• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Tingkat Kesejahteraan Nelayan di Kampung Nelayan Seberang Kecamatan Medan Belawan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Tingkat Kesejahteraan Nelayan di Kampung Nelayan Seberang Kecamatan Medan Belawan"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan Negara Kepulauan terbesar di dunia, yang terdiri dari 5 pulau besar dan 30 kepulauan kecil, jumlah keseluruhan tercatat ada sekitar 17.504 pulau, 8.651 pulau sudah bernama, 8.853 pulau belum bernama, dan 9.842pulau yang telah diverifikasi (Depdagri, 2006). Dua pertiga luas wilayah Negara ini terdiri dari lautan dengan total panjang garis pantainya terpanjang kedua didunia. Wilayah pesisir Indonesia yang luas memiliki garis pantai sepanjang 81.000 km. Wilayah air yang untuk sebagian besar dari wilayah Indonesia merupakan wilayah lautan yang meliputi 5,8 juta km2 atau 70% dari

luas tutorial Indonesia

(2)

makin semakin banyak biaya yang dikeluarkan. Hal ini mempunyai pengaruh yang negatif terhadap peningkatan kesejahteraan nelayan.

Masyarakat nelayan di Indonesia dihadapkan pada kompleksitas permasalahan kemiskinan. Terkait dengan kemiskinan nelayan tersebut, Mubyarto, et.al (1984) menyebutkan bahwa masyarakat nelayan Indonesia adalah masyarakat termiskin dari kelompok masyarakat miskin lainnya (the poorest of the poor). Hal ini diperkuat oleh fakta yang dipaparkan BPS dan SMERU pada tahun 2002, bahwa desa pesisir yang berjumlah 8.090 desa memiliki indeks angka kemiskinan sebesar 0.3214 atau 32,14%.dengan demikian, masyarakat pesisir Indonesia termasuk didalamnya adalah masyarakat nelayan yang berjumlah 4.105.320 jiwa masih hidup di bawah garis kemiskinan (DKP, 2008). Berdasarkan data Survei Sosial dan Ekonomi Nasional 2013 (Badan Pusat Statistik) yang telah diolah, diketahui bahwa hanya 2,2% rumah tangga di Indonesia yang memiliki kepala rumah tangga berprofesisebagai nelayan. Jumlahnya sekitar 1,4 juta kepala rumah tangga nelayan.

(3)

nelayan sangat kecil, karena pekerjaan sebagai nelayan masih dipandang sebagai pekerjaan yang identik dengan kemiskinan. Menjadi seorang nelayan juga harus menanggung resiko yang cukup besar dalam pekerjaannya.

Seperti halnya masyarakat nelayan di Kota Medan yang berada di pinggiran kota dan lebih tepatnya berada di pesisir sangat kontras dengan pemukiman yang kumuh. Hal ini menjadi salah satu bukti bahwa nelayan di kota Medan masih tergolong miskin. Masyarakat di kecamatan Medan Belawan memiliki jumlah keluarga miskin sebanyak 2.743 keluarga. Keluarga miskin yang paling banyak terdapat dikelurahan Belawan II sebanyak 1,034 keluarga dan yang paling sedikit terdapat dikelurahan Belawan Bahari sebanyak 104 keluarga (Iskandar, 2003).

Kondisi kehidupan nelayan hingga saat ini masih jauh dari kehidupan memadai dengan masih banyaknya nelayan dan keluarga yang memiliki atau tinggal pada rumahtidak layak huni dan hal tersebut merupakan potret miskinnya nelayan di Kota Medan. H Teuku Bahrumsyah (dalam SIB, 2015) menyatakan bahwa

Potret kemiskinan nelayan di Kota Medan juga tergambar dengan banyaknya anak nelayan yang tidak dapat mengecap pendidikan karena orang tua mereka tidak memiliki kemampuan untuk membiayainya. Salah satu faktor penyebab masih tidak memadainya kehidupan nelayan di Kota Medan karena selama ini banyak bantuan disalurkan pemerintah sebagai upaya untuk mensejahterakan kehidupan nelayan tidak tepat sasaran.

(4)

nelayan tradisional karena kurangnya pendidikan bahkan tidak adanya pendidikan yang mereka terima.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, maka penelitian ini dibatasi pada hubungan indikator kesejahteraan masyarakat terhadap tingkat kesejahteraan nelayan di Kampung Nelayan Seberang, dalam dal pendapatan, pendidikan, kesehayan dan kondisi perumahan dan fasilitas yang dimiliki.

Dengan permasalahan tersebut maka dirumuskan permasalahan dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah pendapatan berpengaruh terhadap kesejahteraan masyarakat di Kampung Nelayan Seberang?

2. Apakah pendidikan berpengaruh terhadap kesejahteraan masyarakat di Kampung Nelayan Seberang?

3. Apakah kesehatan berpengaruh terhadap kesejahteraan masyarakat di Kampung Nelayan Seberang?

4. Apakah kondisi rumah berpengaruh terhadap kesejahteraan masyarakat di Kampung Nelayan Seberang?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitan ini adalah:

1. Untuk mengetahui berapa besar pengaruh antara tingkat pendapatan terhadap kesejahteraan masyarakat di Kampung Nelayan Seberang.

(5)

3. Untuk mengetahui berapa besar pengaruh tingkat kesehatan terhadap kesejahteraan masyarakat di Kampung Nelayan Seberang.

4. Untuk mengetahui berapa besar pengaruh antara kondisi rumah terhadap kesejahteraan masyarakat di Kampung Nelayan Seberang.

1.4 Manfaat Penelitian

1. Sebagai penambah wawasan bagi peneliti yang berkaitan dengan hubungan tingkat pendapatan, tingkat pendidikan, tingkat kesehatan dan kondisi rumah terhadap kesejahteraan.

2. Sebagai suatu pertimbangan untuk pemerintah dalam rangka memberikan bantuan dan apresiasi yang lebih baik untuk menigkatkan kesejahteraan para nelayan di Kampung Nelayan Seberang.

Referensi

Dokumen terkait

j um lah pegaw ai dilakukan sebagai ber ikut. 38 Lam pir an I Angka I V Per at ur an Ment er i Pendayagunaan Apar at ur Negar a dan Refor m asi Bir ok r asi Nom or Nom or 26

[r]

Sesuai dengan Keput usan Ment eri Keuangan RI Nom or 115/ KMI K.06/ 2001 t ent ang Tat a Cara Penggunaan Penerim aan Negara Bukan Paj ak ( PNBP) pada Perguruan Tinggi Negeri (

b.. pun dibuat dengan diperhalus dan diperindah, baik dari segi penampilannya, ukuran, maupun hiasannya. Pada akhirnya, masyarakat mem- produksi kerajinan perkakas

Dari penjelasan yang telah peneliti sampaikan, ada hubungan antara kualitas komunikasi dan tingkat kebahagiaan individu dewasa muda yang sedang menjalani pacaran jarak

Hasil penelitian menunjukkan bahwa peningkatan hasil belajar siswa setelah menggunakan media Flash Flip Book lebih besar dari nilai rata-rata kelas pada

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan hasil belajar siswa: sebelum diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah 64,8% dari 26

Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) luas perubahan lahan milik masyarakat paling besar berada di Kelurahan Kedungpane mencapai 60%, sedangkan yang paling sedikit berada