• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penentuan Supplier Bahan Baku dengan Menggunakan Metode Analytical Network Process (ANP) dan Preference Ranking Organization for Enrichment Evaluation (PROMETHEE)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Penentuan Supplier Bahan Baku dengan Menggunakan Metode Analytical Network Process (ANP) dan Preference Ranking Organization for Enrichment Evaluation (PROMETHEE)"

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1. Sejarah PT. Perkebunan Sumatera Utara

PT. Perkebunan Sumatera Utara diperoleh dari perusahaan Inggris pada awal tahun 1962-1967. PT. Perkebunan Sumatera Utara pada awalnya bernama Perusahaan Daerah Perkebunan Sumatera Utara (PDPSU). Pada tanggal 8 Agustus 2006 nama tersebut diubah menjadi PT. Perkebunan Sumatera Utara (PT. PSU). Pada saat ini PT. PSU mengelola 5 kebun yaitu sebagai berikut:

1. Kebun Sei Kari di Kabupaten Serdang Berdagai

2. Kebun Tanjung Kasau Sei Suka di Kabupaten Serdang Bedagai 3. Kebun Simpang Gambir di Kabupaten Madina

4. Kebun Patiluban di Kabupaten Madina 5. Kebun Simpang Koje di Kabupaten Madina.

Objek penelitian adalah PT. Perkebunan Sumatera Utara Kebun Tanjung Kasau di Kabupaten Batubara/Serdang Bedagai. Perkebunan Tanjung Kasau adalah salah satu perkebunan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Provinsi Sumatera Utara. Tujuan berdirinya unit Kebun Tanjung Kasau adalah sebagai berikut:

1. Peningkatan komoditas ekspor produk karet dan kelapa sawit.

(2)

3. Upaya membantu pekerja atau karyawan dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari.

4. Membantu pemerintah daerah dalam mencapai kesejahteraan masyarakat.

2.2. Ruang Lingkup Perusahaan

PT. Perkebunan Sumatera Utara di dalam menjalankan perusahaannya memproduksi produk sebagai berikut:

1. Minyak kelapa sawit (Crude Palm Oil), yaitu produk setengah jadi yang digunakan sebagai bahan baku untuk memproduksi minyak goreng.

2. Inti kelapa sawit (kernel), yaitu produk yang digunakan sebagai bahan baku untuk membuat minyak kernel (Palm Kernel Oil).

2.3. Lokasi Perusahaan

PT.. Perkebunan Sumatera Utara Unit Kebun Tanjung Kasau terletak di luar kota Tebing Tinggi yang jaraknya ±17 km dari pusat kota, yang mengarah ke kota Administrasi Kisaran dan merupakan daerah yang mempunyai jarak terdekat dengan pesisir pantai ±17 km. Tinggi lokasi Unit Kebun Tanjung Kasau ±9 m s/d ±12 m di atas permukaan laut.

PT.. Perkebunan Sumatera Utara Unit Kebun Tanjung kasau Terletak di dua kabupaten, yaitu Kabupaten Batu Bara dan Kabupaten Serdang Bedagai yang memiliki batasan sebagai berikut:

(3)

3. Sebelah selatan berbatasan dengan PT.PN. 3 Sei Seujumur. 4. Sebalah utara berbatasan dengan Sungai Merah.

2.4. Organisasi dan Manajemen

2.4.1. Struktur Organisasi

Struktur Organisasi adalah suatu susunan dan hubungan antara tiap

bagian serta posisi yang ada pada suatu organisasi atau perusahaan dalam menjalankan kegiatan operasional untuk mencapai tujuan. Struktur Organisasi menggambarkan dengan jelas pemisahan kegiatan pekerjaan antara yang satu dengan yang lain dan bagaimana hubungan aktivitas dan fungsi dibatasi.

(4)

Kepala

Sumber : Pabrik Minyak Kelapa Sawit (PMKS) PT.. Perkebunan Sumatera Utara Unit

Kebun Tanjung Kasau

Gambar 2.1. Struktur Organisai Pabrik Minyak Kelapa Sawit (PMKS) PT.. Perkebunan Sumatera Utara Unit Kebun Tanjung Kasau

2.4.2. Tugas dan Tanggung Jawab

(5)

1. Manager

Tugas :

a. Mengkoordinasi penyusunan perencanaan anggaran belanja tahunan. b. Menandatangani dan mengecek dokumen formulir dan laporan sesuai

dengan prosedur yang berlaku.

c. Mengelola seluruh produksi yang dikirim dari kebun sesuai dengan kapasitas optimal pabrik dan menghasilkan produk yang berkualitas sesuai dengan standart yang telah ditetapkan (nasional maupun internasional). Tanggung Jawab :

a. Manager pabrik bertanggung jawab terhadap direksi dalam memberikan

bimbingan /pelatihan kepada anak buah guna mencapai tingkat batas minimum kemampuan yang diperlukan bagi teamnya dan mendisiplinkan anak buahnya sesuai dengan ketentuan/peraturan yang berlaku di perusahaan.

Wewenang :

a. Menyusun dan membuat rencana kerja dan anggaran perusahaan (RCAP) pabrik.

b. Menyusun program kerja di kebun yang berkaitan dengan upaya peningkatan kinerja pabrik.

(6)

d. Melakukan konsultasi dan koordinasi dengan instansi terkait (Kepolisian, Militer, Pemuka Masyarakat) dalam pembinaan wilayah untuk pengamanan asset perusahaan.

Kewajiban :

a. Membantu direksi melaksanakan tugas dan kebijaksanaan yang telah digariskan perusahaan.

b. Melakukan perencanaan, pengorganisasian, pengendaliaan, dan pengawasan di pabrik,guna menunjang usaha pokok secara efektif dan efisien.

c. Menyediakan informasi yang akurat dan up to date untuk kepentingan direksi dan pengambil keputusan.

2. KTU

Tugas :

a. Membuat draft RKAP Unit pabrik

b. Membuat pengajuan PMK bulanan

c. Melakukan pembayaran kewajiban perusahaan terhadap pekerjaan dan mitra kerja

d. Mengendalikan cash flow unit pabrik

(7)

f. Melaksanakan pengadaan barang orderan pembelian lokasi unit pabrik

g. Melakukan seluruh administrasi keuangan

h. Menyiapkan laporan manajemen

Wewenang :

a. Mengkoordinir seluruh kegiatan administrasi kantor.

b. Bersama dinas/bagian lain menyusun rencana kerja tahunan.

c. Pengawasan dan evaluasi pelaksanaan rencana kerja.

d. Pengendalian sumber dana dan penggunaan dana.

e. Menyimpan uang kas dan surat berharga milik perusahaan.

f. Melakukan inspeksi ke kantor unit dalam lingkungan pabrik/kebun.

g. Pengamanan terhadap aset perusahaan

3. Maskep

Tugas :

a. Membuat Menyusun RKAP pengelolaan dan pemeliharaan instalasi.

b. Program kerja pengolahan dan perawatan instalasi pabrik.

(8)

d. Mengawasi pemeliharaan seluruh mesin dan instalasi pabrik dan sarana pendukung.

e. Mengawasi proses pengolahan limbah.

f. Mengawasi biaya produksi pabrik.

g. Berkoordinasi dalam panen-angkut-olah.

h. Mengkoordinasi pengolahan, mutu, dan keteknikan.

i. Membuat laporan kerja ke Menejer Pabrik.10.

Wewenang :

a. Membuat rencana jangka pendek untuk pemeliharan dan pengoperasian mesin dan instalasi.

b. Mengendalikan biaya operasional di pabrik agar kegiatan berjalan efektif dan efisien.

c. Memantau, mengevaluasi dan membuat tindakan perbaikan terhadap penyimpangan operasional di pabrik.

4. Asisten TK, TB, dan TM

Tugas:

a. Memberikan tugas terhadap Mandor dan divisi kebun

b. Mengendalikan kegiatan operasional kebun

Tanggung Jawab

(9)

5. Asisten Pengolahan

Tugas :

a. Membuat rencana program kerja pengolahan

b. Melaksanakan dan mengendalikan proses pengolahan sesuai standar

c. Mengoptimalkan kerja mesin dan peralatan

Tanggung jawab :

a. Asisten pengolahan bertanggung jawab kepada Maskep

Wewenang :

a. Membantu rencana kerja jangka menengah dan jangka pendek untuk memelihara dan mengoperasi mesin peralatan.

b. Memantau,mengevaluasi dan membantu tindakan perbaikan tehadap mesin.

6. Koord Pengamanan Tugas :

a. Menjaga keamanan pabrik dan aset –aset yang dimilikinya.

Tanggung jawab :

a. Bertanggung jawab kepada administrasi di kantor direksi.

Kewajiban :

(10)

b. Melakukan patroli/ inspeksi secara sistematis.

c. Pengamanan terhadap aset perusahaan, tenaga kerja beserta keluarganya.

d. Menganalisa dan memperbaiki serta miningkatkan hasil kerja dibidang keamanan.

7. Mandor

Sebagai pembantu asisten mandor bertugas mengawasi para pekerja yang berada di bawah tanggung jawabnya dan membantu tugas dari asisten

8. Kr. Divisi

Tugas:

a. Melaporkan kondisi lapangan kepada asisten

b. Membantu manager dan karyawan dalam melaksanakan pekerjaan di lapangan

9. Mandor Pengolahan

Mandor pengolahan bertugas membantu Asisten pengolahan untuk mengawasi para pekerja yang berada di bawah tanggung jawabnya dan membantu tugas dari asisten

10. Bengkel

(11)

11. Sortase

Tugas dari bagian sortase adalah mengawasi dan mengkoordinir TBS yang akan diproduksi apakah telah sesuai dengan standar perusahaan

12. TU Umum

Tugas:

a. Membantu KTU dalam membuat laporan administrasi dan laporan manajemen

b. Membantu KTU membuat PMK bulanan

c. Membuat laporan pembayaran kewajiban perusahaan terhadap pekerja

13. TU Gudang

Tugas:

a. Mencatat dan membuat laporan pengajuan permintaan barang

b. Mencatat dan membuat laporan jumlah barang yang tersedia di gudang

14. TU Pembukuan

Tugas:

a. Membantu KTU dalam membuat laporan keuangan pabrik mulai dari produksi, laboratorium dan kantor

(12)

15. TU Produksi

Tugas:

a. Membuat catatan dan laporan hasil produksi

b. Membuat laporan kondisi mesin dan perawatan yang dilakukan

16. TU Upah

Tugas:

a. Membantu KTU membuat PMK bulanan

b. Membuat laporan pembayaran kewajiban perusahaan terhadap gaji pekerja

17. Kepala Klinik

Tugas:

a. Menyediakan obat-obat yang diperlukan

b. Menjalankan program chek-up kesehatan kepada seluruh pekerja

c. Membuat laporan kesehatan pekerja untuk kantor pusat

18. TU Lab

Tugas:

a. Membuat rencana jangka pendek tentang operasional laboratorium.

b. Membuat program perawatan alat – alat laboratorium dan unit pengelolahan limbah.

(13)

d. Pengendalian biaya laboratorium.

19. TU Timbangan

Tugas:

a. Membuat rencana jangka pendek tentang pengadaan perbaikan dan penanganaan peralatan pada stasiun timbangan

b. Melaksanakan standar fisik, biaya, dan mutu yang telah ditetapkan untuk proses penimbangan bahan ataupun produk.

c. Melakukan inventaris fisik.

d. Memantau, menganalisa, dan memperbaiki hasil kegiatan di stasiun timbangan

e. Membuat laporan pertanggung jawaban hasil kerja.

2.4.3. Jumlah Tenaga Kerja dan Jam Kerja 2.4.3.1. Jumlah Tenaga Kerja

Jumlah tenaga kerja pada Pabrik Minyak Kelapa Sawit PT.. Perkebunan Sumatera Utara Unit Tanjung Kasu adalah 148 orang. Tenaga kerja terbagi atas 3 tingkatan, yaitu :

1. Staff

2. Pegawai

3. Karyawan

(14)

Tabel 2.1. Perincian Jumlah Tenaga Kerja Pabrik Minyak Kelapa Sawit PT.. Perkebunan Sumatera Utara

No Departemen Jumlah

1 Manager 1

2 KTU 1

3 Pegawai 11

4 Karyawan 135

Total Pekerja 148

Sumber: Data Tenaga Kerja PMKS PT.. Perkebunan Sumatera Utara

2.4.3.2. Jam Kerja

Pabrik rata-rata beroperasi 18 jam, terbagi ke dalam 2 shift kerja, 9 jam hari. Jika lebih dari jam yang ditentukan maka dianggap lembur. Jam kerja di Pabrik Minyak Kelapa Sawit PT.. Perkebunan Sumatera Utara Unit Tanjung Kasau adalah sebagai berikut :

1. Kantor

(15)

Tabel 2.2. Jam Kerja di Kantor

No. Hari Pukul Keterangan

1. Senin - Kamis dan Sabtu

08.00-12.00 Bekerja

12.00-13.00 Istirahat

13.00-16.00 Bekerja

2. Jumat 08.00-12.00 Bekerja

2. Pabrik

Untuk pekerja yang bertugas di pabrik pada masa produksi, jam kerjanya dapat dilihat pada Tabel 2.3.

Tabel 2.3. Jam Kerja di Pabrik

No. Shift Pukul Keterangan

1. I

07.00-12.00 Bekerja

12.00-13.00 Istirahat

13.00-17.00 Bekerja

2. II

17.00-18.00 Bekerja

(16)

19.00-Selesai Bekerja

2.4.3.3. Sistem Pengupahan

Pembayaran upah kepada karyawan pada Pabrik Minyak Kelapa Sawit PT.. Perkebunan Sumatera Utara Unit Tanjung Kasau dilakukan sekali setiap bulan. Besarnya upah atau gaji yang dibayarkan perusahaan sesuai dengan ketentuan yang dikeluarkan oleh Surat Keputusan Menteri Pertanian. Bagi karyawan yang bekerja diluar jam kerja normal akan diberikan upah lembur.

Selain gaji pokok dan upah lembur, karyawan juga mendapat tunjangan kesejahteraan dan jaminan sosial.

1. Gaji dan Tunjangan Pegawai Bulanan

Gaji dan tunjangan pegawai bulanan terdiri atas tunjangan-tunjanga berikut : a. Gaji

b. Upah Lembur

c. Sewa Rumah

d. Tunjangan Beras

e. Tunjangan Istri

f. Tunjangan Anak

2. Biaya Sosial

(17)

a. Biaya Pengobatan dan Perawatan

b. Biaya Hari Raya dan Tahun Baru

c. Biaya Iuran Pensiun

d. Sewa Rumah

e. Biaya Pendidikan

f. Biaya Pemakaman/Kematian

g. Kemalangan

h. Biaya Uang Pesangon

3. Perhitungan

a. Iuran Askes

Keterangan : Jaminan Kecelakaan Kerja 0,54% dari gaji sebulan - Jaminan Hari Tua 5,7% dari gaji sebulan

- Jaminan Kematian 0,3% dari gaji sebulan - Jaminan Kesehatan 6% dari gaji sebulan

b. Iuran Hari Tua 3,7% oleh pengusaha dan 2% oleh tenaga kerja 4. Santunan kematian antar karyawan Rp. 150,00 dari gaji bulanan 5. Beras (sama untuk semua golongan)

Pembagian tunjangan untuk beras dibagikan untuk setiap anggota keluarga seperti keterangan berikut ini :

(18)

b. Istri : 9 Kg

c. 1 anak : 7.5 Kg

d. 2 anak : 15 Kg

e. 3 anak : 22 Kg

6. Tunjangan Khusus : Tunjangan Struktural 50 % dari gaji pokok dan fungsional.

2.5. Bahan yang Digunakan 2.5.1. Bahan Baku

Bahan baku adalah bahan utama yang digunakan dalam pembuatan produk, ikut dalam proses produksi dan persentasenya terbesar dibandingkan dengan bahan-bahan lainnya. Bahan baku utama adalah Tandan Buah Segar (TBS). Pabrik Kelapa Sawit PT.. Perkebunan Sumatera Utara Unit Kebun Tanjung Kasau mampu mengolah TBS dengan kapasitas olah 24 ton TBS/jam atau 430 ton/hari. TBS yang digunakan pada PMKS.

2.5.2. Bahan Tambahan

(19)

2.5.3. Bahan Penolong

Bahan penolong adalah suatu bahan yang digunakan untuk memperlancar proses produksi, tetapi tidak tampak di bagian akhir produk. Bahan penolong yang digunakan pada pabrik ini antara lain:

1. Air yang digunakan dalam proses perebusan Tandan Buah Segar (TBS) dan sebagai air umpan boiler.

2. Cangkang inti kelapa sawit dan serabut (fiber) digunakan sebagai bahan bakar boiler.

3. CaCO3 sebagai media pada proses pemisahan inti dari cangkang pada Claybath.

2.6. Uraian Proses Produksi

Proses produksi pada Pabrik Minyak Kelapa Sawit PT.. Perkebunan Sumatera Utara Unit Kebun Tanjung Kasau diuraikan secara rinci dibawah ini. 1. Stasiun Penerimaan Buah

Pada stasiun ini terdapat 3 kegiatan, yaitu sebagai berikut: a. Penimbangan

(20)

jembatan timbang. Pada stasiun ini akan diperoleh berat kotor (bruto). TBS selanjutnya dikirim ke loading ramp.

b. Penimbunan dan Pemindahan buah (Loading Ramp)

Loading ramp merupakan tempat penimbunan TBS sementara untuk

mempermudah pemidahan tandan buah segar ke dalam lori rebusan. Loading ramp dilengkapi 8 pintu keluaran yang digerakan secara hidrolis

sehingga memudahkan pengisian TBS ke dalam lori untuk proses selanjutnya. Kapasitas maksimum loading ramp ini adalah 120 ton. Sebelum TBS dimasukkan ke dalam Loading Ramp, TBS disortasi terlebih dahulu untuk memilih fraksi-fraksi yang sesuai dengan kriteria matang panen. Pengisian TBS jangan terlalu penuh (tidak melebihi kapasitas) karena mengakibatkan:

1) Pintu penahan TBS pada loading ramp dapat bengkok. 2) TBS dan brondolan dapat jatuh ke luar stasiun kerja. 3) Kesulitan untuk memuat TBS ke lori rebusan. c. Lori Rebusan

TBS dari Loading Ramp diisi ke lori rebusan. Lori rebusan digunakan untuk mengangkut dan tempat merebus buah. Lori rebusan mampu memuat TBS dengan kapasitas 3,5 Ton TBS/Lori.

2. Stasiun Perebusan (Sterillizing Station)

(21)

dengan isi 6 lori dengan kapasitas ±21 ton dalam satu sterilizer dengan sekali perebusan. Waktu perebusan dilakukan selama 90 menit pada temperatur 140oC-145oC yang dioperasikan oleh operator rebusan. Proses perebusan dilakukan secara bertahap dalam tiga puncak (triple peak). Metode perebusan dengan menggunakan sistem triple peak antara lain:

a. Steam (uap) dimasukkan ke sterillizer dan dilakukan deaerasi selama 2 menit.

b. Steam masuk selama 10 menit hingga mencapai tekanan 2.0 kg/cm2. c. Steam dibuang bersamaan dengan air kondensat dari dalam rebusan selama

3 menit dan tekanan turun menjadi 0 kg/cm2.

d. Steam dimasukkan kembali selama 15 menit hingga tekanan naik sampai

2,5 kg/cm2.

e. Steam dibuang bersamaan dengan air kondensat dari dalam rebusan selama 3 menit dan tekanan turun kembali menjadi 0 km/cm2.

f. Steam dimasukkan kembali selama 10 menit hingga tekanan naik

mencapai 2,8 kg/cm2.

g. Steam dipertahankan selama 45 menit.

h. Steam dibuang beserta air kondensat dari dalam rebusan sampai habis

selama 5 menit sampai tekanan turun menjadi 0 kg/cm2. Tujuan perebusan yaitu :

(22)

Dalam buah yang dipanen terdapat enzim lipase dan oksidase yang tetap bekerja dalam buah, sebelum enzim itu dihentikan dengan cara fisika dan kimia. Cara fisika yaitu dengan cara pemanasan pada suhu yang dapat mendegradasi protein. Enzim lipase bertindak sebagai katalisator dalam pembentukan trigliserida dan kemudian memecahkan kembali menjadi asam lemak bebas (ALB). Aktifitas enzim semakin tinggi apabila buah mengalami memar (luka). Untuk mengurangi aktifitas enzim sampai di PKS, diusahakan agar kememaran dalam persentase yang relatif kecil. Enzim pada umumnya tidak aktif pada suhu 50C.

b. Melunakkan buah segar agar berondolan mudah terlepas dari tandannya.

Minyak dan inti sawit terdapat dalam buah maka untuk mempermudah proses ekstraksi pengutipan minyak dan inti kelapa sawit buah perlu dilepaskan dari spiklet. Buah dapat terlepas dari spiklet melalui cara hidrolisasi dan pektin terhadap pangkal buah.

c. Mengurangi kadar air.

Sterilisasi buah menyebabkan penurunan kadar air buah dan inti, yaitu dengan cara penguapan baik pada saat perebusan maupun saat sebelum pemipilan. Penurunan kandungan air buah menyebabkan penyusutan buah sehingga terbentuk rongga-rongga kosong yang mempermudah proses pengempaan.

(23)

Hal utama yang dihadapi pada proses pengolahan inti sawit yaitu sifat lekat dari inti sawit terhadap cangkangnya. Dengan proses perebusan, kadar air pada biji akan berkurang sehingga daya lekat inti terhadap cangkangnya menjadi berkurang.

e. Memudahkan proses pelunakan brondolan didalam digester.

Selama proses perebusan, kadar air oleh buah akan berkurang karena proses penguapan. Dengan berkurangnya air, susunan daging buah berubah. Perubahan tersebut memberikan efek positif yaitu mempermudah proses pelunakan brondolan digester sehingga mempermudah pengambilan minyak selama proses penguapan.

f. Mempermudah proses pemisahan minyak dari serabut.

Sel-sel minyak akan pecah dan berada dalam keadaan bebas pada saat pengeluaran uap perebusan (puncak ketiga).

3. Stasiun Penebahan (Threshing Station) a. Penebah (Thresher drum)

Buah masak yang telah keluar dari rebusan ditarik dengan capstan dan dipindahkan dengan transfer carriage untuk masuk kedalam trippler. Dari mesin trippler selanjutnya akan dikirim ke threser drum. Mesin threser drum digunakan untuk memisahkan buah dari tandan.

Prosedur kerja mesin threser drum adalah sebagai berikut:

(24)

membanting-banting TBS tersebut dan memyebabkan brondolan lepas dari tandannya

2) Pada bagian dalam dari thresher drum, dipasang batang-batang besi perantara sehinga membentuk kisi-kisi yang memungkinkan brondolan keluar dari thresher drum

b. Fruit conveyor dan fruit elevator

Fruit conveyor dan fruit elevator dipasang dibawah bantingan untuk

menampung brondolan yang telah dipisahkan untuk selanjutnya ditampung di fruit elevator untuk dikirim ke digester.

c. Fruit Distributing Conveyor

Fruit Distributing Conveyor berfungsi untuk mentransfer dan

mendistribusikan brondolan masak dari fruit elevator ke masing-masing digister.

d. Empty Bunch Conveyor

Tandan (janjang kosong) yang keluar dari bagian belakang thresher drum di tampung oleh empty bunch conveyor. Kemudian, hasil tersebut dikirim ke incinerator untuk dibakar menjadi abu yang kemudian dijadikan pupuk. 4. Station Pengempa (Pressing Station)

Stasiun pengempa adalah stasiun pertama dimulainya pengambilan minyak dari buah dengan cara melumat dan mengempa berondolan untuk memisahkan minyak dengan serabut (fiber). Pada stasiun ini terdapat dua alat untuk mendukung proses proses produksi yaitu sebagai berikut:

(25)

Bejana pengaduk berfungsi untuk melumat berondolan, sehingga daging buah terpisah dari biji dan serat. Bejana pengaduk ini terdiri dari tabung silinder yang berdiri di dalamnya di pasang pisau-pisau pengaduk (stirring arms) sebanyak 5 tingkat yang diikatkan pada poros dan di gerakkan oleh

motor listrik. Empat tingkat pisau bagian atas di pakai sebagai pengaduk atau pelumat dan pisau bagian bawah (strirring arms bottom) selain digunakan sebagai pengaduk atau pelumat juga di pakai untuk mendorong buah tersebut keluar dari ketel adukan ke bagian pengempa. Pengadukan dilakukan dengan kondisi proses sebagai berikut:

1) Bejana pengaduk selalu dalam keadaan penuh atau ¾ dari volumenya. 2) Temperature pemanasan awal olah TBS 90 oC.

3) Waktu pengadukan selama 15-20 menit.

4) Tekanan steam yang masuk ke dalam bejana 2-3 kg/cm2 .

5) Jika kondisi ini tidak terpenuhi, massa adukan akan sulit diproses pada saat pengempaan akibatnya kuantitas kehilangan minyak dalam ampas akan meningkat.

b. Pengempa (Screw Press)

Pengempaan di pakai untuk memisahkan minyak kasar (Crude Oil) dan daging buah (pericarp). Pengempaan terdiri dari sebuah silinder (Press Cylinder) yang berlubang-lubang dan di dalamnya terdapat dua buah ulir

yang berputar berlawanan arah.

(26)

Stasiun pemurnian minyak adalah stasiun terakhir untuk pengolahan minyak. Minyak kasar hasil pengempaan dikirim ke stasiun ini untuk diproses lebih lanjut sehingga diperoleh minyak produksi (Crude Palm Oil). Proses pemisahan minyak, air, dan kotoran dilakukan dengan sistem pengendapan, centrifuge, dan penguapan. Pada stasiun pemurnian/klarifikasi minyak terjadi beberapa tahapan proses yaitu :

a. Pengenceran

Pengenceran bertujuan agar proses pemisahan pasir dan serat-serat yang terdapat dalam minyak dapat berjalan dengan baik. Pengenceran berlangsung dengan baik bila suhu pengenceran 90-95oC. Jumlah air pengenceran yang digunakan sangat bervariasi sehingga sulit diketahui jika tidak menggunakan flowmeter. Jumlah air pengenceran yang dianjurkan yaitu sebanding dengan crude oil yang keluar dengan screw press, pemakaian air yang terlalu banyak akan menyebabkan penurunan

kualitas unit pengolahan kelapa sawit terutama pada alat klarifikasi. Air pengenceran yang diberikan berguna untuk :

1) Untuk menurunkan viskositas cairan sehingga zat yang memiliki BJ>1,0 akan mudah mengendap, sedangkan zat yang memiliki BJ<1,0 akan mengapung.

2) Untuk memudahkan pemisahan fraksi yang terdapat dalam cairan minyak berdasarkan polaritas.

(27)

Minyak mengalir ke Sand Trap Tank melalui talang minyak (oil gutter) yang dipasang di bawah screw press. Alat ini digunakan untuk menangkap pasir yang ada dalam minyak kasar yang berasal dari screw press. Untuk memudahkan pengendapan pasir, cairan minyak kasar harus dipanaskan dengan suhu 95oC yang diperoleh dengan menginjeksikan uap.

c. Ayakan Getar (Vibrating Screen).

Vibrating Screen berfungsi untuk memisahkan benda-benda padat yang

terikut dalam minyak kasar. Benda padat tersebut berupa ampas yang akan dikembalikan ke conveyor fruit untuk diproses kembali. Minyak hasil ayakan ditampung dalam tangki minyak kasar (Crude Oil Tank). Ayakan getaran terdiri dari dua lapisan saringan dengan ukuran masing-masing 1,5 m dan tingkat atas memakai mesh 30, sedangkan tingkat bawah memakai mesh 40. Untuk memudahkan penyaringan ayakan getaran tersebut di siram dengan air panas.

d. Pompa Minyak Kasar (Crude Oil Tank).

(28)

cairan tetap, diberikan penambahan panas dengan menginjeksikan steam pada temperature 95 oC.

e. Tangki Pemisah (Continuous Settling Tank)

Minyak yang berasal dari bak crude oil tank dialirkan ke tangki pemisah atau yang disebut Continius Settling Tank (CST). Minyak yang dipompakan akan dipanaskan lalu diendapkan. Bagian atas adalah minyak dan bagian bawah adalah endapan pasir atau lumpur. Pemanasan dipertahankan pada suhu 92ºC. Berdasarkan perbedaan berat jenis, minyak memiliki berat jenis yang kecil dibandingkan dengan slugde (lumpur) sehingga minyak akan naik ke atas melalui skimmer (payung pengutipan minyak) dan masuk ke dalam Oil Tank, sedangkan sludge masuk ke dalam sludge tank.

f. Tangki Masakan (Oil Tank)

Minyak yang telah dipisahkan pada tangki pemisah (Continuous Settling Tank) ditampung dalam oil tank untuk dipanaskan lagi sebelum diolah

lebih lanjut pada sentrifusi minyak. g. Oil Purifire

Oil Purifire bertujuan untuk pemurnian minyak yang berasal dari tangki masakan yang masih mengandung air 0,40-0,60% dan kadar kotoran 0,05-0,10 % digunakan Sentrifuge Minyak (Oil Purifire) yang berputar ± 8000 ppm.

(29)

Pengeringan minyak dipergunakan untuk memisahkan air dari minyak dengan cara penguapan hampa. Alat ini terdiri dari tabung hampa udara. Minyak terhisap kedalam tabung melalui pemercik (nozzle), akibat adanya hampa udara, dan terpancar ke dalam tabung hampa. Lalu uap air yang terpisah dihisap oleh vacuum friying untuk di buang ke tempat pembuangan. Minyak di tampung di tangki produksi dan selanjutnya dipompakan ke tangki timbun.

i. Tangki Timbun (Storage Tank)

Sebelum minyak dikirim untuk diolah maka ditimbun sementara di tangki timbun. Pada tangki timbunan, minyak dipanasi dengan steam untuk mempertahankan temperaturnya 50-60 oC, yang bertujuan untuk menjaga agar asam lemak bebas (ALB) minyak tidak naik. Jumlah tangki timbun ada 2 tangki, dengan kapasitas masing-masing tangki adalah 500 ton. j. Saringan getar (Vibrating Screen)

Saringan ini dipakai untuk memisahkan serabut-serabut yang terdapat dalam sludge separator. Cairan yang telah tersaring masuk ke sludge tank sedangkan serabut atau sampah dibuang ke solid conveyor.

k. Tangki Lumpur (Sludge Tank)

Lumpur yang keluar dari tangki pemisah ditampung dalam sludge tank dipergunakan untuk penampungan sludge yang masih mengandung minyak 5-7%.

(30)

Sludge yang berasal dari sludge tank dipompakan ke balance tank.

Balance tank merupakan tempat penampungan sementara sebelum masuk

ke sludge sentrifuge.. m.Slude Setrifuge

Cairan sludge yang telah melalui balance tank dialirkan ke dalam sludge sentrifuge untuk dikutip minyaknya. Dengan gaya sentrifugal minyak yang

berat jenisnya lebih kecil akan bergerak menuju poros dan terdorong keluar melalui pipa outlet yang di tampung di collection tank kemudian dipompakan ke tangki pemisah CST. Cairan dan sludge yang mempunyai berat jenis lebih berat dari pada minyak, terdorong ke bagian dinding bowl, dan keluar melalui Nozzle. Padatan yang menempel pada dinding bowl dibersihkan /dicuci secara manual.

n. Fat Fit

Gambar

Gambar 2.1. Struktur Organisai Pabrik Minyak Kelapa Sawit (PMKS) PT..
Tabel 2.1. Perincian Jumlah Tenaga Kerja Pabrik Minyak Kelapa Sawit PT..
Tabel 2.3. Jam Kerja di Pabrik

Referensi

Dokumen terkait

Hiperkalemia merupakan suatu keadan dimana tingginya kadar kalium di dalam darah, keadaan ini sering terjadi pada pasien yang mengalami luka bakar, penyakit

Tujuan : Diketahuinya Hubungan preeklamsia dengan bayi baru lahir risiko tinggi pada persalinan sectio caesarea di RSUD Panembahan Senopati Bantul 2014.. Metode : Penelitian

Beberapa penelitian mengenai hubungan paparan prenatal valproat terhadap perkembangan neuron anak menunjukkan hasil bahwa valproat dapat meningkatkan risiko munculnya

Sebaiknya perusahaan dalam menghitung Harga Pokok Pesanani memasukkan semua unsur biaya yaitu biaya telepon, biaya listrik, biaya reparasi mesin, biaya depresiasi mesin potong,

Beberapa ketentuan dalam Lampiran Peraturan Walikota Padang Nomor 34.A Tahun 2014 tentang Pedoman Standar Biaya Penyusunan Dokumen Pelaksanaan Anggaran Tahun 2015

Dilihat dari keseluruhan 3 rasio Likuiditas, Solvabilitas, maupun Profitabilitas, di tahun 2005 jauh lebih menurun dibandingkan tahun 2003 dan 2004 disebabkan terjadinya bom Bali

Adanya peningkatan penjualan yang disebabkan dari kebijakan penjualan secara kredit, perusahaan akan meningkatkan jumlah piutang yang dimiliki perusahaan dan menyebabkan

Pertanggungjawaban Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2014, perlu menetapkan Peraturan Walikota tentang Penjabaran Pertanggungjawaban