Kedeputian
Bidang Diklat
Aparatur
Pusat Pengembangan
Program dan Pembinaan Diklat
Lembaga Administrasi Negara
Republik Indonesia
RENCANA
STRATEJIK
Review Renstra
ii|R e v i e w R e n s t r a 2 0 1 5 – 2 0 1 9 P u s a t P 3 D
Halaman
Kata Pengantar ... i
Daftar Isi ... ii
Daftar Gambar ... iii
Daftar Tabel ... iv
Bab I Pendahuluan ... 1
A. Kondisi Umum ... 1
B. Potensi dan Permasalahan ... 10
Bab II Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran Pusat P3D ... 14
A. Visi, Misi Kedeputian Bidang Diklat ... 14
B. Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran Pusat P3D ... 15
C. Nilai – Nilai Unit P3D………. 16
Bab III Arah Kebijakan, Strategi, Kerangka Regulasi dan Kerangka Kelembagaan ... 18
A. Arah Kebijakan dan Strategi Kedeputian Bidang Diklat Aparatur ... 18
B. Arah Kebijakan dan Strategi Pusat P3D ... 19
C. Program Regulasi ... 22
Bab IV Target Kinerja dan Kerangka Pendanaan ... 24
A. Target Kinerja ... 26
B. Kerangka Pendanaan ... 28
Daftar Gambar
Halaman
iv|R e v i e w R e n s t r a 2 0 1 5 – 2 0 1 9 P u s a t P 3 D
Daftar Tabel
Halaman
Tabel 1.1. Jumlah PNS Menurut Umur ... 4
Tabel 1.2. Jumlah PNS Komposisi Jabatan ... 5
Tabel 1.3. Data Akreditasi Lembaga Diklat ... 7
Tabel 4.1. Penetapan Outcome, Kegiatan, Indikator, dan Output……….. 25
Tabel 4.2. Penetapan Outcome, Kegiatan, Indikator, dan Output Tambahan… 26
Tabel 4.3. Target Kinerja ... 26
Tabel 4.4. Target Kinerja ... 27
BAB I
PENDAHULUAN
A. Kondisi Umum
Perkembangan lingkungan stratejik bangsa yang sangat cepat di segala bidang membutuhkan kekuatan yang disebut dengan daya saing untuk dapat bertahan di era persaingan bebas antar bangsa ke depan. Kecepatan perkembangan lingkungan tersebut harus diimbangi atau bahkan dilampaui percepatannnya dengan berbagai upaya persiapan/peningkatan daya saing bangsa agar bangsa Indonesia tidak tertinggal jauh di belakang dibandingkan negara-negara lainnya, khususnya di kawasan ASEAN.
Munculnya Revolusi Industri 4.0 yang merupakan hasil dari percepatan perubahan teknologi dan informasi menjadi tantangan baru bagi bangsa Indonesia, dimana kebijakan-kebijakan pemerintah dituntut untuk dapat mengakomodir kepentingan-kepentingan yang bersifat konvensional maupun yang berbasis digital. Menyikapi fenomena Revolusi Industri 4.0 tersebut, Pemerintah telah membuat Road Map Industri 4.0 sebagai persiapan pemerintah dalam meningkatkan daya saing bangsa Indonesia dan menjawab tuntutan perubahan.
Persiapan peningkatan daya saing perlu di lakukan secara komprehensif baik terkait penguatan terhadap aspek yang bersifat tangible berupa penguatan teknologi, infrastruktur, dan sistem, maupun penguatan terhadap aspek yang
bersifat intangible seperti penguasaan terhadap pengetahuan, networking, dan
2
|Pusat P3D TOPsistem lebih konkrit diatur dalam UU tersebut. Pengaturan lebih operasional terkait ASN telah tertuang dalam Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 tentang Manajemen Pegawai Negeri Sipil yang mengatur PNS mulai dari penyusunan dan penetapan kebutuhan PNS, pengadaan, pangkat dan jabatan sampai dengan jaminan pensiun dan jaminan hari tua serta perlindungan.
Sebagai sebuah profesi, Aparatur Sipil Negara harus memiliki integritas, profesional, netral dan bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme, serta mampu menyelenggarakan pelayanan publik bagi masyarakat dan mampu menjalankan peran sebagai unsur perekat persatuan dan kesatuan bangsa berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Untuk menjadikan ASN di seluruh Indonesia seperti tersebut di atas, diperlukan dukungan manajemen ASN yang kuat mulai dari fase perencanaan sampai dengan fase terminasi ASN.
Salah satu aspek yang perlu menjadi perhatian dalam manajemen ASN adalah pengembangan kompetensi ASN. Pengembangan kompetensi ASN sangat penting dalam rangka meningkatkan kualitas birokrasi menuju peningkatan kinerja organisasi pemerintah. UU ASN yang menegaskan bahwa setiap Pegawai ASN memiliki hak dan kesempatan untuk mengembangkan kompetensi menunjukkan kesadaran dan perhatian yang sangat besar dari pemerintah terhadap pentingnya Pengembangan kompetensi bagi ASN, terlebih dimandatkan bahwa rencana pengembangan kompetensi wajib dimuat dalam Rencana Penganggaran setiap tahun. Untuk itu jaminan pengembangan kompetensi yang telah diberikan oleh UU tersebut harus dapat ditindaklanjuti dengan pengaturan tentang jenis dan cara pengembangan kompetensi yang perlu dilakukan.
(Pusat P3D) sehingga harus dipersiapkan secara matang melalui perencanaan strategis untuk kurun waktu lima tahun mendatang.
Selama kurun waktu 3 (tiga) tahun sejak tahun 2015, Pusat Pengembangan Program dan Pembinaan Diklat telah berhasil menerbitkan sejumlah kebijakan di bidang pengembangan kompetensi ASN sebagai wujud dari mandat diatas, antara lain:
Ø Penyempurnaan pedoman akreditasi lembaga diklat melalui penerbitan
Peraturan Kepala LAN Nomor 25 Tahun 2015;
Ø Penyempurnaan kurikulum Diklat Prajabatan secara terus menerus
melalui Peraturan Kepala LAN Nomor 10, 15 dan 16 Tahun 2015; serta yang terbaru adalah Peraturan Kepala LAN Nomor 25 Tahun 2017 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelatihan Dasar CPNS Golongan III
Ø Penyempurnaan kurikulum Diklat Kepemimpinan Tingkat I, II, III dan IV
(disebut juga Diklat Pola Baru) melalui penerbitan Peraturan Kepala LAN Nomor 17, 18, 19, dan 20 Tahun 2015.
Disamping itu, untuk lebih meningkatkan aksesibilitas data dan informasi serta peningkatan pelayanan melalui teknologi informasi, Lembaga Administrasi Negara melalui Pusat Pengembangan Program dan Pembinaan Diklat mulai tahun 2017 telah melakukan migrasi data dan informasi layanan dari Sistem Informasi Diklat Aparatur (SIDA) ke Sistem Informasi Pengembangan Kompetensi Aparatur (SIPKA) dengan akses layanan yang lebih luas. Keberhasilan migrasi dan ekstensi data dan informasi ini merupakan
buah dari mutual cooperation antara LAN, BKN, Bappenas dan Kementerian
PAN dan RB sehingga pengembangan SIPKA masih terus berlanjut dari tahun 2017 sampai dengan 2019 nanti.
Kemudian, dalam rangka meningkatkan pelayanan pembinaan diklat
aparatur kepada stakeholders, Pusat Pengembangan Program dan Pembinaan
Diklat bekerja berdasarkan standar mutu yang telah ditetapkan dan dipantau oleh lembaga sertifikasi ISO internasional. Hal ini dikarenakan Kedeputian Bidang Diklat Aparatur dimana Pusat P3D berada mendapatkan sertifikat ISO SNI 9001:2015 pada tahun 2017 oleh TUV Rhenland Indonesia.
4
|Pusat P3D TOP1. Perkembangan Kebutuhan Pengembangan Kompetensi ASN
UU ASN telah mengatur tentang 3 (tiga) jenis kompetensi yang perlu dikuasai oleh ASN agar dapat mendorong proses pembangunan nasional, meliputi:
1. Kompetensi teknis yang diukur dari tingkat dan spesialisasi pelatihan
teknis fungsional dan pengalaman bekerja secara teknis;
2. Kompetensi manajerial yang diukur dari tingkat pelatihan struktural
atau manajemen, dan pengalaman kepemimpinan; dan
3. Kompetensi sosial kultural yang diukur dari pengalaman kerja
berkaitan dengan masyarakat majemuk dalam hal agama, suku, dan budaya sehingga memiliki wawasan kebangsaan.
Dalam rangka menjamin kepemilikan kompetensi oleh setiap ASN maka melalui Pasal 70 ayat 1 UU ASN pemerintah telah menegaskan bahwa setiap ASN memiliki hak dan kesempatan mengembangkan kompetensi. Lebih jauh Undang-Undang juga mengatur bahwa setiap instansi pemerintah wajib membuat rencana pengembangan kompetensi yang tertuang dalam rencana penganggaran. Ketentuan tersebut merupakan suatu keharusan bagi setiap instansi untuk menyiapkan kebutuhan pengembangan kompetensi bagi seluruh ASN di instansi masing-masing sebagai upaya memenuhi standar kompetensi yang dipersyaratkan dalam jabatan masing-masing.
Selain ketentuan terkait dengan kewajiban pengembangan kompetensi secara umum tersebut, UU ASN juga telah memberikan banyak opsi tentang cara pengembangan kompetensi mulai dari pendidikan, pelatihan, seminar, kursus, penataran, praktik kerja, sampai dengan pelibatan dengan pihak swasta melalui pertukaran pegawai dengan swasta.
Tabel 1.1
JUMLAH PNS MENURUT KELOMPOK UMUR DAN TINGKAT PENDIDIKAN
(Desember 2016)
Sumber: BKN
Berdasarkan data tersebut, kelompok PNS masa aktif sampai dengan 5 tahun ke depan yang terpeta dalam kelompok umur 18-20 sampai dengan kelompok umur 46-50 bagi pengembangan karir PNS sangatlah tinggi yaitu lebih kurang 2,7 juta PNS. Dengan jumlah yang demikian besar maka perencanaan pengembangan kompetensi terhadap seluruh PNS tersebut
perlu direncanakan dan dilakukan secara hati-hati dengan
mempertimbangkan ketersediaan anggaran negara.
6
|Pusat P3D TOPTabel 1.2
JUMLAH PNS MENURUT JENIS JABATAN DAN JENIS KELAMIN (DESEMBER 2016)
Data tersebut menggambarkan bahwa kebutuhan pelatihan bagi jabatan fungsional tertentu sangat mendominasi karena 52% dari jumlah PNS adalah mereka yang menduduki jabatan fungsional tertentu diikuti berikutnya oleh jabatan fungsional umum yaitu 37,9% dari jumlah seluruh PNS. Bila dilihat dari kebutuhan kompetensi utama bagi kedua jabatan tersebut adalah kompetensi teknis sehingga dalam kurun waktu 5 tahun ke depan mulai diperlukan pengkayaan program pengembangan kompetensi teknis bagi mereka. Disamping penekanan tersebut, kebutuhan pengembangan kompetensi manajerial dan sosial kultural juga memerlukan perhatian yang besar mengingat kedua jenis kompetensi tersebut juga diperlukan bagi setiap jabatan yang ada meskipun dengan kadar yang berbeda.
Kajian berbagai sumber menunjukkan bahwa kondisi saat ini masih memperlihatkan adanya berbagai permasalahan dalam kepemilikan kompetensi sebagaimana diharapkan tersebut disebabkan oleh berbagai
faktor. Pertama, penyusunan kebijakan pengembangan kepegawaian saat
ini belum didasarkan kepada analisa kebutuhan pendidikan dan pelatihan.
Kedua, pengembangan kompetensi ASN belum mengacu kepada perencanaan pembangunan baik tingkat nasional maupun daerah (khusus
minimnya keterkaitan antara perencanaan pembangunan nasional atau daerah menyebabkan tidak jelasnya program pengembangan kepegawaian
dengan rencana strategis yang disusun. Keempat, pengembangan
kompetensi diartikan secara sempit sebagai pendidikan dan pelatihan yang
dilakukan secara klasikal. Kelima, pengembangan kompetensi dilakukan
secara terpisah dengan kebijakan pola karir.
Untuk menjamin pengembangan kompetensi ASN yang terstandar
dan mampu mendukung terwujudnya reformasi birokrasi dan
pembangunan nasional, maka keberadaan Grand Desain Program Pengembangan Kompetensi melalui Pendidikan dan Pelatihan sangatlah diperlukan. Grand Desain tersebut harus pula ditindaklanjuti dengan berbagai pengaturan yang dapat mengoperasionalkannya sehingga dapat menjadi rujukan berbagai lembaga pengembangan kompetensi di berbagai instansi Pusat dan daerah di seluruh Indonesia.
2. Perkembangan Kelembagaan Pengembangan Kompetensi
Untuk memenuhi kebutuhan pengembangan kompetensi ASN khususnya PNS, yang begitu besar di atas memerlukan lembaga pengembangan kompetensi yang mampu mengembangkan kompetensi para PNS tersebut melalui proses yang berkualitas. Sehingga hasil dari pengembangan kompetensi tersebut dapat meminimalisir gap antara standar kompetensi jabatan yang ada dengan kompetensi yang dimiliki oleh PNS tersebut setelah dikembangkan kompetensinya. Untuk itu, kualitas lembaga pelatihan pemerintah yang memiliki tugas dan fungsi khusus melaksanakannya akan sangat penting di sini. Setiap lembaga pelatihan harus memenuhi standar kualitas yang dipersyaratkan yang akan dijamin melalui proses akreditasi.
8
|Pusat P3D TOP PNS.Tabel 1.3
JUMLAH LEMBAGA PELATIHAN DAN STATUS AKREDITASI PROGRAM PELATIHAN (Juni 2018)
INSTANSI JENIS
INSTANSI JENIS
10
|Pusat P3D TOPmelakukan akreditasi lembaga pelatihan, perlu melakukan pendampingan dalam meningkatkan kualitas penyelenggaraan pelatihan sebagai salah satu cara dalam meningkatkan daya saing ASN dan juga dalam rangka penjaminan kualitas penyelenggaraan pelatihan bagi ASN.
3. Dinamika Lingkungan Regional dan Global
Tahun 2015, Bangsa Indonesia bersama-sama sembilan Negara
anggota ASEAN telah bersepakat untuk melaksanakan ASEAN Community
atau Masyarakat ASEAN di mana salah satu aspeknya adalah Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Pencapaian kepada Masyarakat Ekonomi ASEAN akan menjadikan ASEAN sebagai pasar tunggal dimana terjadi arus barang, jasa, investasi dan tenaga terampil yang bebas, serta arus modal yang lebih bebas diantara Negara ASEAN. Perwujudan MEA akan menempatkan ASEAN sebagai kawasan pasar terbesar ketiga di dunia. Selain itu, gabungan dari seluruh Negara ASEAN akan menempatkan MEA sebagai ekonomi terbesar kesembilan setelah Amerika Serikat, China, Jepang, Jerman, Perancis, Brazil, Inggris dan Italia. MEA akan menjadi pembuka era globalisasi yang harus dihadapi oleh Bangsa Indonesia.
Dinamika lingkungan regional dan global ini semakin melengkapi tantangan LAN untuk menyusun strategi dan langkah-langkah yang tepat
sejalan dengan kebijakan pemerinta, khususnya dalam hal Pembangunan
tata kelola pemerintahan yang lebih bersifat efektif, demokratis dan terpercaya.
Sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 57 Tahun 2013 tentang Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia (LAN RI), Pusat P3D memiliki tugas dan fungsi yang strategis terkait dengan tuntutan lingkungan global dan regional untuk menyiapkan ASN yang memiliki wawasan dan kompetensi global dan regional, melalui penetapan kebijakan pengembangan kompetensi, dan pengembangan program implementasinya sesuai dengan kebijakan dan peraturan yang berlaku agar pencapaian tata kelola pemerintahan yang lebih bersifat efektif, demokratis dan terpercaya dapat berjalan dengan baik.
A. Potensi dan Permasalahan (Internal dan Eksternal)
12
|Pusat P3D TOPdiperhitungkan.
1. Potensi/Kekuatan
Dalam mencapai Visi dan memperjuangkan Misi, Tujuan serta Sasaran strategis di atas, Pusat P3D sebagai unit lini Lembaga Administrasi Negara yang memiliki tugas dan fungsi penting dalam penjaminan Pengembangan kualitas ASN nasional memiliki potensi dalam menjalankan tugas dan tanggungjawabnya:
a. Dukungan kebijakan
Mengacu pada Organisasi dan Tata Kerja LAN tercantum dalam Peraturan Kepala LAN Nomor 14 tahun 2013 pasal 75 yang menyebutkan
bahwa “Pusat P3D mempunyai tugas melaksanakan perumusan
kebijakan di bidang pendidikan dan pelatihan aparatur, Pengembangan dan penjaminan mutu program pendidikan dan pelatihan aparatur, standarisasi, akreditasi lembaga pendidikan dan pelatihan, Pengembangan sistem informasi pendidikan dan pelatihan aparatur,…”.
b. Komitmen pimpinan tinggi
Komitmen LAN untuk menyelenggarakan tata kelola pemerintahan yang baik dan bersih dalam melaksanaan tugas pokok dan fungsinya khususnya dalam pembinaan pelatihan dengan aksi perubahan yang nyata yang dicanangkan pada Kedeputian Diklat Aparatur sebagai berikut
1) Peningkatan pelayanan publik melalui penerapan e-governance
dalam pembinaan dan penyelenggaraan pelatihan Aparatur Pemerintah (SIPKA, SIWI, Sistem Pengamatan Pembelajaran, Sistem Informasi Penugasan Tenaga Pengajar, dll).
2) Mekanisme pembinaan, pengawasan dan pengendalian program dan
kegiatan pelatihan aparatur pemerintah dalam berbagai wadah koordinasi dan konsolidasi dilakukan secara kontinyu, efektif dan efisien (Rakor dan Workshop/Lokakarya) untuk menemukan solusi dari berbagai permasalahan yang dihadapi dan menentukan strategi terbaik dari tantangan pelatihan aparatur pemerintah; dan
3) Perbaikan sistem dan instrumen pelatihan aparatur, khususnya
c. Budaya kerja dan nilai-nilaiunit
Pusat P3D memiliki budaya kerja yang mendukung pencapaian kinerja yang tinggi yaitu komitmen terhadap nilai-nilai yang secara spesifik menjadi acuan seluruh pegawai di lingkungan Pusat P3D dalam berperilaku selama menjalankan tugas.
d. Sumberdaya manusia
Pusat P3D memiliki kekuatan 25 orang pegawai yang memiliki berbagai macam latar belakang pendidikan dan kompetensi yang mendukung pelaksanaan tugas Pusat P3D. Meskipun dari sisi kuantitas sudah cukup terpenuhi untuk mendukung pelaksanaan tugas di atas namun dari sisi kualitas masih terdapat gap antara kualitas yang ada dengan yang diharapkan dalam menjalankan tugas secara optimal.
e. Penganggaran
Pusat P3D setiap tahun mendapatkan alokasi anggaran untuk melaksanakan berbagai kegiatan yang mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi sebagaimana diamanatkan dalam Peraturan Kepala LAN Nomor 14 Tahun 2013.
f. Informasi
Pusat P3D sebagai Pembina Pelatihan memiliki Sistem Informasi Pengembangan Kompetensi ASN yang selalu diakses oleh seluruh lembaga pelatihan dalam penyampaian rencana dan pelaksanaan peyelenggaraan pelatihan.
g. Jejaring kerja
Pusat P3D sebagai Pembina Pelatihan memiliki jejaring kerja yang luas dengan semua lembaga pelatihan yang memungkinkan mendapatkan dukungan dan penggalangan sinergi dalam menjalankan tugas.
2. Kelemahan
a. Permasalahan
14
|Pusat P3D TOPmanajemen sumber daya manusia yang masih perlu terus menerus dilakukan penyempurnaan di Pusat P3D, diantaranya adalah distribusi pekerjaan yang masih mengedepankan aspek “kebisaan dan kemauan”. Hal ini membuat pekerjaan terkonsentrasi pada individu atau pegawai tertentu saja, sehingga ada pekerjaan-pekerjaan yang tergantung pada orang-orang tertentu.
Sehubungan dengan hal tersebut, Pusat P3D perlu mereview pelaksanaan pembagian tugas secara internal dan melakukan pengembangan kapasitas pegawai sehingga dapat menunjukan kemampuan kerja yang akuntabel, berorientasi kualitas, dan proaktif
terhadap berbagai kebutuhan stakeholders untuk membantu Pusat P3D
mewujudkan ASN yang kompeten dalam bidangnya.
b. Tantangan Internal
Pusat P3D merupakan unit organisasi yang dinamis dimana
perputaran pegawai secara internal sering dilakukan guna
menyeimbangkan kekuatan personil per bidang atau bagian, sehingga tantangan yang dihadapi lebih mengarah pada pemberdayaan pegawai secara terus-menerus melalui berbagai budaya kerja yang dibangun,
salah satunya melalui knowledge sharing. Hal ini penting untuk
dilakukan mengingat kecepatan dan ketepatan pemberian pelayanan pembinaan diklat semakin kompleks, baik dari jenis layanan maupun dari metode penanganan pengaduannya, sehingga diperlukan pegawai yang memahami pekerjaan, tidak hanya bersifat teknis administratif akan tetapi sampai pada substansi pelayanannya. Disamping itu, Pusat P3D dituntut untuk dapat menjaga konsistensi atas standar mutu kerja yang telah ditetapkan dalam ISO SNI 9001:2015.
3. Peluang dan Tantangan (Eksternal)
menjadi fokus pada pembangunan SDM, termasuk aparatur sipil negara. Dengan dua modal inilah, LAN dan Pusat P3D bekerja secara professional mewujudkan birokrasi kelas dunia melalui perumusan kebijakan di bidang pengembangan kompetensi ASN.
Sejak tahun 2013 LAN telah mengeluarkan berbagai kebijakan di bidang Pelatihan yaitu penyempurnaan Pelatihan Kepemimpinan dan Pelatihan Prajabatan serta Akreditasi Lembaga Pelatihan sebagai bagian dalam rangka reformasi di bidang kepelatihan sebagaimana uraian diatas.
Namun demikian, dalam implementasi kebijakan Pelatihan tersebut ditemukan berbagai kendala atau permasalahan, seperti terbatasnya sosialisasi kebijakan, terbatasnya pembuatan panduan-panduan teknis sehingga pemberian informasi kebijakan bersifat parsial, unsur penyelenggara Pelatihan yang belum paham terhadap tugas dan perannya, mentor yang kurang kooperatif dengan bawahan (peserta Pelatihan) didalam menyelesaikan tugas-tugas kepelatihanan, dan permasalahan lainnya yang secara teknis terkait dengan implementasi kebijakan penyelenggaraan Pelatihan.
Sehubungan dengan hal tersebut, Pusat P3D perlu berusaha untuk mereview pelaksanaan pembagian tugas secara internal, dan eksternal menyempurnakan berbagai pedoman dan standar pembinaan pelatihan demi terwujudnya pelayanan yang dapat dipertanggungjawabkan, berorientasi
kualitas, dan proaktif terhadap berbagai kebutuhan stakeholders untuk
16
|Pusat P3D TOPBAB II
VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN DAN NILAI-NILAI
PUSAT PENGEMBANGAN PROGRAM DAN PEMBINAAN PELATIHAN
(P3D)
Renstra Pusat Pengembangan Program dan Pembinaan Diklat Aparatur (Pusat P3D) disusun dengan mengacu pada Renstra Lembaga Administrasi Negara dan Renstra Kedeputian Bidang Diklat Aparatur karena pada hakekatnya Pusat P3D sebagai unit yang harus mengoperasionalkan arah dan kebijakan yang telah ditetapkan oleh organisasi. Pusat P3D mempunyai tugas merumuskan dan melaksanakan kebijakan di bidang pelatihan aparatur, Pengembangan dan penjaminan mutu program pelatihan aparatur, standardisasi, akreditasi lembaga pelatihan, Pengembangan sistem informasi pelatihan aparatur, serta pemberian bantuan teknis dan administratif kepada Pusat dan kelompok jabatan fungsional di lingkungannya.
A. Visi dan Misi Kedeputian Pelatihan Aparatur (KDA)
Visi KDA
“Menjadi Rujukan Kualitas dalam Pengembangan Kompetensi ASN”
Misi KDA
1. Mewujudkan kualitas pembinaan dalam pengembangan kompetensi ASN.
2. Menyelenggarakan pengembangan kompetensi ASN yang berkualitas
Adapun sasaran strategis KDA mengalami perubahan yang semula terdapat 4 (empat) sasaran strategis menjadi 1 (satu) sasaran strategis sesuai dengan Peraturan Kepala LAN Nomor 4 tahun 2018 tentang Penetapan IKU
LAN 2018-2019, yakni terwujudnya pembinaan dan penyelenggaraan
kompetensi ASN yang berkualitas. Sasaran strategis tersebut diukur
melalui 4 (empat) indikator kinerja utama dimana salah satunya merupakan
indikator kinerja dari Pusat P3D, yaitu “persentase lembaga pelatihan
pemerintah yang memiliki akreditasi untuk pelatsar CPNS Golongan I dan II, Pelatsar CPNS Golongan III dan Pelatihan Struktural Kepemimpinan Pengawas”.
Di tingkat Lembaga, Pusat P3D ikut berkontribusi terhadap capaian
sasaran strategis LAN melalui indikator kinerja “Indeks kapasitas lembaga
penyelenggara pengembangan kompetensi pegawai ASN”. Indeks ini bersifat
komposit yang diukur dari capaian “persentase lembaga pelatihan pemerintah
dan Pelatihan Dasar CPNS” ditambah dengan “persentase instansi pemerintah yang telah memiliki perencanaan pengembangan kompetensi PNS” serta satu capaian yang berasal dari Pusat Pembinaan Widyaiswara. Sehingga Pusat P3D berkontribusi 2 indikator kinerja atas indikator kinerja utama LAN.
B. Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran Pusat P3D
Dengan mengacu pada Visi yang akan dicapai dan Misi yang akan dilaksanakan oleh KDA dalam kurun waktu 5 (lima) tahun ke depan, maka Pusat P3D memiliki visi dan misi yang mendukung pencapaian Visi dan Misi KDA ke depan khususnya dalam menjalankan misi “Mewujudkan kualitas pembinaan dalam pengembangan kompetensi ASN” sebagai berikut:
Visi Pusat P3D:
“Menjadikan Aparatur Sipil Negara kompeten dalam bidangnya”
Misi Pusat P3D:
Memberikan landasan kebijakan yang kuat dan penyiapan lembaga Pengembangan kompetensi bagi pembentukan ASN yang professional melalui:
a. Pengembangan Norma, Standar, dan Prosedur serta Kriteria (NSPK)
Pengembangan kompetensi ASN;
b. Penjaminan kualitas pelaksanaan NSPK Pengembangan kompetensi ASN
melalui akreditasi lembaga pelatihan bagi ASN;
c. Pemantauan dan evaluasi terhadap kualitas pelaksanaan NSPK
pengembangan kompetensi ASN dalam penyelenggaraan pelatihan ASN.
Tujuan Pusat P3D:
Sebagai unit kerja Lembaga Administrasi Negara yang diberikan tugas melakukan Pembinaan Pelatihan di seluruh Indonesia, Pusat P3D memiliki tujuan yang akan dicapai sebagaimana berikut:
T1 Mengembangkan norma, standar, prosedur serta kriteria
Pengembangan kompetensi ASN
T2 Menjamin kualitas pelaksanaan NSPK pelatihan seluruh lembaga
pelatihan pemerintah
T3 Meningkatkan kualitas pelaksanaan NSPK dalam penyelenggaraan
18
|Pusat P3D TOPSasaran Pusat P3D
Dengan tujuan yang demikian besar dengan cakupan dalam skala nasional maka sasaran strategis yang harus diprioritaskan oleh Pusat P3D sejalan dengan Peraturan Kepala Lan Nomor 4 Tahun 2018 tentang Penetapan Indikator Kinerja Utama LAN 2018 – 2019 adalah:
S-1 Terwujudnya pembinaan pengembangan kompetensi ASN yang
berkualitas
Sebelum dilakukan review atas Renstra ini, Pusat P3D memiliki 4 (empat)
sasaran strategis yang mengarah pada terwujudnya pembinaan
pengembangan kompetensi ASN yang berkualitas.
C. Nilai-nilai Pusat P3D
Dalam mencapai Visi dan menjalankan Misi untuk mencapai tujuan serta sasaran strategis di atas, Pusat P3D memiliki nilai-nilai unit secara spesifik yang menjadi acuan serta menjiwai setiap sikap dan perilaku pegawai dalam
menjalankan tugas yaitu Terpercaya, Orientasi Mutu, dan Proaktif
(disingkat TOP) disamping juga tetap memegang teguh nilai-nilai organisasi
LAN Integritas, Profesioanl, Inovatif dan Peduli (IPIP) dan nilai-nilai KDA Responsif, Sinergis, Pemberdayaan, Keterbukaan (RESPEK). Dengan nilai-nilai unit yang dijiwai oleh segenap sumberdaya didalamnya maka semboyan yang menjadi motivasi pegawai di lingkungan Pusat P3D adalah
“P3D TOP”. Penjelasan dari nilai-nilai tersebut adalah sebagai berikut:
Terpercaya
- Berperilaku jujur dan berintegritas dalam bekerja
- Dapat diandalkan dalam menyelesaikan tugas
- Mendedikasikan kompetensi yang dimiliki secara maksimal dalam
menjalankan tugas
- Menghasilkan kinerja unggul yang akuntabel
Orientasi Mutu
- Selalu mengupayakan cara dan hasil kerja yang lebih baik dari waktu
ke waktu
Proaktif
- Peka dan merespon cepat terhadap kebutuhan dan permasalahan yang
harus diselesaikan
- Memanfaatkan waktu kerja secara efektif dan efisien
20
|Pusat P3D TOPBAB III
ARAH KEBIJAKAN, STRATEGI DAN KERANGKA REGULASI
A. Arah Kebijakan dan Strategi Kedeputian Bidang Diklat Aparatur (KDA)
Arah kebijakan Renstra LAN 2015-2019 yang ditetapkan dan menjadi acuan dalam menyusun Renstra KDA adalah mewujudkan Peningkatan Kompetensi dan Profesionalisme ASN. Hal ini sejalan dengan pasal 43 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2015 ditegaskan bahwa fungsi LAN yaitu (a) mengembangkan standar kualitas pendidikan dan pelatihan ASN, (b) pembinaan pendidikan dan pelatihan kompetensi manajerial ASN dan (c) penyelenggaraan dan pelatihan kompetensi manajerial pegawai ASN baik secara mandiri maupun secara bersama-sama dengan lembaga pendidikan dan pelatihan lainnya, (d) pengkajian terkait dengan kebijakan dan Manajemen ASN dan (e) melakukan akreditasi lembaga pendidikan dan pelatihan pegawai ASN, baik sendiri maupun bersama lembaga pemerintah lainnya.
Melanjutkan arah Renstra LAN diatas dimana dari lima arah tersebut terdapat empat arah yang secara langsung terkait tugas dan fungsi KDA. Dengan demikian arah kebijakan Kedeputian Bidang Diklat Aparatur dalam 5 (lima) tahun ke depan adalah sebagai berikut:
1. Meningkatnya jumlah kebijakan pelatihan yang sesuai dengan kebutuhan
tuntutan UU ASN, dan semakin meningkatnya pemahaman stakeholder’s terhadap kebijakan pelatihan. Dalam hubungan itu, jumlah Lembaga Pelatihan yang memenuhi standar penyelenggaraan pelatihan, sehingga secara siginifikan kualifikasi akreditasi lembaga pelatihan meningkat dari tahun ketahun;
2. Mewujudkan penyelenggaraan pelatihanpim yang semakin berkualitas dan
berstandar internasional. Semakin mendorong perwujudan penerapan inovasi administrasi negara melalui Alumni pelatihan kepemimpinan yang telah menyusun dan menetapkan proyek perubahan baik dalam skala instansional maupun untuk kepentingan strategis nasional.
3. Meningkatkan kualitas kebijakan/pedoman kewidyaiswaraan sehingga dapat
menjadi bagian dari upaya peningkatan kualitas dan kompetensi widyaiswara secara nasional untuk memenuhi kebutuhan dan tuntutan profesionalitas ASN.
4. Meningkatkan kualitas penyelenggaraan pelatihan dalam pengembangan
kompetensi strategis nasional, pengembangan kompetensi teknis dengan tema
khusus, pengembangan kompetensi sosial-kultural, penyelenggaraan
5. Meningkatkan kualitas monitoring dan evaluasi penyelenggaraan pelatihan dan pasca pelatihan untuk mengetahui kemanfaatan yang optimal dalam implementasi capaian kinerja organisasi.
Sedangkan arah kebijakan KDA tersebut akan dicapai melalui strategi sebagai berikut:
1. Peningkatan jumlah dan kualitas kebijakan pelatihan yang sesuai dengan
kebutuhan pembangunan kompetensi dan kualitas ASN;
2. Peningkatan jumlah Lembaga Pelatihan yang memenuhi standar
penyelenggaraan pelatihan (akreditasi lembaga pelatihan);
3. Peningkatan pemanfaatan tekonologi informasi untuk peningkatan kualitas
penyelenggaraan pelatihan;
4. Peningkatan jumlah kualitas alumni pelatihan kepemimpinan yang
mengimplementasikan inovasi hasil proyek perubahan baik dalam skala instansional maupun strategis nasional;
5. Peningkatan kualitas dan pengembangan kebijakan kewidyaiswaraan;
6. Peningkatan kualitas penyelenggaraan pelatihan dalam pengembangan
kompetensi tema khusus, pengembangan kompetensis trategis nasional, pengembangan kompetensi social kultural, pelatihan teknis, dan fungsional tertentu.
7. Peningkatan kualitas evaluasi dan monitoring kepelatihanan dan evaluasi
alumni pasca pelatihan;
8. Peningkatan sinergitas antar lembaga dalam penjaminan kualitas pelatihan
dan peningkatan mutu widyaiswara.
B. Arah Kebijakan dan Strategi Pusat Pengembangan Program dan Pembinaan Pelatihan (Pusat P3D)
Berdasarkan arah kebijakan, sasaran dan strategi yang akan dicapai oleh LAN dan KDA di atas, maka arah kebijakan Pusat P3D Tahun 2015 – 2019 dan strategi yang akan ditempuh sebagai berikut :
a. Terpenuhinya kebijakan pengembangan kompetensi yang sesuai dengan
kebutuhan tuntutan UU ASN dan Manajemen PNS yang diterbitkan;
b. Terpenuhinya layanan akreditasi lembaga pelatihan pemerintah;
c. Meningkatnya jumlah Lembaga Pelatihan yang memenuhi standar
penyelenggaraan pelatihan;
d. Meningkatnya pengembangan pelayanan informasi pengembangan kompetensi
ASN melalui Sistem Informasi Pengembangan Kompetensi Aparatur (SIPKA);
e. Meningkatnya pemahaman terhadap standar kualitas kebijakan
22
|Pusat P3D TOPpengembangan kompetensi ASN.
Adapun strategi yang akan dilaksanakan oleh Pusat P3D untuk mewujudkan sasaran tersebut adalah melalui:
a. Peningkatan jumlah dan kualitas kebijakan pelatihan yang sesuai dengan
kebutuhan pengembangan kompetensi dan kualitas ASN;
b. Pemenuhan akreditasi lembaga pelatihan pemerintah;
c. Peningkatan jumlah Lembaga Pelatihan yang memenuhi standar
penyelenggaraan pelatihan aparatur;
d. Peningkatan jumlah pelayanan Sistem Informasi Pengembangan Kompetensi
Aparatur (SIPKA);
e. Peningkatan pemahaman stakeholders terhadap kebijakan pelatihan aparatur;
f. Peningkatan penyelesaian komplain stakeholder’s terkait kebijakan pelatihan
aparatur.
23 |R e v i e w R e n s t r a 2 0 1 5 – 2 0 1 9 P u s a t P 3 D
Gambar 1
Peta Strategi Pusat P3D Nilai Tambah
Nasional
Visi Pusat Pengembangan Program dan Pembinaan Pelatihan
Sasaran dan Arah Kebijakan Pusat
Pengembangan Program dan Pembinaan Pelatihan
Pengembangan Program
Pembinaan Pelatihan
Pembelajaran dan
Pertumbuhan
Visi LAN
Visi P3D
24
|Pusat P3D TOPC. Program Regulasi Lembaga Administrasi Negara dan Implikasinya Bagi Pusat Pengembangan Program dan Pembinaan Diklat (Pusat P3D)
Regulasi merupakan instrumen pengaturan dalam kehidupan
bermasyarakat melalui serangkaian ketentuan yang memuat keharusan untuk melakukan suatu perbuatan tertentu atau larangan melakukan perbuatan tertentu yang secara hukum sah untuk dilaksanakan. Kebutuhan regulasi Lembaga Administrasi Negara sebagai tindak lanjut dari Peraturan Kepala Lembaga Administrasi Negara adalah sebagai berikut:
1. Isu-isu strategis nasional dari UU Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil
Negara dan PP Nomor 11 Tahun 2017 tentang Manajemen PNS membawa perubahan yang sangat signifikan terhadap pengaturan SDM, materi muatan yang perlu untuk segera ditindaklanjuti:
a. Jabatan bagi pegawai ASN yang terdiri atas jabatan pimpinan tinggi,
jabatan admnistrasi, jabatan pengawas, jabatan pelaksana dan ketentuan mengenai P3K;
b. Pengembangan kompetensi pegawai ASN melalui jalur pelatihan serta
sekolah kader, pengaturan mengenai widyaiswara, akreditasi lembaga Pelatihan;
2. Isu-isu strategis nasional dari UU Nomor 30 Tahun 2014 tentang Admnistrasi
Pemerintahan yang perlu diangkat dalam regulasi materi muatan dari UU ini berdasar pada masalah kewenangan dari pejabat dalam mengeluarkan suatu keputusan TUN, penyelesaian sengketa administrasi, dan diskresi. Isue dari UU tersebut yang dapat ditindaklanjuti pada level Perka LAN adalah mengenai kewenangan pembentukan peraturan dan diskresi.
3. Isu-isu strategis nasional daru UU Nomor 23 Tahun 2014 tentang
pemerintahan Daerah yang perlu diangkat dalam regulasi terutama pada tata tataran Peraturan Kepala Lembaga Administrasi Negara adalah yang berkaitan dengan inovasi.
4. Berkaitan dengan isu-isu strategis nasional, Peraturan Kepala Lembaga
5. Isu-isu strategis nasional dari UU No. 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi yang berkaitan dengan pelaksanaan tugas Lembaga Administrasi Negara yang menjalankan fungsi sebagai institusi yang mengembangkan ilmu administrasi melalui Sekolah Tinggi Ilmu Admnistrasi adalah pengembangan kapasitas kelembagaan dari Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi Negara yang saat ini dirasakan perlu ditingkatkan.
Dari kelima kebutuhan regulasi Lembaga Administrasi Negara tersebut, implikasinya bagi Pusat P3D yaitu terkait dengan Isu-isu strategis nasional dari UU Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara dan PP Nomor 11 Tahun 2017 tentang Manajemen PNS yang secara signifikan membawa perubahan terhadap pengaturan SDM. Pusat P3D memiliki peran penting di dalam isu strategis nasional tersebut pada aspek pengembangan kompetensi ASN melalui pengembangan berbagai program pelatihan yang dibutuhkan untuk peningkatan kompetensi Aparatur dan melakukan telaahan atau review terhadap kebijakan-kebijakan yang terkait dengan implementasi pengembangan kompetensi ASN.
Kerangka Regulasi yang menjadi program unit kerja Pusat P3D yaitu:
NO PERATURAN
1. Rancangan Perka LAN tentang Rincian Standar Biaya Pelatihan
Kepemimpinan
2. Rancangan Perka LAN tentang Pelatihan Dasar CPNS
3. Rancangan Perka LAN tentang Pelatihan TOF
4. Naskah Akademik Pelatihan Terintegrasi
5. Naskah Akademik Penyesuaian Konsep Pelatihan Berdasarkan pada
UU Nomor 5 Tahun 2014 dan PP Nomor 11 Tahun 2017
6. Rancangan Perka LAN tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelatihan
Kepemimpinan Nasional Tingkat I, II, III dan IV
7. Rancangan Perka LAN tentang Pedoman Akreditasi Lembaga
Pelatihan Sesuai ASN
8. Rancangan Perka LAN tentang Pedoman Analisis Kebutuhan
26
|Pusat P3D TOPBAB IV
TARGET KINERJA DAN KERANGKA PENDANAAN
Kegiatan pada Pusat Pengembangan Program dan Pembinaan Diklat (Pusat P3D) disusun sesuai dengan tugas dan fungsi Unit Pengembangan Program dan Pembinaan Diklat Kedeputian Bidang Diklat Aparatur Lembaga Administrasi Negara. Dalam Renstra ini ditetapkan sejumlah target kinerja dan kerangka pendanaan yang diperlukan untuk mencapai target kinerja tersebut. Untuk mendukung tugas dan fungsi Lembaga Administrasi Negara yang didelegasikan kepada Kedeputian Bidang Diklat Aparatur, maka Pusat P3D memainkan peranan yang sangat penting, yaitu sebagai unit yang memiliki tugas melakukan pengembangan dan pembinaan pelatihan aparatur negara sehingga dengan terwujudnya program-program pelatihan yang sesuai dengan tuntutan, tantangan dan kebutuhan yang disertai dengan kontrol kualitas melalui kegiatan pembinaan, dapat dihasilkan SDM Aparatur Sipil Negara yang kompeten dan berkualitas sebagaimana diamanatkan oleh Undang-undang.
Tabel 4.1
Penetapan Outcome, Kegiatan, Indikator, dan Output Pusat P3D
Outcome Kegiatan Indikator Output
Terpenuhinya
Sebagaimana dijelaskan pada Bab II diatas bahwa Pusat P3D berkontribusi atas capaian kinerja Kedeputian dan LAN melalui 2 (dua) indikator kinerja yakni:
(1) persentase lembaga pelatihan pemerintah yang memiliki akreditasi
untuk: a) Pelatihan Dasar CPNS Golongan I & II, b) Pelatihan Dasar CPNS Golongan III, c) Pelatihan Kepemimpinan Tk. IV; serta (2) persentase instansi pemerintah yang telah memiliki perencanaan pengembangan kompetensi
PNS. Adapun untuk indikator kinerja ‘persentase lembaga pelatihan pemerintah
yang telah terakreditasi untuk menyelenggarakan Pelatihan Struktural Kepemimpinan Administrator, Pelatihan Struktural Kepemimpinan Pengawas dan Pelatihan Dasar CPNS’ merupakan bagian dari IKU Pusat P3D sebagai unit eselon II. Sedangkan untuk indikator ‘persentase instansi pemerintah yang telah memiliki perencanaan pengembangan kompetensi PNS’ merupakan indikator dasar untuk
menghitung capaian kinerja dari IKU “Indeks kapasitas lembaga
penyelenggara pengembangan kompetensi pegawai ASN” yang dimiliki oleh
LAN.
28
|Pusat P3D TOPTabel 4.2
Penetapan Outcome, Kegiatan, Indikator, dan Output Tambahan
Outcome Kegiatan Indikator Output
Terpetakannya Pembinaan Diklat telah menetapkan target kinerja dari tahun 2015 sampai dengan 2019. Target tersebut ditetapkan dari setiap indikator dari masing-masing sasaran strategis. Adapun target-target yang ditetapkan adalah sebagai berikut:
Tabel 4.3
Target Kinerja Pusat P3D
sasaran strategis ini memiliki indikator yang harus dicapai setiap tahunnya. Namun, sejalan dengan terbitnya Peraturan Kepala LAN Nomor 4 Tahun 2018 tentang Penetapan IKU LAN 2018-2019, maka sasaran strategis Pusat P3D pun mengalami perubahan hanya menjadi satu sasaran strategis dengan dua indikator kinerja utama sebagaimana tabel 4.3. Demikian pula dengan target kinerja pada tahun 2018-2019, telah dilakukan review sesuai dengan dinamika kebutuhan pengganggaran.
Adapun target kinerja untuk IKU LAN yang berasal dari Pusat P3D adalah sebagai berikut.
Tabel 4.4
Target Kinerja Pusat P3D
Sasaran Indikator 2015 2016 2017 2018 2019
Terwujudnya pembinaan pengembangan kompetensi ASN yang berkualitas
Persentase instansi pemerintah yang telah memiliki perencanaan pengembangan
kompetensi PNS
- - - 10 50
Terdapat indikator yang target capaiannya meningkat setiap tahun, tetap dan berfluktuasi. Sebagian besar indikator-indikator dari sasaran strategis di atas target capaiannya sama atau hampir sama setiap tahun, hal ini tidaklah menunjukkan adanya stagnasi kegiatan, akan tetapi lebih menunjukkan bahwa kegiatan ini adalah kegiatan yang tidak dapat sekedar dihitung dari sisi kuantitas secara parsial namun lebih kepada kelompok yang lebih bersifat holistik. Sebagai contoh dari jumlah kebijakan pembinaan kualitas pengembangan kompetensi ASN yang diterbitkan, tidak dapat dihitung dari tiap judul kebijakan tetapi dikelompokkan dalam jenis Pengembangan kompetensi yang dimandatkaan dalam UU ASN. Jumlah kebutuhan kebijakan dari tiap kelompok dimungkinkan meningkat atau berkurang dengan mempertimbangkan kebutuhan riil ke depan.
30
|Pusat P3D TOPB. Kerangka Pendanaan
Kebutuhan pendanaan secara keseluruhan untuk mencapai sasaran strategis dalam kurun 2015-2019 tertuang dalam Matrik Kinerja dan Pendanaan Jangka Menengah berikut. Adapun detail dari program/kegiatan dan anggaran 2015-2019 dirangkum dalam matrik KPJM sebagai berikut:
Tabel 4.5
Kerangka Pendanaan
No Program Alokasi Anggaran (dalam Milyar Rupiah) Total
2015 2016 2017 2018 2019
1 Pengembangan
Program Pelatihan
0,8 0,8 1 4,160 5,05 11,81
2 Pembinaan
Pelatihan
1,5 2,1 2,5 3 1,660 10,76
BAB V PENUTUP
Rencana Strategis (Renstra) bagi instansi pemerintah menjadi pedoman dan arah perjalanan sebuah instansi dalam rangka memenuhi mandatnya. Renstra Pusat Pengembangan Program dan Pembinaan Diklat (Pusat P3D) merupakan panduan arah dan cara bagi Pusat P3D dalam melaksanakan program dan kegiatan Pengembangan Program Pelatihan selama lima tahun ke depan dengan berpedoman pada Renstra Lembaga Administrasi Negara. Renstra Pusat P3D juga menjadi acuan bagi P3D dalam memberikan pembinaan terhadap lembaga pelatihan pemerintah berupa fasilitasi, pendampingan dan pengembangan kerjasama serta jejaring kerja. Dan yang tidak kalah penting, Renstra Pusat P3D juga menjadi acuan dalam mengembangkan kerjasama dengan berbagai pihak: pemerintah, swasta dan masayarakat (dalam negeri maupun luar negeri) yang memiliki concern terhadap Pengembangan kompetensi ASN. Dalam perjalanannya, Renstra Pusat P3D mengalami perubahan (review) sesuai dengan dinamika perubahan kebijakan. Review Renstra Pusat P3D didasarkan pada Peraturan Kepala LAN Nomor 4 tahun 2018 tentang Penetapan IKU LAN 2018-2019 dimana Sasaran Strategis beserta indikator utamanya mengalami perubahan dari empat sasaran strategis menjadi satu sasaran strategis dan dua indikator utamanya, yaitu terwujudnya pembinaan pengembangan kompetensi ASN yang berkualitas, dengan indikator jumlah kebijakan/pedoman/konsep/uji coba kebijakan penjaminan mutu dan pemantauan standar kebijakan pengembangan kompetensi ASN dan jumlah lembaga pelatihan yang terakreditasi.
Strategi yang akan ditempuh untuk mecapai sasaran tersebut adalah (1)
Peningkatan jumlah dan kualitas kebijakan pelatihan yang sesuai dengan kebutuhan pengembangan kompetensi dan kualitas ASN; (2) Pemenuhan akreditasi lembaga Pelatihan pemerintah; (3) Peningkatan jumlah Lembaga Pelatihan yang memenuhi standar penyelenggaraan pelatihan; (4) Peningkatan jumlah pelayanan Sistem Informasi Pengembangan Kompetensi ASN (SIPKA); (5)
Peningkatan pemahaman stakeholders terhadap kebijakan pelatihan; (6)
Peningkatan penyelesaian komplain stakeholders terkait kebijakan pelatihan.