STRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS IKAN HIAS CUPANG (BETTA SP) DI PANGKALAN BUN, KOTAWARINGIN BARAT
Djoni
Prodi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Antakusuma Jl. Iskandar No. 63 Kode Pos 74112 Pangkalan Bun
Abstrak
Penelitian ini bertujuan mengidentikasi faktor internal dan eksternal yang menjadi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman, serta merumuskan strategi untuk diterapkan dalam pengembangan bisnis ikan hias Cupang (Betta sp) di Pangkalan Bun, Kabupaten Kotawaringin Barat. Jenis penelitian ini merupakan penelitian non eksperimen dengan metode kualitatif. Teknik pengambilan sampel menggunakan snowball sampling. Metode analisis data menggunakan metode kulitatif dan matriks SWOT. Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi yang dapat diterapkan dalam usaha pengembangan bisnis ikan hias cupang adalah mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif (growth oriented strategy). Tindakan yang perlu dilakukan antara lain mempertahankan kualittas bunga dan keanekaragamnya, penentuan harga yang sesuai dengan daya beli masyarakat dan memberi pelayanan yang baik, menjaga hubungan dengan konsumen. Selain itu harus meningkatkan iklan dan promosi sebagai sarana informasi kepada masyarakat.
Katakunci : ikan cupang, bisnis dan strategi
THE BUSINESS DEVELOPMENT STRATEGY
OF THE CUPANG ORNAMENTAL FISH (BETTA SP) IN PANGKALAN BUN, KOTAWARINGIN BARAT DISTRICT
Abstract
The aims of this study were to identify internal and external factors which become strenghts, weakness, opportunities, and threat then formulate the business development strategy of Cupang ornamental fish. The Type of research was non-experimental with qualitative methods. The Snowball sampling technique was used . Methods of data analysis were using qualitative methods and SWOT matrix analysis. The results showed by SWOT matrix analysis, priority strategies those could be applied in the business of Cupang ornamental fish were The retainning quality and deversity of Cupang fish, Determine the appropriate prices, Maintain good relationships with the customers, Increase the promotion as the informations to the community to satisfy customers.
Keyword : Betta fish, business and strategy PENDAHULUAN
Ikan cupang (Betta sp.) adalah salah satu jenis ikan yang mempunyai daya tarik pada warna tubuhnya. Warna-warni indah pada ikan cupang dihasilkan oleh sel-sel pigmen (chromatophore) yang terletak pada kulit ikan. Keindahan bentuk sirip dan warna sangat menentukan nilai jual. Adanya nilai ekonomis ikan cupang yang mendorong masyarakat Pangkalan Bun membudidayakan ikan cupang ini. Dalam usaha budidaya ikan cupang perlu diidentifikasi potensi bisnisnya dengan baik agar dapat memenuhi kebutuhan konsumen. Langkah awal dalam menjalankan bisnis ini yaitu dengan melakukan analisa terhadap potensi bisnis budidaya ikan cupang yang ada. Permasalahan yang dihadapi antara lain: Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi potensi pengembangan bisnis ikan hias cupang di Pangkalan Bun, Kabupaten Kotawaringin Barat?; Bagaimana strategi untuk mengembangan bisnis ikan cupang di Pangkalan Bun, Kotawaringin Barat ini .
METODE PENELITIAN
Penelitian ini bersifat non eksperimen dengan metode kualitatif untuk mengetahui strategi pengembangan usaha budidaya ikan cupang di Pangkalan Bun, Kabupaten Kotawaringin Barat, melalui analisis SWOT (Strenghts-Weaksness-Opportunity-Threats). Teknik pengambilan data yang digunakan dalam penelitian adalah melalui observasi, kuesioner dan wawancara.
Dalam penentuan jumlah responden, dipakai teknik snowball sampling. Menurut Sugiarto dkk (2003), teknik ini digunakan bila populasinya sangat spesifik. Penentuan responden dilakukan secara berantai, mulai dari responden yang jumlahnya sedikit menjadi banyak seperti halnya bola salju yang menggelinding menuruni bukit atau lereng gunung. Menurut Bungin (2011), dalam pelaksanaannya, pertama-tama dilakukan interview terhadap suatu kelompok atau perorangan yang merupakan responden yang relevan. Selanjutnya yang bersangkutan dimintai untuk menyebutkan (menunjuk) calon responden yang berikutnya yang memilki spesifikasi/ spesialisasi yang sama. Tindakan ini ditempuh karena biasanya responden yang merupakan anggota populasi yang spesifik tersebut saling mengenal satu sama lainnya. Prosedur snowball sering untuk mencari dan merekrut “informasi
tersembunyi” yaitu kelompok yang tidak mudah diakses para peneliti melalui strategi pengambilan
informasi lainnya.
Menurut Rangkuti (2009), Salah satu metode atau alat analisis yang digunakan untuk menyusun deskripsi tentang faktor-faktor strategi pengembangan usaha adalah SWOT Matrix. Matrix ini dinilai mampu menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi oleh suatu usaha sesuai dengan kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya. Data yang diperoleh dianalisis dengan mengumpulkan data sesuai kebutuhan mencapai tujuan (menentukan strategi pengembangan usaha). Identifekasi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman dilakukan serta diolah kedalam bentuk tabulasi internal dan eksternal. Penyusunaan dan pengembangan potensi pengembangan bisnis ikan hias cupang dilakukan melalui analisis SWOT (Strenghts, Weakness, Oppoertunities, Threaths).
Salusu (2000), mengatakan bahwa matriks SWOT menggunakan beberapa strategi, yaitu: 1. Strategi S, O yaitu memanfaatkan peluang yang ada dengan keunggulan organisasi
(comparavite advantage comparative).
2. Strategi S, T yaitu memobilisasi beberapa keunggulan untuk mencapai sasaran (mobilization) 3. Strategi W, O yaitu memilih faktor mana yang dipacu dan faktor mana yang ditunda
(investmen/ divesetmen )
4. Strategi W, T yaitu perlu kehati-hatian atau kewaspadaan dalam mencapai sasaran (damage control)
Berkenaan hal tersebut perlu dikaji penentuan pilihan melalui matriks kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman (strengths, weakness, opportunities dan threats). Melalui alat bantu ini suatu usaha atau perusahan dapat memandang kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman sebagai suatu kesatuan yang intergal dalam perumusan strategi.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Dari hasil penelitian diperoleh indikator dan pembobotan sebagaimana dapat dilihat pada tabel 1 dan tabel 2 dibawah ini:
No Faktor Kekuatan Bobot Faktor Kelemahan Bobot 1 Kualitas ikan hias
cupang
0,15 Minimnya iklan dan promosi
0,15 2 Pengetahuan dan
pengalaman pemilik usaha
0,15 Penentuan harga 0,15
3 Pelayanan kepada konsumen
0,10 Minimnya fasilitas dan peralatan budidaya
0,10
4 Keanekaragaman varietas ikan Cupang
0,10 Modal yang terbatas 0,10
Faktor Internal yang berasal dari dalam lingkungan perusahaan yang berupa kekuatan dan kelemahan usaha budidaya ikan hias cupang, sebagai berikut:
1. Kekuatan (strength)
Kekuatan merupakan kemampuan internal, sumber daya dan faktor situsional positif yang dapat membantu perusahaan melayani pelanggannya dan mencapai sebuah tujuan. Kekuatan tersebut yaitu :
a. Kualitas ikan hias cupang
Kualitas Ikan Hias Cupang yang unggul akan menjadi ketertarikan konsumen untuk membelinya. Kualitas meliputi ukuran badan ikan, ketajaman warna, simetrisitas tubuh dan kesempuran sirip serta ekor ikan.
b. Pengetahuan dan pengalaman pemilik usaha
Usaha budidaya ikan hias cupang akan maju, bertahan atau mundur tergantung juga pada pengetahuan dan pengalaman pemilik usahanya.
c. Pelayanan kepada konsumen
Memberikan pelayanan yang baik kepada konsumen akan menumbuhkan kepercayaan dan loyalitas pada bisnis yang dijalankan.
d. Keanekaragaman varietas ikan Cupang
Melalui persilangan (cross breeding) didapat berbagai kombinasi warna dalam varietas-varietas seperti slayer, serit, halfmoon, plakad dan giant.
2. Kelemahan ( weakness )
Kelemahan yaitu keterbatasan internal dan faktor situasional negative yang dapat menghalangi performa sebuah perusahaan.
a. Minimnya iklan dan promosi
Iklan dan promosi yang baik tentu akan sangat menunjung tercapainya target penjualan. b. Penentuan harga
Menentukan harga yang sesuai dengan daya beli masyarakat, pemberian diskon akan menarik atau meningkatkan jumlah pembelian.
c. Kurangnya fasilitas dan peralatan budidaya ikan cupang
Kurangnya fasilitas usaha membudidayakan ikan cupang seperti peralatan dan lahan yang masih belum memadai akan menimbulkan kendala-kendala bagi pengusaha.
d. Modal yang terbatas
Modal masih minim akan membuat usaha ini susah berkembang.
No Faktor Peluang Bobot Faktor Ancaman Bobot
1 Bantuan pemerintah 0,10 Persaingan usaha sejenis
0,15 2 Adanya komunitas
hobbies
0,10 Pengaruh global 0,10
3 Lokasi budidaya yang dekat
0,15 Fluktuasi biaya budidaya
0,10 4 Pangsa pasar yang
ada
0,15 Tren selera masyarakat
0,15 Tabel 2. Indikator dan bobot faktor eksternal dalam usaha budidaya ikan cupang
Sumber: Data Primer, diolah 2016
Faktor eksternal yang berasal dari dalam lingkungan usaha yang berupa peluang dan ancaman usaha tersebut adalah sebagai berikut:
1. Peluang (opportunities)
Kekuatan merupakan kemampuan internal, sumber daya dan faktor situsional positif yang dapat membantu perusahaan melayani pelanggannya dan mencapai sebuah tujuan. Kekuatan tersebut yaitu :
a. Bantuan pemerintah
b. Adanya komunitas hobbies pecinta ikan cupang
Umumnya konsumen akan lebih antusias bila tergabung dalam satu komunitas pencinta ikan cupang. Anggota-anggota dalam komunitas hobbies ini akan saling berinteraksi dan berkomunikasi meningkatkan kecintaan terhadap ikan cupang ini.
c. Lokasi budidaya ikan cupang
Lokasi budidaya ikan hias cupang yang dekat dengan konsumen, akan mengurangi biaya pengepakan dan transportasi.
d. Pangsa pasar yang ada
Ikan hias cupang dapat dipasarkan di beberapa tempat antara lain: Pameran di mall, toko-toko perikanaan, Kobar Expo dan car free day yang ada di Pangkalan Bun, Kabupaten Kotawaringin Barat. Melihat dari pangsa pasar yang ada, perlu dilakukan inovasi baru guna memasarkan Ikan Hias Cupang baru agar dapat dikenal dan diminati konsumen.
2. Ancaman (threats )
Ancaman adalah faktor pada lingkungan eksternal yang tidak menguntungkan yang menghandari tantangan bagi performa usaha ikan hias cupang ini, yaitu:
a. Persaingan usaha sejenis
Dilingkungan usaha berada bilamana disekelilingnya terdapat usaha sejenis, maka akan menjadi pesaing.
b. Pengaruh global
Adanya pasokan ikan hias cupang dari luar negeri, terutama dari Thailand akan menambah persaingan usaha.
c. Fluktuasi biaya budidaya
Fluktuasi biaya budidaya akan mempengaruhi harga ikan hias cupang di tingkat konsumen. d. Tren selera konsumen
Keinginan dari berbagai konsumen akan mengikuti tren zaman, sehingga pengusaha dituntut untuk mengikutin selera pembeli.
Dari hasil analisis tabel 3 IFAS dibawah ini terlihat faktor strenght (kekuatan) mempunyai total nilai skor 1,50 sedangkan weakneas (kelemahan) mempunyai total nilai skor 1,20.
No Kekuatan Bobot Rating Bobot x Rating
Kelemahan Bobot Rating Bobot x Rating 1 Kualitas ikan hias
cupang
0,15 3 0,45 Minimnya
iklan dan promosi
0,15 1 0,15
2 Pengetahuan dan pengalaman pemilik usaha
0,15 4 0,6 Penentuan
harga
0,15 2 0,3
3 Pelayanan kepada konsumen
0,10 2,5 0,25 Manajemen usaha
0,10 4 0,4
4 Keanekaragaman varietas ikan cupang
0,10 2 0,2 Permodalan 0,10 3,5 0,35
Total 0,5 11,5 1,50 Total 0,5 10,5 1,20
Tabel 3.IFAS (Internal Stratagi Faktor Analisis) Sumber: Data Primer, diolah 2016
Faktor-faktor strategis eksternal EFAS setelah ditabulasi, hasilnya dapat dilihat pada tabel 4 dibawah ini. Dari analisis tabel 4 menunjukkan bahwa faktor-faktor peluang (Opportunities) nilai skor 1.525 dan faktor ancaman (Threat) 1,50.
No Peluang Bobot Rating Bobot x Rating
Ancaman Bobot Rating Bobot x Rating 1 Bantuan
pemerintah
0,10 3 0,3 Persaingan
usaha sejenis
0,15 3 0,45
2 Adanya komunitas hobbies
0,10 3,25 0,325 Pengaruh global
0,10 2,25 0,225
yang dekat budidaya 4 Pangsa pasar yang
ada
0,15 3,5 0,525 Tren selera masyarakat
0,15 4 0,6
Total 0,5 12,25 1,525 Total 0,5 11,5 1,50
Tabel 4.EFAS (Eksternal Strategi Faktor Analisis) Sumber: Data Primer, diolah 2016
Nilai skor dari masing-masing faktor dapat dirinci sebagai berikut: Strength 1,50, Weakness 1,20, Opportunity 1,525 dan Threat 1,50. Berdasarkan hasil analisa tersebut maka dapat diketahui bahwa nilai Strength berada diatas nilai Weakness, dengan selisih (+) 0,30 dan nilai Opportunity berada diatas nilai Threat dengan selisih (+) 0.025. Dari hasil identifikasi faktor–faktor tersebut maka hasil tersebut dapat digambarkan dalam Diagram catesius kuadran analisis SWOT berikut ini:
Diagram 1.Hasil pengolahan diagram catesius kuadran analisis SWOT Sumber: Data Primer, diolah 2016
Berdasarkan diagram cartesius diatas dapat diprediksi bahwa usaha budidaya ikan hias cupang sudah berada pada jalur yang tepat sehingga berada pada posisi kuadran 1 (Strategi Agresif/ Growth). Potensi Pengembangan bisnis ikan hias cupang memiliki nilai yang positif. Situasi pada daerah kuadran I ini merupakan situasi yang sangat menguntungkan perusahaan tersebut sehingga memiliki peluang yang ada. Strategi yang harus diterapkan dalam kondisi ini adalah mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif (Growth ariented strategy). Strategi agresif ini lebih fokus kepada strategi S-O (strength-opportunities), yaitu dengan menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang yang ada.
Berdasarkan analisis SWOT didapat bahwa strategi pengembangan usaha budidaya ikan hias cupang ini dapat yaitu Strategi S-O (mendukung strategy growth). Strategi ini diterapkan untuk merebut dan memanfaatkan peluang sebesar-besarnya. Strategi S-O yang ditempuh oleh Usaha budidaya ikan hias cupang dapat dilakukan dengan cara:
a) Menjaga kualitas dan keragaman varietas ikan hias cupang, meningkatkan pengetahuan/ pengalaman pemilik usaha, memberikan pelayanan yang terbaik kepada konsumen.
b) Memanfaatkan dengan baik bantuan pemerintah, menjalin hubungan antar komunitas hobbies pencinta ikan cupang.
KESIMPULAN
kelemahan dalam usaha budidaya ikan cupang yaitu : minimnya iklan dan promosi, penentuan harga, kurangnya fasilitas dan peralatan budidaya ikan cupang dan modal yang terbatas. Yang merupakan peluang dalam usaha budidaya ikan cupang yaitu: bantuan pemerintah, ada komunitas hobbies pencinta ikan cupang, lokasi budidaya ikan cupang, pangsa pasar yang ada dan yang merupakan ancaman dalam usaha budidaya ikan cupang adalah: persaingan usaha sejenis, pengaruh global, fluktuasi biaya budidaya dan tren selera konsumen.
Disarankan dalam pengembangan bisnis budidaya ikan hias cupang di Pangkalan Bun, Kabupaten Kotawaringin Barat, pemerintah setempat perlu mengadakan pameran ikan hias cupang secara berkala dan pemilik usaha ikan hias cupang ini sebaiknya dilakukan monitoring dan evaluasi di lapangan dan melakukan tindakkan perbaikan pada kualitas ikan cupang, target konsumen, harga, promosi, dan lain sebagainya sehingga mampu memaksimalisasi keuntungan.
DAFTAR PUSTAKA
Bungin, Burhan. 2011. Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik dan Ilmu Sosial Lainnya. Edisi Kedua. Cetakan Ke 5. Kencana. Jakarta
Daelami. 2001. Pembenihan Ikan Hias Air Tawar. Panebar Swadaya. Jakarta
Rangkuti Freddy. 2004. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis, Reorientasi Konsep Perencanaan Strategi Untuk Menghadapi Abad 21. Gramedia Pustaka Umum. Jakarta
Salusu, J. 2000. Pengambilan Keputusan Stragik, untuk Organisasi Publik dan Organisasi Non Profil. Gramedia Pustaka Umum. Jakarta
Sugandy. 2002. Pembelajaran Masalah Matematika Melalui Model Belajar Kooperatif Tipe Tim Assiten Individual ( TAI ) pada SMU. Bandung