• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENCEMARAN mikroba pada produk TANAH (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENCEMARAN mikroba pada produk TANAH (1)"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

PENCEMARAN TANAH A. Tinjauan Pustaka

Menurut St.Munajat Danusaputra, lingkungan adalah semua benda dan kondisi termasuk di dalamnya manusia dan aktivitasnya, yang terdapat dalam ruang di mana manusia berada dan mempengaruhi kelangsungan hidup serta kesejahteraan manusia dan jasad hidup lainnya.

Pencemaran adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat energi, dan atau komponen lain ke dalam lingkungan, atau berubahnya tatanan lingkungan oleh kegiatan manusia atau oleh proses alam sehingga kualitas lingkungan turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan menjadi kurangatau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya. Definisi ini sesuai dengan pengertian pencemaran pada (Undang-undang Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup No. 4 Tahun 1982 )

Tanah adalah bagian kerak bumi yang tersusun dari mineral dan bahan organik.Tanah sangat vital peranannya bagi semua kehidupan di bumi karena tanah mendukung kehidupan tumbuhan dengan menyediakan hara dan air sekaligus sebagai penopang akar. Struktur tanah yang berongga-rongga juga menjadi tempat yang baik bagi akar untuk bernafas dan tumbuh. Tanah juga menjadi habitat hidup berbagai mikroorganisme. Bagi sebagian besar hewan darat, tanah menjadi lahan untuk hidup dan bergerak ( Bachri, 1995).

Pencemaran tanah adalah keadaan dimana bahan kimia buatan manusia masuk dan mengubah lingkungan tanah alami. Pencemaran ini biasanya terjadi karena: kebocoran limbah cair atau bahan kimia industri.

B. Tujuan

Mencari upaya pemecahannya ( problem solving ) dengan prinsip mengurangi pencemaran lingkungan

C. Hipotesis

D. Tempat dan Waktu Penelitian

- Tempat : Laboratorium Biologi Universitas Pakuan - Waktu : Jumat, 11 April 2014 pukul 17.00 WIB E. Alat dan Bahan

(2)

 Alat tulis

 Termometer

 Gelas aqua

 Sample tanah

 pH Universal

 Air

F. Cara Kerja

1. Menentukan lokasi sebagai objek pencemaran tanah 2. Mengamati tanah yang akan diteliti.

3. Melakukan pengamatan suhu dengan menggunakan termometer, gali tanah dengan kedalaman setinggi jari telunjuk masukan termometer secara berdiri kemudian kubur sampai lubang tertutup kemudian amati perubahan suhu termometer tersebut kemudian catat

4. Selanjutnya kami melakukan pengamatan tingkat keasaman (pH) menggunakan pH indikator, ambil sedikit tanah masukan kedalam gelas pelastik kemudian tambahkan air secukupnya lalu aduk, setelah itu celupkan pH indikator lalu amati perubahan warna yg terjadi pada pH indikator samakan pada panduan indikator lalu mencatat hasilnya.

G. Hasil Pengamatan

Dari hasil uji keasaman (pH) dan suhu pada tanah di dapatkan hasil tingkat keasamannya yaitu 7 atau sama dengan netral dan suhunya yaitu 2,7oC.

(3)

Pencemaran tanah adalah keadaan di mana bahan kimia buatan manusia masuk dan merubah lingkungan tanah alami. Pencemaran ini biasanya terjadi karena: kebocoran limbah cair atau bahan kimia industri atau fasilitas komersial; penggunaan pestisida; masuknya air permukaan tanah tercemar ke dalam lapisan sub-permukaan; kecelakaan kendaraaan pengangkut minyak, zat kimia, atau limbah; air limbah dari tempat penimbunan sampah serta limbah industri yang langsung dibuang ke tanah secara tidak memenuhi syarat (illegal dumping).

Menurut Peraturan Pemerintah RI No. 150 tahun 2000 tentang Pengendalian kerusakan tanah untuk produksi bio massa: “Tanah adalah salah atu komponen lahan berupa lapisan teratas kerak bumi yang terdiri dari bahan mineral dan bahan organik serta mempunyai sifat fisik,kimia, biologi, dan mempunyai kemampuan menunjang kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya.” Tetapi apa yang terjadi, akibat kegiatan manusia, banyak terjadi kerusakan tanah. Di dalam PP No. 150 th. 2000 di sebutkan bahwa “Kerusakan tanah untuk produksi biomassa adalah berubahnya sifat dasar tanah yang melampaui kriteria baku kerusakan tanah”. Ketika suatu zat berbahaya/beracun telah mencemari permukaan tanah, maka ia dapat menguap, tersapu air hujan dan atau masuk ke dalam tanah. Pencemaran yang masuk ke dalam tanah kemudian terendap sebagai zat kimia beracun di tanah. Zat beracun di tanah tersebut dapat berdampak langsung kepada manusia ketika bersentuhan atau dapat mencemari air tanah dan udara di atasnya. Sumber pencemar tanah, karena pencemaran tanah tidak jauh beda atau bisa dikatakan mempunyai hubungan erat dengan pencemaran udara dan pencemaran air, maka sumber pencemar udara dan sumber pencemar air pada umumnya juga merupakan sumber pencemar tanah. Sebagai contoh gas-gas oksida karbon, oksida nitrogen, oksida belerang yang menjadi bahan pencemar udara yang larut dalam air hujan dan turun ke tanah dapat menyebabkan terjadinya hujan asam sehingga menimbulkan terjadinya pencemaran pada tanah. Air permukaan tanah yang mengandung bahan pencemar misalnya tercemari zat radioaktif, logam berat dalam limbah industri, sampah rumah tangga, limbah rumah sakit, sisa-sisa pupuk dan pestisida dari daerah pertanian, limbah deterjen, akhirnya juga dapat menyebabkan terjadinya pencemaran pada tanah daerah tempat air permukaan ataupun tanah daerah yang dilalui air permukaan tanah yang tercemar tersebut. Maka sumber bahan pencemar tanah dapat dikelompokkan juga menjadi sumber pencemar yang berasal dari, sampah rumah tangga, sampah pasar, sampah rumah sakit, gunung berapi yang meletus / kendaraan bermotor dan limbah industri.

(4)

1. Tanah tidak subur

2. pH dibawah 6 (tanah asam) atau pH diatas 8 (tanah basa) 3. Berbau busuk

4. Kering

5. Mengandung logam berat

6. Mengandung sampah anorganik.

Namun hasil uji lab tanah yang kita amati memiliki tingkat keasaman (pH) 7 atau sama dengan netral, kemungkinan tanah yang kita ambil samplenya sudah bercampur dengan tanah yang sudah dibakar yang dapat di jadikan pupuk.

Pertanyaan

1. Apa yang dimaksud dengan pencemaran tanah ?

(5)

limbah cair atau bahan kimia industri atau fasilitas komersial; penggunaan pestisida; masuknya air permukaan tanah tercemar ke dalam lapisan sub-permukaan; kecelakaan kendaraaan pengangkut minyak, zat kimia, atau limbah; air limbah dari tempat penimbunan sampah serta limbah industri yang langsung dibuang ke tanah secara tidak memenuhi syarat (illegal dumping).

2. Sebutkan dan jelaskan berbagai sumber penyebab terjadinya pencemaran tanah ! Sumber pencemar tanah, karena pencemaran tanah tidak jauh beda atau bisa dikatakan mempunyai hubungan erat dengan pencemaran udara dan pencemaran air, maka sumber

pencemar udara dan sumber pencemar air pada umumnya juga merupakan sumber pencemar tanah. Sebagai contoh gas-gas oksida karbon, oksida nitrogen, oksida belerang yang menjadi bahan pencemar udara yang larut dalam air hujan dan turun ke tanah dapat menyebabkan terjadinya hujan asam sehingga menimbulkan terjadinya pencemaran pada tanah. Air permukaan tanah yang mengandung bahan pencemar misalnya tercemari zat radioaktif, logam berat dalam limbah industri, sampah rumah tangga, limbah rumah sakit, sisa-sisa pupuk dan pestisida dari daerah pertanian, limbah deterjen, akhirnya juga dapat menyebabkan terjadinya pencemaran pada tanah daerah tempat air permukaan ataupun tanah daerah yang dilalui air permukaan tanah yang tercemar tersebut. Maka sumber bahan pencemar tanah dapat dikelompokkan juga menjadi sumber pencemar yang berasal dari, sampah rumah tangga, sampah pasar, sampah rumah sakit, gunung berapi yang meletus / kendaraan bermotor dan limbah industri.

3. Sebutkan ciri-ciri terjadinya pencemaran tanah ! ciri-ciri tanah tercemar adalah :

1. Tanah tidak subur

2. pH dibawah 6 (tanah asam) atau pH diatas 8 (tanah basa) 3. Berbau busuk

4. Kering

5. Mengandung logam berat 6. Mengandung sampah anorganik

(6)

5. bagai mana warna, tekstur, dan bau dari sumber tanah yang kalian amati ? Jawaban:

Warna = hitam

Tekstur = keras menggumpal kering Bau = tanah baunya busuk dan tidak sedap

6. menurut kalian, apakah sumber tanah yang kalian amati sudah tercemar apa belum ? mengapa demikian ?

Jawaban:

Sudah tercemar, karena ketika diamati warna tanah menjadi hitam dan teksturnya keras menggumpal kering dan baunya busuk.Karena tanah juga sudah tercemar dengan sampah domestic atau tanah organik dan anorganik, sampah tersebut membusuk didalam tanah yang menimbulkan bau busuk pada tanah dan pada saat sampah yang ditanah dibakar menyebabkan warna tanah hitam dan tekstur tanah keras menggumpal kering.

SOLUSI ALTERNATIF PENCEMARAN TANAH

A. Tujuan

mengidentifikasi sumber, dampak, dan solusi alternatif pencemaran lingkungan B. Tempat dan waktu

Tempat: Kp. Sempak (SBJ) Rt 03/03 Gg. Impres SDN Bubulak Kel. Desa bubulak Waktu : Kamis, 10 April 2014 pukul 15.00 WIB

C. Hipotesis D. Alat dan Bahan

 Kamera Handphone

(7)

E. Cara Kerja

1. Menentukan lokasi sebagai objek pencemaran tanah

2. Mengamati tanah yang akan diteliti, ambil tanah kemudian amati warna tekstur dan bau nya untuk mengetahui apakah tanah tersebut sudah mengalami pencemaran apa belum

3.Setelah mengamati tanah, kelompok kami melakukan wawancara dengan mengajukan 3 pertanyaan pada beberapa warga untuk mengetahui alasan terjadi pencemaran sampah akibat pembuangan sampah sembarangan ditanah, 2 warga yang kami pilih untuk wawancara sebagai perbandingan pendapat/alasan.

F. Hasil Pengamatan

Dari hasil pengamatan, tanah yang kami amati sudah tercemar. Karena ketika diamati tanah berwarna hitam pekat dan teksturnya keras menggumpal kering dan baunya busuk. Berikut hasil wawancara dengan warga sekitar yang membuang sampah ke tanah :

Nama : Ibu Rinah

1. Apa alasan anda membuang sampah ketanah ?

 Jawab : Tidak tersedianya tempat pembuangan sampah disekitar rumah, jadi sampah dibuang ditanah dan dibakar.

2. Apakah ada dampak yang terjadi setelah membuang sampah ketanah ? jika ada, dampaknya seperti apa ?

 Jawab : Tidak ada, karena antara sampah organik dan anorganik dipisah, organik saya buang didekat tumbuhan (seperti pohon pisang) kemudian ditimbun oleh tanah agar tidak membusuk dan untuk dijadikan pupuk. Jika yang anorganik saya bakar hanya saja dampaknya menimbulkan asap yang mengganggu pernafasan.

(8)

 Jawab : Tidak ada, karena warga disekitar belum merasakan gangguan dari dampak tersebut dan belum menyadari akibat dari pencemaran tanah/ pembuangan sampah ditanah

Nama : Ibu Irma

1. Apa alasan anda membuang sampah ketanah ?

 Jawab : Tidak tersedianya tempat pembuangan sampah disekitar rumah, jadi sampah dibuang di tanah dan di tumpuk

2. Apakah ada dampak yang terjadi setelah membuang sampah ketanah ? jika ada, dampaknya seperti apa ?

 Jawab : Ada, dampaknya menimbulkan bau busuk karena sampah yang menumpuk ditanah dan banyak digerumuti lalat dan nyamuk, anak-anak sering merasa gatal-gatal.

3. Apa ada penanggulangan dari warga sekitar dengan dampak tersebut ?

 Jawab : Tidak ada, karena belum ada kepedulian antar warga.

G. Pembahasan

Secara umum permasalahan di atas menyangkut hal-hal berikut ini :

1. Masalah Sistem pengolahan sampah yang kurang baik 2. Masalah Bau sampah dan lalat

3. Masalah kurangnya kesadaran dan kepedulian masayarkat tentang kebersihan lingkungan serta kesehatan.

Untuk menyelesaikan permasalahan di atas, perlu adanya pemecahan masalah

( problem solving ) ada pun kami memberikan solusinya sebagai berikut :

(9)

Sampai saat ini pengolahan sampah yang dilakukan di TPA-TPA (Tempat Pembuangan Akhir) di Bali masih menggunakan teknik pengolahan sampah sacara anaerobic. Pengolahan anaerobic hanyalah menimbun sampah tanpa diolah lebih lanjut. System pengolahan anaerobic ini, menurut Clean Development Mechanism – CDM menyebabkan terbentuknya gas metan (CH4) yang 21 – 23 kali lebih kuat dibandingkan karbon dioksida sebagai gas yang menimbulkan efek rumah kaca. Namun, pada TPA Temesi Gianya dilakukan di Jerman Agustus 2009 lalu dibuktikan bahwa pengolahan sampah secara aerobic dapat mencegah pembentukan gas metan (CH4) hingga 0%.

Adapun tahapan-tahapan system pengolahan sampah secara aerobic yang dilakukan di TPA Temensi terdiri dari empat tahap, yaitu :

a. Tahap I (Penilaian sampah)

Sampah yang di angkut oleh truk dan kemudian di turunkan di tempat pembuangan

sampah, tahap selanjutnya yaitu pemilahan. Pemilahan bisa dilakukan oleh tenaga

borongan.

Sampah yang tergolong organik akan ditimbun untuk diolah lebih lanjut. Sedangkan

sampah daur ulang atau anorganik akan dijual oleh bagian pemilah sampah, sedangkan

residu pembuangan sampah akan dibuang ke TPA terdekat. Sampah organik yang telah

didapat kemudian ditimbang dan dilakukan pencatatan berat sampah.

b. Tahap II (Penimbunan)

(10)

penimbunan, harus dijaga interaksi antara mikroba dengan bahan organik, oksigen dan air dalam timbunan sampah.

Karena composting merupakan proses aerobic (membutuhkan oksigen), area penimbunannya hanya boleh menampung sampah dengan tinggi 60% dari tinggi area. Jika tinggi timbunan sampah organik lebih tinggi dari 60%, proses penguraian cenderung menjadi anaerobic (tanpa oksigen). Pengomposan sampah organic dilakukan selama 3-4 bulang melalui aerasi menggunakan blower. Udara dan osigen dapat mengaerasi bahan organic yang dikomposkan pada lapisan sampai 60% tinggi timbunan. Aerasi pasif ini dihasilkan dari konveksi panas dan penguraian oksigen. Karena itu, aerasi pasif seperti itu tidak cocok untuk gundukan kompos yang besar (Clea Development Mechanism – CDM, 2004).

c. Tahap III (proses pematangan kompos)

Selama melalui proses penimbunan selama tiga sampai empat bulan, dilakukan penyaringan kompos dengan mesin penyaring berentuk kerucut yang mampu membersihkan sendiri. Penyaringan dilakukan untuk mendapatkan kompos halus untuk dilakukan proses pematangan. Kompos mentah ini bias langsung dijual kepada masyarakat sekitar. Residu penyaringan yang masih berbentuk besar dan kasar akan dikembaikan ke proses awal pengomposan.

Kompos dalam bentuk halus ini kemudian melalui proses pematanagan dilakukan monitor proses pematagan kompos. Proyek ini memilik semua peralatan yang diperlukan untuk mengukur kandungan temperature, air dan oksigen secara elektronik. Pengecekan oksigen dilakukan elama dua hari sekali dengan mengunakan alat berupa oksigenmeter. Kandungan oksigen dan gudunkan sampah minimal harus 50% dan suhu minimal 75% dari standart, apabila kadar O2 dan suhu kurang dari batasan minimal pemberian udara harus ditambah. Penggukuran kadar garam menggunakan konditifiti dengan kadar 2-4%.

(11)

Sedangkan pengecekan pH dilakukan menggunakan pH meter, pH pada gundukan sampah harus netral yaitu 6-5-7,5. Untuk fosfor kadar yang harus di capai 1,2%, kalium 8,0%, ND3<300, ND2>20, NO3>170 dan tes kresse air terbuka>90 (lebih detail bias dilihat pada lampiran). Apabila semua pengecekan memiliki kadar kandungan normal, maka proses pengkompostingan telah menggunakan teknoogi pengolahan secara aerobic.

d. Tahap IV (Penyaringan dan pengepakan)

Selama keseluruhan siklus proses, bahan organic menyusut. Pencacahan mengurangi volume bahan organik sampai sekitar 52%. Volume berkurang lagi sampai menjadi sekitar 23% selama composting. Karena itu, kompos yang sudah jadi hanya memiliki volume sekitar 12% bahan organic. Beratnya juga menurun sampai menjadi 35%. misalnya sampah organic harian sekitaar 42,5 ton atau 183m3 diproses menjadi 15 ton atau 22 m3 kompos yang berkualitas . sampah yang tlah menjadi kompos daging untuk dilakukan pengepakan. Penyaringan kompos dilakukan dengan mesin penyaring berbentuk kerucut yang mampu membersihkan sendiri. Kompos yang masih dalam bentuk besar dimasukkan ke dalam mesin penyerang untuk dihaluskan dan kemudian dipak. TPA Temesi melakukan kerjasama dengan PT Biotek dalam penjualan kompos. Oleh PT Biotek kompos akan dijual.

Proses pengolahan sampah dengan tehnik aerobik tidak hanya mengurangi penceramaran lingkungan tetapi sampah tersebut di olah untuk di jadikan kompos yang bisa menambah pendapatan warga sekitar tempat pembuangan sampah dengan cara ikut serta dalam pembuatan kompos tersebut.

2. Mengatasi bau sampah dan lalat di lingkungan sekitar

Sesuai dengan hasil pengamatan yang kami lakukan, masalah bau merupakan salah satu dampak negatif yang terjadi akibat pengoperasian TPA Sbj. Bau merupakan hasil samping dari penguraian sampah organik. Bau umumnya terjadi di sekitar TPA Sbj (berasal dari tumpukan sampah).

(12)

secara berkala oleh petugas kebersihan agar tidak terjadi penumpukan sampah yang berlebihan sehingga tidak menimbulkan bau yang berlebihan pula.

Sama dengan bau, maka lalat juga merupakan dampak negatif akibat pengoperasian TPA. Untuk mengatasi perkembangbiakan lalat dapat dilakukan dengan pelapisan tanah pada timbunan sampah secara teratur, sehingga proses perkembangbiakan lalat dapat dicegah.

3. Upaya untuk meningkatkan kesadaran dan kepedulian masayarkat tentang kesehatan dan kebersihan lingkungan.

Dalam menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat merupakan tangung jawab bersama. Khususnya masyarakat yang ada disekitar lingkungannya. Mereka memiliki peran yang penting dalam menjaga lingkungan serta menciptakan budaya lingkungan yang bersih dan sehat. Namun, disini tingkata kepedulian dan kesadaran masyarakat Sbj terhadap kebersihan lingkungan masih kurang. Hal ini dapat dicermati dengan masih banyak sampah yang berserakan dan menumpuk dilingkungan tempat tinggal disekitar mereka. Sehingga hal tersebut menyebabkan penyumbatan saluran air dan menjadi sarang bibit nyamuk, serta menyebabkan ganguan kesehatan. Satu hal lain yang dapat diamati yaitu kebanyakan masyarakat Sbj cenderung menganggap enteng mengenai masalah kondisi kebersihan lingkungan tempat tinggal mereka dan terhadap pola perilaku terhadap kesehatan.

Dalam lingkungan masyarakat Sbj masalah tersebut, merupakan hal yang biasa dan tidak cukup menarik untuk dipermasalahkan bagi mereka yang terpenting adalah pemenuhan kebutuhan hidup mereka. Akan tetapi kalau dibiarkan begitu saja, justru dapat menimbulkan pengaruh yang kurang baik, terutama terhadap kebersihan lingkungan dan kesehatan. Pada prinsipnya peningkatan kesehatan masyarakat memerlukan adanya keikut sertaan masyarakat dalam menjaga kebersihan lingkungan terutama penanaman budaya hidup bersih dan sehat sejak dini dalam keluarga.

Solusi untuk meningkatkan kesadaran dan kepedulian masyarakat akan pentingnya kebersihan lingkungan, terutama untuk masyarakat yang tinggal didaerah Sbj :

(13)

2. Memberikan penyuluhan tentang pentingnya menjaga kebersihan dan berbagai macam penyakit yang menyebar jika tidak menjaga kebersihan kepada masyarakat, terutama masyarakat yang hidup didaerah TPA seperti didaerah Sbj.

3. Selalu libatkan tokoh masyarakat yang berpengaruh untuk memberikan pengarahan kepada masyarakat akan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan.

4. Sertkan para pemuda untuk ikut aktif menjaga kebersihan lingkungan.

5. Perbanyak tempat sampah di sekitar lingkungan anda;

6. Pekerjakan petugas kebersihan lingkungan dengan memberi imbalan yang sesuai setiap bulannya.

7. Sosialisakan kepada masyarakat untuk terbiasa memilah sampah rumah tangga menjadi sampah organik dan non organik.

8. Pelajari teknologi pembuatan kompos dari sampah organik agar dapat dimanfaatkan kembali untuk pupuk;

9. Kreatif, Dengan membuat souvenir atau kerajinan tangan dengan memanfaatkan sampah. Atau Pembuatan aktivitas penyuluhan dan kelas pendaurulang adalah hal yang baik dalam memberikan contoh konkret

10. Atur jadwal untuk kegiatan kerja bakti membersihkan lingkungan.

11. Membuat lomba untuk menghadapi kenyataan permasalahan kebersihan lingkungan, terutamanya belum maksimalnya partisipasi peran serta masyarakat dalam ikut mengelola kebersihan sampah. Gagasan lomba kebersihan merupakan salah satu pemacu semangat bagi masyarakat dalam hal menjaga kebersihan lingkungan. Tidak semata-mata kebersihan masing-masing lingkungan, namun lomba kebersihan ini juga akan memperindah daerah tersebut.

(14)
(15)

Referensi

Dokumen terkait

Hepatopulmonary syndrome atau HPS merupakan komplikasi sirosis hepatis pada paru yang ditandai oleh trias yang terdiri dari kegagalan hati stadium lanjut, hipoksemia

Trojan horse atau biasa disebut trojan adalah suatu progam yang memiliki kemampuan untuk tidak terdeteksi, dan seolah-olah tidak nengubah atau merusak sistem.. Trojan

Jadi, umur Nasti dan Misna sekarang masing-masing adalah 20 dan 15 tahun.. Evaluasi Pengertian atau

Sektor pertanian akan dapat menyediakakn bahan makanan dalam keadaan mentah atau yang telah jadi, untuk diperdagangkan atau diolah menjadi bahan-bahan industri dan salah satu

Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran umum strategi yang digunakan guru Fikih dalam meningkatkan motivasi belajar siswa di MTs

Untuk tepung ubi jalar putih, perendaman dalam air biasa menghasilkan rendemen yang lebih rendah dibanding perendaman dalam larutan garam, sedangkan untuk tepung ubi

Sesudah diberikan kasur anti anti dekubitus 9 responden ( 100% ) menunjukkan derajad 1 dengan kondisi peningkatan perkembangan kulit dan gejala yang semakin berkurang, p value

Oleh karena itu, penulis berkeinginan untuk melakukan suatu studi mengenai perbandingan kinerja algoritma pemampatan dalam memampatkan file, yaitu Huffman dan Shannon-Fano