• Tidak ada hasil yang ditemukan

UNIVERSITAS INDONESIA MANAJEMEN KRISIS P

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "UNIVERSITAS INDONESIA MANAJEMEN KRISIS P"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

UNIVERSITAS INDONESIA

MANAJEMEN KRISIS PUBLIC RELATIONS PADA KASUS CADBURY MALAYSIA

Makalah Non Seminar

Mawar Kusuma Darina NPM : 1106021191

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI

(2)

UNIVERSITAS INDONESIA

MANAJEMEN KRISIS PUBLIC RELATIONS PADA KASUS CADBURY MALAYSIA

Makalah Non Seminar

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ilmu Komunikasi

Mawar Kusuma Darina NPM : 1106021191

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI

Depok 3 Desember 2014

(3)
(4)
(5)
(6)
(7)

Manajemen Krisis

Public Relations

Pada Kasus Cadbury

Malaysia

Mawar Kusuma Darina

Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Indonesia

Email : mawarkususmadarina@yahoo.com

ABSTRAK

Krisis merupakan hal yang tidak diharapkan kedatangannya. Penanganan krisis harus segera dilakukan agar krisis tidak berkepanjangan dan merugikan banyak pihak. Salah satu krisis yang cukup mengagetkan terjadi pada perusahaan coklat Cadbury di Malaysia. Hal ini terkait beredarnya pemberitaan hasil temuan Kementrian Kesehatan Malaysia yang menemukan DNA Babi (porcine) pada coklat Cadbury. Intensitas munculnya pemberitaan negatif tentang isu ini berdampak terhadap reputasi yang telah di bangun Cadbury selama hampir 40 tahun. Melalui studi kasus pada krisis Cadbury Malaysia inilah penulis akan membahas mengenai bagaimana terjadinya suatu krisis public relations yang sempat dialami perusahaan coklat Cadbury di Malaysia. Selain itu makalah ini juga akan membahas mengenai bagaimana manajemen krisis yang dilakukan public relations pihak Cadbury Malaysia melalui langkah-langkah penanganan yang dilakukan dalam manejemen krisis.

Kata kunci: Krisis, Manajemen krisis, Cadbury Malaysia

Public Relations CrisisManagement in The Case of Cadbury Malaysia

ABSTRACT

The crisis is an unexpected arrival case. Handling a crisis must be done so that the crisis is not prolonged and hurt many parties. One of shocking crisis occurred in the Cadbury chocolate company in Malaysia. This is related to the circulation of news by the findings of the Ministry of Health Malaysia who discovered DNA pig (porcine) in Cadbury chocolate.The intensity of negative publicity regarding this isu affect the reputation that has been built for almost 40 years. Through a case study in Malaysia Cadbury crisis this author will discuss about how the occurrence of a crisis public relations Cadbury chocolate company had experienced in the country of Malaysia. In addition, this paper will also discuss about how the crisis management public relations conducted the Cadbury Malaysia through the steps of treatment used in the management of crisis.

(8)

2

Universitas Indonesia

PENDAHULUAN

Terjadinya suatu krisis adalah hal yang tidak terduga, mengganggu kelancaran

produktivitas suatu organisasi, menimbulkan kepanikan dari berbagai stakeholder,

dan memberikan pengaruh negatif terhadap nama baik suatu organisasi. Krisis

merupakan kejadian yang tidak diharapkan, berdampak dramatis, kadang belum

pernah terjadi sebelumnya yang mendorong organisasi menuju suatu kekacauan

(chaos) dan dapat menghancurkan organisasi tersebut tanpa adanya tindakan nyata

(P.Powell, 2005, p. 68). Krisis tidak memiliki batas (no boundaries) dan dapat

terjadi kapan saja, dimana saja terhadap setiap organisasi (profit dan nonprofit,

publik, privat). Krisis dapat menyerang ketika suatu organisasi berhenti

menemukan permasalahan yang ditimbulkan oleh lingkungan tempat mereka

berada (Kuhn, 1996, p. 69). Baik setiap organisasi maupun perusahaan tentunya

tidak menginginkan akan datangnya suatu krisis, walaupun begitu ketika tiba

saatnya krisis itu muncul bukanlah suatu hal yang harus dihindari dan hanya

sekedar didiamkan saja namun sesungguhnya harus segera diberikan penyelesaian.

Salah satu tugas seorang public relations adalah memberikan penanganan ketika

suatu organisasi maupun perusahaan menghadapi suatu krisis. Krisis yang

menyerang suatu organisasi akan memberikan dampak terhadap reputasi

perusahaan yang dibangun dan dibina secara susah payah mulai dari nol dan dapat

hancur dalam sekejap apabila tidak segera diberikan penyelesaian. Salah satu

peranan public relations sebagai “reputation management” didefinisikan dalam

The British Institute of Public Relations (IPR):

“Public Relations is about reputation - the results of what you do, what you say and what others say about you. Public Relations practice is the discipline which

looks after reputation with the aim of earning understanding and support, and

influencing opinion and behavior”(Doug Newsom, p. 3).

Krisis yang menyerang reputasi suatu organisasi dapat dikatakan merupakan suatu

masa dimana organisasi sedang berada hampir di dekat kematian. Kuncinya

adalah bagaimana mengubah situasi krisis yang terjadi sehingga dapat menjadi

(9)

sebuah peluang untuk dapat menciptakan reputasi perusahaan yang baik

(Diermeier, 2011, p. 13).

Reputasi yang baik perlu dibangun dengan usaha keras yang tentunya

memerlukan waktu, tenaga, pikiran, dan dana. Di samping itu, manajemen

perusahaan harus menjalankan strategi komunikasi yang bertujuan untuk

membangun citra atau reputasi perusahaan. Hal ini merupakan peran dan fungsi

Public Relations dalam perusahaan (Nova, 2011, p. 306). Dikutip oleh Firsan

Nova dalam bukunya Crisis Public Relations:

“ It takes 20 years to build a reputation and five minutes to ruin it. If you think about that, you’ll do things differently (Warren Buffet).

Melakukan manajemen krisis, seharusnya sudah merupakan hal yang wajar

dilakukan baik oleh suatu orgnisasi maupun perusahaan yang sedang mengalami

krisis. Salah satu contoh krisis yang dapat ditangani dengan baik dilakukan oleh

produk kosmetik dan kecantikan Ponds. Pertengahan Juni 2009, masyarakat

Indonesia dikagetkan dengan pemberitaan hasil temuan BPOM yang

menyebutkan 70 kosmetik yang mengandung bahan-bahan berbahaya dan

dilarang digunakan dalam produk kosmetik. Dari temuan tersebut menyebutkan

Ponds sebagai kosmetik yang berbahaya untuk digunakan (Trijaya, 2009).

Manejemen krisis yang dilakukan PT Unilever sebagai induk perusahaan Ponds,

segera memberikan respon ke berbagai media dan turut bekerjasama dengan

BPOM dalam menjelaskan bahwa produk Ponds yang dinyatakan berbahaya

adalah palsu karena bukan produk resmi dari Ponds yang beredar di Indonesia.

Pihaknya juga memberikan pemahaman kepada para konsumen dalam memilih

produk yang asli dan konsumen dapat memastikan produk-produk tersebut

melalui website resmi Ponds (Oktaviani, 2012) .

Krisis Ponds dapat tertangani dengan baik terbukti hingga saat ini Ponds masih

menjadi produk kecantikan yang bertahan di Indonesia. Lain halnya dengan Ponds

yang mampu menyelamatkan produknya dari krisis, maskapai penerbangan Lion

Air di Indonesia sampai saat ini masih sering menjadi perbincangan sebagai

(10)

4

Universitas Indonesia

keterlambatan. Krisis reputasi yang dialami Lion Air ini tentunya sangat

memprihatinkan. Tidak adanya penanganan yang baik dilakukan dari pihak Lion

Air sendiri untuk mengurangi intensitas seringnya delay dalam penerbangan yang

dilakukannya. Masyarakat di Indonesia sepertinya sudah hafal dan merasa wajar

akan predikat yang diberikan terhadap Maskapai penerbangan Lion Air ini.

Pendiri Lion Air, Rusdi Kirana sendiri menjelaskan, keterlambatan yang kerap

terjadi pada maskapainya sangatlah wajar. Sebab, maskapai ini memiliki tingkat

frekuensi penerbangan yang tinggi (kbc10, 2014).

Melakukan manejemen krisis merupakan langkah yang harus segera dilakukan

untuk dapat menghindari kerugian yang akan jauh lebih besar ke depannya. Hal

ini penting untuk dapat menjaga nama baik organisasi maupun perusahaan. Ada

beberapa kesalahan yang menurut Evan Bloom biasa dilakukan oleh perusahaan.

Beberapa perusahaan mengabaikan krisis yang terjadi sehingga mereka tidak

mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk menyelesaikan krisis.

Perusahaan juga mengabaikan informasi dari media, staff, mitra, dan pelanggan

mengenai kondisi perusahaan yang sedang berada dalam krisis. Kesalahan fatal

bagi perusahaan apabila berharap krisis akan segera selesai jika diabaikan.

Kenyataannya krisis tidak pergi hanya karena diabaikan (Nova, 2011, p. 140).

Salah satu perusahaan yang pernah mengalami krisis adalah perusahaan

multinasional coklat Cadbury yang berasal dari Inggris. Menjelang berakhirnya

bulan Mei 2014, Negeri Malaysia saat itu dihebohkan atas isu yang beredar

tentang penemuan yang dilakukan oleh Kementrian Kesehatan Malaysia pada dua

jenis produk coklat Cadbury yaitu Dairy Milk Hazelnut dan Dairy Milk Roast

Almond yang mengandung DNA Babi (porcine) (Ant/N-6, 2014). Berdasarkan

hasil pengujian yang dilakukan Kementrian Kesehatan Malaysia yang

menunjukkan dua dari tiga sampel coklat Cadbury mengandung babi, Kantor

Kemajuan Islam Malaysia (JAKIM) mencabut sementara sertifikat halal kedua

produk tersebut serta memberikan jaminan penarikan produk tersebut dari pasaran.

Penemuan ini juga memberikan dampak terhadap pemboikotan yang dilakukan

oleh para Ulama Malaysia terhadap semua produk Cadbury sampai adanya

(11)

jaminan bukan hanya kedua produk tersebut yang bebas dari DNA babi (Badar,

2014).

Berdasarkan hal tersebut, tujuan penulisan makalah ini akan membahas

bagaimana memahami munculnya suatu krisis yang sedang terjadi serta

mengetahui bagaimana proses penanganan public relations pihak Cadbury

Malaysiadalam melakukan manajemen krisis terhadap kasus yang saat itu sedang

dihadapinya.

TINJAUAN PUSTAKA

Kata krisis berasal dari bahasa Yunani krisis (kpion), yang berarti “keputusan”.

Ketika krisis terjadi, perusahaan harus memutuskan apa yang harus dilakukan

bergerak ke kiri, atau bergeser ke kanan, ke bawah atau ke atas, bertarung atau

melarikan diri. Fearn Banks (1996:1) seperti dikutip dalam Crisis Public

Relations mendefinisikan krisis sebagai berikut:

“A major occurance with a potentially negative outcome affecting an organization, company or industry, as well as its publics, products, services or

good name”

Krisis yang terjadi akan memberikan banyak pengaruh negatif apabila tidak

segera ditangani karena suatu krisis yang terjadi akan memberikan kerugian tidak

hanya bagi organisasi namun juga publiknya baik internal maupun eksternal serta

nama baik organisasi yang telah dibangun sedemikian rupa.

Krisis public relations sering disebut sebagai krisis komunikasi, terjadi karena

pemberitaan negatif yang kemudian berimbas buruk pada bisnis perusahaan.

Pemberitaan media atau isu yang beredar bisa jadi benar atau mungkin saja tidak,

tetapi berpotensi mempengaruhi citra seseorang atau perusahaan. Salah satu tugas

public relations adalah mengklarifikasi pemberitaan di media yang tidak

seimbang atau yang memojokkan perusahaan. Tidak semua krisis adalah krisis

public relations. Suatu krisis dikatakan krisis public relations apabila krisis

tersebut diketahui oleh publik dan mengakibatkan munculnya persepsi negatif

(12)

6

Universitas Indonesia

Dalam krisis public relations, media adalah faktor penting yang dapat

mentranformasi krisis internal menjadi krisis public relations. Respon pertama

yang diberikan di saat krisis yang terjadi merupakan hal yang paling penting

karena hal inilah yang akan menentukan bagaimana suatu krisis dapat

terselesaikan atau tidak. Adanya transparansi dan bentuk pertanggung jawaban

harus dilakukan, merupakan cara agar berhasil keluar dari krisis yang terjadi

(Nova, 2011, p. 157).

Bagaimana proses terjadinya suatu krisis dan gejala apa yang biasanya akan

timbul, dapat dipelajari dari pembagian tahapan krisis seperti yang disampaikan

oleh Steven Fink (Kasali, 2003, pp. 225-230), sebagai berikut:

(1) Tahap Prodromal

Tahap prodromal sering disebut pula warning stage karena pada tahap

krisis ini telah muncul gejala-gejala yang harus diatasi. Tahap ini

merupakan tahap yang menentukan. Apabila perusahaan mampu

mengatasi gejala-gejala yang timbul, maka krisis tidak akan melebar dan

memasuki fase-fase berikutnya.

Krisis yang berada pada tahap ini kadang diabaikan karena perusahaan

(sepertinya) masih berjalan secara normal. Tahap prodormal bisa muncul

dalam tiga bentuk:

a. Jelas sekali, misalnya karyawan yang meminta kenaikan upah

b. Samar-samar, karena sulitya menginterpretasikan dan

memprediksi luasnya suatu kejadian, misalnya ada peraturan

pemerintah yang baru, serta munculnya pesaing baru, dsb.

c. Sama sekali tidak kelihatan, sebab gejala krisis ini tidak terlihat

sama sekali. Perusahaan tidak dapat membaca gejala ini karena

kelihatannya tidak ada masalah dan kegiatan perusahaan berjalan

baik-baik saja

(2) Tahap Akut

Inilah tahap ketika orang mengatakan: “telah terjadi krisis”. gejala yang semula samar-samar atau bahkan tidak terlihat sama sekali mulai tampak

jelas. Tahap akut memperlihatkan kerusakan yang mulai bermunculan,

(13)

reaksi mulai berdatangan, isu menyebar luas. Krisis akut sering disebut

sebagai the point of no return, artinya apabila gejala yang muncul pada

tahap peringatan (tahap prodormal) tidak terdeteksi sehingga tidak

tertangani, maka krisis akan memasuki tahap akut yang tidak akan bisa

kembali lagi.

(3) Tahap Kronis

Tahap kronik disebut juga sebagai the clean up phase atau the post

mortem atau tahap recovery atau self analysis. Pada tahap ini perusahaan

mempelajari penyebab krisis dan memperbaikinya agar tidak terjadi lagi,

misalnya dengan perubahan struktural, seperti penggantian manajemen,

penggantian pemilik, atau bahkan perusahaan yang mengalami likuidasi.

(4) Tahap Resolusi (Penyembuhan)

Tahap ini adalah tahap penyembuhan (pulih kembali) kondisi perusahaan.

Krisis umumnya berbentuk siklus, maka apabila suatu krisis telah

memasuki tahap resolusi perusahaan tetap harus waspada bila proses

penyembuhan tidak benar-benar tuntas, hal inilah yang akan membawa

kembali keadaan semula (tahap prodormal).

Krisis dianggap sebagai suatu“turning point in history/life, suatu titik balik dalam

kehidupan yang dampaknya memberikan pengaruh signifikan, ke arah negatif

maupun positif, tergantung reaksi yang diperlihatkan oleh individu, kelompok

masyarakat, atau suatu bangsa. Steven Fink dalam Crisis Management Planning

for The Inevetible, mendefinisikan krisis sebagai berikut:

A crisis an unstable time or state of affairs in which a decisive change is impending-either one with the distinct possibility of a highly desirable and

extremely positible outcome, or one with the distinct possiblity of a highly

undesirable outcome. It is usually a 50-50 proposition, but you can improve the

odds” (Nova, 2011, p. 68)

Dalam menghadapi munculnya suatu krisis, merupakan tugas public relations

dalam merencanakan bagaimana strategi manajemen krisis. Ronald D. Smith

mendefinisikan manajemen krisis sebagai sebuah proses yang digunakan oleh

(14)

8

Universitas Indonesia

sudut pandang PR, manajemen krisis adalah pendekatan yang terstruktur dalam

penanganan suatu kejadian, dengan tujuan untuk memberikan strategi komunikasi

yang tepat sehingga informasi yang diberikan sampai kepada khalayak dengan

cepat, meminimalisasi resiko kesalahan informasi dan membantu mengurangi

kerugian (Murray,2001). Disebutkan oleh Firsan Nova dalam Crisis Public

Relations situasi krisis yang terjadi pada suatu perusahaan di antaranya akan

menimbulkan hal-hal sebagai berikut:

1. Intensitas permasalahan akan bertambah

2. Masalah akan menjadi sorortan publik baik melalui media massa, atau

informasi dari mulut ke mulut

3. Masalah akan menggangu kelancaran bisnis sehari-hari.

4. Masalah menggangu nama baik perusahaan

5. Masalah dapat merusak sistem kerja dan mengguncang perusahaan secara

keseluruhan

6. Masalah yang dihadapi selain membuat perusahaan menjadi panik, tidak

jarang juga membuat masyarakat menjadi panik.

7. Masalah akan membuat pemerintah ikut melakukan intervensi.

Berkaitan dengan tindakan nyata, mekanisme lain dari krisis sering dinyatakan

dengan “zero hour”. Artinya tidak ada waktu untuk berdiam diri, harus segera

direspons secara tepat dan tepat. Untuk menyelesaikan krisis, manajemen harus

memiliki crisis management plans yang didesain secara teliti untuk menghadapi

berbagai level krisis yang mungkin terjadi. Oleh karena itu jika terjadi kondisi

kristis, maka perusahaan dapat mendefinisikan dan merespons dengan baik.

Dalam pelaksanaan manajemen krisis Firsan Nova dalam Crisis Public Relations

menyebutkan lima langkah yang sebaiknya dilakukan dalam mengatasi krisis

public relations di antaranya sebagai berikut:

(15)

a. Perusahaan yang sedang mengalami krisis sebaiknya cepat memberi

respon kepada publik. Membiarkan krisis berlarut larut akan merugikan

perusahaan. baik secara finansial, energi, dan psikologis. Kecepatan

bertindak adalah faktor penting untuk meminimalisasi kerugian dan

jatuhnya korban.

b. Perusahaan harus memberikan informasi yang jujur karena publik akan

lebih mudah memanfaatkan kesalahan apabila perusahaan itu jujur

daripada perusahaan tersebut berbohong.

c. Penting bagi perusahaan untuk selalu informatif karena seperti juga

masyarakat, media akan menciptakan cerita versi mereka sendiri apabila

perusahaan tidak memberikan informasi yang mereka perlukan. Rumor

atau gosip bisa menyebabkan kehancuran yang lebih fatal, jadi lebih baik

perusahaan mengatakan yang sebenarnya.

d. Penting untuk memperlihatkan kepada publik anda peduli karena publik

akan memaafkan jika perusahaan peduli pada korban krisis. Setiap krisis

terutama yang mengakibatkan terjadinya korban jiwa perlu direspon

dengan memberikan perhatian kepada korban maupun keluarganya.

Kepedulian perusahaan akan menjadi tolak ukur bagi publik dalam melihat

apakah perusahaan anda berorientasi profit semata atau berpihak pada

kepentingan publik.

e. Memelihara hubungan baik. Ini penting karena perusahaan bisa

mempelajari banyak pendapat masyarakat dengan mendengarkan. Dengan

berkembangnya public relations, perusahaan kini tidak lagi menjadikan

publik hanya sebagai sasaran penjualan. Perusahaan saat ini menyadari

pentingnya memelihara hubungan baik dengan publik.

PEMBAHASAN

Awal mula krisis yang menimpa Perusahaan Coklat Cadbury di Malaysia, adalah

ketika beredarnya isu ditemukannya kandungan DNA babi yang berada pada dua

sampel coklat Cadbury oleh Kementrian kesehatan Malaysia yang saat itu beredar

di jejaring media sosial (Kawan, 2014). Isu ini ramai diperbincangkan sehingga

(16)

10

Universitas Indonesia

ini terlihat banyaknya pihak yang turut terlibat dan memberikan perhatian penuh

terhadap permasalahan ini. Pihak yang terlibat diantaranya berasal dari

pemerintahan seperti Kementrian Kesehatan Malaysia, Persatuan Ulama Malaysia,

Persatuan Pengguna Islam Malaysia, Sukarelawan Pengacara (Sakaguam), dan

tentunya seluruh publik di Malaysia yang menginginkan kebenaran dalam

penyelesaian kasus tersebut (Sumbar, 2014). Bagaimana terjadinya krisis yang

dialami Cadbury Malaysia dapat dijelaskan, melalui tahapan krisis seperti yang

dikemukakan oleh Stefen Fink, sebagai berikut:

Tahap Prodormal

Dalam tahapan prodormal atau warning stage pada kasus Cadbury di Malaysia hal

ini bermula dari ditemukannya hasil pemeriksaan rutin kandungan non-halal yang

dilakukan oleh Kementrian Kesehatan Malaysia yang informasinya saat itu

beredar hanya di jejaring media sosial. Dalam inspeksi tersebut ditemukan adanya

kandungan DNA Babi (porcine) yang berada pada coklat Cadbury Malaysia

(Ant/N-6, 2014). Dalam tahapan prodormal penemuan ini merupakan bentuk

krisis yang awalnya tidak kelihatan. Wajar saja karena coklat Cadbury di

Malaysia sebelumnya telah berada di negeri tersebut selama hampir 40 tahun dan

menjadi coklat favorit yang dikonsumsi oleh masyarakat di Malaysia (My, 2014).

Selain itu Cadbury telah memiliki sertifikasi halal sehingga dapat beredar di

Malaysia. Mengingat Negeri Malaysia yang memiliki persamaan dengan

Indonesia yaitu penduduk mayoritasnya beragama Islam merupakan hal yang

sangat krusial apabila dihadapkan dengan permasalahan terkait halal dan haram.

Apalagi sebagaimana diketahui babi adalah binatang yang diharamkan untuk

dikonsumsi oleh umat muslim. Sehingga dari beredarnya isu yang semula hanya

di social media inilah yang menjadi tahapan awal dari munculnya krisis public

relations coklat Cadbury yang kemudian terjadi di Malaysia.

Tahap Akut

Tahap akut ditandai dengan mulai munculnya berbagai pemberitaan tentang krisis

yang mulai terjadi dari gejala awal pada tahah prodormal. Tidak lama setelah hasil

temuan oleh Kementrian Kesehatan Malaysia tersebut beredar, berbagai

(17)

pemberitaan di media massa baik cetak maupun online pun ramai bermunculan.

Hal ini sangat mengagetkan publik Malaysia yang kemudian menimbulkan reaksi

yang bermunculan dari berbagai kalangan dan menyudutkan pihak Cadbury

Malaysia. Intervensi dari pemerintah untuk melakukan penarikan terhadap coklat

Cadbury yang terindikasi mengandung DNA babi, penarikan sertifikasi halal yang

dilakukan oleh badan JAKIM di Malaysia, serta munculnya pemboikotan yang

dipimpin oleh para Ulama di Malaysia yang mengajak seluruh umat muslim di

Malaysia untuk turut serta memboikot seluruh produk Cadbury baik yang

dinyatakan memiliki kandungan babi maupun yang tidak (esy, 2014) . Hal inilah

yang menyebabkan kerugian-kerugian seperti kerugian finansial dengan

dilakukannya penarikan coklat Cadbury di pasaran serta kerugian terhadap

reputasi dari nama baik Cadbury yang menjadi negatif setelah sekian lama hadir

di Negeri Malaysia dengan ketidakpercayaan dari publik Malaysia.

Tahap Kronik

Dalam tahapan ini pihak Cadbury Malaysia mulai mengambil tindakan dalam

memberikan respon secara cepat untuk dapat secara langsung berkomunikasi

dengan memberikan informasi yang dibutuhkan oleh masyarakat. Respon yang

saat itu langsung diberikan pihak Cadbury salah satunya adalah dengan

memberikan pernyataan di halaman resmi facebook Cadbury yang menyatakan

bahwa pihaknya telah melakukan penarikan terhadap seluruh produk coklat

Cadbury Dairy Milk Hazelnut dan Dairy Milk Roast Almond yang disebutkan

memiliki kandungan DNA Babi. Pernyataan yang dituliskan di halaman facebook

Cadbury Malaysia https://www.facebook.com/CadburyMalaysia tersebut di

antaranya sebagai berikut:

“Kami telah mengambil tindakan segera dengan menarik produk tersebut, kami

melakukan review lengkap dari rantai suplai untuk memastikan semua standar

kualitas terus dipenuhi. Kami ingin meyakinkan konsumen kami bahwa semua

coklat Cadbury yang diproduksi di Malaysia telah bersertifikat halal oleh Jabatan

Kemajuan Islam Malaysia (JAKIM) , yang meliputi lokasi dan bahan baku yang

(18)

12

Universitas Indonesia

disampaikan di dalam pernyataan yang diberikan oleh pihak Cadbury Malaysia

dalam facebook resminya (Badar, 2014) .

Tahap resolusi (Penyembuhan)

Dari awal beredarnya pemberitaan yang menyatakan bahwasannya dua sampel

coklat Cadbury mengandung DNA babi. Pihak Cadbury saat itu segera

mengambil tindakan dengan segera merespon pemberitaan yang ada dengan

menyatakan akan menarik seluruh seluruh produk coklat Cadbury Dairy Milk

Hazelnut dan Dairy Milk Roast Almond di pasaran Malaysia. Selain itu untuk

dapat membuktikan terkait coklat Cadbury yang selama ini diproduksi di

Malaysia adalah halal, pihak Cadbury kemudian mengundang JAKIM untuk

melakukan pemeriksaan terhadap Pabrik Coklat Cadbury Malaysia dan melihat

secara langsung bagaimana proses pembuatan coklat Cadbury. Selain itu JAKIM

juga mengambil sampel coklat Cadbury dan kembali melakukan tes DNA yang

dilakukan oleh lembaga Jabatan Kimia. Dimana proses ini berlangsung selama 7

hari semenjak respon yang diberikan Cadbury dan pada akhirnya pada tanggal 3

Juni 2014 JAKIM mengkonfirmasi bahwasannya coklat Cadbury Malaysia

sesungguhnya terbebas dari DNA babi dan benar-benar halal. Pada akhirnya

tepatnya tanggal 6 Juni 2014 coklat Cadbury resmi mendapatkan kembali

sertifikasi Halal dari JAKIM (My, 2014).

Manajemen krisis

Intensitas permasalahan baru yang bermunculan saat itu ditandai dengan rententan

permasalahan yang datang dari berbagai kalangan di Malaysia yang menunjukkan

rasa kekecewaanya karena merasa dibohongi selama ini oleh pihak Cadbury

Malaysia. Hal ini terlihat dari seluruh umat muslim di Malaysia yang diminta

melakukan pemboikotan terhadap semua produk Cadbury seperti disampaikan

oleh Sekertaris Jendral Persatuan Ulama Malaysia Prof Madya Mchd Roslan

terkait hal ini yang harus dilakukan sampai perusahaan dapat memberikan

jaminan bukan hanya kedua produk tersebut, namun semua produknya bebas dari

DNA babi. Selain itu Persatuan Pengguna Islam Malaysia (PPIM) mendesak

mendesak jabatan Kemajuan Islam Malaysia (JAKIM) untuk menarik sertifikat

(19)

halal bagi semua produk Cadbury di pasaran. Bukan hanya kalangan agamis saja

yang memberikan aksinya namun juga institusi hukum di Malaysia oleh Ketua

Sukarelawan Pengacara (Sakaguam) Datuk Khairul Anwar Rahmat yang

meyatakan bahwa konsumen beragama Islam bisa mengambil tindakan hukum

atas perusahaan Cadbury menyusul penemuan tersebut (Sumbar, 2014) .

Pihak-pihak yang menyerang perusahaan Cadbury ini dapat dikatakan sangat

mempengaruhi opini publik sehingga tentunya akan memberikan pengaruh

terhadap nama baik perusahaan.

Masalah lainnya adalah bagaimana krisis yang terjadi ini dapat memberikan

kerugian finansial serta rusaknya nama baik yang dimiliki oleh Cadbury Malaysia

yang telah berpuluh-puluh tahun berada di Malaysia. Terlihat dari penarikan

coklat Cadbury yang harus dilakukan pihak perusahaan sampai adanya kebenaran

yang pasti akan produk ini serta berbagai pemberitaan di media yang secara terus

menerus meliput kasus ini (esy, 2014). Dimana munculnya berbagai pemberitaan

negatif yang terus menceritakan krisis yang dialami Cadbury ini akan semakin

membentuk ketidakpercayaan publik terhadap produk coklat Cadbury.

Manajemen krisis yang dilakukan oleh public relations CadburyMalaysia saat itu

sangat baik terlihat, respon yang diberikan oleh Cadbury Malaysia ketika masa

terjadinya krisis mampu ditanggapi dengan cepat dan segera dalam menghadapi

berbagai tuntutan dari pihak-pihak yang saat itu merasa dikecewakan oleh pihak

Cadbury khususnya publik di Malaysia.

Terlihat dari dilakukannya pemberian respon yang dilakukan pihak Cadbury

dalam facebook resmi Cadbury yang menyatakan telah menarik produknya dan

menyatakan akan melakukan kembali peninjauan untuk dapat meyakinkan

masyarakat Malaysia bahwa produk Cadbury di Malaysia selama ini memang

halal.

Dalam management plans yang coba dilakukan pihak Cadbury di sini adalah

dengan mengundang pihak JAKIM untuk dapat secara langsung melihat pabrik

(20)

14

Universitas Indonesia

nantinya akan dilakukan pemeriksaan kembali terhadap kehalalan dari produk

coklat Cadbury tersebut (My, 2014).

Dalam langkah langkah yang dilakukan untuk dapat menghadapi krisis public

relations seperti dikemukakan oleh Firsan Nova dalam bukunya yaitu sebuah

organisasi maupun perusahaan yang sedang dihadapkan dengan krisis harus dapat

bersikap transparan, yaitu terbuka dengan mampu selalu menyediakan informasi

terhadap publiknya. Selain penggunaan jejaring sosial yang dimanfaatkan oleh

pihak Cadbury dalam menanggapi pertanyaan-pertanyaan yang dikemukakan oleh

publik Malaysia sehingga dapat memberikan respon secara cepat. Merupakan

tugas dari public relations agar dapat selalu memberikan informasi-informasi

yang dibutuhkan oleh publiknya.

Peranan public relations Cadbury Malaysia dalam melakukan manajemen krisis

juga terlihat di masa penyelesaian yaitu masa ketika situasi mulai membaik

dimana pada akhirnya Cadbury dinyatakan berhasil lolos dalam uji kehalalan

produk yang dilakukan oleh JAKIM Malaysia. Setelah konfirmasi tersebut

kemudian Cadbury Malaysia melakukan langkah komunikasi terhadap publik

Malaysia dengan mengeluarkan press release atas kejadian ini. Menjadi tugas

seorang public relations dalam membuat sebuah press release yang baik.

Pernyataan resmi yang akhirnya dikeluarkan oleh pihak Cadbury Malaysia dalam

press release yang berada pada website resmi Cadbury Malaysia

http://www.cadbury.com.my/ adalah sebagai berikut:

Cadbury: Our Chocolates Are Halal

PETALING JAYA, MALAYSIA –June 3, 2014

Cadbury Malaysia today affirmed that all its chocolates made and sold in

Malaysia are halal. This comes on the back of confirmation by the Malaysian

Islamic Development Department (JAKIM), which released official test results on

the two affected batches yesterday.

"We at Cadbury Malaysia are happy to confirm what we have believed all along –

that the chocolates we make and sell in Malaysia are halal," said Sunil Sethi,

(21)

Managing Director, Mondelez Malaysia. "Having operated in Malaysia for over

40 years, nothing is more important to us than our consumers' trust. We intend to

put this incident behind us and focus on spreading joy which is at the heart of

everything we do at Cadbury."

"While incidents such as this are unfortunate, we are grateful to the relevant

authorities for clearing up the air and ensuring that future abnormalities in their

test results would be verified internally before making them public," Sunil

continued.

All of Cadbury's products manufactured and sold in Malaysia are in alignment

with JAKIM's halal guidelines. JAKIM is the highest halal certification authority

and regulator on halal guidelines in Malaysia, and is the only body in Malaysia

tasked with ensuring products with the halal logo are permissible by Islamic law.

Sunil added, "We understand the importance of ensuring that the cultural and

religious interests of all Malaysians are met. Muslims make up the majority of the

population in Malaysia, which is why halal is and always will be our

non-negotiable top priority."

"We have established an Internal Halal Committee (IHC) since we were certified

in 2004 to demonstrate our commitment towards halal. Our employees are trained

on the requisite certification."

Cadbury will continue to work very closely with the relevant authorities and

observe the required quality processes internally.

Dalam Press Release yang dikeluarkan pada tanggal 3 Juni 2014, Cadbury

menyampaikan pihaknya telah menerima konfirmasi dari Kantor Kemajuan Islam

Malaysia (JAKIM) terkait pengujian kembali sampel coklat Cadbury. Dari hasil

tes tersebut Cadbury menyatakan pihaknya sangat senang untuk dapat

memastikan kepada seluruh konsumennya bahwa coklat Cadbury yang diproduksi

dan dijual di Malaysia adalah halal. Pihak Cadbury juga berterimakasih kepada

JAKIM sebagai satu-satunya badan resmi sertifikasi halal di Malaysia yang telah

(22)

16

Universitas Indonesia

menyelesaikan permasalahan ini. Cadbury berjanji pihaknya akan terus

bekerjasama dengan pembuat kebijakan dan memperhatikan kualitas proses

secara internal.

Selain itu di halaman website resmi Cadbury Malaysia pada tanggal 19 November

2014, Cadbury kembali mengeluarkan press release yang menjelaskan kronologis

bagaimana proses yang terjadi selama masa krisis yang dialami Cadbury hingga

pada akhirnya Cadbury berhasil membuktikan bahwa produknya memang halal.

Berikut press release yang kembali dikeluarkan:

JAKIM Confirmation Terminate False Claims about Cadbury Malaysia

PETALING JAYA, MALAYSIA, MALAYSIA - November 19, 2014

Cadbury Malaysia welcomes the statement from the Department of Islamic

Development Malaysia (Jakim) (published on 18 November), confirming that the

Cadbury chocolate produced and sold in Malaysia are halal.

"We feel very grateful because Jakim again stated categorically that Cadbury

products produced and sold in Malaysia Halal they comply with the guidelines.

After speculation over the past few months, we expect a clear statement of this

will eliminate any confusion about Cadbury Malaysia Halal status. now, users

can again enjoy this delicious chocolate, "said Raja Raja Zalina Safran, Head of

Corporate Affairs Cadbury Malaysia.

"Cadbury products we produce and sell in Malaysia is always kosher. When false

allegations about our chocolate emerged last May, the Department of Islamic

Development Malaysia (Jakim) continue to run full siastan and test, not only the

products but also the processing method and equipment used. In terms of strict

standards of hygiene, quality and safety standards, we comply fully Jakim halal

guidelines. "

"However, consumers are still confused and baseless allegations continued

hovering in the media, including social media. We believe that Malaysian

consumers should receive correct information. They need to be informed honestly

about the content of the food they give to family and friends -Adel them. We are

(23)

committed to act decisively against any individual or organization that continues

to spread false information about our products directly and not respect the

feelings of millions of Malaysians who love our brand. "

Raja Zalina added: "Cadbury has a legacy of over 40 years in Malaysia. We

maintain our reputation by providing Malaysian consumers of products that are

not only good to eat but high quality that they can trust. We understand the

importance and sensitivity of the religion and culture of Malaysia. Therefore, we

never compromise the integrity of the halal status of our products. "

background

May 23, 2014: Users of social media sites have been spreading reports that the

two types of Cadbury chocolate, which have been tested by the Ministry of Health

(MOH) was found to contain the effects of porcine DNA content. Unconfirmed

reports were not officially isud by Jakim or the Ministry of Health (MOH).

May 24, 2014: For the purposes of the investigation, Cadbury Malaysia

proactively isud an order that all affected products on the pull out within the next

day. Beside, Jakim halal certificate has withdrawn two products to make further

investigations in accordance with the procedural requirements.

May 26, 2014: Jakim sent samples of products and raw materials from the

processing line to produce products that impressed it to the Department of

Chemistry laboratory for testing. Within 7 days, the test results officially released.

The report conclusively stated that no products of pig DNA.

June 3, 2014: Jakim make an official announcement confirmed that the two

products in question was no pig DNA. They also send a comprehensive report to

the Meeting of the Malaysian Halal Certification Panel.

June 6, 2014: Jakim halal certificate reinstate Cadbury Malaysia in less than ten

days after the report was not confirmed.

To avoid the same mistakes from recurring in the future, a standard operating

(24)

18

Universitas Indonesia was designed by Jakim. A series of reports that will be strengthened to ensure that

any compliance matters handled only by Jakim halal.

To avoid any confusion about dietary isus, all parties are urged to refer to the

official website at http://www.islam.gov.my or Jakim Halal Malaysia Official

Portal and did not culminate in http://www.halal.gov.my to any unauthorized

source. Questions about the halal status of any product should be directed to the

Halal Hub Division, Jakim at 03-8315 0200.

Dalam press relese yang kembali dikeluarkan pihak Cadbury Malaysia pada

tanggal 18 November 2014. Lima bulan setelah penyelesaian krisis Cadbury yang

terjadi, pihak Cadbury kembali mengkomunikasikan kepada publik Malaysia

mengenai kepastian kehalalan produk coklat Cadbury yang beredar di Malaysia.

Menyadari masih banyaknya pihak yang ragu untuk dapat mengkonsumsi kembali

coklat Cadbury, melalui press release ini pihak Cadbury berusaha menyampaikan

pernyataan yang dikeluarkan JAKIM kembali terkait kehalalan coklat Cadbury

serta memastikan kesungguhan yang dilakukan pihak Cadbury Malaysia dalam

menjaga kualitas produknya terhadap para konsumen di Malaysia. Selain itu

dalam press release ini juga disampaikan bagaimana kronologis kejadian yang

menimpa Cadbury Malaysia mulai awal beredarnya isu mengenai hasil temuan

Kementrian Kesehatan Malaysia di media sosial yang sebenarnya isu tersebut

samasekali tidak mendapatkan konfirmasi baik dari JAKIM maupun pihak

Kementrian Kesehatan. Sampai pada akhirnya keberhasilan dari Cadbury

Malaysia dalam membuktikan kepada publik mengenai kehalalan produknya.

Sehingga melalui press release ini pihak Cadbury Malaysia berharap agar para

konsumen di Malaysia sudah tidak perlu ragu lagi untuk dapat kembali

mengkonsumsi coklat Cadbury.

KESIMPULAN

Untuk menjaga nama baik serta eksistensi suatu perusahaan, perlu dilakukan

manejemen yang baik. Adanya pemberitaan di media dan diketahui oleh publik,

sangat berpotensi mempengaruhi citra perusahaan. Sehingga apabila terjadi krisis

pada suatu perusahaan, harus segera di tindaklanjuti secara baik. Untuk

(25)

mengklarifikasi adanya pemberitaan ini merupakan salah satu tugas dari public

relations. Media adalah faktor penting yang dapat menyebabkan isu dapat

menjadi krisis public relations. Belajar dari kasus Cadbury Malaysia, media sosial

mempunyai pengaruh besar dalam proses krisis yang terjadi. Sehingga perlunya

suatu organisasi untuk melakukan monitoring di media sosial sangat dibutuhkan

karena media mainstream biasa mengambil pemberitaan atas isu yang sedang

dibicarakan di media sosial.

Krisis public relations yang menimpa perusahaan coklat Cadbury Malaysia dapat

segera terselesaikan karena penanganan manajemen krisis yang baik dilakukan.

Hal ini dengan respon cepat yang segera diberikan dalam pernyataan pihak

Cadbury Malaysia untuk segera menarik produknya dalam meredakan tuntutan

dari berbagai publik di Malaysia. Respon pertama yang diberikan di saat krisis

yang terjadi merupakan hal yang paling penting karena hal inilah yang akan

menentukan bagaimana suatu krisis dapat terselesaikan atau tidak. Selain itu

transparansi yang ditunjukkan pihak Cadbury Malaysia merupakan bentuk

keterbukaan informasi yang dilakukan terhadap publiknya selama proses

pencarian kebenaran sehingga pada akhirnya sangat membantu dalam

memberikan penyelesaian terhadap krisis ini.

REKOMENDASI PRAKTIS

Munculnya suatu krisis memang sangat sulit diprediksi. Walaupun begitu

organisasi maupun perusahaan tidak boleh lengah dalam hal ini. Pemanfaatan

media sosial bagi organisasi maupun perusahaan dapat dilakukan dengan cara

memonitoring perkembangan isu di masyarakat sehingga dapat dilakukan baik

untuk meminimalisir maupun mendeteksi timbulnya suatu krisis. Melakukan

manajemen krisis harus segera dilakukan, apabila krisis tidak segera ditangani

kemungkinan munculnya berbagai masalah akan menyebabkan krisis

(26)

20

Universitas Indonesia

DAFTAR PUSTAKA Buku

Nova, F. (2011). Crisis Public Relations. Jakarta: Rajawali Pers.

Doug Newsom, J. V. (2013). This is PR The Realities of Public Relations.

Michael Rosenberg.

Diermier, Daniel.2011. Reputation rules:strategies for building your company’s

most valuable asset. McGraw-hills

Kasali, R. (2003). Manajemen Public Relations: Konsep dan Aplikasinya di

Indonesia. Jakarta: PT. Pusaka Utama Grafiti.

P.Powell, R. (2005). Crisis- A Leadership Opportunity. In F. Nova, Crisis Public

Relations (p. 68).

Kuhn, T. (1996). In F. Nova, Krisis Public Relations (p. 69). Jakarta.

Jurnal

Surhayanti., Sutawidjaya, A.H. “The Role of Public Relations as an Integral Part

of Crisis Management in Overcoming Crisis in Service Organization – Citibank Crisis”

Fil-Haq,A.(2009). Penanganan Krisis Public Relations Melalui Media Relations

PT.PLN (PERSERO) APJ Banten Utara

Skripsi

Putra, O.W.M.(2012). Manajemen Krisis PT. Lion Mentari Airlines Dalam

Menangani Berita-Berita Negatif di Media Massa (Kasus: Maskapai Sering

Delayed dan Pilot Sabu)

Website

(2014). Boikot Cadbury Malaysia Ada DNA BABI - KITA SAMAN.

https://www.facebook.com/pages/Boikot-Cadbury-Malaysia-Ada-DNA-BABI-KITA-SAMAN/224592724418087.

(27)

Ant/N-6. (2014). Dua Produk Cokelat Cadbury Malaysia Terbukti Mengandung Babi. Kuala Lumpur: http://sp.beritasatu.com/ekonomidanbisnis/dua-produk-cokelat-cadbury-malaysia-terbukti-mengandung-babi/56161.

Badar, N. A. (2014). 2 Produk Coklat Cadbury Mengandung DNA Babi. Kuala

Lumpur: http://www.antarakalbar.com/berita/323012/2-produk-coklat-cadbury-mengandung-dna-babi.

esy. (2014). Malaysia Tarik Coklat Cadbury Mengandung Babi. Petaling Jaya:

http://www.jpnn.com/read/2014/05/25/236521/Malaysia-Tarik-Cokelat-Cadbury-Mengandung-DNA-Babi-#.

Kawan, E. (2014). Kementerian Kesihatan sahkan dua produk coklat

mengandungi DNA babi. Kuala Lumpur:

http://www2.bharian.com.my/bharian/articles/KementerianKesihatansahka nduaprodukcoklatmengandungiDNAbabi/Article/?mutakhir=1.

kbc10. (2014). Loh, bos Lion Air anggap wajar pesawatnya sering delay. Jakarta:

http://www.kabarbisnis.com/read/2847370.

My, C. (2014). Cadbury: Our Chocolates Are Halal. Petaling Jaya:

www.cadbury.com.my.

Oktaviani, K. (2012). Ini Tanggapan POND'S Tentang Daftar Kosmetik

Berbahaya. Jakarta:

http://wolipop.detik.com/read/2012/12/28/122827/2128711/234/ini-tanggapan-ponds-tentang-daftar-kosmetik-berbahaya.

Sumbar, A. (2014). Ulama Malaysia Desak Boikot Coklat Cadbury. Kuala

Lumpur:

http://www.antarasumbar.com/berita/internasional/d/21/349980/ulama-malaysia-desak-boikot-produk-cadbury.html.

Trijaya, A. P. (2009). Anang Purwanto - Trijaya. Jakarta:

Referensi

Dokumen terkait

This paper presents a new decomposition scheme, which models the measured matrix after polarimetric orientation angle (POA) compensation as a linear sum of

pendidikan yaitu ikut mencetak dan mencerdaskan masyarakat dengan memberikan pengetahuan, keterampilan yang dilandasi dengan nilai-nilai agama. Demikian halnya pada

langkah-langkah pengerjaan aktivitas kerja, termasuk pengendalian spesifikasi teknis untuk material, proses dan produk. • Membuat peta kerja keseluruhan

Berdasarkan hasil yang diperoleh pada penelitian ini dapat disimpulkan bahwa struktur substrat mempengaruhi perkembangan spora menjadi tallus muda, semakin kasar permukaan

Tetapi pada penelitian ini konseling pra testing tanpa terapi warna tidak berdampak menurunkan tingkat kecemasan dan tidak ada perbedaan penurunan tingkat kecemasan

Dengan demikian construct terdiri dari konsep- konsep yang dapat diamati yang selanjutnya untuk keperluan penelitian diukur dengan. menggunakan

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji senyawa flavanon terisoprenilasi yang potensial sebagai antioksidan dan antiplasmodial dari tiga spesies Macaranga

Berdasarkan hasil analisis data melalui pengujian hipotesis dalam penelitian ini menunjukan bahwa tingkat kesejahteraan masyarakat mempunyai hubungan yang