• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perbandingan Penerapan Model CAPM dan AP

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Perbandingan Penerapan Model CAPM dan AP"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

Perbandingan Penerapan Model CAPM dan APT

Dalam Memprediksi Return dan Risk di Bursa Efek

Indonesia

.

Fauziah,Syahnaz

Universitas Trilogi

Latar Belakang

Industri property mengalami perkembangan amat pesat dan menjanjikankeuntungan yang sangat besar. Hal tersebut dapat dilihat dari banyakn perumahan, perkantoran dan perhotelan di Indonesia (Ratna, 2009). Berinvestasi di industri real estate and property sangat menjanjikan tingkatkeuntungan yang tinggi, sehingga masyarakat akan lebih memilih menanamkan modal yang dimilikinya di industri real estate and property

.Dalam berinvestasi, investor pasti mengharapkan return atas investasinya.Untuk dapat memprediksi return yang diharapkan, investor dapat menggunakan model CAPM maupun model APT. Dalam model CAPM, tingkat keuntungan saham dipengaruhi oleh tingkat keuntungan pasar, sedangkan pada model APT, tingkat keuntungan lebih dipengaruhi oleh kondisi ekonomi (Indraseno, 2006).

(2)

Tujuan Penulisan

Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan tingkat keakuratan modelAPT dan CAPM dalam memprediksi return saham perusahaan yang tedaftar di JIIperiode 2010-2014 dengan menggunakan MAD (Mean Absolute Deviation).MAD adalah alat yang digunakan untuk mengukur seberapa besar rata-rata galatabsolut yang dihasilkan oleh sebuah model, dengan kata lain MAD digunakanuntuk mengukur keakuratan dari sebuah model. Semakin kecil nilai MAD sebuahmodel maka semakin akurat model tersebut dalam meramalkan variabel dependennya.

Literatur

Hasil dari pembahasan menunjukkan bahwa nilai MADAPTdan MADCAPM tidak terdapat perbedaan sehingga tidak terdapat perbedaankeakuratan di antara kedua model (APT dan CAPM). Model APT dan CAPM memiliki tingkat akurasi yang mirip dalam meramalkan return saham karena rata-rata koefisien determinasi (R2) dari kedua model tidak berbeda secara signifikan. Nilai R2 adalah nilai yang digunakan sebagai indikator dalam mengukur kebaikandari sebuah model dan melihat seberapa jauh kemampuan variabel independen dalam menerangkan varians variabel dependen. Nilai R2 model APT dan CAPM yang tidak berbeda menunjukkan bahwa variabel independen (return pasar) pada CAPM dan variabel independen makroekonomi yang tidak diharapkan pada APT(inflasi, kurs rupiah terhadap dollar, SBI dan harga minyak dunia) memiliki proporsi atau relevansi yang tidak berbeda dalam menjelaskan varian-varian padareturn saham perusahaan yang terdaftar di JII.

(3)

Rekomendasi

Investor sebaiknya memperhatikan dan menganalisis kondisi ekonomi sebelum akhirnya memutuskan untuk bermain di pasar modal, karena ada kemungkinan berinvestasi pada tabungan, lebih memberikan keuntungan jika dibandingkan dengan berinvestasi di pasar modal. Untuk para akademisi, hal ini diharapkan menjadi masukan di mana perlu dikaji kembali mengenai perbandingan model CAPM dengan APT dalam memprediksi return saham, pada perusahaan yang berbeda atau tahun berbeda sehingga dapat dijadikan pegangan

Kesimpulan

(4)

Refrences

1 Kisman, Z., & Shintabelle Restiyanita, M.2015. The Validity of Capital Asset Pricing Model (CAPM) and Arbitrage Pricing Theory (APT) in Predicting the Return of Stocks in Indonesia Stock Exchange. American Journal of Economics, Finance and Management Vol. 1, No. 3, 2015, pp. 184-189

2 Ni Kadek Ayu Suartini& I Made Mertha, 2011. PERBANDINGAN CAPM DENGAN APT DALAM MEMPREDIKSI RETURN SAHAM

Referensi

Dokumen terkait

Selanjutnya dilakukan juga pengujian linieritas garis regresi dan pengujian signifikan - si koefisien regresi dengan program SPSS, dari kedua uji tersebut juga menguatkan bahwa

Hasil perhitungan menunjukkan bahwa apabila pemerintah menaikkan tarif impor beras, maka penerimaan pemerintah dari tarif impor beras akan meningkat, disebabkan naiknya tarif

Kreatif Siswa Berdasarkan Gaya Belajar Pada Materi Garis dan Sudut Kelas VII. SMPN 1 Ngunut Tulungagung Semester Genap Tahun Ajaran 2015/2016 ”

Kedua adalah narasi verbal yang menyatakan bahwa "Semua jalan setapak itu berbeda-beda, namun menuju ke arah yang sama: mencari satu hal yang sama dengan satu tujuan

Kebijakan moneter sebagai salah satu dari kebijakan ekonomi makro pada umumnya diterapkan sejalan dengan business cycle ‘siklus kegiatan ekonomi’. Dalam hal ini, kebijakan moneter

Kepemilikan saham yang dimiliki manajerial semakin banyak maka akan meningkatkan nilai perusahaan dengan adanya manajemen di perusahaan dapat melakukan pengawasan

Berdasarkan analisis data di atas dapat diartikan adanya perbedaan antara thitungdan ttabel, sehingga sesuai dengan dasar pengambilan keputusan jika thitung ttabel serta

Pasokan bahan bakar energi primer yang merupakan resources paling vital dalam industri pembangkitan tenaga listrik, telah diamankan melalui kebijakan DMO. batubara