BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Aliran produksi dalam suatu perusahaan sangat menentukkan dalam
pencapaian target produksi ataupun order. Suatu aliran produksi dapat
dikelompak atas beberapa stasiun kerja, dimana setiap stasiun kerja terdiri atas
beberapa elemen-elemen kerja yang memiliki kapasitas masing-masing. Jika
stasiun kerja memiliki kapasitas yang lebih kecil dari kebutuhan produksi, maka
akan menimbulkan penumpukan (bottleneck) pada aliran produksi. Bottleneck
yang berkepanjangan mengakibatkan perusahaan tidak mampu memenuhi
permintaan konsumen. Oleh karena itu, perusahaan perlu membuat penjadwalan
produksi berdasarkan rencana produksi sehingga dapat memenuhi permintaan
konsumen.
PT. Tiga Mitra Sentosa (TMS) yang merupakan perusahaan di bawah
naungan PT. Panei Lika Sejahtera (PLS) yang bergerak dalam pengolahan kayu
menjadi produk setengah jadi dalam bentuk komponen papan dengan penyusaian
ukuran berdasarkan permintaan. Perusahaan ini melakukan proses produksi
dengan cara make to order sehingga fleksibilitas daripada lini produksi sangat
menentukan dalam pencapaian target permintaan atau order.
Banyaknya permintaan menyebabkan tidak jarang ditemukan penumpukan
akibat perbedaan waktu penyelesaian suatu stasiun kerja terhadap suatu stasiun
Tabel 1.1. Waktu Baku Elemen Kerja untuk Produk
1 Proses Pemotongan Awal 44,221
2 Proses Perataan Kayu 54,511
3 Proses Penyambungan 63,082
4 Proses Grading 22,175
5 Proses Penyatuan Awal 43,560
6 Proses Penyatuan Akhir 14,678
7 Proses Pengepressan 310,860
8 Proses Pengeringan 1556,47
9 Proses Pelepasan Pengepressan 66,984
10 Proses Pemotongan Akhir 36,000
11 Proses Pendempulan 127,357
12 Proses Pengeringan 1107,94
13 Proses Gerinda 43,445
14 Proses Penyusunan papan finishing 5,996
15 Proses Packing 684,149
Sumber : Pengolahan Data
Berdasarkan Tabel 1.1. terjadi perbedaan waktu baku antara satu stasiun
terhadap stasiun yang lain menyebabkan proses produksi yang tidak fleksibel
sehingga ditemukan penumpukan atau wait in process (WIP) akibat kapasitas
suatu stasiun kerja lebih kecil dari kapasitas yang dibutuhkan dalam memenuhi
permintaan. Penumpukan atau WIP terjadi pada beberapa stasiun kerja yang dapat
Tabel 1.2. Jumlah Wait in Process (WIP) untuk Produk
produksi Harian = 1050) Perbedaan
1 1719 1050 669,3657
Sumber : PT. Tiga Mitra Sentosa
Adanya WIP pada tabel 1.2 pada stasiun press, pengeringan, dan
pendempulan akibat kapasitas stasiun kerja yang lebih kecil dibandingkan
kapaditas yang dibutuhkan menyebabkan delay pada stasiun selanjutnya dimana
delay merupakan salah satu kegiatan non-produktif. Permasalahan
ketidakseimbangan lini produksi apabila tidak diperbaiki akan mengakibatkan
Akibat lainnya adalah tidak tercapinya target produksi perusahaan dan
keterlambatan pemenuhan order.
Stasiun yang mengalami WIP ini merupakan kumpulan dari beberapa
elemen kegiatan dimana dilakukan dalam suatu area kerja yang sama dimana
proses pengepressan, proses pengeringan, proses pendempulan dilakukan dengan
peralatan manual sedangkan proses yang lain sudah mengandalkan mesin
semi-automatic sehingga penyelesaian elemen kerjanya lebih cepat. Pengunaan
peralatan manual ini memberikan gerakan-gerakan kerja yang lebih besar
dibandingkan dengan operator yang mengandalkan mesin semi-automatic dimana
gerakan-gerakan kerja yang ditemukan tidak efektif berupa gerakan mengarahkan,
menjangkau dengan jarak perpindahan yang jauh, dan gerakan-gerakan kerja yang
berulang-ulang.
Pemecahan masalah ketidakseimbangan lini dapat diselesaikan dengan
melakukan penyeimbangan lintasan menggunakan metode Rank Positional
Weight (RPW) dimana metode ini memfokuskan terhadap waktu kerja proses
operasi terpanjang sebagai prioritas penentuan Work Station (Elsayed, 1994)
dimana proses terpanjang terdapat pada proses pengeringan. Pada proses operasi
yang dilakukan secara manual, kemudian dilakukan analisa gerakan kerja
menggunakan Methods-Time Measurement (MTM) dimana mimiliki suatu sistem penetapan awal waktu baku (predetermined time standard) dengan ukuran waktu
yang digunakan yakni 1 TMU = 0,036 detik yang lebih terperinci dibandingkan
metode yang lain. Wignjosoebroto, 2008). Melalui penetapan MTM ini, kemudian
yang pada akhirnya memberikan waktu baku usulan yang lebih pendek. Waktu
baku usulan berdasarkan Methods-Time Measurement (MTM) menjadi dasar dalam perancangan lini produksi usulan yang lebih efektif dan seimbangan.
Tjan, (2013), menggunakan metode keseimbangan lini dan metode
predetermined time systems (PTS) dengan Methods-Time Measurement (MTM) berhasil mengatasi kendala yang terdapat pada perakitan upper NCVS 1.06 di PT.
Asia Dwimitra Industri. Adapun kendala tersebut yaitu mengenai tidak lancarnya
lini produksi antar stasiun kerja yang menyebabkan terjadinya penumpukan
material dengan tingginya delay sebesar 71,54% serta idle time selama 4665,38
detik. Sehingga, tujuan penelitian ini ialah melakukan pemerataan beban kerja
untuk mencapai keseimbangan lini guna meningkatan efisiensi produksi upper.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang yang telah dijelaskan sebelumnya,
bahwa terdapatnya produk WIP dan stasiun kerja dengan gerakan-gerakan kerja
yang tidak efektif menyebabkan terjadinya ketidakseimbangan lini produksi.
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan umum dari penelitian yakni : mendapatkan usulan lini produksi
dari perbaikan gerakan-gerakan kerja pada stasiun yang terdapat WIP pada lini
Tujuan khusus dari penelitian ini adalah untuk:
1. Melakukan penyeimbangan lintasan berdasarkan metode keseimbangan lini
Rank Positional Weight (RPW)
2. Menentukan stasiun kerja yang mengalami Bottleneck.
3. Melakukan perbaikan gerakan operator dengan Methods-Time Measurement
(MTM).
4. Memperoleh usulan perbaikan keseimbangan lini produksi berdasarkan
perbaikan elemen kerja pada Methods-Time Measurement (MTM) Usulan dan Rank Positional Weight (RPW) usulan
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat yang diperoleh dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi Mahasiswa
a. Meningkatkan kompetensi dalam mengobservasi, menganalisis dan
mengevaluasi terhadap suatu permasalahan dengan menerapkan ilmu
teknik industri.
b. Mendalami dalam penerapan Rank Positional Weight (RPW) dan
Methods-Time Measurement (MTM) untuk mengoptimalkan kapasitas produksi.
2. Bagi Perusahaan
a. Suatu bahan pertimbangan dalam penyeimbangan lintasan produksi dalam
b. Memperkirakan kendala-kendala yang terjadi pada lantai produksi
sehingga perusahaan dapat mengatasi setiap kendala yang terjadi dengan
lebih cepat dalam meningkatkan efisiensi produksi.
3. Bagi Departemen Teknik Industri USU
a. Mempererat hubungan kerja sama antara perusahaan dengan Departemen
Teknik Industri USU.
b. Sebagai referensi bagi penelitian yang akan dilakukan di waktu yang akan
datang yang berhubungan dengan perbaikan lintasan produksi dalam suatu
perusahaan.
1.5 Batasan Masalah dan Asumsi
Agar penyelesaian masalah tidak menyimpang dari tujuan dan
menghindari kemungkinan meluasnya pembahasan dari yang seharusnya diteliti,
maka penulis membuat batasan masalah dan asusmsi. Batasan masalah yang
digunakan yaitu:
1. Constraints yang menjadi perhatian dalam penelitian adalah stasiun kerja
pada lantai produksi kayu pada saat produksi papan ukuran 1540 mm x 142
mm x 30 mm di PT.Tiga Mitra Sentosa.
2. Waktu proses setiap stasiun kerja yang digunakan adalah waktu standar yang
dihitung menggunakan metode jam henti (stopwatch time study).
3. Penjabaran Methods-Time Measurement dilakukan pada stasiun yang
mengalami keadaan Bottleneck.
Methods-Time Measurement dengan prinsip dasar perbaikan untuk mengoptimalkan
lintasan produksi.
Asumsi-asumsi yang digunak’an dalam penelitian ini adalah:
1. Tidak terjadi penambahan jumlah sumber daya selama penelitian
berlangsung.
2. Semua fasilitas, baik mesin maupun peralatan yang digunakan pada proses
produksi tidak mengalami kerusakan selama penelitian berlangsung.
3. Metode kerja tidak mengalami perubahan selama penelitian berlangsung dan
sudah terstandarisasi.
4. Tingkat kepercayaan 95% dan ketelitian sebesar 5%.
1.6 Sistematika Penulisan Laporan
Sistematika penulisan laporan dari tugas sarjana akan disajikan
dalam beberapa bab sebagai berikut:
Bab I pendahuluan, menguraikan latar belakang permasalahan yang mendasari
dilakukannya penelitian, perumusan permasalahan, tujuan dan manfaat penelitian,
batasan dan asumsi yang digunakan dalam penelitian serta sistematika penulisan
laporan penelitian.
Bab II Gambaran Umum Perusahaan, menguraikan sejarah singkat dari PT. Tiga
Mitra Sentosa, ruang lingkup bidang usaha, visi dan misi, lokasi perusahaan,
daerah pemasaran, serta organisasi dan manajemen.
Bab III Landasan Teori, berisi tinjauan Pustaka yang berisi teori-teori yang
berhubungan dengan pengidentifikasian stasiun kerja, pengukuran waktu dengan
Stopwatch Sutdy, Metode penyeimbangan lintasan Ranked Positional Weight dan
Metode perbaiakan gerakan kerja operator Methods-Time Measurement.
Bab IV Metodologi Penelitian, menjelaskan langkah-langkah yang dilakukan
dalam penelitian seperti penentuan lokasi penelitian, jenis penelitian, objek
penelitian, variabel penelitian, kerangka konseptual penelitian, blok diagram
prosedur penelitian, pengumpulan data, metode pengolahan data, analisis
pemecahan masalah, serta kesimpulan dan saran.
Bab V, yaitu Pengumpulan dan Pengolahan Data, memuat data-data yang
dikumpulkan peneliti yang berhubungan dengan pemecahan permasalahan
penelitian, baik data primer maupun data sekunder, serta bagaimana data-data
tersebut diolah untuk memperoleh hasil yang menjadi dasar pemecahan
permasalahan tersebut.
Bab VI Analisis Pemecahan Masalah, yang memaparkan analisis terhadap hasil
dari pengolahan data dan hasil pemecahan permasalahan penelitian.
Bab VII Kesimpulan dan Saran, berisi kesimpulan yang diperoleh dari hasil
pemecahan masalah, serta saran-saran yang bermanfaat bagi perusahaan dan