• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEBIJAKAN DAN PROGRAM PEMBANGUNAN PERTANIAN (REFOCUSING PROGRAM)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "KEBIJAKAN DAN PROGRAM PEMBANGUNAN PERTANIAN (REFOCUSING PROGRAM)"

Copied!
37
0
0

Teks penuh

(1)

KEBIJAKAN DAN PROGRAM

PEMBANGUNAN PERTANIAN

(REFOCUSING PROGRAM)

RAPAT KERJA BB LITBANG SUMBERDAYA LAHAN PERTANIAN

26 April 2016

(2)

Konversi lahan pertanian

100 ribu ha/tahun dan

tidak terkendali

Akses terhadap sumber

pembiayaan, teknologi,

informasi, dan pasar

rendah

Sebaran produksi pangan

tidak merata, baik antar

daerah maupun antar

waktu

Dampak negatif

perubahan iklim global

Penduduk 252 juta

Dinamika penduduk :

urbanisasi, angkatan

kerja wanita

Proporsi penduduk

miskin masih besar

(11,4%)

Ketergantungan terhadap

beras (2014 : konsumsi

124 kg/kap/tahun

Masalah gizi

KONDISI DAN TANTANGAN NASIONAL

KONDISI TANTANG

AN

Peningkatan Permintaan Pangan (Jumlah, Mutu, Keragaman dan

(3)

ISU STRATEGIS 2015-2019

Kecukupan produksi komoditas strategis (padi, jagung, kedelai, gula, daging sapi/kerbau, cabai dan bawang merah) serta pengurangan ketergantungan impor

1

• Peningkatan nilai tambah dan daya saing produk

pertanian di dalam negeri / antisipasi pasar bebas AEC (ASEAN Economic Community 2015), Indonesia sebagai target pasar

2

Pemantapan dan peningkatan daya saing dan

ekspor

produk pertanian di dunia internasional

3

Diversifikasi pangan

untuk mengurangi konsumsi

beras dan tepung terigu

4

Peningkatan

pendapatan

dan

kesejahteraan

petani

(4)

PEMBANGUNAN PERTANIAN

Swasembada & peningkatan

produksi

Pengembangan Produk Berdaya

Saing

Penguatan Sistem & Kelembagaan

perbenihan, petani, penyuluh,

teknologi, perkarantinaan dan ketahanan

pangan

Pengembang an Kawasan Pertanian

dan Sarana

Tata kelola pemerintahan

KEBIJAKAN UMUM

(5)

PEMBANGUNAN Multi Produk

Pertanian

Kebijakan Pengelolaan

& Pemanfaatan

Subsidi & Kredit Pengelolaan

Program Tematik (PUG, Ketenaga

kerjaan, PDT, P4B, Perbatasan) Kebijakan

Pengelolaan & Pemanfaatan

Keanekaraga man Hayati

KEBIJAKAN TEKNIS OPERASIONAL

PEMBANGUNAN PERTANIAN 2015-2019

PUG : Pengarusutamaan Gender

PDT : Pembangunan Daerah Tertinggal

P4B : Percepatan Pembangunan Papua dan Papua Barat

ARAH KEBIJAKAN

1) Peningkatan ketersediaan pangan melalui penguatan kapasitas produksi Dalam Negeri

2) Peningkatan aksesibilitas masyarakat terhadap pangan

3) Meningkatkan perbaikan kualitas konsumsi pangan dan gizi masyarakat

(6)

KEBIJAKAN PUPUK BERSUBSIDI

Perencanaan kebutuhan

pupuk bersubsidi

Pendistribusian pupuk

bersubsidi

Pengawasan

pelaksanaan kebijakan

pupuk bersubsidi

• Rekomendasi vs

usulan daerah?

• Lini I, II, III, dan IV?

• Komisi Pupuk

dan Pestisida?

• Pengawalan

(7)
(8)

c. Melindungi dan mensejahterakan pelaku utama pangan, terutama petani dan nelayan

b. Pengaturan

kebijakan pangan

yang dirumuskan dan ditentukan oleh

bangsa sendiri

a. Ketahanan pangan, terutama

kemampuan

mencukupi pangan dari produksi dalam negeri

AGENDA 7 NAWACITA : Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan

menggerakkan

sektor-sektor

strategis

ekonomi domestik

7.1. pada kekuatan

untuk mengatur

masalah pangan secara

mandiri

 Peningkatan produktivitas

 Peningkatan produksi

 Swasembada

 Diversifikasi pangan

Umum

 Pengembangan kawasan

 Keunggulan komparatif/daya saing

 Fokus komoditas:

padi,jagung,kedelai,daging, gula, cabai,bawang

Operasional

 Revisi Perpres 172/2014

 Refocusing anggaran

 Bantuan benih, pupuk, alsintan dll

 Stabilisasi ketersediaan dan harga pangan

(9)

KEBIJAKAN KEDAULATAN PANGAN

PRODUKSI

Hilirisasi

Tata Niaga Domestik

Berdaulat

Pangan

MEWUJUDKAN KEDAULATAN PANGAN:

Fokus pada komoditas strategis

Regulasi / Deregulasi yang menghambat

Membangun infrastruktur

Mekanisasi, agro-input, pasca panen, pengolahan

Mendorong investasi dan pembiayaan Bank

Asuransi usahatani

Tata niaga dan stabilisasi harga

Mengendalikan impor dan mendorong ekspor

Sinergitas K/L, pusat-daerah dan lintas pelaku

Infra-struktur Regulasi

(10)
(11)
(12)

KEBIJAKAN KAWASAN

PERMENTAN No.50/Permentan/OT.140/8/2012 : pengembangan

komoditas unggulan nasional perlu dilaksanakan dengan pendekatan kawasan

KEPMENTAN NO 03, 43, 45 dan 46 tahun 2015 menetapkan “Kawasan

Pertanian Nasional “ yang meliputi :

 Pangan : Padi (35 kab), Jagung (20 kab), Kedelai (25 kab),Ubikayu (20 kab).

 Ternak : sapi potong (100 kab), Kerbau (13 kab), Kambing (11 kab), Sapi

perah (6 kab), domba (5 kab) dan babi (9 kab).

 Hortikultura : Cabai (132 kab), Bawang merah (73 kab), Jeruk (80 kab).

 Perkebunan : Kelapa sawit (2 kab), Karet (3 kab), Kelapa (2 kab), Tebu (5

kab), Kakao (18 kab), Kopi (20 kab), Lada (2 kab), Pala (10 kab), Mete (3

(13)

Banyak komoditas, lokasi tersebar,

skalakecil

 Pendekatan parsial, mono komoditas

 Azas pemerataan (penetapan CPCL)

Pembinaan sulit (komoditas beragam, lokasi tersebar)

Pemanfaatan sumberdaya kurang optimal (parsial, mono komoditas)

Anggaran tidak efisien

Dampak tidak terlihat (skala kecil)

Sedikit komoditas, Terkonsentrasi di lokasi tertentu, skala luas/ skala KAWASAN

 Pendekatan holistik, integrasi komoditas

 Azas efisiensi

Pembinaan mudah (komoditas homogen, terkonsentrasi)

Pemanfaatan sumberdaya lebih optimal

(holistik, integrasi komoditas)

 Anggaran lebih efisien (efek skala manajemen)

Dampak lebih terlihat (skala luas)

Pengembangan kawasan

KONDISI KINI KONDISI KEDEPAN

(14)
(15)

Swasembada padi, jagung, kedelai serta Peningkatan

produksi daging, gula, cabai dan bawang merah

1

Peningkatan Diversifikasi Pangan

2

Peningkatan nilai tambah, daya saing, ekspor dan

substitusi impor

3

Penyediaan bahan baku bioindustri dan bioenergi

4

Peningkatan kesejahteraan petani

5

(16)

Sasaran 2014

(baseline) 2015 2016 2017 2018 2019

Produksi Pangan Utama:

- Padi (Juta Ton) 70,8 75,36 76,2 78,10 80,08 82,07 Produksi Pangan

Lainnya/Diversifikasi - Bawang Merah (juta

ton) 1,06 1,12 1,29 133 1,37 1,41 Produksi Sumber

Protein:

- Daging Sapi (Juta Ton) 0,53 0,56* 0,64 0,64 0,69 0,76

Produksi Perkebunan

- Kelapa sawit (ribu ton) 29.513 31.676 34.004 36.510 39.209 42.117 - Karet (ribu ton) 3.153 3.320 3.438 3.559 3.683 3.810 - Kopi (ribu ton) 685 725 738 751 765 778 - Kakao (ribu ton) 709 773 831 872 916 961

Untuk 3 tahun pertama: fokus pada swasembada padi

Untuk kedelai fokus pada konsumsi DN utamanya untuk tahu dan tempe; Gula, dan daging sapi fokus pada * Angka Sementara

Arah Kebijakan:

1. Peningkatan produksi padi dan pangan lain: (i)

Pencetakan Sawah Baru dan Perluasan Areal Pangan Lain; (ii) Optimasi Lahan dan Pemulihan Kesuburan Lahan; (iii) Pengendalian konversi lahan padi; (iv) Reforma Agraria; (v) Bantuan alat dan mesin pertanian-perikanan; (vi) Penyaluran subsidi pupuk dan benih; pengembangan Desa Mandiri Benih; (vii) Rehabilitasi Jaringan Irigasi, Rehabilitasi DAS Hulu; Pembangunan waduk dan embung; (viii) Teknologi Peningkatan Produktivitas Pertanian

2. Kelancaran distribusi pangan dan akses pangan masyarakat : (i) Pemantauan dan pengendalian harga pangan; (ii) Cadangan Pangan Pemerintah; (iii) Pengendalian impor dan tata niaga pangan; (iv) Pembangunan Sarana dan Prasarana Perdagangan; (v) Penyaluran beras sejahtera (Rastra).

3. Peningkatan kualitas konsumsi pangan dan gizi masyarakat: (i) Peningkatan ketersediaan pangan beragam, aman dan bergizi; (ii) Advokasi diversifikasi Konsumsi (termasuk ikan); (iii) Penanganan rawan pangan dan kurang gizi; (iv) Peningkatan Kualitas dan Keamanan Pangan.

4. Penanganan gangguan terhadap produksi pangan pangan: (i) Bantuan input produksi akibat bencana (puso); (ii) Penanganan dampak Organisme

Pengganggu Tanaman (OPT); (iii) Asuransi pertanian; (iv) Pengembangan budidaya adaptif; (v)

Penanggulangan Bencana termasuk Banjir pada Daerah Irigasi.

Kebijakan terkait Revolusi Mental:

1. Penurunan pemborosan air, pupuk, pestisida serta

Food Waste” di meja makan

(17)
(18)

ARAHAN PRESIDEN UNTUK PENYEDERHANAAN NOMENKLATUR DALAM ANGGARAN

KEMENTERIAN/LEMBAGA (K/L) 2016

Sidang Kabinet Paripurna, Istana Bogor, 8 Des 2015 :

K/L diminta segera menyederhanakan nomenklatur dgn menggunakan

anggaran secara lebih produktif

 Struktur APBN atau pola pembangunan ke depan akan berbeda dibandingkan dengan sebelumnya. Seluruh kementerian

diharuskan mempersiapkan diri

 Lebih pada orientasi hasil, bukan orientasi prosedur. Tidak lagi business as usual

ISTANA BOGOR, 8 DESEMBER 2015

Refocusing program/

kegiatan/anggaran

TA 2016

MONEY FOLLOW FUNCTION

MONEY FOLLOW PROGRAM

(19)

KEBIJAKAN REFOCUSING KEGIATAN DAN

ANGGARAN 2016

Refocusing didasarkan atas :

1. Biaya operasional/penunjang tidak langsung dikurangi/

di-efisiensi/di-realokasikan pada kegiatan prioritas

2. Kegiatan yang kurang berpengaruh langsung pada

sasaran di-realokasi

3. Refocusing:

a. Refocusing di dalam program (tidak merubah alokasi

anggaran menurut program)

(20)

STRATEGI OPERASIONAL PEMBANGUNAN

PERTANIAN 2015-2019

1

Peningkatan ketersediaan dan pemanfaatan lahan

2

Peningkatan infrastruktur dan sarana pertanian

3

Pengembangan dan perluasan logistik benih/bibit

4

Penguatan kelembagaan petani

5

Penguatan dan peningkatan kapasitas SDM pertanian

6

Pengembangan dan penguatan bioindustri dan bioenergy

7

Penguatan jaringan pasar

8

Pengembangan dan penguatan pembiayaan pertanian

(21)

PROGRAM PRIORITAS KEDAULATAN PANGAN

UPSUS Percepatan

Swasembada dan

peningkatan

produksi pangan

strategis

NO SASARAN NAWACITA

1 Perluasan 1 juta ha lahan sawah baru

2 Perluasan pertanian lahan kering 1 juta ha di luar Jawa

3 Rehabilitasi 3 juta ha jaringan irigasi

4 Pembangunan toko murah 5 Pengendalian konversi lahan

6 Pemulihan kualitas kesuburan lahan yang airnya tercemar

7 1.000 Desa Mandiri Benih

8 Pembangunan gudang dengan fasilitas pengolahan pasca panen di sentra produksi

9 Peningkatan kemampuan petani

10 Pengendalian impor pangan 11 1.000 Desa Pertanian Organik

Padi, jagung, kedelai, gula, daging, cabai, bawang merah

Swasembada

dan Ketahanan

Pangan

(22)

UPAYA KHUSUS PENCAPAIAN SWASEMBADA PADI, JAGUNG KEDELAI

Keterangan:

1) Alsintan: Traktor, Pompa Air, Transplanter, Combine Harvester, Power Thresser, Dryer, RMU, dll 2) Kebijakan dan Regulasi termasuk pengaturan terkait Harga Pembelian Pemerintah (HPP) dan

pembelian hasil panen raya (stabilisasi harga) oleh pemerintah sebagai buffer stock

Irigasi

Benih

Pupuk

Alsintan1)

Penyuluhan Gudang

Kebijakan dan Regulasi2)

(23)

UPAYA KHUSUS PENINGKATAN PRODUKSI GULA

Benih

Pupuk

Bongkar/Rawat Ratoon

Pompa Air Kebijakan dan

Regulasi Pabrik Gula

(24)

UPAYA KHUSUS PENINGKATAN PRODUKSI DAGING

Sapi Indukan

Inseminasi Buatan

Pakan Ternak

Obat dan Vaksin Integrasi Ternak Sapi

– Perkebunan/Hutan Rumah Potong

Hewan (RPH)

Cold Storage

(25)

UPAYA KHUSUS PENINGKATAN PRODUKSI CABAI DAN BAWANG MERAH

Benih Bermutu

Pupuk

Pestisida Cold Storage

Kebijakan dan Regulasi

(26)

KEBIJAKAN DAN HASIL PEMBANGUNAN 2015

Infrastruktur

On-farm & Pengolahan

Tata Niaga

1. Revisi Perpres 172/2014 Tender PL / e-katalog

2. Refocusing Rp4,1T pada 7 komoditi strategis dan keunggulan komparatif 3. Bantuan benih tidak di existing 4. Sistem reward and punishment

5. Lepaskan ego-sektoral

6. Pengawalan Upsus secara Masif

7. Kendalikan impor u/ insentif petani

HASIL:

1. Penyaluran saprodi tepat waktu

2. Produksi 7 komoditas meningkat 3. Luas Tambah Tanam meningkat 4. Semangat kerja meningkat 5. Pekerjaan sinergi dan kompak 6. Proses produksi optimal dan

lancar

7. Produksi meningkat & harga terjamin

8. Terpantau progress & solusi langsung

9. Risiko puso diminimalisir

10.Populasi sapi unggul meningkat 11.Promosi profesional dan

transparan

1.Pengendalian rekomendasi impor: beras, cabai, bawang merah, jagung, raw sugar, jeroan, dll

2.Mendorong ekspor: jagung 400.000 ton, bawang merah 5.834 ton, kacang hijau 60.000 ton, mangga, 100 ribu telur tetas, salak 1.800 ton, beras organik 1.493 ton, pisang 19.073 ton, nanas 133.195 ton 3.Kebijakan HPP gabah/beras,

jagung dan kedelai

4.Perpendek rantasi pasokan dg Membangun Toko Tani Indonesia (TTI) 38 TTI dan 2016: min 1.000 TTI 5.Sinergisme dg Kemendag dan

Bulog

6.Penyerapan beras petani oleh Bulog

7.Operasi pasar pangan murah

HASIL:

1.Hemat tenaga kerja 70-80%

2.Biaya produksi hemat 30-40%

3.Produksi naik 10-20%

HASIL:

1.Luas tambah tanam 630 ribu ha

2.Prod naik: padi 74,99 juta ton (5,85%), jagung 19,83 juta ton (4,34%), kedelai 982 ribu ton (2,93%)

3.Losses turun 10% mjd 2% 4.Pendapatan petani naik

HASIL:

1.Setahun tidak impor beras 2.Tidak impor cabai, bawang

merah, raw sugar untuk white sugar,

3.Menghemat devisa Rp 52T 4.Memperpendek rantai pasokan

5.Profit marjin bergeser ke petani 6.Jaminan harga dari pemerintah

7.NTUP Naik 2015: 107,44 > 2014: 106,04

1.Subsidi pupuk alokasi

9,55 juta ton (reals

77,91%)

2.Subsidi benih alokasi 116.500 ton

3.Usahatani pola jajar legowo

4.1000 Desa Mandiri Benih

5.1000 Desa Organik

6.Power thresher 1.500 unit

7.Combine harvester 2.790 unit

8.Penggilingan RMU 666 unit

1. Rehab irigasi tersier 2,45 juta ha

2. Optimasi lahan 932 rb ha

3. Pompa air 21.953 unit 4. Traktor 26.100 unit

5. Rice transplanter5.563 unit

6. Power weeder/alat penyiang

(27)

CAPAIAN PRODUKSI PADI, JAGUNG

DAN KEDELAI TAHUN 2015

Sumber : BPS (2015)

Produksi

Padi

Jagung

Kedelai

ASEM 2015 (ton)

75.361.248

19.611.704

963.099

ATAP 2014 (ton)

70.846.465

19.008.426

954.997

ATAP 2013 (ton)

71.279.709

18.511.853

779.992

Kenaikan Produksi (ton)

4.514.783

603.278

8.102

Kenaikan Produksi (%)

6,37

3,17

0,85

(28)

PROGNOSA KETERSEDIAAN DAN KEBUTUHAN BERAS 2016

Ketersediaan dan Kebutuhan beras terdiri dari :

1. Ketersediaan beras dihitung dari produksi GKG dikurangi penggunaan GKG 7,3%, terdiri dari : untuk benih 0,9%, pakan ternak 0,4%; industri non pangan 0,6%; susut/tercecer gabah 5,4%, dengan konversi GKG - beras sebesar 62,74% BPS dan Ditjen. TP Kementan)

2. Penggunaan beras non pangan sebesar 3,33% terdiri dari: pakan ternak 0,17%; industri non makanan 0,66%, dan susut/tercecer beras 2,5% (BPS dan Ditjen TP Kementan) 3. kebutuhan konsumsi beras 124,89 kg/kap/th (BAPPENAS-BPS), dengan jumlah penduduk 2015 sebesar 255,462 juta jiwa (Proyeksi Penduduk Indonesia 2010-2035, Bappenas-BPS)

Bulan

Beras (000 ton)

Ketersediaan Kebutuhan Neraca Kumulatif

Stok Awal 1400,0

Januari 1.367,1 2.680,2 (1.313,1) 86,9

Pebruari 2.307,1 2.658,8 (351,7) (264,8)

Maret 8.241,3 2.658,8 5.582,5 5.317,7

April 6.674,2 2.658,8 4.015,4 9.333,0

Mei 3.089,0 2.658,8 430,2 9.763,3

Juni 2.085,8 2.924,7 (838,9) 8.924,4

Juli 5.066,5 2.701,7 2.364,8 11.289,2

Agustus 4.784,5 2.658,8 2.125,7 13.414,9

September 3.441,1 2.689,8 751,3 14.166,2

Oktober 2.526,4 2.658,8 (132,4) 14.033,8

November 1.752,7 2.658,8 (906,1) 13.127,6

Desember 1.999,1 2.701,7 (702,6) 12.425,1

(29)

Uraian Jan Feb Mar Apr Mei

Luas Panen (Ha) 392.898 994.507 2.476.218 2.200.855 1.111.579 Prod Gabah (Ha) 2.109.078 5.338.513 13.292.339 11.814.189 5.891.369 Beras konsumsi (ton) 1.325.556 3.355.255 8.354.235 7.425.218 3.702.725 Serap gabah Bulog (ton) PM 6.196 155.706 1.405.554 PM

2.000.000 4.000.000 6.000.000 8.000.000 10.000.000 12.000.000 14.000.000

Jan Feb Mar Apr Mei

Luas Panen (Ha) Prod Gabah (Ha)

PREDIKSI LUAS PANEN DAN PRODUKSI PADI-BERAS

DAN SERAPAN GABAH BULOG (JANUARI - MEI 2016)

Ket. Perkiraan Produksi Padi GKG Feb-Mei 2016 dari data luas tanam Nov-Des 2015 dan Jan-Feb 2016

(30)

(25,00)

Jan Feb Mar

Perub Harga Beras (%) Perub Harga GKP (%) Prod Gabah (Jt Ton GKG)

PRODUKSI GABAH DAN PERUBAHAN HARGA GABAH-BERAS

JANUARI-MARET 2016

Ket. Perkiraan Produksi Padi GKG Feb-Mei 2016 dari data luas tanam Nov-Des 2015 dan Jan-Feb 2016

Maret-April Produksi GKG tinggi, harga GKP

turun 21%, tapi harga beras turun 0,2% Produksi GKG

harga gabah Rp 3.482

harga beras Rp 13.344

Uraian Jan Feb Mar

Harga Beras Umum (Rp/kg) 13.379 13.376 13.344

Perub Harga Beras (%) 1,41 (0,02) (0,24)

Harga GKP (Rp/kg) 4.643 4.440 3.482

Perub Harga GKP (%) 0,26 (4,37) (21,58)

(31)

REALISASI SERAPAN GABAH BULOG, Jan - April 2016

(s/d 23 April 2016: 1.405.554 ton gabah setara 653.379 ton beras)

s/d 23 April 2016 Sergab setara beras Naik 2,2x

(32)

Jan Feb Mar 22-Apr 2015 (ton beras) - - 30.964 309.692 2016 (ton beras) 641 167.814 172.755 653.729

100.000 200.000 300.000 400.000 500.000 600.000 700.000

R

e

a

li

sa

si

Pengadaan Gabah/Beras DN BULOG 2015-2016 s/d 23 April

Realisasi Sergab Bulog Kumulatif s/d 23 April 2016 sebesar 1.405.554 ton GKP setara 653.379 ton beras April 2016 naik 111% dari 2015

Sergab Tertinggi di Jatim

(33)

Produksi

naik

PROFIT PEDAGANG

Rp.297 T

318 Rb Pedagang

Pengepul

Setiap tahun Pemerintah memberikan subsidi bagi petani, tetapi sebagian besar margin profitnya pindah dinikmati pedagang/pengusaha

Petani

Kondisi Eksisting Profit margin pindah

PERMASALAHAN PEMASARAN HASIL PANGAN

APBN&APBD

Rp233,59T

PROFIT PETANI

Rp.87 T

104 Juta Petani

Solusi kebijakan:

(34)

PROFIT MARJIN YANG DINIKMATI PETANI DAN PEDAGANG

Kebijakan menggeser profit ke petani:

a. HPP untuk jagung dan kedelai petani

b. Memotong rantai pasokan/ pengaturan tata niaga pangan strategis (beras, jagung, kedelai, sapi, tebu/gula, cabai, bawang)

c. Inventarisasi stock jagung pada industri pakan d. Membangun Toko Tani Indonesia

No.

Komoditas

Marjin Petani

Marjin Pedagang

(35)

PERAN STRATEGIS LITBANG SDLP

Pemetaan Kawasan

Pertanian

1

Prediksi, Adaptasi dan

Mitigasi PI

2

Pengembangan

Wilayah Perbatasan

3

Pengembangan Papua

dan Papua Barat

4

•Percepatan peningkatan produksi

•Peningkatan efisiensi

•Pertanian industrial

•Peningkatan nilai ekonomi

•Penetapan MT (MH&MK)

•Antisipasi gangguan produksi (OPT, banjir, Kekeringan)

•Pengurangan kehilangan hasil

•Percepatan peningkatan provitas, produksi komoditas strategis, pendapatan petani

• Penguatan ekonomi

•Mempersempit ketertinggalan

•Lumbung pangan wilayah timur

(36)

ANALISIS DAN SINTESIS KEBIJAKAN

Masih perlukan

“Subsidi Pupuk”?

1

Reforma Agraria

2

Kerentanan Iklim

3

Asuransi Pertanian :

gangguan Iklim

4

Kebijakan Pupuk Bersubsidi

ke depan

•Status lahan

•Sertifikasi lahan

•Land grabbing dll

•Kerawanan pangan

•Kegagalan panen

•Perencanaan produksi

• Perlindungan petani

• Keberlanjutan usahatani

(37)

Referensi

Dokumen terkait

Deskripsi Memperkenalkan nama-nama murid Nabi Kongzi dan jasa-jasanya agar peserta didik mengetahui perlunya belajar agama Khonghucu, menumbuhkan keimanan tentang adanya Tian

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Yusuf (2002) tentang dampak usaha tambak udang terhadap pengembangan wilayah Kabupaten Langkat, Provinsi Sumatera Utara,

Keinginan sebuah keluarga dalam satu ikatan perkawinan pada setiap etnis memiliki pandangan sendiri- sendiri, yang dipedomani dari orang tua dan berbeda nenek

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tipologi daerah, perkiraan penawaran tenaga kerja berdasarkan Metode Ekstrapolasi, perkiraan permintaan tenaga

Bagi individu yang memiliki penyesuaian diri yang baik terhadap datangnya masa pensiun akan mampu mempersepsi secara positif adanya perhatian dari lingkungannya

Dimana pada tahun tersebut, kondisi dunia baru saja terlepas dari Perang Dunia II dan memasuki Perang Dingin yang membentuk blok-blok aliansi negara, yaitu blok barat dipimpin

Diharapkan telkom speedy hendaknya lebih memperhatikan variabel sales promotion karena dalam penelitian ini merupakan variabel yang paling kecil dalam mempengaruhi

Dari uraian singkat di atas, dapat dilihat bahwa dasar utama proses pelaksanaan likuidasi bank adalah PP Nomor 25 Tahun 1999 dan SK Direksi BI Nomor