• Tidak ada hasil yang ditemukan

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) PADA SISWA KELAS I.A SDN 9 KABAWO MATERI AJAR SUMBER ENERGI GERAK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) PADA SISWA KELAS I.A SDN 9 KABAWO MATERI AJAR SUMBER ENERGI GERAK"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

[56]

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI PENDEKATAN CONTEXTUAL

TEACHING AND LEARNING (CTL) PADA SISWA KELAS I.A SDN 9 KABAWO

MATERI AJAR SUMBER ENERGI GERAK

Wa Ndolawa

Guru SD negeri 9 Kabawo Kabupaten Muna Email: wandolawa@gmail.com

Abstrak: Tujuan penelitian adalah untuk meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas I.A SD Negeri 9 Kabawo dengan menggunakan model pembelajaran Contextual teaching and Learning (CTL). Subyek penelitian ini adalah seluruh siswa kelas I.A SD Negeri 9 Kabawo tahun ajaran 2013/2014. Desain penelitian ini mengikuti desain penelitian tindakan kelas dengan prosedur penelitian yaitu: perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, evaluasi dan refleksi. Penelitian ini dilaksanakan sebanyak dua siklus tindakan yang masing-masing siklus dilaksanakan sebanyak dua kali pertemuan. Data yang diperoleh pada penelitian ini adalah data primer berupa aktivitas dan hasil belajar yang diperoleh dari lembar observasi dan tes hasil belajar. Analisis data dilakukan dengan statistik deskriptif. Nilai rata-rata hasil belajar siswa pada siklus I adalah 67,14 dengan presentase ketuntasan klasikal sebesar 47,62. Pada siklus II persentase ketuntasan belajar IPA siswa secara klasikal meningkat menjadi 80,48.

Kata Kunci: Hasil belajar IPA, Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL)

PENDAHULUAN

Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting bagi setiap orang. Seiring dengan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sekarang ini, pendidikan dirasakan sebagai kebutuhan yang harus dipenuhi. Pendidikan tidak terlepas dari dunia sekolah, yang mana sekolah merupakan lembaga pendidikan formal dan sekolah menghendaki anak didiknya mempunyai prestasi belajar yang baik. Pendidikan dapat terlaksana melalui kegiatan proses belajar mengajar, dimana guru merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan setiap upaya pendidikan, itulah sebabnya setiap adanya inovasi pendidikan khususnya dalam pembelajaran selalu bermuara pada faktor guru. Hal ini menunjukkan bahwa betapa pentingnya peran guru dalam dunia pendidikan.

Sekolah Dasar sebagai salah satu pusat kegiatan pendidikan merupakan lembaga pendidikan tingkat dasar yang membelajarkan siswa berbagai macam mata pelajaran , salah satu mata pelajaran yang diajarkan yang memegang peranan cukup penting dalam kehidupan manusia adalah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Pada pembelajaran IPA sangat berkaitan dengan dunia nyata dalam kehidupan sehari-hari. IPA merupakan konsep pembelajaran alam dan mempunyai hubungan yang sangat luas terkait dengan kehidupan manusia.

Pelajaran IPA merupakan bagian yang tidak dapat terpisahkan dari kehidupan manusia. Pemecahan masalah adalah sebagai salah satu hal yang penting yang perlu dimiliki siswa. Pembelajaran hendaknya dimulai dengan pengenalan atau pengajuan masalah yang sesuai dengan situasi. Dengan pengajuan masalah kontekstual, maka peserta didik secara bertahap mendapat bimbingan untuk menguasai pelajaran IPA.

Berdasarkan hasil rata-rata nilai raport semester ganjil pada mata pelajaran IPA di kelas I SD Negeri 9 Kabawo rata-rata 64,35 menunjukkan siswa belum mencapai KKM, yaitu 65. Rendahnya hasil belajar tersebut terlihat berdasarkan hasil wawancara tidak terstruktur pada siswa kelas satu diperoleh data sebagian siswa tidak tertarik belajar IPA. Hal ini disebabkan pembelajaran yang diterapkan guru adalah pembelajaran konvensional, guru masih mendominasi dalam pembelajaran, sehingga siswa hanya sebagai penerima pengetahuan yang pasif, siswa hanya mendengarkan ,mencatat dan mengulangnya, sehingga siswa kurang antusias dan pada akhirnya aktifitas siswa dalam pembelajaran menjadi rendah dan berdampak pada rendahnya hasil belajar siswa.

(2)

[57] dapat ditingkatkan?” sedangkan tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas I.A SD Negeri 9 Kabawo pada materi ajar sumber energi gerak melalui penerapan model pendekatan Contextual Teaching And Learning (CTL).

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Arikunto (2009) mengungkapkan bahwa penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan pembelajaran berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersamaan.

Penelitian ini dilakukan mulai tanggal 20 Januari sampai 27 Februari 2014 pada semester genap tahun pelajaran 2013/2014 di SD Negeri 9 Kabawo dengan subjek penelitian adalah siswa-siswi kelas I.A dengan jumlah siswa 21 orang terdiri dari 7 orang siswa laki-laki dan 14 orang siswa perempuan.

Faktor-faktor yang diselidiki dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Faktor siswa yaitu dengan melihat aktivitas (perilaku) dan hasil belajar siswa dalam mempelajari sumber energi gerak dengan menggunakan pendekatan Contextual Teaching And Learning (CTL).

2. Faktor guru yaitu dengan melihat persiapan dan pelaksanaan pembelajaran dengan pendekatan Contextual Teaching And Learning (CTL) yang dilakukan guru dalam kelas.

Sumber data dalam penelitian ini adalah siswa dan guru. Jenis data dalam penelitian ini terdiri atas : data kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif diperoleh melalui lembar observasi dan jurnal refleksi diri, sedangkan data kuantitatif diperoleh dari tes hasil belajar IPA setelah dilaksanakan pembelajaran dengan menggunakan model pendekatan Contextual Teaching And Learning (CTL).

Teknik pengumpulan data yaitu :

1. Data tentang kondisi pelaksanaan model pendekatan Contextual Teaching And Learning (CTL) diambil dengan menggunakan lembar observasi meliputi observasi terhadap guru dan siswa.

2. Data tentang hasil belajar siswa diambil dengan menggunakan tes meliputi tes siklus I dan tes siklus II.

3. Data tentang refleksi diri diambil dengan menggunakan jurnal refleksi.

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif. Proses analisis data terdiri atas analisis pada saat dilapangan yaitu pada saat pelaksanaan kegiatan dan analisis data yang sudah terkumpul. Data yang sudah terkumpul berupa hasil observasi, hasil tes siswa,. Semua data dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif. Tahap analisis data dimulai dengan membaca keseluruhan data yang ada dari berbagai sumber, kemudian mengadakan reduksi data. Kriteria keberhasilan peningkatan hasil belajar IPA terlihat dari hasil pengamatan telah menunjukkan bahwa pelaksanaan proses pembelajaran sesuai dengan rencana dan siswa memperlihatkan hasil yang tinggi dan skor hasil belajar IPA menunjukkan angka yang baik yaitu memenuhi KKM.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA siswa kelas I.A SD Negeri 9 Kabawo, dengan tujuan untuk memperbaiki proses pembelajaran IPA. Tindakan yang dilakukan dalam penelitian ini sesuai dengan tahapan intervensi tindakan. Sebelum siswa diberi tindakan pembelajaran, terlebih dahulu diberikan tes awal (pretest). Pretest diberikan dengan tujuan sejauh mana pengetahuan siswa mengenai materi gerak benda. Selanjutnya di akhir setiap siklus siswa diberikan tes akhir (posttest) untuk mengetahui penguasaan siswa terhadap materi yang telah diajarkan.

Siklus I

a. Tahap Perencanaan

Pada tahap perencanaan siklus I peneliti membuat perencanaan tindakan yang meliputi: 1) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

yang mengacu pada kurikulum.

2) Mengatur tempat duduk sesuai dengan kelompok belajar.

(3)

[58] b. Tahap Pelaksanaan

1) Pertemuan Pertama

Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Senin, 20 Januari 2014 berlangsung selama 2 jam pelajaran (2 x 35 menit). Materi yang diajarkan adalah tentang sumber energi gerak. Guru membuka kegiatan pembelajaran dengan mengucapkan salam kemudian mengajak siswa untuk berdoa bersama lalu mengabsen siswa. Guru memberikan apersepsi dan motivasi kepada siswa.

Peneliti menginformasikan kepada siswa selama proses pembelajaran berlangsung dianjurkan agar siswa aktif untuk bertanya dan menjawab. Setelah memberitahukan kepada siswa kemudian peneliti membagi siswa menjadi beberapa kelompok kecil, tiap kelompok terdiri dari 4 sampai 5 orang dan meminta siswa untuk bergabung dalam kelompoknya masing-masing. Tiap kelompok mempunyai kemampuan yang beragam agar siswa yang berkemampuan tinggi dapat membantu siswa yang berkemampuan kurang.

Siswa mendiskusikan kegiatan yang terdapat pada LKS. Pada kegiatan ini ada kelompok yang mengerjakan sendiri karena belum terbiasa untuk berdiskusi. Tetapi setelah dijelaskan oleh peneliti siswa tersebut dapat mengerjakannya bersama kelompoknya. Di dalam LKS siswa mendiskusikan sumber energi gerak dengan menggunakan media magnet, batu baterai, pegas, senter, mobil-mobilan dan jam dinding.

2) Pertemuan Kedua

Pertemuan kedua dilaksanakan hari Rabu, 22 Januari 2014. Kegiatan diawali dengan berdo’a dan mengucapkan salam dengan dipimpin oleh ketua kelas lalu dijawab oleh peneliti, kemudian peneliti mengabsen dan menanyakan kabar siswa. Peneliti mengulang kembali materi sumber energi gerak yang telah dipelajari pada pertemuan sebelumnya. Serta menyampaikan tujuan pembelajaran dan manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari. Selanjutnya setiap kelompok dibagikan LKS dan media yang telah disediakan. Kemudian siswa diminta untuk mendiskusikan kegiatan yang ada pada LKS. Dengan menggunakan media magnet, batu baterai, pegas, senter, mobil-mobilan dan jam dinding, siswa secara kelompok diarahkan untuk mendiskusikan sumber energi gerak.

3) Pertemuan Ketiga

Pertemuan ketiga dilaksanakan pada hari Sabtu, 25 Januari 2014. Pada pertemuan ini dilakukan tes siklus I untuk mengetahui hasil belajar siswa pada materi sumber energi gerak. Seperti pada kegiatan sebelumnya, kegiatan pembelajaran diawali dengan dipimpin oleh ketua kelas dan dijawab oleh peneliti, kemudian peneliti mengabsen dan menanyakan kabar siswa.

Peneliti membagikan soal tes pada setiap siswa. Instrumen tes berisi tentang soal-soal sumber energi gerak untuk mengukur hasil belajar siswa kelas I.A SD Negeri 9 Kabawo. Pada waktu mengerjakan dan menjawab soal siswa sangat serius dan suasana kelas terlihat tenang, semua siswa mengerjakan sendiri dan mereka percaya diri sendiri. Pada kegiatan siklus I siswa meyelesaikan Lembar Kerja Siswa.

Hasil yang diperoleh beragam dengan nilai tertinggi 90 dan nilai terendah 50. Tes siklus I ini berjalan lancar dan tertib. Pada tahap pelaksanaan siklus I dengan menggunakan CTL, diperoleh hasil belajar siswa.

Tindakan pembelajaran pada penelitian ini dilakukan pada siswa kelas I.A SD Negeri 9 Kabawo dengan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL). Sebelum menggunakan pendekatan CTL, proses pembelajaran IPA di kelas I.A SD Negeri 9 Kabawo masih menggunakan pembelajaran konvensional yang dalam proses pembelajaran di dominasi oleh guru. Hal ini menjadikan siswa kurang aktif dalam proses pembelajaran, sehingga siswa menjadi cepat bosan dan tidak bersemangat, akibatnya hasil belajar siswa menjadi rendah. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus. Pada siklus I dilakukan sebanyak tiga kali pertemuan yang dilaksanakan pada tanggal 20 Januari 2014, 22 Januari 2014 dan 25 Januari 2014 dan begitu juga siklus II juga dilaksanakan sebanyak tiga kali pertemuan yaitu pada tanggal 29 Januari 2014, 1 Februari 2014 dan hari 3 Februari 2014.

(4)

[59] kelompoknya, karena sebagian besar siswa pasif dan malu untuk mengajukan pertanyaan pada materi yang sedang dipelajari.

Berdasarkan hasil tes yang dilaksanakan pada siklus I diperoleh nilai paling rendah yang diperoleh siswa adalah 50 dan nilai tertinggi 90. Jumlah siswa yang tuntas 10 orang dari 21 orang siswa, dengan nilai rata-rata 67,14. Dari hasil wawancara, berapa siswa mengatakan sangat senang belajar dengan media langsung, karena mereka mendapatkan pengalaman baru saat belajar. Ini berarti pendekatan Contextual Teaching And Learning (CTL) yang digunakan sudah efektif dalam meningkatkan hasil belajar. Tetapi indikator keberhasilan penelitian belum tercapai.

Hasil dari pengamatan diketahui bahwa siswa yang belum tuntas belajar karena kurang memperhatikan ketika guru menjelaskan pelajaran, karena itu peneliti melanjutkan ke siklus II mencoba untuk memperbaiki pada siklus II. Pada pelaksanaan siklus II, guru mengatur posisi dan kelompok yang berbeda. Karena siswa yang mengobrol ditukar atau di pindahkan.

Hasil belajar siklus II diperoleh rata-rata 67,14 dan pada siklus II naik menjadi 80,48. Dengan demikian indikator keberhasilan penelitian sudah tercapai. Penerapan tindakan perbaikan pada siklus II menampakan adanya peningkatan aktivitas belajar siswa bila dibandingkan dengan siklus sebelumnya, kekompakan terjalin baik, solidaritas dalam kelompok terjalin baik dan setiap siswa dalam kelompoknya sudah memiliki rasa tanggung jawab kepada kelompoknya, serta memunculkan semangat belajar. Penggunaan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan Contextual Teaching And Learning (CTL) pada siklus 1 dan siklus II dapat memberikan hasil yang positif dalam kegiatan belajar, yakni dapat dilihat hasil belajar siswa mengalami peningkatan. Peningkatan ini terjadi dikarenakan guru menerapkan model belajar dengan menggunakan pedekatan Contextual Teaching And Learning (CTL).

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa siswa menyukai proses pembelajaran IPA materi sumber energi gerak dengan menggunakan pendekatan Contextual Teaching And Learning (CTL). Model pembelajaran ini dapat meningkatkan hasil belajar siswa, peningkatan hasil belajar siswa diikuti pula dengan peningkatan aktivitas belajar siswa. Dengan

demikian, peneliti memutuskan untuk menghentikan penelitian ini sampai siklus II, karena pada siklus ini hasil belajar siswa telah mencapai indikator keberhasilan penelitian.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran CTL (Contextual Teaching and Learning) dapat meningkatkan hasil belajar IPA pada konsep sumber energi gerak siswa kelas I.A SD Negeri 9 Kabawo. Hal ini dapat dilihat dari hasil belajar IPA siswa tersebut mengalami peningkatan pada setiap siklusnya.

Nilai rata-rata hasil belajar siswa pada siklus I adalah 67,14 dengan persentase ketuntasan sebesar 47,62 dan masih ada 11 siswa yang mendapat nilai di bawah KKM dari total 21 orang siswa. Pada siklus II terjadi peningkatan hasil belajar IPA dengan rata-rata 80,48 dimana seluruh siswa telah memenuhi KKM. Selain itu, hasil dari observasi proses pembelajaran dengan pendekatan CTL menjadikan siswa lebih aktif dan berani untuk bertanya jika ada materi yang belum dimengerti. Hal tersebut menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar IPA siswa kelas I.A SD Negeri 9 Kabawo setelah diberikan pendekatan CTL.

DAFTAR PUSTAKA

Alisuf Sabri. 2010. Psikologi Pendidikan Berdasarkan Kurikulum Nasional. Jakarta: Pedoman ilmu Jaya.

Alit Mariana,I.M dan Praginda, W. 2009. Hakikat IPA dan Pendidikan IPA untuk Guru SD. Jakarta: PPPPTK IPA.

Arends, R, I. 2004. Learning To Teach Sixth Edition. American, New york: McGraw -Hill. Dalam bahasa Indonsia diterbitkan Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Arikunto, S, Suhardjono dan Supardi. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Ariyanto F, dkk., Penerapan Cooperative Learning Tipe Stad untuk Meningkatkan Aktivitas Pembelajaran IPA SDN 01 Sayan. Volume 3, No. I. Dari: http://jumal.untan.ac.id/index. Diakses 21 januari 2013.

Bahri Djamarah, S. 2011. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.

(5)

[60] Guru Madrasah dan Guru Pendidikan Agama Islam Pada Sekolah. Jakarta: DirJen Depag RI.

Gojali, A. 2006. Pendekatan CTL pada Pembelajaran Konsep Sistim Organ Manusia Berbasis Nilai-nilai Sains untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep dan Sikap Positif Siswa. Skripsi pada UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Hajir. 2012. Penerapan Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) untuk Peningkatan Pemahaman IPA Siswa Kelas IV Sekolah Dasar Negeri 2 Wonosari Sadang. Skripsi.

Hardini, I dan Puspitasari, D. 2012. Strategi Pembelajaran Terpadu. Yogyakarta: Yogyakarta Familia

Jihad, A dan Haris, A. 2008. Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Multi Pressindo.

Masitoh dan Laksmi D. 2009. Strategi Pembelajaran. Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Islam Departemen Agama RI. Neni Iska Z. 2008. Bimbingan Dan Konseling:

Pengantar Pengembangan Diri Dan Pemecahan Masalah Perserta didik dan Klien. Kizi Broder's.

Safitri, E., dkk. 2013. Motivasi dan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPA melalui Penerapan Contextual Teaching and Learning (CTL) di kelas V SD Negeri 22 UlakKarang Utara Padang. Vol 1, No.2 Dari: http://ejurnal.bunghatta.ac.id/index. Diakses 23 Januari 2013

Sanjaya, W. 2009. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana.

Siregar, E dan Hartini N. 2010. Teori Belajar Dan PembeIajaran. Bogor: Ghalia Indonesia. Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-faktor yang

Mempengaruhi. Jakarta: PT Asdi Mahasatya.

Soegiyanti, A. 2013. Upaya Peningkatan Hasil Belajar IPA dengan Menggunakan Model Pembelajaran Contextual Teaching Learning (CTL) Pada Siswa Kelas III SDN Nginden Jangkungan 1/247 Kecamatan Sukolilo Kota. Surabaya. Dari http://ejournal.unesa.ac.idlindex. Diakses 22 Januari 2013.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Sujana, N. 2010. Penilaian Hasil Proses Belajar

Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Referensi

Dokumen terkait

DAFTAR PUSTAKA

News reader : Program kerja perpustakaan kota Yogyakarta Tahun 2010 Perpustakaan kota Yogyakarta Pada tahun 2010 ini mempunyai program kerja Pembinaan dan penggembangan

Telah dipertahankan di depan Tim Penguji Pada Tanggal 26 Februari 2013. yang dinyatakan telah memenuhi syarat

Uji antibakteri dilakukan dengan metode difusi kertas cakram (Ratan, 2000), dan bakteri yang digunakan pada uji ini adalah bakteri Gram Negatif (Salmonella typhmurium B2284

Didalam pola lampu lalu lintas ini penulis menggunakan metode pewarnaan graf, dimana penulis akan mewarnai simpul dengan warna yang berbeda pada setiap simpul yang berdampingan,

cara membaca huruf- huruf hijaiyah sesuai mahraj dan tanda bacanya (fathatain, kasratain, damatain, sukun dan tasydid). - -

Selain melakukan berbagai strategi pemasaran produk seperti diatas, kami juga mempromosikan usaha kami ini dengan cara menambah pasar baru untuk memperluas jangkauan yang

Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang menekankan analisis pada data-data numerikal (angka) yang diolah dengan metode statistik. Penerapan pendekatan kuantitatif dengan