• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERTANIAN (3) SDA Pertanian SDA Pertanian

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PERTANIAN (3) SDA Pertanian SDA Pertanian"

Copied!
48
0
0

Teks penuh

(1)

PERTANIAN

0

LAPORAN APPAS (ANALISIS PENGELOLAAN PENGEMBANGAN AGROSYSTEM)

BAGIAN I STUDI KASUS

1.1. Sejarah Singkat Perusahaan

CV. KARYA TANETE adalah perusahaan yang bergerak dibidang perdagangan dan produksi furniture kayu yang dijual secara retail dan secara proyek untuk rumah, sekolah dan

perkantoran. CV. KARYA TANETE ini beralamat di jalan Hati Senang Kecamatan Benteng Kabupaten Selayar Sulawesi Selatan Indonesia.

Tujuan dari perusahaan ini untuk mengolah kayu menjadi sebuah furniture, yang kemudian dapat mampu menyerap tenaga kerja, dan pada akhirnya dapat membantu menguatkan perekonomian penduduk disekitar perusahaan. Kegiatan perusahaan ini dimulai dengan penjualan kusen dan furniture kayu untuk rumah tinggal. Setelah berjalan beberapa lama dengan nama CV. KARYA TANETE dan cukup lancar melayani pesanan, kemudian berkembang relasi dan pelanggannya. Mereka merasa puas memperoleh barang yang kualitasnya bagus dengan harga relatif murah.

1.2 Visi dan Misi Perusahaan

Adapun visi misi dari CV. Karya Tanete adalah sebagai berikut :

1. Visi Perusahaan

(2)

1. Misi Perusahaam

Misi perusahaan CV. KARYA TANETE sebagai dasar kebijakan, yaitu :

1. Membuat furniture dengan jaminan mutu bahan yang sangat baik, sehingga pada akhirnya mampu menghasilkan furniture yang berkualitas.

2. Mengembangkan usaha sehingga dapat bersaing dipasar domestik.

3. Mencapai sukses dan mengutamakan kepuasan konsumen

1. a. Misi Direktur

Direktur adalah penentu dari setiap keputusan atau kebijakan untuk mewujudkan dan mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan. Misi Direktur dapat terwujud jika ada

kerjasama yang baik antara bagian-bagian perusahaan lainnya, sehingga segalasesuatunya dapat terkoordinir dengan baik.

Misi Direktur adalah :

 Membuat kebijakan dan keputusan yang menjamin kelancaran jalannya suatu perusahaan.

 Mengembangkan usaha dari perusahaan melalui peningkatan kualitas dari hasil produksi.

1. b. Misi Manager

Manager adalah mengintegrasikan berbagai macam variabel (karakteristik, budaya, pendidikan dan lain sebagainya) kedalam suatu tujuan organisasi yang sama dengan cara melakukan mekanisme penyesuaian.

(3)

 Pengarahan (direction) yang mencakup pembuatan keputusan, kebijaksanaan, supervisi, dan lain-lain.

 Rancangan organisasi dan pekerjaan.

 Seleksi, pelatihan, penilaian, dan pengembangan.

 Sistem komunikasi dan pengendalian.

 Sistem reward.

1. c. Misi Bagian Penjualan

Penjualan merupakan proses penyampaian produk yang dihasilkan dari perusahaan ke konsumen. Dari proses penjualan diperoleh penerimaan perusahaan untuk mengembangkan perusahaan. Misi ini memerlukan kejelian untuk melihat peluang-peluang pasar dan menerapkan bauran pemasaran untuk meningkatkan volume penjualan. Misi bagian penjualan yaitu :

 Memperluas daerah pemasaran.

 Meningkatkan promosi.

 Meningkatkan pelayanan kepada konsumen.

1. d. Misi bagian Produksi

Bagian produksi merupakan bagian yang sangat penting dalam kelangsungan hidup suatu usaha, sebab bagian ini melakukan proses produksi yang mengubah bentuk bahan baku yang tersedia agar memperoleh tambahan manfaat. Misi bagian produksi, yaitu :

 Mempertahankan kualitas hasil produksi dan memenuhi target produksi.

 Memproduksi produk dengan kuantitas yang lebih banyak.

 Menghasilkan produk yang sesuai dengan standar kesehatan untuk konsumen.

(4)

Bagian proyek merupakan bagian yang sangat penting dalam sebuah perusahaan, karena bagian ini yang bertanggun jawab atas kelancaran sebuah proyek dan Mengurus administrasi proyek. Misi Bagian Proyek, yaitu :

 melancarkan proyek dengan baik

 meningkatkan promosi tentang proyek yang ditawarkan

1. f. Misi Bagian Gudang

Bagian Gudang merupakan bagian yang sangat penting dalam perusahaan, karena bagian ini yang akan mengawasi dan mengontrol segala kegiatan di area gudang dan melakukan pemesanan pengadaan bahan baku bila stok tersedia sudah mencapai minimum. Visi bagian gudang, yaitu

 Mengontrol persediaan bahan dan alat

 Memeriksa dan menyetujui pengiriman barang dari gudang dengan teliti

1. g. Misi Bagian Keuangan

Salah satu faktor yang sangat mempengaruhi keberhasilan suatu perusahaan adalah tersedianya modal dan keuangan yang cukup untuk dapat membiayai seluruh kegiatan perusahaan. Misi bagian keungan, yaitu :

 Mengawasi pengalokasian anggaran agar dapat menjaga kelangsungan usaha jangka panjang.

(5)

Organisasi pada suatu badan usaha atau perusahaan memegang peranan penting dalam rangka kelancaran tugas guna mencapai tujuan yang telah ditentukan

Gambar 1 . Struktur Organisasi CV. KARYA TANETE

Struktur organisasi mempunyai peranan penting dalam suatu perusahanaan untuk mencapai tujuan dari perusahaan itu sendiri. Struktur organisasi dapat menunjukan pembagian tugas dan wewenang dari setiap posisi dalam struktur organisasi yang jelas

Adapun uraian tugas, wewenang, dan tanggung jawab pada masing-masing jabatan dalam struktur organisasi pada CV. KARYA TANETE adalah sebagai berikut :

1. Direktur

1. Bertanggung jawab penuh terhadap perusahaan

2. Membuat strategi peluang pasar

3. Membuat rencana program kerja perusahaan yang mendukung visi dan misi perusahaan kedepan

(6)

5. Mengevaluasi program kerja dan mengatasi permasalahan yang muncul dalam perusahaan

6. Memeriksa dan menyetujui berbagai hal yang berkaitan dengan kontrak dan aset.

7. Memilih, mengangkat dan memberhentikan karyawan

8. Menetapkan rencana jangka panjang perusahaan

1. Manager

1. Pengawasan kelancaran operasional secara menyeluruh

2. Mengatur kinerja dari perusahaan

3. Membuat keputusan yang berjangka waktu lebih pendek dari direktur

4. Menetapkan rencana jangka pendek perusahaan

1. Bagian Penjualan

1. Menangani semua pekerjaan yang berhubungan dengan penjualan

2. Menyusun strategi perusahaan

3. Menagani perubahan harga maupun jenis produk yang dipasarkan

4. d. Menangani penjualan langsung dengan customer

5. Memberikan informasi dan menangani keluhan pelanggan

6. Mengenal dan mencari informasi pasar hingga memperoleh kerjasama dari calon konsumen baik konsumen retail ataupun konsumen proyek.

1. Bagian Proyek

(7)

2. Mengurus administrasi proyek

1. Bagian Produksi

1. Membuat desain furniture kayu dan selalu berinovasi dalam setiap desainnya

2. Melakukan pengembangan sumber daya perusahaan

3. Melakukan proses produksi dari bahan mentah menjadi barang jadi

1. Bagian Administrasi/ Keuangan

1. Mengatur dan melaporkan kepada Direktur dan Manager mengenai kondisi keuangan CV. Karya Tanete

2. Membuat laporan penjualan dan pembelian setiap bulan yang akan diserahkan kepada atasan

3. Membuat keputusan jangka pendek dalam bidang keuangan

1. Bagian Gudang

1. Mengawasi dan mengontrol segala kegiatan di area gudang

2. Melakukan pemesanan pengadaan bahan baku bila stok tersedia sudah mencapai minimum

3. Mengontrol persediaan bahan dan alat yang akan digunakan

4. Memeriksa dan menyetujui pengiriman barang dari gudang

(8)

Agrosistem sebagai struktur atau organisasi sumberdaya terdiri dari beberapa dimensi dan jenis sumberdaya. Dalam suatu agrosistem baik pada agroindustri tertentu, harus dapat

mengalokasikan sejumlah sumberdaya yang memberikan input dan menghasilkan output yang menguntungkan secara berkesinambungan.

Posisi usaha adalah kekuatan sumberdaya yang dimiliki oleh suatu usaha. Analisis mengenai sumberdaya dari suatu usaha yang akan datang atau telah dilakukan dengan cara memperkirakan segala sesuatu yang dapat dimanfaatkan untuk dapat mendukung usaha.

Sumberdaya merupakan input yang terlibat dalam proses suatu sistem, dimana dari input tersebut diharapkan dapat menghasilkan output yang dapat memberikan keuntungan. Sumberdaya dapat dinilai terdiri sumberdaya lahan dan bangunan, sumberdaya manusia, sumberdaya peralatan dan sumberdaya finansial.

Analisis posisi adalah analisis mengenai kondisi atau keadaan dari sumberdaya-sumberdaya yang dimiliki oleh perusahaan atau agrosistem kasus. Perusahaan atau agrosistem sebagai suatu struktur atau organisasi sumberdaya terdiri dari beberapa dimensi dan jenis sumberdaya. Sumberdaya tersebut dapat berupa sumberdaya lahan, bangunan, peralatan, manusia dan sumberdaya finansial.

1.3.1 Sumberdaya Lahan dan Bangunan

Sumberdaya lahan adalah segala sesuatu yang bisa memberikan manfaat dari bentang alam (lanscape) yang fisik yang meliputi pengertian lingkungan fisik seperti tanah, iklim,

topografi/relief, hidrologi dan vegetasi alami (natural vegetation) dimana secara potensial akan berpengaruh terhadap penggunaan lahan .

Sumberdaya lahan dan bangunan merupakan sumberdaya yang penting dalam suatu perusahaan mengingat lahan dan bangunan merupakan tempat. dilakukannya kegiatan-kegiatan dalam perusahaan. Selain itu, sumberdaya lahan dan bangunan juga merupakan harta tetap yang sewaktu-waktu dapat dipergunakan.

Tabel 1. Sumberdaya lahan dan bangunan CV. KARYA TANETE

N0. Sumberdaya

Ukuran fisik

(m2)

Nilai Rp

(1.000.000/m2)

1 Lahan Bangunan 25×50

20×50

1.250.000.000

(9)

 Kantor Pemasaran

 Gudang

 Tempat Produksi

10×20 200.000.000

TOTAL 2.450.000.000

Sumberdaya lahan dan bangunan yang dimiliki Oleh CV. Karya Tanete ini terdapat di dua tempat yaitu di jalan KH. Hayyung, dengan luas lahan dan bangunannya (25 x 50 ) m2 seharga

Rp 1.250.000.000 yang berfungsi sebagai kantor pemasaran dan di jalan Hati Senang, dengan luas lahan dan bangunan seluas 1200 m2 seharga Rp 1.200.000.000 yang terdiri dari Gudang

sekitar 1000 m2, , dan Tempat Produksi sekitar 200 m2 yang digunakan sebagai tempat untuk

melakukan kegiatan produksi dan tempat penyaluran dan penampungan bahan baku mentah dan setengah jadi.

25 m

50 m

(10)

Keterangan Denah:

1. Ruang Kepala Pemasaran

2. WC

3. Ruang Penjualan

4. Parkiran

60 m

20 m

Gambar 3 : Lay Out Kantor Produksi CV. KARYA TANETE

Keterangan Denah:

1. Parkiran

2. Tempat Produksi

(11)

4. Ruang Pemasaran

1.3.2 Sumberdaya Manusia

Sumberdaya manusia atau biasa disingkat menjadi SDM merupakan potensi yang terkandung dalam diri manusia untuk mewujudkan perannya sebagai makhluk sosial yang adaptif dan transformatif yang mampu mengelola dirinya sendiri serta seluruh potensi yang terkandung di alam menuju tercapainya kesejahteraan kehidupan dalam tatanan yang seimbang dan

berkelanjutan. Dalam pengertian praktis sehari-hari, SDM lebih dimengerti sebagai bagian integral dari sistem yang membentuk suatu organisasi. Oleh karena itu, dalam bidang kajian psikologi, para praktisi SDM harus mengambil penjurusan industri dan organisasi.

Sumberdaya manusia yang dimaksud adalah tenaga kerja yang merupakan salah satu faktor produksi utama dan selalu ada dalam perusahaan. Tenaga kerja tersebut, baik terlibat langsung maupun tidak langsung merupakan suatu kesatuan komoditas yang saling membutuhkan dalam segala aktivitas kegiatan agrosistem suatu usaha.

Sikap karyawan atau tenaga kerja sangat terkait dengan tata nilaii yang ada didalam masyarakat. Faktor pendidikan, jenis kelamin, umur, keahlian dan latar belakang karyawan suatu perusahaan perlu dipahami dalam pembagian kerja. Prinsipnya dalam manajemen produksi kaitannya dengan pekerja seyogyanya mampu menimbulkan motivasi dan mendorong perkembangan para pekerja untuk lebih maju. Inisiatif pekerja adalah indikator bagi manajemen yang mendorong para pekerjanya.

Sumberdaya yang dimiliki oleh perusahaan CV. KARYA TANETE dengan pimpinan Bapak H. Sappara yang bergerak dalam bidang Pembuatan dan Pemasaran Furniture / Meubel adalah 14 orang karyawan tetap dan 10 orang tenaga kerja harian tetap dibagian produksi .

Tabel 2. Jabatan, Tingkat Pendidikan, Status Tenaga Kerja dan Gaji Pada CV. KARYA TANETE Di Kecamatan Benteng, Kota Benteng.

No Jabatan

1 SMA Tetap 4.000.000

2

Manager

(12)

3

Kabag. Penjualan

1 SMA Tetap 1.500.000

4

Kabag.Produksi

1 SMA Tetap 1.500.000

5

Kabag.Proyek

1 SMA Tetap 1.500.000

4

Kabag. Gudang

1 SMA Tetap 1.000.000

5

Kabag. Administrasi

dan Keuangan 2 SMA Tetap 1.500.000

6

Tenaga Kerja

Produksi 10 SD Tidak

Tetap 20.000/hari

7

Karyawan

Pemasaran 4 SMA Tetap 1.500.000

8

Sopir Transportasi

2 SD Tetap 1.000.000

1.3.3 Sumberdaya Peralatan

Peralatan adalah segala keperluan yang digunakan manusia untuk mengubah alam sekitarnya, termasuk dirinya sendiri dan orang lain dengan menciptakan alat-alat sebagai sarana dan prasarana. Oleh karena itu, peralatan merupakan hasil dari teknologi yang diciptakan manusia untuk membuat sesuatu, memakai dan memeliharanya untuk menopang kebutuhan hidup manusia tersebut.

(13)

perusahaan maupun diluar perusahaan. Faktor yang berkaitan langsung dengan keberhasilan perusahaan adalah tenaga kerja, sarana dan peralatan serta faktor manajemen yang dapat mendorong terciptanya produktivitas usaha.

Setiap peralatan yang digunakan pasti akan mengalami penyusutan sepanjang tahun dan nilainya akan berkurang sesuai dengan umur alat tersebut. Menghitung nilai penyusutan dapat dilakukan dengan menggunakan metode garis lurus, yaitu besarnya nilai penyusutan sama dengan nilai atau harga barang dikali dengan persentase penyusutan

(amortisasi), sedangkan persentase penyusutan (amortisasi) dapat dihitung dengan membagi 100% dengan perkiraan masa produktif suatu barang.

Sumberdaya peralatan yang dimilki oleh CV. KARYA TANETE pada proses produksi yaitu :

 Gergaji Belah & Potong berfungsi membelah kayu atau logs. Terdiri dari satu bilah gergaji lingkaran pada satu poros motor penggerak. Pihak perusahaan tidak berencana untuk menambah meja karena jumlah ini sudah cukup untuk digunakan pada perusahaan.

 Mesin Ketam/Serut (Planner) Berfungsi untuk menghaluskan sisi kayu setelah proses penggergajian. Pihak perusahaan tidak berencana untuk menambah meja karena jumlah ini sudah cukup untuk digunakan pada perusahaan.

 Mesin Profile (Spindle) berfungsi untuk membuat bentuk profile pada sisi samping kayu. Pihak perusahaan tidak berencana untuk menambah meja karena jumlah ini sudah cukup untuk digunakan pada perusahaan.

 Meja berfungsi untuk tempat penyimpanan alat-alat. Keadaan meja tersebut cukup baik sehingga masih layak untuk digunakan. Pihak perusahaan tidak berencana untuk

menambah meja karena jumlah ini sudah cukup untuk digunakan pada perusahaan.

 Telepon, handphone, dan hand tolky berfungsi sebagai alat komunikasi. Keadaan telepon tersebut sudah tidak layak digunakan karena kondisinya yang kurang baik. Pihak

(14)

 Komputer berfungsi sebagai media penyimpanan data perusahaan. Keadaan komputer tersebut masih layak digunakan karena kondisinya yang masih baik komputer tersebut masih baru. Pihak perusahaan tidak berencana untuk mengganti komputer tersebut karena fasilitas yang dimiliki oleh komputer sudah cukup canggih.

 Printer berfungsi untuk mencetak data-data perusahaan. Keadaan printer tersebut masih layak digunakan karena kondisinya yang masih baik. Pihak perusahaan tidak berencana untuk mengganti printer tersebut dengan printer yang baru karena jumlahnya sudah cukup dan untuk pengurusan administrasi perusahaan juga tidak mengalami masalah.

 Kursi putar, dimana kursi berfungsi sebagai tempat duduk bagi pimpinan dan karyawan, keadaan kursi putar sudah cukup baik dan jumlahnya sudah cukup serta keadaannya masih baik. Pihak perusahaan tidak berencana untuk mengganti sofa yang telah ada.

 Monitor TVM berfungsi untuk mengawasi dan merekam setiap kegiatan para karyawannya. Keadaan monitor ini masih layak untuk dgunakan.

 Kipas angin dan AC berfungsi untuk mendinginkan suhu ruangan. Keadaan AC masih layak untuk digunakan. Perusahaan tidak berencana untuk menambah satu unit AC lagi untuk ruang tamu.

 Dispenser sebagai tempat penyimpanan air. Semua peralatan yang ada baik dan masih layak untuk digunakan dan masih mempunyai nilai ekonomis yang cukup tinggi.

 Tabung pemadam kebakaran yang berfungsi untuk mengantisipasi terjadinya kebakaran yang bertujuan untuk memadamkan api jika terjadi kebakaran. Keadaan tabung pemadam tersebut cukup baik sehingga masih layak untuk digunakan. Jumlah ini sudah cukup digunakan untuk perusahaan karena melihat luas kantor CV. KARYA TANETE yang sudah cukup memungkinkan apabila hanya digunakan satu tabung pemadam untuk mencegah terjadinya kebakaran.

1.3.4 Sumberdaya Finansial

(15)

1.4 Analisis Kinerja Perusahaan Agrosistem

Analisis kinerja merupakan suatu proses yang ada pada suatu lingkungan agrosistem mengenai apa yang sedang dilakukan oleh suatu perusahaan. Dalam analisis kinerja terdiri dari kinerja proses dan kinerja hasil. Kinerja proses adalah rangkaian kegiatan yang akan dilakukan dalam suatu agrosistem, sedangkan kinerja hasil adalah apa yang telah dicapai oleh perusahaan. Kinerja proses membahas proses pengadaan bahan baku, proses produksi dan proses pemasaran

1.4.1 Proses Pengadaan Bahan Baku

Bahan baku merupakan faktor produksi yang sangat penting untuk melakukan suatu proses produksi dalam suatu industri atau pabrik, karena merupakan sumber bahan pokok untuk diproses menjadi suatu produk yang bermutu. Mutu produk akhir sasngat ditentukan oleh mutu bahan baku yang digunakan dalam proses produksi. Pengadaan bahan baku harus dilakukan terus menurus agar bahan baku selalu tersedia pada saat dibutuhkan. Kriteria bahan baku yaitu dilihat dari fungsinya adalah jika tanpa bahan ini, barang tidak akan jadi atau tidak akan berfungsi samasekali.

Pemenuhan kebutuhan bahan baku Furniture pada CV. KARYA TANETE didapat dari petani yang berasal dari Desa-desa yang ada di Kabupaten Kepulauan Selayar dan Luar Daerah.

(16)

Tabel 3. Jumlah Pembelian Bahan Baku pada CV. KARYA TANETE di Kecamatan Benteng Kota Benteng Kabupaten Kepulauan Selayar. 2011

No

1 Kayu Mahoni Januari

(17)

No

1 Kayu jati Januari

(18)

Desember 30

40

6.000.000

6.000.000

180.000.000

240.000.000

Proses pengadaan bahan baku dilakukan setiap bulannya dengan cara membeli secara tunai pada pedagang kayu yang berada di Desa-desa baik itu dari dalam daerah maupun dari luar daerah. Kondisi bahan baku yang sampai di perusahaan dalam keadaan baik, hanya saja ukurannya ada yang tidak sesuai dengan ukuran yang dipesan sebelumnya. Tenaga kerja yang berurusan langsung dengan pedagang adalah kepala bagian produksi beserta para karyawan di bidang produksi. Jumlah pasokan bahan baku mahoni untuk januari sampai dengan desember 2011 adalah sebanyak 1669 m3 dan bahan baku jati untuk bulan januari sampai dengan desember 2011

sebanyak 589 m3.

1.4.2 Proses Produksi

Proses diartikan sebagai suatu cara, metode dan teknik bagaimana sesungguhnya sumber-sumber (tenaga kerja, mesin, bahan dan dana) yang ada diubah untuk memperoleh suatu hasil. Produksi adalah kegiatan untuk menciptakan atau menambah kegunaan barang atau jasa. proses produksi merupakan kegiatan untuk menciptakan atau menambah kegunaan suatu barang atau jasa dengan menggunakan faktor-faktor yang ada seperti tenaga kerja, mesin, bahan baku dan dana agar lebih bermanfaat bagi kebutuhan manusia .

Proses produksi dapat diartikan sebagai suatu cara, metode dan teknik untuk menciptakan atau menambah kegunaan suatu barang atau jasa dengan menggunakan sumberdaya yang ada.

Adapun tahapan-tahapan dari proses produksi yang dilakukan oleh CV. KARYA TANETE, yaitu sebagai berikut :

(19)

 Ø Pembersihan

Sebelum kayu-kayu diolah para tenaga kerja akan melakukan pembersihan. Adapun tenaga kerja yang dibutuhkan pada proses ini yaitu sebanyak 5 orang sebagai tenaga kerja harian.

Pembelahan

Pembelahan buah dilakukan dengan menggunakan mesin gergaji.

Adapun tenaga kerja yang dibutuhkan pada proses ini yaitu sebanyak 2 orang sebagai tenaga kerja harian.

 Ø Pengolahan Kayu

Kayu akan diolah menjadi papan atau balok sebelum dijadikan furniture. Tujuannya agar mudah dalam proses pembuatannya . Adapun tenaga kerja yang dibutuhkan pada proses ini yaitu sebanyak 2 orang sebagai tenaga kerja harian.

 Ø Pengukur / desiner

Sebelum dijadikan furniture kayu yang sudah diolah akan didesain, supaya mudah untuk pemotongannya. Adapun tenaga kerja yang dibutuhkan pada proses ini yaitu sebanyak 1 orang sebagai tenaga kerja harian.

1. b. Proses Pembuatan Furniture

Pada proses pembuatan furniture dilakukan oleh seorang ahli yang memang menguasai dalam bidang furniture. Setelah dilakukan pengolahan kayu, kayu didesain sedemikian rupa sesuai dengan pesanan yang masuk dari konsumen, kebanyakan pesanan tersebut adalah perabot rumah tangga. Untuk bufet yang pertama dilakukan adalah pengukuran kayu sesuai dengan besar dan panjang bufet setelah itu kayu mulai disambungkan dengan yang lainnya yang telah diukur sebelumnya dengan melihat desain yang telah ditentukan bentuknya. Bufet yang telah jadi akan langsung di amplas agar permukaan kayu halus dan tidak kasar setelah itu dilakukanlah

(20)

favorit utama hanya saja agak mengkilap dengan ditambahkan vernis ada juga yang menyukai warna hitam. Biasanya dalam pengecetan konsumen lebih menyukai warna yang tidak mencolok seperti hitam, coklat, merah tua, atau vernis.

1.4.3 Proses Pemasaran

Pemasaran adalah suatu proses social dan manajerial yang didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan mempertukarkan prosuk yang bernilai kepada pihak lain (Kotler, 1997).

Proses pemasaran merupakan kegiatan kelanjutan dari proses produksi. Kegiatan pemasaran bertujuan agar dana yang telah diinvestaskan dalam kegiatan produksi dapat diperoleh kembai dengan mendapatkan sejumlah dana dari hasil penjualan sebagai imbalan investasi yang dilakukan selama ini.

Kegiatan yang dilakukan CV. KARYA TANETE adalah penjualan barang langsung dan tidak langsung. Penjualan langsung dilakukan kepada masyarakat umum yang sewaktu-waktu langsung ke perusahaan untuk membeli produk furniture tanpa melalui perantara.

Sasaran pemasaran produk furniture CV. KARYA TANETE ditujukan kepada masyarakat dengan kelas sosial menengah-ke atas. Konsumen menengah-ke atas pada umumnya menilai sebuah produk dari segi model, design modern dan unik, daripada harga produk tersebut. Adapula yang menilai sebuah produk dari segi prestise, dimana mereka memilih produk

berkualitas tinggi dengan tujuan agar dapat menyesuaikan dengan kelas sosialnya. Mereka rata-rata memiliki tingkat penghasilan yang relatif tinggi atau pun tingkat pendidikan yang tinggi.

Gambar 4 Proses Pemasaran pada CV. KARYA TANETE di kec. Benteng Kota Benteng Kab. Kepulauan Selayar

(21)

Marketing mix (bauran pemasaran) adalah empat komponen dalam pemasaran yang terdiri dari 4P :

v Product (produk)

v Price (harga)

v Place (tempat, termasuk juga distribusi)

v Promotion (promosi)

Salah satu dari variabel yang dapat dikontrol oleh perusahaan adalah bauran pemasaran

(marketing mix), yaitu kombinasi dari berbagai variabel pemasaran yang dapat dikendalikan oleh perusahaan untuk menghasilkan tanggapan yang diinginkan dalam penjualan, sehingga akan dicapai volume penjualan dengan biaya yang memungkinkannya mencapai tingkat laba yang diinginkan.

Secara garis besar keempat variabel tersebut dapat dijelaskan melalui penjelasan masing-masing sebagai berikut :

1. a. Produk (Product)

Produk dimaksudkan sebagai segala sesuatu yang berwujud yang ditawarkan oleh perusahaan kepada konsumen untuk diperhatikan, dibeli, dipakai dan untuk dikonsumsi.

Produk merupakan salah satu unsur terpenting yang dapat dikendalikan oleh manajer pemasaran dan dalam banyak hal, merupakan alat yang efektif untuk mencapai suatu sasaran dan tujuan perusahaan. Jadi, perusahaan dapat memenuhi berbagai kebutuhan konsumen dan dapat menentukan berapa banyak produk yang harus diproduksi. Produk itu dapat diubah dengan berbagai cara untuk mencapai sasaran perusahaan yaitu perubahan warna, bentuk dan lain sebagainya.

Produk adalah suatu sifat yang kompleks, baik itu dapat diraba maupun tidak dapat diraba termasuk pembungkus, warna, harga, prestise perusahaan dan pengecer, pelayanan perusahaan dan pengecer yang diterima oleh pembeli untuk memuaskan keinginan dan kebutuhannya.

(22)

b. Harga (Price)

Harga merupakan sejumlah uang yang harus dibayar oleh konsumen untuk mendapatkan produk tersebut. Harga memegang peranan penting dalam kegiatan pemasaran, karena merupakan faktor penentu dari permintaan pasar untuk produk tersebut. Dengan demikian, harga suatu produk dapat mempengaruhi posisi persaingan dan cakupan pasar, serta program pemasaran pada suatu perusahaan.

Harga merupakan satuan moneter atau ukuran lainnya (termasuk barang dan jasa lainnya) yang ditentukan agar memperoleh hak kepemilikan atau penggunaan barang atau jasa.

Harga adalah sejumlah uang dan atau barang yang dibutuhkan untuk mendapatkan kombinasi dari barang yang lain yang disertai dengan pemberian jasa. Harga merupakan elemen dari bauran pemasaran yang bersifat fleksibel, dimana suatu saat harga akan stabil dalam waktu tertentu tetapi dalam seketika harga dapat juga meningkat atau menurun dan juga merupakan satu-satunya elemen yang menghasilkan pendapatan dari penjualan.

1. c. Tempat atau Distribusi (Place)

Tempat berarti kegiatan perusahaan yang membuat produk tersedia bagi konsumen sasaran. Tempat sangat berkaitan erat dengan distribusi. Distribusi menunjukkan berbagai kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan agar produk dapat diperoleh dan tersedia bagi konsumen sasaran.

Pada umumnya setiap perantara yang melakukan usaha menyalurkan barang atau jasa kepada konsumen atau pemakai akhir membentuk suatu tingkatan saluran, sehingga baik produsen maupun konsumen atau pemakai akhir merupakan bagian dari setiap saluran.

Keputusan penentuan lokasi dan saluran yang digunakan untuk memberikan jasa kepada

pelanggan melibatkan pemikiran tentang bagaimana cara mengirimkan atau menyampaikan jasa kepada pelanggan dan dimana hal tersebut akan dilakukan. Ini harus dipertimbangkan karena dalam bidang jasa sering kali tidak dapat ditentukan tempat dimana akan diproduksi dan dikonsumsi pada saat bersamaan.

Saluran distribusi dapat dilihat sebagai kumpulan organisasi yang saling bergantungan satu sama lainnya yang terlibat dalam proses penyediaan sebuah produk/pelayanan untuk digunakan atau dikonsumsi. Penyampaian dalam perusahaan jasa harus dapat mencari agen dan lokasi untuk menjangkau populasi yang tersebar luas. Sebagai salah satu variabel marketing mix, place / distribusi mempunyai peranan yang sangat penting dalam membantu perusahaan memastikan produknya, karena tujuan dari distribusi adalah menyediakan barang dan jasa yang dibutuhkan dan diinginkan oleh konsumen pada waktu dan tempat yang tepat.

Kegiatan distribusi yang dilakukan CV. KARYA TANETE adalah penjualan langsung dan tidak langsung. Penjualan langsung dilakukan kepada masyarakat umum yang sewaktu-waktu

(23)

yang disalurkan langsung ke konsumen akhir hanya sebesar 5%. Sedangkan penjualan secara tidak langsung melalui pedagang perantara yang kemudian menyalurkan produk ke konsumen akhir. Adapun produk yang disalurkan melalui pengecer sekitar 95% dengan jumlah pelanggan tetap yaitu sebanyak ± 30 toko.

Pemasaran minuman sari buah markisa yang telah dilakukan CV. KARYA TANETE yaitu pada toko-toko langganan yang berada di daerah Sulawesi Selatan khususnya Selayar,Bulukumba, Jeneponto dan pada daerah yang berada di luar Sulawesi Selatan.

4. Promosi (Promotion)

Promosi merupakan salah satu variabel dalam marketing mix yang sangat perlu dilaksanakan oleh perusahaan dalam memasarkan barang dan jasanya. Dengan promosi, perusahaan dapat menyampaikan informasi kepada konsumen berupa pengetahuan tentang produk yang meliputi keunggulan dan kekurangan dari produk tersebut dibandingkan dengan produk pesaing sehingga mereka tertarik untuk melakukan pembelian.

Menurut Philip Kotler promotion tools didefinisikan sebagai berikut :

1) Advertising (Periklanan) Suatu promosi barang atau jasa yang sifatnya non personal dilakukan oleh sponsor yang diketahui.

2) Personal selling (Penjualan perorangan)

Penjualan perorangan yang dilakukan oleh para wiraniaga yang mencoba dan membujuk untuk melakukan penjualan sekaligus.

3) Sales promotion (Promosi penjualan)

Suatu kegiatan yang dimaksud untuk membantu mendapatkan konsumen yang bersedia membeli produk atau jasa suatu perusahaan.

4) Public relation (Publisitas)

(24)

Promosi adalah kegiatan pemasaran yang sangat penting bagi perusahaan untuk memperkenalkan produknya kepada konsumen, sedangkan distribusi merupakan proses pendistribusian produk dan jasa yang sesuai dan terorganisir sehingga terjadi keefektifan penjualan (Rizal, 2008).

Promosi yang dilakukan oleh CV. KARYA TANETE tidak banyak. Dalam hal ini perusahaan lebih banyak melakukan personal selling atau menjual sendiri dan tidak mengiklankan

produknya. Di mana perusahaan melakukan kontak langsung dengan para calon pembeli. Dengan adanya kontak langsung ini diharapkan terciptanya hubungan atau interaksi yang baik antara perusahaan dengan pembelinya.

Perusahaan hanya mempromosikan produknya dari mulut ke mulut, hal ini disebabkan perusahaan belum memiliki anggaran khusus dalam hal promosi ke media cetak atau media elektronik tapi perusahaan sering mengikuti pameran atau pelatihan yang diadakan oleh Dinas Perindustrian. Pihak perusahaan merasa hal ini masih kurang efektif, sehingga pihak perusahaan berusaha agar promosi produk yang dihasilkan bias diperluas hingga ke berbagai media baik media cetak maupun media elektronik agar produk sari buah markisa ini dapat dikenal oleh masyarakat luas baik yang berada di sekitar wilayah Makassar maupun yang berada di luar wilayah Makassar.

Perusahaan merasa cukup puas dengan kinerja karyawan bidang produksi dan pemasaran, hal ini dapat dilihat pada bidang penjualan jumlah produk yang dijual sudah hampir mencapai target penjualan sebesar 90.239 unit, walaupun hasil penjualannya hanya mencapai 82.217 unit. Pada bidang produksi perusahaan merasa cukup puas dengan kinerja karyawannya karena dapat menghasilkan produk secara tepat waktu. CV. KARYA TANETE memiliki kendala sumber daya dalam hal ini pengadaan bahan baku dimana ketersediaan jumlah bahan baku yang terbatas berakibat kapasitas produksi rendah sehingga jumlah penjualan pun rendah.

CV. KARYA TANETE merasa puas dengan volume penjualannya walaupun terdapat banyak pesaing yang menghasilkan produk yang sama, hal ini dapat dilihat dari banyaknya konsumen yang mengkonsumsi produk yang dihasilkan oleh CV. KARYA TANETE karena memiliki keunggulan dalam hal design sehingga permintaan(demand) konsumen yang semakin meningkat tiap tahunnya. Walaupun penawaran oleh perusaaan tidak menetap akibat keterbatasan bahan baku. Keterbatasan bahan baku ini karena sulit memperoleh bahan baku yang disebabkan karena banyak pesaing yang membutuhkan bahan baku yang sejenis.

1.4.4 Proses Pengendalian Dampak Lingkungan

Setiap perusahaan tentunya mempunyai dampak terhadap lingkungan sekitar tempat usaha tersebut didirikan baik itu dampak lingkungan yang positif maupun negatif. Oleh karena itu perlu dilakukan pengelolaan usaha yang mampu memahami keadaan lingkungan tersebut dan dapat mempengaruhi jalannya perusahaan.

(25)

adanya pembangunan. Dampak lingkungan dikategorikan atas dua bagian yaitu dampak fisik-kimia serta dampak sosial ekonomi.

Adapun hasil limbah dari proses produksi CV. KARYA TANETE hanya berupa limbah padat. Limbah padat ini berasal dari sisa-sisa hasil pengolahan kayu. Kesemua limbah itu dibuang pada tempat-tempat yang disediakan.

Limbah padat yang dihasilkan yang berupa sisa – sisa kayu ini dibuang di tempat penampungan yang berada di halaman perusahaan. Akan tetapi, penampungan tersebut ukurannya sangat kecil sehingga tidak mampu menampung semua.

Dampak lingkungan sosial ekonomi yang ditimbulkan oleh CV. KARYA TANETE adalah membuka lapangan kerja bagi masyarakat sekitar lokasi usaha yang pada akhirnya dapat meningkatkan pendapatan bagi mereka. Dengan demikian mereka dapat mengurangi jumlah pengangguran berarti juga telah membantu program pemerintah.

Adapun biaya yang digunakan untuk pengendalian dampak lingkungan dapat dilihat pada Tabel 9.

Tabel 4 Biaya AMDAL CV. KARYA TANETE

Uraian Bulan Harga (Rp)

Biaya pengangkutan sampah Januari

(26)

November

Desember

70.000

70.000

70.000

Total 760.000

Berdasarkan Tabel 4 dijelaskan pengeluaran biaya kebersihan pada tiap bulannya adalah tidak menentu hal ini disebabkan oleh kebijakan pemerintah dalam menetapkan biaya kebersihan yang harus dibayar oleh perusahaan kepada Dinas Kebersihan Kabupaten Kep. Selayar. Pada perusahaan CV. KARYA TANETE mempunyai keuangan yang khusus untuk biaya kebersihan yang mana dimasukkan ke dalam biaya variabel pada perusahaan. Biaya kebersihan yang dimaksud adalah biaya pengangkutan sampah.

1.4.5 Proses Pengendalian Keuangan

Menurut Harnanto (1992), biaya adalah sebagai berikut: Beban (expenses) adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu periode akuntansi dalam bentuk arus keluar atau berkurangnya aktiva atau terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak menyangkui pembagian kepada penanam modal. Dalam arti luas, biaya (cost) adalah jumlah uang yang dinyatakan dan sumber-sumber (ekonomi) yang dikorbankan terjadi dan akan terjadi untuk rnendapatkan sesuatu atau mencapai tujuan tertentu. Sedangkan menurut lAl/SAK (1994), pengertian biaya adalah pengorbanan sumber ekonomi yang diukur dalam satuan uang, yang telah terjadi atau yang kemungkinan akan terjadi untuk tujuan tertentu, sehingga biaya dalam arti luas diartikan sebagai pengorbanan sumber ekonomi untuk memperoleh aktiva.

Biaya memegang peranan penting dalam mengembangkan suatu usaha. Besarnya biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan barang dan jasa akan menentukan besar kecilnya harga dari produk yang dihasilkan. Analisis biaya bertujuan untuk melihat berapa besarnya biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan dalam periode tertentu.

Keberhasilan suatu perusahaan dinilai dari jumlah pendapatan yang diperoleh dalam jangka waktu tertentu. Pendapatan dalam pengertian umum adalah hasil produksi dalam bentuk materi dan dapat kembali digunakan untuk memenuhi kebutuhan akan sarana dan prasaana produksi. Pada umumnya biaya yang dikeluarkan dalam setiap usaha terbagi dua yaitu biaya tetap (fixed cost) dan biaya tetap (variabel cost).

(27)

Biaya tetap atau fixed cost adalah biaya yang dikeluarkan perusahaan yang sifatnya tidak

terpengaruh terhadap besar kecilnya jumlah produksi. Biaya tetap merupakan biaya yang sifatnya tidak terpengaruh oleh besarnya produksi, terdiri dari pajak, penyusutan alat, bunga pinjaman, sewa tanah, dan lain-lain.

Biaya tetap memiliki karakteristik sebagai berikut:

1) Biaya yang jumlah totalnya tetap konstan tidak dipengaruhi oleh perubahan volume kegiatan atau aktivitas sampai dengan tingkatan tertentu.

2) Pada biaya tetap, biaya satuan (unit cost) akan berubah berbanding terbalik dengan perubahan volume kegiatan, semakin tinggi volume kegiatan semakin rendah biaya satuan, semakin rendah volume kegiatan semakin tinggi biaya satuan.

Biaya Variabel (variabel cost)

Biaya variabel atau variabel cost adalah biaya yang dikeluarkan perusahaan yang berubah-ubah dan berpengaruh terhadap besar kecilnya jumlah produksi.

Biaya variabel memiliki karakteristik sebagai berikut:

1) Biaya yang jumlah totalnya akan berubah secara sebanding (proportional) dengan perubahan volume kegiatan, semakin besar volume kegiatan semakin tinggi jumlah total biaya variabel, semakin rendah volume kegiatan semakin rendah jumlah total biaya variabel.

2) Pada biaya variabel, biaya satuan tidak dipengaruhi oleh perubahan volume kegiatan, jadi biaya satuan konstan.

Analisis Pendapatan

Pendapatan dalam pengertian umum adalah hasil produksi yang diperoleh dalam bentuk materi dan dapat dibelanjakan kembali guna memenuhi akan sarana produksi dan kebutuhan lainnya. Pada umumnya

pendapatan ini diperoleh dari hasil penjualan produk. Pendapatan adalah keuntungan atau hasil bersih yang diperoleh petani dari hasil produksinya (Daniel, 2004).

(28)

Menurut Suwardjono (1984) dalam buku teori Akuntansi Perekayasaan Akuntansi Keuangan bahwa dari aspek fisik pendapatan dapat dikatakan sebagai hasil akhir suatu aliran fisik dalam proses menghasilkan laba. Aspek moneter memberikan pengertian bahwa pendapatan

dihubungkan dengan aliran masuk aktiva yang berasal dari kegiatan operasi perusahaan dalam arti luas. Pendapatan diukur dengan nilai wajar yang dapat diterima, jumlah pendapatan biasanya ditentukan oleh persetujuan antara perusahaan dan pembeli yang diukur dengan nilai wajar imbalan yang diterima atau yang dapat diterima perusahaan dikurangi jumlah discount dagang dan rabat volume yang diperbolehkan perusahaan, umumnya berbentuk kas atau setara kas.

Bila arus masuk dari kas atau setara kas ditangguhkan nilai wajar dari imbalan tersebut mungkin kurang dari jumlah nominal dari kas yang diterima atau yang dapat diterima.

Bila barang atau jasa dipertukarkan untuk barang atau jasa dengan sifat nilai yang sama maka pertukaran tidak dianggap sebagai transaksi yang mengakibatkan pendapatan. Dan bila barang dijual atau jasa diberikan untuk dipertukarkan dengan barang dan jasa yang tidak serupa pertukaran tersebut dianggap sebagai transaksi yang mengakibatkan pendapatan. Pendapatan tersebut diukur pada nilai wajar dari barang atau jasa yang diserahkan, disesuaikan dengan jumlah kas atau setara kas yang ditransfer (Anonim 8, 2009).

Potensi yang dimiliki oleh perusahaan sehingga dapat terus beroperasi. Potensi yang dimiliki oleh perusahaan sehingga dapat terus produktif adalah konsistensi terhadap mutu produk sirup markisa yang dihasilkan. Sehingga menumbuhkan brand image yang baik di mata konsumen, dimana adanya kepercayaan konsumen terhadap mutu produk yang dihasilkan oleh perusahaan mengakibatkan timbulnya pangsa pasar tersendiri bagi produk sirup markisa yang ditawarkan. Untuk menghasilkan produk yang berkualitas dibutuhkan tenaga kerja yang berpengalaman, sehingga dibutuhkan proses pendidikan dan pelatihan untuk menunjang upaya peningkatan mutu perusahaan.

1.5 Peta Agrosistem

Peta penampilan kinerja agrosistem dimaksudkan untuk memberikan gambaran tentang pengalokasian sumberdaya yang dimiliki oleh perusahaan ke berbagai sub sistem usaha

(29)

BAGIAN II

STUDI PROBLEMATISASI

2.1 Analisis Masalah Pengembangan Agrosistem

Analisis masalah pengembangan agrosistem merupakan suatu tahap atau kegiatan analisis yang bertujuan untuk mengidentifikasi, mengenali, menguraikan dan menganalisis permasalahan yang terdapat dalam agrosistem, sasarannya adalah tersusunnya daftar persoalan yang akan

mempermudah penyusunan rancangan pemecahannya. Dalam pelaksanaan analisis masalah pengembangan agrosistem ini, ada beberapa tahapan yang harus dilewati. Tahapan tersebut adalah

1. Identifikasi masalah,

2. Masalah utama dan

3. Struktur masalah.

2.1.1 Identifikasi Masalah

Menurut Kepner dan Tregoe (1992), mengatakan bahwa masalah adalah situasi yang

(30)

Identifikasi masalah bertujuan untuk mencari, melihat dan menilai situasi mana yang

menghambat dan menemukan tindakan perbaikan dan penyelesaian. Adapun pemilahan masalah yang dihadapi oleh CV. KARYA TANETE dapat dilihat pada tabel berikut.

(31)

Berdasarkan Tabel 5 di atas, dapat kita lihat bahwa terdapat beberapa masalah terpilih pada setiap aspek manajemen. Pada menajemen pengadaan bahan baku beberapa masalahnya adalah

No

Uraian Masalah

Aspek Manajemen

Sumber daya

Pengadaan

Bahan baku Produksi Pemasaran

L M F P

1 Jumlah Bahan

Baku ü

2. Jumlah Produksi

ü

3. Ketersediaan

bahan baku ü ü

4. Daerah pasokan

bahan baku ü

(32)

jumlah bahan baku, jumlah produksi, ketersediaan bahan baku, daerah pasokan bahan baku dan pedagang pengumpul. Beberapa masalah terpilih yang berhubungan dengan aspek manajemen bagian produksi yaitu ketersediaan bahan baku, hubungan kerja, pendidikan, kualitas dan kinerja tenaga kerja bagian produksi. Pada aspek manajemen bagian sumberdaya manusia beberapa masalah terpilihnya adalah hubungan kerja, pendidikan, kualitas dan kinerja tenaga kerja bagian produksi.

Beberapa masalah terpilih yang berhubungan dengan aspek manajemen bagian sumberdaya finansial dan bagian pemasaran yaitu jumlah dan kapasitas penjualan.

2.1.2 Masalah Utama

Masalah merupakan suatu penyimpangan atau ketidak seimbangan antar apa yang seharusnya terjadi dan apa yang sebenarnya terjadi. Ketidaksesuaian ini disebabkan oleh perubahan tertentu. Untuk dapat menciptakan suatu masalah perlu dilakukan analisis yang berguna untuk dapat menemukan sebabnya dan akhirnya dengan pengambilan suatu keputusan. Masalah utama merupakan masalah terpilih diantara beberapa masalah yang ada.

Pada CV. KARYA TANETE yang menjadi masalah utama adalah “Kurangnya bahan baku“. Yang disebabkan oleh terbatasnya kayu-kayu pilihan di daerah kepulauan selayar.

2.1.3 Struktur Pohon Masalah

Struktur masalah ini bertujuan untuk menyusun masalah-masalah yang dituangkan dalam bentuk struktur pohon masalah untuk menghubungkan antara masalah yang satu dengan masalah lain, dengan struktur masalah ini dapat lebih mudah mengetahui sasaran utama dan antara.

2.2 Analisis Sasaran Pengembangan Agrosistem

Sasaran merupakan kriteria bagi keputusan yaitu perincian khusus yang harus dicapai oleh perusahaan. Sasaran ditetapkan setelah menetapkan tujuan dari keputusan dan menyetujui tindakan yang harus dicapai. Hal ini dikerjakan sebelum membahas alternatif. Sasaran adalah ukuran yang sejalan mengenai tujuan yang ingin dicapai, sebab dengan ukuran yang jelas kita dapat mengambil pilihan yang beralasan.

(33)

datang yang akan dicapai merupakan perbaikan dari masalah yang terjadi sekarang yang ditemukan dalam suatu perusahaan.

Tahapan sasaran hasil ini diawali dengan menetapkan sasaran hasil yang diperoleh dari proses transformasi positif dari masalah yang ditemukan pada diagnosa masalah kemudian sasaran-sasaran hasil itu ditetapkan sasaran-sasaran utamanya selanjutnya dibuat dalam suatu struktur sasaran-sasaran untuk menentukan sasaran utama yang paling esensial untuk dilakukan dengan sasaran lainnya berada dalam suatu sistem yang saling mengkait, sehingga penyelesaian sasaran utama akan memudahkan sasaran-sasaran lainnya.

2.2.1 Penetapan Sasaran

Penetapan sasaran didasarkan pada analisis masalah, dimana semua persoalan yang ditemukan pada perusahaan kasus kemudian dipositifkan untuk memperoleh sasaran yang ingin dicapai oleh perusahaan.

Sasaran tersebut dapat diuraikan sebaga berikut :

1. Jumlah produksi meningkat

Jumlah produksi perusahaan meningkat dari 200 unit menjadi 300 unit.

1. Mudah memperoleh bahan baku

Dengan adanya pesaing yang membutuhkan bahan baku yang sama maka perusahaan sebaiknya menambah langganan pemasok bahan baku agar lebih mudah dalam memperoleh bahan baku.

1. Daerah pasokan bahan baku bertambah

Dengan bertambahnya daerah pasokan bahan baku maka akan lebih mudah untuk mendapatkan bahan baku.

1. Ketersediaan bahan baku tetap

(34)

1. Meningkatnya jumlah pedagang pengumpul di setiap daerah pasokan.

Semakin banyak jumlah pedagang pengumpul mengakibatkan terpenuhinya kebutuhan akan bahan baku.

1. Relasi memadai

Dengan relasi memadai yang dimiliki oleh perusahaan maka akan memudahkan untuk memperoleh bahan baku.

1. Pendidikan Tenaga Kerja Bagian Produksi Tinggi

Jika pendidikan tenaga kerja bagian produksi tinggi, maka kinerja dan kualitas tenaga kerja akan meningkat dan akan berakibat pada peningkatan jumlah produksi.

1. Kualitas tenaga kerja bagian produksi tinggi.

Dengan meningkatkan kualitas tenaga kerja bagian produksi maka akan berpengaruh juga terhadap jumlah produksi dimana akan juga mengalami peningkatan.

1. Kinerja tenaga kerja bagian produksi

Jika kinerja tenaga kerja bagian produksi tinggi atau meningkat maka target perusahaan akan produksinya dapat tercapai.

1. Kapasitas penjualan meningkat

Jika kapasitas penjualan meningkat maka akan berpengaruh terhadap jumlah penjualan dimana jumlah penjualan juga akan meningkat.

1. Jumlah penjualan produk meningkat

Jika jumlah produksi tinggi akan mengakibatkan jumlah penjualan akan meningkat.

2.2.2 Sasaran Utama

(35)

2.2.3 Struktur Pohon Sasaran

Struktur pohon sasaran adalah suatu upaya untuk menyusun sasaran-sasaran yang didapatkan dari proses transformasi positif dari masalah-masalah yang ditemukan. Sasaran-sasaran tersebut kemudian disusun dalam suatu diagram pohon sasaran yang bertujuan untuk mencari tujuan hubungan tindakan hasil antara sasaran yang satu dengan sasaran yang lainnya. Untuk lebih jelasnya struktur sasaran dapat dilihat pada Gambar berikut.

Jumlah penjualan tinggi

Hasil

Kapasitas penjualan tinggi (90%)

(36)

Keterangan :

Hasil

Kinerja TK Bag. Produksi tinggi

Kualitas TK Bag. Produksi tinggi

Ketersediaan bahanbakutetap Pasokan bahan baku

terpenuhi (1000 m3)

Mudah memperoleh bahanbaku

Daerah pasokan bahan

baku bertambah Jumlah pedagang pengumpul bertambah

(37)

Sasaran antara

Sasaran utama

Gambar 5. Struktur sasaran pengembangan usaha pada CV. KARYA TANETE

BAGIAN III

DESAIN TINDAKAN TRANSFORMASI AGROSISTEM

3.1 Analisis Alternatif Tindakan Pengembangan Agrosistem

3.1.1 Alternatif Tindakan

Alternatif tindakan merupakan hasil yang diperoleh dari evaluasi setiap alternatif yang tersedia terhadap kriteria-kriteria yang ditetapkan. Pada saat evaluasi, setiap alternatif yang tidak dapat memenuhi kriteria-kriteria yang ditetapkan segera digeser dari analisis alternatif. Pemilihan alternatif tersebut adalah dengan mengutamakan resiko paling kecil yang akan diterima perusahaan dan tidak menimbulkan kesulitan baru.

Analisis tindakan merupakan hasil yang diperoleh dari evaluasi setiap alternatif yang tersedia terhadap kriteria-kriteria yang telah ditetapkan. Pada saat evaluasi, setiap alternatif yang tidak dapat memenuhi kriteria yang ditetapkan segera gugur dari analisa alternatif. Berguna untuk melihat beberapa kemungkinan pilihan (alternative) hubungan tindakan (rangkaian sasaran) dianalisis sasaran yang mengarah pada suatu keadaan tertentu (Anonim 10, 2009).

Alternatif-alternatif tindakan ini diharapkan akan sampai pada sasaran utama yaitu ” Jumlah produksi tinggi (1000 unit)” sehingga pada akhirnya jumlah penjualan tinggi. Semua

penyelesaian masalah yang akan dilakukan diharapkan dapat berlangsung dengan baik. Setelah melalui evaluasi, maka alternatif tindakan yang dapat dilakukan untuk mencapai sasaran adalah:

 Untuk sasaran antara “Daerah Pasokan Bahan Baku Bertambah”, maka alternatif tindakan yang dapat dilakukan adalah “Menambah daerah pasokan bahan baku”.

 Untuk sasaran antara “Relasi terbatas”, maka alternatif tindakan yang dapat dilakukan, adalah “Memperluas relasi”

 Untuk sasaran antara “Pendidikan tenaga kerja bagian produksi rendah”, maka alternatif tindakan yang dilakukan adalah “Memberikan pelatihan”.

3.1.2 Analisis Keputusan

(38)

analisis keputusan juga diharapkan akan dapat menjawab tindakan apa yang diperlukan dalam upaya pemecahan persoalan yang dihadapi.

Tujuan dari analisis keputusan adalah mengidentifikasikan apa yang harus dikerjakan, mengembangkan kriteria yang harus dipenuhi oleh sebuah pilihan, mengevaluasi alternatf terpilih terhadap kriteria tersebut dan mempertimbangkan resiko-resiko yang mungkin timbul dari alternatif terpilih. Beberapa langkah yang harus ditempuh dalam analisis keputusan adalah sebagai berikut :

1. Pernyataan keputusan

Tahap ini menunjukkan pusat perhatian pada persoalan yang sudah ada. Pernyataan keputusan tidak hanya menunjukkan tujuan dari suatu keputusan, tetap juga merupakan tindakan yang diambil dari keputusan tersebut.

2. Kriteria keputusan

Kriteria keputusan merupakan kemampuan memberikan gambaran mengenai suatu keadaan yang lebih jelas dan terperinci tentang hasil keputusan yang diambil. Tujuan penetapan kriteria adalah untuk menyaring sejumlah alternatif lain yang pada akhirnya akan muncul alternatif terbaik.

3. Alternatif Keputusan

Alternatif keputusan merupakan kemampuan memberikan gambaran mengenai suatu keadaan yang lebih jelas dan terpernci tentang hasil keputusan yang diambil. Tujuan penetapan kriteria adalah untuk menyaring sejumlah alternatif lain yang pada akhirnya akan muncul alternatif terbaik.

4. Evaluasi alternatif terhadap kriteria keputusan

(39)

keputusan dan alternatif keputusan yang diberi bobot kemudian diperhatikan hasil perkalian yang memiliki bobot yang tertinggi adalah merupakan alternatif yang diprioritaskan.

3.1.3 Analisis Terpilih

Alternatif terpilih merupakan alternatif terbaik dari alternatif keputusan yang telah diseleksi pada evaluasi dari alternatif terhadap kriteria keputusan.

Berdasarkan analisis tindakan yang akan dilakukan, maka alternatif tindakan terpilih adalah sebagai berikut :

1. Menambah daerah pasokan bahan baku sebanyak 3 daerah sehingga daerah pasokan bahan baku berubah dari 3 daerah menjadi 6 daerah.

2. Relasi yang dipilih sebagai pemasok bahan baku adalah pedagang besar.

(40)

Jumlah penjualan tinggi

(1000 unit)

Hasil

Kapasitas penjualan tinggi (90%)

Sasaran

Kinerja TK Bag. Produksi tinggi

(41)

Keterangan :

Hasil

2Sasaran antara

Sasaran utama

Gambar 6. Struktur tindakan pengembangan usaha pada CV. KARYA TANETE

3.2 Matriks Perencanaan Pengembangan Agrosistem

Matriks perencanaan pengembangan agrosistem kasus adalah suatu usaha untuk mengembangkan rancangan proyek yang dapat memberikan suatu ringkasan mengenai

rancangan proyek tersebut dalam bentuk sebuah matriks. Matriks tersebut akan menggambarkan bagaimana tindakan yang dilakukan untuk memenuhi sasaran antara dan sasaran utama serta sarana dan biaya yang diperlukan untuk mewujudkan tindakan tersebut.

Matriks perencanaan pengembangan usaha menerangkan mengapa proyek dilaksanakan (maksud dan sasaran proyek), apa yang ingin dihasilkan oleh proyek (hasil-hasil kerja proyek), bagaimana proyek akan bekerja untuk mencapai hasil-hasil yang diinginkan (kegiatan-kegiatan proyek), faktor-faktor di luar pengaruh langsung pengelola proyek yang perlu diawasi demi keberhasilan proyek, bagaimana keberhasilan proyek dapat dinilai secara objektif (indikator-indikator

objektif), dari mana data yang diperlukan untuk menilai keberhasilan secara objektif dapat diperoleh (sumber-sumber pembuktian), dan beberapa sarana dan biaya yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan.

Matriks perencanaan menggambarkan bagaimana tindakan yang akan dilakukan untuk

memenuhi sasaran antara dan sasaran utama dimana uraian ini dijelaskan masing-masing tentang ukuran tercapainya tujuan dan sistem informasi pengendaliannya, sedangkan pada bagian tindakan dijelaskan mengenai sarana yang dibutuhkan untuk memenuhi tindakan tersebut serta perkiraan besarnya biaya yang digunakan.

Ketersediaan bahanbakutetap Pasokan bahan baku

terpenuhi (500 m3)

Mudah memperoleh bahanbaku

(42)

Matriks perencanaan proyek pengembangan usaha ini, struktur alternatif tindakan terpilih dijabarkan ke dalam matriks perencanaan. Pada matriks ini yang dilakukan adalah

mengidentifikasi dari masing-masing tingkatan tujuan, menentukan ukuran tercapainya tujuan, menentukan sistem informasi pengendalian manajerial, menentukan sarana yang diperlukan dan menentukan besarnya biaya yang digunakan untuk mendukung tindakan pelaksanaan proyek.

3.3 Rencana Kerja Tindakan

Rencana kerja adalah rincian lebih lanjut dari informasi yang didapatkan dalam matriks rencana proyek. Rencana ini merupakan aplikasi dari tindakan yang telah dirumuskan mengenai

pelaksanaan setiap tindakan yang dituangkan dalam format yang memuat siapa penanggung jawab kegiatan, apa yang diharapkan dari kegiatan tersebut serta kapan mulai dan berakhirnya kegiatan yang dilaksanakan.

Rencana kerja proyek adalah suatu usaha untuk menyusun kegiatan proyek yang dapat memberikan suatu ringkasan mengenai pelaksanaan rencana kegiatan agar perusahaan dapat berkembang dengan pesat, yang didalamnya meliputi penanggungjawab dari masing-masing tindakan yang akan dilakukan, kegiatan serta penjadwalan kegiatan.

Untuk lebih jelasnya tentang rencana kerja tindakan CV. KARYA TANETE dapat dilihat pada Tabel 14.

Tabel 6. Matriks Rencana Kerja Proyek Pengembangan Usaha CV. KARYA TANETE

Tindakan Penanggung Jawab

Hasil Kegiatan Jadwal Bulan

(43)

Memberikan

pelatihan Pimpinan dan wakil pimpinan

Kualitas karyawan meningkat.

3.4 Analisis Persoalan Potensial

Analisis persoalan potensial adalah suatu prosedur yang memungkinkan kita untuk memasuki masa depan, melihat apa yang terkandung di dalamnya untuk kemudian kembali ke masa kini untuk mengambil tindakan selagi masih memungkinkan (Kipner dan Tregoe, 1992).

Analisis persoalan potensial memberikan solusi terhadap persoalan yang timbul. Dalam analisis persoalan potensial ada beberapalangkah yang harus ditempuh yaitu merumuskan pernyataan rencana kegiatan, menyusun skenario pelaksanaan kegiatan, mengidentifikasi persoalan potensial khusus dan menetapkan tindakan-tindakan pencegahan serta tindakan penanggulangan.

1. Perencanaan kegiatan adalah pernyataan yang berhubungan dengan tindakan yang akan direalisasikan. Pernyataan rencana kegiatan diperlukan untuk memberikan arah dan tujuan dari alternatif terpilih sebagai jawaban terhadap persoalan timbul.

2. Skenario Pelaksanaan Kegiatan merupakan tindak lanjut dari pernyataan rncana kegiatan yang telah ditetapkan dan merupakan susunan dari rencana kegiatan yang akan dilakukan untuk mencapai sasaran dalam pernyataan rencana kegiatan.

3. Identifikasi tahap-tahap rawan adalah mengidentifikasi langkah-langkah kegiatan yang dalam pelaksanaannya kemungkinan mengalami hambatan sehingga dapat dilakukan tindakan pencegahan dan penganggulangan. Hambatan ini dapat berupa situasi dan perlakuan dari pihak tertentu yang berhubungan dengan pelaksanaan kegiatan.

4. Identifikasi persoalan potensial khusus dimaksudkan untuk mengetahui dengan mudah persoalan yang mungkin timbul pada tahap-tahap rawan dari skenario kegiatan.

5. Identifikasi sebab-sebab persoalan potensial khusus dimaksudkan untuk mengetahui kemungkinan yang menyebabkan timbulnya persoalan potensial khusus. Dengan demikian diharapkan bahwa kita dapat melakukan tindakan pencegahan dan

(44)

6. Tindakan pencegahan jauh lebih baik dan lebih efektif daripada tindakan

penanggulangan. Tindakan ini dimaksudkan untuk mengurangi atau menghilangkan penyebab persoalan potensial khusus yang ada pada skenario pelaksanaan kegiatan.

7. Tindakan penanggulangan yaitu tahap ini dilakukan terhadap persoalan yang tidak dapat dicegah dengan tujuan untuk mengurangi akibat dari persoalan itu. Tindakan ini

merupakan langkah akhir bila tindakan pencegahan tidak dapat dilakukan lagi.

8. Struktur tindakan merupakan upaya untuk menyusun rencana kegiatan yang juga

merupakan rangkuman dari pernyataan rencana kegiatan, skenario pelaksanaan kegiatan, tahap-tahap rawan, persoalan potensial khusus, sebab-sebab persoalan potensial khusus, tindakan pencegahan dan penanggulangan.

Berdasarkan tindakan yang dilakukan maka analisis persoalan potensial masing-masing tindakan adalah sebagai berikut :

Rencana Kegiatan I : Penambahan Daerah Pasokan Bahan Baku

1. Skenario Pelaksanaan Kegiatan

1. Mencari daerah yang memiliki potensi penghasil bahan baku

2. Menentukan daerah penghasil bahan baku yang mudah dijangkau.

3. Identifikasi Tahap-Tahap Rawan

1. Kuantitas bahan baku

2. Jarak

3. Identifikasi Persoalan Potensial Khusus (PPK)

1. Daerah penghasil Kayu tidak dalam kuantitas yang banyak

2. Tidak mudahnya menjangkau daerah yang dipilih.

3. Identifikasi sebab-sebab PPK

1. Kurangnya pengetahuan yang dimiliki oleh petani setempat sehingga produksinya tidak terlalu besar

(45)

3. Tindakan Pencegahan

1. Memberikan pengetahuan kepada petani tentang budidaya Pohon Jati dan Mahoni yang baik dan produktif.

2. Meninjau kembali daerah yang dipilih.

3. Tindakan Penanggulangan

1. Memberikan penyuluhan kepada petani setempat

2. Menetapkan daerah lain untuk pasokan bahan baku yang mudah dijangkau.

Rencana Kegiatan II : Menjalin kerjasama dengan relasi yaitu pada Pedagang Besar

A. Skenario Pelaksanaan Kegiatan

1. Melakukan negosiasi dengan pedagang besar

2. Menentukan harga dan jumlah bahan baku yang dibutuhkan

B. Identifikasi Tahap-Tahap Rawan

1. Pedagang besar

2. Harga dan jumlah bahan baku

C. Identifikasi Persoalan Potensial Khusus (PPK)

1. Pedagang besar tidak mau bekerjasama

2. Tidak tercapai kesepakatan harga dan jumlah bahan baku rendah

D.Identifikasi sebab-sebab PPK

1. Petani sudah bekerjasama dengan perusahaan lain

2. Harga yang ditawarkan terlalu tinggi dan jumlah bahan baku tidak memenuhi permintaan perusahaan.

E. Tindakan Pencegahan

(46)

2. Meninjau kembali harga yang ditawarkan dengan mempertimbangkan biaya-biaya yang dikeluarkan dan memprediksi jumlah permintaan.

F. Tindakan Penanggulangan

1. Melakukan negosiasi ulang dengan petani lain

2. Menetapkan harga yang seimbang dan menetapkan jumlah permintaan perusahaan.

Rencana Kegiatan III : Pemberian Pelatihan dengan cara Vestibule Training

A. Skenario Pelaksanaan Kegiatan

Memberikan pelatihan kepada tenaga kerja bagian produksi.

B. Identifikasi Tahap-Tahap Rawan

Adanya tenaga kerja yang bekerja tidak optimal

C. Identifikasi Persoalan Potensial Khusus (PPK)

Sulit mencari pekerja yang benar-benar memiliki kualitas dan kinerja yang baik.

D. Identifikasi sebab-sebab PPK

Kurangnya pekerja yang berpengalaman, kualitas dan kinerja yang baik

E. Tindakan Pencegahan

Mengadakan pelatihan kerja

F. Tindakan Penanggulangan

(47)

Tabel . 7 Matriks Analisis Persoalan Potensial Pengembangan Agrosistem pada CV.

Identifikasi Persoalan Potensial Khusus (PPK)

 Daerah penghasil buah markisa tidak dalam kuantitas yang banyak

 Tidak mudahnya menjangkau daerah yang dipilih.

 Kurangnya pengetahuan yang dimiliki oleh petani setempat sehingga produksinya tidak terlalu besar

 Banyak daerah penghasil yang sulit dilalui oleh alat transportasi

o Memberikan pengetahuan kepada petani tentang budidaya markisa yang baik dan produktif.

o Meninjau kembali daerah yang dipilih.

 Pedagang besar tidak mau bekerjasama.

 Tidak tercapai kesepakatan harga dan jumlah bahan baku rendah

 Petani sudah bekerjasama dengan perusahaan lain

 Harga yang ditawarkan terlalu tinggi dan jumlah bahan baku tidak

(48)

 · Melakukan negosiasi ulang dengan petani bersangkutan

o · Meninjau kembali harga yang ditawarkan dengan mempertimbangkan biaya-biaya yang dikeluarkan dan memprediksi jumlah permintaan.

 Melakukan negosiasi ulang dengan petani lain

 Menetapkan harga yang seimbang dan menetapkan jumlah tenaga kerja bagian produksi.

Adanya tenaga kerja yang bekerja tidak optimal.

Sulit mencari pekerja yang benar-benar memiliki kualitas dan kinerja yang baik.

Gambar

Tabel 1. Sumberdaya lahan dan bangunan CV. KARYA TANETE
Tabel 2. Jabatan, Tingkat Pendidikan, Status Tenaga Kerja dan Gaji  Pada CV. KARYA TANETE   Di Kecamatan Benteng, Kota Benteng.
Tabel 3. Jumlah Pembelian Bahan Baku pada CV. KARYA TANETE di Kecamatan Benteng Kota Benteng Kabupaten Kepulauan Selayar
Tabel 4  Biaya AMDAL CV. KARYA TANETE
+3

Referensi

Dokumen terkait

Dari observasi dapat ditemukan masalah yang menjadi bahan penelitian, kemudian dengan kegiatan refleksi ditemukan solusi pemecahan masalah yang akhirnya digunakan

Langkah evaluasi diawali dari data yang diperoleh dikumpulkan (koleksi data) untuk kemudian dipilah (reduksi data) berdasarkan tahapan masukan (anteseden),

Berdasarkan hasil studi yang dilakukan, penulis menemukan bahwa proses pembentukan karakter anak usia dini, diawali dari keluarga, kemudian dilanjutkan dengan

Metode transformasi data dari hasil uji alat deteksi getaran berbasis accelerometer. Tahapan metode transformasi data melalui kabel data output yang dari uji secara

Hasil Pendugaan Model Ekonomi Rumahtangga Petani Lahan Sawah di Kabupaten Donggala Provinsi Sulawesi.. The

Cara mengungkapkan, penyelesaian masalah 11).. Diagnosa pasti : ditemukan salmonella dari biakan empedu dari darah pasien. Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan

Langkah evaluasi diawali dari data yang diperoleh dikumpulkan (koleksi data) untuk kemudian dipilah (reduksi data) berdasarkan tahapan masukan (anteseden),

Hasil penelitian menunjukkan bahwa komunikasi instruksional yang dilakukan guru dengan siswa autis murni diawali dengan melakukan penyesuaian, kemudian terdapat beberapa tahapan dalam