BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
Peminat sayuran kangkung yang tumbuh di kawasan air panas Desa Semangat Gunung Kabupaten Tanah Karo sudah cukup banyak dan meluas di kalangan ibu-ibu rumah tangga di berbagai kota. Sayuran kangkung yang habitatnya di perairan air panas diakui lebih rapuh dan enak untuk diolah sebagai masakan tumisan. Biasanya kaum ibu yang berkunjung ke daerah pemandian air panas di Tanah Karo selalu dipesankan untuk membeli dan membawakan oleh-oleh sayuran kangkung tersebut. Sayuran kangkung yang dibudidayakan petani di kawasan air panas Tanah Karo juga sudah menjadi sajian khas sejumlah rumah makan yang ada di kota besar seperti Medan (Siregar, 2014). Air panas Kabupaten Karo merupakan air panas bumi atau disebut juga dengan hot spring yaitu mata air yang dihasilkan akibat keluarnya air tanah dari kerak bumi setelah dipanaskan secara geotermal. Air panas ini lebih dapat mengencerkan padatan mineral, sehingga air dari mata air panas bumi mengandung kadar mineral tinggi, seperti kalsium, litium, atau radium (Anonim, 2014).
Sayuran kangkung bermanfaat sebagai sumber vitamin A dan mineral serta unsur gizi lainnya yang berguna bagi kesehatan tubuh. Selain itu, sayuran ini juga berfungsi untuk menenangkan saraf atau berkhasiat sebagai obat tidur. Sayuran kangkung juga mujarab untuk dijadikan bahan obat tradisional (Rukmana, 1994).
banyaknya, mineral dibagi menjadi dua kelompok, yaitu mineral makro dan mineral mikro. Besi, seng, tembaga dan mangan termasuk ke dalam golongan mineral mikro yang diperlukan dalam jumlah sangat sedikit dan umumnya terdapat dalam jaringan dengan konsentrasi sangat kecil (Arifin, 2008). Tubuh tidak mampu mensintesa mineral sehingga unsur-unsur ini harus disediakan lewat makanan. Mineral sama halnya dengan vitamin dalam jumlah kecil bersifat esensial bagi banyak proses metabolisme dalam tubuh (Tan dan Rahardja, 2008).
Zat besi dalam tubuh berperan penting dalam berbagai reaksi biokimia, antara lain dalam memproduksi sel darah merah. Zat besi bukan hanya diperlukan dalam pembentukan darah, tetapi juga sebagai bagian dari beberapa enzim hemoprotein (Arifin, 2008). Seng merupakan komponen penting pada struktur dan fungsi membran sel, sebagai antioksidan, dan melindungi tubuh dari serangan lipid peroksidase. Seng berperan dalam sintesis dan transkripsi protein, yaitu dalam regulasi gen (Arifin, 2008). Tembaga merupakan unsur esensial yang bila kekurangan dapat menghambat pertumbuhan dan pembentukan hemoglobin. Tembaga sangat dibutuhkan dalam proses metabolisme, pembentukan hemoglobin, dan proses fisiologis dalam tubuh (Arifin, 2008). Defisiensi mangan akan mengakibatkan timbulnya penyakit amylotrophic lateral sklerosis, akromegali dan epilepsi (Anonim, 2013).
fosfor (86 mg/100 g), magnesium (52 mg/100 g), tembaga (5,3 mg/100 g), seng (4,1 mg/100 g), besi (3,2 mg/100 g) dan mangan (2,3 mg/100 g).
metode flame emission spectroscopy, sehingga meningkatkan batas deteksi untuk banyak elemen (Dunnivant dan Ginsbach, 2009).
Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk meneliti kandungan besi, seng, tembaga dan mangan yang terdapat pada kangkung Desa Semangat Gunung Kabupaten Karo dengan alat Inductively Coupled Plasma.
1.2 Perumusan Masalah
a. Apakah kangkung Desa Semangat Gunung Kabupaten Karo mengandung unsur besi, seng, tembaga dan mangan?
b. Berapakah kadar besi, seng, tembaga dan mangan pada kangkung Desa Semangat Gunung Kabupaten Karo?
1.3 Hipotesis
a. Kangkung Desa Semangat Gunung Kabupaten Karo mengandung unsur besi, seng, tembaga dan mangan.
b. Kangkung Desa Semangat Gunung Kabupaten Karo mengandung unsur besi, seng, tembaga dan mangan dalam jumlah tertentu.
1.4 Tujuan Penelitian
a. Untuk mengetahui apakah kangkung Desa Semangat Gunung Kabupaten Karo mengandung unsur besi, seng, tembaga dan mangan. b. Untuk mengetahui kadar besi, seng, tembaga dan mangan pada
1.5 Manfaat Penelitian