• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Sastra Anak pada Cerita Burung Unta dalam Kitab Al-Qira'atu Ar Rasyidati

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Sastra Anak pada Cerita Burung Unta dalam Kitab Al-Qira'atu Ar Rasyidati"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Menurut terminologi bahasa arab kata sastra disebut juga dengan أ/ al-adabu/ (Mahmud Yunus, 1989:37) yang memiliki arti umum dan khusus. Secara

umum, adab berarti ‘akhlak yang baik’, sedangkan secara khusus adab berarti

‘kata-kata yang indah dan baik yang member pengaruh pada jiwa manusia’

ẒJami’at,1993:15 dalam Sutiasumarga, 2002:3ẓ.

Menurut kamus Munjid yang disusun oleh Lues Ma’luf Ẓ1997:5ẓ menyatakan:

أ

يب ل

ك ل

ل ا ل يف ل ل نم هب

ي م ع ه

/al-adabu huwa ’ilmun yahtajiru bihi min al-khilali fi al-kalāmi al- ‘arabi lafzān wa kitābatan/ ‘sastra arab adalah ilmu yang memelihara keindahan bahasa arab

baik secara lisan maupun tulisan’

Kamil Ẓ2009: 3ẓ, mengatakan “dalam bahasa Arab, sastra disebut أ/ al-adabu/. Bentuk jamak-nya (plural) adalah Adâb. Secara leksikal, kata adab selain berarti sastra, juga etika (sopan santun), tata cara filologi, kemanusiaan, kultur, dan ilmu humaniora”.

(2)

2

masalah hidup, filsafat, dan ilmu jiwa. Sastra adalah kekayaan rohani yang

memperkaya rohani”

Karya sastra dibangun oleh unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik. Unsur intrinsik (intrinsic) adalah unsur-unsur yang membangun karya sastra itu sendiri. Unsur ekstrinsik (extrinsic) adalah unsur-unsur yang berada di luar karya sastra itu, tetapi secara tidak langsung mempengaruhi bangunan atau sistem organisme karya sastra. (Nurgiyantoro, 2010:23).

Sastra tidak hanya ditujukan untuk orang dewasa saja, tetapi ada juga tentang sastra untuk anak-anak. Puryanto (2008: 2ẓ mengatakan”Sastra anak adalah karya sastra yang secara khusus dapat dipahami oleh anak-anak dan berisi tentang dunia yang akrab dengan anak-anak, yaitu anak yang berusia antara 6-13 tahun. Seperti pada jenis karya sastra umumnya, sastra anak juga berfungsi sebagai media pendidikan dan hiburan, membentuk kepribadian anak, serta menuntun kecerdasan emosi anak. Pendidikan dalam sastra anak memuat amanat tentang moral, pembentukan kepribadian anak, mengembangkan imajinasi dan kreativitas, serta memberi pengetahuan keterampilan praktis bagi anak. Fungsi hiburan dalam sastra anak dapat membuat anak merasa bahagia atau senang membaca, senang dan gembira mendengarkan cerita ketika dibacakan atau dideklamasikan, dan mendapatkan kenikmatan atau kepuasan batin sehingga menuntun kecerdasan

emosinya”.

Secara umum karya sastra dalam bahasa arab, diklasifikasikan menjadi dua (2) bagian, yaitu prosa dan puisi. Prosa dalam bahasa arab disebut dengan

ل

/an-naṡru/ dan puisi disebut dengan

ل

/asy-

syi‘ru/.

(3)

1. Khitabah (pidato)

Yaitu sekumpulan cara yang harus diikuti oleh seorang orator pada saat berpidato didepan orang, seperti bagaimana meninggikan atau merendahkan bahasa dan lain lain. Khitabah terdiri dari beberapa alinea. Kalimat khitabah biasanya pendek pendek, katanya katanya jelas, mempunyai arti yang dalam, setiap dua kalimat atau lebih kadang kadang diakhiri dengan huruf yang sama (berirama), ringkas dan didalamnya terdapat kata kata hikmah, peribahasa dan bait bait puisi.

2. Wasiyyah

Yaitu nasihat dari seseorang yang ditujukan kepada orang lain yang ia muliakan, seperti anaknya atau saudaranya, agar mereka mau menuruti apa yang dikatakannya. Prosa ini biasanya dilakukan pada seseorang yang akan mati, saat akan bepergian, atau saat akan berpisah, ciri-ciri wasiat hampir sama dengan pidato: kalimatnya pendek pendek, ada irama di akhir setiap dua kalimat atau lebih, ada hikmah dan pribahasa didalmnya, tapi biasanya lebih pendek dari khutbah.

3. Hikmah

Yaitu ungkapan pendek yang menggambarkan pengalaman tertentu. Biasanya, menggambarkan adat istiadat suatu bangsa, kata-katanya ringkas, maknanya jelas. Berisi pemikiran yang baik dan mendalam.

4. Amsal (peribahasa)

Yaitu ungkapan pendek yang beredar di masyarakat yang berisi tentang pikiran yang bijak tentang aspek kehiudupan manusia yang berubah ubah. Biasanya berbentuk kata-kata majaz yang cenderung imajinatif dan mudah dihafal.

(4)

4

salah, sedangkan peribahasa tidak harus seperti itu. Hikmah tidak terikat pada suatu cerita atau kejadian, sedangkan amsal terikat.

5. Qishah (cerita)

Cerita panjang tentang kejadian kejadian masa lalu, yang diceritakan secara lisan pada masyarakat yang belum pernah mengalami kejadian semacam itu, misalnya tentang kejadian-kejadian yang menegangkan, perang atau petualangan.

:

ل

ل ,

ل مأ ,ثي ل : صيص قأ ع ج ص قأ ص ق ع ج

. ث حأ

/al-qiṣṣatu : jam‘u qiṣaṣun al-uqṣūṣatu jam‘u aqāṣīṣu: al-ḥadīṡu, al-amru al-ḥādiṡu, al-ṡaˋnu al-ˋuḥdūṡati/ kisah adalah cerita atau hal yang dibicarakan (Al-munjid, 1986).

Objek cerita binatang yang penulis analisis termasuk bagian karya sastra bahasa Arab yaitu qishah (cerita),karena cerita binatang tersebut merupakan kisah masa lalu, kehidupan binatang seperti burung unta, gajah, katak, ular dan binatang lainnya.Cerita tersebut mengurutkan kejadian hingga akhir peristiwa persahabatan binatang.

Fable (cerita binatang) termasuk juga ke dalam prosa dan prosa dalam istilah kesusastraan sering disebut pula dengan istilah fiksi, teks naratif atau wacana naratif. Istilah ini berarti bahwa fiksi berarti cerita khayal atau cerita rekaan. Di dalam kamus (Al-munjid, 1986) Bahasa Arab fabel disebut:

ل يل ل ي ل أ م نم جي م يف ي لأ أ

ل :

ص

ي

(5)

Fabel adalah cerita yang mengisahkan kehidupan binatang (hewan) yang sangat akrab dengan anak-anak. Lazimnya anak-anak akan mengkhayalkan apa yang dikisahkan mereka lebih tertarik, seperti melihat film fiksi.

Fiksi dapat diartikan cerita rekaan namun penyebutan karya fiksi lebih ditujukan terhadap karya yang berbentuk prosa yaitu novel dan cerita pendek (Nurgiyantoro, 1995:8). Untuk menganalisis karya fiksi disarankan pada pengertian mengurai karya itu atas unsur-unsur pembetukannya, yaitu berupa unsur instrinsik dan ekstrinsik (Nurgiyantoro, 1995:30).

Unsur instrinsik adalah unsur cerita fiksi yang secara langsung berada didalam, menjadi bagian, dan ikut membentuk kategori ini misalnya adalah tokoh dan penokohan, alur, pengaluran, latar, dan sudut pandang. Sedangkan unsur ekstrinsik adalah unsur yang berada diluar teks fiksi yang bersangkutan, tetapi mempunyai pengaruh terhadap bangun cerita yang dikisahkan,langsung atau tidak langsung misalnya jatidiri pengarang,pandangan hidup, dan kondisi sosial budaya masyarakat (Nurgiyantoro, 2005:221). Unsur intrinsik dalam bahasa arab adalah

ي خ ل ص ل

/al-‘anāṣiru ad-dakhiliyatu/ dan dapat disebut juga

ي خ ل

/an-naqdu dākhiliyatu/. Sedangkan Unsur ekstrinsik dalam bahasa arab adalah

ص ل

يج ل

/al-

‘anāṣiru al-kharājiyatu/. (Al-Hafifi, Tt: 19).

Penilaian buku bacaan sastra anak yang dikemukakan dibawah ditujukan untuk bacaan fiksi. Fiksi tampaknya merupakan genre sastra anak yang paling banyak dibaca anak yang didalamnya dapat mencakup sastra modern dan tradisional, dengan tokoh manusia atau binatang.

(6)

6

kita belum perlu berfikir tentang sastra tulis. Sastra lisan dapat diberikan kepada bayi, misalnya, oleh ibu hamil menggendong, menyusui,atau menimang-nimangnya (Nurgiyantoro, 2005:99)

Bahasa yang digunakan dalam sastra anak adalah bahasa yang dipahami oleh anak, yaitu bahasa yang sesuai dengan tingkat perkembangan dan pemahaman anak. Pesan yang disampaikan berupa nilai-nilai, moral, dan pendidikan yang sesuai dengan tingkat perkembangan dan pemahaman anak-anak. Dengan demikian, sastra anak adalah sastra yang dari segi isi dan bahasa sesuai dengan tingkat perkembangan intelektual dan emosional anak. Sastra anak dapat berkisah tentang apa saja bahkan yang menurut ukuran dewasa tidak wajar. Misalnya, kisah tentang binatang yang dapat berbicara,bertingkah laku, berpikir dan berperasaan seperti layaknya manusia (Nurgiyantoro, 2005:7)

Sastra anak diyakini memliki kontribusi yang besar bagi perkembangan kepribadian anak dalam proses menuju ke kedewasaan sebagai manusi yang mempunyai jatidiri yang jelas. Sastra diyakini juga mampu dipergunakan seagai salah satu sarana untuk menanam, memupuk, mengembangkan, dan bahkan melestarikan nilai-nilai yang diyakini baik dan berharga oleh keluarga, masyarakat, dan bangsa (Nurgiyantoro, 2005:35)

Peneliti tertarik untuk memilih judul ini karena analisis sastra anak dalam cerita ةماعنلا /anna’āmatu/ ”burung unta” dalam kitab ةديشرلا ةءارقلا/al qirāˋtu ar

rasyīdati/ belum pernah ada yang mengkaji. Kitab ini juga populer digunakan di madrasah-madrasah diniyah sederhana, dan menyentuh bagi anak-anak.

Cerita ةماعنلا /anna’āmatu/ ”burung unta” adalah salah satu yang masuk dalam kategori sastra anak. Cerita ini merupakan salah satu cerita yang ada didalam Kitab ةديشرلا ةءارقلا/al qirāˋtu ar rasyīdati/ yang dikarang oleh Abdul Fatah Sabri dan Ali Umar.

Kitab ةديشرلا ةءارقلا/al qirātu ar rasyīdati/ digunakan sebagai bahan ajar oleh guru-guru bahasa Arab ditingkat madrasah diniyah maupun di Pesantren di kelas awal dalam mata pelajaran mutalaah sejak dahulu sampai saat ini.

(7)

dan cerita ةماعنلا /anna’āmatu/ terdapat dalam kitab juz yang ketiga dan memiliki cerita yang bersambung sampai 3 judul yang terdiri dari delapan (8) halaman yaitu dari halaman 67 sampai 74.

1.2 Rumusan Masalah

1. Kontribusi apa saja yang diberikan pada cerita

م ل

/anna’āmatu/

”Burung Unta” dalam Kitab

يش ل

ء ل

/al qirāˋtu ar rasyīdati/ sebagai cerita anak?

2. Penilaian sastra anak apa sajakah yang terdapat pada cerita

م ل

/anna’āmatu/ ”Burung Unta” dalam Kitab

يش ل

ء ل

/al qirāˋtu ar

rasyīdati/ ?

1.3 Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui kontribusi yang diberikan pada cerita

م ل

/anna’āmatu/”Burung Unta” dalam Kitab

يش ل

ء ل

/al qirāˋtu ar

rasyīdati/ sebagai cerita anak

2. Untuk mengetahui penilaian sastra anak yang terdapat pada cerita

م ل

/anna’āmatu/”Burung Unta” dalam Kitab

يش ل

ء ل

/al qirāˋtu ar

rasyīdati/

1.4 Manfaat Penelitian

1. Penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khazanah ilmu pengetahuan, khususnya dalam bidang studi kajian sastra, sehingga dapat bermanfaat bagi perkembangan karya sastra.

(8)

8

3. Memberi masukan dan menambah wawasan bagi semua pihak yang membacanya,baik mahasiswa ataupun khalayak ramai,serta menambah pustaka Indonesia agar nantinya dapat digunakan sebagai penunjang kajian sastra.

1.5 Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode kepustakaan (library research). Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian deskriftif, yaitu metode yang dilakukan dengan cara mengumpulkan data, menyusun dan mengklarifikasi, menganalisis dan menginterpretasikannya (Ainin, 2007:67). Dengan objek penelitian ini adalah cerita

م

ل

/anna’āmatu/”burung unta” kitab

يش ل

ء ل

/al qirāˋtu ar rasyīdati/ karya Abdul Fatah Sabri dan Ali Umar yang tebalnya berjumlah 8 halaman dan diterbitkan oleh Sumber Ilmu Jaya.

Pedoman transliterasi Arab-latin yang digunakan penulis adalah berdasarkan SKB Menteri Agama dan Menteri P&K RI No. 158 tahun 1987 dan No. 0543/U/1987 tertanggal 22 januari 1988.

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:

1. Mengumpulkan buku-buku refrensi yang berkaitan dengan analisis sastra anak. Kemudian mempelajari dengan cermat dan menganalisis data yang telah diperoleh dari referensi yang ada.

2. Membuat catatan yang dikutip dari buku-buku refrensi. 3. Mengklasifaksi data dan menganalisisnya.

Referensi

Dokumen terkait

Kami menyimpulkan, jadi, saat salah satu memperhitungkan penghematan tenaga kerja sebagian besar pengalihan teknologi modern , adanya pelarian modal

Dokumen yang sifatnya tidak substantif yang dapat disusulkan adalah : Akta Pendirian Perusahaan dan Perubahannya, SIUP, SPT Pajak Tahunan dan SPT Masa Bulanan, SK Domisili,

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh permainan ular tangga terhadap kekayaan kosakata bahasa Korea.. Kosakata merupakan salah satu aspek kebahasaan yang harus

Dalam analisis finansial, yang diperhatikan adalah hasil total atau produktivitas atau keuntungan yang didapat dari semua sumber yang dipakai dalam proyek untuk masyarakat atau

Dengan menggunakan benda tersebut dan telah melewati dua proses di atas, maka siswa akan menjadi terbiasa dengan konsep-konsep yang abstrak dalam matematika (misalnya:

Walaupun kondisi yang masih carut marut kita bisa bangkit bersama membangun, masih ada hari esok dengan generasi muda yang berfikir lebih maju dalam konsep dan bertindak dan

Kemampuan diri praktikan masih minim sehingga butuh bimbingan guru pamong dan dosen pembimbing agar lebih baik, sehingga dapat dikembangkan untuk menambah kualitas

Suatu perilaku yang positif ketika kita sedang menjalin hubungan baik dengan orang lian, bisa terlihat berbeda ketika hubungan memburuk.. Degree of Involvement with the