• Tidak ada hasil yang ditemukan

EXECUTIVE SUMMARY - Laporan Kinerja Pusat Pengembangan Program dan Pembinaan Diklat Tahun 2017

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "EXECUTIVE SUMMARY - Laporan Kinerja Pusat Pengembangan Program dan Pembinaan Diklat Tahun 2017"

Copied!
38
0
0

Teks penuh

(1)

EXECUTIVE SUMMARY

Laporan Kinerja merupakan suatu laporan akuntabilitas kinerja Unit yang berisi capaian kinerja Unit selama satu tahun untuk disampaikan kepada stakeholder sebagai bentuk tanggungjawab terkait kegiatan yang dilakukan dalam rangka pencapaian visi dan misi Unit. Sehubungan dengan pentingnya Laporan Kinerja tersebut, maka Pusat Pengembangan Program dan Pembinaan Diklat (Pusat P3D) menyusun Laporan Kinerja Pusat P3D tahun 2017 ini.

Laporan Kinerja Pusat P3D berisikan gambaran tentang korelasi antara tugas dan fungsi Unit dikaitkan dengan pencapaian visi dan misi serta strategi pencapaian visi dan misi yang tertuang dalam perencanaan kinerja Unit. Sebagai bentuk akuntabilitas pencapaian visi dan misi tersebut, maka Pusat P3D pada tahun 2017 melaksanakan delapan kegiatan yang tertuang dalam DIPA LAN 2017 yaitu: (1) Penyusunan Modul Diklat RLA, (2) Penyusunan Modul TOT RLA, (3) Pedoman Pelatihan PNS (Modul Bela Negara), (4) Penyelenggaraan Pilot Project Diklat Prajabatan Golongan III Pola Ideal (Latsar CPNS), (5) Pengembangan dan Pembinaan Diklat (Pembangunan SIPKA), (6) Akreditasi Lembaga Diklat, (7) Sosialisasi/Bimtek Kebijakan Diklat, (8) Monitoring dan Evaluasi Pembinaan Lembaga Diklat.

Selain kegiatan utama, Pusat P3D melaksanakan kegiatan yang menunjang Pengembangan Program dan Pembinaan Diklat melalui penetapan dan implementasi standar kualitas, jaminan kualitas dan kontrol kualitas penyelenggaraan Diklat di Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah.

Secara umum keseluruhan kegiatan telah dilaksanakan dengan baik sesuai dengan rencana yang diindikasikan dengan pencapaian indikator kinerja penyerapan anggaran sebesar 92,84 %. Namun apabila memperhatikan mekanisme kegiatan PNBP dan hak penggunaan anggarannya, maka kinerja serapan anggaran Pusat P3D menjadi 94,9%. Dari segi output, keseluruhan kegiatan telah dilaksanakan 100%. Bahkan ada beberapa kegiatan yang melebihi target seperti penyelenggaraan kegiatan Akreditasi dan Sosialisasi/Bimtek Kebijakan Diklat yang juga realisasi jumlah peserta melebihi rencana peserta.

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan ke khadirat Tuhan Yang Maha Esa bahwa seluruh kegiatan di Pusat Pengembangan Program dan Pembinaan Diklat (Pusat P3D) telah selesai dilaksanakan pada tahun 2017 ini dan dapat dituangkan dalam Laporan Kinerja 2017.

Kegiatan yang dilaksanakan terdiri atas delapan kegiatan utama yang tertuang dalam DIPA LAN 2017 dan beberapa kegiatan penunjang lainnya. Semua kegiatan utama Pusat P3D tersebut adalah : (1) Penyusunan Modul Diklat RLA, (2) Penyusunan Modul TOT RLA, (3) Pedoman Pelatihan PNS (Modul Bela Negara), (4) Penyelenggaraan Pilot Project Diklat Prajabatan Golongan III Pola Ideal (Latsar CPNS), (5) Pengembangan dan Pembinaan Diklat (Pembangunan SIPKA), (6) Akreditasi Lembaga Diklat, (7) Sosialisasi/Bimtek Kebijakan Diklat, (8) Monitoring dan Evaluasi Pembinaan Lembaga Diklat.

Sedangkan kegiatan lainnya, sebagai respon terhadap kebutuhan/amanah perundang-undnagan ASN maupun penyempurnaan pelayanan, adalah kegiatan Penyusunan Pedoman Pelatihan Dasar CPNS, Juknis Workshop Pembekalan Agenda Bela Negara, E-monev, Tutorial Akreditasi, dan E-Pre Test, Post test. Kegiatan ini walaupun bukan kegiatan yang termasuk dalam rencana DIPA P3D tahun 2017 namun keberadaanya sangat di tunggu oleh para stakeholders.

Sehubungan dengan telah terlaksananya kegiatan-kegiatan tersebut, kami atas nama Pusat P3D mengucapkan terima kasih kepada Kepala LAN, para Deputi, Pimpinan Tinggi dan pejabat lainnya serta para stakeholders yang telah membantu dalam menyelesaikan kegiatan tersebut.

Kami sadar bahwa laporan kinerja ini masih belum sempurna, oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun terhadap laporan ini akan sangat membantu kami dalam meningkatkan kinerja unit. Semoga Laporan kinerja ini dapat memberikan warna yang dapat bermanfaat bagi peningkatan kinerja LAN RI pada masa yang akan datang.

Jakarta, 24 Januari 2018

(3)

DAFTAR ISI

Executive Summary Kata Pengantar

i iii

Daftar Isi iv

Bab I Pendahuluan 1

A Latar Belakang 1

B Tugas Pokok dan Fungsi Pusat Pengembangan Program dan Pembinaan Diklat (Pusat P3D)

5

C Struktur Organisasi Pusat Pengembangan Program

dan Pembinaan Diklat (Pusat P3D) 6

D Analisis Perkembangan Strategis 8

Bab II Perencanaan Kinerja 15

A. Visi Misi Kedeputian Diklat Aparatur 15

B. Visi Misi Pusat Pengembangan Program dan Pembinaan Diklat

15

C. Tujuan dan Sasaran 16

D. Nilai-Nilai Pusat P3D 17

E. Perjanjian Kinerja 18

Bab III Akuntabilitas 23

A Capaian Kinerja 23

B Realisasi Anggaran 35

Bab IV Penutup 39

(4)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada trimester pertama tahun 2017 telah diundangkan PP Manajemen PNS yang menjadi angin segar bagi PNS dimana diatur kebutuhan seorang PNS dimulai dari perekrutan hingga pensiun. Termasuk didalamnya adalah hak seorang pns untuk mengembangkan kompetensinya.

Pengaturan pengembangan kompetensi dalam PP No 11 Tahun 2017 yang mengatur dari mulai perencanaan hingga evaluasi memungkinkan seorang PNS untuk mendapatkan hak pengembangan dirinya selama masa karir dan khususnya dalam menyelesaikan tugas yang berimplikasi pada peningkatan kinerja organisasi. Lebih lanjut pengembangan kompetensi diharapkan dapat menjadi solusi dari permasalahan birokrasi yaitu adanyagapkompetensi yang dimiliki oleh

ASN dengan tuntutan pekerjaan pada jabatan masing-masing.

Penyiapan kualitas SDM Aparatur dapat dilakukan dengan pengembangan kompetensi yang sesuai dengan tuntutan jabatan sesuai Undang-Undang ASN, yaitu jabatan pimpinan tinggi, jabatan administrator, jabatan pengawas, dan jabatan fungsional yang mencakup kompetensi teknis, manajerial dan sosial kultural. Pengembangan ini sesuai dengan area perubahan yang tertuang dalam Peraturan MenPAN RB Nomor 11 Tahun 2016 terkait dengan SDM Aparatur yaitu perilaku aparatur sangat dipengaruhi oleh bagaimana setiap instansi pemerintah membentuk SDM Aparaturnya melalui penerapan sistem manajemen SDM-nya dan bagaimana Sistem Manajemen SDM diterapkan secara nasional. Sistem manajemen SDM yang tidak diterapkan dengan baik mulai dari perencanaan pegawai, pengadaan, hingga pemberhentian akan berpotensi menghasilkan SDM yang tidak kompeten. Hal ini akan berpengaruh pada kualitas penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan. Karena itu, perubahan dalam pengelolaan SDM harus selalu dilakukan untuk memperoleh sistem manajemen SDM yang mampu menghasilkan pegawai yang profesional.

Berdasarkan pada berbagai hal sebagaimana dikemukakan di atas, penyiapan SDM Aparatur kedepan harus diarahkan pada peningkatan daya saing yang komprehensif baik terkait penguatan penguatan teknologi, infrastruktur, dan sistem, maupun penguatan terhadap penguasaan pengetahuan, networking, dan kolaborasi. Kunci keberhasilan dari kesemua itu adalah terletak pada kualitas sumber daya manusia yang akan berperan sebagai penggerak utamanya.

(5)

korupsi, kolusi, dan nepotisme, serta mampu menyelenggarakan pelayanan publik bagi masyarakat dan mampu menjalankan peran sebagai unsur perekat persatuan dan kesatuan bangsa berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

Untuk menjadikan ASN di seluruh Indonesia seperti tersebut di atas, diperlukan dukungan manajemen ASN yang kuat mulai dari fase perencanaan sampai dengan fase terminasi ASN, diperlukan aturan yang lebih komprehensif. Dengan lahirnya Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (UU ASN) diharapkan kedepan akan dapat menjadikan ASN sebagai sebuah profesi melalui pengaturan yang secara komprehensif mulai persyaratan kompetensi ASN, hak dan kewajiban, kode etik, cara pengembangan kompetensi sampai dengan penyelenggaraan akhir dari karir ASN.

Terkait dengan Undang-Undang ASN, Lembaga Administrasi Negara (LAN) mendapatkan mandat yang penting dalam program pengembangn kompetensi ASN khususnya terkait dengan salah satu jenis pengembangan kompetensi berupa pendidikan dan pelatihan. Pasal 43 UU ASN dengan gamblang telah merinci fungsi, tugas, dan kewenangan LAN terkait pengembangan kompetensi ASN melalui pendidikan dan pelatihan.

Mandat yang diberikan kepada oleh Lembaga Admnistrasi Negara untuk melakukan:

1. Pengembangan standar kualitas pendidikan dan pelatihan Pegawai ASN;

2. Pembinaan pendidikan dan pelatihan kompetensi manajerial Pegawai ASN;

3. Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan kompetensi manajerial Pegawai ASN baik secara sendiri maupun bersama-sama lembaga pendidikan dan pelatihan lainnya;

4. Pengkajian terkait dengan kebijakan dan Manajemen ASN; dan 5. Melakukan akreditasi lembaga pendidikan dan pelatihan Pegawai

ASN tersebut Pusat Pengembangan Program dan Pembinaan Diklat memiliki peran penting.

Tiga dari lima mandat tersebut menjadi tanggungjawab Pusat Pengembangan Program dan Pembinaan Diklat, sehingga harus dilakukan secara terprogram dengan baik dan dilakukan persiapan secara matang. Sesuai dengan mandat UU ASN maka program pengembangan kompetensi juga harus diarahkan pada pengembangan 3 (tiga) jenis kompetensi yang perlu dikuasai oleh ASN agar dapat mendorong proses pembangunan nasional, yaitu:

1. Kompetensi Teknis yang diukur dari tingkat dan spesialisasi

pendidikan, pelatihan teknis fungsional dan pengalaman bekerja secara teknis;

2. Kompetensi Manajerial yang diukur dari tingkat pendidikan,

(6)

3. Kompetensi Sosial Kultural yang diukur dari pengalaman kerja

berkaitan dengan masyarakat majemuk dalam hal agama, suku, dan budaya sehingga memiliki wawasan kebangsaan.

Terkait dengan Peraturan Pemerintah No 11 Tahun 2017 tentang Manajemen PNS, Pusat Pengembangan Program dan Pembinaan Diklat mendapatkan mandat yang penting mengenai Pengembangan Kompetensi PNS. Mandat tersebut adalah pedoman pengembangan kompetensi ASN, pelatihan perencanaan pengembangan kompetensi ASN dan sistem informasi pengembangan kompetensi ASN.

B. Tugas Pokok dan Fungsi Pusat Pengembangan Program dan Pembinaan Diklat (Pusat P3D)

Berdasarkan arah kebijakan sebagaimana tertuang dalam UU ASN dan Reformasi Birokrasi 2016-2019, maka peran dan kedudukan Pusat Pengembangan Program dan Pembinaan Diklat (Pusat P3D) menjadi sangat dominan khususnya dalam menciptakan ASN yang akuntabel dan professional pada bidang tugasnya masing-masing.

Berdasarkan Keputusan Kepala Lembaga Administrasi Negara Nomor 14 Tahun 2013 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Administrasi Negara, Pusat P3D adalah Pusat yang bertanggung jawab langsung kepada Deputi Bidang Diklat Aparatur. Selanjutnya Pusat Pengembangan Program dan Pembinaan Diklat (Pusat P3D) mempunyai tugas, “melaksanakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang pendidikan dan pelatihan aparatur, pengembangan dan pejaminan mutu program pendidikan dan pelatihan aparatur, standarisasi, akreditasi lembaga pendidikan dan pelatihan, pengembangan sistem informasi pendidikan dan pelatihan aparatur, serta pemberian bantuan teknis dan administratif kepada Pusat dan Kelompok Jabatan Fungsional di lingkungannya”.

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana tersebut di atas, Pusat Pengembangan Program dan Pembinaan Diklat (Pusat P3D) menyelenggarakan fungsi sebagai berikut:

1. Penyusunan kebijakan teknis di bidang Pengembangan Program dan Pembinaan Pendidikan dan Pelatihan;

2. Penyusunan rencana kerja program, kegiatan dan anggaran di Bidang Pengembangan Program dan Pembinaan Pendidikan dan Pelatihan;

3. Pengendalian pelaksanaan kegiatan di lingkungan Pusat;

4. Pelaksanaan Pengembangan Program Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan dan Kepemimpinan;

5. Pelaksanaan Pengembangan Program Pendidikan dan Pelatihan Teknis dan Fungsional;

6. Pelaksanaan Akreditasi Lembaga Diklat dan Pengelolaan Sistem Informasi Diklat Aparatur (SIDA);

7. Pelaksanaan Konsultasi, Advokasi dan Asistensi di Bidang Pengembangan Program dan Pembinaan Pendidikan dan Pelatihan; 8. Pelaksanaan pemberian dukungan teknis dan administratif kepada

(7)

10. Pelaksanaan tugas kedinasan lain yang diberikan pimpinan.

C. Struktur Organisasi Pusat Pengembangan Program dan Pembinaan Diklat (Pusat P3D)

Pusat Pengembangan Program dan Pembinaan Diklat terdiri atas : a. Bagian Administrasi;

b. Bidang Pengembangan Program Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan dan Kepemimpinan;

c. Bidang Pengembangan Progam Pendidikan dan Pelatihan Teknis dan Fungsional;

d. Bidang Akreditasi dan Sistem Informasi Diklat Aparatur (SIDA) ; dan e. Kelompok Jabatan Fungsional

Bagian Administrasi mempunyai tugas melaksanakan pemberian bantuan teknis dan administratif kepada Pusat dan kelompok jabatan fungsional di lingkungannya serta pengelolaan dan pelayanan informasi di bidangnya.

Bidang Pengembangan Program Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan dan Kepemimpinan mempunyai tugas menyiapkan penyusunan rancangan pengembangan pendidikan dan pelatihan, pengembangan kurikulum dan bahan ajar, bahan pengendalian mutu, pemantauan, evaluasi program dan penyelenggaraan, pedoman pembinaan pendidikan dan pelatihan prajabatan dan pendidikan dan pelatihan kepemimpinan. Dalam melaksanakan tugasnya, Bidang Pengembangan Program Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan dan Kepemimpinan menyelenggarakan fungsi :

a. Penyusunan rencana kerja program, kegiatan dan anggaran di bidang pengembangan program pendidikan dan pelatihan prajabatan dan kepemimpinan;

b. Pelaksanaan koordinasi kegiatan di lingkungan Bidang; c. Pengendalian pelaksanaan kegiatan di lingkungan Bidang; d. Pengembangan program pendidikan dan pelatihan prajabatan; e. Pengembangan program pendidikan dan pelatihan kepemimpinan; f. Penyiapan pelaksanaan konsultasi, advokasi dan asistensi

penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan prajabatan dan kepemimpinan; dan

g. Pembinaan kelompok jabatan fungsional di lingkungan Bidang.

Bidang Pengembangan Program Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan dan Kepemimpinan terdiri atas :

a. Subbidang Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan; dan b. Subbidang Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan.

Subbidang Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan mempunyai tugas

(8)

Subbidang Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan mempunyai

tugas menyiapkan bahan rancangan pengembangan kurikulum dan bahan ajar, menyusun rancangan pembinaan pendidikan dan pelatihan, dan melakukan monitoring dan evaluasi pendidikan dan pelatihan kepemimpinan.

Bidang Pengembangan Program Pendidikan dan Pelatihan Teknis dan Fungsional mempunyai tugas menyiapkan penyusunan rancangan pengembangan program pendidikan dan pelatihan, pedoman pengembangan kurikulum dan bahan ajar, bahan pengendalian mutu, pemantauan, evaluasi program dan penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan teknis dan fungsional serta pembinaan kelompok jabatan fungsional di lingkungannya.

Bidang Akreditasi dan Sistem informasi Diklat Aparatur (SIDA) mempunyai tugas menyiapkan penyusunan rancangan pedoman akreditasi, pelaksanaan akreditasi, pengelolaan SIDA serta pembinaan kelompok jabatan fungsional dilingkungannya.

Dalam melaksanakan tugasnya Bidang Akreditasi dan Sistem informasi Diklat Aparatur (SIDA) menyelenggarakan fungsinya ;

a. Penyusunan rencana kerja program, kegiatan, dan anggaran di bidang akreditasi dan SIDA;

b. Penyiapan pelaksanaan koordinasi kegiatan di lingkungan Bidang; c. Pengendalian pelaksanaan kegiatan di lingkungan Bidang;

d. Penyiapan penyusunan rancangan pedoman akreditasi; e. Penyiapan pelaksanaan akreditasi;

f. Pengelolaan SIDA;

g. Penyiapan pelaksanaan konsultasi, advokasi dan asistensi di bidang akreditasi dan SIDA ;

h. Monitoring dan evaluasi pasca akreditasi; dan

i. Pembinaan kelompok jabatan fungsional di lingkungannya.

Bidang Akreditasi dan Sistem informasi Diklat Aparatur (SIDA) terdiri atas:

a. Subbidang Akreditasi; dan

b. Subbidang Sistem Informasi Diklat aparatur (SIDA).

Subbidang Akreditasimempunyai tugas menyiapkan bahan rancangan

pedoman akreditasi, melaksanakan akreditasi, serta menyusun laporan hasil pelaksanaan akreditasi dan monitoring dan evaluasi pasca akreditasi.

Subbidang Sistem Informasi Diklat Aparatur (SIDA) melaksanakan

tugas menyiapkan rancangan pengembangan dan pengelolaan SIDA serta melakukan pengelolaan SIDA.

D. Analisis Perkembangan Strategis

(9)

internal maupun eksternal. Perkembangan lingkungan strategis digunakan sebagai petunjuk untuk menghadapi dan mengantisipasi perubahan yang akan terjadi baik dalam lingkungan internal maupun eksternal. Hal ini juga memberi petunjuk bagi Jabatan Pimpinan Tinggi (JPT) dalam mempengaruhi dan mengendalikan perubahan lingkungan strategis sehingga dapat merespon perubahan dengan aksi nyata sesuai dengan tugas pokok dan fungsi yang diembannya. Dengan demikian organisasi tetap mampu mengendalikan arah perjalanannya menuju sasaran yang dikehendaki.

Pusat Pengembangan Program dan Pembinaan Diklat Lembaga Administrasi Negara berperan aktif dalam kontribusi peningkatan kompetensi aparatur mulai dari perencanaan pengembanan kompetensi, penyelenggaraan pengembangan kompetensi dan evaluasinya untuk mewujudkan pemerintahan yang baik (good governance).

Kinerja birokrasi yang masih belum memuaskan sebagaimana yang sering di ungkap dalam media massa, membutuhkan perencanaan yang komprehensif dalam meningkatkan kompetensi dan pemetaan jabatan. Hal tersebut dimaksudkan agar perencanaan pengembangan kompetensi mampu memenuhi amanat pelaksanaan UU ASN khususnya pasal 21 tentang hak ASN dalam memperoleh pengembangan kompetensi. Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud dalam UU ASN mengamanatkan kepada setiap K/L/D untuk menyusun rencana pengembangan komptensi tahunan yang dituangkan dalam rencana kerja anggaran tahunan instansi. Lebih lanjut dalam PP 11 tahun 2017 diatur mengenai hak ASN untuk mendapatkan pengembangan kompetensi 20 JP dalam setahun. Perencanaan pengembangan kompetensi dimaksud sesuai kebutuhan organisasi dan individu sehingga dapat memenuhi kebutuhan pengembangan kompetensi jangka panjang dan meningkatkan kinerja organisasi melalui perencanaan yang rasional, holistik (terintegrasi), terarah, efektif dan efisien.

Pusat Pengembangan Program dan Pembinaan Diklat dalam menentukan perjalanan ke depan telah mengantisipasi amanat UU ASN dan PP Managemen PNS melalui kolaborasi dengan pusat kajian di lingkungan LAN serta memanfaatkan hasil project diklat berupa penyusunan pedoman pengembangan kompetensi ASN dan membangun sistem informasi untuk menampung perencanaan pengembangan kompetensi Kementerian Lembaga dan Daerah.

Kondisi Saat Ini dan Tantangan Internal

(10)

Kondisi antara LAN keseluruhan dengan unit kerja dibawahnya tidak berbanding lurus dalam distribusi ASN baik dalam kualitas maupun kuantitas. Seperti halnya pada Pusat P3D yang memiliki komposisi ASN yang perlu ditinjau kembali. Kondisi ini memaksa pimpinan Pusat P3D mendistribusikan pekerjaan dengan mengedepankan aspek “kebisaan dan kemauan”. Hal ini menyebabkan penyelesaian pekerjaan sering terkonsentrasi pada individu atau pegawai tertentu saja. Disamping itu kondisi (tersebut juga) merupakan akumulasi dari moratorium pegawai selama 3 tahun belakangan.

Sehubungan dengan hal tersebut, Pusat P3D perlu mereview dan menata kembali pelaksanaan pembagian tugas secara internal dan melakukan pengembangan kompetensi pegawai sehingga dapat menunjukan kemampuan kerja yang akuntabel, berorientasi kualitas, dan proaktif terhadap berbagai kebutuhan stakeholders. Adapun

komposisi SDM Pusat P3D adalah sebagai berikut:

Tabel 1 : Jumlah SDM berdasarkan Kualifikasi Pendidikan

No. Bagian/Bidang S3 S2 S1 Diploma SLTA Jumlah

1. Kepala Pusat

Dra. Reni Suzana, MPMM √ 1

2. Bagian Administrasi Mid Rahmalia, SE, M.Si Suryati, A.Md Ria Veriani, S.IP, MPA Fauziah Mukhlisah, SIA

Sub Bidang Diklat Prajabatan

Dr. Bayu Hikmat Purwana, M.Pd

(11)

No. Bagian/Bidang S3 S2 S1 Diploma SLTA Jumlah

Ganjar Purnama Sidik, S.IP Sukasdi

5. Bidang Akreditasi dan SIDA Rudy Masthofani, S.Kom Sub Bidang Akreditasi Harti Fitriani, S.Ti, M.Ti Bella Ayu, SIP

Siti Huzaimah

Sub Bidang SIDA Ir. Ari Noviono

Ratno Budihartono, S.Kom

√ √

√ √

6

Jumlah 1 6 9 2 5 23

Data pada Pusat P3D di atas menunjukkan bahwa komposisi jumlah pegawai berikut pendidikan yang belum sesuai dengan tugas pokok dan fungsi Pusat P3D, yang harus melakukan pembinaan pada lembaga pelatihan pemerintah, akreditasi, monitoring dan evaluasi lembaga pelatihan nasional dan penyusunan Norma Standar Pedoman dan Kriteria (NSPK). Untuk bidang Administrasi secara kualitas dibutuhkan pegawai dengan minimal pendidikan S1, sedangkan untuk bidang yang lain secara kuantitas dibutuhkan peningkatan jumlah pegawai.

Dengan berkembangnya jabatan fungsional tertentu Analis Kebijakan sudah selayaknya bahwa Pusat P3D didukung lebih banyak Analis Kebijakan. Disamping itu dalam rangka melaksanakan akreditasi lembaga pelatihan perlu dukungan para assesor terpilih.

Kondisi dan Tantangan Eksternal

Untuk mengantisipasi perkembangan lingkungan strategis maka LAN selalu mengupayakan berbagai perubahan pada pola penyelenggaraan Pelatihan Aparatur, yang ditandai dengan penyempurnaan Pedoman Pelatihan Dasar CPNS, Penyelenggaraan Workshop Pembekalan Agenda Bela Negara untuk mempercepat kesiapan lembaga penyelenggara pelatihan terakreditasi dalam menyelenggarakan pelatihan yang telah dikembangkan instansi Pembina, serta Pembangunan Sistem Informasi Pengembangan Kompetensi Aparatur (SIPKA).

Dalam implementasi kebijakan tersebut ditemukan berbagai kendala atau permasalahan, seperti terbatasnya kegiatan sosialisasi kebijakan, banyaknya panduan-panduan teknis yang belum disusun, sehingga pemberian informasi kebijakan belum komprehensif yang mengakibatkan unsur penyelenggara pelatihan yang belum paham utuh terhadap tugas dan perannya.

(12)

menyempurnakan berbagai pedoman dan standar pembinaan diklat demi terwujudnya pelayanan yang dapat dipertanggungjawabkan, berorientasi kualitas, dan proaktif terhadap berbagai kebutuhan

stakeholdersuntuk mewujudkan ASN yang kompeten dalam bidangnya.

Bertitik tolak dari permasalahan internal dan tantangan eksternal tersebut, maka Pusat Pengembangan Program dan Pembinaan Diklat telah berupaya melakukan langkah-langkah yang dipandang tepat untuk menanggulangi permasalahan yang ada, yaitu:

Tabel 2 : Daftar Kegiatan Tahun 2017

No Kegiatan Pelaksanaan Biaya Penanggung

jawab

1. Penyusunan Modul Diklat

RLA Februari s/dDesember 235.000.000

Bambang Suhartono, S.Sos, M.E 2. Penyusunan Modul TOT

RLA Maret s/dDesember 235.000.000 Suhartono,Bambang S.Sos, M.E 3. Akreditasi Lembaga Diklat

Pemerintah Februari s/dDesember 629.592.000

Rudi Masthofani,

S.Kom 4. Pengembangan dan

Pembinaan Diklat

(Pembangunan SIPKA) Maret s/dDesember 200.980.000 Ir. Ari Noviono

5. Penyelenggaraan Pilot Project Diklat Prajabatan Golongan III Pola Ideal (Latsar CPNS)

Februari s/d

Juli 374.201.000

Dr. Bayu Hikmat Purwana, M.Pd 6. Pedoman Pelatihan PNS

(Modul Bela Negara) Oktober s/dDesember 45.000.000

Dr. Bayu Hikmat Purwana, M.Pd 7. Monitoring dan Evaluasi

Pembinaan Lembaga Diklat Juni s/dDesember 180.435.000 Mid Rahmalia,SE, M.Si

8. Sosialisasi Kebijakan Diklat

Februari s/d

November 100.000.000

Mid Rahmalia, SE, M.Si

Arah Kebijakan dan Strategi Pusat Pengembangan Program dan Pembinaan Diklat (Pusat P3D)

Berdasarkan informasi yang tersedia pada kondisi saat ini dan daftar kegiatan pada tabel 2 di atas, maka telah di tetapkan arah kebijakan, sasaran dan strategi yang akan dicapai Pusat P3D Tahun 2015 – 2019 (Renstra Pusat P3D). Strategi yang akan ditempuh ini merupakan turunan dari startegi yang telah ditetapkan dilingkunggan LAN maupun Kedeputian Bidang Diklat Aparatur.

(13)

a. Terpenuhinya kebijakan diklat yang sesuai dengan kebutuhan tuntutan UU ASN yang diterbitkan;

b. Terpenuhinya layanan akreditasi lembaga diklat pemerintah;

c. Meningkatnya jumlah Lembaga Diklat yang memenuhi standar penyelenggaraan Diklat;

d. Meningkatnya pengembangan pelayanan informasi kediklatan melalui Sistem Informasi Diklat Aparatur (SIDA);

e. Meningkatnya pemahaman terhadap standar kualitas kebijakan Diklat;

f. Meningkatnya penyelesaian komplain stakeholder terkait kebijakan diklat.

Adapun strategi yang akan dilaksanakan oleh Pusat P3D untuk mewujudkan sasaran tersebut adalah melalui:

a. Peningkatan jumlah dan kualitas kebijakan diklat yang sesuai dengan kebutuhan pembangunan kompetensi dan kualitas ASN; b. Pemenuhan akreditasi lembaga Diklat pemerintah;

c. Peningkatan jumlah Lembaga Diklat yang memenuhi standar penyelenggaraan Diklat;

d. Peningkatan jumlah pelayanan Sistem Informasi Diklat Aparatur (SIDA);

e. Peningkatan pemahaman stakeholders terhadap kebijakan diklat;

f. Peningkatan penyelesaian komplain stakeholders terkait kebijakan

diklat.

Untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan pelayanan publik yang berkualitas, Negara membutuhkan sumber daya manusia aparatur yang profesional. Idealnya, kebutuhan tersebut dilakukan secara komprehensif mulai dari perencanaan, pengadaan, penempatan, pengembangan pegawai, penilaian kinerja, promosi, pendidikan dan pelatihan, kompensasi, remunerasi, terminasi dan penerapan peraturan disiplin pegawai. Kondisi ideal yang diharapkan di sini yaitu :

1. Adanya program Diklat yang dirancang berdasarkan rencana kebutuhan Diklat untuk mengisi kesenjangan kompetensi yang dimiliki dalam memenuhi standar kompetensi jabatan.

2. Widyaiswara/instruktur yang profesional untuk mengajar pada diklat-diklat teknis manajemen, fungsional dan kebijakan pembangunan tersedia secara memadai.

3. Kegiatan pengkajian dan pengembangan di bidang Diklat yang meliputi: pengkajian kompetensi sasaran Diklat, pengkajian kurikulum, pengkajian evaluasi Diklat, pengembangan bahan ajar, pembinaan dan pengembangan kompetensi widyaiswara dan pengelola program, pedoman Diklat terlaksana secara efektif dan efisien.

(14)

5. Terdapatnya respon positif dari peserta terhadap penyelenggaraan program Diklat dan respon positif dari instansi dalam wujud promosi alumni berdasarkan kompetensi yang diperoleh dari program Diklat dalam meningkatkan kinerja unit organisasi/instansi yang bersangkutan.

Khusus mengenai strategi yang ditempuh melalui pendidikan dan pelatihan, terdapat dua strategi yang perlu ditata secara sinergis, yakni pembinaan dan penyelenggaraan. Untuk pembinaan, diklat berbasis kompetensi, artinya, penyelenggaraan diklat diarahkan untuk mengisi kompetensi peserta sesuai yang dipersyaratkan oleh jabatannya, sehingga PNS bersangkutan wajib mengikuti pelatihan yang tujuan pembelajarannya membangun kompetensi tersebut. Di samping itu, bentuk pembinaan lainnya juga diterapkan secara simultan, seperti desentralisasi penyelenggaraan diklat untuk mendorong kemandirian Lembaga Diklat menuju Centre of Excellent dan pemberdayaan/mengoptimalkan peran PKP di daerah untuk membantu proses pembinaan, optimalisasi kontrol bersama terhadap kompetensi, penerapan total quality management.

(15)

BAB II

PERENCANAAN KINERJA

Perencanaan kinerja merupakan proses yang penting yang harus dilakukan oleh instansi agar tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan dalam Rencana Strategis. Hal ini dapat dikatakan juga bahwa perencanaan kinerja merupakan salah satu komponen untuk mempermudah peningkatan akuntabilitas kinerja.

Perencanaan Kinerja Pusat P3D selanjutnya diturunkan pada perjanjian kinerja yang diupayakan sebagai wujud nyata komitmen penerima dan pemberi amanah untuk meningkatkan integritas, akuntabilitas, transparansi dan kinerja aparatur yang bersangkutan. Disamping itu juga sebagai tolok ukur evaluasi kinerja yang akan menggambarkan keberhasilan sekaligus kegagalan dalam pencapaian kegiatan bahkan keberhasilan dan kegagalan pencapaian tujuan organisasi.

Perencanaan kinerja ini diturunkan dari Visi, Misi, Tujuan Kedeputian Diklat Aparatur berikut Rencana Strategisnya, kemudian akan disusun visi, misi, tujuan Pusat P3D.

A. Visi dan Misi Kedeputian Diklat Aparatur

Visi Kedeputian Diklat Aparatur (KDA)

“Menjadi Rujukan Kualitas dalam Pengembangan Kompetensi ASN”

Misi Kedeputian Diklat Aparatur (KDA)

1. Mewujudkan kualitas pembinaan dalam pengembangan kompetensi ASN.

2. Menyelenggarakan pengembangan kompetensi ASN yang berkualitas.

B. Visi dan Misi Pusat Pengembangan Program dan Pembinaan Diklat (Pusat P3D)

Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran Pusat Pengembangan Program dan Pembinaan Diklat (Pusat P3D)

Dengan mengacu pada Visi yang akan dicapai dan Misi yang akan dilaksanakan oleh Kedeputian Diklat Aparatur (KDA) dalam kurun waktu 5 (lima) tahun ke depan, maka Pusat P3D memiliki visi dan misi yang mendukung pencapaian Visi & Misi KDA ke depan khususnya dalam menjalankan misi “Mewujudkan kualitas pembinaan dalam

pengembangan kompetensi ASN”sebagai berikut:

Visi Pusat P3D:

(16)

Misi Pusat P3D:

Memberikan landasan kebijakan yang kuat dan penyiapan lembaga Pengembangan kompetensi bagi pembentukan ASN yang professional melalui:

1. Pengembangan Norma, Standar, dan Prosedur serta Kriteria (NSPK) Pengembangan kompetensi ASN;

2. Penjaminan kualitas pelaksanaan NSPK Pengembangan kompetensi ASN melalui akreditasi lembaga diklat bagi ASN; dan

3. Pemantauan & evaluasi terhadap kualitas pelaksanaan NSPK pengembangan kompetensi ASN dalam penyelenggaraan diklat.

C. Tujuan dan Sasaran Pusat P3D

1) Tujuan Pusat P3D:

Sebagai unit kerja Lembaga Administrasi Negara yang diberikan tugas melakukan Pembinaan Diklat di seluruh Indonesia, Pusat P3D memiliki tujuan yang akan dicapai sebagaimana berikut:

Tabel 3 : Tujuan Pusat P3D

T1 Mengembangkan norma, standar, prosedur serta kriteria Pengembangan kompetensi ASN

T2 Menjamin kualitas pelaksanaan NSPK pendidikan dan pelatihan seluruh lembaga diklat pemerintah

T3 Meningkatkan kualitas pelaksanaan NSPK dalam penyelenggaraan diklat

T4 Meningkatkan jejaring kerja PUSAT P3D dengan stakeholders

2) Sasaran Pusat P3D

(17)

Tabel 4 : Sasaran Pusat P3D

S-1 Terpenuhinya kebutuhan kebijakan Pengembangan kompetensi sesuai UU ASN

S-2 Meningkatnya kualitas seluruh lembaga diklat pemerintah S-3 Meningkatnya kepatuhan penyelenggaraan pendidikan dan

pelatihan oleh Lembaga Diklat

S-4 Meningkatnya jejaring kerja Pusat P3D dengan stakeholders

D. Nilai-Nilai Pusat P3D

Untuk pencapaian Visi, menjalankan Misi dan untuk mencapai tujuan Pusat P3D serta sasaran strategis di atas, maka diperlukan nilai-nilai yang tertanam dalam setiap SDM Apatur Pusat P3D. Nilai-nilai Pusat P3D unit secara spesifik yang menjadi acuan serta menjiwai setiap sikap dan perilaku pegawai dalam menjalankan tugas yaitu Terpercaya, Orientasi Kualitas, dan Proaktif (disingkat TOP) disamping juga tetap memegang

teguh nilai-nilai Kedeputian Diklat Aparatur. Dengan nilai-nilai unit yang dijiwai oleh segenap sumberdaya didalamnya maka semboyan yang menjadi motivasi pegawai di lingkungan Pusat P3D adalah “Pusat P3D TOP”. Penjelasan dari nilai-nilai tersebut adalah sebagai berikut:

Terpercaya

1) Berperilaku jujur dan berintegritas dalam bekerja 2) Dapat diandalkan dalam menyelesaikan tugas

3) Mendedikasikan kompetensi yang dimiliki secara maksimal dalam menjalankan tugas

4) Menghasilkan kinerja yang akuntabel

Orientasi Kualitas

1) Serius dalam bekerja dan mengaktualisasikan segenap kompetensi yang dimiliki

2) Selalu mengupayakan cara dan hasil kerja yang lebih baik dari waktu ke waktu

3) Menjaga kualitas hasil kerja sesuai harapan stakeholders

Proaktif

1) Peka dan merespon cepat terhadap kebutuhan dan permasalahan yang harus diselesaikan

2) Memanfaatkan waktu kerja secara efektif dan efisien 3) Mengembangkan jejaring kerja secara terus menerus

E. Perjanjian Kinerja

(18)

bulan Februari 2017 dengan target dan indikator sebagai berikut: sebagai dengan indikator dan target sebagai berikut:

Tabel 5 : Perjanjian Kinerja Kepala Pusat P3D Tahun 2017

No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target

1 2 3 4 Golongan III Pola Ideal

Jumlah uji coba

diklat Pemerintah Jumlah lembagadiklat Pemerintah yang terakreditasi

diklat yang terpantau 100%

5. Meningkatnya jejaring kerja Pusat P3D dengan stakeholders

Untuk mewujudkan indikator yang tertuang dalam perjanjian sebagaimana tersebut dalam tabel di atas maka pada tahun 2017 Pusat Pengembangan Program dan Pembinaan Diklat semula menerima anggaran sebesar Rp. 2.230.392.000,- dengan jumlah kegiatan sebanyak 7 (tujuh) kegiatan yakni:

1. Penyusunan Modul Diklat RLA; 2. Penyusunan Modul TOT RLA;

3. Penyelenggaraan Pilot Project Diklat Prajabatan Golongan III Pola Ideal (Latsar CPNS);

(19)

6. Sosialisasi Kebijakan Diklat.

7. Monitoring dan Evaluasi Pembinaan Lembaga Diklat;

Namun sejalan dengan perkembangan dinamika kebijakan pemerintah, kebijakan anggaran dan prioritas layanan yang harus dilakukan oleh Pusat P3D maka pada pertengahan tahun 2017 dilakukankah revisi terhadap perjanjian kinerja Pusat P3D, sebagai konsekuensi perubahan alokasi anggaran atas kebijakan prioritas layanan. Adapun perubahan perjanjian kinerja sebagai berikut:

Tabel 6 : Perjanjian Kinerja Kepala Pusat P3D Tahun 2017 (Revisi)

No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target

1 2 3 4 Golongan III Pola Ideal

Jumlah uji coba kerja Pusat P3D dengan stakeholders

(20)

menjadi 23 Lembaga Diklat. Kegiatan pada indikator kinerja mengalami perubahan usulan kebijakan dari semula Pengembangan SIPKA menjadi Pengembangan dan Pembinaan Diklat (Pembangunan SIPKA) yang didalamnya ada peruntukan jasa konsultan Pembangunan SIPKA. Usulan kebijakan berubah mengingat sifat kebijakan SIPKA (Sistem Informasi Pengembangan Kompetensi ASN) lintas tahun (multi years). Sedangkan pagu anggaran yang dialokasikan adalah sebesar Rp. 2.000.208.000,- ( Dua milyar dua ratus delapan ribu rupiah) yang bersumber dari rupiah murni Rp. 1.769.815.500,- dan PNBP sebesar Rp.

230.392.500,-Adapun rincian kegiatan dan alokasi yang dipertanggungjawabkan hingga akhir tahun 2017 adalah sebagai berikut:

Tabel 7 : Kegiatan Tahun 2017

No Kegiatan Pelaksana

an

Biaya Penanggung jawab

1. Penyusunan Modul Diklat RLA 2. Penyusunan Modul TOT

RLA Februaris/d

Desember

235.000.000 Bambang Suhartono, S.Sos,

M.E 3. Akreditasi Lembaga Diklat

Pemerintah

200.980.000 Ir. Ari Noviono

5. Penyelenggaraan Pilot Project Diklat Prajabatan Golongan III Pola Ideal (Latsar CPNS)

Mei s/d

Oktober 374.201.000 Dr. Bayu HikmatPurwana, M.Pd

6. Pedoman Pelatihan PNS

(Modul Bela Negara) Oktobers/d Desember

45.000.000 Dr. Bayu Hikmat Purwana, M.Pd

7. Monitoring dan Evaluasi Pembinaan Lembaga Diklat

Nov-Des 180.435.000 Rudi Masthofani, S.Kom

8. Sosialisasi Kebijakan Diklat

Mei s/d Nopember

100.000.000 Mid Rahmalia, SE, M.Si

(21)

Tabel 8 : Tujuan, Sasaran dan Manfaat dari Kegiatan Pusat P3D Tahun 2017

Judul Tujuan Sasaran Penerima Manfaat

(22)
(23)

BAB III

AKUNTABILITAS

A. Capaian Kinerja Organisasi

Perjanjian kinerja Pusat P3D 2017 telah disepakati dengan Deputi Bidang Diklat Aparatur dan di tuangkan dalam Kontrak kinerja. Berdasarkan data yang ada capaian kegiatan Pusat P3D tahun 2017 berdasarkan indikator kinerja yang sudah di tetapkan ke seluruh kegiatan adalah sebagai berikut:

Tabel 9 : Capaian Kinerja Organisasi

No StrategisSasaran IndikatorKinerja Target Realisasi Capaian

1 2 3 4 5 6

(24)

No StrategisSasaran IndikatorKinerja Target Realisasi Capaian

Hasil dari kedelapan kegiatan terebut di atas dapat dirinci keberhasilan dan kegagalan/ hambatan yang ditemui dilapangan.

1. Penyusunan Modul RLA

(25)

diwujudkan, karena pemimpin ini bukan hanya mampu merencanakan inovasi tetapi juga mampu memimpin implementasinya serta mengembangkannya secara berkesinambungan

Untuk menghasilkan pemimpin reformasi tersebut, dibutuhkan penyelenggaraan pelatihan bagi aparatur yang bersifat project based dan result oriented dengan metode action learning yang lebih nyata dan implemented, yaitu suatu metode yang mengharuskan peserta mengerjakan suatu proyek yang telah ditetapkan, secara kelompok organisasi maupun antara organisasi. Melalui proyek tersebut peserta dituntut melakukan terobosan atau inovasi dalam bidang program atau pelayanan publik yang hasilnya dapat langsung dirasakan oleh masyarakat luas. Program pelatihan ini dinamakan Reform Leader Akacemy (RLA), yang didalamnya diberikan pemahaman dan serangkaian tugas breakthrough project yang berisikan tantangan dengan tingkat kesulitan tertentu. Sehingga dengan keberhasilan peserta dalam mengatasi tantangan pada setiap tugas itulah yang akan menempanya menjadi pemimpin reformasi. Sehingga oleh Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Beppenas) kegiatan ini menjadi prioritas nasional untuk diselenggarakan oleh LAN.

Oleh sebab itulah maka peserta RLA adalah peserta pilihan dalam rangka mempercepat Reformasi Birokarsi di Intansinya, maupun untuk Indonesia, maka sudah selayaknya mereka dibekali dengan berbagai macam Ilmu dan Pisau analisis, dalam rangka mempercepat gema Reformasi Birokasi.

Sebagai sebuah pelatihan, RLA memerlukan konten standar yang harus diberikan kepada peserta agar proses belajar tetap focus kepada tujuan pembelajaran. Untuk itu disusunlah modul yang akan digunakan oleh peserta, pengajar maupun penyelenggara sebagai acuan oleh proses pembelajaran.

Modul merupakan salah satu media untuk membekali peserta RLA, dalam menganalisis berbagai masalah dan kendala Reformasi Birokrasi baik di Instansinya maupun yang lebih besar untuk Indonesia tentunya. Para Penulis Modul RLA adalah para praktisi langsung yang mengalami perjalanan reformasi di Indonesia, dan yang tidak kalah pentingnya juga para reviewer yang telah mengoreksi memberikan masukan modul dimaksud.

Modul bukan satu-satunya, namun hanya salah satu yang akan membangkitkan peserta RLA untuk berfikir kritis dan mencari kembali dan kembali bahan-bahan bacaan lainnnya.

2. Penyusunan Modul TOT RLA

(26)

perspektif global dan kompeten memimpin perubahan untuk mempercepat reformasi birokrasi yang menuntut para peserta menunjukkan kinerjanya dengan merancang, memimpin, dan mempercepat jalannya reformasi birokrasi di instansinya maupun secara nasional di Indonesia, maka untuk mencapai tujuan itu maka perlu tersedia tenaga pengajar yang professional karena sebagai ujung tombak dalam penyelenggaraan pelatihan RLA. Pengajar yang bersangkutan harus dapat berinteraksi, memotivasi, dan berpengetahuan yang cukup untuk menyampaikan materi kepada peserta Pelatihan RLA. Dengan demikian maka, peran pengajar menjadi sangat menentukan dalam mengasilkan outcome diklat, seperti halnya sekeping mata uang, maka peserta RLA di satu sisinya dan pengajar RLA adalah sisi lainnya sehingga keduanya menjadi tak berarti jika tidak adanya sisi lainnya.

Mengingat peran strategis tersebut, pengajar dituntut untuk semakin profesional dan terus belajar, karena hanya dengan kualifikasi yang mumpuni, pengajar dapat melaksanakan tugasnya dengan baik dalam mengelola kelas-kelas pelatihan RLA. Untuk itu diperlukan Pelatihan untuk calon pengajar RLA yang bersumber dari modul RLA. Bagi para calon pengajar RLA harus diberikan pemahaman yang sama terkait dengan materi dan kompetensi yang akan dibangun dalam Pelatihan RLA. Disamping itu calon pengajar RLA harus memahami bagaimana menggunakan metode pembelajaran yang sesuai dan dibutuhkan dalam satu materi yang akan diajarkan. Selain itu pengajar juga harus memahami dengan benar terkait dengan media yang dipaparkan dalam proses Pelatihan RLA.

Untuk itu, dalam penyelenggaraan Pelatihan RLA, diperlukan bahan ajar atau modul yang dapat digunakan oleh pengajar dalam memberikan materi kepada peserta Pelatihan yang sesuai dengan tuntutan pembelajaran sebagaimana disebutkan diatas. Modul TOT merupakan penjabaran kurikulum pelatihan RLA sebagaimana diatur dalam Kepala LAN Nomor 5 Tahun 2017 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelatihan RLA yang berisi materi, metode, batasan-batasan, dan evaluasi pemahaman peserta yang dirancang secara sistematis dan menarik untuk mencapai kompetensi yang diharapkan. Jumlah dan judul modul Pelatihan TOT RLA yang menjadi output kagiatan sesuai dengan kurikulum Pelatihan TOT RLA. Seperti halnya modul RLA, modul TOT RLA juga hanya salah satu dari berbagai bahan ajar lainnya yang diperlukan para pengajar dalam mentranformasikan ilmunya kepada peserta RLA.

3. Penyelenggaraan Pilot project Diklat Prajabatan golongan III Pola Ideal (Latsar CPNS)

(27)

yang bertujuan untuk membangun integritas moral, kejujuran, semangat dan motivasi nasionalisme dan kebangsaan, karakter kepribadian yang unggul dan bertanggung jawab, dan memperkuat profesionalisme serta kompetensi bidang terdapat dalam pasal 34 PP 11 tahun 2014 tentang Manajemen PNS.

Terbitlah Peraturan Kepala LAN Nomor 21 tahun 2016 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelatihan Dasar bagi Calon PNS Golongan III, dan Peraturan Kepala LAN Nomor 22 tahun 2016 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelatihan Dasar bagi CPNS Golongan I dan II. Kedua Perka LAN ini telah memenuhi tuntutan sebagaimana dimandatkan oleh UU Nomor 5 tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara dan PP Nomor 11 tahun 2017 tentang Manajemen PNS. Secara garis besar mandat tersebut dijabarkan dalam Perka LAN yang di dalamnya memuat dua kurikulum, yaitu kurikulum Pembentukan Karakter dan kurikulum Penguatan Kompetensi Teknis Bidang Tugas.

Sebagai kebijakan baru yang akan dijadikan acuan secara nasional, maka Pelatihan Dasar CPNS perlu dilakukan uji coba (pilot project) atau penyelenggaraan perdana (piloting) terlebih dahulu. Dengan demikian kebijakan Pelatihan Terintegrasi pada masa Prajabatan CPNS dapat diimplementasikan secara smooth dan berkualitas.

Piloting Pelatihan Dasar CPNS Golongan III dilaksanakan mulai tanggal 16 Februari 2017 dan berakhir pada tanggal 19 Juli 2017, dengan mode Pelatihan On-Off Campus. Kurikulum Pembentukan Karakter yang terdiri dari Agenda Sikap Perilaku Disiplin PNS, Agenda Nilai-Nilai Dasar, dan Agenda Pengetahuan tentang Kedudukan dan Peran PNS dalam NKRI diinternalisasikan pada saat On-Campus selama 33 hari, termasuk di dalamnya 3 hari Seminar Rancangan dan Seminar Evaluasi, dan dihabituasikan pada saat Off Campus selama 80 hari. Sedangkan Kurikulum Penguatan Kompetensi Bidang tugas dilaksanakan pada saat Off Campus di tempat kerja dikawal oleh Unit Kepegawaian Instansi asal peserta Piloting setelah mendapatkan arahan dan petunjuk teknis dari LAN.

Piloting Pelatihan Dasar CPNS Golongan III diikuti oleh 22 peserta yang berasal dari Kemenristekdikti, 15 peserta dari Kemenpora, 1 peserta dari Setjend DPR RI, 1 peserta dari Setjend DPD RI, dan 1 peserta dari Pemkab Lingga Provinsi Kepulauan Riau.

4. Pedoman Pelatihan PNS (Penyusunan Modul Bela Negara)

(28)

telah diubah dalam Peraturan Kepala LAN Nomor 17 Tahun 2017. Tujuan pengembangan tersebut adalah memberikan konteks sikap perilaku yang semula bersifat umum menjadi sikap perilaku Bela Negara.

Lembaga Administrasi Negara pada akhir tahun 2017, menetapkan pembaharuan pada program pelatihan dasar CPNS tersebut dengan menerbitkan Peraturan Lembaga Administrasi Negara Nomor 24 Tahun 2017 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelatihan Dasar CPNS Golongan II dan Peraturan Lembaga Administrasi Negara Nomor 25 Tahun 2017 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelatihan Dasar CPNS Golongan III. Sebagai respon terhadap pembaharuan tersebut, maka diperlukan bahan ajar atau modul yang dapat digunakan oleh pengajar dalam memberikan materi kepada peserta Pelatihan yang sesuai dengan tuntutan pembelajaran. Modul dijabarkan dari kurikulum pelatihan dasar CPNS sebagaimana diatur dalam Peraturan LAN Nomor 24 dan 25 Tahun 2017 tersebut yang berisi materi, metode, batasan-batasan, dan evaluasi sikap perilaku bela Negara yang dirancang secara sistematis, terintegrasi, dan menarik untuk mencapai kompetensi yang diharapkan. Jumlah dan judul modul Pelatihan Dasar CPNS yang menjadi output kegiatan sesuai dengan kurikulum Pelatihan Dasar CPNS khusus agenda Bela Negara yaitu wawasan kebangsaan dan nilai-nilai bela Negara, isu-isu strategis kontemporer, dan kesiapsiagaan bela negara.

Modul-modul tersebut selanjutnya dimanfaatkan oleh Pusdiklat Teknis dan Fungsional LAN untuk menyiapkan tenaga pengajar Agenda Bela Negara melalui kegiatan workshop pembekalan bagi calon pengampu materi Agenda Bela Negara pada pelatihan dasar calon PNS yang dilaksanakan sebanyak 2 (dua) angkatan dan telah menghasilkan alumni Master Trainer (MT) Agenda Bela Negara sebanyak 84 orang. Dimana para MT tersebut selanjutnya akan membantu LAN memfasilitasi penyiapan tenaga pengajar Agenda Bela Negara di

Lembaga Penyelenggara Pelatihan Dasar CPNS

Kementerian/Lembaga/Daerah Terakreditasi secara nasional. Modul tersebut juga pada tahun 2018 akan digunakan oleh seluruh peserta Pelatihan Dasar Calon PNS sebagai bahan belajar minimal dalam mempelajari agenda bela Negara pada kurikulum pembentukan karakter PNS pada Pelatihan Dasar Calon PNS yang secara massif akan diselenggarakan pda tahun 2018 untuk kira-kira 42.000 (empat puluh dua ribu) CPNS se Indonesia.

5. Pengembangan dan Pembinaan Diklat (Pembangunan Sistem Informasi Pengembangan Kompetensi ASN)

(29)

Sejalan dengan itu, PP No.11 tahun 2017 dengan tegas disebutkan dalam pasal 219 Lembaga Administrasi Negara (LAN) bertanggungjawab atas pengaturan, koordinasi dan penyelenggaraan pengembangan kompetensi, dan di pasal 220 pelaksanaan pengembangan kompetensi diinformasikan melalui sistem informasi pelatihan yang terintegrasi dengan sistem informasi ASN. Dalam rangka untuk memenuhi tersebut LAN berkewajiban untuk mengembangakan sistem informasi pengembangan kompetensi yang dapat mendukung system informasi ASN.

Pengembangan SIPKA (Sistem Informasi Pengembangan Komptensi ASN) merupakan lanjutan penyusunan Grand Design pada tahun 2016, denganwaktu pengembangan SIPKA dari tahun 2017-2019. Pengembangan SIPKA adalah untuk lebih memberikan peningkatan pelayanan Stakeholder dan peningkatan keamanan pada SI/TI. Kondisi yang diharapkan dalam pengembangan SIPKA yang merupakan hasil kajian Grand Design yang disusun sebelumnya.

Pembangunan SIPKA pada tahun 2017 telah dapat memenuhi : 1. Tersedianya laporan kediklatan yang real time dan mudah

2. Aplikasi SIPKA yang terintegrasi untuk mendukung layanan kediklatan

3. Pengembangan aplikasi dan prioritas berdasarkan kebutuhan organisasi

4. Menyediakan profiling data kapasitas pemenuhan diklat (teknis maupun managerial) ASN dari berbagai Lembaga Diklat seluruh Indonesia

Dengan adanya kegiatan Pengadaan Pengembangan SIPKA (Sistem Informasi Pengembangan Komptensi ASN) harapannya mampu mengakomodir sebagai media atau sistem informasi yang akan memproses pengelolaan Diklat yang dioperasikan oleh Lembaga Administrasi Negara (LAN). Disamping itu pembangunan SIPKA telah menambahkan fitur keamanan dan juga mengadopsi teknologi bootstrap sehingga dapat menyesuaikan lebar layar tampilan, selain itu juga dalam pembangunannya juga menggunkan framework.Di samping itu pembangunan SIPKA telah menyediakan web service sehingga data-data SIPKA dapat dipertukarkan dengan Instansi Pemerintah baik Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah Provinsi, Kota dan Kabupaten.

6. Kegiatan Akreditasi Lembaga Diklat

Sebagaimana diatur dalam Peraturan Kepala LAN No. 25 Tahun 2015 akreditasi lembaga diklat merupakan penentuan kelayakan lembaga Diklat dalam menyelenggarakan program diklat Prajabatan, Diklat Kepemimpinan, Diklat Teknis dan Fungsional. Suatu lembaga Diklat dapat terakreditasi bilamana telah memenuhi keseluruhan kriteria penilaian terhadap unsur akreditasi lembaga diklat yaitu unsur organisasi lembaga diklat dan unsur program dan pengelolaan program diklat.

(30)

berjalan sejak tahun 2015 merupakan bentuk upaya efisiensi kerja pada unit P3D. Dimana proses akreditasi dilaksanakan melalui sistem online pada SIDA, mulai dari pengumpulan data dan lampiran bukti fisik, verifikasi asessor hingga sidang penilaian akhir. Sehingga hal ini dapat mendukung terwujudnya pelaksanaan akreditasi yang lebih transparan dan berintegritas.

Pada tahun 2017 terdapat 27 (dua puluh tujuh) lembaga diklat pemerintah yang terakreditasi, yaitu 23 Lembaga Diklat terakreditasi untuk Diklatpim/Diklat Prajabatan dan 4 Lembaga Diklat terakreditasi untuk Diklat Teknis/Diklat Fungsional Pendelegasian Kewenangan yang terbagi dalam 3 (tiga) tahapan sidang akreditasi.

Tabel 10. Lembaga Diklat Terakreditasi

No Lembaga Diklat

1 BPSDM Provinsi Kalimantan Timur 2 Pusdiklat Tekfunghan Kemhan

3 Bapelkes Batam

4 Asisten Deputi Pengembangan SDM Aparatur Kementerian

Pariwisata

5 BPPK Kementerian Keuangan

6 Badan Pendidikan dan Pelatihan Kejaksaan RI 7 Pusbindiklat BPPT

8 Pusdiklat Manajemen Pertahanan Badiklat Kemhan

9 Pusdiklat BMKG

10 Bapelkes Cikarang

11 Balai Diklat Wilayah IV Bandung Kementerian PUPR 12 BBPK Kemenkes Jakarta

13 BPSDM Prov Bali

14 Pusdiklat Pegawai Kemdikbud

15 Balai Diklat Wilayah V Yogyakarta Kementerian PUPR 16 Balai Diklat Wilayah I Medan Kementerian PUPR 17 BBPK Ciloto

18 Pusdiklat BIN

19 Pusdiklat Manajemen Kepemimpinan Badan Diklat Kejaksaan

RI

20 Balai Diklat KKP Perikanan 21 BKPSDM Prov. Bangka Belitung

22 Balai Diklat Wilayah VI Surabaya Kementerian PUPR 23 BPSDM Prov. Banten

(31)

25 Pusdiklat Kementerian Luar Negeri 26 Badan Diklat Prov DIY

27 BKPP Kota Jayapura

Sehingga secara keseluruhan jumlah lembaga diklat yang telah diakreditasi selama tahun 2017 terdiri dari :

Tabel 11. Lembaga Diklat yang terakreditasi

No Lemdiklat Terakreditasi Jumlah

1. Lembaga Diklat Pemerintah milik Pemerintah Daerah 5 2. Lembaga Diklat Pemerintah milik Kementerian 16

3. Lembaga Diklat Pemerintah milik LPNK 5

4. Lembaga Diklat Pemerintah milik Pemerintah Kabupaten 1

JUMLAH 27

Disamping melakukan akreditasi terhadap lembaga diklat terkait dengan pemberian nilai kelayakan dalam penyelenggaraan Diklat Prajabatan dan Diklat Kepemimpinan, LAN juga memberikan pendelegasian kewenangan kepada instansi teknis untuk melakukan akreditasi pada lembaga diklat yang akan menyelenggarakan diklat teknis tertentu.

Dalam kurun waktu 2017 telah diberikan kewenangan kepada empat Kementerian/Lembaga untuk melakukan akreditasi pelaksanaan diklat teknis dan fungsional terkait dengan penyelenggaraan diklat di dalam lingkup kewenangannya. Kementerian/Lembaga dimaksud adalah :

Tabel 12. Pendelegasian Kewenangan

No. Kementerian dan LPNK

Jenis Diklat Diklat

Teknis

Diklat Fungsional

1. BPPK KEMENTERIAN KEUANGAN √

2. PUSBINDIKLAT BPPT √

3. BADAN DIKLAT KEJAKSAAN √ √

4. PUSDIKLAT KEMENLU √

(32)

kegiatan akreditasi. Meminimalisir mis-komunikasi antara pengeksekusi data akreditasi (PIC) dan penerima informasi mengenai data akreditasi (pimpinan atau penanggungjawab akreditasi dari lembaga diklat). Kendala lain yang terjadi adalah proses mutasi pejabat dan pegawai pada lembaga diklat mengakibatkan mereka yang sudah mengikuti diklat-diklat yang dipersyaratkan (MOT, TOC, TNA dan TOF) pada saat akreditasi terbatas, dan ini mengakibatkan turunnya nilai akreditasi.

Siklus Diklat juga belum sepenuhnya di pahami oleh para pengelola/ penyelenggara diklat, mulai ijin penyelenggaraan, rapat persiapan, sampai dengan evaluasi pasca diklat. Saat ini lembaga diklat lebih terfokus pada penyelenggaraan diklat namun tidak fokus pada proses lainnya.

7. Sosialisasi Kebijakan Diklat

Sesuai amanat yang diemban dalam UU nomor 5 tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara Lembaga Administrasi Negara bertanggung jawab melakukan pembinaan dan pengembangan kapasitas Lembaga Diklat dalam pengembangan program dan penyelenggara diklat dengan mengeluarkan dan menyempurnakan berbagai kebijakan pengembangan kompetensi. Untuk menjamin kualitas penyelenggaraanstandar dengan baik diseluruh Indonesia, maka Peraturan Kepala LAN terkait dengan kediklatan yang terbaru perlu untuk dilakukan sosialisasi dengan seluruh lembaga diklat pemerintah. Pada tahun anggaran 2017 ini LAN menargetkan melakukan kegiatan Sosialisasi Kebijakan Kediklatan terhadap 96 Lembaga Diklat ( 35 Kementerian, 34 Provinsi dan 27 Lembaga yang menangani dan menyelenggarakan Pendidikan Pelatihan Pim dan Prajab, serta Diklat Teknis Fungsional ) sebagai sarana untuk menyebarkan informasi tentang standar-standar program pengembangan kompetensi terbaru yang telah dituangkan dalam kebijakan terbaru atau hasil penyempurnaan kebijakan sebelumnya.

Hasil pelaksanaan kegiatan Sosialisasi sebagai berikut :

(33)

• Pelaksanaan Sosialisasi selanjutnya

Pasca diberlakukannya Peraturan Pemerintah No 11 Tahun 2017 tentang Manajemen PNS, Lembaga Administrasi Negara bermaksud melakukan sosialisasi terhadap keberadaan PP Nomor 11 Rahun 2017 tersebut dengan mengundang Kepala Lembaga Diklat K/L/Provinsi, Kepala Biro SDM K/L, Kepala BKD Provinsi seluruh Indonesia. Mengingat keberadaan PP nomor 11 tahun 2017 ini gemanya merambah keseluruh pelosok ASN Indonesia, penyelenggaraan Sosialiasi peraturan ini memerlukan sinergi sumber daya, ditengah keterbatasan anggaran yang ada. Koordinasi dilakukan baik dengan unit lain internal LAN maupun dengan Instansi Pemerintah yang sanggup mengangkat bersama kegiatan tersebut. Pelaksanaan Sosialisasi Peraturan Pemerintah No 11 Tahun 2017 tentang Manajemen PNS disepakati dilaksanakan selama 3 hari pada tanggal 18-20 Mei 2017 di Provinsi Sulawesi Utara. Kegiatan ini merupakan sinergi kekuatan sumber daya dari tiga pihak yakni Pusat Pengembangan Program dan Pembinaan Diklat (P3D), Pusat Kepemimpinan Aparatur Negara (Puskan) dan Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara. Berdasarkan surat undangan Kepala LAN nomor 1273/K1/KDI.02 perihal Surat undangan rakor nasional Pengembangan Kompetensi ASN tanggal 28 April 2017, diundang sebanyak 242 instansi/unit Pemerintah Pusat dan Daerah. Adapun yang mengkonfirmasi kehadiran dan hadir sebanyak 214 orang.

• Selain kedua peraturan diatas, para stakeholder Bidang Kediklatan lainnya seperti Pemerintah Provinsi Bengkulu dan DPRD Bengkulu Komisi II memerlukan informasi yang terkait dengan aturan penyelenggaran kediklatan. Pusat P3D memberikan sosialisasi terkait Peraturan Kepala LAN tentang Akreditasi Lembaga Diklat pada tanggal 13 Juli 2017 di LAN Pusat. Adapun yang hadir sebanyak 11 orang. Sosialisasi diawali dengan pengarahan dan sambutan dari Deputi Bidang Diklat Aparatur.

8. Monitoring dan Evaluasi Pembinaan Lembaga Diklat

Kebijakan kediklatan yang telah berlaku secara nasional wajib diacu oleh setiap lembaga diklat pemerintah yang menyelenggarakan Diklat bagi Pegawai ASN. Untuk memastikan penerapan kebijakan sesuai dengan standar maka dilakukan monev sebagai bentuk pelaksanaan fungsi kontrol kualitas.

(34)

Namun demikian ditargetan capaian kegiatan Monitoring dan Evaluasi Diklat tahun 2017 adalah 16 Penyelenggaraan di Lembaga Diklat yang terdiri dari :

1. 11 Penyelenggara Diklatpim yang berasal dari 7 BPSDM Provinsi daerah dan PusKAN

2. 1 Penyelenggara Latsar: Pilot Project dilaksanakan sendiri oleh Pusat P3D.

3. 3 Penyelenggara Diklat Teknis BPPK Makassar, PKP2A III dan Pus TF

4. 1 Penyelenggaraan Diklat Fungsional Cawid pada PKP2A I Jatinangor Bandung.

Pelaksanaan Monitoring dan evaluasi Penyelenggaraan diklat ini ada perbedaan pelaksanaan dari tahun sebelumnya yakni mengunakan aplikasi e-monev sebagai instrument Monev bagi peserta Pendidikan dan pelatihan.

Keenam belas Penyelenggaraan Lembaga Diklat tersebut dilakukan monitoring dan evaluasi dilakukam di lima belas lembaga diklat sebagai berikut :

Tabel 13. Lembaga Diklat yang telah di Monitoring dan Evaluasi

No Lembaga Diklat

1 BPSDM Gorontalo

2 BPSDM Kaltim

3 PKP2A III Samarinda

4 Kabupaten Lampung Selatan 5 Provinsi Lampung Selatan

6 BPSDM NTT

7 BPSDM Provinsi Riau Kabupaten Indragiri Hulu 8 Kabupaten Sragen

9 PKP2A I Bandung 10 BPPK Makassar

11 Pusdiklat Kepemimpinan Aparatur Nasional LAN 12 Pusdiklat Teknis dan Fungsional LAN

13 BPSDM Papua Barat 14 BPSDM Kalimantan Barat 15 BPSDM Kalimantan Selatan

Dari hasil monev terhadap lima belas Lembaga Diklat tersebut :

(35)

• Untuk tenaga pengajar sebagian besar bahkan sebagaian besar telah mengikuti TOF/TOT untuk diklat Latsar CPNS dan PIM.

• Bahan ajar dan kurikulum yang digunakan dalam penyelenggaraan diklat sudah sesuai dengan PerkaLAN.

• Untuk penjaminan mutu perannya harus lebih ditingkatkan. Hasil monev menunjukan komite penjamin mutu belum berperan dalam mendorong pemanfaatan produk pembelajaran.

B. Realisasi Anggaran

Indikator kinerja tersebut di tuangkan dalam kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan tahun 2017, dengan capaian sebagaimana terlihat dalam tabel berikut.

Tabel 14 : Target dan Realisasi Tahun 2017

KEGIATAN

PAGU (Rp) (Revisi VI)

REALISASI (Rp)

SISA ANGGARAN

(Rp)

SERAP AN (%)

Penyusunan Modul Diklat RLA

235.000.000,- 210,338,290,- 24,661,710,- 89.51 Penyusunan Modul TOT RLA 235.000.000,- 217,268,390,- 17,731,610,- 92.45 Pedoman Pelatihan PNS

(Modul Bela Negara)

45.000.000,- 40,049,700,- 4,950,300,- 89.00 Penyelenggaraan Pilot

project Diklat Prajabatan golongan III Pola Ideal (Latsar CPNS)

374.201.000,- 372,932,030,- 1,268,970,- 98.66

Pengembangan dan Pembinaan Diklat (Pembangunan SIPKA)

200.980.000,- 189,779,900,- 11,200,100,- 94.43 Akreditasi Lembaga Diklat 629.592.000,- 565,107,945,- 64,484,055,- 89.76 Sosialisasi/Bimtek

Kebijakan Diklat

100.000.000,- 94,698,550,- 5,301,450,- 94.70 Monitoring dan Evaluasi

Pembinaan Lembaga Diklat

180.435.000,- 166,782,418,- 13,652,582,- 92.43

Total 2.000.208.000,- 1,856,957,223,- 143,250,777,- 92.83

Pencapaian realisasi serapan anggaran Tahun 2017 sebesar Rp. 1.856.957.223 atau sebesar 92,8%.

(36)

Tabel 15 : Realisasi Anggaran 2015-2017

No Tahun Pagu Anggaran

Rp.

Realisasi Rp.

Capaian %

1. 2017 2.000.208.000 1.856.957.223 92,83

2. 2016 2.510.339.000 2.297.169.277 91,51

3. 2015 2,223,030,000 1,838,220,682 82.69

RATA-RATA 89,01

Memperhatikan tabel 14 realisasi serapan anggaran Pusat P3D selama 3 tahun terakhir berdasarkan Renstra Pusat P3D tahun 2015-2019 rata-rata adaalah sebesar 89,01% dan pada tabel 14 terlihat peningkatan kinerja dari tahun ke tahun. Hal ini menunjukkan bahwa dari tahun 2015 s/d tahun 2017 kinerja anggaran linear mengalami peningkatan.

Pada Tahun 2017, PP No 5 Tahun 2016 Tentang Jenis dan Tarif atas PNBP yang berlaku pad LAN telah diberlakukan. Sebagai konsekuensi maka pelyanan dilingkungan Pusat P3D yaitu jasa akreditasi Lembaga Diklat harus diberlakukan.

Sehubungan dengan hal tersebut, dapat dijelaskan kinerja penggunaan PNBP sebagai berikut:

Tabel 16 : Kinerja PNBP Pusat P3D Tahun 2017

Tar dengan pagu anggaran DIPA sebesar Rp. 230.392.500,- adapun realisasi pelaksanaan Akreditasi yang bersumber dari PNBP adalah 80% atas target yang dicapai. Hal ini terjadi karena Lembaga Diklat Sekretariat DPR mengundurkan dari pengajuan akreditasinya.

(37)

BAB IV

PENUTUP

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah merupakan media pertanggung-jawaban yang berisi informasi mengenai kinerja instansi pemerintah, baik yang berupa keberhasilan penyelenggaraan program dan kegiatan maupun kegagalannya.

Keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan setiap tugas di lingkungan Pusat Pengembangan Program dan Pembinaan Diklat tidak terlepas dari dukungan sumber daya yang ada seperti : sumber daya manusia aparatur (pejabat pembuat kebijakan, penanggungjawab, staf pelaksana dan widyaiswara yang terlibat), sarana dan prasarana serta ketersediaan anggaran. Keberhasilan penyelesaian tugas dan kegiatan yang berupa kegiatan: (1) Penyusunan Modul Diklat RLA, (2) Penyusunan Modul TOT RLA, (3) Pedoman Pelatihan PNS (Modul Bela Negara), (4) Penyelenggaraan Pilot Project Diklat Prajabatan Golongan III Pola Ideal (Latsar CPNS), (5) Pengembangan dan Pembinaan Diklat (Pembangunan SIPKA), (6) Akreditasi Lembaga Diklat, (7) Sosialisasi/Bimtek Kebijakan Diklat, (8) Monitoring dan Evaluasi Pembinaan Lembaga Diklat.

Penyelesaian pelaksanaan tugas tersebut bukan tanpa permasalahan, hambatan dan kendala. Permasalahan yang masih dirasakan oleh Pusat Pengembangan Program dan Pembinaan Diklat diantaranya adalah terlalu variatifnya kemampuan sumber daya manusia dan sarana prasarana yang kurang memadai.

Oleh karenanya, pengembangan kompetensi sumber daya manusia terus menerus dilakukan sesuai kebutuhan, ketersediaan sarana dan prasarana, ketepatan dan komitmen pelaksanaan kegiatan sesuai rencana mutlak dibutuhkan untuk mendukung kelancaran pelaksanaan tugas di Pusat Pengembangan dan Pembinaan Diklat. Strategi lain adalah pemanfaatan waktu dengan lebih efektif dan berkolaborasi dengan unit kajian, inovasi dan sekretariat dalam menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan tertentu seperti akreditasi, fasilitasi, penyelesaian pedoman-pedoman dan Peraturan Kepala LAN. Mengingat implementasi PP No 11 Tahun 2017 sudah menjadi prioritas di tahun 2018 maka strategi pengelolaan kegiatan yang ada di Pusat P3D membutuhkan kekompakan dan kebersamaan.

(38)

Gambar

Tabel 1 : Jumlah SDM berdasarkan Kualifikasi Pendidikan
Tabel 2 : Daftar Kegiatan Tahun 2017
Tabel 3 : Tujuan Pusat P3D
Tabel 5 : Perjanjian Kinerja Kepala Pusat P3D Tahun 2017
+7

Referensi

Dokumen terkait

Saya mengumpulkan laporan tugas kelompok melewati batas waktu yang ditentukan.. Rencana saya membaca bahan

Dengan demikian, maka yang dimaksud dengan uang pengganti adalah pidana tambahan yang dijatuhkan kepada terpidana pelaku tindak pidana korupsi yang berupa

Orang yang hidup di lingkungan dengan ekonomi rendah biasanya impian yang terbentuk tidak akan jauh dari materi.. Berpijak dari latar belakang itulah, peneliti

CETAK SURAT KETERANGAN DOMISILI CETAK SURAT KETERANGAN BERKELAKUAN BAIK CETAK SURAT KETERANGAN KEHILANGAN CETAK SURAT KETERANGAN USAHA CETAK SURAT KETERANGAN PERJALANAN

Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 115 ayat (2) Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan dan Pasal 52 Peraturan Pemerintah Nomor 109 Tahun

2x3 jam pelajaran Buku Akidah Akhlak MI kelas 1 Kemenag Buku lain yang menunjang Multimedia interaktif dan Internet.. Kompetensi Dasar Indikator Materi Pokok

sederhana. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: 1) ada pengaruh harga terhadap minat beli konsumen kosmetik Puspa Indah Lancar dengan nilai probabilitas sebesar 0,004, 2)

Rasa syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya, sehingga skripsi yang berjudul “Aktivitas Pola Makan dan Pemilihan Pakan pada Lutung Kelabu