• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN ( 5 )

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN ( 5 )"

Copied!
73
0
0

Teks penuh

(1)

METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT PRATAMA

DESA PED KEC. NUSA PENIDA TAHUN ANGGARAN 2016

METODE PELAKSANAAN

1) GEDUNG RUANG POLIKLINIK 1.1 LANTAI 1

I. PEKERJAAN PERSIAPAN

Pekerjaan persiapan harus sudah dilakukan sebelum 14 hari terhitung setelah menerima surat SPMK

1)Pekerjaan Pengukuran Dan Pemasangan Bouwplank Secara garis besar seluruh pekerjaan harus dilakukan pengukuran dan positioning terlebih dahulu. Jenis alat ukur yang akan digunakan sebagai berikut:

 Theodolite

 Meteran panjang 50 – 100 m  Meteran 5 m

 Waterpass Tahapan Pekerjaan :

- Membersihkan area lokasi kerja dari rintangan yang akan dilakukan pengukuran.

- Menyetel alat ukur pada titik yang sudah ditentukan .

- Membuat bouwplank dan patok – patok pembantu sebagai pedoman pelaksanaan menjamin keteletian bentuk, posisi, arah elevasi dan lain lain yang harus dipelihara keutuhan letak dan ketinggian saat pekerjaan sedang berlangsung. - Pekerjaan bouwplank biasanya dilakukan setelah

pekerjaan pengukuran dilakukan. Pemasangan bouwplank dilaksanakan bersama-sama oleh Pihak Proyek, Perencana Pengawas, Pelaksana dan dibuat Berita Acara Pematokan. - Bouwplank terbuat dari papan yang bagian atasnya

(2)

kembali. Pemasangan papan bouwplank dilaksanakan pada jarak 1,5 m dari As sekeliling bangunan dan dipakukan pada patok-patok yang terlebih dahulu ditancapkan kedalam tanah.

2)PEMBUATAN PAPAN NAMA PROYEK

Menyediakan dan mengusahakan Papan Nama Proyek yang mencantumkan nama Pemilik Proyek, Nama Proyek, Volume pekerjaan/jangka waktu pelaksanaan, besarnya biaya proyek, sumber dana dan nama rekanan (bila di subkontrakkan). Papan nama proyek merupakan informasi dan wujud transparansi kegiatan kepada masyarakat. Papan nama proyek dipasang pada lokasi kegiatan dan mudah dilihat oleh umum.

Langkah – langkah kerja:

 Kayu yang di pilih harus kayu yang kuat, tidak rapuh (papan kayu kelas III)

 Ukuran dimensi yang digunakan proporsional dan terlihat jelas

 Kayu papan dan kaso di potong sesuai ukuran tersebut  Kayu papan di lapisi dengan cat minyak

 Setelah di cat, kemudian papan di mall (penulisan)  Pemasangan papan proyek

II. PEKERJAAN PASIR DAN TANAH

1)Pekerjaan Galian Tanah Biasa Sedalam 1 meter

Penggalian tanah dilakukan sesuai dengan spek pekerjaan dimana kedalaman galian yang diminta adalah 1 meter, jika terdapat akar – akar pohon saat penggalian haruslah dibersihkan agar tidak mengganggu pekerjaan yang lainnya. Tahap-tahap pekerjaan:

Penggalian tanah dilakukan secara hati-hati serta harus mengetahui ukuran panjang, lebar dan kedalaman pondasi.

Tebing dinding galian tanah pondasi dibuat dengan perbandingan 5:1 untuk jenis tanah yang kurang baik dan untuk jenis tanah yang stabil dapat dibuat dengan perbandingan 1:10 atau dapat juga dibuat tegak lurus permukaan tanah tempat meletakkan pondasi.

(3)

Bila tanah dasar masih jelek, dengan daya dukung yang kurang dari 0.5 kg/cm2, maka galian tanah harus diteruskan, sampai mencapai kedalaman tanah yang cukup kuat, dengan daya dukung lebih dari 0.5 kg/cm2. Lebar dasar galian tanah pondasi hendaknya dibuat lebih

lebar dari ukuran pondasi agar tukang lebih leluasa bekerjanya.

Semua galian tanah harus ditempatkan diluar dan agak jauh dari pekerjaan penggalian agar tidak mengganggu pekerjaan.

2)Pekerjaan Galian Tanah Biasa Sedalam 2 meter

Penggalian tanah dilakukan sesuai dengan spek pekerjaan dimana kedalaman galian yang diminta adalah 2 meter, jika terdapat akar – akar pohon saat penggalian haruslah dibersihkan agar tidak mengganggu pekerjaan yang lainnya. Tahap-tahap pekerjaan:

Penggalian tanah dilakukan secara hati-hati serta harus mengetahui ukuran panjang, lebar dan kedalaman pondasi.

Tebing dinding galian tanah pondasi dibuat dengan perbandingan 5:1 untuk jenis tanah yang kurang baik dan untuk jenis tanah yang stabil dapat dibuat dengan perbandingan 1:10 atau dapat juga dibuat tegak lurus permukaan tanah tempat meletakkan pondasi.

Dalamnya suatu galian tanah ditentukan oleh kedalamnya tanah padat/tanah keras dengan daya dukung yang cukup kuat, min 0.5 kg/cm2.

Bila tanah dasar masih jelek, dengan daya dukung yang kurang dari 0.5 kg/cm2, maka galian tanah harus diteruskan, sampai mencapai kedalaman tanah yang cukup kuat, dengan daya dukung lebih dari 0.5 kg/cm2. Lebar dasar galian tanah pondasi hendaknya dibuat lebih

lebar dari ukuran pondasi agar tukang lebih leluasa bekerjanya.

Semua galian tanah harus ditempatkan diluar dan agak jauh dari pekerjaan penggalian agar tidak mengganggu

pekerjaan.

3)Pekerjaan Urugan Kembali

(4)

pekerjaan pondasi dan sloof telah dilaksanakan. Pekerjaan ini meliputi beberapa tahap pekerjaan:

Tahap-tahap pelaksanaan pekerjaan:

Tanah dari galian tersebut dikembalikan ke dalam lubang galian kembali setelah pekerjaan pondasi dan sloof telah selesai dikerjakan.

Pengembalian urugan tanah menggunakan alat cangkul,sekop dan alat bantu yang lainnya.

Urugan tanah kembali dipadatkan dengan stamper sampai tanah urugan benar–benar padat.

4)Pekerjaan Urugan Pasir (Bawah Lantai dan Pondasi) Pekerjaan urugan pasir dipergunakan sebagai dasar galian dan konstruksi bawah lainnya. Pasir urug yang digunakan harus dari jenis pasir pasang yang bersih/bebas dari lumpur, kotoran-kotoran, sampah dan benda-benda organis lainnya yang dapat menyebabkan tidak sempurnanya pemadatan. Urugan pasir dipadatkan dengan cara disiram air. Ketebalan urugan pasir bawah pondasi, sloof & pondasi setapak disesuaikan dengan gambar rencana.

Tahap-tahap pelaksanaan pekerjaan:

Mengangkut material menuju lokasi dengan menggunakan Dump Truck.

Menumpahkan material pada lokasi tempat dimana akan dilaksanakan pekerjaan penimbunan.

Meratakan material sampai ketebalan yang direncanakan. Sebagai panduan maka dipasang patok yang ditandai sesuai dengan tinggi hamparan.

5)Pekerjaan Urugan Tanah Dipadatkan Peninggian Peil Lantai

Tahap Pekerjaan :

Menumpahkan material pada lokasi tempat dimana akan dilaksanakan pekerjaan penimbunan.

Urugan tanah kembali dipadatkan sampai tanah urugan benar–benar padat sesuai dengan level.

III. PEKERJAAN PONDASI DAN DINDING 1) Pekerjaan Pondasi Batu Kosong

Tahapan Pekerjaan :

(5)

Pasangan pondasi batu kosong tebalnya dibuat minimum 20 cm atau lebih lalu dipadatkan dengan pasir selanjutnyapelaksanaan pasanga batu dapat dilaksanakan. Sebelum pasangan batu kosong penghamparan pasir

dibawahnya. Batu kali harus disusun sedemikian rupa sehingga ddukannya kokoh serta terikat baik satu sama lainnya lalu dipadatkan lagi dengan urugan pasir diatasnya.

Tenaga dan bahan yang dibutuhkan : - Pekerja - Mandor

- Tukang - Batu

2)Pekerjaan Batu Kali 1 Pc : 5 psr

Pekerjaan pondasi batu kali adalah pekerjaan setelah pekerjaan lantai kerja.Pekerjaan ini disesuaikan dengan ukuran yang sudah dibatasi dengan bouwplank dan disepakati bersama.

Tahap-tahap pelaksanaan pekerjaan:

Setelah pekerjaan lantai kerja maka langkah selanjutnya adalah pekerjaan pondasi batu kali.

Pekerjaan ini disesuaikan dengan ukuran yang telah diukur dan ditandai dengan bouwplank yang telah disepakati bersama.

Tenaga dan alat yang dibutuhkan : - Pekerja

- Mandor - Tukang

3)Pasangan Bata Merah 1 Pc : 5 Psr

Langkah-langkah pasangan bata untuk dinding adalah sebagai berikut :

Siapkan semua peralatan dan tempatkan pada posisi yang benar;

Siapkan bahan-bahan (bata dan adukan) yang akan digunakan dalam kondisi siap pakai (bata telah direndam 2 – 8 menit);

Pasang profl dan mistar pengukur lapisan bata, secara tegak lurus, ukurlah dengan unting-unting;

(6)

Tentukan ketebalan lapisan arah vertikal pada mistar ukur sesuai ketebalan bata ditambah tebal spesi (6 – 10 mm); 4) Pekerjaan Plesteran 1 Pc : 6 Psr (Tembok)

Tahap-tahap pelaksanaan pekerjaan:

Tembok yang akan diplester dibagi dalam beberapa bagian (petak-petak).

Pada keempat sudut petak tembok dipasang paku dengan kepala menonjol .± 3 cm dari bidang tembok, untuk merentangkan benang.

Jarak benang dari sisi tembok 1,5 cm dan bila ada tembok yang menempel pada benang, maka temboknya harus dipahat dulu supaya didapat plester sama tebal dan rata. Di tempat-tempat tertentu yaitu pada paku dan

rentangan benang dibuat plester utama yang berhimpit dengan benang-benang tadi, sebagai standar tebal plester.

Plester utama yang vertikal ini dibuat tiap-tiap jarak 1,00 meter. Setelah ini selesai, benang dapat dilepas.

Diantara 2 lajur plester utama di isi penuh dengan adukan, kemudian digores dengan penggaris besar dan lurus mulai dari bawah ke atas untuk memperoleh bidang yang rata.

Kemudian bidang yang paling luar dilapisi dengan lapisan encer (kapur + semen merah + air) sambil digosok dengan papan gosok supaya permukaan standar yang rata, ini disebut mengaci.

Rusuk-rusuk dan sudut pertemuan plester tembok harus merupakan sudut siku (90°) dan ini harus diplester dengan adukan 1 semen : 3 pasir supaya tahan benturan-benturan ringan.

5) Pekerjaan Mill Tembok

Pelapisan penutup dinding bata/batako bidang paling luar setelah bidang paling dalam tertutup oleh adukan yang kemudian diratakan.

Plester utama yang vertikal ini dibuat tiap-tiap jarak 1,00 meter. Setelah ini selesai, benang dapat dilepas.

(7)

Kemudian bidang yang paling luar dilapisi dengan lapisan encer (kapur + semen merah + air) sambil digosok dengan papan gosok supaya permukaan standar yang rata, ini disebut mengaci.

6)Pekerjaan Plesteran 1 Pc : 6 Psr (Pondasi & Talang) Cara pelaksanaan :

 Material semen PC, pasir pasangan, dan air harus on site di lokasi yang akan dikerjakan

 Untuk siaran plesteran batu, perbandingan campuran antara semen dan pasir yaitu 1 : 2

 Pasir dimasukkan ke dalam concrete mixer terlebih dahulu kemudian semen denganperbandingan tersebut di atas dan diaduk sampai pasir dan semen bercampur. Setelah dirasa sudah tercampur baru kemudian diberi air bersih secukupnya sesuai kebutuhan spesi dengan posisi concrete mixer masih mengaduk. Setelah spesi sudah matang/campuran semen, pasir dan air merata, adukan spesi dituang ke kotak tempat spesi.

 Spesi kemudian dibawa ke tempat siaran dimana tukang batu dan pekerja sudah siap ditempat.

 Sebelum spesi dipasang terlebih dahulu semua bidang sambungan diantara batu muka harus dikorek. Apabila bidang yang dikorek terlalu kering maka terlebih dahulu permukaan dibasahi dengan menggunakan air bersih untuk mendapatkan ikatan yang kuat antara spesi lamadengan spesi baru.

 Siaran dibentuk sesuai lekukan sambungan dan dirapikan sehingga terlihat indah.

 Semua spesi yang jatuh atau tidak menempel dibersihkan dan dibuang

7)Pekerjaan Acian Semen (Pondasi & Talang) Tahap-tahap pelaksanaan pekerjaan :

Persiapan bahan peralatan : air, semen, cetok, kertas bekas zak semen dan bahan-bahan lainnya sesuai kebutuhan.

Menyiapkan tempat penampungan air : ember cor, ember bekas cat atau tempat lainnya yang dapat digunakan untuk menampung air.

(8)

menyebabkan semen menggumpal serta cepat kering sehingga tidak dapat digunakan untuk bahan acian dinding Menyiram dinding yang akan diaci dengan air hingga

basah agar nantinya dinding tidak meyerap air semen. Melaburkan bahan acian semen yang sudah jadi ke

permukaan dinding dengan menggunakan cetok.

Menghalusksan pekerjaan acian dengan kertas bekas semen sehingga permukaan benar-benar rata dan halus. IV. PEKERJAAN LANTAI KERAMIK DAN DINDING

1)Pekerjaan Lantai Granit Homogenus Tile 60 x 60 cm, Ruangan dan Tangga Samping

Tahap-tahap pelaksanaan pekerjaan:

Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan. Pahami gambar kerja, pola pemasangan, dll.

Sortir granit agar memperoleh keseragaman (ukuran dan warna)

Rendam keramik yang akan dipasang ke dalam bak air selama ± 1 jam.

Granit dianginkan dengan cara diletakkan pada tempat dudukan/tatakan keramik setelah proses perendaman selesai.

Tentukan garis dasar pasangan serta peil dari lantai. Penentuan peil ini untuk seluruh kesatuan peil didalam ruangan.

Pasang benang arah horizontal dan vertikal pada lantai sesuai elevasi pada gambar kerja.

Mulailah memasang granit lantai ke arah vertikal dan horisontal sesuai dengan benang yang sudah di seting terhadap ruangan

Setelah granit kepalaan selesai deikerjakan, anda bisa memasang keramik pada seluruh bidang lantai ruangan. Dan setelah semua keramik lantai terpasang dan

adukannya sudah kering, maka sudah bisa untuk dicor nad.

Langkah terakhir adalah membersihkan permukaan keramik dari kotoran sisa adukan dan sisa cor nad.

2)Pekerjaan Lantai Keramik 20 x 20 cm, Anti Slip, KM dan WC

Tahap-tahap pelaksanaan pekerjaan:

(9)

Sortir keramik agar memperoleh keseragaman (ukuran dan warna)

Rendam keramik yang akan dipasang ke dalam bak air selama ± 1 jam.

Keramik dianginkan dengan cara diletakkan pada tempat dudukan/tatakan keramik setelah proses perendaman selesai.

Tentukan garis dasar pasangan serta peil dari lantai. Penentuan peil ini untuk seluruh kesatuan peil didalam ruangan.

Pasang benang arah horizontal dan vertikal pada lantai sesuai elevasi pada gambar kerja.

Mulailah memasang keramik lantai ke arah vertikal dan horisontal sesuai dengan benang yang sudah di seting terhadap ruangan,

Setelah keramik kepalaan selesai deikerjakan, anda bisa memasang keramik pada seluruh bidang lantai ruangan. Dan setelah semua keramik lantai terpasang dan

adukannya sudah kering, maka sudah bisa untuk dicor nad.

Langkah terakhir adalah membersihkan permukaan keramik dari kotoran sisa adukan dan sisa cor nad.

3)Pekerjaan Granit Homogenus Tile 60 x 60 cm, Tangga ke Lt. 2

Tahap-tahap pelaksanaan pekerjaan:

Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan. Pahami gambar kerja, pola pemasangan, dll.

Sortir granit agar memperoleh keseragaman (ukuran dan warna)

Rendam keramik yang akan dipasang ke dalam bak air selama ± 1 jam.

Granit dianginkan dengan cara diletakkan pada tempat dudukan/tatakan keramik setelah proses perendaman selesai.

Tentukan garis dasar pasangan serta peil dari lantai. Penentuan peil ini untuk seluruh kesatuan peil didalam ruangan.

Pasang benang arah horizontal dan vertikal pada lantai sesuai elevasi pada gambar kerja.

(10)

Setelah granit kepalaan selesai deikerjakan, anda bisa memasang keramik pada seluruh bidang lantai ruangan. Dan setelah semua keramik lantai terpasang dan

adukannya sudah kering, maka sudah bisa untuk dicor nad.

Langkah terakhir adalah membersihkan permukaan keramik dari kotoran sisa adukan dan sisa cor nad.

4)Pekerjaan Granit Homogenus Tile Meja Wastafel 60 x 60 cm

Tahap-tahap pelaksanaan pekerjaan:

Rendam keramik yang akan dipasang ke dalam bak air selama ± 1 jam.

Granit dianginkan dengan cara diletakkan pada tempat dudukan/tatakan keramik setelah proses perendaman selesai.

Tentukan garis dasar pasangan serta peil dari lantai. Penentuan peil ini untuk seluruh kesatuan peil didalam ruangan.

Pasang benang arah horizontal dan vertikal pada lantai sesuai elevasi pada gambar kerja.

Mulailah memasang granit lantai ke arah vertikal dan horisontal sesuai dengan benang yang sudah di seting terhadap ruangan, seperti pada contoh dibawah ini.

Setelah granit kepalaan selesai deikerjakan, anda bisa memasang keramik pada seluruh bidang lantai ruangan. Dan setelah semua keramik lantai terpasang dan

adukannya sudah kering, maka sudah bisa untuk dicor nad.

Langkah terakhir adalah membersihkan permukaan keramik dari kotoran sisa adukan dan sisa cor nad.

5)Pekerjaan Batu Andesit, tangga canopy Tahapan pekerjaan :

Permukaan dinding dibersihakan dari kotoran/debu dan disiram terlebih dahulu sebelum ditebar adukan pasangan batu andesit/batu templek.

Pasang benang untuk bantuan mendapatkan pasangan permukaan dinding batu andesit/batu templek yang rata dan garis siar/nat yang lurus.

(11)

Buat kepalaan pemasangan batu andesit/templek yang nantinya dijadikan acuan untuk pemasangan berikutnya. Kemudian lekatkan batu andesit/templek selanjutnya pada

permukaan dinding dengan acuan pasangan kepalaan batu andesit yang telah dibuat.

Tekan dengan tangan atau pukul dengan palu karet agar mendapatkan permukaan pasangan batu andesit/templek yang rata.

Batu andesit/templek dipasang pada dinding sampai dengan ketinggian yang direncanakan,

6)Pekerjaan Plint Granit Homogenus Tile Lantai 10/60 cm

Tahapan pekerjaan :

Dinding yang akan dipasang plint granit pada bagian bawah jangan diplester + aci dahulu agar tidak ada pekerjaan bobokan.

Rendam plint gramit dalam air.

Pasang plint granit pada dinding yang sudah di marking dengan perekat menggunakan acian.

Pada saat pemasangan, tekan plint granit atau pukul dengan palu karet untuk mendapatkan permukaan granit yang rata.

Cek kerataan pasangan plint granit dengan waterpass. Grouting/isi nat antara plint granit dengan semen khusus

grouting nat.

7)Pekerjaan Dinding Granit Homogenous Tile 60 x 60 Cm, Ruangan Poly

Sebelum pekerjaan pasangan granit dikerjakan, pastikan sparing ME sudah terpasang.

Pasangan dinding bata diplester terlebih dahulu dan didiamkan selama ± 24 jam.

Cek kerataan permukaan dan kesikuan plesteran dinding bata.

Pasang benang untuk bantuan agar pasangan permukaan granit yang rata dan garis siar/nat yang lurus.

Rendam granit terlebih dahulu dalam air sampai jenuh sebelum dipasang.

(12)

Saat pemasangan, granit ditekan atau pukul dengan palu karet agar mendapatkan permukaan yang rata.

Acian perekat granit harus rata dan tidak berongga untuk menghindarkan pasangan granit mudah pecah atau terlepas.

Cek kerataan permukaan pasangan dinding granit dengan alat waterpass.

Setelah pemasangan dinding granit selesai, biarkan beberapa saat untuk mengeluarkan udara yang ada dalam adukan pasangan granit. Setelah itu baru dilanjutkan pekerjaan grouting/ fnish garis siar/nat.

8)Pekerjaan Keramik Dinding 20 x 33 Cm (T = 1,8 M), Km/Wc

Sebelum pekerjaan pasangan keramik dikerjakan, pastikan sparing ME sudah terpasang.

Pasangan dinding bata diplester terlebih dahulu dan didiamkan selama ± 24 jam.

Cek kerataan permukaan dan kesikuan plesteran dinding bata.

Pasang benang untuk bantuan agar pasangan permukaan keramik yang rata dan garis siar/nat yang lurus.

Rendam keramik terlebih dahulu dalam air sampai jenuh sebelum dipasang.

Pasangan dinding keramik untuk kepalaan pada tanda star awal pemasangan dengan perekat menggunakan acian. Kemudian dilanjutkan pemasangan dinding keramik lainnya dengan acuan kepalaan pasangan keramik yang telah dibuat.

Saat pemasangan, keramik ditekan atau pukul dengan palu karet agar mendapatkan permukaan yang rata.

Acian perekat keramik harus rata dan tidak berongga untuk menghindarkan pasangan keramik mudah pecah. Cek kerataan permukaan pasangan dinding keramik

dengan alat waterpass.

Setelah pemasangan dinding keramik selesai, biarkan beberapa saat untuk mengeluarkan udara yang ada dalam adukan pasangan keramik. Setelah itu baru dilanjutkan pekerjaan grouting/ fnish garis siar/nat.

(13)

Permukaan dinding dibersihakan dari kotoran/debu dan disiram terlebih dahulu sebelum ditebar adukan pasangan batu andesit/batu templek.

Pasang benang untuk bantuan mendapatkan pasangan permukaan dinding batu andesit/batu templek yang rata dan garis siar/nat yang lurus.

Buat adukan untuk melekatkan batu andesit/templek. Rendam batu andesit/templek terlebih dahulu dalam air. Buat kepalaan pemasangan batu andesit/templek yang

nantinya dijadikan acuan untuk pemasangan berikutnya. Kemudian lekatkan batu andesit/templek selanjutnya pada

permukaan dinding dengan acuan pasangan kepalaan batu andesit yang telah dibuat.

Tekan dengan tangan atau pukul dengan palu karet agar mendapatkan permukaan pasangan batu andesit/templek yang rata.

Batu andesit/templek dipasang pada dinding sampai dengan ketinggian yang direncanakan,

Cek dengan waterpass untuk kerataan pemasangan batu andesit/templek.

Setelah pemasangan batu andesit/templek selesai, biarkan beberapa saat untuk mengeluarkan udara yang ada dalam adukan pasangan batu andesit/templek. Setelah itu baru dilanjutkan dengan pekerjaan perapihan/fnish garis siar/nat.

Pekerjaan terakhir adalah pembersihan permukaan pasangan batu andesit/templek dari sisa adukan semen

V. PEKERJAAN BETON

1)Pek. Beton Rabat 1Pc : 3 Psr : 5 Krl Pelaksanaan Pekerjaan Beton :

Pekerjaan pengecoran harus dilaksanakan sekaligus dan harus dihindarkan penghentian pengecoran, kecuali bila sudah diperhitungkan pada tempat-tempat yang aman. Untuk mendapatkan campuran beton yang baik dan

merata harus memakai mesin Pengaduk beton/Concrete mixer pengaduk (untuk pembuatan beton praktis campuran 1 pc : 3 ps : 5 kr)

Segera setelah beton dituangkan kedalam bekesting, adukan harus dipadatkan dengan concrete vibrator

(14)

menggenangi air diatas permukaan terus menerus selama paling tidak 10 (sepuluh) hari setelah pengecoran plat lantai, sedangkan untuk kolom struktur harus dilindungi dengan membungkus dengan karung goni yang dibasahi. Pembongkaran bekesting tidak boleh dilakukan sebelum

waktu pengerasan dipenuhi dan pembongkarannya dilakukan dengan hati-hati dan tidak merusak beton yang sudah mengeras

Tebal rabat beton sesuai leveling dengan fnishing pukulan sapu lidi/rol cat (jika ada).

Beton Mutu K225

2)Pek. Beton Rabat Bertulang dgn Pembesian 80 Kg/M3 (S1)

Pelaksanaan Pekerjaan Beton :

Pekerjaan pengecoran harus dilaksanakan sekaligus dan harus dihindarkan penghentian pengecoran, kecuali bila sudah diperhitungkan pada tempat-tempat yang aman. Untuk mendapatkan campuran beton yang baik dan

merata harus memakai mesin Pengaduk beton/Concrete mixer pengaduk (untuk pembuatan beton praktis campuran 1 pc : 2 ps : 3 kr) atau memakai Ready Mix (untuk pembuatan beton struktur dengan mutu beton fc’ 19 Mpa).

Segera setelah beton dituangkan kedalam bekesting, adukan harus dipadatkan dengan concrete vibrator

Selama waktu pengerasan, beton harus dihindarkan dari pengeringan yang terlalu cepat dan melindunginya dengan menggenangi air diatas permukaan terus menerus selama paling tidak 10 (sepuluh) hari setelah pengecoran plat lantai, sedangkan untuk kolom struktur harus dilindungi dengan membungkus dengan karung goni yang dibasahi. Pembongkaran bekesting tidak boleh dilakukan sebelum

waktu pengerasan dipenuhi dan pembongkarannya dilakukan dengan hati-hati dan tidak merusak beton yang sudah mengeras

Apabila konstruksi beton bertulang langsung terletak diatas tanah, maka sebelumnya harus dibuat lantai kerja yang rata dengan campuran 1 pc : 3 ps : 6 kr dengan ketebalan minimum 5 cm.

(15)

Pengeboran dengan sistem bor kering / dry drilling : Tanah di bor dengan menggunakan mata bor spiral. Dengan cara memutar mata bor dan diangkat setiap interval 0,5meter. Hal ini dilakukan berulang-ulang sampai kedalaman yang ditentukan.

Pengeboran dengan sistem bor basah / wash borring : Tanah di bor dengan menggunakan mata bor cross bit ex design sesuai kebutuhan yang memiliki kecepatan putar 375 rpm dan tekanan +/- 200 kg. Jika tanah dalam keadaan mudah runtuh dapat diberi chasing sementara terlebih dahulu untuk menghindari kelongsoran dinding lubang hasil pengeboran. Pengikisan tanah dibantu dengan tembakan air lewat lubang stang bor yang dihasilkan dari pompa NS-80. Hal ini menyebabkan tanah yang terkikis menjadi lumpur dan terdorong keluar dari lubang.Setelah mencapai kedalaman sesuai rencana, pengeboran dihentikan, sementara mata bor dibiarkan berputar tetapi beban penekanan dihentikan dan air sirkulasi tetap mengalir terus sampai serpihan tanah terdorong keluar dari lubang seluruhnya. Selama pembersihan ini berlangsung, baja tulangan dan pipa tremi sudah disiapkan di dekat lubang bor. Setelah cukup bersih, stang bor diangkat dari lubang bor. Dengan bersihnya lubang pengecoran akan mendapatkan hasil yang terbaik. Pembersihan Lubang Bor

Tahap kedua adalah pembersihan lubang bor pile dari lumpur pekat yang terjadi. Pembersihan harus dilakukan dengan alat pembersih kusus dengan ukuran yang sesuai dengan diameter lubang bor.

Pemasangan Besi Beton Dan Pipa Tremi

Tahap ketiga adalah pemasangan besi beton dan pipa

tremi untuk pengecoran.

Kerangka baja tulangan yang telah di instal diangkat dengan bantuan diesel dan power winch dalam posisi tegak lurus terhadap lubang bor dan diturunkan dengan hati-hati agar tidak terjadi banyak singgungan dengan lubang bor. Baja tulangan yang telah dimasukan dalam lubang bor ditahan dengan potongan tulangan melintang lubang bor. Bila kebutuhan baja tulangan lebih dari 12 meter bisa dilakukan penyambungan dengan diikat dengan kawat beton dengan panjang overlap 50-60cm. Setelah rangka baja tulangan terpasang, maka pipa tremi

(16)

kedalaman lubang bor. Bila pada waktu pemasangan baja tulangan terjadi singgungan dan terjadi keruntuhan di dalam lubang bor, maka diperlukan pembersihan ulang dengan memasang head kombinasi diameter 6 "ke diameter 2". Dengan memompa air kedalam stang bor dan pipa tremi, maka reruntuhan dan tanah yang menempel pada besi tulangan dapat dibersihkan kembali.

Pengecoran Bore Pile

Tahap keempat adalah pekerjaan pengecoran bore pile ke dalam lubang bor.

Untuk memisahkan adukan beton dari lumpur bor di awal pengecoran, maka di gunakan kantong plastik yang diisi adukan beton dan diikat dengan kawat beton kemudian digantung di bagian dalam lubang tremi satu meter kebawah dari corong pipa tremi.

Setelah persiapan pengecoran selesai, beton slump 16-18cm ditampung di dalam corong tremi dan ditahan oleh bola plastik yang berisi adukan beton setelah cukup penuh bola kantong plastik dilepas sehingga beton mendorong lumpur yang ada di dalam lubang tremi. Pengecoran dilakukan secara terus-menerus untuk menghidari kemacetan pada pipa tremi. Dengan sistem tremi ini pengecoran dimulai dari dasar lubang dengan mendorong air / lumpur dari bawah menuju keluar lubang. Setelah pipa tremi penuh dan ujung pipa tremie tertanam

beton sehingga beton tidak dapat mengalir karena ada tekanan dari bawah. Untuk memperlancar adukan beton didalam pipa tremi, maka harus dilakukan hentakan-hentakan pada pipa tremi. Pipa tremi harus selalu tertanam di dalam adukan beton dan pengisian di dalam corong harus dijaga terus menerus agar corong tidak kosong.

Pipa tremi dilepas setiap 3 meter akan tetapi ujung pipa di dalam harus dalam keadaan tertanam di dalam beton.Pengecoran dihentikan setelah adukan beton yang naik ke permukaan telah bersih dari lumpur.

Setelah pekerjaan pengecoran selesai, semua peralatan pengecoran dibersihkan dari sisa beton dan lumpur dan disiapkan kembali untuk dipakai pada titik bor selanjutnya.

(17)

Pengeboran dengan sistem bor kering / dry drilling : Tanah di bor dengan menggunakan mata bor spiral. Dengan cara memutar mata bor dan diangkat setiap interval 0,5meter. Hal ini dilakukan berulang-ulang sampai kedalaman yang ditentukan.

Pengeboran dengan sistem bor basah / wash borring : Tanah di bor dengan menggunakan mata bor cross bit ex design sesuai kebutuhan yang memiliki kecepatan putar 375 rpm dan tekanan +/- 200 kg. Jika tanah dalam keadaan mudah runtuh dapat diberi chasing sementara terlebih dahulu untuk menghindari kelongsoran dinding lubang hasil pengeboran. Pengikisan tanah dibantu dengan tembakan air lewat lubang stang bor yang dihasilkan dari pompa NS-80. Hal ini menyebabkan tanah yang terkikis menjadi lumpur dan terdorong keluar dari lubang.Setelah mencapai kedalaman sesuai rencana, pengeboran dihentikan, sementara mata bor dibiarkan berputar tetapi beban penekanan dihentikan dan air sirkulasi tetap mengalir terus sampai serpihan tanah terdorong keluar dari lubang seluruhnya. Selama pembersihan ini berlangsung, baja tulangan dan pipa tremi sudah disiapkan di dekat lubang bor. Setelah cukup bersih, stang bor diangkat dari lubang bor. Dengan bersihnya lubang pengecoran akan mendapatkan hasil yang terbaik.

Pemasangan Besi Beton Dan Pipa Tremi

Tahap ketiga adalah pemasangan besi beton dan pipa

tremi untuk pengecoran.

Kerangka baja tulangan yang telah di instal diangkat dengan bantuan diesel dan power winch dalam posisi tegak lurus terhadap lubang bor dan diturunkan dengan hati-hati agar tidak terjadi banyak singgungan dengan lubang bor. Baja tulangan yang telah dimasukan dalam lubang bor ditahan dengan potongan tulangan melintang lubang bor. Bila kebutuhan baja tulangan lebih dari 12 meter bisa dilakukan penyambungan dengan diikat dengan kawat beton dengan panjang overlap 50-60cm. Setelah rangka baja tulangan terpasang, maka pipa tremi

(18)

diameter 2". Dengan memompa air kedalam stang bor dan pipa tremi, maka reruntuhan dan tanah yang menempel pada besi tulangan dapat dibersihkan kembali.

Pengecoran Bore Pile

Tahap keempat adalah pekerjaan pengecoran bore pile ke dalam lubang bor.

Untuk memisahkan adukan beton dari lumpur bor di awal pengecoran, maka di gunakan kantong plastik yang diisi adukan beton dan diikat dengan kawat beton kemudian digantung di bagian dalam lubang tremi satu meter kebawah dari corong pipa tremi.

Setelah persiapan pengecoran selesai, beton slump 16-18cm ditampung di dalam corong tremi dan ditahan oleh bola plastik yang berisi adukan beton setelah cukup penuh bola kantong plastik dilepas sehingga beton mendorong lumpur yang ada di dalam lubang tremi. Pengecoran dilakukan secara terus-menerus untuk menghidari kemacetan pada pipa tremi. Dengan sistem tremi ini pengecoran dimulai dari dasar lubang dengan mendorong air/lumpur dari bawah menuju keluar lubang. Setelah pipa tremi penuh dan ujung pipa tremie tertanam

beton sehingga beton tidak dapat mengalir karena ada tekanan dari bawah. Untuk memperlancar adukan beton didalam pipa tremi, maka harus dilakukan hentakan-hentakan pada pipa tremi. Pipa tremi harus selalu tertanam di dalam adukan beton dan pengisian di dalam corong harus dijaga terus menerus agar corong tidak kosong.

Pipa tremi dilepas setiap 3 meter akan tetapi ujung pipa di dalam harus dalam keadaan tertanam di dalam beton.Pengecoran dihentikan setelah adukan beton yang naik ke permukaan telah bersih dari lumpur.

Setelah pekerjaan pengecoran selesai, semua peralatan pengecoran dibersihkan dari sisa beton dan lumpur dan disiapkan kembali untuk dipakai pada titik bor selanjutnya.

5)Pondasi D 0,6 x 0,6 M dgn Pembesian 154 Kg/M3 (P3) Proses Pengeboran

(19)

Hal ini dilakukan berulang-ulang sampai kedalaman yang ditentukan.

Pengeboran dengan sistem bor basah / wash borring : Tanah di bor dengan menggunakan mata bor cross bit ex design sesuai kebutuhan yang memiliki kecepatan putar 375 rpm dan tekanan +/- 200 kg. Jika tanah dalam keadaan mudah runtuh dapat diberi chasing sementara terlebih dahulu untuk menghindari kelongsoran dinding lubang hasil pengeboran. Pengikisan tanah dibantu dengan tembakan air lewat lubang stang bor yang dihasilkan dari pompa NS-80. Hal ini menyebabkan tanah yang terkikis menjadi lumpur dan terdorong keluar dari lubang.Setelah mencapai kedalaman sesuai rencana, pengeboran dihentikan, sementara mata bor dibiarkan berputar tetapi beban penekanan dihentikan dan air sirkulasi tetap mengalir terus sampai serpihan tanah terdorong keluar dari lubang seluruhnya. Selama pembersihan ini berlangsung, baja tulangan dan pipa tremi sudah disiapkan di dekat lubang bor. Setelah cukup bersih, stang bor diangkat dari lubang bor. Dengan bersihnya lubang pengecoran akan mendapatkan hasil yang terbaik. Pemasangan Besi Beton Dan Pipa Tremi

Tahap ketiga adalah pemasangan besi beton dan pipa

tremi untuk pengecoran.

Kerangka baja tulangan yang telah di instal diangkat dengan bantuan diesel dan power winch dalam posisi tegak lurus terhadap lubang bor dan diturunkan dengan hati-hati agar tidak terjadi banyak singgungan dengan lubang bor. Baja tulangan yang telah dimasukan dalam lubang bor ditahan dengan potongan tulangan melintang lubang bor. Bila kebutuhan baja tulangan lebih dari 12 meter bisa dilakukan penyambungan dengan diikat dengan kawat beton dengan panjang overlap 50-60cm. Setelah rangka baja tulangan terpasang, maka pipa tremi

(20)

Pengecoran Bore Pile

Tahap keempat adalah pekerjaan pengecoran bore pile ke dalam lubang bor.

Untuk memisahkan adukan beton dari lumpur bor di awal pengecoran, maka di gunakan kantong plastik yang diisi adukan beton dan diikat dengan kawat beton kemudian digantung di bagian dalam lubang tremi satu meter kebawah dari corong pipa tremi.

Setelah persiapan pengecoran selesai, beton slump 16-18cm ditampung di dalam corong tremi dan ditahan oleh bola plastik yang berisi adukan beton setelah cukup penuh bola kantong plastik dilepas sehingga beton mendorong lumpur yang ada di dalam lubang tremi. Pengecoran dilakukan secara terus-menerus untuk menghidari kemacetan pada pipa tremi. Dengan sistem tremi ini pengecoran dimulai dari dasar lubang dengan mendorong air / lumpur dari bawah menuju keluar lubang. Setelah pipa tremi penuh dan ujung pipa tremie tertanam

beton sehingga beton tidak dapat mengalir karena ada tekanan dari bawah. Untuk memperlancar adukan beton didalam pipa tremi, maka harus dilakukan hentakan-hentakan pada pipa tremi. Pipa tremi harus selalu tertanam di dalam adukan beton dan pengisian di dalam corong harus dijaga terus menerus agar corong tidak kosong.

Pipa tremi dilepas setiap 3 meter akan tetapi ujung pipa di dalam harus dalam keadaan tertanam di dalam beton.Pengecoran dihentikan setelah adukan beton yang naik ke permukaan telah bersih dari lumpur.

Setelah pekerjaan pengecoran selesai, semua peralatan pengecoran dibersihkan dari sisa beton dan lumpur dan disiapkan kembali untuk dipakai pada titik bor selanjutnya.

6)Kolom 25 x 25 Cm dgn Pembesian 280 Kg/M3 ( K1 ) Tahapan Pekerjaan :

Fabrikasi pembesian yaitu Besi dipotong dan dibengkokan sesuai dengan gambar bestek.

Besi yang telah dipotong dirangkai dilokasi pekerjaan dengan menggunakan kawat beton.

Pembuatan bekesting dilaksanakan setelah pekerjaan pembesian telah selesai dilaksanakan.

(21)

Pembuatan bekisting menggunakan multipleks, papan, dan balok-balok, dibentuk sesuai dengan ukuran dan gambar kerja yang ditetapkan

Setelah bekisting dibuat, dicek kembali ukuran-ukuran dimensi agar tidak terjadi kekeliruan.

Bekesting harus bersih dari kotoran-kotoran, debu dan benda-benda lain yang dapat mengurangi mutu beton. Setelah besi dan bekesting telah terpasang dengan benar

maka segera dilakukan pengecoran.

Beton yang digunakan adalah beton mutu K-225.

Beton yang telah siap di tuang kedalam bekesting, dipadatkan dengan mesin penggetar vibrator dan setelah itu diratakan.

Dilakukan perawatan beton sampai pada umur rencana beton.

Tahap-tahap pelaksanaan pekerjaan: Pemasangan bekisting kolom:

Pembuatan marking sebagai acuan bekisting dasar

Menyetel scafolding pada sepanjang lokasi penehan bekisting. Penempatan scafolding dipasang sejarak 90 cm Kaki scafolding disambung dengan jack base dan

bertumpu pada landasan yang kuat, kokoh dan tidak miring

Memasang bekisting dengan acuan marking yang telah dibuat sebelumnya

Membersihkan pada bekisting harus merupakan garis lurus serta sambungan harus rapat

Melapisi permukaan bagian dalam bekisting dengan mould oil secara merata di seluruh permukaan

Pembesian pada kolom

Memasang penyangga kayu penggantung besi kolom

Memasang besi utama dan sengkang balok sesuai jumlah, jarak dan diameter pada gambar kerja

Pembesian dirakit dengan mengganjal besi di atas kayu penyangga sehingga lebih mudah dalam pelaksanaan perakitan

Memasang konduit dan sparing secara lengkap dan rapi Membersihkan bekisting dalam kolom

(22)

Melakukan pembersihan area yang akan dicor dengan menggunakan kompresor udara

Menentukan sequence pengecoran pada area yang akan dicor untuk mempermudah pekerjaan

Menentukan daerah stop cor dengan membersihkan potongan bambu

Mempersiapkan tenda apabila cuaca hujan selama pengecoran berlangsung atau beton sedang mengalami setting

Pengecoran dilakukan pada daerah kolom terlebih dahulu kemudian half slab sambil dilakukan pemadatan dengan vibrator

Selama pengecoran berlangsung, selalu harus dicek tinggi permukaan dan meratakan seluruhnya

Menentukan elevasi dan kekerabatan bidang dengan waterpas pada setiap lokasi yang akan diratakan

Setelah beton mengering, permukaan digosok dan dihaluskan

Melakukan curing setelah beton mengalami setting dan mengeras

7)Kolom 20 x 20 Cm dgn Pembesian 365 Kg/M3 ( K2 ) Tahapan Pekerjaan :

Fabrikasi pembesian yaitu Besi dipotong dan dibengkokan sesuai dengan gambar bestek.

Besi yang telah dipotong dirangkai dilokasi pekerjaan dengan menggunakan kawat beton.

Pembuatan bekesting dilaksanakan setelah pekerjaan pembesian telah selesai dilaksanakan.

Antara bekisting dan tulangan dipasang beton decking dengan ketebalan sesuai dengan ketentuan.

Pembuatan bekisting menggunakan multipleks, papan, dan balok-balok, dibentuk sesuai dengan ukuran dan gambar kerja yang ditetapkan

Setelah bekisting dibuat, dicek kembali ukuran-ukuran dimensi agar tidak terjadi kekeliruan.

Bekesting harus bersih dari kotoran-kotoran, debu dan benda-benda lain yang dapat mengurangi mutu beton. Setelah besi dan bekesting telah terpasang dengan benar

maka segera dilakukan pengecoran.

(23)

Beton yang telah siap di tuang kedalam bekesting, dipadatkan dengan mesin penggetar vibrator dan setelah itu diratakan.

Dilakukan perawatan beton sampai pada umur rencana beton.

Tahap-tahap pelaksanaan pekerjaan: Pemasangan bekisting kolom:

Pembuatan marking sebagai acuan bekisting dasar

Menyetel scafolding pada sepanjang lokasi penehan bekisting. Penempatan scafolding dipasang sejarak 90 cm Kaki scafolding disambung dengan jack base dan

bertumpu pada landasan yang kuat, kokoh dan tidak miring

Memasang bekisting dengan acuan marking yang telah dibuat sebelumnya

Membersihkan pada bekisting harus merupakan garis lurus serta sambungan harus rapat

Melapisi permukaan bagian dalam bekisting dengan mould oil secara merata di seluruh permukaan

Pembesian pada kolom

Memasang penyangga kayu penggantung besi kolom

Memasang besi utama dan sengkang balok sesuai jumlah, jarak dan diameter pada gambar kerja

Pembesian dirakit dengan mengganjal besi di atas kayu penyangga sehingga lebih mudah dalam pelaksanaan perakitan

Memasang konduit dan sparing secara lengkap dan rapi Membersihkan bekisting dalam kolom

Pengecoran kolom

Melakukan pembersihan area yang akan dicor dengan menggunakan kompresor udara

Menentukan sequence pengecoran pada area yang akan dicor untuk mempermudah pekerjaan

Menentukan daerah stop cor dengan membersihkan potongan bambu

(24)

Pengecoran dilakukan pada daerah kolom terlebih dahulu kemudian half slab sambil dilakukan pemadatan dengan vibrator

Selama pengecoran berlangsung, selalu harus dicek tinggi permukaan dan meratakan seluruhnya

Menentukan elevasi dan kekerabatan bidang dengan waterpas pada setiap lokasi yang akan diratakan

Setelah beton mengering, permukaan digosok dan dihaluskan

Melakukan curing setelah beton mengalami setting dan mengeras

8)Kolom 25 x 25 Cm dgn Pembesian 365 Kg/M3 ( K3 ) Tahapan Pekerjaan :

Fabrikasi pembesian yaitu Besi dipotong dan dibengkokan sesuai dengan gambar bestek.

Besi yang telah dipotong dirangkai dilokasi pekerjaan dengan menggunakan kawat beton.

Pembuatan bekesting dilaksanakan setelah pekerjaan pembesian telah selesai dilaksanakan.

Antara bekisting dan tulangan dipasang beton decking dengan ketebalan sesuai dengan ketentuan.

Pembuatan bekisting menggunakan multipleks, papan, dan balok-balok, dibentuk sesuai dengan ukuran dan gambar kerja yang ditetapkan

Setelah bekisting dibuat, dicek kembali ukuran-ukuran dimensi agar tidak terjadi kekeliruan.

Bekesting harus bersih dari kotoran-kotoran, debu dan benda-benda lain yang dapat mengurangi mutu beton. Setelah besi dan bekesting telah terpasang dengan benar

maka segera dilakukan pengecoran.

Beton yang digunakan adalah beton mutu K-225.

Beton yang telah siap di tuang kedalam bekesting, dipadatkan dengan mesin penggetar vibrator dan setelah itu diratakan.

Dilakukan perawatan beton sampai pada umur rencana beton.

Tahap-tahap pelaksanaan pekerjaan: Pemasangan bekisting kolom:

Pembuatan marking sebagai acuan bekisting dasar

(25)

Kaki scafolding disambung dengan jack base dan bertumpu pada landasan yang kuat, kokoh dan tidak miring

Memasang bekisting dengan acuan marking yang telah dibuat sebelumnya

Membersihkan pada bekisting harus merupakan garis lurus serta sambungan harus rapat

Melapisi permukaan bagian dalam bekisting dengan mould oil secara merata di seluruh permukaan

Pembesian pada kolom

Memasang penyangga kayu penggantung besi kolom

Memasang besi utama dan sengkang balok sesuai jumlah, jarak dan diameter pada gambar kerja

Pembesian dirakit dengan mengganjal besi di atas kayu penyangga sehingga lebih mudah dalam pelaksanaan perakitan

Memasang konduit dan sparing secara lengkap dan rapi Membersihkan bekisting dalam kolom

Pengecoran kolom

Melakukan pembersihan area yang akan dicor dengan menggunakan kompresor udara

Menentukan sequence pengecoran pada area yang akan dicor untuk mempermudah pekerjaan

Menentukan daerah stop cor dengan membersihkan potongan bambu

Mempersiapkan tenda apabila cuaca hujan selama pengecoran berlangsung atau beton sedang mengalami setting

Pengecoran dilakukan pada daerah kolom terlebih dahulu kemudian half slab sambil dilakukan pemadatan dengan vibrator

Selama pengecoran berlangsung, selalu harus dicek tinggi permukaan dan meratakan seluruhnya

Menentukan elevasi dan kekerabatan bidang dengan waterpas pada setiap lokasi yang akan diratakan

Setelah beton mengering, permukaan digosok dan dihaluskan

(26)

9)Sloof Utama 20 x 40 Cm dgn Pembesian 205 Kg/M3 ( S1 )

Pekerjaan:

Fabrikasi pembesian yaitu besi dipotong dan dibengkokan sesuai dengan gambar bestek.

Besi yang telah dipotong dirangkai dilokasi pekerjaan dengan menggunakan kawat beton.

Pembuatan bekesting dilaksanakan setelah pekerjaan pembesian telah selesai dilaksanakan.

Antara bekisting dan tulangan dipasang beton decking dengan ketebalan sesuai dengan ketentuan.

Pembuatan bekisting menggunakan multipleks, papan, dan balok-balok, dibentuk sesuai dengan ukuran dan gambar kerja yang ditetapkan

Setelah bekisting dibuat, dicek kembali ukuran-ukuran dimensi agar tidak terjadi kekeliruan.

Bekesting harus bersih dari kotoran-kotoran, debu dan benda-benda lain yang dapat mengurangi mutu beton. Setelah besi dan bekesting telah terpasang dengan benar

maka segera dilakukan pengecoran.

Beton yang digunakan adalah beton mutu K-225.

Beton yang telah siap di tuang kedalam bekesting, dipadatkan dengan mesin penggetar vibrator dan setelah itu diratakan.

Dilakukan perawatan beton sampai pada umur rencana beton.

Tenaga yang dibutuhkan :

- Pekerja - Tukang batu - Kepala tukang - Tukang besi - Tukang kayu - Mandor

10) Balok Induk 20 x 45 Cm dgn Pembesian 285 Kg/M3 ( B1 )

Pemasangan bekisting balok:

Pembuatan marking sebagai acuan bekisting dasar

Menyetel scafolding pada sepanjang lokasi penehan bekisting. Penempatan scafolding dipasang sejarak 90 cm Kaki scafolding disambung dengan jack base dan

(27)

Memasang bekisting dengan acuan marking yang telah dibuat sebelumnya

Membersihkan pada bekisting harus merupakan garis lurus serta sambungan harus rapat

Melapisi permukaan bagian dalam bekisting dengan mould oil secara merata di seluruh permukaan

Pembesian pada balok

Memasang penyangga kayu penggantung besi balok

Memasang besi utama dan sengkang balok sesuai jumlah, jarak dan diameter pada gambar kerja

Pembesian dirakit dengan mengganjal besi di atas kayu oenyangga sehingga lebih mudah dalam pelaksanaan perakitan

Memasang konduit dan sparing secara lengkap dan rapi Membersihkan bekisting dalam balok

Pengecoran balok

Melakukan pembersihan area yang akan dicor dengan menggunakan kompresor udara

Menentukan sequence pengecoran pada area yang akan dicor untuk mempermudah pekerjaan

Menentukan daerah stop cor dengan membersihkan potongan bambu

Mempersiapkan tenda apabila cuaca hujan selama pengecoran berlangsung atau beton sedang mengalami setting

Pengecoran dilakukan pada daerah balok terlebih dahulu kemudian half slab sambil dilakukan pemadatan dengan vibrator

Selama pengecoran berlangsung, selalu harus dicek tinggi permukaan dan mertatakan seluruhnya

Menentukan elevasi dan kekerabatan bidang dengan waterpas pada setiap lokasi yang akan diratakan

Setelah beton mengering, permukaan digosok dan dihaluskan

Melakukan curing setelah beton mengalami setting dan mengeras

11) Balok Induk 20 x 40 Cm dgn Pembesian 245 Kg/M3 ( B2 )

(28)

Pembuatan marking sebagai acuan bekisting dasar

Menyetel scafolding pada sepanjang lokasi penehan bekisting. Penempatan scafolding dipasang sejarak 90 cm Kaki scafolding disambung dengan jack base dan

bertumpu pada landasan yang kuat, kokoh dan tidak miring

Memasang bekisting dengan acuan marking yang telah dibuat sebelumnya

Membersihkan pada bekisting harus merupakan garis lurus serta sambungan harus rapat

Melapisi permukaan bagian dalam bekisting dengan mould oil secara merata di seluruh permukaan

Pembesian pada balok

Memasang penyangga kayu penggantung besi balok

Memasang besi utama dan sengkang balok sesuai jumlah, jarak dan diameter pada gambar kerja

Pembesian dirakit dengan mengganjal besi di atas kayu oenyangga sehingga lebih mudah dalam pelaksanaan perakitan

Memasang konduit dan sparing secara lengkap dan rapi Membersihkan bekisting dalam balok

Pengecoran balok

Melakukan pembersihan area yang akan dicor dengan menggunakan kompresor udara

Menentukan sequence pengecoran pada area yang akan dicor untuk mempermudah pekerjaan

Menentukan daerah stop cor dengan membersihkan potongan bambu

Mempersiapkan tenda apabila cuaca hujan selama pengecoran berlangsung atau beton sedang mengalami setting

Pengecoran dilakukan pada daerah balok terlebih dahulu kemudian half slab sambil dilakukan pemadatan dengan vibrator

Selama pengecoran berlangsung, selalu harus dicek tinggi permukaan dan mertatakan seluruhnya

Menentukan elevasi dan kekerabatan bidang dengan waterpas pada setiap lokasi yang akan diratakan

(29)

Melakukan curing setelah beton mengalami setting dan mengeras

12) Balok Ring 20 x 40 Cm dgn Pembesian 205 Kg/M3 ( B3 )

Tahapan Pekerjaan :

Diawali dengan pemasangan bekisting dasar ring balok berupa papan yang ditopang dengan perancah pekerjaan pembesian kolom.

Besi dipotong dan dirakit. Pemotongan besi harus tepat, agar setelah ditekuk (jangkar, radius tekuk), bentuk dan panjang jadi sesuai BBS (Bar Bending Schedule). Penekukan / pembengkokan (radius tekuk) besi harus menggunakan piringan tekuk / roller sesuai kelompok/jenis diameter besi. Periksa pemasangan kawat bendrat. (jika menggunakan metode sangkar).

Besi yang belum dan sudah dipotong harus diletakkan dan diproteksi dari tanah dan hujan. Besi yang digunakan harus sesuai jumlah dan ukurannya dengan gambar kerja. Besi disetting di posisi masing – masing kolom dengan

menyambung tulangan stek yang terdapat pada ring balok. Pastikan semua pembesian berada di dalam garis lipatan dan memiliki selimut beton, sesuai spesifkasi struktur, serta sudah terpasang “beton decking” yang memadai.

Semua bidang dalam plywood bekisting dinding (kolom harus diolesi minyak bekisting / moud oil sebelum didirikan.

Setelah bekisting kolom ditutup, semua sarana perkuatan bekisting seperti tie rod, form tie, steel wale dan adjustad support dipasang.

Kelurusan bidang bekisting ring balok dicek dengan bantuan unting – unting, waterpass dan alat ukur.

Setelah bekisting terpasang baik, buat sipatan (atau tanda dari paku) untuk batas/level pengecoran di sisi atas bekisting dinding/kolom.

Tenaga yang dibutuhkan :

- Pekerja - Mandor - Tukang

(30)

Diawali dengan pemasangan bekisting dasar ring balok berupa papan yang ditopang dengan perancah pekerjaan pembesian kolom.

Besi dipotong dan dirakit. Pemotongan besi harus tepat, agar setelah ditekuk (jangkar, radius tekuk), bentuk dan panjang jadi sesuai BBS (Bar Bending Schedule). Penekukan / pembengkokan (radius tekuk) besi harus menggunakan piringan tekuk / roller sesuai kelompok/jenis diameter besi. Periksa pemasangan kawat bendrat. (jika menggunakan metode sangkar).

Besi yang belum dan sudah dipotong harus diletakkan dan diproteksi dari tanah dan hujan. Besi yang digunakan harus sesuai jumlah dan ukurannya dengan gambar kerja. Besi disetting di posisi masing – masing kolom dengan

menyambung tulangan stek yang terdapat pada ring balok. Pastikan semua pembesian berada di dalam garis lipatan dan memiliki selimut beton, sesuai spesifkasi struktur, serta sudah terpasang “beton decking” yang memadai.

Semua bidang dalam plywood bekisting dinding (kolom harus diolesi minyak bekisting / moud oil sebelum didirikan.

Setelah bekisting kolom ditutup, semua sarana perkuatan bekisting seperti tie rod, form tie, steel wale dan adjustad support dipasang.

Kelurusan bidang bekisting ring balok dicek dengan bantuan unting – unting, waterpass dan alat ukur.

Setelah bekisting terpasang baik, buat sipatan (atau tanda dari paku) untuk batas/level pengecoran di sisi atas bekisting dinding/kolom.

Tenaga yang dibutuhkan :

- Pekerja - Mandor - Tukang

14) Balok Bordes Tangga 20 x 40 Cm dgn Pembesian 205 Kg/M3 ( B3 )

(31)

menahan beban serta mempertahankan posisi kemiringan tangga.

Pemasangan tulangan

Pemasangan tulangan tangga dilakukan setelah bekisting terpasang. Tulangan utama dipasang terlebih dahulu, kemudian dirangkai dengan tulangan sengkang. Bagian bawah tulangan tangga diberi beton tahu/ beton decking, pemasangan beton decking pada bagian bawah tulangan dengan ketelabalan ± 2cm.

15) Anak tangga dgn Pembesian 180 Kg/M3 Pemasangan tulangan anak tangga

Pemasangan tulangan anak tangga disesuaikan dengan gambar teknis, tulangan ini dihubungkan dengan tulangan badan tangga dengan cara diikat dengan kawat, kemudian dipasang tulangan memanjang yang berfungsi untuk memperkuat anak tangga. Beton decking juga dipasang pada sisi yang akan dipasang bekisting dengan ketebalan ± 2 cm. Sebelum proses pemasangan, bekisting dipasang di salah satu sisi dinding tangga agar tidak terjadi kesalahan dalam pemasangan tulangan.

Pemasangan bekisting dinding tangga/dinding anak tangga Setelah pekerjaan pemasangan tulangan bordes dan badan tangga selesai, kemudian dipasang dinding tangga pada sisi yang lainnya dan dinding bordes diatas badan tangga. Bekisting dinding tangga dipaku dengan bekisting badan tangga. Trade/ dinding anak tangga dipasang diantara dinding badan tangga sesuai dengan yang telah digambar pada dinding badan tangga dan dipaku dari dinding tangga kearah dalam. Untuk memudahkan pemasangan dapat dilakukan dari bawah keatas. Setelah semua terpasang, kemudian antar anak tangga dirangkai dengan kayu 5/7 memanjang dari atas ke bawah. Sama halnya dengan dinding badan tangga, dinding anak tangga inipun telah dipabrikasi sebelumnya.

Pengecoran

Setelah bekisting tangga terpasang kuat maka akan segera dilakukan pengecoran tangga, pengecoran dilakukan merata di seluruh bagian tangga dan diratakan dengan menggunakan vibrator

(32)

Pembongkaran dinding badan tangga dan trape dapat dilakukan setelah beton berumur 12 jam, sedangkan untuk badan tangga dan bordes dilakukan setelah tujuh hari atau setelah mendapat ijin dari pihak direksi. Untuk pembongkaran balok bordes cara dan urutannya seperti pada pembongkaran balok biasa.

16) Plat Lantai, Tebal 12 Cm dgn Pembesian 150 Kg/M3 (S2)

Beton plat lantai merupakan lantai yang tidak terletak di atas tanah langsung. Untuk tahap–tahap pembuatan beton plat lantai ini sama dengan pengecoran pada balok, plat dan pekerjaan beton lainnya.

Tahap-tahap pelaksanaan pekerjaan:

Fabrikasi pembesian yaitu Besi dipotong dan dibengkokan sesuai dengan gambar bestek.

Besi yang telah dipotong dirangkai dilokasi pekerjaan dengan menggunakan kawat beton.

Pembuatan bekesting dilaksanakan setelah pekerjaan pembesian telah selesai dilaksanakan.

Antara bekesting dan tulangan dipasang beton decking dengan ketebalan sesuai dengan ketentuan.

Pembuatan bekesting menggunakan multipleks, papan, dan balok-balok, dibentuk sesuai dengan ukuran dan gambar kerja yang ditetapkan

Setelah bekesting dibuat, dicek kembali ukuran-ukuran dimensi agar tidak terjadi kekeliruan.

Bekesting harus bersih dari kotoran-kotoran, debu dan benda-benda lain yang dapat mengurangi mutu beton. Setelah besi dan bekesting telah terpasang dengan benar

maka segera dilakukan pengecoran.

Beton yang digunakan adalah beton mutu K-250.

Beton yang telah siap di tuang kedalam bekesting, dipadatkan dengan mesin penggetar vibrator dan setelah itu diratakan.

Dilakukan perawatan beton sampai pada umur rencana beton.

17) Plat Tangga, Tebal 10 Cm dgn Pembesian 90 Kg/M3 (S3)

(33)

plat lantai ini sama dengan pengecoran pada balok, plat dan pekerjaan beton lainnya.

Tahap-tahap pelaksanaan pekerjaan:

Fabrikasi pembesian yaitu Besi dipotong dan dibengkokan sesuai dengan gambar bestek.

Besi yang telah dipotong dirangkai dilokasi pekerjaan dengan menggunakan kawat beton.

Pembuatan bekesting dilaksanakan setelah pekerjaan pembesian telah selesai dilaksanakan.

Antara bekesting dan tulangan dipasang beton decking dengan ketebalan sesuai dengan ketentuan.

Pembuatan bekesting menggunakan multipleks, papan, dan balok-balok, dibentuk sesuai dengan ukuran dan gambar kerja yang ditetapkan

Setelah bekesting dibuat, dicek kembali ukuran-ukuran dimensi agar tidak terjadi kekeliruan.

Bekesting harus bersih dari kotoran-kotoran, debu dan benda-benda lain yang dapat mengurangi mutu beton. Setelah besi dan bekesting telah terpasang dengan benar

maka segera dilakukan pengecoran.

Beton yang digunakan adalah beton mutu K-225.

Beton yang telah siap di tuang kedalam bekesting, dipadatkan dengan mesin penggetar vibrator dan setelah itu diratakan.

Dilakukan perawatan beton sampai pada umur rencana beton.

18) Plat Atap , Tebal 10 Cm dgn Pembesian 90 Kg/M3 (S3)

Beton plat atap merupakan lantai yang tidak terletak di atas tanah langsung. Untuk tahap–tahap pembuatan beton plat lantai ini sama dengan pengecoran pada balok, plat dan pekerjaan beton lainnya.

Tahap-tahap pelaksanaan pekerjaan:

Fabrikasi pembesian yaitu Besi dipotong dan dibengkokan sesuai dengan gambar bestek.

Besi yang telah dipotong dirangkai dilokasi pekerjaan dengan menggunakan kawat beton.

Pembuatan bekesting dilaksanakan setelah pekerjaan pembesian telah selesai dilaksanakan.

(34)

Pembuatan bekesting menggunakan multipleks, papan, dan balok-balok, dibentuk sesuai dengan ukuran dan gambar kerja yang ditetapkan

Setelah bekesting dibuat, dicek kembali ukuran-ukuran dimensi agar tidak terjadi kekeliruan.

Bekesting harus bersih dari kotoran-kotoran, debu dan benda-benda lain yang dapat mengurangi mutu beton. Setelah besi dan bekesting telah terpasang dengan benar

maka segera dilakukan pengecoran.

Beton yang digunakan adalah beton mutu K-225.

Beton yang telah siap di tuang kedalam bekesting, dipadatkan dengan mesin penggetar vibrator dan setelah itu diratakan.

Dilakukan perawatan beton sampai pada umur rencana beton.

Beton Mutu K175

19) Sloof 15 x 25 Cm dgn Pembesian 150 Kg/M3 ( S2 ) Pekerjaan:

Fabrikasi pembesian yaitu besi dipotong dan dibengkokan sesuai dengan gambar bestek.

Besi yang telah dipotong dirangkai dilokasi pekerjaan dengan menggunakan kawat beton.

Pembuatan bekesting dilaksanakan setelah pekerjaan pembesian telah selesai dilaksanakan.

Antara bekisting dan tulangan dipasang beton decking dengan ketebalan sesuai dengan ketentuan.

Pembuatan bekisting menggunakan multipleks, papan, dan balok-balok, dibentuk sesuai dengan ukuran dan gambar kerja yang ditetapkan

Setelah bekisting dibuat, dicek kembali ukuran-ukuran dimensi agar tidak terjadi kekeliruan.

Bekesting harus bersih dari kotoran-kotoran, debu dan benda-benda lain yang dapat mengurangi mutu beton. Setelah besi dan bekesting telah terpasang dengan benar

maka segera dilakukan pengecoran.

Beton yang digunakan adalah beton mutu K-175.

Beton yang telah siap di tuang kedalam bekesting, dipadatkan dengan mesin penggetar vibrator dan setelah itu diratakan.

(35)

Tenaga yang dibutuhkan :

- Pekerja - Tukang batu - Kepala tukang - Tukang besi - Tukang kayu - Mandor

20) Kolom Praktis 13 x 13 Cm dgn Pembesian 219 Kg/ M3 ( Cp )

Fungsi kolom praktis adalah sebagai penerus beban seluruh bangunan ke pondasi. Bila diumpamakan, kolom itu seperti rangka tubuh manusia yang memastikan sebuah bangunan berdiri. Kolom termasuk struktur utama untuk meneruskan berat bangunan dan beban lain seperti beban hidup (manusia dan barang-barang), serta beban hembusan angin. Kolom praktis berfungsi sangat penting, agar bangunan tidak mudah roboh. Beban sebuah bangunan dimulai dari atap. Beban atap akan meneruskan beban yang diterimanya ke kolom. Seluruh beban yang diterima kolom didistribusikan ke permukaan tanah di bawahnya.

Kesimpulannya, sebuah bangunan akan aman dari kerusakan bila besar dan jenis pondasinya sesuai dengan perhitungan. Namun, kondisi tanah pun harus benar-benar sudah mampu menerima beban dari pondasi. Kolom menerima beban dan meneruskannya ke pondasi, karena itu pondasinya juga harus kuat, terutama untuk konstruksi rumah bertingkat, harus diperiksa kedalaman tanah kerasnya agar bila tanah ambles atau terjadi gempa tidak mudah roboh. Struktur dalam kolom dibuat dari besi dan beton. Keduanya merupakan gabungan antara material yang tahan tarikan dan tekanan. Besi adalah material yang tahan tarikan, sedangkan beton adalah material yang tahan tekanan. Gabungan kedua material ini dalam struktur beton memungkinkan kolom atau bagian struktural lain seperti sloof dan balok bisa menahan gaya tekan dan gaya tarik pada bangunan.

(36)

21) Balok Ring 15 x 25 Cm dgn Pembesian 215 Kg/M3 ( R1 )

Diawali dengan pemasangan bekisting dasar ring balok berupa papan yang ditopang dengan perancah pekerjaan pembesian kolom.

Besi dipotong dan dirakit. Pemotongan besi harus tepat, agar setelah ditekuk (jangkar, radius tekuk), bentuk dan panjang jadi sesuai BBS (Bar Bending Schedule). Penekukan / pembengkokan (radius tekuk) besi harus menggunakan piringan tekuk / roller sesuai kelompok/jenis diameter besi. Periksa pemasangan kawat bendrat. (jika menggunakan metode sangkar).

Besi yang belum dan sudah dipotong harus diletakkan dan diproteksi dari tanah dan hujan. Besi yang digunakan harus sesuai jumlah dan ukurannya dengan gambar kerja. Besi disetting di posisi masing – masing kolom dengan

menyambung tulangan stek yang terdapat pada ring balok. Pastikan semua pembesian berada di dalam garis lipatan dan memiliki selimut beton, sesuai spesifkasi struktur, serta sudah terpasang “beton decking” yang memadai.

Semua bidang dalam plywood bekisting dinding (kolom harus diolesi minyak bekisting / moud oil sebelum didirikan.

Setelah bekisting kolom ditutup, semua sarana perkuatan bekisting seperti tie rod, form tie, steel wale dan adjustad support dipasang.

Kelurusan bidang bekisting ring balok dicek dengan bantuan unting – unting, waterpass dan alat ukur.

Setelah bekisting terpasang baik, buat sipatan (atau tanda dari paku) untuk batas/level pengecoran di sisi atas bekisting dinding/kolom.

Tenaga yang dibutuhkan :

- Pekerja - Mandor - Tukang

22) Pelat Wastafel , Tebal 10 Cm dgn Pembesian 75 Kg/M3

Diawali dengan pemasangan bekisting dasar plat wastafel berupa papan yang ditopang dengan perancah pekerjaan pembesian kolom.

(37)

Penekukan / pembengkokan (radius tekuk) besi harus menggunakan piringan tekuk / roller sesuai kelompok/jenis diameter besi. Periksa pemasangan kawat bendrat. (jika menggunakan metode sangkar).

Besi yang belum dan sudah dipotong harus diletakkan dan diproteksi dari tanah dan hujan. Besi yang digunakan harus sesuai jumlah dan ukurannya dengan gambar kerja. Besi disetting di posisi masing – masing kolom dengan

menyambung tulangan stek yang terdapat pada ring balok. Pastikan semua pembesian berada di dalam garis lipatan dan memiliki selimut beton, sesuai spesifkasi struktur, serta sudah terpasang “beton decking” yang memadai.

Semua bidang dalam plywood bekisting dinding (kolom harus diolesi minyak bekisting / moud oil sebelum didirikan.

Kelurusan bidang bekisting plat wastafel dicek dengan bantuan unting – unting, waterpass dan alat ukur.

Setelah bekisting terpasang baik, buat sipatan (atau tanda dari paku) untuk batas/level pengecoran di sisi atas bekisting dinding/kolom.

Tenaga yang dibutuhkan :

- Pekerja - Mandor - Tukang

VI. PEKERJAAN KUSEN /DAUN PINTU, JENDELA SISI KIRI DAN RAILLING

1) Pek. Kusen Alluminium 4" ( 4.5 x 10 ) Brown

Pemasangan kusen Alminium ini dapat dilakukan dengan cara:

Siapkan alat dan bahan secukupnya di tempat yang aman dan mudah terjangkau

Rentangkan benang berjarak separuh dari tebal kusen terhadap as bouwplank untuk menentukan kedudukan kusen

Pasang angker pada kusen secukupnya

Dirikan kusen dan tentukan tinggi kedudukan kusen pintu yaitu 2 meter dari tinggi bouwplank

Setel kedudukan kusen pintu sehingga berdiri tegak dengan menggunakan unting-unting

Pasang skur sehingga kedudukannya stabil dan kokoh Pasang patok untuk diikat bersama dengan skur sehingga

(38)

Chek kembali kedudukan kusen pintu, apakah sudah sesuai pada tempatnya, ketinggian dan ketegakkan dari kusen

Bersihkan tempat sekelilingnya Tenaga yang dibutuhkan :

- Tukang

2) Pek. Daun Pintu Panil Kayu Kamper

Pintu terdiri dari kusen atau gawang dan daun pintu. Kusen dipasang tetap atau mati di dalam tembok, sedang daunnya digantungkan pada kusen dengan menggunakan engsel sehingga dapat berputar pada engsel, berputar ke kiri atau ke kanan. Namun, daun pintu ada yang tidak berputar pada engsel, melainkan bergeser di depan kusennya. Pintu tersebur dinamakan dengan pintu geser. Kedudukan daun pintu pada saat ditutup melekat dengan sponing pada kusen pintu, kecuali pada bagian bawah, kedudukannya dibuat beberapa cm di atas lantai dalam manajemen proyek.

Cara Pemasangan

 Ukur lebar dan tinggi kusen pintu.  Ukur lebar dan tinggi daun pintu.

 Ketam dan potong daun pintu (bila terlalu lebar dan terlalu tinggi).

 Masukkan/pasang daun pintu pada kusennya, stel sampai masuk dengan toleransi kelonggaran 3 – 5 mm, baik ke arah lebar maupun kearah tinggi.

 Lepaskan daun pintu, pasang/tanam engsel daun pintu pada tiang daun pintu (sisi tebal) dengan jarak dari sisi bagian bawah 30 cm, dan dari sisi bagian atas 25 cm (untuk pintu dengan 2 engsel), dan pada bagian tengah (untuk pintu dengan 3 engsel)

 Masukkan/pasang lagi daun pintu pada kusennya, stel sampai baik kedudukannya, kemudian beri tanda pada tiang kusen pintu tempat engsel yang sesuai dengan engsel pada daun pintu.

 Lepaskan sebelah bagian engsel pada daun pintu dengan cara melepas pennya, kemudian pasang/tanam pada tiang kusen

Referensi

Dokumen terkait

Kedalaman tanah efektif adalah kedalaman tanah yang baik bagi pertumbuhan akar tanaman. Kedalaman tanah ini diukur dengan melakukan pengeboran.. dengan menggunakan bor tanah pada

Bor dengan gagang segi empat digunakan untuk Mesin Bor tangan (uliran bor, palang bor dan sebagainya). Di unduh dari : Bukupaket.com.. Mata bor spiral dengan gagang silindris

Jika pekerjaan pengeboran dan pembersihan tanah hasil pengeboran dan akhirnya sudah menjadi kondisi tanah keras, maka untuk sistem pondasi bore pile bagian bawah

Dalam melakukan kegiatan pengeboran lubang ledak, alat bor yang digunakan adalah Jumbo Drill Tamrock Minimatic HS205D dan Terex MK35HE (Foto 2.2), dengan mata bor

Secara khusus, galian tanah berbatu adalah pekerjaan galian pada lokasi tanah dengan permukaan berbatu yang ditentukan dalam spesifikasi teknis dan gambar kerja dan

Tanah galian yang memenuhi syarat digunakan sebagai timbunan tanggul, sedangkan tanah yang tidak memenuhi syarat di buang ke disposal area.. kemudian diratakan dengan buldozer

Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi produktivitas  pengeboran bor pile dengan menggunakan mesin bor pile ringan metode direct wash  yaitu: kekerasan tanah,

Hasil dan pembahasan penelitian meliputi karakteristik lapisan tanah penutup, kesesuaian mata bor dengan karakteristik lapisan tanah penutup, kesesuaian mata bor dengan