• Tidak ada hasil yang ditemukan

MEDIA BACA Teknologi Organisasi dan Indu

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "MEDIA BACA Teknologi Organisasi dan Indu"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

Media Baca

Teknologi, Organisasi, dan Industri

Oleh:

(2)

PASCASARJANA ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL ILMU POLITIK

(3)

Media Baca

Teknologi, Organisasi, dan Industri Oleh: Maybi Prabowo

Bunkanews, situs khusus tentang media massa berbahasa Jepang, menyebutkan jumlah toko buku di Jepang adalah sama dengan jumlah toko buku di Amerika Serikat. Padahal Amerika Serikat dua puluh enam kali lebih luas dan berpenduduk dua kali lebih banyak daripada Jepang. Perbandingan ini menunjukkan bahwa toko buku sangat banyak di Jepang dan tentu berada sangat dekat dengan masyarakat Jepang.1

Kondisi ini berbeda dengan di Indonesia. Keterangan dari Gabungan Toko Buku Indonesia (GATBI), sebagaimana dilaporkan KPPU, menunjukkan bahwa sebelumnya jumlah toko buku berada di atas 2000, tetapi saat ini jumlah tersebut menyusut menjadi hanya sekitar 700-800 saja.2 Jumlah buku baru yang terbit di Indonesia hanya sekitar 8.000 judul/tahun. Bandingkan dengan Malaysia yang menerbitkan 15.000 judul/tahun, Vietnam 45.000 judul/tahun, sedangkan Inggris menerbitkan 100.000 judul/tahun. Kesenjangan ini akan semakin terlihat kalau dibandingkan dengan Jepang. Menurut kalangan pers Jepang, tiras koran yang beredar setiap hari mencapai 60 juta. Padahal penduduk Jepang hanya 125,6 juta. Di Jepang rata-rata pembaca koran 1:2 sampai 1:3. Artinya, tiap dua atau tiga penduduk, satu diantaranya membaca koran. Mungkin tiap rumah di Jepang berlangganan satau sampai dua koran, sehingga tidak heran jika hal ini banyak memengaruhi hidup mereka dalam banyak aspek, seperti kultural, ilmiah, sosial, ekonomi, demokratis, dan kreativitas individu.3

Kutipan-kutipan informasi di atas sedikit menunjukkan perbedaan industri media baca, khususnya cetak, di beberapa negara. Kita tidak akan terlalu jauh mengupas kesenjangan ini, namun kita hanya akan menggambarkan secara umum bagaimana teknologi media baca muncul menjadi industri dan memengaruhi peradaban di Eropa, serta perkembangan teknologi media baca dan pengaruhnya terhadap perubahan organisasi dan industri media baca.

Percetakan, Buku, dan Renaissance

1 Lihat artike tahun 2013, Melongok Budaya Baca dan Tulis Masyarakat Jepang, dimuat di http://www.indosiar.com/ragam/melongok-budaya-baca-dan-tulis-masyarakat-jepang_21368.html

2 Lihat Ni’am, Maulin, Sejarah dan Problematika Industri Buku di Indonesia,

https://www.academia.edu/7906309/Sejarah_dan_Problematika_Industri_Buku_di_Indonesia

(4)

Arnold Pacey4 memberikan definisi teknologi dengan melibatkan organisasi sebagai bagian tak terpisahkan dari aspek penerapan teknologi. Manusia sebagai pengguna teknologi memiliki latar belakang perilaku secara sosial dan budaya yang memengaruhi penerapan teknologi tersebut. Sebaliknya perkembangan teknologi juga memengaruhi perilaku organisasi. Bahkan McLuhan menganggap bahwa beberapa teknologi (komunikasi) mampu mengubah arah peradaban umat manusia.

Huruf bunyi (phonetic letter) dan mesin cetak, menurut Marshall McLuhan, termasuk penemuan-penemuan yang memengaruhi arah peradaban umat manusia. Penemuan teknologi cetak (movable type) dipercaya telah membentuk budaya Eropa dari tahun 1500 hingga 1900. Produksi dan distribusi massal dari beragam materi cetakan memiliki andil di dalam membentuk nasionalisme bangsa-bangsa Eropa. Tidak hanya itu, materi cetakan juga memengaruhi bidang musik dan menyuburkan gerakan Renaissance. Bahkan tanpa materi cetakan, Protestanisme mungkin tidak akan menyebar luas.5

Renaissance sendiri adalah sebuah gerakan budaya yang berkembang pada periode sekitar abad ke-14 sampai abad ke-17. Gerakan ini dimulai di Italia pada abad pertengahan akhir dan kemudian menyebar melalui media baca ke seluruh Eropa. Memang pada mulanya penemuan dan pengembangan mesin cetak oleh Gutenberg pada 1440 M di Jerman digunakan untuk keperluan penggandaan dan penyebaran Injil. Tapi penggunaannya kemudian berkembang, tidak hanya untuk menggandakan buku keagamaan tetapi juga buku-buku pengetahuan, sastra, dan lain sebagainya.6

Pada tahun 1500 percetakan didirikan di 250 tempat di Eropa. Namun percetakan terhitung lambat masuk ke Rusia dan dunia Kristen Ortodoks umumnya. Baru pada tahun 1711 sebuah percetakan didirikan di St Peterburg. Jika pada permulaan abad pertengahan buku begitu langka, pada abad ke-16 (di Eropa) masalahnya justru buku-buku begitu melimpah. Sejarawan Lucien Febvre dan Henri Jean-Martin meyakini bahwa sekitar 200.000.000 jilid buku telah dibuat sebelum tahun 1600. Saking banyaknya buku-buku itu, seorang penulis Italia abad 16 mengeluh, “begitu banyak buku sehingga kita tidak punya waktu lagi bahkan untuk membaca judulnya saja”. Tokoh Reformasi Kristen Jean Calvin (1509-1564), mengatakan, “buku-buku telah menjadi hutan-belantara di mana para pembaca dapat hilang di dalamnya”.7 4Lihat Pacey, Arnold. 1983. The Culture of Technology. MIT Press. Hal. 8.

5Kostelanetz, Richard , 29 Januari 1967, Understanding McLuhan (In Part),

https://www.nytimes.com/books/97/11/02/home/mcluhan-magazine.htm

6

Ni’am, Maulin,, op cit.

7

(5)

https://parapustakawan.wordpress.com/2011/12/02/penemuan-mesin-cetak-dan-banjir-informasi-gelombang-Saat buku kian banyak, ukuran perpustakaan pun kian membesar. Para pengunjung perpustakaan kian kesulitan menemukan buku yang dicarinya di rak. Katalog dan daftar buku pun menjadi sangat penting. Maka mulai pertengahan abad ke-16 disusunlah bibliografi tercetak yang memberi informasi tentang apa saja yang telah ditulis (diterbitkan) pada kurun itu.8

Perkembangan kapitalisme mendorong melimpahnya buku di Eropa kala itu. Penerbitan buku merupakan salah bidang usaha awal kapitalisme. Menurut Ben Anderson, Eropa pada tahun 1500-1550 merupakan masa kemakmuran ekonomi. Industri penerbitan di bawah kendali para kapitalis kaya turut mencicipi ledakan kesejahteraan umum itu dengan jumlah penjualan buku-buku yang tinggi.9 Sejak produksi buku menjadi industri yang bersifat kapitalis, undang-undang hak cipta dikembangkam dan disahkan untuk melindungi hak-hak kepemilikan intelektual.

Di sisi lain, popularisasi pengetahuan melalui buku memengaruhi kemunduran bahasa Latin sebagai bahasa kebanyakan karya-karya yang diterbitkan pada masa awal. Bahasa ini digantikan oleh bahasa sehari-hari sesuai bidang dan sasaran pembacanya. Secara paradoksal, bahasa melalui kata-kata yang dicetak membantu untuk menyatukan dan menstandarisasi ejaan bahasa-bahasa asli, namun di sisi lain mengurangi keragaman bahasa. Standarisasi beragam bahasa nasional yang mengurangi dominasi bahasa Latin menjadi salah satu sebab munculnya nasionalisme negara-negara di Eropa.10

Teknologi Percetakan

Teknologi percetakan sudah ditemukan di Cina dan Jepang setidaknya sejak abad ke-8. Metode yang digunakan dalam percetakan temuan bangsa Timur ini dikenal sebagai ‘percetakan blok’; blok kayu berukir yang digunakan untuk mencetak satu halaman tunggal dari suatu teks khusus. Pawal abad 15 orang Korea juga telah menciptakan suatu bentuk percetakan yang dapat digerakkan. Temuan tersebut mirip dengan mesin cetak yang ditemukan

pertama/

8

ibid

9

ibid

10

(6)

Gutenberg. Bukan tidak mungkin, penemuan percetakan di Barat didorong oleh berita-berita dari dunia Timur (Briggs & Burke, 2006).11

Cetak blok memungkinkan pencetakan banyak eksemplar buku tertentu. Proses ini memiliki kelemahan karena satu set baru serta komplit dari cukilan kayu atau logam harus dibuat untuk sebuah buku. Teknik ini tidaklah praktis untuk mencetak berbagai macam buku. Pasca penemuan movable type oleh Gutenberg, teknologi percetakan terus berkembang hingga saat ini.

Teknologi Cetak Tinggi (Letterpress/Flexography)

Gutenberg berhasil melakukan berbagai penyempurnaan pada teknologi cetak. Ia mengembangkan metal logam campuran untuk huruf cetak yang bisa dipindah-pindah dan minyak tinta cetak serta alat penekan yang diperlukan untuk mencetak. Ia menggunakan bahan logam campuran dari timah putih, antimony, dan timah hitam untuk blok-blok huruf. Teknik cetak ini dikenal dengan istilah cetak tinggi, karena bagian yang mencetak lebih tinggi daripada bagian yang tidak mencetak. Blok-blok huruf tunggal ini dapat disusun menjadi kata atau kalimat. Setelah dipakai untuk mencetak huruf-huruf ini dapat diurai dan disimpan untuk kelak dipakai lagi.

Gutenberg menciptakan mesin cetak yang pertama berdasarkan cara kerja alat pemeras buah-buahan. Bahan pencetaknya ditintai dengan menggunakan tampon (sekarang rol penintaan). Lembaran kertas diletakkan di atas alat cetak yang sudah ditintai itu, dengan menekan kertas tersebut secara merata.12

Teknologi Cetak Datar (Lithography)

Teknologi ini dikatakan cetak datar karena acuan cetak sama tinggi dengan bidang gambar. Istilah lain yang paling populer di masyarakat adalah cetak offset. Cetak offset bisa berupa lembaran (sheet fed) atau berupa gulungan (web fed). Masing-masing memiliki kelebihan. Terutama untuk yang web fed mampu mencetak dalam kapasitas dengan jumlah lebih besar, biasanya untuk pembuatan surat kabar, majalah yang memiliki oplah besar. Untuk cetak sheet lebih banyak digunakan di perusahaan kecil menengah, kebanyakan untuk cetakan yang tidak terlalu besar, seperti brosur, poster, leaflet, dan lain-lain.13

11

ibid

12

Cahyono, Budi, Jumat, 17 Desember 2010, Sejarah Cetak Tinggi, http://cetaktinggi.blogspot.com/2010/12/sejarah-cetak-tinggi.html?m=1

13

(7)

Cetak offset disebut juga chemical printing technique atau teknik cetak kimia, karena dalam prosesnya cetak offset memanfaatkan sifat tolak-menolak antara air dan minyak. Air yang dimaksud adalah air pembasah yang digunakan dalam cetak offset, dan minyak dianalogikan sebagai tinta yang digunakan dalam proses cetak. Bagian image area pada pelat cetak offset terbuat dari lapisan oleophylic yang bersifat menolak air dan menerima tinta. Sebaliknya bagian non image area terbuat dari lapisan hidrophylic yang menerima air dan akan menolak tinta.14

Seperti diketahui, air mustahil melekat pada permukaan yang licin, maka dari itu permukaan bagian oleophylic dibuat licin, sedangkan hydrophylic kasar. Dalam proses cetak offset sendiri, pertama-tama pelat akan diberi lapisan air. Karena sifat-sifat bagian pelat tadi maka bagian hidrophylic pun akan terlapisi oleh air, sedangkan bagian oleophylic akan tetap kering. Pada tahap selanjutnya, pelat cetak akan dilapisi oleh tinta. Oleh sebab bagian hidropylic telah terlapisi air, maka mustahil tinta akan melekat diatasnya. Karena oleophylic mampu menarik tinta, maka bagian itu akan terlapisi oleh tinta. Gambarpun akan terbentuk.15

Teknologi Cetak Dalam (Rotography)

Teknologi ini disebut cetak dalam karena bagian yang mencetak letaknya lebih rendah dari acuan cetaknya. Biasa disebut juga dengan teknologi cetak rotography, intaglio, photogravure. Hasil cetakannya, biasanya dapat dirasakan menebal di permukaan. Kebalikan dari cetak letter press yang cenderung membentuk permukaan di bagian belakang cetakan. Kelebihan cetak rotogravure adalah kapasitas cetak yang sangat besar. Misalnya untuk produk kemasan fleksibel snack, shampoo. Hasil cetakan juga bisa berupa lembaran (Sheet Fed) maupun rol/gulungan (web fed).16

Teknologi Cetak Saring (Screen Printing)

Teknologi cetak saring memiliki acuan cetak berupa saringan (screen). Teknologi cetak saring yang paling sederhana adalah cetak sablon. Kelebihan dari cetak saring adalah bisa mencetak di segala bentuk media, datar, lengkung, atau bahkan tidak rata. Cetakan juga bisa berupa rol atau lembaran. Cara mencetaknya adalah dengan mendorong langsung, artinya selama proses mencetak berlangsung tinta akan didorong langsung melalui pori–pori yang telah dibuat untuk melewatkan tinta cetak langsung ke media cetak yang dipergunakan.17 14

Lihat artikel berjudul Offset Printing,dimuat di https://duniagrafikapro.wordpress.com/pengertian-mesin-cetak-offset/

15

ibid

16

ibid

(8)

Media Massa Cetak Berkala

Perkembangan teknologi percetakan mengalami kemajuan hingga mampu memroduksi dengan materi cetakan dengan cepat dalam jumlah yang massal secara berkala. Tidak hanya berisi pengetahuan, materi cetak juga mendorong perkembangan media penyampaian berita-berita untuk khalayak. Teknologi cetak sangat memengaruhi teknik penulisan, penerbitan, dan industri media massa cetak seperti salah satunya surat kabar. Media surat kabar (newspaper) seperti yang kita kenali saat ini, mulai muncul di Jerman pada tahun 1605. Pada perkembangannya media cetak menjadi beragam isi dan bentuk di antaranya majalah dan jurnal.

Tabel berikut ini menunjukkan perbedaan karakteristik surat kabar (newspaper), majalah (magazine), dan jurnal (journal).

Tabel: Characteristics of Newspapers, Magazines and Journals18

Criteria Newspapers Popular Magazines

(popular, general interest, news)

Scholarly Journals

Purpose/Intent To provide information on current events.

Local and regional focus.

To inform or entertain readers on general interest topics in broad subject fields.

Report on original research or experimentation.

Author(s) journalists on staff or staff or freelance writers scholar/expert within an academic

ibid

18

(9)

freelance writers. field or discipline

Editing Newspaper editor reviews

submitted articles. Magazine editor reviews submitted articles. Experts in the field review articles submitted for publication. Publications that undertake this editorial process are also known as peer-reviewed or refereed publications.

Intended

Audience General public General public Professors, researchers, college and university students

Language Simple, non-technical, easy to understand

Some simple, others more demanding but still easy to understand, but still non-technical

Specialized vocabulary of the discipline.

Appearance Black and white, some colour, containing many

Serious look. Plain, black and white, containing charts, graphs, and tables.

Lengthy articles and academic level book reviews.

Advertising Contain extensive

advertising Contain extensive advertising Selective advertising. Few ads, usuallyfor publications or services in the discipline

Publisher Commercial publishers

Frequency varies but usually daily.

Commercial publishers.

Usually published weekly or monthly.

References Usually do not cite. Sources sometimes quoted in article text.

Usually do not cite. Sources sometimes quoted in article text.

Extensive documentation.

Bibliographies or references included.

(10)

Secara umum baik itu industri media baca berupa buku maupun media berita, memiliki lima pilar industri yakni penerbit, percetakan, distributor, toko buku, dan konsumen pembaca.19 Penerbit adalah organisasi yang memroduksi pesan-pesan. Mereka menentukan materi apa yang hendak dicetak. Di dalam industri media cetak, organisasi penerbit adalah redaksi yang melakukan agenda setting untuk menentukan materi berita apa yang akan dimuat dan bagaimana cara penyampaian dan penempatannya berdasarkan kaidah di dalam ilmu jurnalistik. Kadangkala, penerbit sekaligus adalah percetakan. Namun banyak juga yang terpisah. Keterpisahan ini juga terkait dengan penanggung jawab atas isi yang tidak termasuk bagian dari institusi percetakan. Distributor dan toko buku adalah ujung tombak yang menghubungkan media baca dengan pembaca.

Organisasi dan Teknologi Penerbitan

Di dalam organisasi dan teknologi penerbitan (publishing technology) terdapat pemisahan berdasarkan teknik yang digunakan. Pemisahan tersebut sekaligus juga merupakan tahapan/proses produksi.

Redaksional

Inti dari penerbitan adalah redaksi. Redaksi bekerja dengan pemahaman atas teknologi penulisan atau redaksional dibantu dengan mesin pengolah kata (word processing) agar pesan-pesan yang disampaikan memiliki kekuatan keterbacaan (readability). Redaksi terdiri atas penulis dan penyelia (editor) bahasa. Selain bahasa huruf, redaksi juga menggunakan bahasa gambar baik dengan ilustrasi maupun foto. Maka di dalamnya juga terdapat ilustrator dan fotografer. Redaksi juga melengkapi dirinya dengan pustakawan/dokumentasi dan periset untuk menjadi rujukan yang menambah nilai pesan. Bagian di dalam redaksi yang menghubungkan pesan dengan teknologi cetak adalah pengatur tata letak (layout) yang dilakukan dengan teknik tipografi dan desain grafis (graphic design).

Tata Letak (Layout)

Untuk menghasilkan buku yang setia terhadap prinsip-prinsip keterbacaan (readability) serta nilai artistik, maka sebelum dikirim ke percetakan, huruf-huruf dan gambar diatur dulu penempatannya. Teknik yang digunakan terdiri atas tipografi dan olah grafik (graphic design). Saat ini, olah tipografi dan grafik biasanya dilakukan oleh satu orang sekaligus yang disebut desainer grafis. Desainer grafis adalah pelaku desain grafis, sebagai jembatan pesan antara pihak pengirim dan pihak penerima pesan.20

Tipografi

Tipografi (Typography) adalah perpaduan antara seni dan teknik mengatur tulisan, agar maksud serta arti tulisan dapat tersampaikan dengan baik secara visual kepada pembaca. 19

Ni’am, Maulin,, op cit

20

(11)

Pengolahan tipografi tidak hanya terbatas lewat pemilihan jenis huruf, ukuran huruf, dekorasi, kesesuaian dengan tema, tetapi juga meliputi tata letak vertikal atau horizontal tulisan pada sebuah bidang desain.21 Kegiatan pengaturan tipografi dinamakan typesetting.

Jenis-Jenis Huruf di Dalam Tipografi

Berikut ini beberapa jenis huruf secara umum berdasarkan klasifikasi yang dilakukan oleh James Craig:22

Roman

Ciri dari huruf ini adalah memiliki sirip/kaki/serif yang berbentuk lancip pada ujungnya. Huruf Roman memiliki ketebalan dan ketipisan yang kontras pada garis-garis hurufnya. Kesan yang ditimbulkan adalah klasik, anggun, lemah gemulai dan feminin.

Egyptian

Adalah jenis huruf yang memiliki ciri kaki/sirip/serif yang berbentuk persegi seperti papan dengan ketebalan yang sama atau hampir sama. Kesan yang ditimbulakn adalah kokoh, kuat, kekar dan stabil.

Sans Serif

Pengertian San Serif adalah tanpa sirip/serif, jadi huruf jenis ini tidak memiliki sirip pada ujung hurufnya dan memiliki ketebalan huruf yang sama atau hampir sama. Kesan yang ditimbulkan oleh huruf jenis ini adalah modern, kontemporer sama.

Script

Huruf Script menyerupai goresan tangan yang dikerjakan dengan pena, kuas atau pensil tajam dan biasanya miring ke kanan. Kesan yang ditimbulkannya adalah sifast pribadi dan akrab.

Miscellaneous

Huruf jenis ini merupakan pengembangan dari bentuk-bentuk yang sudah ada. Ditambah hiasan dan ornamen, atau garis-garis dekoratif. Kesan yang dimiliki adalah dekoratif dan ornamental.

Olah Grafik

Grafik sebagai materi untuk keperluan percetakan dibagi menjadi dua jenis yakni vector dan image. Di dalam pemakaiannya keduanya sering dikombinasikan, termasuk dikombinasi dengan huruf. Komposisi warna juga merupakan bagian penting dari proses olah grafik.

21

Multimedia, Satria, Apa itu Tipografi, http://www.satriamultimedia.com/artikel_apa_itu_tipografi.html 22

(12)

Vector

Vector adalah grafik di dalam pengertian titik dan garis. Vector digunakan untuk membuat ilustrasi dengan mengolah titik-titik dan garis-garis menjadi bentuk gambar ilustrasi. Image

Image adalah titik-titik yang bergabung dengan kerapatan tertentu dan masing-masing atau sekelompok titik memiliki warna yang beragam sehingga secara kasat mata membentuk citra (image) dari suatu gambar.

Prinsip Dasar Tipografi dan Desain Grafis

Proses typesetting di dalam tipografi memiliki prinsip-prinsip dasar yang melipti sintaksis tipografi, persepsi visual, focal point, grid systems, dan alignment.23 Sintaksis Tipografi memiliki pengertian sebagai sebuah proses penataan elemen-elemen visual ke dalam kesatuan bentuk yang kohesif. Studi terhadap sintaksis tipografi dimulai dari elemen komposisi yang terkecil yaitu huruf, kata, garis, kolom dan margin. Pemahaman terhadap persepsi visual adalah kunci untuk memahami tendensi mata kita dalam melihat sebuah pola visual. Pola visual tersebut meliputi; similarity, continuation, proximity, dan closure. Sedangkan focal point adalah usaha menarik perhatian penglihatan dengan menciptakan suatu pola rancangan visual yang secara tepat dan cepat dapat merangsang mata lewat pokok penekanan (focal point).

Grid systems adalah solusi terhadap permasalahan penataan elemen-elemen visual dalam sebuah ruang. Grid systems digunakan sebagai perangkat untuk mempermudah menciptakan sebuah komposisi visual. Melalui grid systems seorang perancang grafis dapat membuat sebuah sistematika guna menjaga konsistensi dalam melakukan repetisi dari sebuah komposisi yang sudah diciptakan.Tujuan utama dari penggunaan grid systems di dalam desain grafis adalah untuk menciptakan suatu rancangan yang komunikatif dan memuaskan secara estetik. Alignment meliputi perancangan tipografi penataan baris (alignment) yang memiliki peranan penting sebagai penunjang legibitility serta estetika dari rancangan. Alignment mengenal lima cara yakni; rata kiri (flush lef), rata kanan (flush right), rata tengah (centered), rata kiri-kanan (justified), dan asimetris (random).

Perancangan halaman di dalam tipografi biasanya menghindari beberapa hal yang secara optis dapat mengganggu estetika, seperti; window: satu baris pendek yang merupakan baris terakhir dari sebuah paragraf yang berdiri tunggal dan hadir menjadi baris pertama pada halaman berikutnya; orphan: satu baris pendek yang merupakan baris pertama dari sebuah paragraf yang berdiri tunggal dan menjadi baris terakhir dalam sebuah halaman; block: tiga

23

Senschgraph, Februari 2013, Prinsip Dasar Dalam Perancangan Tipografi,

(13)

atau empat buah tanda sambung (hypens) yang bersusun pada bagian akhir dari beberapa baris yang berurutan dalam sebuah halaman; dan river: sebuah bentuk yang terjadi karena adanya jarak antar kata dari beberapa baris yang berurutan dan membentuk sebuah bidang putih seperti alur sungai.24

Teknologi Warna di Dalam Percetakan

Pada mulanya mesin cetak hanya mampu untuk mencetak dengan satu warna. Namun kemampuan tersebut meningkat untuk mengampu hampir semua jenis warna. Pengolahan grafis harus menguasai penggunaan warna-warna di dalam percetakan supaya warna yang diinginkan sesuai dengan warna yang dihasilkan oleh alat/mesin cetak.

Grayscale

Grayscale adalah kadar warna dari hitam ke putih. Di dalam percetakan yang sederhana dengan satu warna maka akan diterjemahkan sebagai kerapatan titik tinta hitam di mana semakin jarang maka akan semakin pudar dan akhirnya menjadi putih (tidak ada warna). CMYK25

CMYK adalah singkatan dari Cyan-Magenta-Yellow-blacK dan biasanya juga sering disebut sebagai warna proses atau empat warna. CMYK adalah sebuah model warna berbasis pengurangan sebagian gelombang cahaya (substractive color model) dan yang umum dipergunakan dalam pencetakan berwarna. Jadi untuk mereproduksi gambar sehingga dapat dicapai hasil yang (relative) sempurna dibutuhkan sedikitnya empat tinta yaitu: Cyan, Magenta, Yellow dan Black. Keempat tinta tersebut disebut tinta/warna proses. Tinta proses adalah tinta yang dipergunakan untuk mereproduksi warna dengan proses teknik cetak tertentu, seperti offset, lithography, rotogravure, letterpress atau sablon. Berbeda dengan tinta yang hanya digunakan satu lapisan (single layer), karena tinta yang digunakan dapat ditumpuk-tumpuk, maka sifat tinta proses harus memenuhi standar tertentu, seperti spesifikasi warna (dalam model warna CIELab) dan nilai Opacity/Transparency. ISO 2846-1 hingga ISO 2846-5 adalah standar yang ditetapkan oleh badan standarisasi international terhadap warna dan nilai transparency dari tinta proses empat warna CMYK masing-masing untuk proses pencetakan: Sheet-fed and heat-set web offset lithographic printing, Coldset offset lithographic printing, Publication gravure printing, Screen printing dan Flexographic printing.

Teknik separasi warna saat ini sudah berkembang. Penggunaan empat tinta proses masih dominan, tapi metode menambah warna tinta cetak berkembang pesat. Teknologi HiFi

24

ibid

25

Komunitas Desain Grafis, 12 Juni 2012, Perbedaan dan persamaan CMYK dan RGB,

(14)

Color dikembangkan beberapa pihak antara lain Pantone mengembangkan proses Hexachrome dan Opaltone. Pada teknik Digital Inkjet Printing, perkembangan warna proses sedemikian pesatnya. Hal ini didorong karena faktor teknis (kecilnya nozzle dalam printing head), maupun persaingan untuk menghadirkan reproduksi warna yang sempurna (sesuai dengan target pasar yang dituju). Saat ini ada tinta-tinta seperti: Light Magenta, Light Cyan, Grey, Matt Black, Orange dan Green dll.

Komputerisasi di Dalam Penerbitan dan Percetakan

Digitalisasi dan komputerisasi membawa perubahan pada teknologi penerbitan dan percetakan. Dengan komputer, organisasi dan aktivitas penerbitan bahkan bisa hanya dilakukan oleh satu orang menggunakan perangkat-perangkat lunak yang dipasang di dalam satu komputer tersebut.

Word Processing

Teknologi lama untuk mengolah kata menggunakan mesik ketik manual. Seorang penulis identik dengan kemampuannya menggunakan mesin ketik. Namun komputerisasi membuat pengolahan kata sudah menggunakan perangkat lunak di komputer dengan keyboard yang disusun huruf-hurufnya seperti sistem tombol-tombol huruf mesin ketik lama. Desktop Publishing (DTP)

Pada mulanya komputer pribadi hanya digunakan untuk pengolahan teks, tetapi akhirnya dipergunakan juga untuk memenuhi kebutuhan publikasi media cetak maupun digital. Desktop publishing adalah penggunaan komputer dan sofware untuk membuat tampilan visual dari ide dan informasi. Desktop publising memerlukan komputer dan perangkat-perangkat lunak untuk menggabungkan teks dan grafis untuk menghasilkan publikasi maupun dokumen-dokumen seperti buku, surat kabar, majalah, newsletter, brosur, buku, dan lain-lain.

Desktop publishing (juga dikenal sebagai DTP) menggabungkan sebuah komputer pribadi dengan perangkat lunak yang memiliki tampilan WYSIWYG (what you see is what you get) di layar monitor untuk membuat publikasi dokumen pada komputer baik untuk penerbitan skala besar atau kecil. Desktop publishing umumnya digunakan untuk menggambarkan tata letak halaman sampul (cover) maupun isi.26

Prepress

26

(15)

Teknologi yang menghubungkan langsung secara teknis antara organisasi penerbitan dan organisasi percetakan adalah prepress. Prepress adalah istilah yang digunakan dalam industri percetakan dan penerbitan lama untuk proses dan prosedur yang terjadi antara pengaturan tata letak (layout) dan pencetakan akhir.27 Pekerjaan prepress dilakukan oleh percetakan. Prepress atau pra cetak adalah kegiatan mengolah hasil akhir dari pekerjaan desktop publishing menjadi materi sumber (master) yang memiliki kualifikasi teknis sesuai dengan mesin cetak agar hasilnya tepat dan opimal saat digandakan (dicetak). Hasil pekerjaan desktop publishing diproses ke media film untuk diproses lagi ke media plat logam yang merupakan master cetakan. Dengan teknologi komputer, beberapa percetakan tidak memerlukan lagi proses film setelah dikenalkannya teknologi CTP (Computer-To-Plate), yaitu proses pencetakan dengan cara digital pada lembaran plat untuk keperluan pada mesin cetak offset.28

Percetakan Masih Perlukah?

McLuhan menganggap bahwa the electronic age yang ditandai dengan penemuan pesawat telepon, telah mengembalikan panggung bagi komunikasi lisan yang sempat didominasi komunikasi tulisan di masa the printing age.29 Pandangan McLuhan ada benarnya, namun bukan berarti bahwa komunikasi tulisan dengan teknologi media baca kemudian meredup. Gerakan paperless memang mengampanyekan pengurangan penggunaan kertas demi kelestarian lingkungan. Namun organisasi penerbitan menemukan media baca baru menggunakan media internet (maya).

Lima pilar industri media baca yang kita singgung di atas dan secara spesifik untuk media baca cetak, mengalami penyesuaian-penyesuaian signifikan untuk mengantisipasi berkembangnya media baca elektronik/digital. Pilar-pilar yang mengalami kemunduran adalah percetakan, distribusi, dan toko buku. Yang paling terpukul tentu saja distribusi karena percetakan bisa mengalihkan ke produk cetak yang lain (kemasan, periklanan luar ruang, dll) dan toko buku bisa berjualan buku kertas secara online dengan pengiriman langsung dari penerbit, namun distribusi akan mati kecuali mungkin berubah menjadi jasa pengiriman eceran.

27

Yan's, 21 Juli 2013, Prepress Printing, http://yansaryakhana.blogspot.com/2013/01/prepress-printing.html?m=1 28

Lihat artikel yang dimuat pada 16 Maret 2014 berjudul Prepress dengan CTP (Computer To Plate), di situs http://www.mahamerubali.com/prepress-dengan-ctp-computer-to-plate.html

29

(16)

Media baca elektronik seperti e-book, e-paper, e-magazine, maupun website untuk beberapa pemroduksian masih menggunakan prinsip-prinsip desktop publishing. Namun proses prepress sudah tidak ada lagi. Berikut ini adalah tabel berisi beberapa kompilasi penyesuaian di dalam teknologi desktop publishing terkait dengan media baca cetak (buku, surat kabar, majalah, dll) sebelum dan setelah komputerisasi, serta media baca elektronik ( e-book, e-magazine, e-paper, dll), maupun media baca on-line (website: blog, portal, fanpage, dll).

Tabel: Perbandingan Media Baca Cetak Lama, Cetak Terkomputerisasi, Digital, dan Online

Organis

asi Penerapan

Teknologi

Media Cetak

Lama Media Baca CetakTerkomputerisasi Media BacaDigital Media Online

Alat SDM Alat SDM Alat SDM Alat SDM

Redaksi Penulisan Mesin

g HurufManual Typesetter Desktoppublishi ng

Hypertext adalah text yang berhubungan dengan dokumen lain atau teks yang nge-link ke informasi lain. Lihat http://temukanpengertian.blogspot.com/2013/06/pengertian-hypertext.html.

31

Hyper Text Markup Language (HTML) adalah bahasa yang digunakan untuk membuat sebuah halaman web, menjadikan teks yang di-mark up sebagai tanda petunjuk penjelajahan web Internet, lihat

(17)

Desain

r grafis CMYK Desainer grafis RGB (Red Green

s Cetak film Mesincetak film

ada Tidakada adaTidak Tidakada

Cetak

ada Tidakada adaTidak Tidakada

Perceta

kan Printing Mesincetak Tukangcetak Mesincetak cetakTukang Tidakada Tidakada Tidakada Tidakada Distribu

si Transportasi Kendaraan Distributor Kendaraan Distributor InternetKendara an

Distrib

utor Internet Tidakada

Toko

Gambar

Tabel: Characteristics of Newspapers, Magazines and Journals18

Referensi

Dokumen terkait

Pendekatan yang dilakukan dalam mempromosikan buku adalah dengan cara membuat penyampaian pesan untuk media cetak berupa buku dengan teknik perancangan cover buku yang

Budiono, C., 2009, Usulan Perbaikan Tata Letak Gudang (Studi Kasus di Toko Setia), Skripsi, Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Atma

Dengan pengembangan kurikulum berwawasan teknologi pada program studi tata busana diharapkan mahasiswa mampu menghasilkan produk produk busana yang inovatif yang

Surat kabar digital membuat semua halaman surat kabar tersebut dapat dibaca dengan bentuk yang sama persis dengan edisi cetak di depan layar komputer. Fitur yang

Teknik sablon bertujuan agar biaya cetak lebih murah dan teknik cetak sablon dapat menghasilkan gambar dan warna yang sesuai dengan yang ada di komputer, serta gambar

Teknologi komunikasi adalah proses bagaimana menyampaikan sebuah informasi atau pesan kepada objek yang dituju, teknologi komunikasi adalah cara menyampaikan pesan dalam

Budiono, C., 2009, Usulan Perbaikan Tata Letak Gudang (Studi Kasus di Toko Setia), Skripsi, Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Atma

Setelah proses dari produksi desain buku ilustrasi kemudian dilakukan teknik cetak menggunakan teknik cetak offset separasi dengan mode warna CMYK karena buku ilustrasi ini