• Tidak ada hasil yang ditemukan

T1__BAB V Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Diplomasi Publik Korea Selatan di Indonesia Melalui Sektor Pendidikan Korea International Cooperation Agency (KOICA) T1 BAB V

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "T1__BAB V Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Diplomasi Publik Korea Selatan di Indonesia Melalui Sektor Pendidikan Korea International Cooperation Agency (KOICA) T1 BAB V"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

36 BAB V

KEBIJAKAN DAN AKTIVITAS DIPLOMASI PUBLIK KOREA SELATAN DI INDONESIA MELALUI SEKTOR PENDIDIKAN KOICA TAHUN 2011-2015

Menurut Wendt, keadaan politik internasional dibuat melalui proses bukan sudah ditakdirkan seperti adanya pada suatu masa. Struktur internasional tidak terlepas dari proses yang terjadi melalui praktik-praktik aktor. Negara berinteraksi dengan negara lain, kemudian mereka melihat perilaku negara dengan melihat gelagat yang ditunjukkan oleh negara lain. Negara-negara saling memberikan sinyal apakah mereka memutuskan untuk berteman atau bermusuhan. Tindakan sosial terdiri atas pengiriman sinyal, menginterpretasikannya dan merespon dengan menggunakan interpretasi yang tepat. Jadi, hubungan yang terjadi antar negara, apakah mereka saling menjalani kerja sama ataupun saling bermusuhan itu tergantung dari gelagat suatu negara. Korea Selatan berupaya untuk selalu menunjukan gelagat yang baik kepada negara mitranya guna terbentuknya hubungan yang lebih harmonis.

Menurut Checkle, dunia muncul terkonstruksi melalui proses interaksi antara agen-agen (Individu, Negara dan NGO) dengan struktur lingkungan yang lebih luas. Ada proses saling mempengaruhi antara agen-agen dan struktur melalui proses deliberasi (musyawarah), argumentasi dan konsep-konsep lain. Wendt menganggap bahwa sebagai sebuah negara dalam sistem anarki mereka memiliki kemampuan militer dan kapabilitas lain yang mungkin dilihat sebagai ancaman potensial bagi negara-negara lain. Namun, suatu perlombaan senjata dan permusuhan bukanlah suatu yang tak dapat dielakkan. Interaksi antar negara dapat membawa kearah hubungan berdasarkan budaya anarki yang lebih baik dan bersahabat. (hara, 2011). Diplomasi memungkinkan negara-negara untuk melakukan proses saling mempengaruhi tersebut. Hubungan diplomatik antara Korea Selatan dan Indonesia sudah terjadi sangat lama, sampai saat ini kedua negara masih berupaya melakukan kerja sama-kerja sama bilateral guna mempererat hubungan kedua negara.

4.I Sejarah Hubungan Diplomatik Korea Selatan -Indonesia

(2)

37

Kemudian, hubungan tingkat konsulat antar kedua negarapun terjalin pada tahun 1966 kedua negara sepakat untuk menandatangani hubungan diplomatik antar kedua negara. Kemudian, pada tahun yang sama di bulan Desember Korea Selatan membuka Konsulat Jendral di Jakarta. Indonesia juga turut membuka Konsulat Jendral di Seoul pada bulan Februari tahun 1968. Setelah hubungan tingkat konsulat terjalin, kedua negara kemudian melanjutkan hubungan mereka ketingkat yang lebih tinggi. Pada bulan September tahun 1973 kedua negara menjalin hubungan diplomatik antar Duta Besar. Setelah hubungan diplomadik terjalin antar kedua negara melakukan saling kunjung antar kedua negara yang dimulai pada kunjungan kenegaraan Presiden Abdurrahman Wahid pada tahun 2000 hingga kunjungan terbaru yang dilakukan presiden Joko Widodo pada tahun 2016. (Sejarah Hubungan Diplomatik, Kedutaan Besar Korea Selatan di Indonesia, 2016). Sejarah diplomatik kedua negara ini selengkapnya dapat dilihat melalui tabel dibawah ini:

No Tahun Bulan Kegiatan

1 2000 Februari Presiden Abdulrrahman Wahid melakukan kunjungan kenegaraan ke Korea

2 2000 Oktober Presiden Abdurrahman Wahid melakukan kunjungan ke Korea (ASEM)

3 2000 November Presiden Kim Dae-Jung melakukan kunjungan kenegaraan ke indonesia

4 2002 Maret Presiden Megawati melakukan kunjungan kenegaraan ke Korea 5 2003 Juli Menteri luar negeri Yoo Young-Kwan melakukan kunjungan ke

Indonesia (ASEM)

6 2003 Desember Utusan khusu Presiden Nana Sutreasna melakukan kunjungan ke Korea

7 2004 Mei Menteri Luar Negeri Hasan Wirajuda melakukan kunjungan ke Korea

8 2005 Januari Perdana Menteri Lee Hae-Chan melakukan kunjungan ke Indonesia (Asia-Afrika Summit Meeting)

9 2005 November KTT Korea-Indonesia (APEC ,Busan)

10 2006 Februari Utusan khusus President melakukan kunjungan ke Korea 11 2006 April Menteri Luar Negeri Ban Ki-Moon melakukan kunjungan ke

Indonesia

(3)

38

13 2006 Desember Presiden Roh Moo-Hyun melakukan kunjungan kenegaraan ke Indonesia(Joint Declaration on Strategic Partership Between RI and ROK)

14 2007 Juli Presiden Susilo Bambang Yudhoyono melakukan kunjungan kenegaraan ke Korea

15 2007 Desember Sekjen PBB Ban Ki-Moon melakukan kunjunga kenegaraan ke Indonesia

16 2008 Febuari Wakil Presiden M. Yusuf Kalla melakukan kunjungan ke Korea (upacara pelantikan Presiden Lee Myung-Bak)

17 2008 Juli KTT Korea-Indonesia (G-8)

18 2009 Januari Menteri Luar Negeri Yu Mung-Hwan melakukan kunjungan ke Indonesia

19 2009 Maret Presiden Lee Myung-Bak melakukan kunjungan kenegaraan ke Indonesia

20 2009 Mei Presiden Susilo Bambang Yudhoyono melakukan kunjungan kenegaraan ke Korea (Korea-SEAN Commemorative Summit) 21 2010 Oktober KTT Korea-Indonesia (ASEAN+3)

22 2010 November Presiden Susilo Bambang Yudhoyono melakukan kunjungan kenegaraan ke korea (KTT G-20)

21 2011 Juli Menteri Luar Negeri Kim Sung-Hwan melakukan kunjungan ke Indonesia (ASEAN+3, Korea-ASEAN, EAS, ARF Ministerial Meeting)

22 2011 November Presinden Lee Myung-Bak melakukan kunjungan kenegaraan ke Indonesia (KTT ASEAN+3, Korea –ASEAN, EAS)

23 2012 Maret Presiden Susilo Bambang Yudhoyono melakukan kunjungan kenegaraan ke Korea (KTT Keamanan Nuklir Seoul 2012). 24 2012 November Presiden Lee Myung-Bak melakukan kunjungan kenegaraan ke

Indonesia (Bali Democratic Forum)

25 2013 Februari Wakil Presiden Boediono dan ketua DPD Irman Gusman mengunjungi Korea untuk mengikuti acara pelantikan presiden Park Geun-Hye

(4)

39

27 2013 Oktober Presiden Park Geun-Hye melakukan kunjungan kenegaraan ke Indonesia

28 2014 Agustus Presiden Park Geun-Hye memberikan selamat atas terpilihnya Joko Widodo sebagai Presiden Indonesia melalui telepon 29 2014 Oktober Menteri Luar Negeri Yun Byung-Se melakukan kunjungan ke

Indonesia

30 2014 Oktober Untusan khsusu Presiden melakukan kunjungan ke Indonesia (upacara pelantikan presiden Joko Widodo)

31 2014 Desember Presiden Joko Widodo melakukan kunjungan kenegaraan ke Korea (Korea-ASEAN Commemorative Summit)

32 2014 Desember Ketua Parlemen Chung Ui-Hwa melakukan kunjungan ke Indonesia

33 2015 April Wakil Perdana Menteri Hwang Woo-Yeo melakukan kunjungan kenegaraan ke Indonesia (Konferensi Asia-Afrika)

34 2015 Agustus Wakil Presiden Yusuf Kalla melakukan kunjungan ke Korea 35 2016 Mei Presiden Joko Widodo melakukan kunjungan kenegaraan ke Korea

Tabel 5.1

Saling Kunjung Pejabat Korea Selatan dan Indonesia (Sumber: Kedutaan Besar Republik Korea untuk Indonesia, 2015)

Hubungan diplomatik antar kedua negara semakin dipererat dengan ditandatanganinya Joint Declaration on Strategic Partership to promote Frienship and Cooperation in The 21th Century oleh Presiden Republik Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono dan Presiden Republik Korea Selatan Roh Moo Hyun di jakarta pada tahun 2006. Penandatanganan tersebut dilakukan untuk memperingati 40 tahun hubungan bilateral antara Korea Selatan dengan Indonesia sekaligus babak baru dari penguatan hubungan antar kedua negara. Kedua negara sepakat untuk meningkatkan beberapa kerja sama yang sudah mereka lalukan sebelumnya serta menambah kerja sama-kerja sama baru yang kemungkinan dapat memajukan kedua negara.

(5)

40

mereka dalam tiga pilar kerja sama yaitu politik, ekonomi dan budaya (bilateral RI-Korsel, 2014).

Tindak lanjut atas ditandatanganinya kerja sama tersebut salah satunya adalah ditandatanganinya kerjasama pendidikan pada tanggal 6 Maret 2009. Kerjasama tersebut membahas mengenai Memorandum Saling Pengertian antara Kementerian Pendidikan Nasional Republik Indonesia dengan Kementerian Pendidikan, Ilmu Pengetahuan dan Teknologi dalam Bidang Pendidikan. Memorandum tersebut mulai diberlakukan sama dengan tanggal penandatanganan dengan masa berlaku tiga tahun (Basis Data Perjanjian Internasional, Kemlu, 2016).

Memorandum tersebut diadakan untuk mendorong dan memfalisilitasi kerja sama Indonesia dengan Korea Selatan dalam beberapa hal di dalam bidang pendidikan. Yaitu, pertukaran informasi dan publikasi pengetahuan pada bidang pendidikan, pertukaran guru dan tenaga pengajar, Faculty members dan pelajar, pertukaran tenaga ahli, upaya kolaborasi antar sekolah maupun universitas, pengakuan derajad yang diberikan lembaga pendidikan Indonesia dan Korea Selatan dalam pertimbangan untuk masuk kelembaga pendidikan dari negara lain, membangun pertumbuhan sumber daya manusia termasuk pelatihan tenaga pengajar, guru, faculty member dan sebagainya, pemberian beasiswa kepada pelajar/mahasiwa kepada kedua negara.

Koordinator pelaksana kerja sama teknik Pemerintah Republik Korea dilaksanakan oleh KOICA pemerintah Korea Selatan melalui kantor perwakilan KOICA di Indonesia melaksanakan proyek-proyek kerja sama teknik yang dilaksanakan di Indonesia dan secara berkelanjutan menawarkan program-program pendidikan dan pelatihan di Indonesia. Kerja sama teknik dalam bidang pendidikan yang melibatkan KOICA kemudian semakin diperkuat dengan ditandatanganinya memorandum pada 19 Juni 2015, kerja sama tersebut mengenai pengaturan pelaksanaan antara Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia dan KOICA Republik Korea tentang Program Tenaga Sukarela KOICA dalam mendukung program Pendidikan dan Kebudayaan di Indonesia.

Dalam perjanjian tersebut tenaga sukarela KOICA ini ditugaskan untuk mendukung program Kementerian di bidang-bidang berikut:

• Bahasa Korea

• Pendidikan Anak Usia Dini

• Teknologi Komunikasi dan Informasi • Pendidikan Vokasi

(6)

41

Tenaga sukarela KOICA akan ditugaskan ke Instansi pelaksana pada lokasi yang ditentukan oleh para pihak. Jangka waktu penugasan tenaga sukarela KOICA disesuaikan dengan yang tercantum di dalam MoU. Kementerian dapat meminta KOICA untuk meninjau ulang penugasan tenaga sukarela KOICA apabila terdapat pelanggaran terhadap hukum dan peraturan Indonesia dan pertimbangan lainnya.

5.2 Diplomasi Publik Korea Selatan KOICA di Indonesia Melalui Sektor Pendidikan Tahun 2011-2015

KOICA adalah Koordinator kerja sama teknik Korea Selatan. Indonesia telah menjadi salah satu mitra strategis untuk KOICA dimana pemerintah Korea telah mengirimkan bantuannya untuk Indonesia melalui ODAnya sejak tahun 1990. Sejak tahun 1991 KOICA Indonesia telah menjadi mitra nomor tiga terbesar di Asia. Melalui poyek-proyek yang dilakukan oleh KOICA pada sektor pendidikan, kita kemudian dapat melihat diplomasi publik yang dilakukan oleh Korea Selatan, sesuai dengan strategi objektif KOICA pada tahun 2011-2015 yaitu, Quality Primary Education, Training Technical Resource dan Development of Human Resource trought Higer Education. Ketiga strategi objektif ini disesuaikan dengan tujuan sektor pendidikan KOICA yaitu, untuk memberikan pendidikan dasar yang berkualitas, pelatihan sumber daya teknis dan sumber daya lainnya melalui pendidikan tinggi dan untuk memfasilitasi peluang pendidikan dan meningkatkan kualitas pendidikan, kebijakan dan sistem pendidikan dari negara mitra.

5.2.1 Quality Primary Education

Quality Primary Education merupakan Strategi Objektif (SO) satu KOICA dimana SO ini memiliki program umum yaitu, pelatihan guru dan peningkatan kompetensi pembelajaran dasar seperti pengadaan alat pembelajaran. Terdapat dua program SO1 yang dilaksanakan di Indonesia pada tahun 2011-2015 yaitu Green School dan Korean Junior Expert.

5.2.1.1 Green School

(7)

42

satu aksi pendidikan mengenai perubahan iklim, proyek ini memungkinkan para siswanya terlibat dalam aksi-aksi penghijauan lingkungan, memberikan pengajaran mengenai Sustainable Development kepada para siswanya, serta memberikan kontribusi pengetahuan mengenai isu-isu lingkungan yang mendesak. Kota Banjarmasi Provinsi Kalimantar Selatan dipilih karena daerah tersebut dinilai sebagai daerah yang membutuhkan pengajaran mengenai pembangunan yang berkelanjutan untuk pertumbuhan hijau melalui pendidikan dan pelatihan hal ini dikarenakan daerah tersebut memiliki tantangan yang serius dalam kemiskinan ektrim dan kapasitas guru dalam memberikan pengajaran mengenai perubahan iklim dan deforestasi yang disebabkan oleh pembakaran untuk perluasan lahan yang dilakukan para petani di daerah tersebut.

Kelompok penerima manfaat utama dari proyek ini adalah, siswa sekolah dasar dan menengah yang tidak mampu serta yang berasal dari keluarga petani, guru pada bidang pendidikan ilmu pengetahuan alam dari sekolah dasar dan menengah yang menghadapi kesulitan dalam melakukan pengajaran mengenai materi perubahan lingkungan dan praktiknya dan sekolah dasar dan menengah yang memiliki fasilitas yang kurang memadai mengenai sekolah hijau. Program ini akan membantu para guru dan muridnya dalam memahami pembangunan yang berkelanjutan yang ramah lingkungan serta memberikan pengetahuan mengenai perubahan iklim yang saat ini menjadi isu internasional. Program ini dimulai pada tahun 2012 dan berjalan pada tahun 2013. Proyek ini juga berkerjasama dengan mitra lokal seperti Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Kalimantan Selatan, kementerian Lingkungan Hidup dan Komisi Nasional Indonesia untuk UNESCO (UNESCO, 2013).

(8)

43

Pada diplomasi publik proyek ini berada pada tahap terakhir dalam tahapan aktivitas diplomasi publik yaitu tahap memperngaruhi. Tahap terakhir ini dilakukan dengan banyak cara misalnya meningkatkan kerjasama dalam bidang pendidikan seperti, pertukaran pelajar, penelitian bersama maupun memberikn bantuan. Pada proyek Green School KOICA memberikan bantuan berupa fasilitas pendidikan kepada siswa dan guru di kalimantan Selatan. Pada tahap ini Korea Selatan sangat memperhatikan isu mengenai perubahan iklim. Dimana sebelumnya Korea dan Indonesia sudah memiliki kesamaan pandang mengenai isu perubahan iklim sendiri sehingga hal ini akan mempermudah Korea untuk mempengaruhi Indonesia. KOICA ingin mengajak negara berkembang untuk maju melalui cara pembangunan yang berkelanjutan. Korea Selatan mencoba mempengaruhi Indonesia agar lebih memperhatikan lingkungan dengan cara yang lebih soft yaitu melalui cara transfer ilmu pengetahuan dan fasilitas pendidikan.

5.2.1.2 Korean Junior Expert (KJE)

Program ini mengirimkan tenaga-tenaga sukarela ke negara-negara mitra KOICA. Tujuannya adalah untuk membantu peningkatan kualitas pendidikan di negara-negara mitra. Pada tahun 2012 KJE mengirimkan bantuannya kepada sekolah-sekolah di Sulawesi Selatan, Indonesia. Bantuan tersebut berupa pengiriman tenaga sukarela untuk membantu mengajar serta mendampingi guru dan mengirimkan bantuan alat pembelajaran berupa pembangunan lap komputer serta fasilitas di dalamnya seperti perangkat komputer, AC dan Wiffi.

Pada tahun 2014 program KJR hadir di Jawa Timur, Indonesia selama dua tahun untuk mendampingi guru-guru PAUD, SD, SMP, SMA dan SMK dan Universitas dalam mengajar diberbagai bidang pendidikan seperti, Bahasa Korea, tata busana, tata kecantikan rambut dan wajah, pertanian, ptomotif, olahraga/Taikwondo, teknologi mesin pendingin dan pendidikan anak usia dini. Disamping itu KJE juga membawa proyek kecilnya untuk membangun sarana dan prasarana pembelajaran di Jawa Timur senilai 150-500 juta rupiah.

(9)

44

pendidikan pasca terjadinya stunami di daerah tersebut. Untuk wilayah Sulawesi dan Jawa Timur dipilih sebagai daerah kerjasama KOICA dikarenakan pemerintah daerah tersebut memiliki misi yang sama dalam kemajuan pendidikan di daerahnya.

Proyek ini sesuai dengan salah satu dari tujuan sektor pendidikan KOICA yaitu memberikan pendidikan dasar yang berkualitas , meningkatkan kualitas pendidikan dan memfasilitasi peluang pendidikan dari negara mitra. Dimana dalam program, ini sektor pendidikan KOICA memberikan bantuan pendidikan mulai dari pelatihan guru, pelatihan bahasa serta memberikan fasilitas pembelajaran.

Pada tahapan aktivitas diplomasi publiknya, proyek ini masuk kedalam tahapan akhir dari tahapan aktivitas diplomasi publik yaiu pada tahap mempengaruhi. Pada program ini melalui bantuannya KOICA ingin memberikan pengaruh budayanya terhadap masyarakat Indonesia. Program ini memberikan bantuan dalam hal mendampingi guru-guru PAUD, SD, SMP, SMA dan SMK dan Universitas dalam mengajar diperbagai bidang pendidikan seperti, Bahasa Korea, tata busana, tata kecantikan rambut dan wajah, pertanian, ptomotif, olahraga/Taikwondo, teknologi mesin pendingin dan pendidikan anak usia dini. Dari bantuan-bantuan yang diberikan Korea Selatan mencoba mempengaruhi negara mitra mengenai budaya Korea Selatan seperti bahasa, olahraga maupun teknologi yang dimiliki oleh Korea Selatan yang tentunya akan mempengaruhi peningkatan citra dan kedatangan wisatawan di negara tersebut.

5.2.2 Training Technical Resource

Training Technical Resource merupakan Strategi Objektif 2 KOICA di mana SO ini memiliki program umum yaitu, Technical Vocational Education (TVET) Governace untuk membantu keterampilan dan TVET center of excellence. Terdapat tiga program SO2 yang di laksanakan di Indonesia yaitu, Gedung Pusat Keamanan Cyber di ITB, Bandung, Fellowship Program dan Hyundai-KOICA Dream Center Indonesia di Jakarta.

5.2.2.1 Gedung Pusat Keamanan Cyber di ITB, Bandung

(10)

45

Pembangunan gedung ini bertujuan untuk menangkal kejahatan di dunia maya seperti pencurian data, penyebaran informasi palsu, serta pembobolan bank. Pada tahun 2012 lalu jaringan Internet Indonesia mengalami lebih dari satu juta serangan. Serangan tersebut terdiri dari pencurian data, pemalsuan data, pengubangan data (mialnya halam muka situs web). Phising, pembocoran data, spionase industri, penyalahgunaan data oleh orang dalam, dan kejahatan lainnya. Padahal pada tahun yang sama pemerintah Indonesia mengeluarkan kebijakan baru mengenai pembuatan E-KTP. Tentunya berdirinya gedung ini amat sangat diperlukan, karena dinilai dapat menangkal kejahatan-kejahatan dunia maya yang telah disebutkan sebelumnya. Gedung pusat keamanan Cyber ini merupakan gedung pertama yang ada di Indonesia (itb.ac.id, 2013).

Pembangunan gedung pusat keamanan cyber di ITB ini termasuk kedalam SO 2 KOICA pada bidang pendidikan. Dimana gedung ini dibangun sebagai saranan peningkatan kualitas teknik pembelajaran dan kejuruan yang terdapat di perguruan tinggi dalam hal ini berada di Institut Teknologi Bandung, sesuai dengan poin pertama dari So2 yang telah dirumuskan oleh KOICA pada tahun 2011-2015. Program ini juga sesuai dengan salah satu tujuan sektor pendidikan KOICA yaitu pelatihan sumber daya teknis dan sumber daya lainnya melalui pendidikan tinggi serta memfasilitasi peluang pendidikan.

Pada tahap aktivitas diplomasi publik program ini berada pada tahap akhir dimana, Korea Selatan ingin mempengaruhi Indonesia melalui transfer ilmu teknologinya yang mana Korea merupakan negara yang memiliki sebutan masyarakat teknologi canggih. Perkembangan teknologi Korea Selatan sangat pesat. Korea Selatan merupakan negara pertama di dunia yang mengomersilakan teklnologi CDMA dan WiBro serta yang membangun jaringan berbasis teknologi-teknologi tersebut pada tahun 2011. Teknologi dan informsi canggih tersebut telah membawa perubahan diberbagai sektor sosial termasuk inovasi dalam administrasi sistem pemerintahan (Fakta Tentang Korea, 2015). Citra inilah yang kemudian mendorong Korea Selatan untuk mempengaruhi Indonesia dalam pengembangan teknologi di negaranya.

5.2.2.2 Fellowship program

(11)

46

pemerintah daerah yang mengarah ke pembangunan nasional Indonesia dengan menyesuaikan program yang memenuhi kebutuhan spesifik, menjalankan program yang lebih praktis dalam pertimbangan kelompok sasaran yang lebih besar, serta untuk mempromosikan pemahaman yang lebih baik dan hubungan yang lebih ramah antara Korea dan Indonesia (KOICA,Fellowship program, 2014).

Fellowship program termasuk kedalam SO2 KOICA pada sektor pendidikan. Program ini memberikan pelatihan kepada pejabat pemerintahan yang nantinya akan meningkatkan kualitas pelayanan Pemerintah Indonesia. Dimana, para peserta menjalani pelatihan untuk mengembangkan kapasitas keahliannya agar sesuai dengan bidang pekerjaan. Program ini juga sesuai dengan salah satu tujuan sektor pendidikan KOICA yaitu membantu peningkatan kualitas pendidikan, kebijakan dan sistem pendidikan dari negara mitra.

Program ini termasuk pada tahap terakhir dari aktivitas diplomasi Publik Korea Selatan. Dimana, Korea Selatan berusaha untuk mempengaruhi Indonesia dalam hal teknologi sistem pemerintahannya. Seperti yang kita ketahui sebelumnya Korea Selatan memiliki sistem teknologi yang sangat maju dimana, teknologi tersebut juga membantu dalam inovasi pemerintahan Korea Selatan. Dengan bantuan teknologi yang maju prosedur seperti pencatatan kelahiran bayi, pindah rumah atau kematian seseorang dapat ditangani dengan lebih efisien. Melalui pelatihan tersebut pengaruh Korea Selatan akan sangat besar melalui pengenalan-pengenalan teknologi yang berhasil dikembangkan oleh korea Selatan.

5.2.2.3 Hyundai-KOICA Dream Center Indonesia

Pada tahun 2014, Hyundai bekerjasama dengan KOICA dan Pusat Pelatihan dan Kejuruan Dinas Pendidikan Provisinsi Jakarta, membangun gedung Hyundai-KOICA Dream Center di Jakarta. Gedung ini merupakan pusat pelatihan otomotif yang diperuntukan untuk anak-anak muda di Jakarta antara usia 15-24 tahun. Menurut laporan LensaIndonesia 2014, Jakarta dipilih sebagai tempat pembangunan gedung ini, karena Jakarta merupakan Ibu Kota Indonesia dimana penjualan kendaraan bermotor di kota tersebut mencapai 11 juta unit 15,7% dari totol kendaraan di Indonesia, jumlah tersebut merupakan jumlah yang cukup banyka. Selain itu, Hyundai & KOICA melihat bahwa banyak sekali anak-anak muda di Jakarta yang tidak bekerja sehingga menurut mereka pendidikan kejuruan amat penting dilakukan.

(12)

47

memiliki keahlian dibidangnya. Kerjasama ini juga akan berlangsung selama dua tahun dan dapat diperpanjang bila diperlukanm (Lensaindonesia, 2014).

Proyek Hyundai-KOICA Dream Center Indonesia termasuk dalam SO2 poin di dalamnya menjelaskan bahwa KOICA membantu meningkatkan kualitas teknik pembelajaran dan pelatihan kejuruan untuk, SMA/SMK, perguruan inggi, pegawai pemerintahan serta pusat pelatihan kejuruan melalui pembangunagan kapasitas dan kerjasama teknik. Proyek ini berfokus melatih keterampilan otomotif untuk anak-anak Indonesia, melaui pembangunan fasilitas serta pelatihan yang ditangani oleh sukarelawan yang ahli pada bidangnya. Proyek ini juga sesui dengan tujuan sektor pendidikan KOICA yaitu mengenai pelatihan sumber daya teknis dan sumber daya lainnya melalui pendidikan tinggi.

Proyek ini termasuk pada tahap terakhir dari aktivitas diplomasi publik Korea Selatan. Korea Selatan sudah masuk kedalam tahap mempengaruhi negara mitra melalui bantuan-bantuan pendidikan. melalui pelatihan otomotif kepada anak-anak di Indonesia Korea Selatan dapat mengembangkan pengaruhnya di Indonesia khususnya dalam hal investasi industri dan ketenaga kerjaan. Proyek ini akan mempermudan industri swasta Korea Selatan, dalam hal ini Hyundai untuk mengembangkan bisnisnya di Indonesia pengetahuan masyarakat Indonesia yang luas mengenai bidang otomotif akan mempermudah investor Korea Selatan dalam merekrut pekerjanya dengan pengeluaran dana yang lebih hemat.

5.2.3 Development of Human Resource Trought Higher Educatiom

Development of Human Resource Througt Huger Education merupakan SO3 dari sektor pendidikan KOICA yaang memiliki program umum yaitu, memperkenalkan teknologi dan budaya Korea dan akses pendidikan tinggi. Pada SO3 KOICA memiliki 2 program yang di laksanakan di Indonesia yaitu, KOICA Master Degree Shcolarship dan Korean-Indonesian Cultur Center yang dilaksanakan pada periode 2011-2015.

5.2.3.1 KOICA Master Degree Shcolarship

(13)

48

pemahaman mengenai industri Korea dan sistem managemen perusahaan. Penerima beasiswa berhak mendapatkan dana pendidikan dan akomodasi selama menjalani pembelajaran di Korea Selatan. untuk dapat mengikuti program tersebut, maka peserta program wajib memenuhi persyaratan sebagai berikut, menjadi warga negara dari salah satu negara mitra KOICA, memiliki kemampuan berbicara maupun menulis dalam bahasa Inggris, belum pernah berpartisipasi dalam program beasiswa lainnya, berusia di bawah 40 tahun serta sehat jasmani maupun rohani (KOICA Master Degree Program, 2016).

Master Degree program merupakan salah satu proyek dari SO3 KOICA pada sektor pendidikan yaitu mengenai pengembangan sumber daya manusia melalui pendidikan tinggi. Pada SO3 poin kedua desebutkan bahwa KOICA membantu mendukung pengembangan sumber daya manusia melalui pendidikan tinggi. Sehingga melalui program Master Degree ini diharapkan KOICA mampu membantu mengembangkan sumberdaya manusia di negara-negara mitra KOICA. program ini juga sesuai dengan salah satu tujuan sektor pendidikan KOICA yaitu, memberikan pelatihan sumber daya teknis dan sumber daya lainnya melalui pendidikan tinggi, dan untuk memasilitasi peluang pendidikan dan meningkatkan kualitas pendidikan, kebijakan dan sistem pendidikan negara mitra.

Progam ini termasuk pada taham akhir dari aktivitas diplomasi publik Korea Selatan. salah satu contoh aktivitas diplomasi publik pada tahap mempengaruhi ialah dengan melakukan pertukaran pelajar, penelitian bersama maupun memberikan bantuan dana pendidikan seperti pemberian beasiswa. Melalui transer pengetahuannya Korea Selatan akan menjadi negara yang berpengaruh, beasiswa Master ini nantinya akan memberikan peluang besar bagi kerjasama perekonomian Indonesia serta mempermudah Korea Selatan untuk menamkan investasinya di Indonesia. Selain itu, program beasiswa ini juga akan memberikan pengaruh pada pertukaran budaya Korea salah satunya pada bidang bahasa dan adat istiadat yang nantinya akan mendorong ketertarikan masyarakat Indonesia untuk mengunjungi Korea Selatan.

(14)

49

kerjasama budaya yang strategis antara Korea Selatan dengan Universitas Indonesia. UI dipilih mitra KOICA dalam pendirian Information Technology Training Center dan Korea-Indonesia Cultur Corner ini karena UI telah banyak melakukan kerjasma-kerjasma sebelumnya dengan Korea Selatan, menurut Kim Young-Sung Duta Besar Korea Selatan untuk Indonesia, kerjasama tersebut sudah berlangsung selama sembilan tahun dan berjalan dengan lancar.

Revitalisasi Information Technologi Training Center diharapkan dapat memberikan kontribusi IT bagi mahasiswa UI dan meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia pada umumya. Sedangkan Korea-Indonesia Culture corner diharapkan mampu menjadi tempat pembelajaran kenudayaan Korea bagi seluruh Mahasiswa UI maupun masyarakat umum. Information Technology Training Center merupakan training center yang dirancang dengan suasanan senyaman mungkin yang terbuka bagi para profesional, non-profesional, mahasiswa maupun masyarakat umum. Sedangkan Korea-Indonesia Cultur Corner berisikan perpustakaan mini yang menyediakan beragam buku, majalah dan film yang berkaitan dengan kebudayaan korea baik tradisional maupun kontemporer dan popular. Selain itu KICC memiliki fasilitas seperti TV 3D, Komputer dan Internet yang dapat dimanfaatkan oleh para pengunjung baik mahasiswa UI maupun masyarakat umum (Kabarkampus, UI, 2012).

Information Technologi training Center dan Korea-Indonesia Cultur Corner ini termasuk dalam So3 KOICA pada sektor pendidikan yaitu mengenai pengembangan sumber daua manusia melalui pendidikan tinggi. Didalam SO3 pada poin pertama disebutkan bahwa KOICA membantu untuk memperkenalkan teknologi, komunikasi dan budaya Korea Selatan. kedua program ini jelas memperkenalkan kemajuan teknologi dan budaya Korea Selatan melalui pusat pelatihan teknologi Korea Selatan memperkenalkan kemampuan teknologi yang dimiliki negara tersebut. Sedangkan, melalui Korea-Indonesia Cultur Corner mahasiswa UI dan masyarakat umum dapat mengenal kebudayaan Korea Selatan lebih dalam melalui fasilitas-fasilitas yang disediakan.

Program-program tersebut termasuk pada tahap akhir dari aktivitas diplomasi Korea Selatan yaitu pada tahap mempengaruhi. Dimana, melalui transfer teknologinya Korea Selatan dapat mempengaruhi Indonesia dalam hal penyebaran budaya negara tersebut seperti adat istiadat, kesenian dan bahasa Korea sehingga dapat menarik ketertarikan masyarakat Indonesia untuk lebih mengenal Korea Selatan.

(15)

50

Strategi Objektif Kriteria Program Tahun Program yang Terlaksana

Wilayah

SO1 Quality

Primary Education

-Menyediakan in-service dan pre-service training untuk guru dalam rangka membangun kapasitas dan keahlian di dalam pendidikan dasar yang penting untuk menciptakan hasil belajar yang efektif.

-Membantu negara mitra yang memiliki kekurangan dalam kualitas pendidikan serta membantu memperbaiki sarana pendidikan untuk negara mitra yang berada dalam situasi bencana alam dan peperangan.

Major Programs

- Pelatihan Guru

-Peningkatan kopetensi pembelajaran dasar seperti pengadaan alat pembelajaran.

- 2012

-2014

- Green School

-Korean Junior Expert

(KJE)

-Korean Junior Expert

(KJE) -Banjarmasin Kalimanta Selatan -Selawesi Selatan -Jawa Timur SO2 Training Technical Resources

- Membantu meningkatkan kualitas teknik pembelajaran dan

-2013 -Gedung Pusat Keamanan Cyber ITB

(16)

51 pelatihan kejuruan di SMA/SMK, perguruan tinggi teknik, pemerintahan dan pusat pelatihan kejuruan melalui pembangunan kapasitas dan kerjasama teknik.

Major Programs

-Technical Vocational Education and Training (TVET) Governance untuk membangun keterampilan -TVET center of excellence

-2014 -Fellowship Program -Hyundai-KOICA Dream Center -Jawa Timur -Jakarta

SO3 Development of Huma Resource

trough Higer

Education

-Mengenalkan kemajuan teknologi dan komunikasi Korea Selatan.

-Membantu mendukung pengembangan sumber daya manusia melalui pendidikan tinggi.

Major Programs

-Memperkenalkan

teknologi dan Budaya Korea.

-Akses pendidikan tinggi

-Setiap Tahun

-2012

-KOICA Master Degree

Shcolarship

-IT Training

Center dan

Korea-Indonesia Cultur Corner

Universitas Indonesia -Seluruh Indonesia -Depok, Jawa Barat Tabel 5.2

Progam-rogram Sektor Pendidikan KOICA di Indonesia

(17)

52

Joseph S. Nye (2004), mendeskripsikan konsep power sebagai kemampuan mempengaruhi untuk mendaprkan hasil yang diinginkan, bahkan bila perlu mengubah perilaku orang lain demi mewujudkan hasil yang diinginkan tersebut. Humper Taylor, membedakan diplomasi publik dengan diplomsi tradisional melalui Power. Diplomasi tradisional sering menggunakan hard power, seperti menggunakan kekuatan militer dan ekonomi. Cara seperti ini kadang berhasil namun kadang juga tidak menemui keberhasilan, cara seperti ini cendrung dapat menimbulkan ketakutan, kebencian maupun ketidak percayaan dari negara lain. Sedangkan diplomasi publik sering menggunakan kebudayaan, pendidikan kapabilitas militer dalam artian secara kualitas seperti bantuan teknis dan pendidikan militer maupun ekonomi. Wawasan mengenai Soft Power ini telah mengubah pemikiran Korea Selatan. Korea Selatan tidak lagi berdiplomasi menggunakan kekuatan militer yang cendrung menimbulkan ketakutan, Korea Selatan lebih berdiplomasi dengan menggunakan cara yang lebih halus baik melakukannya melalui pameran-pameran kebudayaan, pemberian beasiswa bahkan penyebaran budaya Kpop.

Program-program sektor pendidikan KOICA di atas merupakan salah satu alat diplomasi publik Korea Selatan. Diplomasi publik memiliki tiga sifat yang membedakannya dengan diplomasi remi (tradisional) (Heninda,2008):

1. Diplomasi publik bersifat transparan dan berjangkauan luas

2. Diplomasi publik ditransmisikan dari pemerintahan satu kepemerintah lainnya 3. Tema dan isu yang diusung oleh diplomasi publik lebih ke arah sikap dan

perilaku publik.

(18)

53

program-program sektor pendidikan KOICA tema dan isu yang diangkat memang mengenai sikap dan perilaku publik, mengenai sistem pendidikan, pemenuhan standan kualitas pendidikan, dan pelatihan-pelatihan yang berhubungan dengan pekerjaan tertentu.

Pada tahapan aktivitas diplomasi publiknya program-program yang dilaksanakan oleh sektor pendidikan KOICA mengacup pada tahap akhir dari aktivitas diplomasi publik, yaitu dengan mempengaruhi. Tahap ini dilakukan dengan banyak cara misalnya meningkatkan kerjasama dalam bidang pendidikan, seperti pertukaran pelajar, penelitian bersama maupun memberikan bantuan dana pendidikan seperti pemberian beasiswa. Umumnya, program-program sektor pendidikan KOICA di atas merupakan hasil kerjasama pendidikan KOICA dengan Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, Institut pendidikan serta industri swasta. Yang mana kegiatan mempengaruhi ini dilakukan KOICA melalui program-program bantuan pendidikan dan berkaitan dengan isu-isu tertenti, misalnya perubahan iklim, perkembangan teknologi maupun transfer pengetahuan pengenai kebijakan tertetu yang hasilnya dapat membuat Indonesia melakukan apa yang disarankan oleh KOICA, bukan hanya sekedar citra positif dan ketertarikan bangsa lain yang didapat namun, kepentingan Korea Selatan juga terlaksana pada tahap ini, misalnya kepentingan mengenai pengenalan teknologi serta industri Korea Selatan agar mudah menaruh investasinya di negara-negara mitra.

Pendidikan dalam pengertianya adalah sebuah sarana manusia untuk membina kepribadian agar sesui dengan nilai-nilai dimasyarakat. Pendidikan menjadi salah satu yang penting bagi keberlangsunga hidup seseorang. Sistem pendidikan disuatu negara juga menjadi penentu kualitas pendidikan di negar tersebut. Korea Selatan saat ini menjadi negara dengan tingkat pendidikan yang baik di dunia. Menurut MBCtime.com pada artikelnya yang berjudul 20 Best Education System in The World Korea menempati negara dengan sistem pendidikan terbaik di Asia Timur. Sedangkan,Pendidikan di Indonesia masih terkendala dengan banyak hal mulai dari sistem pendidikan yang belum maksimal sampai fasilitas pendidikan yang kurang memadai, data dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menunjukkan bahwa 75% sekolah di Indonesia tidak memenuhi standar layanan minimal pendidikan. Tenaga pengajar di Indonesia juga dirasa masih kurang memadai, terdapat 40 ribu sekolah yang nilai uji kopetensi gurunya mencapai nilai rata-rata 44.5 padahal standar yang diharapkan minimal 70 (OECD, PISA,2015). Kurangnya kopetensi guru menjadi salah satu penentu kualitas belajar siswanya.

(19)

54

transfer pengetahuan mengenai sistem pembelajaran yang baik, pelatihan guru dan pelatihan kejuruan merupakan kerjasama-kerjasama yang sangat meguntungkan dunia pendidikan di Indonesia. pada proyek-proyek sektor pendidikan KOICA ada beberapa program yang sangat bermanfaat bila terus dilanjutkan di Indonesia seperti, Green School, KJE dan Hyunda-KOICA Dream Center karena ketiga program ini penulis nilai dapat memnuhi kebutuhan Indonesia pada bidang pendidikan.

5.3 Kebijakan-Kebijakan Pemerintah Korea Selatan Tentang Diplomasi Publik Korea Selatan

KOICA merupakan koordinator pelaksana kerjasama teknik yakng dilakukan oleh Korea Selatan dengan negara mitranya. Fokus KOICA adalah membantu negara-negara berkembang untuk membangun negaranya melalui pembangunan yang berkesinambungan yang kemudian kerjasama ini disebut sebagai kerjasama pembangunan Korea Selatan. Korea Selatan merasa perlu untuk membantu-negara-negara berkembang keluar dari zona kemiskinan. Hal ini berdasarkan pengalaman masa lalu Korea Selatan yang berhasil bangkit dari keterpurukan, sehingga Korea Selatan merasa wajib untuk membantu negara mitranya. Keseriusan Korea Selatan kemudian diimplementasikan kedalam beberapa kebijakan Korea Selatan yang berkaitan dengan kerjasama pembangunan di negara-negara berkembang khususnya Asia.

5.3.1 Global Korea (The National Security Strategy of The Republic of Korea)

Dalam lingkungan global yang tidak menentu dan komplek di abad-21 ini, Korea Selatan memerlukan strategi kebijakan luar negeri yang aman, yang dapat memaksimalkan memaksimalkan kepentingan nasional dan memperkuat kerjasama dengan masyarakat internasional. Presiden Lee Myung-Bak melalui Global Korea berkomitmen untuk menjalin hubungan yang baik antara Korea Selatan dengan negara-negara di dunia untuk mempromosikan perdamaian dan kemakmuran dunia khususnya di wilayah Asia.

(20)

55

semangat membantunya, Korea Selatan melindungi kebebasan manusia, kebahagiaan dari pelecehan hak asasi manusia, kemiskinan, penyakit dan kekerasan (Global Korea, 2008).

Dalam kebijakan ini, Presiden Lee Myung-bak bermaksud untuk meningkatkan bantuan material Korea kepada negara-negara berkembang seperti bantuan pembangunan remi dan memastikan hal ini sepadan dengan perekonomian Korea Selatan. Untuk membuktikan keseriusannya, Korea Selatan masuk kedalam OECD’s Development Assistance Commite (DAC) untuk mengembangkan program luar negerinya. Selain itu, Korea Selatan berharap melalui bantuan asingnya Korea Selatan dapat mempererat kerjasamanya dengan negara-negara berkembang seperti memperluas peluang Korea Selatan untuk mengakses energi dan sumber daya alam negara mitra. Korea Selatan berusaha untuk memperluas upaya kolaboratif dengan masyarakat internasional untuk membantu pencapaian target yang ditetapkan dalam tujuan Millenium Development Goals (MDGs) dan mendukung negara-negaa miskin dan kaum orang-orang terpinggirkan. Instrumen-intrumen bantuan luar negeri nantinya akan diverifikasi misalnya, dengan menawarkan kesempatan yang lebih luas untuk anak muda Korea Selatan menjadi tenaga suka rela di luar negeri melalui progam pemerintindah (Global Korea, Expanding Korea’s Global Contribution, 2008, p. 30).

5.3.2 Ministry of Foreign Affairs and Trade (MOFAT)

MOFAT merupakan kementrian yang membawahi segala hal tentang urusan kepentingan luar negeri. MOFAT lebih banyak memuat fokus-fokus kebijakan diberbagai bidang seperti politik dan keamanan, ekonomi dan perdagangan, bantuan luar negeri serta isu budaya. MOFAT membuat kebijakan serta aturan-aturan melalui Diplomatic White Paper dengan tujuan untuk tercapainya kepentingan nasional, dalam hal bantuan luar negeri kepentingan nasional yang ingin dicapai Korea Selatan adalah menarik minat kedatangan masyarakat internasional, meningkatkan citra Korea Selatan serta terbukanya peluang investasi di negara mitra (Noor Rahma Yulia, 2013).

(21)

56

5.4 Pencapaian Kepentingan Korea Selatan Melalui Sektor Pendidikan KOICA di Indonesia Tahun 2011-2015.

KOICA merupakan lembaga kerjasama Internasional Korea yang berada dibawah Kementerian Hubungan Luar negeri dan Perdagangan Korea Selatan. Misinya adalah memaksimalkan bantuan Korea ke negara-negara berkembang bantuan-bantuan tersebut terdiri dari bantuan pendidikan, bantuan kesehatan, bantuan pemerintah, agrikultur, kehutan dan bantuan idustri dan energi serta bantuan untuk bencana alam. memaksimalkan Bantuan Korea Selatan kepada negara-negara berkembang merupakan bentuk kebijakan luar negeri Korea Selatan yang tertuang dalam Visi Global Korea yang dibuat oleh Presiden Lee myung-Bak pada tahun 2008 serta tertuang pada peraturan-peraturan dan kebijakan-kebijakan yang terdapat di dalam Diplomatic White Paper Korea Selatan dari tahun-ketahun. Korea Selatan telah menjadikan kerjasama pembangunan sebagai salah satu kebjakan luar negeri Korea Selatan, maka melalui tahap-tahap diatas, Korea Selatan telah melakukan tiga tahap perkembangan diplomasi publik menurut Simon yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya.

Indonesia, merupakan negara berkembang yang menjadi salah satu mitra Korea Selatan. KOICA juga turut membantu pembangunan Indonesia di berbagai sektor salah satunya adalah sektor pendidikan. Pada periode 2011-2015 KOICA telah mengadakan tujuh program pendidikan yang dilaksanakan diberbagai kota di Indonesia, Tujuan dari bantuan pendidikan ini adalah pembangunan melalui pendidikan serta memastikan hak seluruh masyarakat Indonesia memperoleh pendidikannya yang telah disesuaikan dengan strategi objektif yang direncanakan oleh KOICA setiap periodenya. Dari strategi Objektif ini dapat terlihat kepentingan-kepentingan yang di bawa oleh Korea Selatan dalam misinya membantu Indonesia.

Tonny D. Effendi (2013) menulis dalam Jurnalnya, terdapat tiga tahapan praktik diplomasi publik. Tapat pertama adalah tahapan mendasar dimana negara mencoba memberikan pengetahuan mengenai keberadaan negaranya kepada dunia internasional. Tahap kedua adalah dimana, negara lain telah mengetahui keberadaan negara tersebut maka, tahap selanjutnya yang harus dilakukan adalah dengan meningkatkan apresiasi negara lain terhadap negara yang bersangkutan, berusaha agar masyarakat negara lain memiliki pandangan yang positif dengan negara tersebut. Tahap ketiga yaitu, menciptakan ketertarikan negara lain terhadap negaranya. Dimana, suatu negara mencoba untuk menarik minat masyarakat negara lain untuk mendatangi negaranya.

(22)

57

ingin dicapai Korea Selatan melalui praktik diplomasi publiknya di Indonesia melalui KOICA sektor pendidikan ini. Yaitu, mengenai peningkatan citra positif masyarakat Indonesia terhadap Korea Selatan, peningkatan minat kedatangan masayarakat Indonesia ke Korea Selatan serta terbukanya peluang Korea Selatan untuk melakukan investasi di negara Indonesia.

5.4.1 Peningkatan Citra Korea Selatan di Mata Indonesia

Salah satu tujuan yang ingin dicapai Korea Selatan saat melakukan proyek-proyek pendidikan melalui KOICA salah satunya adalah Peningkatan Citra positif Kore Selatan. proyek-proyek yang dibuat lebih berfokus untuk membuat pendidikan di Indonesia menjadi lebih baik, KOICA bekerja sama dengan pemerintah Indonesia, Organisasi internasional, perusahaan swasta dan institut pendidikan yang ada di Indonesia sehingga proyek-proyek yang dibuat dapat dirasakan langsung oleh masyarakat dan dapat membuka peluang kerjasama antara KOICA dengan mitra kerjasama menjadi lebih erat.

(23)

58

Gambar 3

Pengaruh Korea Selatan di Dunia (Sumber: BBC Polling In The Word, 2013)

5.4.2 Menarik Minat Kedatangan Masyarakar Indonesia ke Korea Selatan.

Gambar

Tabel 5.1  Saling Kunjung Pejabat Korea Selatan dan Indonesia
Tabel 5.2 Progam-rogram Sektor Pendidikan KOICA di Indonesia
Gambar 3 Pengaruh Korea Selatan di Dunia

Referensi

Dokumen terkait

Dalam hubungan dengan Indikasi Geo- grafis, prinsip ekonomi diartikan sebagai masyarakat yang mendiami suatu daerah atau kawasan dimana terdapat potensi indikasi geografis

b) Mesensepalon atau otak tengah (disebut juga mid brain) adalah bagian teratas dari batang otak yang menghubungkan otak besar dan otak kecil. Otak tengah berfungsi dalam hal

Petunjuk: Lengkapi laporan tentang kegiatan belajar yang berkaitan dengan tema atau topic dalam pembelajaran Bahasa Inggris?. Tema/topic yang saya pelajari dalam

Sebagai contoh, naskah tersebut mengetahui temuan-temuan penelitian yang menyoroti ketidakhadiran negara sebagai faktor utama dalam kekerasan beragama (hal. 23), namun tidak

Diabetes Mellitus ( DM ) adalah penyakit metabolik yang kebanyakan herediter, demham tanda – tanda hiperglikemia dan glukosuria, disertai dengan atau tidak adanya gejala

Penerapan prinsip keadilan dalam pem- bebasan tanah untuk kepentingan umum dalam realitasnya terlihat bahwa bentuk dan besaran ganti rugi yang diberikan kepa- da masyarakat masih

Climate Action Network International (CAN) is the world’s largest network of civil society organizations working together to promote government action to address the climate

Diare berhubungan dengan pengeluaran feses yang cair dan meningkatnya frekuensi dari proses defekasi. Ini adalah lawan dari konstipasi dan dampak dari cepatnya