• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kajian Nilai Kekasaran dan Konstanta Beberapa Kondisi Saluran Tersier Pada Jaringan Irigasi Namu Sira Sira Desa Namu Ukur Utara Kecamatan Sei Bingai Kabupaten Langkat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Kajian Nilai Kekasaran dan Konstanta Beberapa Kondisi Saluran Tersier Pada Jaringan Irigasi Namu Sira Sira Desa Namu Ukur Utara Kecamatan Sei Bingai Kabupaten Langkat"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

Lampiran 1. Flow Chart Penelitian

Mulai

Ditentukan sifat fisik

Diukur debit air

Diukur lebar dan dalam saluran

Dihitung luas penampang saluran

Dihitung kecepatan aliran rata-rata (V)

Dihitung koefisien kekasaran

Dihitung Faktor Penghambat/Konstanta Chezy

Dipangkas Vegetasi yang terdapat di

Dihitung debit dan kecepatan aliran rata-rata setelah vegetasi dipangkas

Dihitung koefisien kekasaran (N) dan konstanta Chezy (C) setelah vegetasi

(2)

= Bagian Dalam Saluran 1 bertestur pasir

(3)
(4)
(5)

Saluran BTKO

Porositas (%) )

Satu (dalam) 170,76 192,33 146 0,89 2,94 70

Satu (tepi) 120,95 192,33 108 0,67 2,87 77

Dua (dalam) 175 192,33 140 0,91 2,69 66

Dua (tepi) Tiga (dalam) Tiga (tepi)

BTKO = Berat tanah kering oven (massa tanah kering) Volume total = volume ring sample = 1

4πd

Kerapatan Massa (Bulk Density) Dalam Saluran

Ms = 170,76 gr

d

= 170,76

192,325 gr/cm

= Ms

Tepi Saluran

(6)

Dasar Saluran

Berat Tanah = 170,76 gr

Volume Tanah = 146 ml

Volume Air = 350 ml

Volume Air Tanah = 408 ml Pd

P

= berat tanah

(volume tanah-volume pori)

Volume Ruang Pori = (volume air + volume tanah) - volume air tanah Volume Ruang Pori = (350 ml + 146 ml) – 408ml

= 88 ml

d = 170,76

(146 - 88) gr/cm 3

= 2,94 gr/cm

P

3

Tepi Saluran

Berat Tanah = 128,95 gr

Volume Tanah = 105 ml

Volume Air = 350 ml

Volume Air Tanah = 395 ml

d =

berat tanah (volume tanah - volume pori)

Volume Ruang Pori = (volume air + volume tanah)- volume air tanah Volume Ruang Pori = (350ml+ 105 ml) – 395 ml

(7)

Porositas = (1- Bd

Pd) x 100%

Dasar Saluran

= (1-0,89

2,94) x 100%

= 70 % Tepi Saluran

Porositas = (1-Bd

Kerapatan Massa (Bulk Density) Dalam Saluran

Ms = 175 gr Bd

= 175

192,325 gr/cm

= Ms

(8)

Dasar Saluran

Berat Tanah = 175gr

Volume Tanah = 140 ml

Volume Air = 350 ml

Volume Air Tanah = 415 ml Pd

P

= berat tanah

(volume tanah-volume pori)

Volume Ruang Pori = (volume air + volume tanah) - volume air tanah Volume Ruang Pori = (350 ml + 140 ml) – 415 ml

= 75 ml

d = 175

(140 - 75) gr/cm 3

= 2,69 gr/cm

P

3

Tepi Saluran

Berat Tanah = 149 gr

Volume Tanah = 125 ml

Volume Air = 350 ml

Volume Air Tanah = 410 ml

d =

berat tanah (volume tanah - volume pori)

Volume Ruang Pori = (volume air + volume tanah)- volume air tanah Volume Ruang Pori = (350ml+ 125 ml) – 410ml

(9)

Porositas = (1- Bd

Pd) x 100%

Dasar Saluran

= (1-0,91

2,69) x 100%

= 66% Tepi Saluran

Porositas = (1-Bd

Kerapatan Massa (Bulk Density) Dasar Saluran

Tepi Saluran

Ms = 135,10 gr

d

= 135,10

192,325 gr/cm

= Ms

Vt

3

(10)

Dalam Saluran

Berat Tanah = 177,73 gr

Volume Tanah = 150 ml

Volume Air = 350 ml

Volume Air Tanah = 410 ml Pd

P

= berat tanah

(volume tanah - volume pori)

Volume Ruang Pori = (volume air + volume tanah) - volume air tanah Volume Ruang Pori = (350 ml + 150 ml) – 410 ml

= 90 ml

d = 177,73

(150 - 90) gr/cm 3

= 2,96 gr/cm

P

3

Tepi Saluran

Berat Tanah = 135,10 gr

Volume Tanah = 108 ml

Volume Air = 350 ml

Volume Air Tanah = 400 ml

d =

berat tanah (volume tanah - volume pori)

Volume Ruang Pori = (volume air + volume tanah)- volume air tanah Volume Ruang Pori = (350 ml + 108 ml) – 400ml

(11)

Porositas = (1-Bd Tepi Saluran

Porositas = (1-Bd

Pd) x 100%

= (1-0,70

2,70 ) x 100%

= 74 %

Lampiran 5. Perhitungan debit pada saluran satu, dua dan tiga sebelum vegetasi diapangkas

(12)

= 0,0138 (9,77)5 2⁄

= 4,12 l/det Hilir

a. Cara tampung Waktu (t)

(det)

Volume (V) (l)

Debit (Q) (l/det)

1,1 2,98 2,71

Q = V

t

= 2,98

1,1 l/det

= 2,71 l/det a. Sekat ukur Thompson

h = 8,55 cm Q = 0,0138 h5 2⁄

=0,0138 (8,55)5 2⁄

= 2,95 l/det

Q� = 4,12 + 2,95

2 =3,54 l/det Saluran 2

Hulu

a. Cara Tampung

(13)

=

1,1 l/det

= 7,86 l/det b. Sekat ukur Thompson

h = 12,8 cm Q = 0,0138 h5 2⁄

= 0,0138 (12,8)5 2⁄

= 5,79 l/det Saluran 2

Hilir

a. Cara Tampung Waktu (t)

(det)

Volume (V) (l)

Debit (Q) (l/det)

1,3 7,87 6,06

Q= V

t

= 7,87

1,3 l/det

= 6,06l/det b. Sekat Ukur Thompson

h = 11,2 cm Q =0,0138 h5 2⁄

=0,0138 (11,2)5 2⁄

(14)

Saluran 3 Hulu

a. Cara Tampung Waktu (t)

b. Sekat ukur Thompson

h = 15,64 cm

(15)

h = 14,73 cm

Lampiran 6. Perhitungan debit pada saluran satu, dua dan tiga setelah vegetasi diapangkas

a. Cara Tampung Waktu (t) c. Sekat Ukur Thompson

h = 10,2 cm

(16)

Hilir

b. Cara tampung Waktu (t) b. Sekat ukur Thompson

h = 9,05 cm

(17)

= 8,98 l/det b. Sekat ukur Thompson

h = 13,4 cm Q = 0,0138 h5 2⁄

= 0,0138 (13,4)5 2⁄

= 9,07 l/det Saluran 2

Hilir

a. Cara Tampung Waktu (t)

(det)

Volume (V) (l)

Debit (Q) (l/det)

1,2 8,92 7,44

Q= V

t

= 8,92

1,2 l/det

= 7,44l/det c. Sekat Ukur Thompson

h = 12,1 cm Q =0,0138 h5 2⁄

=0,0138 (12,1)5 2⁄

=7,03 l/det

Q� = 9,07 + 7,03

(18)

a. Cara Tampung

c. Sekat ukur Thompson

h = 15,6 cm

(19)

=0,0138 (14,0)5 2⁄

=11,50 l/det

Q� = 13,26 + 11,50

2 =12,38 l/det

Lampiran 7. Ukuran Saluran Tersier Saluran 1

Kedalaman = (12,4 cm + 11,4 cm + 12,2 cm)

3

= 12 cm = 0,12 m

Lebar = (44,6 cm + 45,8 cm + 46,4cm)

3

= 45,6 cm = 0,456 m Saluran 2

Kedalaman = (10,2 cm+ 10,4 cm + 11,2cm)

3

= 10,6 cm = 0,10 m Lebar = (89,6cm+90,9cm+91,9cm)

3

= 90,8cm = 0,98 m Saluran 3

Kedalaman = (12,5 cm+ 14,3 cm + 18,2cm)

3

(20)
(21)

= 0,48 m x 0,15m

Lampiran 9. Perhitungan Kecepatan Rata rata setelah vegetasi di pangkas

(22)

Q �= A� x V� V

� =Q ��� A�

= 11,48 x 10

−3m3/dtk

0,072 m2

= 0,160 m/dtk

Lampiran 10. Perhitungan kecepatan kritis (V0)

Saluran 1 D = 0,12 m vo = 0,546 D0,64 vo = 0,546 (0,12)0,64 vo = 0,141 m/s Saluran 2

D = 0,10 m vo = 0,546 D0,64 vo = 0,546 (0,10)0,64 vo = 0,125 m/s Saluran 3

(23)
(24)

S = 1,44%

Lampiran 12. Perhitungan Nilai Kekasaran Manning (N) dan Konstanta Chezy

(C)sebelum vegetasi dipangkas Saluran 1 �(0,0786 )(0,0098)

= 2,31 �(0,0859)(0,00101 )

= 2,48 Saluran 3

(25)

C = V

√RS

= 0,132 m /dtk �(0,0923)(0,0144 )

= 3,63

Lampiran 13. Perhitungan Nilai Kekasaran Manning (N) dan Konstanta Chezy (C) setelah vegetasi dipangkas

Saluran 1 �(0,0786 )(0,0098)

(26)

N = 1

V R

2/3 . S1/2

= 1

0,16 �/��� (0,0923) 2

3

.(0,0144)1/2

= 0,1422

C = V

√RS

= 0,16 m /dtk �(0,0923)(0,0144 )

(27)

Gambar 7. Saluran Tersier

Gambar

Gambar 7. Saluran Tersier

Referensi

Dokumen terkait

Namun efisiensi penyaluran pada jarak yang sama (90 meter) dengan asumsi kehilangan air pada setiap meter adalah sama yaitu 78,87% pada saluran 1 dan 66,46% pada saluran 2c.

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji dan merancang dimensi saluran yang sesuai agar tidak terjadi pengendapan dan penggerusan pada 2 saluran irigasi tersier di Desa Namu

Penelitian ini adalah untuk menganalisis nilai koefisien kekasaran manning (n) dari bahan akrilic pada kemiringan saluran tertentu dengan variasi debit aliran..

Rata-rata nilai nisbah luas lahan beririgasi dengan luas lahan panen 2,2, nisbah jaringan irigasi teknis dengan semi teknis dan sederhana 5,82 dan aras pencapaian produksi

Agar dapat menyalurkan air melalui saluran tersier dalam jumlah yang cukup dan tidak terjadi kehilangan air yang besar pada saluran atau untuk mendapatkan

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji dan merancang dimensi saluran yang sesuai agar tidak terjadi pengendapan dan penggerusan pada 2 saluran irigasi tersier di Desa Namu

Perhitungan kehilangan air dari evapotranspirasi, perkolasi dan rembesan.. Pengukuran

Kecepatan aliran kritis merupakan kecepatan aliran yang diharapkan pada salura1n irigasi karena saat air mengalir dengan kecepatan sebesar kecepatan kritisnya maka