• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH WORD OF MOUTH TERHADAP MINAT BELI SERTA DAMPAKNYA PADA KEPUTUSAN PEMBELIAN (Survei Pada Konsumen Waroeng Latte dan The Cemiland di Kota Madiun) | Juniantoko | Jurnal Administrasi Bisnis 2203 8844 1 PB

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENGARUH WORD OF MOUTH TERHADAP MINAT BELI SERTA DAMPAKNYA PADA KEPUTUSAN PEMBELIAN (Survei Pada Konsumen Waroeng Latte dan The Cemiland di Kota Madiun) | Juniantoko | Jurnal Administrasi Bisnis 2203 8844 1 PB"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 53 No.2 Desember 2017| administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id

11

PENGARUH

WORD OF MOUTH

TERHADAP MINAT BELI SERTA DAMPAKNYA

PADA KEPUTUSAN PEMBELIAN

(Survei Pada Konsumen Waroeng Latte dan The Cemiland di Kota Madiun)

Ardy Dwi Juniantoko Supriono

Fakultas Ilmu Administrasi Univеrsitas Brawijaya

Malang

Ardyjuniantoko18@gmail.com

ABSTRACT

This study aims to determine: the influence of Word of Mouth variable on Buy Interest variable; the influence of Word of Mouth variable on Purchase Decision variable; the effect of Buy Interest variable to the variable of Purchase Decision. The type of research used is explanatory research (explanatory research) with quantitative approach. Samples of this study were 116 respondents who are consumers Waroeng Latte and The Cemiland. The sampling technique used purposive sampling technique. Data collection methods used in this study is to spread the questionnaire research. Data analysis used is descriptive analysis and path analysis. A significant influence on Buy Interest (Y1) with a beta path coefficient of 0.818: Word of Mouth variable (X1) has significant effect on Purchase Decision (Y2) with a beta coefficient of 0.299; Buy Interest variable (Y1) has a significant effect on Purchase Decision (Y2) with beta coefficient of 0,587. Based on the results of this study it is advisable to Waroeng Latte dan The Cemiland in order to maintain and improve service and product quality because consumers who feel satisfied with the service will promote through word of mouth. In addition, word of mouth has a significant influence on Buying Interest and Decision.

Keywords: Word of Mouth, Buy Interest, Purchase Decision

АBSTRАK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: pengaruh variabel Word of Mouth terhadap variabel Minat Beli; pengaruh variabel Word of Mouth terhadap variabel Keputusan Pembelian; pengaruh variabel Minat Beli terhadap variabel Keputusan Pembelian. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian penjelasan

(explanatory research) dengan pendekatan kuantitatif. Sampel penelitian ini sebanyak 116 orang responden yang merupakan konsumen Waroeng Latte dan The Cemiland. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menyebar angket penelitian. Analisis data yang digunakan yaitu analisis deskriptif dan analisis jalur (path analysis). Hasil penelitian menunjukan bahwa: variabel Word of Mouth (X1) memiliki pengaruh signifikan

terhadap Minat Beli (Y1) dengan koefisien jalur beta sebesar 0,818: variabel Word of Mouth (X1)berpengaruh

signifikan terhadap Keputusan Pembelian (Y2) dengan koefisien beta sebesar 0,299; variabel Minat Beli(Y1)

berpengaruh signifikan terhadap Keputusan Pembelian (Y2) dengan koefisien beta sebesar 0,587. Berdasarkan

hasil penelitian ini maka disarankan untuk Waroeng Latte dan The Cemiland supaya mempertahankan serta meningkatkan pelayanan dan kualitas produknya karena konsumen yang merasa puas terhadap pelayanan akan mempromosikan melalui word of mouth. Selain itu, word of mouth mempunyai pengaruh signfikan terhadap Minat Beli dan Keputusan.

(2)

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 53 No.2 Desember 2017| administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id

12 PЕNDAHULUAN

Pemasaran mencakup semua kegiatan perusahaan untuk beradaptasi dengan lingkunganya. Salah satu strategi pemasaran yang harus dilakukan oleh perusahaan adalah promosi atau iklan. Kegiatan promosi yang dilakukan berfungsi untuk menginformasikan suatu produk dan jasa terhadap permintaan konsumen dengan cara mempengaruhi konsumennya dengan tujuan yaitu membeli dan mengkonsumsi produk dan jasa yang ditawarkan perusahaan. Namun, konsumen semakin sadar akan pengaruh informasi dari iklan atau promosi yang dilakukan pemasar. Konsumen dapat mempelajari tentang produk apa, mereknya apa, keunggulannya apa dan bagaimana cara mendapatkannya.

Sebagian besar proses komunikasi antar manusia dilakukan melalui berkomunikasi dengan orang lain. Komunikasi tersebut dilakukan secara mulut ke mulut dengan orang lain karena setiap hari seseorang berbicara, bertukar pikiran, bertukar informasi, saling memberikan pendapat. Proses komunikasi tersebut merupakan sifat dari manusia yang ingin bersosialisasi dengan orang lain. Word of mouth communication atau komunikasi mulut ke mulut tergantung pada penyebaran informasi yang dilakukan seseorang kepada orang lain. Menurut Brown et al (2005:125) word of mouth terjadi ketika konsumen berbicara kepada orang lain mengenai pendapatnya tentang suatu merek, produk, layanan atau perusahaan tertentu pada orang lain. Konsumen lebih memerhatikan informasi yang berasal dari orang-orang yang dipercaya, seperti teman, kerabat, maupun keluarga. Ucapan atau perkataan dari mulut ke mulut (word of mouth) dapat menjadi metode promosi yang efektif. Pada umumnya word of mouth (wom) disampaikan dari konsumen oleh konsumen dan untuk konsumen, sehingga konsumen atau pelanggan yang puas dapat menjadi media iklan bagi perusahaan.

Komunikasi wom secara tidak langsung membuat konsumen telah melakukan promosi yang dapat menarik minat konsumen lain yang menangkap informasi tersebut. Menurut Bone (1992) dalam Kumala (2012:3) informasi word of mouth dapat menyalurkan dua jenis informasi, yaitu informasi positif dan informasi negatif tentang produk atau jasa perusahaan. WOM

menghasilkan informasi positif jika produk yang dibeli atau dikonsumsi konsumen menghasilkan kepuasan. Konsumen akan secara spontan atau tanpa diarahkan akan memberikan rekomendasi kepada siapa saja, dimana saja dan kapan saja. Di

sisi lain, dampak negatif bagi pelaku bisnis ketika orang merasa tidak puas terhadap produk yang telah dikonsumsi yaitu konsumen tidak akan melakukan keputusan pembelian.

Kartajaya (2007:130) berpendapat bahwa pelanggan akan lebih percaya kepada sumber yang lebih kredibel (orang yang dikenal) daripada

salesperson pemasar. Konsumen lebih mempercayai informasi dari WOM dalam menilai sebuah produk, dan mempengaruhi keputusan pembelian mereka dibandingkan iklan atau promosi dari pemasar. Cerita dan pengalaman seseorang menggunakan sebuah produk terdengar lebih menarik yang bisa memengaruhi pendengarnya untuk ikut mencoba produk tersebut. Melihat pengaruh pemasaran dari mulut ke mulut, pemasar perlu untuk lebih fokus dalam menjalankan wom. Pemasar harus mampu membuat bagaimana para konsumen membicarakan, mempromosikan dan bahkan menjual produk perusahaan.

Sebelum seorang konsumen melakukan pembelian terhadap suatu produk atau jasa, maka konsumen akan membutuhkan informasi mengenai produk dan jasa tersebut. Pencarian informasi dilakukan untuk memperoleh produk yang berkualitas agar dapat memenuhi kebutuhan dan keinginannya. Konsumen akan mencari informasi tersebut ke sumber-sumber yang dapat memberikan informasi yang dibutuhkan. Ketika informasi dari mulut ke mulut telah memberi pengaruh, maka calon konsumen tersebut akan mempertimbangkan untuk membeli suatu produk. Hal ini merupakan tahap awal seorang konsumen merasa berminat, ingin memiliki dan ingin membeli produk tersebut.

Tingkah laku dalam minat konsumen ditunjukkan dengan sikap atau keinginan seseorang sebelum melakukan suatu tindakan pembelian. Konsumen yang mulai merasa terstimulus atas keinginan suatu produk atau jasa bisa disebut minat beli. Minat beli merupakan faktor penting yang mendorong dan mempengaruhi seseorang dalam memutuskan pembelian terhadap suatu produk. Menurut Setiadi (2003:217) minat beli dibentuk dari sikap konsumen terhadap produk yang terdiri dari kepercayaan terhadap merek dan evaluasi merek, sehingga dari dua tahap tersebut muncul minat untuk membeli.

(3)

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 53 No.2 Desember 2017| administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id

13

yang terjadi dalam diri konsumen setelah mendapatkan informasi suatu produk baik itu komunikasi dari iklan maupun komunikasi dari orang lain, maka berhak untuk melakukan pertimbangan sebelum mereka memutuskan pembelian. Konsumen akan memutuskan sesuatu setelah melihat evaluasi alternatif yang ada, selanjutnya konsumen dapat membuat keputusan. Jika keputusan yang diambil adalah membeli, maka pembeli akan menjumpai serangkaian keputusan yang menyangkut jenis pembelian, waktu pembelian, dan cara pembelian.

Menurut Faisal (2002:64) konsumen sebelum melakukan keputusan untuk membeli suatu produk atau merek tertentu, maka pada umumnya konsumen akan mencoba mencerna terlebih dahulu informasi (iklan) yang diterimanya melalui rangkaian proses tahapan kognitif tertentu yang meliputi fase penginderaan, pemahaman, penilaian, percobaan, dan fase penerimaan. Oleh sebab itu, sebelum mengambil keputusan, konsumen harus berminat untuk membeli produk tersebut. Perilaku pembelian konsumen seringkali diawali dan dipengaruhi oleh banyaknya rangsangan dari luar dirinya. Rangsangan inilah yang membuat konsumen semakin berminat dan ingin memiliki produk atau jasa.

Keputusan pembelian menjadi tahap akhir yang akan dilakukan konsumen setelah memiliki alternatif terhadap beberapa produk yang diminati. Saat konsumen mempertimbangkan untuk membeli maka konsumen tersebut berhak untuk melakukan proses keputusan pembelian. Konsumen akan memutuskan produk yang akan dibeli berdasarkan persepsi mereka terhadap produk tersebut berkaitan dengan kemampuan produk tersebut dalam memenuhi kebutuhannya. Ketika konsumen telah mengonsumsi suatu produk atau jasa, selanjutnya konsumen akan menentukan apakah produk tersebut mampu memenuhi kebutuhannya dan ekspektasi mengenai produk atau jasa tersebut.

Kesempatan ini dijadikan peluang oleh para pembisnis untuk menjalankan bisnis di bidang kuliner, seperti cafe. Cafe menjadi tren bagi masyarakat khususnya untuk anak muda. Cafe menjadi tempat yang cocok berkumpul dengan teman, saudara maupun keluarga. Pasar sasaran yang memfokuskan pada pelajar, mahasiswa maupun pekerja menjadikan peluang yang menjanjikan bagi pengusaha cafe. Harga makanan dan minuman yang ditawarkan juga sesuai dengan kantong pelajar, yaitu mulai dari Rp.5.000 – Rp. 50.000. Bisnis di Kota Madiun telah mengalami

perkembangan, dan pertumbuhan ekonomi. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan adanya strategi dari pemerintah kota yang membangun kawasan bisnis dan keberadaan beberapa perguruan tinggi juga menandakan banyaknya jumlah anak muda yang ada. Pangsa pasar yang luas menjadikan cafe tersebut selalu ramai, karena masyarakat di daerah seperti Kabupaten Madiun maupun Kabupaten Magetan biasa menghabiskan waktu di cafe-cafe yang ada di Kota Madiun. Berdasarkan latar belakang yang telah dibahas, objek penelitian yang akan diteliti adalah cafe Waroeng Latte dan The Cemiland di Kota Madiun, Jawa Timur. Kedua cafe tersebut adalah café yang ramai di Kota Madiun. Ada sekitar 200 pengunjung perhari di hari biasa dan 300 pengunjung di akhir pekan.

Berkaitan dengan penelitian yang mengkaji bahwa word of mouth penting dalam minat beli serta keputusan pembelian calon konsumen atas pengaruh maupun dari rekomendasi dari orang lain dan secara relatif mempengaruhi konsumen untuk membeli suatu produk yang ditawarkan, maka judul skripsi yang diangkat oleh peneliti adalah

“Pengaruh Word of Mouth Terhadap Minat Beli serta Dampaknya Pada Keputusan Pembelian Konsumen (Survei Pada Konsumen Cafe Waroeng Latte dan The Cemiland di Kota Madiun)”.

KAJIAN PUSTAKA

Word of Mouth

Mowen dan Minor (2002:180)menjelaskan

word of mouth communication mengacu pada pertukaran komentar, pemikiran atau ide-ide diantara dua konsumen atau lebih yang tidak satupun merupakan sumber pemasaran. Menurut Kotler dan Armstrong (2001:128) word of mouth

merupakan komunikasi pribadi tentang sebuah produk antara pembeli sasaran dan tetangga, teman-teman, anggota keluarga dan rekannya. Mayoritas orang-orang akan bercerita, bertukar pikiran, dan saling tukar informasi tentang pengalaman mereka kepada orang yang dikenal.

Komunikasi dari mulut ke mulut mempunyai pengaruh yang sangat kuat terhadap perilaku pembelian konsumen. Word of mouth

(4)

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 53 No.2 Desember 2017| administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id

14 of mouth communication, yaitu Reference Group

dan Opinion Leader.

Minat Beli

Schiffman dan Kanuk (2007:201) menyatakan bahwa minat merupakan salah satu aspek psikologis yang memiliki pengaruh cukup besar terhadap sikap perilaku. Sedangkan menurut Simamora (2002:131) minat adalah sesuatu yang pribadi dan berhubungan dengan sikap, individu yang berminat terhadap suatu obyek akan mempunyai kekuatan atau dorongan untuk melakukan serangkaian tingkah laku untuk mendekati atau mendapatkan objek tersebut.

Menurut Ferdinand (2002:129) dalam Dwiyanti (2008) minat beli dapat diidentifikasi dengan cara, sebagai berikut:

1) Minat transaksional, yaitu kecenderungan seseorang untuk membeli produk.

2) Minat referensial, yaitu kecenderungan seseorang untuk mereferensikan produk kepada orang lain.

3) Minat preferensial, yaitu minat yang menggambarkan perilaku seseorang yang memiliki prefrensi utama pada produk tersebut. Preferensi ini hanya dapat diganti jika terjadi sesuatu dengan produk prefrensinya. 4) Minat eksploratif, minat ini menggambarkan

perilaku seseorang yang selalu mencari informasi mengenai produk yang diminatinya dan mencari informasi untuk mendukung sifat-sifat positif dari produk tersebut.

Keputusan Pembelian

Menurut Swasta dan Handoko (2012:102) memaparkan bahwa keputusan untuk membeli sebuah produk yang diambil oleh pembeli itu sebenarnya merupakan kumpulan dari sejumlah keputusan. Setiap keputusan pembelian sebuah produk mempunyai komponen sebagai berikut:

1) Keputusan tentang jenis produk 2) Keputusan tentang bentuk produk 3) Keputusan tentang merek

4) Keputusan tentang penjualnya 5) Keputusan tentang jumlah produk 6) Keputusan tentang waktu pembeliaan 7) Keputusan tentang cara pembayaran

Hipotеsis

H1: Variabel Word of Mouth (X1) berpengaruh

terhadap variabel Minat Beli (Y1).

H2 : Variabel Word of Mouth (X1) berpengaruh

terhadap variabel Keputusan Pembelian (Y2).

H3: Variabel Minat Beli (Y1) berpengaruh

terhadap variabel Keputusan Pembelian (Y2).

Gambar 1. Modеl Hipotеsis

MЕTODEPЕNЕLITIAN

Pеnеlitian ini mеrupakan pеnеlitian pеnjеlasan (еxplanatory rеsеarch) dеngan pеndеkatan kuantitatif. Pеnеlitian dilakukan di Waroeng Latte dan The Camiland di Kota Madiun. Didapat sampеl 116 orang rеspondеn dеngan

pеngumpulan data mеnggunakan kuеsionеr yang dianalisis mеnggunakan analisis jalur.

HASIL DAN PЕMBAHASAN

Tabеl 1. Rekapitulasi Pengaruh Langsung, Tidak

Langsung dan Pengaruh Total Var

Bebas

Var. Intervening

Var Terikat

Pengaruh Langsung

Pengaruh Tidak Langsung

Total Pengaruh

Sig. Ket

X Y1 0,818 0 0,818 0,000 Sig.

X

Y2 0,299

0,480 (0,818 x

0,587

0,779 0,002 Sig.

Y1 Y2 0,587 0 0,587 0,000 Sig.

Sumbеr : Data Primеr diolah, 2017

Direct Effect (pengaruh langsung) Word of Mouth terhadap Keputusan Pembelian melalui Minat Beli sebesar 0,299.

Indirect Effect (IE) = PY1X x PY2Y1

= 0,818 x 0,587 = 0,480

Total Effect (TE) = PZX+ (PYX x PZY1)

= 0,299 + 0,480 = 0,779

Ketetapan model hipotesis dari data penelitian ini diukur dari hubungan koefisien

Minat Beli (Y1)

Word of Mouth (X)

(X1)

Keputusan Pembelian

(Y2)

H1 H2

(5)

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 53 No.2 Desember 2017| administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id

15

determinasi (R2) pada kedua persamaan. Hasil model sebagai berikut:

R2 = 1 – (1 - R2 1) (1 - R2 2)

= 1 – (1 - 0,669) (1 – 0,720) = 1 – (0,331) (0,28)

= 1 – 0,093 = 0,907 atau 90,7%

1. Pengaruh Word of Mouth terhadap Minat Beli

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel Word of Mouth memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap variabel Minat Beli. Hipotesis pertama (H1) yang menyatakan

bahwa Word of Mouth memiliki pengaruh signifikan terhadap Minat Beli. Hal ini dibuktikan dengan nilai koefisien jalur sebesar 0,818.

Berdasarkan hasil tersebut menunjukkan bahwa variabel Word of Mouth berpengaruh signifikan dan positif terhadap Minat Beli. Hasil ini mendukung penelitian dari Dwi Anggara Utomo (2014) yang menyatakan Word of Mouth Communication berpengaruh signifikan terhadap Minat Beli, serta penelitian Nurvidiana (2015) yang menyatakan bahwa Word of Mouth

berpengaruh signifikan terhadap Minat Beli.

Hasil penelitian tersebut mendukung pendapat dari Jalilvand dan Samiei (2012), adanya rekomendasi ataupun review yang diberikan konsumen lain misal dalam sebuah sharing review platform ataupun komunitas akan mampu mempengaruhi minat beli konsumen. Jika word of mouth dilakukan oleh setiap konsumen maka dapat memberikan pilihan bagi orang lain yang pada akhirnya akan tertarik pada rekomendasi tersebut, karena untuk menciptakan minat beli konsumen harus memerlukan saran dan informasi dari orang lain disekitarnya yang berguna sebagai pendorang timbulnya minat membeli produk. Hasil penelitian menunjukkan word of mouth yang berasal dari

reference group dan opinion leader akan menciptakan minat beli konsumen sehingga konsumen yang telah memperoleh rekomendasi akan tertarik mengenai Waroeng Latte dan The Cemiland. Hal ini dipertegas oleh pendapat Sumarni (2008) dalam Kumala (2012) bahwa fenomena word of mouth diyakini bisa mendorong minat beli konsumen, bisa mempengaruhi komunitas, efisien karena tidak memerlukan biaya yang besar dan dapat menciptakan image positif bagi produk dan bisa menyentuh emosi konsumen.

Komunikasi yang berasal dari reference group yaitu komunikasi mulut ke mulut yang dilakukan oleh lingkungan keluarga, teman dan

rekannya. Reference group menjadi informasi yang dipercaya karena informasi tersebut berasal saran keluarga, teman dan rekan. Sementara komunikasi yang berasal dari pemimpin opini juga dipercaya karena pemimpin opini memiliki pengetahuan lebih, lebih dulu membeli, ataupun vocal meyuarakan suaranya mengenai Waroeng Latte dan The Cemiland. Pemimpin opini akan memberikan saran bahkan akan mempromosikan dan mengajak orang lain. Ketika seseorang merasa bahwa saran yang diberikan oleh reference group

atau opinion leader lebih informatif dan terpercaya, maka orang tersebut akan merasa terangsang dan mulai berminat untuk mencoba. Oleh karena itu, seseorang yang dipengaruhi akan memiliki keinginan untuk mengunjungi Waroeng Latte dan The Cemiland, dan apabila konsumen yang telah mengunjungi café tersebut bisa jadi lebih tertarik apabila café-cafe tersebut mampu melayani dan memuaskan konsumenya dengan baik.

2. Pengaruh Word of Mouth terhadap Keputusan Pembelian

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel Word of Mouth berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel Keputusan Pembelian. Hipotesis kedua (H2) menyatakan

bahwa Word of Mouth berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel Keputusan Pembelian.

Hal ini dibuktikan dengan nilai koefisien jalur sebesar 0,299. Berdasarkan hasil tersebut menunjukkan bahwa Word of Mouth berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel Keputusan Pembelian.

Hasil ini mendukung penelitian dari Putra (2015) yang menyatakan bahwa Word of Mouth

berpengaruh positif dan signifikan terhadap Keputusan Pembelian dan serta penelitian Nurvidiana (2015) yang menyatakan bahwa Word of Mouth berpengaruh signifikan terhadap Keputusan Pembelian. Pernyataan tersebut mendukung pendapat dari Sernovitz (2009:31) yang mengatakan bahwa konsumen cenderung dalam memilih atau memutuskan membeli suatu barang tergantung kepada konsumen yang telah berpengalaman menggunakan produk atau jasa tersebut sehingga mereka melakukan proses word of mouth dengan orang terdekat.

(6)

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 53 No.2 Desember 2017| administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id

16

membeli. Dalam sebuah kelompok atau lingkungan, terdapat seseorang yang bersosialisasi dan membahas mengenai kelebihan dari sebuah Waroeng Latte dan The Cemiland. Seseorang akan memberikan saran dan rekomendasinya atas pengetahuan dan pengalamanya mengenai Waroeng Latte dan The Cemiland. Ketika seseorang memberikan rekomendasi kepada orang lain baik itu dari proses reference group maupun

opinion leader bahwa Waroeng Latte dan The Cemiland cocok untuk berkumpul bersama teman maupun keluarga, harga makanan dan minuman terjangkau, serta desain tempatnya unik sehingga hal tersebut akan mampu menarik perhatian minat konsumen. Menurut Shimp (2003:374), ketika keyakinan akan suatu produk menguat (positif), maka akan menimbulkan keputusan untuk melakukan pembelian. Minat tersebut timbul karena stimulus yang didapatkannya, sehingga merasa penasaran bahkan akan mencari informasi lebih ketika memiliki minat untuk mencoba. Selain itu, informasi mulut ke mulut yang tersebar antar individu tentang Waroeng Latte dan The Cemiland, baik informasi baik maupun buruk, informasi tersebut dapat mempengaruhi minat beli konsumen. Informasi yang baik akan meberikan dampak yang baik, sebaliknya informasi yang buruk akan menghambat tindakan seseorang dalam melakukan keputusan pembelian untuk mencoba mengunjungi Waroeng Latte dan The Cemiland. Kepuasan konsumen merupakan poin penting karena konsumen yang merasa puasa akan menyebarkan sebuah informasi yang baik kepada teman, keluarga dan rekannya, sedangkan kekecewaaan konsumen akan menjadi sebuah informasi yang buruk dan dapat merugikan cafe tesebut.

3. Pengaruh Minat Beli terhadap Keputusan Pembelian

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel Minat Beliberpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel Keputusan Pembelian.

Hipotesis ketiga (H3) yaitu menyatakan bahwa

Minat Beli berpengaruh signifikan terhadap Keputusan Pembelian. Hal ini dibuktikan dengan nilai koefisien jalur sebesar 0,587. Berdasarkan hasil tersebut menunjukkan bahwa Minat Beli berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel Keputusan Pembelian.

Hasil ini mendukung penelitian dari Setyo Prabowo (2007) yang menyatakan bahwa Minat Beli berpengaruh signifikan terhadap Keputusan Pembelian serta penelitian dari Nurvidiana (2015)

yang menyatakan bahwa Minat Beli berpengaruh positif dan signifikan terhadap Keputusan Pembelian.Hasil penelitian ini sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh Kinnear dan Taylor dalam Thamrin (2003:142) yaitu minat beli merupakan bagian dari komponen perilaku konsumen dalam sikap mengkonsumsi dan kecenderungan konsumen untuk bertindak sebelum akhirnya benar-benar melaksanakan keputusan pembelian. Penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh yang menyatakan bahwa minat beli berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian, hal ini berarti konsumen yang memiliki minat beli yang cukup bagus akan meningkatkan keputusan pembelian yang dilakukan.

Setelah seseorang memperoleh informasi dan merasa berminat untuk mencoba Waroeng Latte dan The Cemiland, selanjutnya konsumen tersebut berhak untuk mengambil sikap. Konsumen telah mengevaluasi informasi dan alternatif pilihan, sehingga memutuskan untuk melakukan pembelian di Waroeng Latte dan The Cemiland. Timbulnya minat beli pada diri seseorang menjadikannya sebagai dorongan untuk membeli produk yang ditawarkan Waroeng Latte dan The Cemiland. Minat beli seseorang timbul karena adanya rangsangan dari luar dirinya. Pihak café juga melakukan rangsangan untuk mencoba menarik minat beli konsumen dengan cara, menawarkan produk makanan dan minuman yang unik, pelayanan yang cepat, dan tempat yang nyaman sehingga calon konsumen akan merasa terangsang dan semakin berminat. Tidak hanya itu, calon konsumen yang semakin berminat untuk mencoba Waroeng Latte dan The Cemiland akan mencari informasi lebih. Ketika informasi yang dibutuhkan cukup, maka tahap selanjutnya adalah melakukan keputusan pembelian.

KЕSIMPULAN DAN SARAN Kеsimpulan

1. Hasil penelitian menunjukan bahwa variabel

Word of Mouth (X1) memiliki pengaruh secara

langsung terhadap Minat Beli (Y1). Hal ini

dibuktikan dengan nilai probabilitas (0,000) < 0,05 yang berarti ada pengaruh yang signifikan. Hal ini dapat disimpulkan bahwa variabel wom bisa timbul karena adanya wom

(7)

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 53 No.2 Desember 2017| administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id

17

mengunjungi hingga pada akhirnya akan membeli makanan dan minuman yang ditawarkan oleh café.

2. Hasil penelitian menunjukan bahwa variabel

Word of Mouth (X1) berpengaruh positif

terhadap Keputusan Pembelian (Y2). Hal ini

dibuktikan dengan nilai probabilitas (0,001) < 0,05 yang berarti ada pengaruh yang signifikan. Informasi mengenai café Waroeng Latte dan The Cemiland tersebar melalui proses komunikasi mulut ke mulut antar individu maupun kelompok sehingga seseorang yang mendengar informasi tersebut akan merasa berminat. Ketika minat beli dari individu muncul dan keyakinan terhadap café-cafe tersebut menguat, maka selanjutnya akan memutuskan untuk melakukan pembelian atau tidak.

3. Hasil penelitian menunjukan bahwa variabel Minat beli (Y1) berpengaruh positif terhadap

Keputusan Pembelian (Y2). Hal ini dibuktikan

dengan nilai probabilitas (0,000) < 0,05 yang berarti ada pengaruh yang signifikan. Minat beli seseorang bisa tumbuh karena adanya rangsangan dari luar dirinya. Ketika seseorang sudah mendapatkan rangsangan berupa informasi mengenai suatu produk, maka orang tersebut akan merasa memiliki minat terhadap suatu produk. Minat beli konsumen yang semakin tinggi akibat informasi yang terus diperoleh membuat seseorang akan melakukan keputusan pembelian. Setelah melakukan keputusan pembelian, konsumen akan menilai baik buruknya produk yang telah dikonsumsi.

Saran

1. Nilai mean dari kategori item referensi berdasarkan Keluarga yaitu 3.7 dan item referensi berdasarkan Rekan Kerja yaitu 3.4. Berdasarkan hasil tersebut, diharapkan Waroeng Latte maupun The Cemiland supaya meluaskan pasar sasarannya kepada keluarga dan kalangan pekerja. Hasil tersebut menandakan referensi berdasarkan keluarga dan rekan kerja masih kurang memberikan referensi dibandingkan referensi berdasarkan Teman.

2. Item Lebih menyukai Produk Makanan dan Minuman Waroeng Latte dan The Cemiland memperoleh mean 3.7. Hasil tersebut paling rendah dibandingkan item yang lainnya. Oleh karena itu, peningkatan kualitas, variasi, dan keunikan makanan serta minuman yang

disajikan lebih ditingkatkan. Kualitas makanan dan minuman menentukan konsumen untuk melakukan keputusan pembelian. Diharapkan mampu menjaga kualitas produk kepada konsumen agar konsumen kembali lagi untuk melakukan pembelian.

3. Mengingat keterbatasan dalam penelitian ini, penulis memberikan saran bahwa variabel bebas dalam penelitian ini merupakan hal yang sangat penting dalam mempengaruhi Keputusan Pembelian. Diharapkan hasil penelitian ini dapat dipakai sebagai acuan bagi peneliti selanjutnya untuk mengembangkan penelitian ini dengan mempertimbangkan variabel-variabel lain yang merupakan variabel diluar variabel yang sudah masuk dalam penelitian ini.

DAFTAR PUSTAKA

A. Shimp, Terence. 2003. Periklanan Promosi & Aspek Tambahan Komunikasi Pemasaran.Terpadu, Jilid 1. Edisi Kelima. Jakarta: Erlangga

Basu, Swastha, dan Irawan. 2001. Manajemen Pemasaran Modern. Yogyakarta: Liberty

Basu, Swastha, dan Irawan. 2008. Manajemen Pemasaran Modern. Yogyakarta: Liberty

Brown, et al., 2005. Spreading The Words:

Investigating Antecedents of Customer’s

Positive Word of Mouth Intention And Behavior in Retailing Context. Academy of Marketing Science Journals, Vol.33.

Putra. Endhar W. 2016. Pengaruh Diskon Terhadap Minat Beli serta Dampaknya pada Keputusan Pembelian (Studi pada Konsumen yang Membeli Produk Diskon di Matahari Department Store Pasar Besar Malang. Jurnal Universitas Brawijaya

Faisal, Affif. 2002. Persebaran Iklan Melalui Buah Bibir Konsumen. Jurnal. Universitas Paramadina

(8)

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 53 No.2 Desember 2017| administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id

18

Kotler, Philip dan Gary, Armstrong, 2008. Prinsip-prinsip Pemasaran, Jilid 1, Edisi Keduabelas, Terjemahan Bob Sabran, MM. Jakarta: Penerbit Erlangga

Kotler, Philip. (2009). Manajemen Pemasaran.

Edisi 13. Jakarta: Penerbit Erlangga

Kotler, Philip dan Amstrong, 2001, Prinsip-Prinsip Manajemen, Jilid 1 Edisi Kedelapan, Terj.Damos Sihombing, Jakarta: Penerbit Erlangga.

Kotler, Philip dan Armstrong. 2008. Dasar – Dasar Pemasaran. Alih bahasa oleh Alexander Sindoro dan Tim Mark Plus. Jakarta: PT. Indeks Gramedia

Kotler, Philip, dan Kevin Lane Keller. 2009.

Manajemen Pemasaran, Jilid 1, Edisi Ketiga Belas, Terjemahan Bob Sabran, MM. Jakarta: Penerbit Erlangga

Kotler, Philip, dan Kevin Lane Keller. 2009.

Manajemen Pemasaran, Jilid 2, Edisi Ketiga Belas, Terjemahan Bob Sabran, MM. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Kumala, Oktaviantika. B. 2012. Pengaruh Word of Mouth Terhadap Minat Beli Pada Tune Hotel Bali. Jurnal. Universitas Indonesia

Mowen, John, C dan Michael Minor. 2002.

Perilaku Konsumen. Jilid 2. Jakarta: Erlangga

Mowen, John, C dan Michael Minor. 2002.

Perilaku Konsumen, Jilid 2, Edisi Kelima. Jakarta: Erlangga.

Nurvidiana, Rahma. 2015. Pengaruh Word of Mouth Terhadap Minat Beli serta Dampaknya Pada Keputusan Pembelian

(Studi Pada Konsumen Republika Café Malang). Jurnal. Universitas Brawijaya

Peter, J. Paul dan Jerry C Olson. 2000. Consumer behavior: Perilaku Konsumen Dan Strategi Pemasaran. Jilid 1. Edisi Keempat. Jakarta: Erlangga.

Peter, J. Paul dan Jerry C. Olson. 2000. Consumer Behavior. Perilaku konsumen dan Strategi Pemasaran. Jilid 2. Edisi Keempat. Jakarta: Erlangga.

Peter, J. Paul dan Jerry C Olson. 2013. Perilaku Konsumen Dan Strategi Pemasaran, Jilid 1, Edisi Kesembilan. Jakarta: Erlangga.

Putra. Diyos N.E. 2015. Pengaruh Word of Mouth Terhadap Keputusan Pembelian (Survei Pada Cafe Roti Gempol dan Kopi Anjis). Jurnal. Telkom University

Schiffman, Leon.G. dan Leslie Lazar Kanuk. 2007.

Perilaku Konsumen. Edisi Ketujuh. Diterjemahkan oleh Zoelkifli Kasip. Jakarta: PT. Indeks Gramedia

Setiadi, Nugroho. J. 2003. Perilaku Konsumen. Jakarta: Kencana.

Simamora, Bilson. 2002. Panduan Riset Perilaku Konsumen. Surabaya: Pustaka Utama

Sutisna. 2002. Perilaku Konsumen dan Komunikasi Pemasaran. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Trizkia, Dynar Putri. 2014 Pengaruh Harga dan Lokasi Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Toko Buku Togamas Buah Batu Bandung. Jurnal. Universitas Widyatama

Gambar

Gambar 1. Modеl Hipotеsis

Referensi

Dokumen terkait

dalam KUHP dan khususnya pada pengaturan tindak pidana kekerasan terhadap perempuan yang terdapat dalam KUHP, maka yang harus dipertimbangkan

[r]

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi mengenai prediksi perkembangan aset, dana pihak ketiga, pembiayaan, dan laba operasional perbankan syariah dengan metode

Penyakit ini juga bisa terjadi karena kebersihan perorangan yang salah satunnya adalah kebersihan kulit Menurut Umar Z (2008), kebersihan diri termasuk kebersihan

[r]

Sehubungan dengan itu, diperlukan suatu kajian tentang kualitas pelayanan penyuluh pertanian dan kepuasan petani terhadap pelayanan penyuluhan tersebut serta kaitannya dengan

pengamatan lapangan dan dokumen di SMK Negeri 1 Singosari Malang maka dapat diformulasikan temuan penelitian tentang langlah-langkah dalam persiapan pelaksana- an

Dikarenakan maskapai penerbangan terlalu mengutamakan keuntungan sehingga memaksa pilot- pilotnya untuk terbang melebihi batas jam terbangnya, di dalam Peraturan Menteri