KAWASAN PUSAKA BUKITTINGGI SEBAGAI IDENTITAS KOTA
DEPARTEMEN ARSITEKTUR
UNIVERSITAS
KAWASAN PUSAKA BUKITTINGGI SEBAGAI IDENTITAS KOTA
SKRIPSI
OLEH :
AULIA AZMI 120406097
DOSEN PEMBIMBING: Dr. Wahyu Utami, ST,MT
DEPARTEMEN ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2017
KAWASAN PUSAKA BUKITTINGGI SEBAGAI IDENTITAS KOTA
SKRIPSI
Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Dalam Departemen Arsitektur
Pada Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara
Oleh
AULIA AZMI 120406097
DEPARTEMEN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
PERNYATAAN
KAWASAN PUSAKA BUKITTINGGI SEBAGAI IDENTITAS KOTA
SKRIPSI
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam Skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah
diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang
pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan
oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam
daftar pustaka.
Medan, Januari 2017
Penulis,
Judul Skripsi : Kawasan Pusaka Bukittinggi Sebagai Identitas Kota
Nama Mahasiswa : Aulia Azmi
Nomor Pokok : 120406097
Departemen : Arsitektur
Menyetujui
Dosen Pembimbing
(Dr. Wahyu Utami, ST, MT)
Koordinator Skripsi, Ketua Program Studi,
Tanggal Lulus : 09 Januari 2017
Telah diuji pada
Tanggal : 09 Januari 2017
Panitia Penguji Skripsi
Ketua Komisi Penguji :Dr. Wahyu Utami, ST, MT
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan penelitian skripsi ini dengan judul :
“KAWASAN PUSAKA BUKITTINGGI SEBAGAI IDENTITAS KOTA”
Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna sehingga penulis membutuhkan
kritik dan saran yang bersifat membangun dari berbagai pihak. Selanjutnya dalam
kesempatan ini penulis dengan tulus mengucapkan terimakasih kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Runtung, SH., M.Hum selaku Pejabat Rektor Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Ir. Seri Maulina, M.Si, Ph.D selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara.
3. Bapak Ir. N. Vinky Rahman, MT selaku Ketua Program Studi Departemen Arsitektur dan Bapak Ir. Rudolf Sitorus, MLA selaku Sekretaris Program Studi Departemen Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara.
4. Ibu Dr. Wahyu Utami, ST, MT selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak memberikan arahan, bimbingan, saran, dukungan serta memberikan waktu dan tenaga dalam proses penulisan skripsi ini.
5. Bapak Ir. Rudolf Sitorus, MLA dan Bapak Imam Faisal Pane, ST, MT selaku Dosen Penguji yang telah memberikan saran dan masukan kepada penulis terhadap skripsi ini. 6. Seluruh dosen yang telah menyumbangkan ilmunya yang tidak mungkin penulis
sebutkan satu persatu selama penulis mengikuti perkuliahan.
8. Teman-teman pengurus K3MI Alhadiid FT USU, DTC-UKMI Addakwah USU yang telah menjadi keluarga kedua penulis selama tinggal di Medan.
9. Seluruh pegawai Departemen Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan bantuan selama ini kepada penulis.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan skripsi ini. Semoga
karya tulis ini dapat memberi manfaat bagi penulis terutama dalam penyempurnaannya ke
depan. Pada semua pihak yang telah banyak membantu untuk kesempurnaan skripsi ini,
penulis ucapkan terima kasih.
Akhirnya, semoga Allah SWT selalu melimpahkan berkah dan hidayah-Nya, serta
memberikan kemudahan bagi kita semua. Amin.
Medan, Januari 2017
Penulis,
ABSTRAK
Bukittinggi awalnya merupakan sebuah pasar yang terletak di bukit yang tinggi. Seiring berjalannya waktu Bukittinggi terus memperlihatkan perkembangannya sebagai sebuah kota. Topografi Bukittinggi yang berbukit dan berlembah serta diapit oleh dua gunung yaitu Gunung Marapi dan Gunung Singgalang sangat mempunyai peran aktif dalam membentuk identitas kota . Sepanjang tepi barat kota terbentang lembah dengan nama Ngarai Sianok, dimana ngarai ini juga merupakan primadona yang sangat terkenal dengan keelokan alamnya. Di samping itu Bukittinggi tumbuh dengan sejarah-sejarah penting yang melekat pada ruang kotanya hingga saat kini.
Dengan sejarah latar belakang kota yang ada, penelitian ini bermaksud untuk memperlihatkan bagaimana heritage Bukittinggi membentuk identitas kotanya yang menggunakan metode kualitatif historis yang didukung analisis data historis dari foto lama, foto lapangan terbaru, studi literatur dengan mempelajari buku-buku, hasil penelitian dan catatan-catatan tertulis . Melalui analisis yang dilakukan maka dapat dijelaskan bahwa Bukittinggi memiliki pusaka alam yang terdiri dari Ngarai Sianok dan Sungai Batang Masang yang didukung oleh keberadaan Gunung Marapi dan Gunung Singgalang. Kawasan Pasar Atas sebagai kawasan pusaka kota memiliki sejumlah bangunan lama dengan kesejarahannya yang tinggi sehingga disebutlah pusaka budaya. Perpaduan alam dan bangunan bersejarah inilah yang menjadi pusaka saujana kemudian membentuk identitas Kota Bukittinggi.
i DAFTAR ISI
DAFTAR ISI ...i
DAFTAR TABEL ...iii
DAFTAR GAMBAR ...iv
BAB 1 PENDAHULUAN ...1
1.1. Latar Belakang ...1
1.2. Rumusan Masalah ...3
1.3. Tujuan Penelitian ...3
1.4. Manfaat Penelitian ...3
1.5.Kerangka Berfikir ...4
2.4.Identitas Sebuah Kota ...9
2.5.Heritage SEbagai Identitas Sebuah Kota ...11
2.6.Studi Kasus Sejenis ...12
BAB 3 METODE...13
3.1. Jenis Penelitian...13
3.2. Metode Pengumpulan data ...13
3.3.Metode Analisis Data ...14
BAB 4 EVOLUSI BUKITTINGGI MENJADI SEBUAH KOTA ...16
4.1. Kondisi Alam Bukittinggi ...16
4.2.1. Masa Pra-Kolonial ...22
4.2.2. Masa Kolonial ...25
4.2.3. Masa Post-Kolonial ...28
4.3.Bentuk Kawasan Pusaka Bukittinggi ...31
4.3.1. Persebaran Benda Cagar Budaya Di Bukittinggi ...31
4.3.2. Kawasan Pusaka Bukittinggi Membentuk Identitas Kota ...52
BAB V KESIMPULAN ...55
iv DAFTAR TABEL
Tabel 1. Studi Kasus Sejenis ...12
Table 2. Tahapan pembentukan Kota Bukittinggi
dan Elemen Pembentuk Ruang ...24
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Peta Administrasi Kota Bukittinggi ...16
Gambar 2. Peta wilayah Kota Bukittinggi ...17
Gambar 3. Penampakan Gunung Marapi Dari kawasan Jam Gadang dan Ngarai Sianok ...18
Gambar 4. Posisi Bukittinggi terhadap Gunung Marapi ...18
Gambar 5. Posisi Bukittinggi terhadap Gunung Singgalang dan Ngarai Sianok...19
Gambar 6. Penampakan Gunung Singgalang Dari Bukittinggi ...19
Gambar 7. Lokasi Ngarai Sianok terhadap Bukittinggi...20
Gambar 8. Ngarai Sianok ...21
Gambar 9. Proses Pembentukan Nagari Kurai V Jorong ...22
Gambar 10. Kawasan Belanda di Nagari Kurai V jorong Berdasarkan perjanjian dengan Ninik Mamak ...26
Gambar 11. Jam Gadang pada masa Pemerintahan Belanda ...27
Gambar 12. Lobang Jepang setelah Kemerdekaan Indonesia ...29
Gambar 13. Peta Perkembangan elemen-elemen ruang kota Bukittinggi ...30
Gambar 14. Peta Kota Bukittinggi tahun 1945 ...31
Gambar 15. Peta persebaran bangunan bersejarah berdasarkan Peraturan Menbudpar Nomor : PM.05/PW.007/MKP/2010 ...33
Gambar 16. Peta persebaran bangunan bersejarah berdasarkan Peraturan Walikota Bukittinggi no. 02/2012 ...34
Gambar 17. Janjang 40 ...48
Gambar 18. Janjang Gudang ...49
v
Gambar 20. Janjang Minang ...50
Gambar 21. Janjang Gantuang ...51
Gambar 22. Janjang Sek ...51
Gambar 23. Pertumbuhan Bukittinggi sepanjang Ngarai Sianok ...52
Gambar 24. Pesebaran Bangunan Sejarah di Kawasan Pusaka Bukittinggi ...53
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Bukittinggi memiliki topografi alam yang berbukit-bukit dan berlembah, beberapa bukit
tersebut tersebar dalam wilayah perkotaan, di antaranya Bukit Ambacang, Bukit
Tambun Tulang, Bukit Mandiangin, Bukit Campago, Bukit Kubangankabau, Bukit Pinang
Nan Sabatang, Bukit Canggang, Bukit Paninjauan, dan sebagainya. Pada tepi Barat
perbatasan wilayah kota terdapat lembah yang dikenal dengan Ngarai Sianok yang
memiliki kedalaman bervariasi yaitu antara 75–110 m, yang di dasarnya mengalir sebuah
sungai yang disebut dengan Batang Masang. Di samping itu, terdapat dua gunung yang
terkenal, yaitu Gunung Marapi dan Gunung Singgalang. Pemandangan dengan latar belakang
gunung-gunung ini bisa dilihat dari setiap sudut Kota Bukittinggi.
Seiring berjalannya waktu Bukittinggi terus memperlihatkan perkembangannya sebagai
sebuah kota. Mulai dari zaman sebelum Belanda menginjakan kakinya di tanah Minangkabau
hingga saat ini. Bukittinggi di awal pembentukannya merupakan sebuah pasar yang dikelola
oleh seorang penghulu nagari. Pasar atau lebih dikenal dengan sebutan Pakan oleh
masyarakatnya dibuka setiap hari Sabtu, setelah pengunjungnya semakin ramai yang datang
maka Pakan juga beroperasi pada hari Sabtu dan Rabu. Pakan ini terletak di daerah yang
bukit, letaknya lebih tinggi dari daerah lainnya yang kemudian berubahlah namanya menjadi
Bukik nan tatinggi dan disederhanakan dengan sebutan Bukittinggi.
Berdasarkan sejarah yang ada, Bukittinggi merupakan salah satu kota yang penting di
Indonesia. Hal ini dibuktikan dengan pernah Bukittinggi menjadi ibukota darurat Indonesia
pada saat Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI), kemudian menjadi ibukota
2
Bukittinggi menjadi kawasan pertahanan bagi kedua pemerintahan yang pernah berkuasa di
sini. Sejak tahun 1918 Kota Bukittinggi telah berstatus GemeenteFort De Kock dan kemudian
menjadi StaadgementeFort De Kock, sebagaimana diatur dalam Staadblad No. 358 tahun
1938 yang luas wilayahnya sama dengan wilayah Kota Bukittinggi sekarang dan juga
berfungsi sebagai ibu kota Afdeeling Padangsche Bovenlanden dan Onderafdeeling Oud
Agam.(ANRI: Binnenlandsch Bestuur No. 1523)
Selain sebagai tempat pertahanan Bukittinggi juga menjadi daerah peristirahatan para
opsir Belanda kala itu.Hal ini disebabkan oleh kondisi dan bentukan alam Bukittinggi yang
memiliki panorama indah serta udara yang sejuk.Sehingga banyak terdapat
bangunan-bangunan peninggalan khususnya Belanda yang secara otomatis memiliki gaya arsitektur
yang berkembang pada zaman itu. Hal tersebut menjadi daya tarik tersendiri bagi Bukittinggi
yang sangat perlu untuk dilestarikan serta dikembangkan dengan bijak keberadaannya pada
zaman sekarang sebagai warisan budaya zaman dahulu atau lebih dikenal dengan sebutan
heritage.
Oleh karena itu kekayaan heritage yang meliputi alam dan bangunan dengan latar
belakang sejarah penting di Bukittinggi sangat menarik untuk dikaji keberadaaan dan
perannya sebagai identitas kota.
1.2.Perumusan Masalah
1. bagaimana awal mula terbentuknya Bukittinggi sehingga terbentuk menjadi sebuah
kota?
2. apa saja komponen pembentuk kawasan pusaka Bukittinggi?
3. bagaimana kawasan pusaka Bukittinggi membentuk identitas kota?
Dilihat dari latar belakang dan rumusan masalah dapat diketahui tujuan penelitian
sebagai berikut :
1. mengetahui perkembangan sejarah awal mula terbentuknya Bukittinggi menjadi
sebuah kota.
2. mengetahui komponen pembentuk kawasan pusaka Bukittinggi
3. mengetahui bagaimana kawasan pusaka Bukittinggi membentuk identitas kota.
1.4. Manfaat Penelitan
1. sebagai salah satu sumber informasi bahwasanya Bukittinggi memiliki kawasan
pusaka yang mampu membentuk identitas kota.
4
Bukittinggi dengan keindahan alam dan bangunan sejarahnya sangat menarik untuk dikaji karena memiliki sejarah pembentukan yang sangat unik dibandingkan dengan kota kolonial lainnya sehingga mampu menjadi identitas tersendiri bagi kota Bukittinggi.
RUMUSAN MASALAH
1. bagaimana awal mula terbentuknya Bukittinggi sehingga terbentuk menjadi sebuah kota?
2. seperti apakah bentuk kawasan pusaka Bukittinggi?
3. bagaimana kawasan pusaka Bukittinggi membentuk identitas kota?
TUJUAN PENELITIAN
1.mengetahui perkembangan
sejarah awal mula
terbentuknya Bukittinggi
menjadi sebuah kota.
2.mengetahui bentuk kawasan pusaka Bukittinggi
3.mengetahui bagaimana
kawasan pusaka Bukittinggi membentuk identitas kota.
MANFAAT PENELITIAN
1. sebagai salah satu sumber informasi bahwasanya Bukittinggi memiliki kawasan pusaka yang mampu membentuk identitas kota.
2. sebagai referensi untuk
pengembangan penelitian ini
STUDI LITERATUR
METODE
PENELITIAN Jenis Penelitian
Penelitian Deskriptif
Metode Pengumpulan Data
Kualitatif
HASIL DAN PEMBAHASAN 1. menjelaskan hubungan antara
kondisi alam dan sejarah terbentuknya Bukittinggi serta bangunan bersejarahnya 2. menjelaskan bagian-bagian
Kawasan Pusaka Bukittinggi 3. menjelaskan Kawasan Pusaka