SOSIALISASI
PENILAIAN MANDIRI
PELAKSANAAN
REFORMASI BIROKRASI
(PMPRB)
PADA PEMERINTAH
DAERAH DIY
PERKEMBANGAN RB
DIY
•
Pada Tahun 2012, telah dibentuk tim
Reformasi
Birokrasi
dengan
Keputusan
Gubernur
DIY
Nomor
53/TIM/2012
tentang
Pembentukan
Tim Reformasi Birokrasi
•
Telah disusun Road Map Reformasi
8 AREA PERUBAHAN DALAM
ROADMAP REFORMASI BIROKRASI
8 AREA
MANAJEMEN
PERUBAHAN
•Telah dibentuk tim Reformasi Birokrasi dengan
•Keputusan Gubernur DIY Nomor 53/TIM/2012
tentang Pembentukan Tim Reformasi Birokrasi
•Telah disusun Road Map Reformasi Birokrasi yang
mencakup 8 area perubahan dan telah disosialisasikan
•Untuk menilai dan mengevaluasi RB, telah
ditetapkan Kep.Gubernur DIY Nomor 18.1/TIM/2013 tentang Pembentukan Tim Pelaksana PMPRB.
•Pada tahun 2013 setiap Assesor SKPD telah
MANAJEMEN
PERUBAHAN
•
Penerapan perubahan pola pikir dan budaya
kerja
melalui internalisasi dan implementasi budaya
SATRIYA
(Pergub 72 Tahun 2008 tentang Budaya
Pemerintahan SATRIYA).
•
Pengenalan komunikasi
top-down
yang sehat
•
Pengenalan
terhadap
nilai-nilai
universal
ORGANISASI
• Penataan Organisasi Perangkat Daerah (restrukturisasi
organisasi agar tepat struktur tepat fungsi,
berkurangnya jabatan struktural, berkurangnya jumlah pegawai, dsb).
• Monev terhadap Tugas/fungsi SKPD guna mengurangi
duplikasi serta kekosongan pelaksanaan tugas/fungsi (Misal pada Dinas Dikpora, Bappeda, BKPM, Dinas Sosial, Dinas Perindagkop, Dinas Hubkominfo, dsb).
• Pengembangan kelembagaan pelayanan terpadu
(Pembentukan UPT Gerai Pelayanan PerizinanTerpadu, UPT Balai Rehabilitasi Terpadu Penyandang Disabilitas)
• Pengembangan BLUD pada Rumah Sakit Grhasia
(Fleksibilitas pengelolaan keuangan yang berdampak pada kinerja pelayanan yang diberikan kepada
PERATURAN
PERUNDANGAN
• Reposisi Biro Hukum lebih ke arah advokasi.
• Identifikasi, analisis dan pemetaan terhadap
Peraturan Perundang-Undangan yang tidak
harmonis/sinkron (Misal terhadap Perda DIY yang mengatur tentang RTRW, tentang Pasar Tradisional Pusat Perbelanjaan dan Toko Modern, dsb).
• Revisi terhadap Peraturan Perundang-Undangan
yang tidak harmonis/sinkron (Misal terhadap Perda DIY yang mengatur tentang Retribusi Jasa Usaha,
tentang Retribusi Perizinan Tertentu, tentang RPJMD, dsb).
• Adanya sistem pengendalian penyusunan Peraturan
Perundangan (Misal Pergub DIY tentang Tata
SDM APARATUR
•Perhitungan jumlah kebutuhan pegawai berdasarkan Analisis Jabatan dan Analisis Beban Kerja
•Terdapat perhitungan kebutuhan pegawai, rencana redistribusi pegawai , serta proyeksi kebutuhan 5 Tahun ke depan.
•Penataan terhadap jabatan fungsional umum
(Pergub DIY Nomor 2 Tahun 2012) serta terhadap jabatan Struktural
(Pergub DIY Nomor 1 Tahun 2012)
•Proses Penerimaan Pegawai Transparan, Objektif, Akuntabel dan Bebas KKN. Pelaksanaan Seleksi
SDM APARATUR
•Kebijakan penempatan dalam jabatan struktural (minimal S1)
•Pendampingan Tenaga Ahli di SKPD dengan kualifikasi Doktor (SK Gub 814/2627/2014)
•Penyusunan Profil SDM berbasis web (Simpeg)
•Pemetaan, seleksi dan promosi melalui uji
kompetensi (Tes psikologi bagi PNS golongan III/a ke atas serta uji kompetensi melalui assessment center bagi eselon III)
SDM APARATUR
•Pemberlakuan Sistem presensi online untuk
meningkatkan disiplin kerja pegawai.
•Pengukuran kinerja pegawai (
performance review
)yang digunakan sebagai dasar pemberian
penghargaan (
reward
) dan sanksi (punishment
)yang meningkatkan motivasi kerja pegawai melalui sistem TPP.
•Pelaksanaan Fit and Proper Test untuk calon
pejabat struktural eselon II.
•Penegakan aturan displin (berpedoman pada PP
TATA LAKSANA
•Pembakuan Proses kerja melalui Penyusunan
dan penerapan SOP dengan berpedoman pada Pergub DIY Nomor 60 Tahun 2011 tentang Pedoman Penyusunan SOP .
(Misalnya Keputusan Sekda ttg SOP dilingkungan Setda, Pergub 46 Tahun 2011 tentang SOP Penanggulangan
Bencana).
•Terstandarkannya sarana dan prasarana kerja (Peraturan
Gubernur No. 26 Tahun 2008 tentang Standarisasi Sarana Prasarana di Lingkungan Pemerintah Provinsi DIY).
•Pelaksanaan E-Government dalam bidang Kepegawaian
AKUNTABILITAS
•Pimpinan SKPD terlibat dalam proses penyusunan
dokumen-dokumen perencanaan (Misal Renstra, PK).
•Perencanaan, pelaporan serta pemantauan kinerja
dilakukan secara berkala melalui sistem web.
Adapun penyampaian secara khusus kepada Top Manager (Gubernur) dilakukan pada Rakordal
setiap Triwulan (Rapor SKPD).
•Sistem pengukuran kinerja tersebut dapat diakses
oleh publik dengan alamat monevapbd.jogjaprov.go.id.
PENGAWASAN
•Mengubah paradigma Inspektorat dari pengawasan
menjadi lembaga konsultasi & penjaminan mutu.
•Penerapan SPIP melalui Keputusan Gubernur DIY
No 214/Kep/2011 ttg Pembentukan Satuan Tugas Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP).
•Penandatanganan Pakta Intergitas oleh setiap
pegawai.
•Setiap SKPD memiliki Satgas SPIP masing-masing
PENGAWASAN
•Zona Intergritas telah dicanangkan pada Tahun
2012.
Piagam Pencanangan ditandatangani oleh
Gubernur DIY disaksikan oleh Ketua KPK, Menteri PAN dan RB serta Ketua Ombudsman RI.
•Telah dibentuk Tim Unit Penggerak Integritas
menuju WBK/WBBM melalui SK Inspektur.
•Telah dilakukan analisis dan pendampingan
PENGAWASAN
• Rekomendasi oleh APIP yang memerlukan komitmen
pimpinan telah ditindaklanjuti dalam 2 tahun terakhir.
• Pengawasan internal oleh Inspektorat didukung
dengan SDM yang memadai (setiap auditor telah tersertifikasi oleh BPKP).
• Pelaksanaan audit berbasis resiko, dengan
menerapkan sistem Focusing terhadap aspek-aspek
yang unik/spesifik yang dimiliki oleh masing-masing obyek pemeriksaan.
• Terdapat mekanisme pelaporan melalui Kotak Pos
5000 maupun pelayanan yang diberikan oleh
PELAYANAN PUBLIK
•Terdapat kebijakan mengenai Standar Pelayanan
(tertuang dalam Perda Nomor 5 Tahun 2014 tentang Pelayanan Publik serta Pergub Nomor 7 Tahun 2014 tentang Pedoman Penyusunan Standar Pelayanan).
•Semua unit kerja pelayanan dalam proses menyusun standar pelayanan yang dimaklumatkan
•Semua unit kerja pelayanan dalam proses menyusun SOP bagi pelaksanaan standar pelayanan
•Telah dilaksanakan diklat Pelayanan Prima serta