• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan Observasi Metode Pembelajaran SK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Laporan Observasi Metode Pembelajaran SK"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

Laporan Observasi Metode Pembelajaran

SKI dengan Menggunakan Alphabet Pocket

di MI Nurul Hikmah

Juni 2, 2013 | shellya93

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas laporan observasi ini tentang Metode

Pembelajaran SKI di MI Nurul Hikmah. Shalawat serta salam kami curahkan kepada Nabi Muhammad SAW, kepada keluarganya, sahabatnya, dan kepada kita semua selaku umatnya. Adapun tujuan penyusunan laporan observasi ini salah satunya untuk memenuhi tugas Mata Kuliah SKI 1 dan Pembelajarannya. Selain itu, juga untuk memperluas pengetahuan kami sebagai mahasiswa tentang metode pembelajaran yang dipakai di MI, khususnya di MI Nurul Hikmah.

Kami ucapkan terimakasih kepada pihak- pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan observasi ini, antara lain :

1. Dosen pengampu mata kuliah SKI 1 dan Pembelajarannya, Ibu Istianah Abubakar ; 2. Bapak Kepala MI Nurul Hikmah Malang ;

3. Guru – guru dan staf karyawan di MI Nurul Hikmah Malang ; 4. Rekan-rekan penyusun khususnya mahasiswa PGMI ICP 2011 ; 5. Para pembaca yang bersedia meluangkan waktunya untuk membaca. dan kepada semua pihak yang tidak bisa kami sebutkan satu per satu.

(2)

Malang, Desember 2012 Penulis

Profil Singkat MI Nurul Hikmah Malang

MI Nurul Hikmah beralamatkan di Jalan Muharto VII RT/RW 13/07 Kecamatan Kedungkandang, Kelurahan Kotalama, Kota Malang.

Penyelenggaraan pendidikan di kota Malang bertujuan menghasilkan lulusan yang mampu : 1. Bertindak aktif yang dilandasi nilai keimanan dan ketaqwaan ;

2. Menghargai kemajemukan agama, budaya, suku, bangsa, dan status sosial dalam budaya demokrasi ;

3. Memanfaatkan, mengembangkan, dan menyebarluaskan ilmu teknologi dan seni ; 4. Bersaing secara jujur dan bekerjasama dalam kebaikan.

Visi MI Nurul Hikmah adalah Terwujudnya anak-anak muslim yang sholeh, sholehah, yang beriman dan bertaqwa pada Alloh SWT, memiliki wawasan keilmuan, keterampilan, dan seni budaya keislaman ala ahlussunnah wal jamaah.

Misi MI Nurul Hikmah :

1. Melaksanakan proses pembelajaran yang profesional dan interaktif serta menyenangkan ; 2. Melaksanakan kegiatan peribadatan dan pembinaan keimanan secara intensif ;

3. Melaksanakan pengembangan seni dan ketrampilan sebagai bekal mengembangkan kemampuan diri ;

4. Melaksanakan pembinaan akhlaq sesuai nila-nilai keislaman ala ahlus sunnah wal jamaah ;

(3)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan melalui upaya pengajaran dan pelatihan.

Dalam pengertian agak luas pendidikan dapat dapat diartikan sebagai sebuah proses dengan metode-metode tertentu sehingga orang memperoleh pengetahuan, pemahaman dan cara bertingkah laku yang sesuai dengan kebutuhan.

Keberhasilan seorang guru dalam menyampaikan suatu materi pelajaran, tidak hanya

dipengaruhi oleh kemampuannya dalam menguasai materi yang akan disampaikan. Akan tetapi ada faktor-faktor lain yang harus dikuasainya sehingga ia mampu menyampaikan materi secara profesional dan efektif. Menurut Zakiah Darrajat, “pada dasarnya ada tiga kompetensi yang harus dimiliki oleh guru yaitu kompetensi kepribadian, kompetensi penguasaan atas bahan, dan kompetensi dalam cara-cara mengajar.

Ketiga kompetensi tersebut harus berkembang secara selaras dan tumbuh terbina dalam

kepribadian guru. Sehingga diharapkan dengan memiliki tiga kompetensi dasar tersebut seorang guru dapat mengarahkan segala kemampuan dan keterampilannya dalam mengajar secara profesional dan efektif. Mengenai kompetensi dalam cara-cara mengajar, seorang guru dituntut untuk mampu merencanakan atau mampu menyusun setiap program satuan pelajaran,

mempergunakan dan mengembangkan media pendidikan serta mampu memilih metode yang bervariatif dan efektif.

Dalam pemilihan metode pembelajaran ada beberapa faktor yang harus jadi dasar pertimbangan yaitu : berpedoman pada tujuan perbedaan individual anak didik, kemampuan guru, sifat bahan pelajaran, situasi kelas, kelengkapan fasilitas dan kelebihan serta kelemahan metode pengajaran. Sehingga dengan memperhatikan beberapa faktor pertimbangan tersebut guru dapat menentukan metode mana yang tepat untuk digunakan ketika akan menyampaikan suatu materi pelajaran kepada muridnya, mungkin ia akan menggunakan satu metode saja atau mungkin menggunakan kombinasi dari beberapa metode pengajaran.

Tujuan dari penggunaan berbagai metode yang digunakan oleh guru tersebut tidak lain dan tidak bukan adalah untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada saat proses pembelajaran.

(4)

hanya metode penugasan saja, tanpa memperhatikan keaktifan siswa untuk bercerita atau berkisah mengenai sejarah Rasulullah.

Untuk menimbulkan rasa senang dan semangat belajar siswa, guru dapat menerapkan metode Alphabet Pocket dalam pembelajarannya. Metode Alphabet Pocket adalah metode yang sengaja kami rancang sendiri, dengan tujuan agar para siswa lebih bersemangat untuk mengikuti

pelajaran SKI. Ketika mereka sudah suka terhadap pelajaran itu, dan sudah semangat dalam mengikuti pembelajaran, maka secara otomatis akan sangat berpengaruh terhadap hasil belajar mereka. Berikut akan kami uraikan tentang observasi kami dengan menggunakan metode Alphabet Pocket di MI Nurul Hikmah dalam mata pelajaran SKI.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa pengertian Metode Pembelajaran?

2. Bagaimana Metode Pembelajaran SKI yang digunakan di MI Nurul Hikmah? 3. Bagaimana Metode Pembelajaran SKI dengan menggunakan Alphabet Pocket? 4. Bagaimana perbandingan hasil dari kedua Metode Pembelajaran tersebut? 1.3 Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui pengertian Metode Pembelajaran

(5)

BAB II

PEMBAHASAN

1.1 Pengertian Metode Pembelajaran

Metode menurut Djamaluddin dan Abdullah Aly dalam Kapita Selekta Pendidikan Islam, (1999:114) berasal dari kata meta berarti melalui, dan hodos jalan. Jadi metode adalah jalan yang harus dilalui untuk mencapai suatu tujuan. Sedangkan menurut Depag RI dalam buku

(6)

memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan. Menurut WJS. Poerwadarminta dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, (1999:767) Metode adalah cara yang telah teratur dan terpikir baik-baik untuk mencapai suatu maksud.Berdasarkan definisi di atas, penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa metode merupakan jalan atau cara yang ditempuh seseorang untuk mencapai tujuan yang diharapkan.

Metode mengajar banyak macam-macam dan jenisnya, setiap jenis metode mengajar mempunyai kelemahan dan kelebihan masing-masing, tidak menggunakan satu macam metode saja,

mengkombinasikan penggunaan beberapa metode yang sampai saat ini masih banyak digunakan dalam proses belajar mengajar. Menurut Nana Sudjana (dalam buku Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, 1989:78 – 86), terdapat bermacam-macam metode dalam mengajar, yaitu Metode ceramah, Metode Tanya Jawab, Metode Diskusi, Metode Resitasi, Metode Kerja Kelompok, Metode Demonstrasi dan Eksperimen, Metode sosiodrama (role-playing), Metode problem solving, Metode sistem regu (team teaching), Metode latihan (drill), Metode karyawisata ( Field-trip), Metode survei masyarakat, dan Metode simulasi.

1.2 Metode Pembelajaran SKI di MI Nurul Hikmah

Metode dalam setiap pembelajaran di masing-masing mata pelajaran sangatlah penting. Hal ini agar para siswa semangat dan bisa dengan cepat menyerap pelajaran yang disampaikan gurunya. Dengan menggunakan metode yang tepat maka, siswa akan merasa bahwa mereka nyaman di dalam kelas, sehingga mudah untuk menyerap pelajaran. Observasi yang kami lakukan pun menggunakan beberapa metode, yang bertujuan agar materi yang kami sampaikan bisa diterima para siswa dengan mudah.

Dalam observasi yang kami lakukan di MI Nurul Hikmah, kami juga menyempatkan diri untuk melakukan wawancara atau memberikan beberapa pertanyaan kepada beberapa siswa kelas IVA mengenai metode yang biasa dilakukan oleh guru SKI (Sejarah Kebudayaan Islam) di kelas mereka. Ternyata menurut salah seorang murid menyatakan bahwa guru mereka menyampaikan materi dengan metode “ceramah”. Mereka pun memberikan penjelasan akan keadaan ini, mereka merasa bosan dan mengantuk.

Di lain sisi, walaupun sang guru menggunakan metode ceramah, tetapi guru tersebut mempunyai gaya khas ketika mereka ceramah. Menurut mereka, sang guru menyampaikan materi dengan diselingi kata “Jamaah… oh Jamaah… “ (gaya Ustad Maulana). Hal ini membuat mareka sedikit terhibur, namun itu hanya sesaat dan setelah itu keadan bosan datang kembali. Bahkan menurut mereka, ada beberapa materi yang terkadang tidak dapat mereka terima dengan baik.

(7)

Observasi kali ini kami menggunakan media pembelajaran yang memang sengaja kami buat untuk menarik perhatian siswa. Mengingat bahwa mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam adalah pelajaran yang membosankan di mata para siswa. Selain isinya yang berupa sejarah, terkadang guru yang mengajar SKI pun tidak memiliki kreatifitas. Sehingga cenderung monoton dan membosankan. Media pembelajaran ini kami beri nama Alphabet Pocket atau dalam Bahasa Indonesia berarti Kantong Huruf.

Bagaimana cara membuatnya? Apa saja alat dan bahan yang diperlukan? Menurut kami cukup sederhana. Kami membutuhkan sterofoam, kertas sukung, kertas origami, kertas HVS putih. Untuk alat-alatnya kami memerlukan gunting, solasi/double tape/lem, laptop/komputer.

1. Langkah pertama kita membuat huruf kapital dan huruf kecil. Kita memerlukan masing-masing 1 huruf kapital dari A sampai Z. Untuk banyaknya huruf kecil, bisa disesuaikan dengan kebutuhan. Untuk membuat huruf-huruf tersebut, kita menggunakan

laptop/komputer. Kemudian kita cetak. Untuk menghemat, bisa dengan cara satu halaman HVS diisi dengan banyak huruf. Setelah di print, baru kita gunting satu per satu. Agar tidak mudah rusak, maka bisa kita lapisi dengan solasi besar.

1. Langkah kedua kita melipat kertas origami menjadi seperti kantong. Sederhana saja, kita dapat membuatnya menjadi persegi. Atau apapun bentuknya, pada intinya harus bisa digunakan untuk meletakkan huruf-huruf kecil tersebut. Karena jumlah huruf ada 26, maka kita membuat kantong sebanyak 26 pula.

1. Langkah ketiga menyiapkan sterofoam. Bisa sterofoam warna atau putih biasa. Kalau kita menggunakan sterofoam putih, bisa dilapisi dengan kertas sukun dengan warna yang kita inginkan. Tujuannya agar menarik perhatian siswa. Disini kita memilih kertas sukun hitam, karena agar mudah terlihat. Mengingat kita memakai kertas origami dengan berbagai warna.

1. Langkah keempat menempelkan kantong-kantong origami yang telah kita buat

sebelumnya pada sterofoam yang telah kita siapkan dengan menggunakan double tape.

(8)

1. Langkah keenam memasukkan huruf-huruf kecil ke dalam kantong yang telah ditempeli huruf kapital sesuai dengan tempatnya

1. Langkah ketujuh memberi nama media pembelajaran tersebut yaitu Alphabet Pocket. Bisa tetap menggunakan potongan huruf-huruf atau bisa juga dengan alternatif lain.

Nah itu tadi langkah-langkah membuat media pembelajaran yang kita beri nama Alphabet Pocket. Lalu bagaimana cara mengaplikasikan dalam pembelajaran?

Ada berbagai cara, tergantung seorang guru, harus sekreatif mungkin agar bisa berhasil. Media Pembelajaran ini bisa digunakan dalam mata pelajaran apa saja. Tergantung konteks. Bisa digunakan untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, IPS, atau yang lainnya. Media ini juga bisa digunakan secara berkelompok ataupun individu.

Ada beberapa cara pengaplikasian media pembelajaran ini, diantaranya sebagai berikut :

- Dengan bantuan lembar TTS atau dalam Bahasa Inggris biasa disebut dengan CrossWord. Para siswa harus mencari dan mengumpulkan huruf-huruf yang merupakan jawaban dari

pertanyaan yang diberikan oleh guru atau pertanyaan yang tertera dalam lembar tersebut. Kemudian menyusun sesuai dengan TTS tersebut.

- Tanpa bantuan TTS. Guru langsung memberikan pertanyaan kepada siswa, bisa secara lisan atau tertulis. Kemudian secara individu/kelompok para siswa berebut mencari dan mengumpulkan huruf-huruf yang merupakan jawaban dari pertanyaan tersebut. Kemudian menyusun huruf-huruf tersebut dengan benar.

Dengan metode semacam ini, bisa meninggalkan kesan yang lebih mendalam pada seorang siswa. Mereka belajar menemukan informasi sendiri yang mereka butuhkan. Mereka belajar bersosialisai dan bekerjasama dengan temannya kalau dilakukan secara berkelompok. Bukan hanya fikiran mereka yang aktif, tetapi juga mereka menggerakkan hampir semua anggota badan mereka. Selain itu mereka juga bisa berlatih kecermatan dan ketelitian dalam waktu yang

singkat.

(9)

akan menjadi ramai. Seorang guru harus bisa mengkondisikan kelas dengan baik. Agar tidak mengganggu kelas lain dan tujuan pembelajaran bisa tercapai dengan baik.

Selain menggunakan Alphabet Pocket, kita juga menggunakan media pembelajaran dengan sebuah lagu. Dengan judul asli “Kalau Kau Suka Hati” dan kita ganti liriknya sesuai bab yang akan kita ajarkan, yaitu sifat-sifat Nabi Muhammad. Kurang lebih liriknya seperti berikut ini.

Ayo kita belajar sifat Nabi .. Ayo! Sifatnya ada empat yang ku tahu .. Empat!

Shiddiiq artinya jujur Amanah dipercaya Tabligh sampaikan wahyu

Dan fathonah, cerdas !

Menurut kami, dengan menggunakan dua metode tersebut pembelajaran SKI akan dirasa lebih efektif dan menyenangkan. Mereka akan lebih cepat menangkap makna dan menghafal isi dari materi tersebut.

1.4 Perbandingan Hasil dari Kedua Metode Tersebut

Menurut hasil observasi yang kami lakukan di MI Nurul Hikmah, metode pembelajaran Alphabet Pocket yang berhasil kami temukan bisa dinilai sukses, karena membuat siswa merasa semangat dan antusias ketika mereka menerima mata pelajaran SKI. Suasana kelas berbeda sekali dengan sebelum kita datang ke MI tersebut. Ketika bersama guru SKI, mereka cenderung lebih banyak diam dan mendengarkan, karena metode yang dipakai oleh gurunya adalah ceramah. Hanya sesekali mereka tertawa atau suasana kelas ramai karena guru SKI mereka meneriakkan kata-kata “Jamaah..Oo Jamaah” yang mungkin kata-kata tersebut sangat familiar di telinga mereka. Setelah kata-kata tersebut selesai disebutkan, mereka kembali diam dan mendengarkan. Inilah yang membuat mereka merasa bosan dan tidak semangat dalam mengikuti mata pelajaran SKI, bahkan ada dari mereka yang sampai menguap dan merasa kantuk.

(10)

harus menimbulkan kesan ketika awal bertemu. Metode Pembelajaran pertama yang kami gunakan adalah dengan menyanyi. Mereka terlihat sangat antusias dan semangat mengikuti pelajaran. Setelah menyuruh mereka untuk menulis lirik lagu tersebut di buku tulis, kami

mengajak mereka bernyanyi bersama. Tak hanya sekali saja, tetapi berkali-kali. Setelah itu kami mencoba menghapus satu demi satu kata yang ada di papan tulis, dan akhirnya habis. Tanpa disuruh menghafal pun, mereka dengan sendirinya akan hafal apa saja sifat-sifat Nabi Muhammad. Karena yang terpenting dalam proses pembelajaran adalah interaksi dan penguatan/pengulangan pada materi yang dianggap penting.

Untuk metode pembelajaran Alphabet Pocket, di awal mereka memang merasa bingung karena baru pertama kali. Tetapi setelah kami memberikan penjelasan dan keterangan, mereka mulai paham dan melakukan apa yang kami maksud. Mereka terlihat sangat ceria. Alasannya adalah, yang pertama karena mereka bisa saling berinteraksi dan bersosialisasi langsung dengan teman-temannya. Karena kami membagi mereka menjadi beberapa kelompok kecil. Alasan yang kedua adalah karena mereka melihat aneka warna huruf yang membangkitkan rasa senang mereka, sehingga mereka sangat antusias untuk melakukan kegiatan ini. Mereka yang awalnya pendiam, menjadi aktif untuk berbicara dan menyampaikan pendapat mereka, meskipun hanya beberapa kata.

Ternyata metode pembelajaran yang kami gunakan lebih efektif dan efisien untuk digunakan dalam mata pelajaran SKI. Dengan menyanyi dan menuyusun huruf-huruf dari alphabet pocket, akan lebih meninggalkan kesan yang mendalam di otak dan hati mereka. Karena dalam metode pembelajaran tersebut, mereka akan menemukan secara langsung apa yang mereka butuhkan. Mereka juga merasa dilibatkan dalam proses pembelajaran, tidak hanya diam dan mendengarkan karena hal tersebut akan membuat otak mereka cenderung statis.

BAB III

PENUTUP

(11)

Memang Metode Pembelajaran merupakan salah satu unsur yang sangat penting dalam proses pembelajaran. Unsur ini sangat berpengaruh dalam menentukan hasil pembelajaran. Lagi-lagi seorang guru yang kreatif dan inovatif sangat dibutuhkan dalam dunia pendidikan. ApaLagi-lagi untuk mata pelajaran yang berbau sejarah seperti SKI ini. Seorang guru harus bisa merubah pandangan para murid yang mengatakan bahwa SKI sangat membosankan dan tidak perlu dipelajari. Seorang guru harus pandai-pandai mengambil hati siswa sedikit demi sedikit agar mereka tertarik dan menjadi semangat dalam mengikuti mata pelajaran SKI ini. Tentunya dengan metode pembelajaran yang dikemas sekreatif dan semenarik mungkin. Yang paling penting lagi dalam proses pembelajaran adalah adanya interaksi dan penguatan/pengulangan pada materi yang dianggap penting untuk disampaikan. Tujuannya adalah agar lebih mengena di otak dan hati para siswa.

3.2 Saran

Sebagai wujud rasa syukur kita, sebagai umat Islam seharusnya lebih giat untuk membaca dan mengamalkan isi ajaran yang terkandung didalam Qur’an dan hadits. Karena di dalam Al-Qur’an dan hadits tersebut banyak ayat pendidikan, termasuk juga yang berkaitan dengan metode pembelajaran. Metode-metode yang telah dicontohkan nabi dalam hadits-hadits tersebut juga sangat efektif untuk digunakan dalam proses pembelajaran. Selain itu, kita harus bisa

mengoptimalkan apa yang telah Alloh berikan kepada kita untuk kemajuan dunia pendidikan.

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil observasi terhadap pertanyaan- pertanyaan yang diajukan terhadap beberapa subjek maka dapat diambil suatu gambaran bahwa penggunaan metode kerja kelompok pada mata

Seperti disampaikan oleh kepala sekolah MI Nurul Huda Candisari bapak SP dalam wawancara:“Supervisi akademik yang ada di sekolahan kami, penerapanya adalah pada awal

Dari hasil observasi terhadap pertanyaan- pertanyaan yang diajukan terhadap beberapa subjek maka dapat diambil suatu gambaran bahwa penggunaan metode kerja kelompok pada mata

Jadi, hasil temuan penelitian ini antara hasil observasi yang peneliti lakukan dengan teori yang ada sudah sesuai yaitu di TPQ Nurul Iman Garum dalam

Berdasarkan wawancara yang penulis lakukan dengan Imam Supriono, S.Pd.I selaku guru kelas IIIA MI Ma’arif NU Kalisalak yang juga mengajar mata pelajaran IPA di kelas

Jadi, hasil temuan penelitian ini antara hasil observasi yang peneliti lakukan dengan teori yang ada sudah sesuai yaitu di TPQ Nurul Iman Garum dalam

Rangkuman Hasil Wawancara dan Angket No Pertanyaan Jawaban 1 Jelaskan proses menulis yang anda lakukan dalam menulis esai argumentatif • Menentukan tema melalui situasi

Sesuai dengan hasil wawancara peneliti dengan ustaz Helmi selaku ustaz di MI Unggulan Full Day Scholl Nurul Islam Nuris Jember sebagai berikut : Kegiatan membaca menggunakan metode