• Tidak ada hasil yang ditemukan

Unit_7 Apresiasi Sastra Anak

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Unit_7 Apresiasi Sastra Anak"

Copied!
38
0
0

Teks penuh

(1)

SASTRA ANAK-ANAK

Abd. Halik

engertian, tingkatan, manfaat jenis, ciri, dan contoh sastra anak-anak ini merupakan unit VII mata kuliah Kajian Bahasa Indonesia di SD. Unit ini terdiri atas 2 sub unit yaitu: (1) Pengertian, tingkatan, dan manfaat apresiasi

sastra anak-anak, (2) Jenis, contoh dan ciri-ciri sastra anak-anak memahami materi ini, diharapkan Anda mampu menjelaskan pengertian, tingkatan, manfaat apresasi sastra, jenis , ciri-ciri , dan contoh- contoh sastra anak.. Dengan

demikian, secara lebih khusus setelah mempelajari unit ini diharapkan Anda dapat:

1. Menjelaskan pengertian apresiasi sastra anak-anak,

2. Menjelaskan tingkatan dan manfaat apresiasi sastra anak-anak 3. Mengemukakan jenis dan contoh sastra anak-anak,

4. Menjelaskan ciri-ciri sastra anak-anak.

Materi ini menjadi modal awal bagi Anda yang ingin menjadi pengajar bahasa Indonesia yang baik di SD, karena dengan dikuasainya materi ini Anda telah memiliki kemampuan yang dapat mendukung tugasnya dalam

membimbing anak didiknya seingga semakin semakin mahir mengapresiasi sastra anak-anak. Selain itu, Anda akan semakin luas wawasannya tentang

nilai-nilai pengalaman kemanusiannya dan semakin tumbuh sikap positifnya terhadap bahasa Indonesia dan sastra anak-anak.

Setelah memahami tujuan mempelajari unit ini, ikutilah bagian-bagian

bahan ajar ini secara bertahap-berkelanjutan. Pelajari setiap bagian secara cermat dan seksama. Mulailah dengan membaca konsep, uraian, dan contoh-contoh yang terdapat di dalamnya. Untuk menambah pemahaman dan wawasan Anda, materi unit ini juga terdapat di internet, yaitu berupa materi Tutorial

on-P

(2)

latihan/tugas. Setiap latihan/tugas disertai dengan rambu pengerjaan atau jawaban latihan. Rambu-rambu tersebut dimaksudkan untuk memberikan

gambaran kepada Anda tentang bagaimana latihan dikerjakan dan seperti apa hasil pengerjaan latihan yang dianggap benar. Tapi ingat, jangan terburu-buru

membuka rambu-rambu atau kunci jawaban. Karena, bila hal itu Anda lakukan, Anda akan terbiasa tidak akan pernah belajar.

Jangan lupa pula membaca rangkuman. Pahamilah rangkuman dengan baik. Bila Anda mendapat kesulitan dalam memahami kata atau istilah yang

terdapat pada unit ini, lihatlah glosarium dalam unit ini atau manfaatkanlah Kamus Besar Bahasa Indonesia.

Setelah melakukan kegiatan secara bertahap-berkelanjutan seperti disebutkan di atas, dan merasa telah menguasai materi unit ini, sekarang kerjakan soal-soal tes formatif. Setelah itu, cocokkan jawaban tes formati Anda

dengan kunci jawaban yang tersedia di akhir unit ini sehingga dapat mengetahui kemampuan Anda yang sesungguhnya. Analisislah materi mana yang telah Anda kuasai dengan baik dan materi mana yang belum Anda kuasai. Untuk

materi yang belum Anda kuasai, bacalah kembali konsep, uraian, contoh-contoh, dan rangkuman yang ada.

Selamat belajar sastra anak-anak! Semoga Anda semakin mahir dalam

(3)

Subunit 1

Pengertian, Tingkatan, Dan Manfaat Apresiasi

Sastra Anak-Ana

stilah apresiasi dan sastra anak-anak tentu bukan merupakan hal yang baru

bagi Anda, bukan? Istilah tersebut setiap saat selalu kita dengar, baca, atau bahkan menggunakan istilah tersebut dalam berkomunikasi baik lisan maupun tulisan. Bukan hanya itu, hampir setiap saat dalam kehidupan sehari-hari, kita

menggunakan apresiasi dan sastra anak-anak. Begitu seringnya kita menggunakan istilah sastra anak-anak dan apresiasinya maka terkadang kita lupa untuk memahami apa sesungguhnya hakikat apresiasi dan sasatra

anak-anak, tingkatan dan manfaat apresiasi sastra anak . Untuk memperoleh pemahaman tentang pengertian, tingkatan, dan manfaat apresiasi dan sastra anak-anak, baca baik-baik uraian berikut.

Pengertian Apresiasi Sastra Anak-anak

Untuk mehamai apresiasi sastra anak-anak perlu dipahamai dengan baik

kata apresiasi dan sastra anak-anak. Apresiasi berasal dari bahasa Latin

apreciatio yang berarti “mengindahkan” atau menghargai”. Berarti secara

harpiah apresiasi sastra adalah penghargaan terhadap karya sastra. Munculnya

penghargaan (yang positif) terhadap karya sastra merupakan manifestasi dari adanya pengetahuan tentang sastra, sejumlah pengamalan emosional dan penajaman kognitif di bidang sastra, serta pengalaman keterampilan bersastra,

baik secara reseptif maupun secara produktif . Hal tersebut sejalan dengan pendapat Disick yang menyatakan bahwa “aspek apresiasi yang berkaitan dengan sikap penghargaan atau nilai berada pada domain afektif merupakan

tingkatan terakhir yang dapat dicapai...pencapaiannya memerlukan waktu yang sangat panjang serta prosesnya berlangsung terus setelah pendidikan formal

berakhir” (dalam Wardani, 1981:1)

Sedangkan sastra anak-anak merupakan karya yang dari segi bahasa memiliki nilai estetis dan dari segi isi mengandung nilai-nilai yang dapat

memperkaya pengalaman ruhani bagi kalangan anak-anak. Pramuki (2000) mengungkapkan bahwa sastra anak-anak adalah karya sastra (prosa, puisi, drama) yang isinya mengenai anak-anak; sesuai kehidupan, kesenangan,

(4)

sifat, dan perkembangan anak-anak. Sedang manurut Solchan dkk (1994:225) membagi pengertian sastra anak-anak atas dua bagian, yakni sebagai berikut.

Pertama sastra anak-anak adalah sastra yang ditulis oleh pengarang yang usianya remaja atau dewasa yangisi dan bahasanya

mencerminkan corak kehidupan dan kepribadian anak. Kedua, sastra anak anak adalah sastra yang ditulis oleh pengarang yang usianya masih tergolong anak-anak yang isi dan bahasanya mencerminkan corak kehidupan dan kepribadian anak.

Dengan demikian, sastra anak-anak dapat dikatakan bahwa suatu karya

sastra yang bahasa dan isinya sesuai perkembangan usia dan kehidupan anak, baik ditulis oleh pengarang yang sudah dewasa, remaja atau oleh anak-anak itu sendiri. Karya sastra yang dimaksud bukan hanya yang berbentuk puisi dan

prosa, melainkan juga bentuk drama.

Apa sesungguhnya yang dimaksud dengan apresiasi sastra anak-anak? Untuk menjawab pertanyaan tersebut lebih dahulu kita pahami pengertian

apresasi sastra menurut S.Effendi (1980:24) bahwa apresiasi sastra adalah “suatu kegiatan menggauli sastra dengan sungguh-sungguh hingga tumbuh pengertian, pengehargaan, kepekaan pikiran kritis, dan kepekaan perasaan yang

baik terhadap cipta sastra.” Definisi tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:

Pendapat S.Effendi tersebut sejalan dengan Squire dan Taba (dalam

Aminuddin, 1987:34) yang menyatakan bahwa “apresiasi sastra mengandung tiga unsur inti: (a) aspek kognitif, (b) aspek emotif, (c) aspek evaluatif”. Aspek kognitif sejalan pengertian , aspek emotif sejalan dengan kepekaan perasaan,

(5)

(c) aspek evaluatif berkaitan dengan kepekaan pikiran perasaan dan penghargaan yang positif.

Lalu apa yang dimaksud dengan pengertian, penghargaan, kepekaan pikiran kritis, dan kepekaan perasaan? Pertama, pengertian berkaitan dengan pemahaman tentang teori-teori dasar sastra, seperti pengertian puisi,

unsur-unsur instrinsik prosa, dan lain-lain. Kedua, penghargaan berkaitan dengan sikap pandang positif terhadap sastra bahwa sastra memiliki nilai-nilai positif yang bermanfaat bagi penjernihan batin, peningkatan harkat kehidupan

individual-sosial. Ketiga, kepekaan pikiran kritis berkaitan dengan kemampuan memahami dan mengungkapkan sinstesis tentang makna atau nilai-nilai yang

dikandung suatu karya sastra setelah mengadakan analisis yang teliti, saksama dan menyeluruh. Adapun kepekaan perasaan berkaitan dengan kemampuan menikmati dan menampilkan nilai-nilai keindahan yang terkandung dalam karya

sastra, seperti rasa senang tidak senang, berkenaan dengan cerita dan tokoh, perasaan terharu dan gembira berkenaan dengan nasib tokoh, persaan takut, kecewa, dan kagum berkenaan dengan gambaran peristiwa dalam cerita yang

tergambar pada ekspresi wajah, gestur tubuh dan atau intonasi pada saat pembacaan karya sastra tertentu.

Berdasar pengertian yang dikemukakan oleh S. Effendi, dapatlah kita

mengatakan bahwa apresiasi sastra anak-anak merupakan serangkaian kegiatan bermain dengan sastra sehingga tumbuh pemahaman, penghargaan, kepekaan pikiran kritis, kepekaan persaan yang baik bagi anak terhadap karya sastra

anak-anak.

Tingkatan Apresiasi Sastra

Adapun tingkatan apresiasi sastra, Wardani (1981) membagi tingkatan apresiasi sastra ke dalam empat tingkatan sebagai berikut.

(1) Tingkat menggemari, yang ditandai oleh adanya rasa tertarik kepada

buku-buku sastra serta keinginan membacanya dengan sungguh-sungguh, anak melakukan kegiatan kliping sastra secara rapi, atau membuat koleksi pustaka mini tentang karya sastra dari berbagai bentuk.

(2) Tingkat menikmati, yaitu mulai dapat menikmati cipta sastra karena mulai tumbuh pengertian, anak dapat merasakan nilai estetis saat membaca puisi anak-anak, atau mendengarakan deklamasi puisi/prosa anak-anak, atau

menonton drama anak-anak.

(6)

berdebat dalam suatu diskusi sastra secara sederhana. Dalam tingkat ini juga termasuk keinginan untuk berpartisipasi dalam berbagai kegiatan

sastra.

(4) Tingkat produktif, yaitu mulai ikut menghasilkan ciptasastra di berbagai

media masa seperti koran, majalah atau majalah dinding sekolah yang tersedia, baik dalam bentuk puisi, prosa atau drama.

Berbeda dengan P. Suparman (Tarigan, 2000) membagi tingkatan apresiasi sastra atas lima tingkatan, yakni sebagai berikut:

(1) Tingkat penikmatan, misalnya menikmati pembacaan/deklamasi puisi, menonton drama, mendengarkan cerita.

(2) Tingkat penghargaan, misalnya memetik pesan positif dalam cerita, mengagumi suatu karya sastra, meresapkan nilai-nilai humanistik dalam jiwa; menghayati amanat yang terkandung dalam puisi yang dibacanya atau

yang dideklamasikan.

(3) Tingkat pemahaman, misalnya mengemukakan berbagai pesan-pesan yang terkandung dalam karya sastra setelah menelaah atau menganalisis unsur

instrinsik-ekstrinsiknya, baik karya puisi, prosa maupun drama anak-anak. (4) Tahap penghayatan, misalnya melakukan kegiatan mengubah bentuk karya

sastra tertentu ke dalam bentuk karya lainnya (parafrase), misalnya

mengubah puisi ke dalam bentuk prosa, mengubah prosa ke dalam bentuk drama, menafsirkan menemukan hakikat isi karya sastra dan argumen-tasinya secara tepat.

(5) Tingkat implikasi, misalnya mengamalkan isi sastra, mendayagunakan hasil apresiasi sasatra untuk kepentingan peningkatan harkat kehidupan,

Tingkatan apresiasi yang dipaparkan dia atas mendorong kita untuk tidak

sekedar menghasilkan karya sastra tetapi yang lebih penting adalah untuk dihayati dan diamalkan oleh peserta didik dalam kehidupannya.

Manfaat Apresiasi Sastra

Apresiasi sastra memiliki berbagai manfaat. Moody dan Leslie S. (dalam Wardani,1981) mengemukakan manfaat apresiasi sastra: (a) melatih keempat

keterampilan berbahasa, (b) menambah pengetahuan tentang pengalaman hidup manusia seperti adat istiadat, agama, kebudayaan, dsb, (c) membantu mengembangkan pribadi, (d) membantu pembentukan watak, (e) memberi

(7)

(1) nilai personal: memberi kesenangan, mengembangkan imajinasi, memberi pengalaman yang dapat terhayati, mengembangkan

pandangan ke arah persoalan kemanusiaan, menyajikan pengalaman yang bersifat emosional;

(2) Nilai pendidikan: membantu perkembangan bahasa, meningkatkan

kelancaran-kemahiran membaca, meningkatkan keterampilan menulis, mengembangkan kepekaan terhadap sastra.

Manfaat apresiasi sastra yang dikemukakan tersebut, hanya manfaat (1)

mengembangkan imajinasi, (2) mengembangkan pandangan ke arah persoalan kemanusiaan, (3) meningkatkan keterampilan membaca-menulis yang akan

diuraikan secara singkat.

a. Mengembangkan Imajinasi

Salah satu tujuan utama pembelajaran bahasa/sastra adalah terbentuknya kemampuan siswa yang kreatif. Untuk menjdi kreatif, salah satu aspek mutlak yang harus dimiliki adalah daya imajinasi yang memadai.

Akhadiah (1992:3) menyatakan bahwa “sesuangguhnya hanya dapat menjadi kreatif jika siswa memiliki daya imajinasi.” Sebagaimana yang dikemukakan Huck (1987) bahwa mengapresiasi sastra dapat mengembangkan imajinasi

siswa. Imajinasi yang dimaksud adalah daya pikir untuk membayangkan (dalam angan) atau menciptakan sesuatu (gambar, karangan,dan sejenisnya) berdasarkan kenyataan atau pengalaman sesorang (dalam KBBI, 1994:372).

Mengapa apresiasi sastra dapat meningkatkan imajinasi siswa? Sebagai jawaban yang bersifat tentatif atas pertanyaan ini adalah dalam bersastra daya pikir didorong untuk mengalami kebebasan berkhayal tanpa

kekangan aturan yang kaku “licentie puetica”. Kebebasan itu bukan berarti sebebas-bebasnya tanpa batas dan tidak berakar pda dunia nyata yang bersifat logis, luwes, dan dinamis. Dengan batas yang demikian orang yang bergelut

dalam dunia sastra dapat menciptakan kreasi yang di dalamnya selalu ada unsur kebaruan, baik dari segi isi maupun dari segi bentuk. Misalnya, karya Sutan Takdir Alisyahbana, Nur Sutan Iskandar, dan seniman lainnya.

c. Meluaskan pandangan tentang kemanusiaan

Melalu pergaulan dengan karya sastra berbagai pengalaman dapat

(8)

oleh Sutarji Kalsum Bachri, memberi perluasan wawasan dan pengalaman kejiwaan bahwa kita harus menjadi ibu, ibu yang mampu melahirkan generasi

yang berkualitas, generasi dapat mengharumkan bangsa di tingkat internasional. Puisi Chairil “Sekali berarti/ Sudah itu mati” jika kita cermati

dengan sedalam-dalamnya, akan mendorong kita untuk memperbanyak amal saleh, agar kita dapat memperoleh derajat yang tinggi di sisi-Nya, tidak sederajat binatang atau lebih rendah lagi.

d. Meningkatkan Keterampilan Berbahasa

Tujuan utama pembelajaran BI di SD adalah untuk meningkatkan keterampilan berbahasa. Kaitannya dengan apresiasi sastra yang dapat

meningkatkan keterampilan berbahasa siswa, berbagai hasil penelitian menunjukkan bahwa pemanfaatan karya sastra dalam pembelajaran dapat

meningkatkan keterampilan berbahasa. Misalnya, Lehman menemukan bahwa siswa yang menggunakan karya sastra dalam membaca memperoleh nilai yang lebih tinggi dalam hal kosa kata dan pemahaman isi bacaan

dibandingkan siswa yang bukan menggunakan karya sastra sebagai bahan bacaan ( dalam Rofi’uddin,1997).

Adapun hubungannya dengan peningkatan keterampilan menulis

dengan memanfaatkan karya sastra sebagai bahan pembelajaran. Agustina (1997) menemukan dalam penelitiannya bahwa anak kelas tiga SD yang diajar menulis cerita melalui jurnal pribadi menunjukkan peningkatan

kelancaran dan keterampilan menulis. Oleh karena itu, Gani (1988:3) mengungkapkan bahwa di negara-negara maju pembelajaran apresiasi sastra tidak dipisahkan dengan pengajaran membaca dan menulis. Hal ini

sejalan dengan pendekatan terpadu bahwa pembelajaran kiranya komponen bahasa disajikan secara terpadu seperti dalam pembelajaran sastra dipadukan antara membaca, dan menulis .

Bagaimana? Apakah sudah mempelajari dengan baik materi di atas? Kalau sudah, untuk lebih memantapkan pemahaman Anda terhadap materi subunit 1 ini cobalah kerjakan latihan berikut.

1. Menurut Anda, apakah yang dimaksud dengan apresiasi sastra

anak-anak?

2. Bentuk sastra anak yang menekankan penampakan karakter melalui

(9)

Rambu-rambu pengerjaan latihan.

1. Untuk mengerjakan latihan nomor satu Anda perlu mengingat aspek

yang berkaitan dengan kognitif, afektif, dan psikomotorik. Setelah itu, rumuskan jawaban ke tiga aspek itu dalam satu kalimat.

2. Untuk latihan nomor dua, jika Anda menjawab setuju tentu Anda belum

membaca dengan baik materi. Coba perhatikan, apakah yang paling menonjol pada setiap jenis sastra anak tersebut?

Rangkuman

Pengertian apresiasi sastra anak-anak merupakan serangkaian kegiatan bermain dengan sastra anak-anak sehingga muncul pengertian, kemampuan pemahaman, kepekaan perasaan dan pengharhaan yang baik dalam diri anak

terhadap sastra anak-anak.

Apresiasi sastra anak dapat dikelompokkan atas beberapa tigkata: penikmatan, penghargan, pemahaman, penghayatan, dan implikasi. Sedangkan

manfaat apresiasi sastra yakni dapat meningkatkan imajinasi, meluaskan wawasan tentang nilai kemausiaan, dapat meningkatkan keterampilan berbahasa anak, khususnya membaca dan menulis.

Tes Formatif Subunit 1

Pilih salah satu jawaban yang paling tepat dari beberapa alternatif jawaban yang disediakan!

1. Secara etimologis, kata apresiasi berarti... a. mengutamakan

b. menghargai c. menilai d. memahami

2. Berikut ini adalah tingkatan apresiasi sastra ...kecuali: a. menikmati

b. mengomentari

(10)

3. Edy selalu mengikuti setiap pertemuan sastra, dirumahnya banyak koleksi sastra, yang pertama dibaca di perpustakaan adalah buku sastra. Tingkah

laku Edy tersebut mencerminkan apresiasi sastra yang berkaitan dengan... A. Tumbuhnya pengertian yang baik terhadap karya sastra anak-anak

B. Kemampuan pemahaman yang teliti terhadap sastra anak-anak C. Penguasaaan aspek emotif terhadap karya sastra anak-anak D. Penghargaan yang positif terhadap karya sastra anak.

4. Jika anak telah sering memasukkan tulisannya berupa puisi-prosa di majalah

dinding sekolah, berarti anak tersebut telah berada pada tingkatan... a. menggemari

b. menghasilkan c. penghargaan d. pemahaman

5. Dia mampu menjelaskan unsur instrinsik puisi, prosa, dan drama dengan tepat. Kemampuan tersebut merupakan bagian dari apresiasi sastra yang berkaitan...

a. Peghargaan yang positif terhadap karya sastra anak

b. Kemampuan pemahaman yang teliti terhadap sastra anak-anak c. Penguasaaan aspek emotif terhadap karya sastra anak-anak

d. Tumbuhnya pengertan yang baik terhadap karya sastra anak-anak

6. Jika anak telah menunjukkan kesenangan membaca dan mengumpulkan koleksi sastra, anak tersebut berada pada tingkatan...

a. mereaksi b. menghayati c. menggemari

d. menikmati

7. Mengapresiasi sastra dapat memberikan manfaat...KECUALI A. Meningkatkan kesadaran berbahasa yang benar

B. Meluaskan wawasan tentang nilai kemanusiaan C. Mengembangkan imajinasi

(11)

8. Setelah membaca dua kali prosa itu, Tuty dapat mengungkapkan tema, alur, penokohan, amanat yang tepat dan jelas prosa tersebut. Aprsiasi sastra Tuty

tersebut berkaitan erat dengan ....

A.Kemampuan pemahaman yang teliti terhadap sastra anak-anak. B.Penguasaaan aspek emotif terhadap karya sastra anak-anak.

C.Tumbuhnya pengertan yang baik terhadap karya sastra anak-anak D.Peghargaan yang positif terhadap karya sastra anak.

9. “Intonasi sedih, gembira, marah yang ditampilkan Yuni saat baca puisi

sangat sesuai dengan mimik dan gestur tubuhnya.” Pernyataan tersebut menunjukan bahwa Yuni memiliki apresiasi sastra yang berkaitan dengan....

A.Kemampuan pemahaman yang teliti terhadap sastra anak-anak. B.Penguasaaan aspek emotif terhadap karya sastra anak-anak. C.Tumbuhnya pengertan yang baik terhadap karya sastra anak-anak.

D.Peghargaan yang positif terhadap karya sastra anak.

10.Setelah anak membaca sebeuah prosa, ia dapat menunjukkan pesan-pesan dalam cerita tersebut berarti anak tersebut berada pada...

3 Tingkatan pemahaman 4 Tingkatan penghargaan 5 Tingkatan penikmatan

(12)

Umpan Balik Dan Tindak Lanjut

Sudah merasa berhasil menjawab seluruh soal dengan benar? Tentu,

karena Anda pembaca efektif sehingga bagian demi bagian telah dibaca secara saksama dan sunguh-sungguh! Kalau sudah, sekarang cocokkanlah jawaban

Anda dengan kunci jawaban tes formatif subunit 1 ini yang terdapat pada bagian akhir Unit 1 ini. Hitunglah jawaban Anda yang benar, kemudian gunakanlah rumus di bawah ini untuk mengetahui tingkat pemahaman Anda terhadap materi subunit 1.

Rumus:

Jumlah jawaban Anda yang benar

Tingkat penguasaan = x 100% 10

Arti tingkat penguasaan yang Anda capai: 90 – 100% = baik sekali

80 – 89% = baik

70 – 79% = cukup < 70% = kurang

Apabila tingkat penguasaan Anda mencapai 80% ke atas, syukurlah dan

saya ucapkan selamat dan sukses selalu! Hhal itu berarti Anda dapat terus mempelajari subunit berikutnya. Namun demikian, manakala tingkat penguasaan Anda masih di bawah 80%, jangan putus asa!. Ulangilah

(13)

Subunit 2

Jenis, Contoh, Dan Ciri-Ciri Sastra Anak-Anak

agaimana pemahaman Anda terhadap materi subunit pertama? Cukup sempurna bukan! Materi yang akan Anda pelajari pada subunit 2 ini adalah

bagian integral dari materi yang telah Anda pelajari pada subunit 1 yakni jenis, ciri-ciri, dan contoh sastra ana-anak. Pemahaman tentang hal tersebut mendukung tugas tugas Anda kelak di Sekolah Dasar. Hal ini di Sekolah dasar,

sejulah kompetensi yang harus diajarkan berkaian dengan dengan sastra anak karena sastra anak-anak dinilai fungsional dalam pembentukan keprbadian anak sekaligus peningkatan keterampilan berbahasa anak itu sendiri. Untuk

memperoleh pemahaman yang berkaitan dengan ciri, jenis dan contoh sastra anak-anak ikuti uraian berikut dengan saksama.

Jenis dan Contoh Karya Sastra Anak

Sastra anak-anak (kompas, 2005) membagi sastra anak-anak ke dalam

beberapa jenis, yakni: fiksi, nonfiksi, puisi, sastra tradisonal, dan komik. Pembagian tersebut sejalan dengan Framuki (2000) bahwa sastra anak-anak yang bersifat imajinatif dapat dibagi atas tiga macam yakni puisi, prosa, dan

drama. Berdasarkan pendapat tersebut sastra anak-anak dapat dibagi atas tiga macam sebagai berikut

1. Puisi

Apa yang dimaksud dengan puisi? Sudjiman (dalam Nadeak:1985:7) menyatakan bawa “puisi adalah ragam sastra yang bahasanya terikat oleh irama,

matra, rima, serta penyusunan larik dan bait. Pengertian tersebut relatif sejalan dengan pengertian puisi yang dikemukakan oleh Ralph Waldo Emmerson bahwa “puisi adalah mengajarkan sebanyak-banyaknya dengan kata-kata yang

sesedikit-dikitnya”. Berbeda dengan pendapat Mattew Arnold yang melihat dari segi keindahan pendendangannya bahwa bahwa “puisi adalah satu-satunya cara yang paling indah, impresif dan paling efektif mendendangkan sesuatu” (dalam

Situmorang: 1981:9). Berdasarkan pengertian tersebut dapatlha dikatakan bahwa puisi merupakan karya sastra yang berbentuk untaian bait demi bait

(14)

didendangkan dalam waktu yang relatif singkat dibandingkan bentuk karya sastra lainnya.

Puisi sebagai suatu karya sastra seni terdiri atas berbagai ragam. Waluyo (1987) mengklasifikasi puisi berdasarkan cara penyair mengungkapkan isi

atau gagasan yang hendak disampaikan , terbagi atas: puisi naratif, puisi lirik, dan puisi deskriptif, yakni sebagai berikut.

a. Puisi naratif

Puisi naratif adalah puisi isinya berupa cerita. Penyair menyampaikan gagasanya dalam bentuk puisi dengan cara naratif yang di dalamnya tergambar

ada pelaku yang berkisah, misalnya:

DESAKU

Nurfikri

Hagu

Sebuah nama selalu merdu Di telingaku

Setiap waktu

Alammu Nyiurmu Pantaimu

Memanggil daku selalu Untuk tidak jauh

Dari sisimu Di pagi dan siang

Kuberangkat dan pulang dari sekolah

Bersama teman-temanku lewat jalan berbelok

Dinaungi pepohonan rindang

Karena itu aku bertekad Akan selalu memeliharamu Akan selalu mengingatmu

Sampai akhir hayat

(15)

b. Puisi lirk

Adalah puisi yang mengungkapkan gagasan pribadinya dengan cara

tidak bercerita. Puisi lirik dapat berupa pengungkapan pujaan terhadap seseorang, misalnya puisi berikut.

R.A. Kartini

Engkau pendekar bangsa

Pahlawan wanita Indonesia Egkau korbankan jiwa an raga

Engkau lahir di Istana

Tiada kurang satu apa pun Tapi kau tak terlena

Melihhat kaummu menderita

Raden Ajeng Kartini Engkau laksana obor Oikireanmu menerang hati

Engkalah pelopor

(Herni Maya Sari, klas V SD O42 Balikpapan)

c. Puisi deskriptif

Adalah puisi penyair yang mengungkapkan gagasannya dengan cara melukis-kan sesuatu untuk mengungkapkan kesan, peristiwa, pengalaman menarik yang pernah dialaminya. Misalnya puisi yang menggambarkan keindahan alam berikut:

ALAM YANG INDAH

Lenny Ch.M.

Sungguh indah alam

Ciptaan Tuhan Hewan, Burung, ikan Tumbuh-tumbuhan

Bintang dan bulan Segenap tata surya Memuji Tuhan

(16)

Burung Margasatwa Cukup makannya

Ajar aku, Tuhan Buka mataku

Belajar dari alam Melihatmu

2. Prosa

Apakah prosa sama dengan puisi? Tentu prosa dengan puisi jauh berbeda

bentuknya! Surana (1984:105) mengemukakan pengertian prosa sebagai berikut.

Bentuk karangan sastra dengan bahasa biasa, bukan puisi, terdiri

atas kalimat-kalimat yang jelas pula runtutan pemikirannya, biasanya ditulis satu kalimat setelah yang lain, dalam

kelompok-kelompok yang merupakan alinea-alinea.

Pengertian prosa yang dikemukakan oleh Surana di atas saling

melengkapi dengan pengertian prosa fiksi atau narasi yang digambarkan oleh Aminuddin (2004:66) sebagai berikut:

Prosa fiksi adalah kisahan atau cerita yang diemban oleh

pelaku-pelaku tertentu dengan pemeranan, latar serta tahapan dan rangkaian cerita tertentu yang bertolak dari hasil imajinasi pengarangnya sehingga menjalin suatu ceita.

Berdasarkan kedua pengertian di atas dapatlah kita mengatakan bawa prosa fiksi anak-anak adalah karya sastra yang tidak dibuat atas ragkaian bait

demi bait tetapi dibuat atas rangkaian paragraf demi paragraf dengan merangkaikan unsur unsur seperti tempat, waktu, suasana, kejadian, alur pristiwa, pelaku berdasarkan tema cerita tertentu yang diperoleh secara

imajinatif.

Cullinan (1989) menyebutkan beberapa jenis prosa fiksi, antara lain: (1) prosa fiksi sains, (2) prosa fiksi realistik, (3) prosa fiksi imajinatif

(a) Prosa fiksi sains

Prosa fiksi sains adalah cerita fiksi yang disusun dengan

(17)

menentukan pelaku, latar, dan alur. Tujuannya untuk menarik minat dan perhatian siswa sehingga mereka merasa tidak sulit memahami isi dan

pesan yang ingin disampaikan pengarang. Contohnya sebagai berikut:

Mendengarkan Penyuluhan tentang Penyakit Demam Berdarah

Pada siang hari itu pendopo balai Desa Makmur dipenuhi oleh warga. Mereka diundang untuk mendengarkan penyuluhan tentang

penanggulangan penyakit demam berdaarah dari Dinas Kesehatan Rakyat Kabupaten. Penyuluhan in diberikan karena beberapa hari yang lalu di Desa Makmur Jaya terkena wabah penyakit demam berdarah.

Tepat pada pukul 13.00 Dokter Surya yang diberi tugas penyuluhan oleh Dinas Kesehatan Rakyat Kabupaten telah datang. Beliau daang bersama beberapa petugas yang lain. Setelah beristirahat sebentar, Dokter

Surya pun segera memberikan penyuluhannya.

Menurut Dokter Surya, penyakit demam berdarah itu disebabkan

oleh virus yang ditularkan leh nyamuk Aedes Aegypti. Naymuk itu hidup dan berkembang biak di dalam rumah dan di sekitarnya. Tidak jarang, nyamuk ini dijumpai pula di sekolah. Nyamuk ini mencari mangsa pada

pagi sampai siang hari.

Terdapat beberapa tanda yang dapat kita kenali dari orang yang terkena penyakit mematikan ini. Pertama, selama 2-7 hari panas badan

pen-derita meninggi. Kedua, nyeri perut terutama di bagian uluhati. Ketiga, pendarahan berupa bintik-bintik merah pada kulit, mimisan, gusi berdarah, muntah darah, bahkan berak darah.

Pertolongan pertama yang dapat dilakukan kepada orang yang terkena penyakit demam berdarah adalah dengan memberikan minuman sebanyak-banyaknya. Minuman itu dapat berupa air masak, susu, atau air

teh. Untuk menurunkan panas badan, penderita dapat diberi obat penurun panas, selain itu, penderita dapat dibantu dengan kompres dengan menggunakan kain basah yang telah direndam di air es. Setelah itu itu

barulah penderita dibawa ke puskesmas/RSU.

Penyakit demam berdarah dapat dicegah dapat dicegah dengan dua cara. Cara pertama adalah melenyapkan tempat berkembang biaknya

(18)

vas bunga, atau di tempat minuman burung. Di luar rumah naymuk ini

berkembang biak di tangki penampungan air, kaleng potongan bambu, dan sebagainya

Cara kedua adalah dengan menghambat masuknya nyamuk ke

rumah. Cara ini dapat dilakukan dengan memasang kawat kasa pada lubang ventilasi. Dengan cara ini, nyamuk tidak akan dapat masuk ke rumah. Nyamuk ini dapat dicegah agar tidak masuk ke rumah dengan cara

mem-berikan penerangan yang cukup di dalam kamar kita. Nyamuk biasanya senang tinggal di tempat gelap.

Para warga tanpak tertarik akan semua penjelasan yang diberikan

Dokter Surya. Setelah mendengarkan penyuluhan itu mereka berjanji akan selalu berusaha hidup lebih bersih lagi. Mereka ingin hidup sehat. Mereka ingin terbebas dari penyakit demam berdarah.

(Anonim Dalam Aku Cinta Bahasa Indonesia,V, 1997)

(b) Prosa fiksi realistik

Adalah cerita yang disusun dengan tujuan menyampaikan sesuatu yang mengandung nilai-nilai kehidupan yang logis, baik berkaitan dengan etika, moral, relegius, dan nilai-nilai lainnya. Nilai-nilai tersebut

diungkap melalui prosedur “bercerita” dengan menentukan tema, latar, alur, penokohan, sudat pandang, dan amanat yang ingin disampaikan.

Peristiwa demi peristiwa yang disampaikan bukan merupakan fakta

atau kejadian yang sesungguhnya melainkan peristiwa yang bersifat fiktif (seolah-olah pernah terjadi). Dikatakan realistik karena isi atau tema cerita tersebut diangkat dari kehidupan sehari-hari; ada kemungkinan hal

tersebut terjadi dalam kenyataan sehari meskipun pelaku tempat, dan waktu kejadian berbeda. Misalnya, cerita berikut.

Musim Layang Membawa Berkah

Ni Wayan Margiani

Kupercepat lariku begitu melihat begitu kulihat layang-layangku

putus. Tak perduli kakiku penuh lumpur. Aku terus berlari di pematang sawah, sambil melihat ke atas. Semua semak tidak luput dari

perhatianku, tetapi layang-layangku tidak kutemukan juga. Dengan lemas aku berjalan menuju rumahku.

Sebagian besar anak di kampungku lebih suka membeli

(19)

sekarang saya harus membuat layang-layang sendiri, aku tidak mau

merepotkan ibu lagi.

Panggilan ibu itu menandakan harus segera menyabit rumput untuk sapiku. Aku menganggukkan kepala. Sambil menyabit rumput aku

memikirkan cara membuat layang-layang.

Setelah memberi makan sapi, aku sibuk dengan bambu, plastik, dan benang. Ya aku akan buat layang-layang ssendiri. Uangnya dari sisa

jajanku kemarin.

“Bill, banyak sekali layang-layangnya?” Minta satu buat aku, ya?” adikku yang paling kecil, wayan datang mendekat. “Ya nanti Bill

buatkan satu untukmu,” jawabku pada adikku.

Begitu layang-layang telah siap aku langsung pergi ke sawah. Disitu tempanku biasa main layang-layangan. Melihat aku, Made

langsung mendekati, “Tut, layang-layang itu mau kamu jual, ya? Aku beli satu, ya?”

Aku juga, Tut. Aku beli dua buat aku dan adikku,” kata Bagus

tidak mau kalahh. Teman-teman yang lain juga mengerumuniku.. “Layng-layang ini masing- asing kujual seribu rupiah. Kalian boleh pilih sendiri.”, kataku. Wow, luar biasa! Layang-layangmku laris manis.

Setelah itu, aku terima banyak pesanan. Jadi, aku bisa membeli buku-0buku sendiri. Sisanya aku tabung. Ini berarti menghemat pengeluaran ibu dan bapak. Musim layang-layang kali ini benar-benar

membawa berkah buatku.

(Dalam Aku Mampu Berbahasa Indonesia, V, Kastam Syamsi, dkk 2004)

(c) Prosa fiksi imajinatif (folkrole)

Adalah cerita yang di dalamnya menyajikan rangkaian perstiwa

yang pelaku-pelakunya hanya ada dunia dalam dunia imajinasi pengarang; tidak ada dalam kehidupan sehari-hari, misalnya raksasa pemakan manusia dan burung garuda raksasa, dalam cerita Bugis diistilahkan

dengan nenepakande dan kuajang. Cerita seperti ini hanya dimanfaatkan untuk kepentingan pendidikan bagi anak-anak yang suka dongeng dengan pelaku raksasa atau binatang (fabel), misalnya dongeng Tanah Sang

Raksasa, Kepel Iwe-Iwel, Kancil yang Cerdik, dan sebagainya.

(20)

Tanah Sang Raksasa

Raksasa Bargawa menerima sahabatnya di dalam guanya. Sahabat raksasa Bargawa adalah seorang manusia , laki-laki muda bernama Arya. Pemuda Arya dan raksasa Bargawa sudah lama

bersahabat. Mereka saling menyukai satu dengan yang lain.

“Aku sengaja mengundangmu hari ini, Arya,” kata Raksasa Bargawa.

Matanya yang lebar berkejap-kejap, giginya yang tajam dan runcing tampak mengkilap ketika ia ketawa.

“Untuk berbicara tentang tanah milikmu ini, bukan?” tanya Arya.

“Benar!” Raksasa Bargawa mengangguk. Rambutnya yang keriting panjang beriap-riap pada waktu itu menggerakkan kepalanya…

(Dikutip Dalam Aku Cinta bahasa Indonsia, IV A. 2004)

3. Drama

Bagaiamana dengan drama? Samakah dengan prosa atau berbeda ?

Surana (1984) memberikan jawaban bahwa “drama adalah karangan prosa atau puisi berupa dialog dan keterangan laku untuk dipertunjukkan di atas pentas.” Pengertian tersebut sejalan dengan pengertian drama yang disampaikan oleh

Hermawan (1988:2) bahwa “drama merupakan cerita konflik manusia dalam bentuk dialog yang diproyeksikan pada pentas dengan menggunakan percakapan dan action di hadapan penonton.”

Jadi, drama merupakan salah satu karya sastra yang dipakai sebagai medium pengungkapan gagasan atau perasaan melalui serangkain dialog antarpelaku dan adegan, yang tujuan utamanya bukan untuk dibacakan secara

estetis melainkan untuk dipertunjukkan . Misalnya

TAS SEKOLAH RARA

Tokoh : Rara, Yayang, Alisia, dan

Ibu

Di halaman rumah Yayang terlihat Rara, Yayang, Alisia mengenakan seragam Sekolahh, mengendong tas masing-masing

Yayang : “Ra, terima kasi ya! (memberikan buku), Nanti kalau ada yang baru kita tukar baca lagi

(21)

Alisia : “Ra, kamu tak punya tas lagi, ya! Yang sudah robek begini masih kamu pakai (menepuk tas rara). (Rara dan Yayang terkejut)

Yayang : “Lis!”

Rara : “Yo saya pulang duluan ya! (tak meladeni pertanyaan Alisia) Alisia : “Aku juga pulang, yu. Sampai besok!

Yayang : “Ya dadaa!

(Rara dan Alisia meninggalkan pentas, ibu masuk). Ibu : “Eh, mamam sudah pulang.

Yayang : “Iya, Ma! (mencium tangan ibunya) ...

(Dikutip dari Karya Mien Rumini dalam Pend. KeterampilanBerbahasa oleh Djago Tarigan dkk, 2001)

Ciri-ciri Puisi Anak-anak

Ciri-ciri yang perlu diperhatikan dalam memilih puisi di SD, menurut Rusyana (Dalam Nadeak, 1985:62) adalah: (a) isi sajak harus merupakan

pengalaman dari dunia anak sesuai umur dan taraf perkembangan jiwa anak, (b) sajak itu memiliki daya tarik terhadap anak, (c) sajak itu harus memiliki keindahan lahiriah bahasa, misalnya irama yang hidup, tekanan kata yang nyata,

permainan bunyi, dan lain-lain, (d) perbendaharaan kata yang sesuai dengan dunia anak.

Sedangkan menurut Sutawijaya, dkk (1992) pusi yang diberikan kepada

anak sebagai bahan pembelajaran apresiasi sastra puisi di SD hendaknya memiliki ciri sebagai berikut:

(1) Ciri keterbacaan

(a) Bahasa yang digunakan dapat dipahami anak, artinya kosa kata yang digunakan dikenal oleh anak, susunan kalimatnya sederhana sehingga dapat dipahami oleh anak.

(b) Pesan yang dikandung puisi dapat dibaca dan dipahami anak karena tidak bersifat diapan (tersembunyi) melainkan bersifat transparan atau eksplisit.

(2) Ciri kesesuaian

(c) Kesesuaian dengan kelompok usia anak, pada usia anak Sekolah Dasar menyukai puisi yang membicarakan kehidupan sehari-hari ,

petualangan, kehidupan keluarga yang nyata.

(22)

puisi yang diberikan untuk dipelajari adalah puisi yang berbicara tentang pantai. Atau pada musim kemarau, puisi yang diajadikan

bahan ajar adalah puisi yang berbicara tentang kemarau. Untuk lebih jelasnya mari kita perhatikan puisi anak-anak yang berjudul “Desaku”

berikut ini.

DESAKU YANG INDAH

Nur A’dill Y.U.

Desaku yang sangat indah Ada rerumputan hijau

Bunga-bunga brmekaran Bunga-bunga berterbangan Udara pagi yang segar

Aku senang tinggal di desa Aku bangga tinggal di desa Aku bangga bisa memelihara

Keindahan desa.

(Bobo, No 50 XXXXI/2004)

Ciri-ciri Cerita Anak-anak

Bagaimana dengan ciri prosa anak-anak dan contohnya? Cerita yang diberikan kepada anak sebagai bahan ajar di SD hendaknya cerita memiliki

ciri-ciri: bahasa yang sederhana, pilihan kata yang dapat dipahami, sesuai dengan kegemaran dan perkembangan usia anak, dan lingkungan yang relevan dengan dunia anak misalnya pada musim panen dipilih cerita yang berkaitan dengan

kehidupan petani.

Hasyim (1981) mengemukakan bahwa cerita yang diberikan kepada anak sebagai bahan belajar di Sekolah Dasar hendaknya memiliki ciri sebagai

berikut.

(a) Bahasa yang digunakan haruslah sesuai dengan tingkat perkembangan bahasa anak.

(b) Isi ceritanya haruslah sesuai dengan tingkat umur dan perhatian anak. Pada tahap pertama (kelas 1-3 SD) , bacaan untuk anak laki-laki dan wanita dapat disamakan. Untuk selanjutnya ( kelas 4-6 SD) secara

(23)

(c) Hendaknya jangan diberikan cerita yang bersendikan politik tetapi mengutamakan pendidikan moral dan pembentukan watak.

Apa yang dikemukakan oleh Hasyim sejalan dengan Pramuki (2000) bahwa hendaknya cerita yang diberikan kepada anak adalah cerita yang sesua dengan tingkat perkembangan usia anak-anak, yakni: usia 6-9 tahun lebih

menyenangi cerita yang bertema kehidupan sehari-hari sampai termasuk dongeng hewan dan cerita lucu, usia 9-12 tahun menyukai cerita yang bertema tentang kehidupan keluarga yang dilukiskan secara realistis, cerita fantastis, dan

cerita petualangan.

Adapun ciri-ciri yang lebih spesifik dikemukakan oleh Cullinan (1987)

bahwa bahan cerita yang diberikan kepada anak SD hendaknya memiliki ciri-ciri: (1) latar cerita dikenal oleh anak, yakni cerita yang dipelajari berlatarkan lingkungan yang mereka temui dalam permainan sehari-hari, (2) alurnya

bersifat tunggal dan maju karena mudah dipahami anak, bukan plot majemuk dan beralur maju-mundur atau sorot balik (3) pelaku utama cerita adalah dari kalangan anak-anak dengan jumlah sekitar 3-4 orang dan karakter pelaku

dilukiskan secara konkret sehingga mudah dipahami oleh anak dan sesuai perkembangan moral anak, (4) tema cerita sederhana dan sesuia tingkat perkembangan individua-sosial anak seperti kejujuran, patuh pada orangtua,

benci pada kebohongan dan sebagainya, (5) amanat atau pesan cerita dapat membantu siswa memahami dan menyadari perbedaan sikap yang baik dan tidak baik serta nilai-nilai positif yang dapat membentuk kepribadian dirinya (6)

bahasa yang digunakan dapat dipahami oleh anak; kosa katanya dipahami dan

struktur kalimatnya sederhana.

Apakah semua kosa kata dalam cerita harus dipahami anak? Pertanyaan

itu mungkin Anda ajukan setelah mencermati uraian di atas. Kosa kata dalam cerita tidak mutlak harus dipahami semua oleh anak. Boleh saja cerita itu di dalamnya ada satu atau dua kata yang kurang diketahui artinya oleh anak.

(24)

Mandi Mandi di Sungai

Oleh Tuti Rahayu

Sungai Kelapa mengalir di perbatasan kampung Kelapa. Sekelompok anak-anak suka sekali berenang di Sungai Kelapa. Padahal air

sungai itu kotor. Sampah sampah mengambang dan bertumpuk di tepian sungai.

Udin senang bermain di sungai Kelapa bersama temannya. Suatu

sore, seperti biasanya Udin mengajak Slamet, Opi, Buki, dan Eko bermain di sungai. “Teman-teman , panas sekali, Ya? Yuk, kita mandi-mandi dan bermain ke sungai.”

Empat sekawan itu berkejar-kejaran menuju Sungai Kelapa. “Ho-ree ... Buki kena! Dia yang terjun le-bih dahulu” Kelima anak itu satu per satu terjun ke sungai. Mereka bere-nang dan bersimburan air. “Lihat, banyak

ikan kecil,” Ujar slamet. “Ups, kena! Horee....Dapat ikan!” teriak Udin kegirangan

Matahari mulai terbenam. Ibu Udin gelisah sebab anaknya belum

ju-ga pulang. “Tumi, lihat adikmu, ngju-gak?” Tanya Ibu kepada Tumi, kakak Udin. “Ah, Ibu seperti tak kenal Udin saja. Kalau dia sudah di Sungai , mana ingat pulang?” jawab Tumi. Ibu Udin mendatangi anaknya ke sungai.

“Udin Udin!” Pulang, Nak...!”

Dari kejauhan Udin berlari. “Ibu! Ibu! Lihat, Udin dapat ikan kecil!” teriak Udin sambil berlari menghampiri ibunya. “Duh. kotor sekali!

Mana bau lagi!” teriak ibu..

Sesampai di rumah, ibu berkata, “Lekas, mandi sana!” “Ibu bagaimana sih?” Kan Udin sudah mandi di sungai bersama teman-teman?.

Masa di suruh mandi lagi?!” bantah Udin sengit. “Ya, sudahlah, Bu. Ganti baju saja Din,” sahut ayah. “Ayah ini bagaimana , sih? Udin baru mandi di

sungai itu, tetapi airnya kotor sekali Banyak sekali sampah di situ. Itu kan sama saja belum mandi, Yah?” gerutu ibu.

* * *

Waktu makan malam, Udin sibuk menggaruk tangannya. “Ih, gatal sekali”, keluhnya. Suasana makan malamnya jadi terganmggu. “Lho, kok garuk terus?” tanya ayah keheranan. “Coba, mari ibu lihat tanganmu,

Din.”

Astaga, kok di kulit tanganmu ada bercak-bercak putih?” Ibu mulai cemas. Ia mulai memperhatikan kulit anaknya. “Tuh, di kaki Udin juga ada

(25)

penunggu sungai, “ gumam Tumi. Udin mulai terisak-isak menahan tangis.

“Duh, Tum, Udin sakit, kamu malah bercanda. Ibu antar dulu Udin ke Pak Mantri, Yah,” kata ibu.

Tetapi, Bu, ini kan sudah tengah malam. Malah mengganggu, lho,”

ujar ayah. Udin menangis. “Kita sendiri tak mampu mengobati. Kasihan dia,” sahut ibu. “Baiklah, ayah ambil senter dulu. Kita pergi bersama saja. Tum, bantu memakai mantel adikmu.”

Mereka pergi ke rumah Pak Mantri Bu mantri mengintip dari balik jendela. “Oh, keluarga Pak Udin rupanya. Mari, mari silakan masuk.”

“Maaf , kedatangan kami mungkin mengganggu,” kata ayah.

“Ah, tidak kok. Ada apa, Bu?” Apa yang saya bisa bantu?” Tanya Pak Mantri

“Begini, Pak Mantri. Udin menggaruk terus. Katanya kulitnya terasa

gatal dan perih,” ungkap, Ibu.

“Betul ,Pak mantri” Habis gatal sekali, huk...,” Udin terisak-isak. Tiba-tiba terdengar ketukan pintu. Bu, mantri membukakan pintu,

“Lho mengapa berbondong-bondong datang ke mari Bapak dan Ibu-ibu?” “Maaf, Pak dan Bu Mantri. Ini masalahnya. Anak-anak semua mengeluh gatal-gatal.” kata Pak Bakri, “Lho, kok sama dengan Udin?”

Ayah dan ibu Udin heran.

“Nah, saya ingin tahu. Bapak dan ibu sekalian. Di mana anak-anak sering bermain?” tanya Pak Mantri.

“Tentu saja di Sungai Kelapa” jawab ayah Slamet. “Ya, Slamet dan anak-anak lain juga main di sana,” sahut Pak Bakri.Semuanya mengiyakan. “Setelah anak-anak mandi di sungai, apakah mereka mandi lagi di

rumah?” sambung Pak Mantri.

“Ah, Pak Mantri, tentu saja tidak,” ayah Udin menukas cepat. “Kan

sama saja mandi di sungai dan di rumah,” sahut Pak Eko.

Pak Mantri mengangguk. “Nah, coba saya periksa dulu kulitnya.” Ia melihat bercak putih dan luka yang bernanah pada kulit anak-anak.

“Wah, rupanya anak-anak ini men-derita penyakit kulit,” kata PakMantri.

“Masa rajin mandi masak bisa kena penyakit kulit, Pak Mantri?”

seru ayah Opi keheranan.

(26)

“Wah air sungai itu kotor sekali karena banyak sampah di situ,”

jawab ibu Udin.

“Nah, air sungai yang kotor itulah sarangnya bibit penyakit kulit. Bibit penyakit lain pun banyak di situ, seperti bibit penyakit muntaber, cacing, dan

sebagainya. Nah anak-anak mandi di sungai, bibit penyakit menempel di kulit,” ungkap Pak Mantri.

“Di tambah lagi, sesudah mandi di sungai, anak-anak tidak mandi lagi,

“sahut Bu Mantri.

“Ya, Udin cuma ganti baju saja, Pak Mantri,” sahut Udin cepat. ”Itu makanya kena penyakit kulit. Mandi dengan air kotor yang ada

bibit penyakitnya. Kulit digerogoti kuman penyakit kulit,”kata Pak Mantri. “Ini salep untuk mengobati penyakit kuliat kalian, kata Pak Mantri sambil membagikan salep obat kulit.

“Jadi berbeda lho, mandi di sungai kotor dengan mandi air bersih di ru-mah, “ujar Bu Mantri . “Benar ,Bu. Mandi di sungai bukannya kulit jadi bersih, malah kena penyakit kulit,” sambung ibu Udin. ****

Ciri Drama Anak-anak

Pembelajaran sastra yang berkaitan dengan drama di sekolah dasar hendaknya menggunakan bacaan drama anak. Bagaimana ciri drama

anak-anak? Drama anak-anak tidak jauh beda dengan cerita anak-anak, baik dari segi bahasanya, tema, pesannya. Yang berbeda adalah dari segi dialog yang sederhana dan jumlah adegan yang tidak terlalu panjang dan berbelit.

Agar pemahaman Anda tentang ciri drama anak-anak silakah baca dengan seksama dan sungguh-sungguh contoh penggalan drama berikut. ?

TEMAN SEKOLAHKU

Pelaku : Dita, Ega, Ibu Ega, Esky, Sefi, Pak Darmawan

Babak I

Suasana kantin ibu Ega nampa sepi. Ega dan Ibunya asyik berbincang-bincang sambil membersihkan warungnya. Tiba-tiba Ibu Ega ada perlu.

Ibu : “Nak… jjaga warung dulu sebentar ya…!”

(27)

Ibu : “Ibu ada urusan dengan Pamanmu, tak lama, paling lama hanya setengah jam! “

Ega : “ Iya dech…. Bu!”

Pada saat itu suasana tampak sunyi dan sepi, tak seperti biasanya hanya

terlihat seorang gadis yang duduk di kantin. Tak lama kemudian seorang anak datang menghampiri.

“Selamat pagi Ega (mengagetkan Ega)

(Dengan rasa gkaget menyapa Dita) “Eh…. Kamu Dit, pagi-pagi sudah ngagetin aku…. Nggak ada kerjaan lagi apa?”

“Habis gue senang banget hari ini.” “Kalau gitu bagi-bagi dong senangnya.”

Tiba-tiba Ibu Ega muncul datang menghampiri Ega dan Dita yang lagi

asyik ngobrol.

“Eh …. Nak…. Dita sudah lama yach datanganya?” “Tidak Bu… baru saja!”

“Bu! Aku sudah mau ke sekolah .”

“Iya… hati-hati yah Nak dan jangan lupa belajar sungguh-sungguh dan rajin di sekolah .”

Babak II

Ega dan Dita meninggalkan kantin dan menuju ke sekolah yang tidak

jauh dari rumahnya sambil ngobrol tentang temannya yang jatuh kemarin di depan kelas V SD.

……….

Bagaimana? Apakah sudah mempelajari dengan baik materi di atas? Saya yakin sudah karena Anda adalah pebelajar yang tangguh dan kreatif. Kalau

sudah, untuk lebih memantapkan pemahaman Anda terhadap materi subunit 2 ini cobalah kerjakan latihan berikut.

1. Sastra anak terdiri atas puisi, prosa, dan drama. Khusus puisi dan prosa terbagi lagi atas beberapa ragam. Jelaskan perbedaan jenis sastra anak

tersebut!

2. Kalau Anda mengajarkan cerita di Sekolah Dasar, cerita yang bagaimana

ciri-cirinya yang Anda berikan kepada Anak untuk dipelajari atau

(28)

3. Dapatkah Anda menjelaskan ciri-ciri drama yang dapat dijadikan bahan

ajar dalam pembelajaran drama di SD?

4. Kedua puisi berikut, manakah menurut Anda yang memenuhi ciri-ciri sastra anak-anak atau cocok dijadikan bahan ajar dalam pembelajaran puisi di

SD? Tentukan dan Jelaskan !

LAYANG-LAYANG MILIKKU

S. Sukirnanto

Layang-layang milikku, kumanjakan kau

Membumbung di langit biru

Di alam raya bersama burung-burung yang bebas Lihatlah dari sana, negeri-negeri yang angkuh?

Satu pesan yang kusampaikan dari bumi ini

Janganlah meninggalkan daku, kemudian kau pergi Sebab jarak antara kita akan semakin jauh

Di kota ini aku sendiri dengan pijar nasib Layang-layang milikkku, kumanjakan kau

Membumbung di langit biru

Sampaikan salam: hidup teguh di sini Nyanyian bumi dalam ujud puisi

LAYANG-LAYANG KESAYANGANKU

Haksan

Layang-layang kesayanganku

Bagian atasnya hijau Bagian tengahnya kuning

Bagian bawahnya putih Ekornya berwarna merah Angkah indah kupandang

Pada hari Sabtu Sesudah salat ashar Saya dan kawan-kawanku

Pergi bermain laying-layang Di tanah lapang

(29)

Rambu-rambu pengerjaan latihan.

1. Sebelum Anda menjawab bagian nomor pertama, baca secara saksama

materi yang mengupas jenis sastra anak.

2. Untuk mengerjakan latihan nomor dua Anda perlu mengingat

unsur-unsur yang membangun terwujudnya cerita dan dikaitkan dengan eksistensi anak sebagai makhluk individu dan sosial dan

ketergantungannya pada lingkungan tertentu.

3. Untuk menjawab latihan nomor 3, Anda perlu mengingat secara cermat

unsur yang membangun suatu karya drama secara menyeluruh lalu

memberikan jawaban secara sistematik

4. Untuk menjawab latihan nomor empat, perlu Anda memperhatikan

sarana penyampaian gagasan, makna inti yang dikemukakan,

individualitas dan sosialitas peserta didik dan keberadaannya pada tempat tertentu.

Rangkuman

Bentuk karya sastra yang dijadikan bahan ajar di SD hendaknya

memenuhi ciri-ciri sastra anak-anak yang meliputi puisi, prosa, dan drama. Puisi

anak-anak memiliki ciri-ciri :bahasanya dapat dipahami anak, pesan yan

dikandungnya dapat dimengerti, memiliki irama dan keindahan , isinya sesuai

dengan tingkat perkembangan anak Cerita anak-anak memiliki ciri: latarnya dikenal anak, alurnya berbentuk maju dan tunggal, penokohannya dari kalangan anak dengan jumlah sekitar 3-4 orang, temanya tentang kehidupan sehari-hari,

petualangan, olahraga, dan keluarga. Drama ana-anak memiliki ciri-ciri yang relatif sama dengan prosa yang berbeda dari segi dalog yang relatif sederhana dan adegan yang tidak panjang.

Sastra anak-anak terdiri atas: (1) puisi merupakan pengungkapan gagasan dan perasaan dalam bentuk rangkaian bait, (2) prosa merupakan pemaparan pemikiran dan perasaan melalui bentuk paragraf demi paragraf, (3) drama

(30)

Tes Formatif 2

Pilih salah satu jawaban yang paling tepat dari beberapa alternatif jawaban yang disediakan!

...

Saat angin semilir berembus, Pogi pergi berburu di hutan belantara yang pepohonannya lebat dan rindang. Di hutan ia bertemu dengan seorang

pengembara dengan pakaian yang lusu dan kumal sedang membawa 3 pundi-pundi yang sarat dengan isi .

………..

1. Penggalan cerita di atas tidak sesuai dengan ciri cerita anak-anak, khususnya dari segi:

A. Plot B. Bahasa C. Pesan

D. alur 2. ...

Kartini, kau bagaikan bintang kejora

Kau menyinari langit kelabu udara beku Cahaya juangmu membimbing bangsa Melangkah maju

Meski jauh jalan berliku penuh sandungan

...

Puisi di atas tidak cocok dijadikan bahan pembelajaran di SD karena tidak sesuai ciri puisi anak-anak dari segi....

A. Keterbacaan bahasa

B. Keterbacaan isi

C. Kesesuaian lingkungan D. Bagian a dan b

3. ...

Adikku yang kusayangi

Aku menjagamu tiap hari Kumandikan kau tiap pagi Adikku, tidurlah sayang

(31)

Besok kita main lagi

...

Puisi yang berjudul “Adikku” cocok dijadikan bahan dalam pembelajaran apresiasi sastra di SD karena memenuhi ciri-ciri puisi anak-anak, khususnya dari segi...

A. Keterbacaan bahasa B. Keterbacaan isi C. Kesesuaian perkembangan usia

D. Bagian a, b, dan c

4. “Cerita itu mengarahkan anak pada petualangan, mengajari anak patuh pada

orang tua, benci pada ketidakjujuran.” Pernyataan tersebut menunjukkan ciri yang berkaitan dengan..

A. latar

B. alur C. tema

D. penokohan

5. “Kata-kata puisi dapat dipahami anak, tidak menggunakan kosa kata yang bermakna kias dan konotatif, susunan kalimatnya sederhana” pernyataan tersebut menggambarkan ciri...

A. keterbacaan bahasa B. kterbacaan pesan C. Kesesuaian perkembangan usia

D. kesesuaian lingkungan

6. Cerita yang bertemakan kehidupan keluarga yang dilukiskan secara realistis,

dan cerita petualangan digemari oleh anak .... A. Usia 6- 9 tahun B. Usia 8 – 10 tahu

C. Usia 9 – 11 tahun D. Usia 10 - 12 tahun 7. ...

Simin hanya tersenyum. “Min, katanya penyebab sakitmu itu karena lewat pohon angker itu?” tanya Mamat.

“Ya, ibuku juga bilang begitu, tapi aku tak percaya,” jawab Simin. “Huss, jangan ngomong gitu Min, kalau penunggu pohon itu mendengar nanti marah lho,” kata Mamat dengan pelan.

(32)

Penggalan karya sastra di atas adalah contoh... A. Prosa fiksi imajinatif

B. prosa fiksi realistis C. prosa fiksi sains

D. prosa fiksi sosial

8. Cerita yang bertemakan tentang petualangan, olahraga, dan teknik lebih digemari oleh anak....

A. Anak laki-laki usia 10 – 12 tahun

B. Anak laki-laku usia 7 – 9 tahun C. Anak laki-laki usia 6- 8 tahun

D. Anak laki-laki usia 9 – 11 tahun

9. Anda mengajarkan puisi di SD tentang perlunya hormat pada guru dan patuh pada orang tua, maka ciri yang digunakan adalah…

A. kesesuaian perkembangan usia B. keterbacaan isi C. keterbacaan bahasa

D. kesesuaian lingkungan 10...

Susan : “Kak, ada buku pelajaran IPA?”

Penjual : “Ada, Nak! Buku apa lagi yang kamu cari?”

Susan : “Bahasa Indonesia kelas IV SD1 terbitan Erlangga”

Penjual : “Oh, maaf baru-baru habis, kalau terbitan Balai Pustaka ada!”

...

Penggalan karya sastra di atas adalah contoh... A. puisi

(33)

Umpan Balik Dan Tindak Lanjut

Sudah dikerjakan semua soal di atas dengan baik, bukan? Bagus Sekali!.

Kalau sudah, sekarang cocokkanlah jawaban Anda dengan kunci jawaban tes formatif subunit 2 yang terdapat pada bagian akhir Unit 2 ini. Hitunglah jawaban Anda yang benar, kemudian gunakanlah rumus di bawah ini untuk

mengetahui tingkat pemahaman Anda terhadap materi subunit 2. Rumus:

Jumlah jawaban Anda yang benar

Tingkat penguasaan = x 100% 10

Arti tingkat penguasaan yang Anda capai: 90 – 100% = baik sekali

80 – 89% = baik 70 – 79% = cukup < 70% = kurang

Apabila tingkat penguasaan Anda mencapai 80% ke atas, selamat atas kesuksesannya! Jika Anda sukses, Anda dapat terus mempelajari unit VIII berikutnya. Bila tingkat penguasaan Anda masih di bawah 80%, ulangi lagi

(34)

Kunci Jawaban Tes Formatif

Secara etimologi apresiasi berarti menilai

Tingkatan apresiasi tidak ada yang berkaitan dengan mengo-mentari, yang ada hanya mereaksi, menikmati, dan

menggemari

Bila seseorang menunjukkan kegiatan bermakna tentang isi cerita yang dibaca berarti berkaitan dengan pemahaman.

Memasukkan secara berulang-ulang di majalah dinding sekolah berarti telah berada pada tingkatan menghasilkan Jika mampu menunjukkan nilai keindahan puisi, prosa, drama

berati berkaitan dengan penguasaan aspek emotif

Jika anak mampu menunjukan nilai keindahan puisi dan prosa berkaitan tingkatan menikati.

Apresiasi sastra secara langsung dapat meningkatkan wawasan kemanusiaan, mengembangkan imajinasi, dan secara tak langsung meningkatkan kesadaran berbahasa

Berkaitan dengan kemampuan dan ketelitian terhadap /pemahaman isi karya sastra

Sesorang yang mampu menunjukkan berbagai suasana hati

seperti marah, sedih berarti memiliki kemampuan berkaitan dengan aspek emotif

Jika siswa mampu memahami isi suatu karya yang diiringi

dengan pemahaman mendalam berkaitan dengan tingkatan penghayatan.

Tes Formatif 2

1. B

2. B

3. D

Segi dapat tidaknya memahami isi bacaan karena ada beberapa

kata yang tidak dimengerti oleh siswa, misalnya semilir, dsb. Keterbacaan isi karena puisi tersebut kurang cocok untuk anak

usia SD

(35)

4. C

11.A 12.D

13.B

14.C

15.B

10.C

Puisi yang berkaitan dengan masalah petualangan dan patuh pada orang tua adalah berhubungan dengan tema

Puisi yang yang di dalamnya tidak ada kata-kata yang bersifat konotatif dan kias adalah berkaitan dengan aspek bahasa. Pada usia 9 – 12 anak lebih menyenangi cerita realistik dan

petualangan

Cerita tersebut bisa saja terjadi dalamkehidupa keseharian anak, berarti termasuk fiksi realistik.

Anak laki-laki usia 6 -8 cenderung menguasai cerita bertema petualangan

Berkaitan dengan keterbacaan isi karena menyangkut sikap hormat pada guru atau orang tua

Bentuk karya sastra tersebut menggunakan cara dialog yang

dilakonkan berarti karya sastra drama.

(36)

Glosarium

licentia Poetica

penilaian atau penghargaan terhadap sesuatu

suatu karya yang mengandung nilai keindahan dan nilai

kegunaan

karya sastra yang berbentuk untaian bait demi bait

karya sastra yang bentuk rangkaian paragraf dalam

mengungkapkan gagasan atau perasaan kepada orang lain karya sastra yang menggunkan dialog antar pelaku dalam menyampaikan gagasan atau perasaan kepada orang lain.

rangkain peristiwa demi peristiwa yang saling berhubungan dalam suatu cerita

hal-hal yang baik untuk dilakukan atau hal yang negatif untuk tidak dilaksanakan yan terdapat dalam karya sastra

segenap lingkungan sekeliling dan lalar belakang suatu cerita seperti waktu, tempat, dan suasana kejadian

gagasan pokok yang melndasi cerita mulai awal hingga akhir

makna yang berkaitan dengan nilai rasa (negatif-positif) sehingga pengertian bersifat ketaksaan-subjektif

makna yang muncul sebagai pengembangan dari makna dasar seperti kata kursi yang bermakna ’jabatan’

bagian dari suatu babak dan merupakan situasi tunggal di

dalam drama

(37)

Daftar Pustaka

Aminuddin. 2004. Pengantar Apresiasi Sastra. Bandung: Sinar Baru Algesindo

Cullinan, Bernice. 1989. Literature and The Child. New York: Harcourt Brace Jovanovich.

Effendi. 1989. Bimbingan Apresasi Puisi. Bandung: Tangga Mustika

Rizanur, Gani. 1980: Pengajaran Sastra Indonesia, Respon dan Analisis. Jakarta: Dirjen Dikti Depdiknas.

Hasyim. 1981. Pengajaran Sastra . Jakarta: Depdikbud

Huch, C. S. 1987. Children Literature in Elementary School. New York: Hol

Renehart

Kastam, S. dkk. 2004. Aku Mampu Berbahasa Indonesia. Surabaya: Penerbit

SIC

Kompas 17 Desember 2005. Buku Baru. http://www.kompas.com. Diakses 8 Maret 2007.

Pramuki. Esti .2000. Apresiasi Karya sastra Anak-Anak secara Reseptif. Jakarta: Dikti Depdikbud

Sarumpaet. Riris K. Toha. 1976. Bacaan Sastra Anak-anak. Jakarta: Pustaka Jaya

Situmorang..B.P. 1980. Sistem Pengajaran Puisi. Flores: Nusa Endeh

Sutawijaya. 1992. Pendidikan Bahasa Indonesia 2. Jakarta: Depdikbu

Solchan dkk. 1994. Kecenderungan Perkembangan Sastra Anak-anak. Dalam

(38)

Sugiastuti. 2002, Teori dan Apresiasi Sastra. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Referensi

Dokumen terkait

Halaman hasil Ujian CBT ini merupakan halaman informasi yang berisi nilai yang diperoleh Peserta PPDB setelah selesai mengerjakan ujian tesebut.Tampilan dari halaman

Kesimpulan dalam penelitian ini adalah bahwa Kota Surakarta pada tahun 1959 menjadi salah satu basis dari Partai Komunis Indonesia dan juga Lekra, karena

Lahea Penata, III/c PFM Penyelia BBPOM di Denpasar Seksi Pemeriksaan S1 Hukum 2007

Kemampuan diri praktikan masih minim sehingga butuh bimbingan guru pamong dan dosen pembimbing agar lebih baik, sehingga dapat dikembangkan untuk menambah kualitas

Suatu perilaku yang positif ketika kita sedang menjalin hubungan baik dengan orang lian, bisa terlihat berbeda ketika hubungan memburuk.. Degree of Involvement with the

Kenyataan bahawa dunia ini terbahagi kepada tiga zon ini juga turut dinyatakan oleh Morris (1991) dalam bukunya bertajuk “The Oya Melanau” bahawa, dunia Melanau mempunyai

yang akan dimuat di setiap jenis kontainer murni/campuran dan jumlah se-.. tiap jenis kontainer murni/campuran yang perlu ditangani) di

Walaupun kondisi yang masih carut marut kita bisa bangkit bersama membangun, masih ada hari esok dengan generasi muda yang berfikir lebih maju dalam konsep dan bertindak dan