• Tidak ada hasil yang ditemukan

CONTOH BEBERAPA ULAR YANG TIDAK BERBISA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "CONTOH BEBERAPA ULAR YANG TIDAK BERBISA"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

CONTOH BEBERAPA ULAR YANG TIDAK BERBISA :

1. Elaphe radiata

Species : Elaphe radiata Schlegel, 1837

N.I. : Copperhead Racer, Striped Racer, Ular Trawang, Ular Lanang Sapi (Jawa), Ular Tikus. a. Ciri-ciri :

- Tubuh bagian dorsal berwarna kekuningan, dengan empat garis longitudinal berwarna hitam pada bagian tubuh depan

- Tubuh bagian depan belakang berwarna kuning - Tubuh bagian ventral berwarna kuning

- Terdapat garis hitam dari mata dan melintang pada bagian belakang kepala - Panjangnya ± 2000 mm

(2)

huruf S, lalu membuka mulutnya untuk menyerang b. Habitat : Darat, lading

c. Aktivitas : Diurnal, siang hari d. Tipe gigi : Aglypha

e. Makanan : Burung dan Tikus

f. Populasi : Sumatera, Jawa, Kalimantan

2. Elaphe flavolineata

Species : Elaphe flavolineata Schlegel, 1837

N.I. : Common Racer, Ular Kopi (Jawa), Ular puspo brele (Jawa). a. Ciri-ciri :

- Tubuh bagian dorsal berwarna coklat atau keabu-abuan dengan tanda hitam persegi panjang yang belang dengan putih bagian depan

- Terdapat garis hitam longitudinal pada bagian vertebral (tulang belakang) - Tubuh bagian belakang berwarna coklat gelap atau hitam

- Tubuh bagian ventral berwarna kuning, coklat atau kehitaman - Panjangnya ± 2400 mm

- Pada saat marah atau merasa terancam akan melipat bagian depan tubuhnya yang memipih seperti huruf S, lalu membuka mulutnya untuk menyerang

b. Habitat : Darat -lading

c. Aktivitas : Diurnal - siang hari d. Makanan : Kadal, katak dan burung

(3)

3. Ptyas korros

Species : Ptyas korros Schlegel, 1837

N.I. : Indian Rat snake, Ular kayu (Jawa), ular koros, ular sayur a. Ciri-ciri :

- Tubuh bagian atas (dorsal) berwarna coklat atau coklat kehijauan

- Sisik tubuh bagian belakang kuning dengan garis hitam disekeliling tiap sisiknya. - Tubuh bagian bawah (ventral) berwarna kuning.

- Mata bulat, besar dan hitam.

- Pada yang muda terdapat garis-garis putuh pada bagian tubuh atas (dorsal). - Panjangnya 300 mm – 1700 mm

b. Habitatnya : Semak-semak, kadang berjemur di atas pohon c. Tipe gigi : Aghlypa

e. Aktivitas : Diurnal

(4)

4. Ptyas mucosus

Species : Ptyas mucosus

N.I. : Banded Rat Snake, Bandotan Macan, ular dumung macan (Jawa) a. Ciri-ciri:

- Tubuh bagian dorsal berwarna coklat kekuningan atau kehijauan (olive) - Terdapat garis-garis vertical hitam pada begian kepala (bibir) dan belakan - Tubuh bagian ventral berwarna putih

- Mata bulat, besar,hitam

- Pada yang muda terdapat garis-garis terang pada bagian depan - Panjang ± 50 mm – 2500 mm

b. Habitat : Darat (semak-semak), persawahan/lading c. Aktivitas : Diurnal

d. Tipe gigi : Aghlypa

e. Makanan : Tikus, kodok, katak dan burung

(5)

5. Lycodon aulicus

Species : Lycodon aulicus Linne, 1754

N.I. : Common House Snake, Wolf Snake, Sowo Emprit (Jawa), ular rumah a. Ciri-ciri :

- Tubuh berwarna abu abu degan banyak titik – tiktik putih diseluruh tubuh - Tubuh bagian ventral berwarna putih

- Kepalanya oval dengan leher bergaris putih - Mata bulat besar

- Panjangnya ± 500 mm – 750mm

b. Habitat : Darat, suka menempel di dinding rumah c. Aktivitas : Noctural, malam hari

d. Tipe gigi : Aglypha e. Makanan : Cicak

(6)

6. Xenopeltis unicolor

Species : Xenopeltis unicolor Reinwald, 1827

N.I. : Iridescent Earth Snake, Sunbeam Snake, Ular Pelangi, Ular wlingi (jawa) a. Ciri-ciri :

- Tubuh bagian dorsal berwarna coklat atau kehitaman jika tubuhnya terkena sinar matahari akan memantulkan warna pelangi

- Tubuh bagian ventral berwarna putih - Kepalanya pipih

- Mata bulat besar

- Panjangnya ± 700 mm – 1000 mm b. Habitat : Darat, peliang (di dalam tanah) c. Aktivitas : Noctural, malam hari

d. Tipe gigi : Aglypha

e. Makanan : Ular, cacing, katak, tikus

(7)

7. Gonyosoma oxycephala

Species : Gonyosoma oxycephala Boie,1827

N.I. : Red-tailed Racer, Dak Awu, Gadung Luwuk/Gadung Perak. a. Ciri-ciri :

- Tubuh berwarna hijau dari kepala batas ekor, untuk yang perak dari leher hingga ujung ekor berwarna perak abu – abu

- Ekor berwarna abu - abu - Kepala oval

- Mata horizontal, panjangnya ± 2500 mm b. Habitat : Pepohonan, arboreal

c. Aktivitas : Diurnal, siang hari

(8)

8. Dendrelaphis pictus

Species : Dendrelaphis pictus

N.I. : Painted Bronzeback, Ular Tampar (Jawa), Ular Tali Picis, Ular Lidi a. Ciri-ciri :

- Tubuh coklat dan ada 2 garis hitam memanjang dari kepala ke ekor - Bagian bawah terdapat garis kunig memanjang hingga ekor - Jika marah, muncul bintik putih di leher

- Lidah berwarna merah - Kepala oval

- Mata horizontal, panjangnya ± 1000 mm b. Habitat : Pepohonan, arboreal

(9)

d. Makanan : Katak, tikus, belalang, cicak, jangkrik e. Populasi : Sumatera, Jawa, Kalimantan, sulawesi, papua

f. Type bisa : Jika menggigit manusia tidak berbahaya, tetapi racun nya sangat mematikan untuk sesama ular.

9. Xenocrophis piscator

Species : Xenocrophis piscator Schlegel, 1837

N.I. : Chequered Keelback, Bandotan Tutul dan Bandotan Tunggal (Jawa) a. Ciri-ciri :

- Tubuh bagian dorsal berwarna kuning atau coklat kehijauan (olive) dengan tanda hitam berbentuk S berwarna hitam pada sepanjang tubuhnya atau garis-garis longitudinal

- Tubuh bagian ventral putih dan terdapat garis hitam pada tiap sisiknya - Terdapat garis hitam pada bagian belakang mata

(10)

- Bila marah ular ini akna memipihkan tubuhnya ketanah - Panjangnya ± 1100 mm – 1200 mm

b. Habitat : ½ perarian, dekat kolam, sungai, sawah c. Aktivitas : Diurnal

d. Tipe gigi : Aglypha e. Makanan : Katak dan ikan

f. Populasi : Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Penang

10. Ular Sanca Kembang

Species : sebelumnya adalah Python reticulatus, kini diubah genusnya menjadi Malayopython reticulatus

N.I. : Sanca kembang atau sanca batik a. Ciri-ciri :

- Sanca kembang ini mudah dikenali karena umumnya bertubuh besar. Keluarga sanca (Pythonidae) relatif mudah dibedakan dari ular-ular lain dengan melihat sisik-sisik dorsalnya yang lebih dari 45 deret, dan sisik-sisik ventralnya yang lebih sempit dari lebar sisi bawah tubuhnya.

- memiliki pola lingkaran-lingkaran besar berbentuk jala (reticula, jala), tersusun dari warna-warna hitam, kecoklatan, kuning dan putih di sepanjang sisi dorsal tubuhnya.

- Sisik-sisik dorsal (punggung) tersusun dalam 70-80 deret; sisik-sisik ventral (perut) sebanyak 297-332 buah, dari bawah leher hingga ke anus; sisik subkaudal (sisi bawah ekor) 75-102 pasang. Perisai rostral (sisik di ujung moncong) dan empat perisai supralabial (sisik-sisik di bibir atas) terdepan memiliki lekuk (celah) pendeteksi panas (heat sensor pits) (Tweedie 1983).

b. Habitat : kerap ditemui tidak jauh dari badan air seperti sungai, kolam dan rawa. c. Aktivitas : Nocturnal (aktif pada malam hari), membunuh mangsa dengan membelit.. d. Tipe gigi : Aglypha

e. Makanan : Katak dan ikan

(11)

11. Ular Kawat

Species : Indotyphlops braminus

N.I. : common blindsnake, Brahminy blindsnake, flowerpot snake, bootlace snake (Eng.); ular kawat, ular cacing (Ind.), ular duwel.

a. Ciri-ciri :

- Ular kawat bertubuh amat kecil, nampak berkilau seperti sepotong kawat kecil kehitaman. Panjang tubuh hingga 20 cm, akan tetapi jarang yang lebih panjang dari 15 cm. Kebanyakan malah sekitar 10 cm atau kurang.

- Tubuhnya berwarna hitam, kehitaman, kecoklatan, atau abu-abu kebiruan. Umumnya lebih gelap di bagian dorsal (punggung) dan lebih muda di sisi ventral (perut). Ekornya amat pendek dan pada ujungnya terdapat runcingan serupa duri. Terkadang kedua ujungnya (kepala dan ekor) berwarna lebih muda atau keputihan.

-Matanya tersembunyi dan hanya nampak sebagai bintik gelap samar-samar di balik sisik kepalanya. Oleh sebab itu, dalam bahasa Inggris dikenal sebagai blind snake (ular buta). Sisik-sisik yang menutupi bagian tengah tubuh tersusun dalam 20 deret, amat halus dan serupa saja bentuknya di bagian dorsal maupun ventral.

b. Habitat : Kebiasaan ular ini yang hidup di bawah tanah (fossorial) c. Aktivitas : Nocturnal, malam hari

d. Makanan : Telur-telur semut, rayap dan berbagai serangga kecil, ulat, serta cacing tanah

(12)

12. Ular Serasah

Species : Sibynophis geminatus

N.I. : collared snake atau striped litter snake.

a. Ciri-ciri :

- Ciri utamanya terletak pada kalung tebal berwarna kuning jingga di tengkuk, dengan sepasang pita kuning agak jingga kecoklatan yang membujur di punggungnya (geminatus = berpasangan). Warna punggung selebihnya coklat tua kemerahan, dengan garis hitam halus putus-putus di antara warna coklat dengan pita kuning. Kepala coklat muda, dengan bibir atas berwarna putih menyolok.. - Sisi bawah tubuh (ventral) kuning di bawah leher, kuning muda sampai putih kehijauan di sebelah belakang; dengan bercak-bercak hitam beraturan di batas lateral. Iris mata berwarna kekuningan. b. Habitat : Rerumputan, berpohon-pohon atau berumpun bambu tidak jauh dari aliran sungai c. Aktivitas : Siang hari (diurnal)

d. Makanan : Memangsa jenis-jenis kadal.

(13)

Anatomi ular

Anatomi ular sangat unik dan berbeda dengan reptilia lainnya.Tubuh ular memanjang dan kehilangan anggota gerak (tangan – kaki) sehingga organ tubuhnya juga berdifensiasi secara spesifik.

Ular tidak memiliki kelopak mata bergerak, tapi topi transparan yang disebut “brille” sebagai penutup mata pelindung. Karena itu, gerakan mata mereka cukup terbatas. Mereka juga tidak memiliki telinga eksternal, telinga tengah, atau membran timpani (gendang telinga). Sebaliknya, mereka menggunakan tulang kecil kecil (tulang telinga), yang disebut “columella,” untuk mendeteksi getaran gelombang suara dilakukan melalui tanah. Mereka mampu mengambil beberapa gelombang suara dilakukan melalui udara, tetapi hanya pada frekuensi yang sangat rendah.

Ular juga bau dengan cara yang sangat berbeda dari mamalia. Mamalia membawa partikel udara ke dalam kontak dengan penciuman (berbau) saraf dengan bernapas mereka ke dalam rongga hidung melalui lubang hidung. Ular memiliki kedua lubang hidung dan rongga hidung, tetapi mereka tidak digunakan untuk bau. Sebaliknya, lidah menjentikkan sebenarnya perangkat berbau. Ada organ kecil di atap rongga mulut yang disebut “organ vomeronasal”, atau “organ Jacobson.” Lidah bercabang digunakan untuk membawa partikel udara menit ke dalam kontak dengan organ ini, dan ular kemudian merasakan dan mengidentifikasi bau sebagai mangsa, predator, atau sebaliknya. Jadi, tidak seperti mamalia, lidah tidak digunakan untuk rasa atau bantuan dalam menelan, tetapi hanya sebagai aksesori berbau organ.

Kulit

Pada bagian kulit ular, ditutupi oleh sisik yang melindungi mereka dari abrasi atau dehidrasi. Timbangan di bagian atas dan samping ular lebih kecil dan lebih tipis daripada yang ditemukan di sisi perut. Tebal, skala besar di perut disebut “sisik,” dan mereka membantu untuk melindungi dan mendukung jaringan yang berada dalam kontak dengan tanah.

(14)

Otot dan penggerak

Otot-otot ular yang digunakan baik untuk memindahkan mangsa tertelan secara internal dan gerakan tubuh secara umum, atau gerak. Ada empat tipe dasar penggerak dalam ular:

Serpentine atau perkembangan lateralis: Bentuk penggerak adalah merangkak bergelombang, biasa disebut ‘merayap’, dan bentuk yang paling umum dari gerakan. Hal ini memungkinkan ular untuk mencapai kecepatan maksimum dan digunakan oleh semua ular air untuk berenang.

Bujursangkar: besar, ular berat juga menggunakan ulat atau “inchworm” gerakan untuk melakukan perjalanan dalam garis lurus. Mereka mampu bergerak kulit perut ke depan dan kemudian tarik bagian tubuh bersama.

Sidewinding: penggerak ini adalah ketika ular melemparkan tubuh mereka dalam gerakan perulangan samping. Ular yang hidup di gurun pasir lepas pada menggunakan jenis penggerak adaptif.

Skeleton dan gigi

Ular dapat memiliki antara 130-500 tulang, dengan tulang rusuk yang melekat pada masing-masing. Ini belum termasuk tulang di bagian ekor, tetapi hanya mereka yang maju dari kloaka (analog dengan anus pada mamalia).

(15)

“berjalan” mangsa ke dalam mulutnya. Adaptasi lain yang membantu ular untuk menelan mangsa adalah kurva mundur dari gigi. Mereka miring ke arah tenggorokan dan bertindak sebagai kait untuk mencegah mangsa hidup dari menggeliat longgar. Ular gigi keduanya acrodont (melekat pada tulang) dan polyphydont (mampu tumbuh kembali ketika hilang), dan ular mungkin memiliki beberapa set gigi sepanjang masa. Hal ini diperlukan, karena gigi sering hilang saat makan. Jenis gigi ular memiliki berbeda tergantung pada metode yang digunakan untuk menangkap dan membunuh mangsanya. Ada tiga jenis gigi di snakea:

Constrictor gigi: Kebanyakan ular memiliki dua baris gigi pada setiap rahang atas dan satu baris pada setiap rahang bawah. Semua gigi yang pendek dan hook-seperti. Semua ular non-berbisa memiliki pembatas gigi, terlepas dari apakah atau tidak mereka benar-benar menyempitkan mangsanya.

Sistem pernapasan

Sistem pernapasan ular meliputi trakea (tenggorokan), bronkus, paru-paru, dan kantung udara. Trakea berasal di belakang rongga mulut, dan berakhir di dekat jantung, dimana cabang menjadi dua bronkus. Bronkus kiri mengarah ke paru-paru kiri, yang sangat kecil atau sama sekali vestigial. Organ sisa kecil, merosot, dan tidak berfungsi. Bronkus kanan mengarah ke paru-paru kanan, yang memanjang. Bagian depan dari paru-paru adalah pembuluh darah (dengan pembuluh darah) dan fungsi dalam pertukaran gas, tetapi paruh kedua paru-paru adalah avascular (tanpa pembuluh darah) kantung udara yang meluas ke daerah ekor. Kantung udara melakukan fungsi hidrostatik di sebagian besar ular, mengatur tekanan di dalam rongga tubuh. Karena ular tidak memiliki diafragma, udara masuk dan keluar paru-paru karena aksi otot tubuh dan gerakan tulang rusuk.

Sistem pencernaan

Sistem pencernaan terdiri dari kerongkongan, lambung, usus kecil, usus besar, dan kelenjar. Kerongkongan berjalan berdekatan dengan kantung udara dari faring, atau tenggorokan, ke perut. Pada mamalia, esofagus sangat berotot dan bergerak makanan ke perut. Pada ular, namun, esofagus memiliki sangat sedikit otot dan makanan pindah ke perut lainnya gerakan seluruh tubuh. Persimpangan antara esofagus dan perut tidak didefinisikan dengan baik, dan perut itu sendiri tidak sangat maju. Hal ini pendek dan sempit dengan lipatan memanjang interior untuk meningkatkan luas permukaan untuk pencernaan dan penyerapan. Usus kecil adalah juga relatif sederhana. Mungkin ada beberapa loop atau lipatan, tetapi untuk sebagian besar itu adalah tabung panjang yang menerima makanan dari lambung, menyerap nutrisi dari itu, dan transport ke usus besar, atau usus besar. Usus kemudian membawa kotoran untuk pembukaan kloaka mana dibuang. Kloaka adalah ruang umum, menerima produk dari pencernaan, berkemih, dan sistem reproduksi.

(16)

kecil bila diperlukan. Pankreas juga mensekresi enzim pencernaan ke dalam usus kecil, serta memproduksi hormon yang mengatur gula darah.

Sistem kardiovaskular

Dua atrium dan satu ventrikel membentuk jantung tiga bilik ular. Hak dan atrium kiri menerima darah dari paru-paru dan tubuh masing-masing, dan menyebarkannya ke ventrikel untuk diedarkan lagi. Terbungkus dalam kantung, yang disebut “perikardium,” jantung terletak di percabangan dari bronkus. Jantung mampu bergerak, namun, karena kurangnya diafragma. Penyesuaian ini melindungi jantung dari kerusakan potensial ketika mangsa tertelan besar melewati kerongkongan. Limpa melekat pada kandung empedu dan pankreas dan berfungsi untuk menyaring darah dan mendaur ulang sel darah merah tua. Kelenjar timus terletak di jaringan lemak di atas jantung dan bertanggung jawab untuk pematangan sel kekebalan khusus dalam darah.

Sistem endokrin

Sistem endokrin terdiri dari kelenjar yang mengeluarkan hormon penting untuk fungsi tubuh normal. Ular memiliki kelenjar endokrin yang sama seperti mamalia. Beberapa contoh adalah tiroid, paratiroid, dan kelenjar adrenal. Kelenjar tiroid terletak di daerah tenggorokan bertanggung jawab untuk pertumbuhan dan perkembangan, seperti shedding normal kulit. Paratiroid adalah struktur dipasangkan berlokasi dekat tiroid dan membantu dalam metabolisme kalsium. Kedua kelenjar adrenal yang terletak di wilayah ekor, tergantung di sebuah mesenterium (lembar membran melampirkan organ ke dinding tubuh) dekat organ reproduksi. Mereka mengeluarkan hormon epinefrin (adrenalin) yang meningkatkan denyut jantung dan pernapasan saat hewan tersebut dalam situasi berbahaya.

Sistem urogenital

Ginjal adalah organ yang bertanggung jawab untuk output urin. Pada ular, ginjal memanjang, dan ginjal kanan terletak lebih dekat ke kepala dari kiri. Organ-organ ini menyaring darah dan mengeluarkan produk sisa, yang kemudian terkonsentrasi dan diangkut, melalui ureter, untuk kloaka. Ureter adalah tabung berongga untuk mengangkut urin. Pada mamalia, ureter bermuara di kandung kemih dimana urin disimpan dan kemudian dikeluarkan melalui tabung lain yang disebut “uretra.” Karena ular tidak memiliki kandung kemih, kencing tidak disimpan, dan ureter kosong langsung di kloaka.

(17)

deferens ke kloaka. Laki-laki ini juga memiliki organ yang disebut “hemipenis” yang terletak di belakang pembukaan kloaka. Para hemipenis dipasangkan organ kelamin, dan mereka berdua berfungsi penuh, meskipun hanya satu per satu digunakan untuk mentransfer sperma ke betina. Para hemipenis yang terkait erat dengan kelenjar bau, atau kelenjar musk, yang juga hadir pada wanita.

Tengkorak bertipe diapsid modifikasi dengan satu condylus occipital tunggal. Jantung memiliki 3 ruang (1 ventrikel, 2 atrium). Organ pencernaan mengalami modifikasi bentuk menjadi memanjang, limpa dan pancreas bersatu (splenopancreas) dan kantung empedu terpisah dari hepar. Sebagian ular memiliki bisa (venom) dan sebagian lagi memiliki organ pit sebagai pendeteksi panas untuk mengidentifikasi mangsa.

Struktur kulit menebal dan bersisik. Terjadi proses ganti kulit secara keseluruhan (ecdysis) secara periodik. Frekuensi tergantung umur, pakan, pertumbuhan dan temperatur. Ular muda dapat mengalami ecdysis 4 – 6 kali setahun dan ular dewasa 1 – 2 kali setahun masih dalam batas normal.

Kesehatan Ular

Kebersihan menjadi kunci utama kesehatan ular dalam peliharaan. Kebersihan ular dilakukan dengan memandikan ular secara periodic. Mandi ini dilakukan terutama setelah urinasi/defekasi. Frekuensi mandi dapat 2 – 3 kali per minggu. Cara memandikan dengan memasukkan ular kedalam bak besar berisi air dan bila perlu disabun/sampoo untuk membersihkan kulit dari kotoran yang menempel pada permukaan kulit. Gunakan sabun/sampo bayi yang lembut supaya tidak menyebabkan iritasi dan merusak kulit. Selesai mandi segera dikeringkan dengan kain lap/handuk. Adakalanya ular menolak dikeluarkan dari bak air, bila ini terjadi biarkan ular berendam dalam air selama beberapa menit samapai beberapa jam baru diangkat. Ular baru dimasukkan kembali kedalam kandang etelah kondisinya benar-benar kering.

Kebersihan kandang dijaga dengan mengganti substrat alas kandang secara periodik. Substrat alas kandang berupa pasir/gravel dan serbuk kayu paling cocok digunakan untuk kandang besar berlantai semen/tanah karena dapat menyerap air dan memberi suasana dingin/sejuk dalam kandang, namun membutuhkan ketelatenan dalam membersihkan. Namun material ini kurang cocok untuk digunakan pada kandang aquarium karena cuaca di negara tropis yang cenderung hangat dan lembab memicu tumbuhnya jamur dan mikroorganisme pathogen. Penggunaan kertas koran sebagai alas kandang cocok untuk kandang model aquarium. Alas ini hendaknya segera diganti apabila ular urinasi/defekasi ataupun basah karena air minum yang trumpah.

(18)

secara lebih detail untuk dapat menentukan langkah penanganan dan pengobatan. Pemeriksaan gigi penting dilakukan untuk mengetahui adanya gigi tanggal yang terjebak dalam mukosa mulut/ginggiva yang dapat menyebabkan anoreksia dan stomatitis.

Referensi

Dokumen terkait

Bahwa dari 20 perusahaan yang mengajukan izin, 13 (tiga belas) perusahaan diantaranya yang berafiliasi dengan Sinar Mas dan APRIL/RGE Group merupakan pihak yang memiliki inisiatif

Adsorption study, represented by the Langmuir isotherm constant Qm indicates that NcMMT has higher adsorption capacity than that of MMT and NCC.. 29 and 96.8 mg/g for NcMMT, MMT, and

 A/ Ketidake3ekti3an p Ketidake3ekti3an pola na3as %erhu ola na3as %erhu%ungan den %ungan dengan pengem%a gan pengem%angan dada tida ngan dada tidak k

Menurut (Wexley and Yukl 1977), kepuasan kerja ditentukan atau dipengaruhi oleh sekelompok faktor. Faktor-faktor itu dapat dikelompokan ke dalam tiga bagian, yaitu yang

Disamping itu, Pengurus PERGIZI PANGAN Indonesia yang menguasai disiplin Pangan, Gizi, Dietetik dan Kesehatan memandang perlu untuk menyampaikan Posisi PERGIZI PANGAN

Karya ilmiah ini membahas tentang analisis pelayanan yang dilakukan Filipus sebagai sebuah konsep teologi kontekstual di dalam Kisah Para Rasul 8:4-25, untuk melakukan

Berdasarkan hasil diskusi yang telah dilakukan peneliti bersama teman sejawat pada tindakan disiklus ke dua dapat disimpulkan bahwa, proses belajar mengajar

Justeru itu, apa yang boleh diringkaskan, akan diringkaskan, namun begitu untuk persembahan Nang Talung yang terdapat di negeri Kedah dan Perlis, ini masih boleh