• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Kelaikan Fungsi Jalan Secara Teknis Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 11 PRT M 2010

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Kelaikan Fungsi Jalan Secara Teknis Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 11 PRT M 2010"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1. Sejarah Perusahaan

PT.Tirta Sibayakindo merupakan perusahaan yang bergerak dibidang pengolahan Air Minum Dalam Kemasan (AMDK).Industri air minum ini di prakarsai oleh Tirta Utomo (1930-1994) pada tanggal 23 Februari 1973.Sebelumnya, Tirto Utomo bekerja sebagai pegawai Pertamina (1970-an).

Latar belakang Tirto Utomo mendirikan perusahaan ini yaitu berawal dari melihat istri ketua delegasi sebuah perusahaan dari Amerika Serikat yang mengalami diare karena mengkonsumsi air yang tidak bersih. Tirto kemudian mengetahui bahwa tamu-tamunya yang berasal dari negara Barat tidak terbiasa meminum air minum yang direbus, tetapi air yang telah disterilkan. Setelah itu ia dan saudara-saudaranya mulai mempelajari bagaimana cara memproses air minum dalam kemasan. Ia meminta adiknya, Slamet utomo untuk magang di Polaris, sebuah perusahaan AMDK yang telah beroperasi selama 16 tahun di Thailand. Tidak mengherankan bila pada awalnya produk Aqua menyerupai Polaris mulai dari bentuk botol kaca, merek mesin pengolahan air, sampai mesin pencuci botol serta pengisi air, karena di Indonesia sama sekali tidak ada. Pada saat itu orang Indonesia mulai mengubah kebiasaannya dengan mengkonsumsi AMDK.

Beliau mendirikan perusahaan dengan nama PT.Golden Mississippi yang memiliki pabrik di Bekasi, Jawa Barat. Pada tahun 1989 nama PT.Golden Mississippi diubah menjadi PT.AQUA Golden Mississippi (AGM). Perusahaan

(2)

ini merupakan perusahaan pertama di Indonesia yang bergerak di bidang pengolahan Air Minum Dalam

Kemasan dengan merk dagang “AQUA”. Sebelum bernama Aqua, dahulu

bernama Puritas (nama lain dari Pure Artesian Water), yang berlogo daun semanggi. Tetapi, Eulindra Lim, mengusulkan untuk menggunakan namaAqua

karena cocok terhadap imej air minum dalam botol serta tidak sulit untuk diucapkan. Tirto setuju dan mengubah merek produknya dari Puritas menjadi

Aqua, karena kata Puritas sulit diucapkan.

Produksi pertama Aqua diluncurkan dalam bentuk botol kaca ukuran 950ml. Pada tahun 1982 Aqua semakin berkembang. Tirto mulai mengganti bahan baku (air) yang semula berasal dari sumur bor menjadi mata air pegunungan yang mengalir sendiri (self-flowing spring) karena dianggap mengandung komposisi mineral alami yang kaya nutrisi seperti kalsium, magnesium, potasium, zat besi, dan sodium.

Willy Sidharta, sales dan perakit mesin pabrik pertama Aqua, merupakan orang pertama yang memperbaiki sistem distribusi Aqua. Ia memulai dengan menciptakan konsep delivery door to door khusus yang menjadi cikal bakal sistem pengiriman langsung Aqua. Konsep pengiriman menggunakan kardus-kardus dan galon-galon menggunakan armada yang didesain khusus membuat penjualan Aqua secara konsisten menanjak hingga akhirnya angka penjualan Aqua

mencapai dua triliun rupiah pada tahun 1985.

Pada tahun 1984, Pabrik AQUA kedua didirikan di Pandaan, Jawa Timur

sebagai upaya mendekatkan diri pada konsumen yang berada di wilayah

(3)

tersebut.Setahun kemudian, terjadi pengembangan produk Aqua dalam bentuk kemasan PET 220 ml. Pengembangan ini membuat produk Aqua menjadi lebih berkualitas dan lebih aman untuk dikonsumsi.

Seiring dengan meluasnya pemasaran untuk produk Aqua di masyarakat Indonesia, perusahaan memberikan lisensi kepada PT. Tirta Sibayakindo (Berastagi) untuk memproduksi produk Aqua.Dan sekaligus menjadi pabrik ke-5 di Indonesia.

PT. Tirta Sibayakindo Berastagi terletak di Desa Doulu, dan didirikan pada tanggal 17 Mei 1993, dimana mata air yang dipakai berada ±100 meter dari lokasi pabrik. PT.Tirta Sibayakindo sampai saat ini sudah memiliki surat izin, sertifikasi sistem manajemen mutu dan penghargaan. Beberapa diantaranya adalah:

1. Surat Izin dari Pemerintah Daerah 2. Surat Izin dari Pemerintah Pusat

3. Sertifikasi ISO 9001: 2008 (mutu pangan) 4. Sertifikasi ISO 14001: 2005 (lingkungan hidup) 5. Sertifikasi ISO 20000 (tanggungan sosial perusahaan) 6. Sertifikasi Halal dari MUI Indonesia

7. GMP (Good Manufacturing Practices) 8. SNI 01-3553-2006

Pada tahun 1995, Aqua menjadi pabrik air mineral pertama yang menerapkan sistem produksi in line di pabrik Mekarsari.Pemrosesan air dan pembuatan kemasan AQUA dilakukan bersamaan. Hasil sistem in-line ini adalah

(4)

botol AQUA yang baru dibuat dapat segera diisi air bersih di ujung proses produksi, sehingga proses produksi menjadi lebih higienis.

Pada tahun 1998, karena ketatnya persaingan dan munculnya pesaing-pesaing baru, Lisa Tirto sebagai pemilik Aqua Golden Mississipi menjual sahamnya kepada Grup Danone pada 4 September1998. Danone, yang merupakan sebuah korporasi multinasional asal Perancis, berambisi untuk memimpin pasar global lewat tiga bisnis intinya, yaitu: dairy products, AMDK dan biskuit. Untuk menambah kekuatannya, Danone mulai memasuki pasar Asia, dan mengambil alih dua perusahaan AMDK di Cina.

Pada tahun 2000, bertepatan dengan pergantian milenium, Aqua meluncurkan produk berlabel Danone-Aqua. Dan selanjutnya pada tanggal 16 Oktober 2000, semua anak perusahaan AQUA Group diganti menjadi PT. Tirta Investama kecuali PT. Aqua Golden Mississippi, PT. Tirta Sibayakindo dan PT. Varia Industri Tirta.Hingga pada saat ini, AQUA Group didukung oleh beberapa pabrik yaitu :

1. PT. AQUA Golden Mississippi, Bekasi

2. PT. AQUA Golden Mississippi, Citeureup

3. PT. AQUA Golden Mississippi, Mekar Sari

4. PT. Tirta Investama-Mambal, Bali

5. PT. Tirta Sibayakindo, Berastagi

6. PT. Tirta Investama, Pandaan

(5)

7. PT. Tirta Investama, Manado

8. PT. Tirta Investama, Babakanpari

9. PT. Tirta Investama, Subang

10. PT. Tirta Investama, Wonosobo

11. PT. Tirta Investama, Lampung

12. PT. Tirta Investama, Klaten

13. PT. Tirta Investama, Keton Candi

14. PT. Tirta Investama, Ciherang

15. PT. Tirta Investama, Cianjur

16. IBLC Sdn BHd (Sehat) Seria, Brunei Darussalam

17. PT. Tirta Investama, Gatsu-Bali

18. PT. Tirta Investama, Solok

2.2. Ruang Lingkup Bidang Usaha

PT.Tirta Sibayakindo memproduksi berbagai jenis produk air dalam kemasan. Ada 4 jenis produk yang dihasilkan oleh PT. Tirta Sibayakindo, yaitu : 1. Air minum dalam kemasan 240 ml

2. Air minum dalam kemasan 600 ml

3. Air minum dalam kemasan 1500 ml

(6)

4. Air minum dalam kemasan gallon (Aqua Galon)

Ukuran produk tersebut disesuaikan dengan kebutuhan dan permintaan konsumen dan juga inovasi dari perusahaan dalam hal ini bagian research dan

development pusat, yang selalu melakukan inovasi terbaru yang kemudian akan disesuaikan dengan mesin kemasan yang ada disetiap pabrik. Pembuatan kemasan untuk masing-masing produk di produksi sendiri oleh PT. Tirta Sibayakindo, kecuali untuk kemasan gallon (dipesan dari vendor).

2.3. Struktur Organisasi Dan Manajemen 2.3.1. Struktur Organisasi Perusahaan

Organisasi adalah sekelompok orang yang bekerja sama untuk mencapai satu atau beberapa tujuan. Sedangkan yang dimaksud dengan struktur organisasi adalah susunan dan hubungan-hubungan antar komponen bagian-bagian dan posisi-posisi dalam suatu perusahaan. Dengan adanya organisasi setiap tugas dan kegiatan dapat dilaksanakan dengan efisien sehingga tujuang yang telah ditetapkan akan tercapai.

Dalam sistem pengorganisasian pada unit yang berbeda, diperlukan struktur organisasi yang dapat mempersatukan seluruh sumber daya dengan cara yang teratur. Dengan struktur organisasi tersebut diharapkan setiap personil yang ada di dalam organisasi dapat diarahkan sehigga mendorong mereka melaksanakan aktivitas masing-masing dengan baik dan mendukung tercapainya sasaranperusahaan.

(7)

Untuk mencapai tujuan-tujuan organisasi secara efesien, baik ekonomi maupun sosial, diperlukan kemampuan para manajer dan pelaku manajemen dalam menentukan setiap kebijaksanaan perusahaan. Organisasi dan manajemen yang baik akan memberikan dampak positif bagi perusahaan itu sendiri, yaitu dalam hal pengontrolan tugas dan tanggung jawab serta kelancaran komunikasi dari seluruh fungsi organisasi dalam perusahaan tersebut dari atasan sampai bawahan.

PT.Tirta Sibayakindo menggunakan struktur organisasi lini fungsional. Hubungan struktur organisasi lini ditunjukkan dengan adanya spesialisasi tugas setiap unit organisasi (departemen) sehingga pelimpahan wewenang dari pimpinan dapat langsung dilimpahkan kepada bawahan yang menangani pekerjaan tersebut, hal ini dapat dilihat dari pelimpahan wewenang dari Kepala Bagian Produksi dapat melimpahkan tugasnya ke Supervisor/KasiProduksi sesuai dengan spesialisasi tugasnya yang merupakan tanggung jawab bawahannya

Hubungan struktur fungsional ditunjukkan dengan adanya pembagian departemen berdasarkan fungsinya. Misalnya, departemen umum/personalia, departemen teknik, departemen keuangan, dan departemen produksi dimana setiap departemen dapat berhubungan antara satu dengan yang lain walaupun mempunyai fungsi yang berbeda- beda.

Struktur organisasi yang digunakan oleh PT. Tirta Sibayakindodapat terlihat pada Gambar 2.1

(8)

Plant Manager

Staff Staff Staff Staff Staff Staff Staff

Head of Finished

Gambar 2.1. Struktur Organisasi PT. Tirta Sibayakindo

(9)

2.3.1.1. Pembagian Tugas dan Tanggung Jawab

Pembagian tugas dan tanggung jawab dari masing-masing jabatan yang ada pada PT Tirta Sibayakindo dapat dilihat pada Lampiran 1.

2.3.2. Manajemen Perusahaan 2.3.2.1. Ketenagakerjaan

Jumlah karyawan pada perusahaan ini adalah 558 orang yang terbagi atas 550 orang karyawan tetap, 7 orang karyawan kontrak, 1 orang karyawan masa percobaan dengan latar belakang pendidikan SMA/ sederajat dan sarjana (S1). Tenaga kerja di PT. Tirta Sibayakindo terbagi kedalam berbagai bidang kegiatan, antara lain bidang Produksi, bidang Quality Assurance,Accounting, bidang Teknik, Logistik, Gudang dan Personalia.

Jam kerja di PT.Tirta Sibayakindo dibagi dalam 2 kelompok yaitu tenaga kerja non shift dan tenaga kerja shift.

1. Sistem Non Shift

Sistem non shift berlaku bagi tenaga kerja di bagian staf dan administrasi kantor dengan jam kerja. Tabel 2.1.akan memperlihatkan jam kerja non shift di PT.Tirta Sibayakindo

Tabel 2.1. Jam Kerja Non Shift

No Hari Jam Kerja Aktif Istirahat Jam Kerja Aktif

1 Senin 08.00-12.00 12.00-13.00 13.00-16.00 2 Selasa 08.00-12.00 12.00-13.00 13.00-16.00

(10)

Tabel 2.1. Jam Kerja Non Shift (Lanjutan)

No Hari Jam Kerja Aktif Istirahat Jam Kerja Aktif

3 Rabu 08.00-12.00 12.00-13.00 13.00-16.00 4 Kamis 08.00-12.00 12.00-13.00 13.00-16.00 5 Jumat 08.00-12.00 12.00-13.00 13.00-16.00 6 Sabtu 08.00-13.00

Sumber : PT.Tirta Sibayakindo

2. Sistem Shift

Sistem shift terdiri dari 3 shift dengan jam kerja. Tabel 2.2.akan memperlihatkan jam kerja Shift di PT.Tirta Sibayakindo.

Tabel 2.2. Jam Kerja Shift

No Shift Jam Kerja Aktif Istirahat Jam Kerja Aktif

1 I 00.00-04.00 04.00-05.00 05.00-08.00

2 II 08.00-12.00 12.00-13.00 13.00-16.00

3 III 16.00-18.00 18.00-19.00 19.00-00.00

Sumber : PT.Tirta Sibayakindo

Pembagian jam kerja sistem shift sebagai berikut :

Shift I : pukul 00.00 sampai 08.00 dan 00.00 – 05.00 (sabtu) Shift II : pukul 08.00 sampai 16.00 dan 08.00 – 13.00 (sabtu) Shift III : pukul 16.00 sampai 24.00 dan 13.00 – 18.00 (sabtu) Dari setiap shift, karyawan mendapatkan waktu istirahat (makan) selama satu jam. Karyawan di PT.Tirta Sibayakindo bekerja enam hari dan libur pada hari Minggu, hari besar agama dan hari libur nasional.Sistem kerja 3 Shift berotasi

(11)

mingguan. Bila jam kerja melebihi dari jam kerja biasa yang akan disebabkan penambahan jam produksi atau pekerjaan tambahan maka karyawan tersebut berhak menerima upah lembur. Hal ini berlaku juga apabila karyawan bekerja pada hari libur.

2.3.2.2.Sistem Pengupahan dan Fasilitas yang Digunakan

Sistem pengupahan yang dilakukan diperusahaan PT. Tirta Sibayakindo tidak kurang dari Upah Minimum Regional yang ditetapkan oleh pemerintah. Besarnya upah yang akan diberikan kepada karyawan tergantung kepada penilaian kinerja karyawan dan jabatan yang dipegang di perusahaan.

Disamping gaji pokok, perusahaan juga membayarkan upah lembur bagi karyawan yang bekerja melebihi jam kerja yang telah ditetapkan. Selain upah tersebut, perusahaan juga memberikan tunjangan ataupun kesejahteraan kepada karyawan berupa :

1. JAMSOSTEK (Jaminan Sosial Tenaga Kerja)

2. Asuransi pada jam kerja dan diluar jam kerja bagi karyawan.

3. Uang hadir, uang lembur, uang cuti tahunan, uang cuti besar, uang transport dan uang makan.

4. Cuti 12 Hari dalam satu tahun, cuti besar selama satu bulan kerja,

apabila pekerja telah bekerja selama 5 tahun.

5. Seragam kerja, sepatu kerja safety dan perlengkapan karyawan. 6. Tunjangan kesehatan istri/suami dan tiga anak.

(12)

7. Tunjangan melahirkan dan cuti melahirkan selama empat bulan bagi karyawati.

8. Tunjangan Hari Raya Agama Besar, bonus tahunan dan dana pensiun. 9. Tunjangan pernikahan.

10. Tunjangan bencana alam.

11. Pemberian AQUA kemasan 5 galon/minggu kepada setiap karyawan. 12. Bus karyawan setiap shift (tujuan akhir Medan dan tujuan akhir

Kabanjahe)

13. Jaminan kesehatan bagi karyawan dan anggota keluarga. 14. Penghargaan bagi karyawan untuk jenjang masa kerja. 15. Berbagai training dan pendidikan bagi karyawan. 16. Medical reward bagi karyawan.

17. Beasiswa bagi anak karyawan

2.3.2.3.Pemasaran Produk

Pemasaran hasil produksi PT. Tirta Sibayakindo terutama diajukan untuk memenuhi kebutuhan pasar dikawasan Indonesia wilayah barat khususnya Sumatera bagian Utara, NAD, Riau, Jambi.

Sistem pemasaran diserahkan sepenuhnya pada distributor. Dari sub distributor kemudian disebarkan ke agen-agen, sub agen dan retailer (pengecer) sehingga produk dapat sampai ke konsumen. Rantai pemasaran air minum dalam kemasan merk AQUA dapat dilihat pada gambar2.2 berikut

(13)

PABRIK DISTRIBUTOR SUB DISTRIBUTOR

SUB AGEN

PENGECER

Gambar 2.2. Rantai Pemasaran Produk

2.3.2.4.Pengawasan Mutu

Pengawasan mutu merupakan usaha yang dilakukan untuk mempertahankan mutu atau kualitas produk yang dihasilkan agar sesuai dengan spesifikasi produk yang telah ditetapkan berdasarkan kebijaksanaann suatu perusahaan. Dengan demikian semua produk yang dihasilkan diawasi sesuai dengan standar serta dianalisis agar dapat dilakukan tindakan perbaikan produksi.

Standar air minum yang ditetapkan oleh PT Tirta Sibayakindo berdasarkan SNI 01-3553-1996 seperti dalam Tabel 2.3 berikut.

Tabel 2.3. Syarat Mutu Air Minum Dalam Kemasan Menurut SNI

No Kriteria Uji Satuan Persyaratan

1 Keadaan:

6 Nitrat Organik sebagai angka KMnO4

Mg/L Maks 1,0

7 Nitrat sebagai NO3 Mg/L Maks 45

(14)

Tabel 2.3. Syarat Mutu Air Minum Dalam Kemasan Menurut SNI(Lanjutan)

No Kriteria Uji Satuan Persyaratan

8 Nitrat sebagai NO2 Mg/L Maks 0,005

17 Cemaran logam berat: a. Timbal (Pb) Sumber :Standar Nasional Indonesia, SNI 01-3553-199

Kriteria dan standar kualitas air didasarkan atas : 1. Kualitas fisik : bau, rasa, warna, suhu dan kekeruhan

2. Kualitas kimiawi : ditoleransi hingga batas batas tertentu terutama dampaknya terhadap kesehatan. Contoh maksimum konsentrasi Cu = 1,g/l, Zn = 5 mg/l

3. Kualitas organik : dibatasi karena dapat bersifat toksik (baik karsinogen,

maupun npn-karsigen) , seperti senyawa aktif pembentukan pestisida, dll 4. Kualitas biologi :indikator pencemaran air oleh aktivitas domestik. Contoh

: bakteri escherici coli

(15)

5. Kualitas radioaktif : bebas dari zat radioaktif

Pengawasan mutu pabrik PT. Tirta Sibayakindo terhadap bahan baku, produk, mutu limbah, bangunan pabrik dan karyawan sepenuhnya oleh pabrik pusat yang berada di Jakarta, perusahaan Danone di Paris, Pemerintah Provinsi Sumatera Utara dan Pemerintah Kabupaten Karo. Pemerintah Daerah melalui Dinas Kehutanan, Dinas Sosial, Kantor Lingkungan Hidup, Dinas Energi dan Pertambangan, Dinas Kebersihan dan Dinas Kesehatan mengadakan kunjungan maksimal 1 bulan sekali. Pengujian sampel semua produk juga disertifikasi oleh perusahaan swasta seperti PT. Socfindo dan PT. BTKL (Badan Teknik Kesehatan Lingkungan)

2.4. Proses Produksi

PT Tirta Sibayakindo adalah perusahaan yang bergerak dalam industri pengolahan air minum dalam kemasan (AMDK) dan sekaligus memproduksi botol kemasan air minum untuk kemasan. PT.Tirta Sibayakindo membutuhkan bahan baku, bahan tambahan, bahan penolong yang baik untuk melakukan proses agar mampu menghasilkan berbagai jenis produk air dalam kemasan.

2.4.1. Bahan Baku

Bahan baku adalah bahan utama yang digunakan dalam pembuatan produk. Bahan baku yang digunakan oleh PT Tirta Sibayakindo adalah air pegunungan yang mengalir sendiri (Mountain Spring Water) yang berada di area pabrik di desa Doulu, Brastagi

(16)

2.4.2. Bahan Penolong

Bahan penolong adalah bahan yang ditambahkan dalam suatu produksi sehingga dapat meningkatkan mutu produk menjadi lebih baik. Bahan penolong yang digunakan di PT.Tirta Sibayakindo untuk memproduksi air minum dalam kemasan adalah ozon (O3)

Ozon berfungsi untuk membunuh bakteri yang berukuran kurang dari 1µ.Ozon ini dihasilkan oleh generator ozon dengan menginduksi arus listrik tegangan tinggi 10 Kv ke dalam tabung yang berisi udara O2.

2.4.3. Bahan Tambahan

Bahan tambahan adalah bahan yang ditambahkan untuk meningkatkan mutu produk menjadi bernilai guna dan ikut dalam proses produksi. Adapun bahan tambahan yang digunakan adalah sebagai berikut:

1. Poly Ethylene Terapthalate(PET)

2. High Density Poly Ethylene (HDPE) dan Sanylene Blue

3. Label Produk 4. Kotak pengepakan

5. Upper Glue

6. Isolasi yang digunakan sebagai perekat kotak karton yang telah diisi

dengan air minum dalam kemasan.

(17)

2.4.4. Uraian Proses Produksi

2.4.4.1. Proses Pembuatan Botol 600ml

Resin PET yang diperiksa oleh incoming materialdipindahkan ke bagian produksi oleh operator gudang. Kadar air yang masih terdapat pada Resin PET akan dikurangi melalui proses Hopper Dryer agar dapat dipanaskan dengan sempurna. Setelah itu dilanjutkan dengan proses Melting yaitu pelelehan Resin PET yang dilakukan di mesin Husky. Setelah dilelehkan Resin PET dibentuk menjadi preform 600ml dengan kecepatan 31.200 pph (preform perjam) dan dipacking ke rak besi untuk disimpan di ruang SBO. Preform yang telah disimpan akan disupply secara otomatis ke storage preform untuk diproses selanjutnya dan dipanaskan untuk kembali menghilangkan kadar air yang masih terkandung. Proses ini disebut dengan proses Preheating. Lalu preform akan dibentuk menjadi botol kosong 600ml dengan cara ditiup di mesin SBO unit dengan kecepatan 36.000 bph (Botol perjam). Botol yang sudah terbentuk diturunkan dari mesin

SBO sekaligus proses pendinginan botol dan langsung berada pada conveyor dan dibawa ke ruang infeed dengan conveyor. Botol kemasan akan dimasukkan kedalam kantong plastik dan disimpan dalam gudang penyimpanan botol/ ruang

storage.

2.4.4.2. Proses Water Treatment

Proses water treatment adalah proses yang bertujuan untuk menyaring dan mensterilkan bahan baku sehingga menjadi air minum yang siap diminum dan mengandung mineral yang tinggi. Air dari sumber mata air dipompakan keStorage

(18)

Tank I yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan sementara. Air dari Storage Tank I dialirkan ke Catridge Filter5μ. Air dari Storage Tank I disaring. Catridge Filter dilengkapi dengan 12 buah filter yang berukuran 5μ sehingga bakteri-bakteri yang berukuran5μtidak akan lolos dari saringan tersebut. Air dari Catridge Filter 5μ dipompakan ke Storage Tank II yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan sementara. Air dari Storage Tank II dialirkan ke Catridge Filter 1 μ dan Storage Tank III. Air dari Storage Tank III yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan sementara dan digunakan untuk boiler, Washer I danWasher II. Air dari Storage Tank II disaring. Catridge Filler dilengkapi dengan 12 buah filter

yang berukuran 1μ sehingga bakteri yang berukuran 1μ tidak akan lolos dari saringan tersebut. Air yang berasal dari Catridge Filter 1μ dialirkan ke Finish Tank I. Sebelum sampai ke Finish Tank I terjadi proses ozonisasi yaitu proses pembunuhan bakteri-bakteri yang lolos dari Catridge Filter yang dilakukan oleh yang dihasilkan generator ozon dengan mengubah yang diperoleh dari udara bebas menjadi . Pada saat mengalirkan air ke Finish Tank I terjadi proses

mixing yaitu pencampuran dengan air supaya homogen.

2.4.4.3. Proses Pengisian dan Pengemasan Air Minum Pada Kemasan 600ml

Proses pengisian (Filler) dilakukan pada ruangan yang steril dengan suhu berkisar 20 derajat celcius – 25 derajat celcius.Botol yang telah disimpan di storage akan dibawa dengan conveyor untuk melanjutkan ke proses pengisian setelah itu diteruskan dengan proses Capping yaitu proses menutup botol yang

(19)

sudah berisi air. Botol yang sudah tertutup dengan sempurnaakan dilanjutkan dengan proses coding botol untuk memberikan kode produksi, expired date dan

batch date di produk.

Setelah itu dilakukan visual yang pertama yaitu visual isidimana akan dilakukan proses pemeriksaan produk isi secara visual. Lalu akan dilanjutkan dengan proses Labelling yaitu pemasangan Label di produk secara otomatis di mesin Krones dan dilanjutkan dengan melakukan visual kedua yaitu visual produkdimana akan dilakukan proses pemeriksaan produk jadi secara visual. Produk yang diterima lalu dipackingsecara otomatis di mesin Cermex. Blok diagram uraian proses produksi 600ml dapat dilihat pada Gambar 2.3

2.5. Mesin dan Peralatan

a. Mesin Pembuatan Preform

Merek : Husky

Buatan/tahun : Kanada /2007

Type : Hypet 300

No seri : 3755147

Fungsi : Melebur biji plastic menjadi kemasan Kapasitas : 32.000 preform/jam

b. Mesin Pembuatan Botol

Merek : SIDEL

Buatan/tahun : Perancis /2007

Type : SBO

(20)

Proses Penyaringan

Resin PET diperiksa oleh

incoming material

Ditransfer secara inline ke ruang Filler

Gambar 2.3.Blok Diagram Proses Produksi 600ml No seri : 12132

(21)

Fungsi : merubah preform menjadi botol c. Mesin Pengisian air dan pemberian Cap

Merek : SIDEL

Buatan/tahun : Perancis /2007

Type : S.Europe W

No seri : 04260452907

Fungsi : Pengisian air dan pemberian tutup botol d. Mesin Pengepakan

Merek : SIDEL

Buatan/tahun : Perancis /2007 Type : F38 Case Former No seri : 37517

Fungsi : Pembuatan Box

e. Mesin Pengepakan

Merek : SIDEL

Buatan/tahun : Perancis /2007 Type : F 478 Pick N Place

No.seri : 37518

Fungsi : Memasukkan botol ke box

f. Mesin Pengepakan

Merek : SIDEL

Buatan/tahun : Perancis /2007 Type : C 641 Upper Glue

(22)

No. seri : 04260452901

Fungsi : Pemberian lem ke box

Gambar

Gambar 2.1. Struktur Organisasi PT. Tirta Sibayakindo
Tabel 2.1. Jam Kerja Non Shift
Tabel 2.1. Jam Kerja Non Shift (Lanjutan)
Gambar 2.2. Rantai Pemasaran Produk
+3

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan diagram lingkaran di atas siswa laki-laki kelas 5 dan 6 dari SD Negeri Duren 01 serta siswa kelas 5A dan 5B dari SD Negeri Bawen 01 dengan total siswa 53

untuk menderita penyakit.Agar dampak negatif dari jajan tidak semakin meluas maka perlukan suatu upaya sejak dini yaitu dengan penanaman pola makan yang sehat

Simanjuntak (1998) mengatakan bahwa meningkatkan produktivitas keeja memerlukan sikap mental yang baik dari seorang dan dapat lihat dari cara kerja yan digunakan dalam

Dalam penelitian yang dipaparkan di sini, sistem fundasi yang terdiri dari dinding basement, fundasi tiang dan tanah di sekitarnya dimodel dengan menggunakan

Judul : IMPLEMENTASI ALGORITMA BELLMAN-FORD DALAM PENCARIAN SEKOLAH TAMAN KANAK-KANAK (TK) TERDEKAT DI KOTA MEDAN BERBASIS SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS.. Kategori

In addition, the researchers found that the educational values are related to Sistem Among , one of the Tamansiswa’s principles that involve people in educational field

Guna melaksanakan pemasyarakatan dan sistem pemasyarakatan tersebut dilakukan oleh suatu lembaga, yaitu lapas yang merupakan tempat untuk melaksanakan pembinaan narapidana dan

Bahwa berdasarkan hasil evaluasi Teknis ternyata tidak ada penyedia yang memenuhi persyaratan. Sehubungan dengan itu maka Pokja II Pengadaan Barang/Jasa pada Kantor