• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perkembangan Kamus Bahasa Arab di Indonesia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Perkembangan Kamus Bahasa Arab di Indonesia"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Perkembangan Kamus Bahasa Arab di Indonesia Oleh: Dr. Halid, M.Ag.*

Pengantar

Dalam mempelajari suatu ilmu, seseorang sangat membutuhkan kamus sebagai alat bantu utama. Bila dia ingin belajar ilmu politik, ekonomi, sejarah, filsafat, dan lainnya, harus mengetahui kamus yang terkait dengan disiplin ilmu yang akan dipelajarinya itu. Demikian juga dengan bahasa Arab, seseorang harus mengetahui kamus yang terkait dengan bahasa Arab, termasuk ilmu-ilmu seperti: ‘ul­m al-Qur’±n, ‘ul­m al-¥ ad³£, u¡-l al-fiqh, dan sebagainya.

Dalam referensi berbahasa Arab, kata

سوُماَقلا

sering disamakan dengan

مَجْعُلما

; bentuk ism maf‘­l dari kata dasar

َمَجعأ

yang berarti:

ضوُمغلا و ةَمْجُعلا ةَلاَزإ

(menghilangkan kesamaran dan kerancuan). Perujukan arti kamus pada mu‘jam ini, menjadi populer

setelah Mu¥ammad Ibn Ya‘q­b Ibn Mu¥ ammad al-Fair- z±b±d³ (wft. 1206 H / 1884 M)

menamakan karyanya di bidang kamus dengan nama

طْيِحُلما سوُماَقلا

(al-Q±m- s al-Mu¥ ³¯). Setelah karya al-Fair- z±b±d³ ini semakin populer dan digunakan secara luas, masyarakat (khususnya pemerhati bahasa Arab) kemudian berasumsi bahwa kata “mu‘jam” sinonim dengan kata “kamus”.

Secara teknis, arti kamus adalah *qaul (perkataan) yang menghimpun *ism (kata benda), *fi‘l (kata kerja), dan *¥ arf (huruf) yang merujuk pada kandungan arti atau makna tertentu. Kehadiran kamus sangat dibutuhkan para pencari ilmu pengetahuan, terutama untuk mengetahui arti asal sebuah kata atau kalimat tertentu. Dari arti asal itu, kemudian dikembangkan menjadi istilah khusus dalam disiplin ilmu tertentu. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa fungsi kamus sangat penting karena akan memperjelas arti atau makna sebuah pikiran atau ide-ide yang tersimpul dalam tulisan atau karya seseorang. Bahkan, kehadiran kamus mampu menjadi media informasi dan transformasi intelektual di masyarakat.

Dilihat dari bentuknya, kamus dibagi ke dalam dua klasifikasi. Pertama, berdasarkan bahasa yang dipakai, kamus memiliki tiga bentuk: 1) monolingual (

مِجاَعَلما

(2)

Berikut akan dipaparkan beberapa kamus bahasa Arab yang populer dipakai kalangan pelajar, mahasiswa, dosen, dan peminat bahasa Arab yang ada di Indonesia dan sekitarnya. Sebagian besar adalah kamus bilingual (Arab – Indonesia), satu Indonesia – Arab, dan satu lagi kamus tematik, yaitu Bahasa Dunia Islam.

1. Kamus Al-Marbaw³: Arab – Melayu (

ىويلام

-

بيرع يوبرلما سيردإ سوماق

)

Salah satu kamus Arab – Melayu pertama yang berkembang di Indonesia adalah Al-Marbawiy. Pada tahun 1350 H / 1929 M, kamus ini tampil dengan cetakan ke-4 sekaligus menjadi edisi revisi pertama. Jika dicermati dari tahun terbitnya, bisa dipahami mengapa kamus ini hadir dengan bahasa Arab – Melayu, bukan Arab – Indonesia. Hal ini karena pada tahun-tahun tersebut, tepatnya sejak tahun 1901 sampai menjelang 1928, bangsa Indonesia masih menggunakan bahasa Melayu sebagai bahasa nasional. Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan, baru resmi berlaku di Indonesia pada tanggal 31 Agustus 1972.

Sesuai dengan namanya, kamus ini disusun oleh Syaikh Mu¥ammad Idr³s ‘Abdul Ra’­f al-Marbaw³. Salah satu motivasi yang mendorong al-Marbaw³ menyusun kamus Arab – Melayu adalah setelah dirinya menelaah beberapa kamus sebelumnya yang dianggapnya tidak memuaskan. Menurut al-Marbaw³, kamus-kamus sebelumnya tidak menggunakan cara-cara baru; sebuah cara yang sesuai dengan zamannya, mudah dipahami bagi pembacanya, banyak bermanfaat, layak dengan bangsanya, dan segera dapat memetik buahnya.

Al-Marbaw³ dengan tampilan edisi revisi pertama, diterbitkan di Mesir oleh penerbit Mu¡¯afa al-B±b³ al-¦alab³ wa Awl±duh pada 1350 H / 1929 M. Kamus ini terdiri dari dua juz dalam satu buku. Juz pertama berjumlah 384 halaman yang menghimpun huruf

ا

(alif) sampai

ظ

(§a’) dengan memuat 18.000 kosa kata Arab dan 700 kata bergambar. Sedang juz kedua berjumlah 401 halaman yang menghimpun huruf

ع

(‘ain) sampai

ي

(ya’) dengan memuat 18.000 kosa kata Arab dan 500 kata bergambar. Jumlah seluruhnya 785 halaman dengan 36.000 kosa kata dan 1200 kata bergambar.

Seperti kebanyakan kamus lainnya, Al-Marbaw³ termasuk kamus umum, karena disusun berdasarkan urutan abjad Arab. Sebelum masuk pada kosa kata huruf hij±‘iyyah atau isinya, kamus ini didahului oleh kata pengantar, pedoman menggunakan kamus, dan daftar singkatan kata-kata yang merujuk pada referensi tertentu yang digunakan dalam kamus ini. Di samping itu, di dalam kamus ini juga dibubuhi berbagai gambar yang terdiri dari: binatang-binatang yang halal, haram, dan tengah-tengah antara halal dan haram; aneka monumen sejarah; peralatan perang, industri, dan transportasi; dan diakhiri dengan gambar atlas dunia dan negeri Arab.

(3)

Sesuai dengan namanya, kamus ini disusun oleh Mahmud Yunus, seorang guru besar di IAIN. Kamus ini diterbitkan pertama kali oleh PT Hidakarya Agung Jakarta pada tahun 1972 dengan memuat 510 halaman.

Dalam Kata Pengantar kamus ini, Yunus menjelaskan bahwa sebenarnya sejak tahun 1929, dia telah menyusun kamus bernama “Qamus Sahabi Arab – Melayu” yang telah dicetak beberapa kali di Mesir dan Indonesia. Setelah ditinjau ulang, dia merasakan adanya banyak kekurangan dalam kamus tersebut, sehingga menyusun kembali “Kamus Arab – Indonesia” untuk memenuhi hajat murid-murid dan orang-orang yang hendak belajar bahasa Arab, meskipun mereka belum pandai ilmu Sharaf.

Seperti kebanyakan kamus bilingual (Arab – Indonesia) lainnya, kamus karya Mahmud Yunus ini juga tergolong kamus umum, karena juga mengikuti alur huruf hij±’iyyah: dimulai dari huruf alif dan diakhiri pada huruf ya’. Sebagai pelengkap, kamus ini dibubuhi gambar-gambar alat sekolah, pakaian, perkakas dapur, buah-buhan, tumbuh-tumbuhan, hewan, alat transportasi, anatomi tubuh manusia, dan lainnya. Pada akhir halaman, penyusun kamus ini menyuguhkan cara mengartikan bahara Arab ke dalam bahasa Indonesia, juga *ta¡r³f (perubahan bentuk kata kerja, konjugasi).

3. Kamus Al-Kautsar Lengkap: Arab – Indonesia (

ىسينودنإ

-

بيرع رثوكلا سوماق

)

Kamus ini disusun oleh Ust±© Husin Al-Habsyi, pengasuh pesantren Yayasan Pendidikan Islam (YAPI) Bangil, Pasuruan, Jawa Timur. Terbit pertama kali pada tahun 1977, kamus ini bernama Kamus Al-Kautsar (tanpa kata “lengkap”). Penambahan kata “lengkap” pertama kali dicantumkan pada tahun 1986, tepatnya pada cetakan III yang merupakan edisi revisi pertama. Menurut penyusunnya, alasan penambahan kata “lengkap” semata-mata karena mencermati bahwa pada cetakan pertama dan kedua masih banyak kekurangannya sehingga mengecewakan masyarakat luas.

Kamus Al-Kautsar termasuk kategori kamus umum dan kecil, karena hanya memuat 532 halaman. Dalam rentang waktu 5 tahun pertama sejak edisi revisi (1986 – 1991), kamus ini sudah mengalami cetak ulang yang kelima.

(4)

ditampilkan dalam bentuk tabel dan diberi penjelasan secara ringkas mengenai sejarah dan perkembangannya.

4. Bahasa Dunia Islam (

ةيبرعلا ةغللا في ةيرصع تاعوممج

)

Bahasa Dunia Islam termasuk kategori kamus tematik karena penyusunannya didasarkan pada tema-tema tertentu, bukan pada pola alfabet atau hij±’iyyah (berdasarkan urutan huruf Latin atau Arab). Kamus ini memuat beberapa tema pokok yang banyak bersentuhan dengan kehidupan sehari-hari. Tema-tema itu dibagi ke dalam 10 bagian :

1) kata benda, antara lain terdiri dari: manusia dan anggota-anggotanya, rumah dan isinya, dapur dan isinya, jenis makanan dan minuman, sayur mayur dan rempah-rempah, bunga dan pepohonan, macam-macam hewan, pakaian dan alat-alat rias, sekolah dan yang berhubungan, olahraga dan alat-alat hiburan, kantor pos, bagian-bagian waktu (zaman), tahun dan bulan-bulan, perdagangan dan perindustrian, kendaraan dan bagian-bagiannya, pekerja dan orang-orang cacat, penyakit dan obat, arah-arah, bilangan dan hitungan, urutan jam, dan nama-nama negara dan kota;

2) kata kerja, antara lain berkaitan dengan pekerjaan dan aktivitas: manusia, keluarga, rumah, makanan dan minuman, sekolah, olahraga, ceramah ilmiah, pemerintahan dan negara, perdagangan dan perindustrian, tanah dan pertanian, kendaraan, senjata, alam, hewan, air, dan hati atau perasaan;

3) huruf, berkaitan dengan beberapa huruf yang terdiri dari satu, dua, tiga, empat, atau lima huruf;

4) kata-kata modern yang sering dimuat di surat kabar, majalah, bioskop/sinema, pemerintahan, tentara, perdagangan, tape-recorder, dan pancasila;

5) persamaan kata (sinonim) dan lawan kata (antonim); 6) contoh-contoh surat-menyurat dalam bahasa Arab; 7) kamus untuk surat-menyurat;

8) contoh-contoh pidato/ceramah;

9) bermacam-macam judul pidato dan ceramah ilmiah; 10)kamus untuk pidato/ceramah ilmiah.

(5)

setidaknya untuk memudahkan kaum pelajar dalam mempelajari bahasa Arab, khususnya dalam bercakap-cakap.

Kamus ini diberi kata pengantar dua ulama: Ust±© ¦usein al-¦absyi, pengasuh pesantren YAPI, Bangil, Jawa Timur; dan Mu¥ammad Ibn ‘Alaw³ Ibn ‘Abb±s al-M±likiy. Kamus Bahasa Dunia Islam ini, diterbitkan pertama kali oleh Darussaggaf, Surabaya.

5. Kamus Al-Kalali: Indonesia – Arab (

بيرع

-

ىسينودنإ ليلاكلا سوما

ق

)

Al-Kalali merupakan kamus bilingual (Indonesia – Arab). Sesuai namanya, kamus

ini disusun oleh As‘ad Ibn Mu¥ammad al-Kal±l³ yang lahir di Cirebon pada tahun 1904.

Penyusunnya adalah putera al-‘All±mah Syaikh Mu¥ammad Ibn S±lim al-Kal±l³, pendiri organisasi Para Pembaru Da‘i Muslim di Asia Tenggara dan menjadi salah seorang pendiri majalah Im±m pada tahun 1908; sebuah majalah yang mengikuti model al-Man±r al-Mi¡riyyah yang didirikan Sayyid Mu¥ ammad Rasyid Ri«±, murid sekaligus sahabat tokoh pembaru besar di Mesir, Syaikh Mu¥ ammad Abduh.

Menurut penyusunnya, kamus ini (yang awalnya berbentuk Arab – Indonesia) telah selesai pada permulaan tahun 1972 dengan ejaan lama. Sejak awal tahun 1972 itu juga, al-Kal±l³ mulai menyusun sebagian isinya dalam bentuk Indonesia – Arab dan diselesaikan pada akhir tahun 1975. Pada tahun 1976, sejak al-Kal±liy berkenalan dengan Naji Ma‘r­f (seorang guru besar pada Universitas Baghd±d), kamus ini sempat dicetak dalam bentuk Arab – Indonesia oleh kementrian Penerangan Irak.

Secara resmi, kamus Al-Kalali pertama kali terbit dan beredar di pasaran pada tahun 1982 yang diterbitkan sendiri oleh penyusunnya. Sejak tahun 1987, penerbitan kamus ini dipercayakan pada PT Bulan Bintang, Jakarta. Kamus ini sudah mengalami beberapa kali cetak ulang dan beredar luas di pasaran.

Tampil dengan ukuran 598 halaman, kamus ini tergolong kecil. Kamus ini memuat ribuan kata dasar berbahasa Indonesia, baik kata benda maupun kata kerja. Sesuai dengan pola alfabetis Latin, kamus ini disusun dari huruf A sampai Z. Bila pembaca ingin mengetahui bahasa Arab-nya “kucing” misalnya, dia langsung membuka huruf “k” yang bahasa Arab-nya adalah ّرِلها atau ّطِقلا ; demikianlah seterusnya.

6. Kamus Al-Munawwir: Arab-Indonesia (

ىسينودنإ

-

بيرع رّونلما سوماق

)

Al-Munawwir adalah kamus Arab – Indonesia yang diterbitkan pertama kali pada tahun 1984 oleh Unit Pengadaan Buku-Buku Ilmiah Keagamaan Pondok Pesantren “Al-Munawwir” Krapyak Yogyakarta. Penyusunnya adalah Ahmad Warson Munawwir.

(6)

lainnya. Masing-masing halaman memuat rata-rata 52 kosa kata, sehingga untuk tiga huruf saja telah memuat sekitar 11.752 kosa kata (temasuk bentuk derivatifnya).

Di antara ciri khas lain dari kamus Al-Munawwir adalah pengembangan kosa kata dan penggunaan frase. Kata

َرَثَأ

misalnya, bisa memiliki 40 arti sesuai dengan konteks pemakaiannya dalam suatu kalimat. Belum lagi kata-kata seperti

َعَجَر , َماَق , َلاَق

yang penggunaannya lebih sering daripada kata

َرَثَأ

tersebut.

Sejak pertama kali diterbitkan oleh Unit Pengadaan Buku-Buku Ilmiah Keagamaan Pondok Pesantren “Al-Munawwir” Krapyak, Yogyakarta pada 1984, sampai diterbitkan oleh Pustaka Progressif, kamus ini sudah mengalami beberapa kali cetak ulang.

7. Kamus Kontemporer: Arab – Indonesia (

ىسينودنإ

-

بيرع يرصعلا سوماق

)

Penulis kamus ini adalah K.H. Atabik Ali dan Ahmad Zuhdi Muhdlor. Keduanya masih berasal dari lingkungan pesantren Krapyak, Yogyakarta. K.H. Atabik Ali adalah pengasuh di pesantren tersebut dan merupakan putera dari K.H. Ali Maksum, salah satu tokoh besar dari ormas Nahdhatul Ulama. Sedang Muhdlor menjabat sebagai direktur pada Lembaga Kajian Islam untuk Mahasiswa (

تاَعِماَلجا ةَبَلَطِل ةَّي

ِمَلاْسلإا تاَساَرِّدلا عَمْجَم

) pada pesantren tersebut.

Kamus ini diterbitkan pertama kali pada 1996 oleh Yayasan Ali Maksum Pondok Pesantren Krapyak, Yogyakarta. Kehadiran kamus ini bisa disebut sebagai suguhan alternatif dari kamus sebelumnya, Al-Munawwir. Dikatakan alternatif karena kehadiran Kamus Kontemporer Arab – Indonesia ini menyuguhkan pola tampilan yang agak berbeda dari yang sebelumnya. Jika Kamus Al-Munawwir (terbit pertama tahun 1984) tampil dengan mengikuti pola kata kerja dasar (*fi‘l m±«iy) untuk mencari sebuah kata, maka Kamus Kontemporer ini tampil dengan “pola alfabet”. Dalam kata pengantar kamus ini, disebutkan bahwa pemakaian pola alfabet bertujuan untuk mempermudah mencari kata atau lafadz tertentu. Pembaca, terutama dari kalangan pemula, tidak perlu susah-susah mencari akar kata atau fi‘l m±«iy-nya. Jika mereka ingin mencari kata

َجَرْخَتْسا

(merupakan bentuk derivatif dari kata

َجَرَخ

), tidak perlu mencari pada akar katanya (yaitu

َجَرَخ

), melainkan langsung mencari pada huruf

ا

(alif); begitulah seterusnya.

Kamus Kontemporer Arab – Indonesia ini memuat 2053 halaman. Kepadatan kosa kata dan pengembangan frase yang dikandung di dalamnya, tidak jauh berbeda dengan Al-Munawwir. Hanya saja, pengembangan morfologis lebih ditekankan pada Kamus Kontemporer ini.

8. Kamus Kontekstual Arab – Indonesia (

يقايسلا يسينودنلإا بيرعلا سوماقلا

)

(7)

Itti¥ ±d al-Mudarris³n li al-Lughah al-‘Arabiyyah (Persatuan Pengajar Bahasa Arab) di tingkat pusat dan koordinator Bidang Penelitian, Pengembangan, dan Pengabdian pada Masyarakat di Pusat Kajian Timur Tengah dan Islam Universitas Indonesia Jakarta. Sedang Nashiroh adalah alumnus Fakultas Sastra (Program Studi Arab) Universitas Indonesia Jakarta.

Di antara beberapa kamus yang disebutkan sebelumnya, Kamus Kontekstual Arab – Indonesia ini termasuk yang terbit paling akhir. Diterbitkan pertama kali oleh Fakultas Sastra Universitas Indonesia Jakarta pada tahun 2001. Tampil dengan ukuran 554 halaman, kamus ini memuat beberapa kosa kata yang disertai contoh penggunaannya dalam konteks kalimat. Kata

اًبْلَك َبَرَض

misalnya, arti asalnya adalah “memukul anjing”, tetapi jika disandingkan dengan kata

لاثملأا

(

لاَثْملأا َبَرَض

), maka bermakna “membuat perumpamaan”, dan seterusnya. Atas dasar inilah, kamus ini kemudian diberi judul Kamus Kontekstual Arab – Indonesia.

Kamus ini mendapat sambutan dari kalangan ahli dan pemerhati bahasa Arab, mereka antara lain: Chotibul Umam (guru besar Bahasa dan Sastra Arab UIN Syarif Hidayatullah), Aliuddin Mahjudin (dosen Bahasa dan Sastra Arab Universitas Brunei Darussalam dan Program Studi Arab Fakultas Sastra Universitas Indonesia), dan Muhammad Luthfi (Ketua Program Studi Arab Fakultas Sastra Universitas Indonesia Jakarta).

Daftar Pustaka :

Al-Farr±j, Mu¥ ammad A¥ mad Ab- , Ma‘±jim Lughawiyyah f³ ¬au’ Dir±s±t ‘Ilm al-Lughah al-‘Arabiyyah al-¦ad³£, Mesir: D±r al-Nah«ah al-‘Arabiyyah, 1966.

Al-Habsyi, Husin, Kamus Al-Kautsar Lengkap: Arab – Indonesia, Bangil: Yayasan Pesantren Islam (YAPI), 1986, cet. III.

Ali, Atabik dan Muhdlor, Ahmad Zuhdi, Kamus Kontemporer Arab – Indonesia, Krapyak-Yogyakarta: Yayasan Ali Maksum, 1996.

Al-Kalali, As‘ad Ibn Mu¥ammad, Kamus Al-Kalali: Indonesia – Arab, Jakarta: Bulan Bintang, 1997, cet. VII.

Al-Marbawiy, Mu¥ammad Idr³s ‘Abdul Ra’­f, Q±m- s Idr³s al-Marbawiy Arabiyy – Mal±yawiy, Mesir: Mu¡¯afa al-B±biy al-¦alabiy wa Awl±duh, 1350 H/1929 M, cet. IV.

Al-Mawrid: Multi-Media Encyclopedia (CD ROM, 1999)

Baharun, Hasan, Bahasa Dunia Islam, Surabaya: Darussaggaf, 1980.

¦il±l, ‘Abdul Ghaff±r ¦±mid, Man±¥ ij al-Ba¥ £ f³ Lughah wa Ma‘±jim, Mesir: al-Jabal±wi, 1991.

(8)

Kam±ludd³n, ¦±zim ‘²li, Dir±sah f³ ‘Ilm al-Ma‘±jim, Kairo: Maktabah al-Adab, 1999. Munawwir, Ahmad Warson, Al-Munawwir: Kamus Arab – Indonesia,

Krapyak-Yogyakarta: Unit Pengadaan Buku-Buku Ilmiah Keagamaan Pondok Pesantren “Al-Munawwir”, 1984.

Ya‘q­b, Em³l, al-Ma‘±jim al-Lughah al-‘Arabiyyah, Beirut: D±r al-¤aq±fah al-Isl±miyyah, tt.

Referensi

Dokumen terkait

berjalan pada sistem operasi Windows dan tidak dapat diakses dari luar jaringan, sedangkan kelebihannya adalah aplikasi ini dapat digunakan untuk tes toefl

Seluruh dosen Fakultas Bisnis Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya, khususnya dosen Jurusan Manajemen konsterasi keuangan yang telah banyak memberikan

Sebagai sebuah metode komunikasi, lagu Kacong tor Jhebbhing berisi lirik/teks yang mengandung pesan tentang budaya Madura.. Lagu Kacong tor Jhebbhing merupakan

Dalam Islam, kelangkaan sifatnya relatif bukan kelangkaan yang absolut dan hanya terjadi pada satu dimensi ruang dan waktu tertentu dan kelangkaan tersebut timbul

Pokja bertugas memahami/menguasai standar akreditasi per bab dalam proses vertikal, dgn pola pikir horizontal c.. Pengkajian regulasi utk menyesuaikan

Untuk mengembangkan peran dan fungsi Politeknik ATK Yogyakarta serta untuk memenuhi tuntutan pasar global, maka sesuai dengan Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan

Dalam pendekatan variable costing, taksiran biaya penuh yang dipakai sebagai dasar penentuan harga jual terdiri dari unsur-unsur berikut ini: Tabel 2.3 Unsur Biaya Penuh

Post Kondisi Sistem Tarik Tunai melakukan pengecekan apakah jumlah dana tersedia dan apakah penarikan lebih atau tidak dari 5 juta rupiah, jika dana cukup dan penarikan kurang