu)

I don’t wanna make you(Aku tidak ingin membuat kamu)

Make you sad and make you cry (Membuat kamu sedih dan menangis)

(Oh Baby, bait ke-4 dan 5) Pada data (18) dapat dilihat pada bait ke-4 bahwa penutur (penyanyi) terlihat sedang jatuh cinta kepada seseorang yang mungkin dia cintai. Hal demikian dapat menimbulkan perasaan ingin memiliki, tidak ingin kehilangan, dan tidak ingin membuat seseorang itu sedih ataupun menangis. Maka pada bait ke-5 penyanyi (penutur) beralih kode dari bahasa Indonesia ke bahasa Inggris yaitu “I don’t wanna lose you. Yes i wanna hold you. I don’t wanna make you.

(63)

3.4Fungsi Alih Kode dalam Lirik Lagu-lagu Cinta Laura

Untuk menganalisis fungsi alih kode dalam lirik lagu-lagu Cinta Laura, peneliti menggunakan teori yang dikemukakan oleh Widjajakusumah (dalam Chaer dan Agustina, 2010: 112-123). Beberapa fungsi yang telah diungkapkan tersebut yaitu mempertegas dan memperjelas pernyataan, mengutip pembicaraan orang lain, menunjukkan bahasa pertama (bahasa daerah penutur), ingin dianggap terpelajar, dan menghindarkan adanya bentuk kasar dan bentuk halus.

Berdasarkan hasil penelitian ditemukan tiga fungsi alih kode yang ada dalam lirik lagu-lagu Cinta Laura, yaitu untuk mempertegas dan memperjelas pernyataan, untuk menyelaraskan bunyi, dan untuk mengungkapkan inti cerita dari lirik lagu. Berikut akan dibahas mengenai fungsi-fungsi alih kode.

3.4.1 Untuk Mempertegas dan Memperjelas Pernyataan

Sesuai hasil penelitian, alih kode dalam lirik lagu-lagu Cinta Laura ini berfungsi untuk mempertegas dan memperjelas pernyataan. Adapun contoh yang berkaitan dengan fungsi tersebut dapat dilihat pada data berikut.

DATA 19

Akhirnya ku temukan

Your my guardian angel (Malaikat pelindungku)

Ku mohon selamanya Seindah ini

Akhirnya ku miliki

Your my guardian angel (Malaikat pelindungku)

(64)

Kau yang ku nanti

Baby i love you (Sayang aku cinta kamu)

Love you (Cinta kamu)

(Guardian Angel, bait ke-5 dan 6)

Pada data (19) terdapat peristiwa alih kode dari bahasa Indonesia ke bahasa Inggris dan dari bahasa Inggris ke bahasa Indonesia. Alih kode terjadi pada bait ke-5, baris kedua “your my guardian angel” yang kemudian diikuti oleh baris selanjutnya yang menggunakan bahasa Indonesia. Pada bait ke-6 baris kedua diikuti lagi kalimat bahasa Inggris “your my guardian angel” kemudian beralih ke dalam bahasa Indonesia dan pada baris kelima beralih kode ke dalam bahasa Inggris “baby I love you”. Fungsi alih kode pada lirik lagu ini adalah untuk menegaskan dan memperjelas pernyataan pada bait ke-5 dengan bait selanjutnya. Penutur ingin menegaskan ulang bahwa ia telah menemukan dan memiliki malaikat pelindungnya.

DATA 20

Ku tak butuh uangmu

I just need your love (Aku hanya membutuhkan cintamu)

Ku tak butuh rayuanmu..rayuanmu

I just need your love (Aku hanya membutuhkan cintamu)

(65)

pernyataan. Penutur (penyanyi) ingin menegaskan bahwa ia hanya membutuhkan cinta, terlihat dari kalimat “I just need your love”, tidak membutuhkan uang ataupun rayuan. Ia menegaskan ulang pada baris terakhir bahwa penutur (penyanyi) hanya membutuhkan cinta.

DATA 21

Katakan-katakan kau sungguh-sungguh Hanya ada ku di dalam hatimu

Katakan-katakan kau cinta aku Untuk selamanya kau jadi milikku

I don’t wanna lose you(Aku tidak ingin kehilangan kamu)

Yes i wanna hold you (Ya aku ingin mendapatkanmu)

I don’t wanna make you (Aku tidak ingin membuat kamu)

Make you sad and make you cry (Membuat kamu sedih dan menangis)

(Oh Baby, bait ke-4 dan 5) Pada data (21) juga terdapat peralihan kode dari bahasa Indonesia ke bahasa Inggris. Pada baris pertama penutur (penyanyi) menggunakan bahasa Indonesia. Peralihan kode terjadi pada bait ke-5 baris pertama yang menggunakan bahasa Inggris “I don’t wanna lose you” yang artinya aku tidak mau kehilangan kamu kemudian pada baris selanjutnya diikuti kalimat bahasa Inggris “I don’t

wanna make you” yang artinya aku tidak ingin membuatmu. „I don’t wanna lose

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini dilakukan dengan cara memaknai setiap kata yang terdapat dalam baris kalimat yang terdapat dalam bait, serta setiap bait dalam keseluruhan lirik lagu “Dari

Sugihana Sembiring : Alih Kode Penutur Bahasa Karo Kelurahan Sempakata Kecamatan Medan Selayang, 2004 USU Repository © 2008... Sugihana Sembiring : Alih Kode Penutur Bahasa

Bait pertama merupakan rima rangkai karena akhir larik pertama sama bunyinya dengan akhir larik kedua, yaitu bunyi u pada kata lagu dan kalbuku, sedangkan akhir larik ketiga

Berbeda dengan alih kode metaforis, alih kode situasional adalah perubahan kode yang menyertai penutur dalam situasi dan bahasa tertentu.. Alih kode situasional

penutur dan lawan tutur dalam suatu masyarakat. Hal ini menimbulkan kerancuan terkait perbedaan antara peristiwa alih kode dan peristiwa campur kode. Pada

Makna dari keseluruhan bait lagu perdamaian yang diarasement oleh Band GIGI adalah.. suatu rasa cinta damai dan dalam benak mereka mengapa harus ada

Alih kode penutur L2 bahasa Jepang dalam tweet tidak hanya bersifat situasional, yaitu ditentukan oleh topik dan partisipan (penutur atau mitra tutur). Terdapat

Alasan terjadinya alih kode pada data di atas adalah interjeksi menyisipkan penghubung kalimat, penutur menunjukkan bahwa dia menunjukkan terjadinya peralihan penggunaan bahasa dari