• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS WEB

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "MAKALAH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS WEB"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH

MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS WEB (E-LEARNING) (MODEL – MODEL PEMBELAJARAN)

Makalah ini dibuat untuk memenuhi mata kuliah Model – Model Pembelajaran Dosen Pengampu: Drs. Etep Rohana, M.M.pd

Disusun Oleh:

Kelompok 7

Eva Arnika (2103 0802 16 1033)

Tiara Kirana (2103 0802 16 1027)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM NUSANTARA BANDUNG

(2)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT serta salam dan cinta kepada junjungan besar Nabi Muhammad SAW. Atas segala rahmat dan karunia Allah SWT sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini yang berjudul “MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS WEB (E-LEARNING)”.

Tugas ini kami susun untuk memenuhi salah satu tugas pada mata kuliah Bimbingan dan Konseling. Dalam proses pembuatan makalah ini, kami harap dapat membantu pembaca untuk mengetahui bagaimana manfaat, sumber, dan implikasi ilmu pengetahuan, informasi dan teknologi dari model – model pembelajaran ini.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan baik dalam isi dan bahasa penulisannya. Sehingga saran dan kritik yang bersifat membangun, sangat membantu kami demi kesempurnaan makalah ini.

Bandung, 27 Maret 2018

(3)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Pada saat ini seiring berkembangnya era globalisasi teknologi informasi dan komunikasi terus berkembang pesat dan mendapat banyak respon dari masyarakat, sehingga interaksi dan penyampaian informasi bisa berlangsung dengan cepat dan mudah. Salah satu pengaruh dan dampak dari perkembangan teknologi, informasi dan komunikasi ialah dalam aspek pembelajaran, yang mana saat ini proses pembelajaran menjadi lebih mudah dari zaman dahulu yaitu dengan cara berbasis komputer.

Pembelajaran yang berbasis web atau disebut dengan e-Learning merupakan aktfitas pembelajaran yang menggunakan jaringan internet untuk menyampaikan dan memfasilitasi ketika dalam proses pembelajaran. Dewasa ini, dengan berkembangnya teknologi membuat gaya hidup kebanyakan manusia cenderung bergerak secara dinamis sehingga kebutuhan akan proses belajar jarak jauh yang biasa disebut dengan tele-edukasi semakin meningkat pula.

Menggunakan internet sebagai salah satu sarana untuk pembelajaran merupakan cara agar kita tidak tertinggal dengan teknologi yang semakin maju ini. Adapun langkah – langkah awal yang harus dilakukan sebelum menggunakan metode pembelajaran yang berbasis web ialah dengan menentukan ranah mana yang harus akan dipakai oleh proses pembelajaran ini, apakah kognitif, psikomotorik dan afektif.

(4)

1.2 Rumusan Masalah

Dari latar belakang yang dipaparkan di atas, berikut ialah rumusan masalah yang akan dibahas:

1. Bagaimana implementasi pembelajaran berbasis web? 2. Bagaimana interaksi tatap muka atau virtual?

3. Bagaimana pemanfaatan internet sebagai media pembelajaran? 4. Bagaimana penggunaan internet dalam pembelajaran?

5. Mengapa internet sebagai sumber belajar?

6. Bagaimana internet untuk manajemen pembelajaran? 7. Bagaimana pemanfaatan e-Learning untuk pembelajaran? 8. Apa saja teknologi pendukung e-Learning?

9. Bagaimana pengembangan model e-Learning? 10. Apa saja kelebihan dan kekurangan e-Learning?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui bagaimana implementasi pembelajaran berbasis web. 2. Untuk mengetahui interaksi tatap muka dan virtual.

3. Untuk mengetahui bahwa adanya pemanfaatan internet sebagai media pembelajaran.

4. Untuk mengetahui apa saja penggunaan internet dalam pembelajaran. 5. Untuk mengetahui sebab – sebab internet digunakan sebagai sumber belajar. 6. Untuk mengetahui bahwa internet juga dapat digunakan untuk manajemen

pembelajaran.

7. Untuk mengetahui pemanfaatan e-Learning untuk pembelajaran. 8. Untuk mengetahui bahwa ada teknologi pendukung e-Learning. 9. Untuk mengetahui bagaimana pengembangan model e-Learning. 10. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan e-Learning.

(5)

Model pembelajaran dirancang dengan mengintegerasikan pembelajaran berbasis web dalam progam pembelajaran konvensional tatap muka. Proses pembelajaran konvensional tatap muka dilakuakan dengan pendekatan student centered learning (SCL) melauli kerja kelompok model ini menuntut partisipasi peserta didik yang tinggi.

Untuk merancang dan mengimplementasikan pembelajaran berbasis web, langkahnya adalah sebagai berikut.

1. Sebuah progam pendidikan untuk peningkatan mutu pembelajaran di lingkungan kampus dengan berbasis web. Progam ini dialkukan idealnya selama 5-10 bulan dan dibagi menjadi 5 tahap. Tahap 1, 3, dan 5 dilakukan secara jarak jauh dan untuk dipilih media web sebagai alat komunikasi. Sedangakan tahap 2 dan 4 dilakukan secara konvensional dengan tatap muka.

2. Menetapkan sebuah mata kuliah pilihan di jurusan. Pembelajaran dengan tatap muka dilakukan secara rutin tiap minggu pada tujuh mingggu pertama. Setelah itu, tatap muka dilakukan setiap 2 atau 3 minggu sekali.

Dua progam pendidikan itu disampaikan melalui berbagai macam kegiatan belajar secara kelompok. Belajar dan mengerjakan tugas secara kolaberatif dalam kelompok sangat dominan pada kedua progam tersebut.1

2.2 Interaksi Tatap Muka dan Virtual

Sekalipun teknologi web memungkinkan pembelajaran dialkukan virtual secar penuh, namun kesempatan itu tidak dipilih.

1 Idayoce, “Model Pengembangan Berbasis Web (e-Learning)”,

(http://idayoce.blogspot.co.id/2013/12/model-pembelajaran-berbasis-web-e.html

(6)

Interaksi satu sama lain untuk dapat berkomunikasi langsung secara tatap muka masih dibutuhkan. Ada tiga alasan mengapa forum tatap muka masih dibutuhkan dalam kegiatan pembelajaran ini. Alasan tersebut adalah:

1. Perlunya forum untuk menjelaskan maksud dan mekanisme belajar yang akan dilalui bersama secara langsung dengan semua peserta didik. Keberhasilan sebuah proses pembelajaran juga ditentukan oleh pemahaman peserta didik tentang apa, mengapan dan bagaimana proses belajar dan mengerjakan tugas berlangsung. Peserta didik perlu mengetahui keluaran dan kompetensi apa yang akan didapat setelah mengikuti suatu kegiatan pembelajaran.

2. Perlunya memberikan pemahaman sekaligus pengalaman belajar dengan mengerjakan tugas secara kelompok dan kolaberatif pada setiap peserta didik. Karena model pembelajaran yang dirancang menuntut kerja kelompok, maka peserta didik perlu memiliki kompetensi dan komunikasi. Iklim partisipatoris dan aktif terlibat dalam berbagai kegiatan perlu dikenalkan sekaligus dialami oleh setiap siswa. Untuk itu, mengenal pribadi satu dengan yang lain perlu dilakukan secara langsung guna membangun suatu kelompok yang kokoh, selama kerja secara virtual.

(7)

komunikasi pendukungnya, maka setiap pesrta didik harus mempunyai ketrampilan mengoperasikanya.2

Di negara-negara maju seperti Amerika seriakat, teknologi informasi sudah betul-betul merasuk ke dalam kehidupan sehari-hari. Dalam berbagai hal dapat kita lihat implikasinya.

Sejarah teknologi informasi tidak dapat dilepaskan dari bidang pendidikan. Di Amerika TI mulai tumbuh dari lingkungan akademis (NSFNET). Demikian di Indonesia, TI mulai tumbuh di lingkungan akademis seperti di ITB, UPI, dan UI.

Adanya TI atau internet membuka sumber informasi yang tadinya susah di akses. Akses terhadap sumber informasi bukan menjadi masalah lagi. Perpustakaan merupakn salah satu sumber informasi yang mahal harganya. Adanya jaringan TI atau internet memungkinkan seseorang di Indonesia untuk mengakses perpustakaan di Amerika Serikat. Tanpa adanya internet banyak tugas akhir, tesis dan disertasi yang mungkin membutuhkan waktu yang lebih banyak untuk diselesaikan.

Kerja sama antarahli dan juga dengan mahasiswa yang letaknya berjauhan secara fisik dapat dilakukan dengan lebih mudah. Dahulu seseorang harus berkelana atau berjalan jauh untuk menemui seseorang pakar untuk mendiskusiakn sebuah masalah. Saat ini hal ini dapat dilakukan dari rumah dengan mengirimkan e-mail. Makalah dan penelitian dapat dilakukan dengan silang tukar menukar data melalui internet, via email, ataupun dengan mengggunakan mekanisme file sharing, jadi disini batasan geografis bukan menjadi masalah lagi.

2 Ihfanhariri, 2015, “Interaksi secara Tatap Muka dan Virtual”,

(8)

Bagi Indonesia, manfaat-manfaat yang disebutkan di atas sudah dapat menjadi alasan yang kuat untuk menjadikan internet sebagai infrastruktur bidang pendidikan. Dalam kegiatan pembelajaran dengan munculnya berbagai software yang dapat digunakan untuk kepentingan pembelajaran, sekarang ini para guru dapat merancang pembelajaran berbasis komputer, dengan menggunakan salah satu bahasa pemograman seperti Delphi, pascal, makromedia flash, swiss MX dan lainya. Hal ini dapat memberikan variasi dalam mengajar.Seorang guru tidak harus menjejali siswa dengan informasi yang membosankan. Dengan menggunakan teknologi informasi seorang guru dapat memanfaatkan komputer sebagai total teaching, dimana guru hanya sebagai fasilitator dan sisiwa dapat belajar dengan berbasis komputer baik dengan menggunakan model pembelajaran driils, tutorial, simulasi ataupun, instrucsioanl games.

2.3 Pemanfaatan Internet Sebagai Media Pembelajaran

Pengertian internet (interconnection networking) sendiri adalah jaringan komunikasi global yang terbuka dan menghubungkan jutaan bahkan milyaran jaringan komputer dengan berbagai tipe dan jenis, dengan menggunakan tipe komunikasi seperti telepon, satelit dan lain sebagainya. Awalnya internet merupakan jaringan komputer yang dibentuk oleh Departemen Pertahanan Amerika Serikat pada tahun 1969 melalui sebuah proyek yang disebut dengan ARPANET. Misi awal dari proyek ini awalnya hanya untuk keperluan militer saja, tetapi lambat laun terus berkembang dan bisa dinikmati oleh semua kalangan.3

(9)

Selanjutnya hubungi provider terdekat jika, andaikan semua prasarat tadi tidak dimiliki, cukup mendatangi warnet terdekat yang banyak terdapat di kota-kota besar, bahkan sampai ke desa-desa, kita dapat mengakses situs-situs apa saja sesuai dengan kebutuhan kita. Bahkan Rusman menyebutkan bahwa internet merupakan perpustakaan raksasa dunia, karena di dalam internet terdapat miliaran sumber informasi, sehingga kita dapat menggunakan informasi tersebut sesuai dengan kebutuhan.

Pemanfaatan internet sebagai media pembelajaran mengkondisikan siswa untuk belajar secara mandiri. “Through independent study, students become doars, as well as thinkers” (cobine, 1997). Para siswa dapat mengakses secara online dari berbagai pustakawan, museum, database, dan mendapatkan sumber primer tentang berbagai peristiwa sejarah, biografi, rekaman, laporan, dan statistik, (Gordin ET. Al., 1995).

(10)

Pemanfaatan internet sebagai media pembelajaran memiliki beberapa kelebihan sebagai berikut.

1. Dimungkinkan terjadinya distribusii pendidikan ke semua penjuru tanah air dan kapasitas daya tampung yang tidak terbatas karena tidak memerlukan ruang kelas.

2. Proses pembelajaran tidak terbatas oleh waktu seperti halnya tatap muka biasa.

3. Pembelajaran dapat memilh topik atau bahan ajar yang sesuai dengan keinginan dan kebutuhan masing-masing. 4. Lama waktu belajar juga tergantung pada kemampuan

masing-masing siswa.

5. Adanya keakuratan dan kekinian materi pembelajaran. 6. Pembelajran dapat dilakukan secara interaktif, sehingga

menarik siswa; dan memungkinkan pihak berkepentingan (orang tua siswa maupun guru) dapat turut serta menyukseskan proses pembelajaran, dengan cara mengecek tugas-tugas yang dikerjakan siswa secara online Perkembangan/kemajuan teknologi internet yang sangat pesat dan merambah keseluruh penjuru dunia telah dimanfaatkan oleh berbagai negara, institusi dan ahli untuk berbagai kepentingan termasuk di dalamnya untuk pendidikan/pembelajaran. Berbagai percobaan untuk mengembangkan perangkat lunak (progam aplikasi) yang dapat menunjang upaya peningkatan mutu pendidikan/pembelajaran terus dilakukan.

2.4 Penggunaan Internet dalam Pembelajaran

(11)

yang terdapat pada komputerseperti Transmission Control protocol (TCP), TCP merupakan suatu protokol yang sanggup memungkinkan sistem apapun sehingga antar sisitem jaringan komputer dapat berkomunikasi baik secara lokal maupun internasional dengan modus koneksi serial line internet protocol (SLIP) point to point protocol (PPP). Tahun 1983 merupakan tahun kelahiran internet yang ditandai dengan diadopsinya transmission control (TCP) sebagai standar bagi aparnet. Protokol yang lainya adalah IP (Internet protocol).

Berikut ini hal-hal yang dapat difasilitasi oleh adanya internet, yaitu: 1. Discovery (penemuan), ini meloputi browsing dan

pencarian nformasi-informasi tertentu

2. Communication (komunikasi), internet menyediakan jaringan komunikasi yang cepat dan murah mulai dari pesan-pesan yang berupa buletin sampai dengan pertukaran komunikasi yang bersifat kompleks antar atau inter organisasi. Juga termasuk diantaranya transfer informasi (antarkomputer) dan proses informasi. Adapun contoh-contoh media komunikasi yang utama seperti e-mail, chat group (percakapan secar berkelompok), dan news group (gabiungan kelompok yang bertukar berita).

(12)

menyediakan akses pada server-server yang sesuai dengs bidangnya masing-masing.

2.5 Internet Sebagai Sumber Belajar

Peranan internet dalam pendidian sangat menguntungkan karena kemampuanya dalam mengelola data dengan jumlah yang sangat besar. Teknologi sudah menjadi jaringan komputer terbesar di dunia, yang dapat berfungsi dengan baik jika didukung oleh perangkat komputer dengan perangkat lunak yang baik dan dengan guru yang terlatih baik. Mengguakan internet dengan segala fasilitasnya akan memberikan kemudahan untuk mengakses berbagai informasi untuk pendidikan yang secar langsung dapat meningkatkan pengetahuan siswa bagi keberhasilanya dalam belajar. Karena internet merupakan sumber informasi utama dan pengetahuan, melalui teknologi ini kita dapat melakukan beberapa hal, diantaranya untuk;

1. Penulusuran dan pencarian bahan pustaka

2. Memberi kemudahan untuk mengakses apa yng disebut dengan virtual classroom atau virtual university

3. Pemasaran dan promosi hasil karya penelitian.

(13)

benar-benar dapt menjadi penunjang utama bagi pengelola pendidikan khususnya bagi pusat sumber belajar bagi kegiatan pendidikan di daerah.

2.6 Internet untuk Manajemen Pembelajaran

Learning Management System (LMS) atau Content Management System (CMS) dikenal sebagai Virtual Learning Environment (VLE) merupakan aplikasi perangkat lunak yang digunakan oleh pendidik baik di sekolah atau perguruan tinggi/universitas sebagai media pembelajaran online berbasis web (e-learning). Dengan menggunakan CMS dosen/guru dapat mengelola program atau kelas dan bertukar informasi dengan siswa hal ini untuk memicu fenomena information superhighway.

Fitur – fitur yang digunakan di CMS ialah: pengelola hak akses pengguna (user), pengelolaan courses, pengelolaan bahan ajar (resources), pengelolaan aktifitas (activity), pengelolaan nilai (grades), penampilan nilai dan transkrip, pengelolaan visualisasi e-learning sehingga bisa diakses dengan web browser. CMS bertujuan untuk menjadikan pembelajaran lebih interaktif, membuat siswa dan guru masuk ke dalam “kelas digital” untuk saling berinteraksi (berdiskusi, menjadikan kelas online, dsb) serta mengakses materi pembelajaran lebih leluasa, dimana saja dan kapan saja selama terkoneksi dengan internet.4

2.7 Pemanfaatan e-Learning untuk pembelajaran

e-Learning adalah sebuah proses pembelajaran yang berbasis elektronik. Salah satu media yang digunakan adalah jaringan computer. Dengan dikembangkannya di jaringan computer memungkinkan untuk dikembangkan dalam bentuk berbasis web, sehingga kemudian dikembangkan ke jaringan computer yang lebih luas yaitu internet, inilah makanya sistem e-learning dengan berbasis internet

(14)

disebut juga dengan internet enabled learning. 5 penyajian e-learning berbasis web ini bisa menjadi lebih interaktif.

Perbedaan pembelajaran tradisional dengan e-learning, yaitu kelas tradisional. Guru dianggap sebagai orang yang serba tahu dan ditugaskan untuk menyalurkan ilmu pengetahuan kepada pelajarnya. Sedangkan di dalam pembelajaran ‘e-learning’ focus utamanya adalah pelajar.6 Adapun karakteristik e-learning, antara lain:

1. Memanfaatkan jasa teknologi elektronik dimana guru dan siswa dapat berkomunikasi dengan relative mudah.

2. Memanfaatkan keunggulan computer (digital media dan computer netwroks) 3. Menggunakan bahan ajar bersifat mandiri (self learning materials) disimpan

di computer sehingga dapat diakses oleh guru dan siswa kapan saja dan dimana saja bila yang bersangkutan memerlukannya.

4. Memanfaatkan jadwal pembelajaran, kurikulum, hasil kemajuan belajar, dan hal – hal yang berkaitan dengan administrasi pendidikan yang dapat dilihat setiap saat di komputer.7

Berikut juga alah pemanfaatan e-learning dalam pembelajaran, yakni:

1. Pembelajaran lebih realistis dan kontekstual

2. Penggunaan media e-learning sangat efisien dan efektif. 3. Penggunaan e-learning bisa menghemat biaya

4. E-learning sebagai sumber belajar. 5. Berfungsi sebagai media pembelajaran.

6. Membuat siswa lebih peka terhadap kemajuan teknologi. 7. Memudahkan pelaksanaan ujian nasional.

8. Pembelajaran jadi lebih menyenangkan.8

2.8 Teknologi Pendukung e-Learning

5 Warto Adi Nugraha, “e-Learning vs i-Learning (Online)”, 2007, hal 11

6 Rusman, Model – Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru, (Jakarta: Rajawali Pers,2014), cet.5, hal 347

7 Chandrawati dan Sri Rahayu, “Pemanfaatan e-Learning Dalam Pembelajaran”, Jurnal Untan, Vol.8, No.2, September 2010, 4

8 Rijal09, 2017, “9 Manfaat e-Learning dalam Pembelajaran”,

(15)

Dalam mempraktikkannya e-learning membutuhkan bantuan teknologi. Karenanya dikenal istilah: Computer Based Learning (CBL) yaitu pembelajaran yang sepenuhnya menggunakan computer, dan kedua yaitu Computer Assisted Learning (CAL) yaitu pembelajaran menggunakan alat bantu utama computer. Teknologi ini terus berkembang. Namun pada prinsipnya teknologi tersebut dapat di kelompokkan menjadi dua, yaitu:

1. Technology based learning 2. Technologi based web learning9

Dalam pembelajaran sehari – hari yang dikenal dari teknologi tersebut (audio/data, video/data, audio/video). Teknologi ini juga dipakai dalam pendidikan jarak jauh artinya komunikasi antara murid dan guru bisa terjadi dikarenakan keunggulan teknologi e-learning. Ada lima aplikasi standar internet yang dapat digunakan untuk keperluan pendidikan, yaitu email, mailing list, news group, file transfer protocol (FTC), dan World Wide Web (WWW).

Tiga kriteria dasar yang ada dalam e-learning yaitu: Pertama, e-learning bersifat jaringan, yang membuat mampu memperbaiki secara cepat, menyimpan atau menyimpulkan kembali, medistribusikan dan sharing dalam pelajaran dan informasi. Kedua, e-learning dikirmkan kepada pengguna melalui computer dengan menggunakan standar teknologi internet. Ketiga, e-learning terfokus pada pandangan pembelajaran yang paling luas, solusi pembelajaran yang mengungguli paradigm tradisional dalam pelatihan.10

Ada beberapa alternative paradigma pendidikan melalui internet ini yang salah satunya adalah sistem “dot.com educational system” (Kardiawarman, 2000), di antaranya adalah:

9 Nasution, Teknologi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), hal 99

(16)

1. Paradigma virtual teacher resources yang dapat mengatasi terbatasnya jumlah guru yang berkualitas, sehingga siswa tidak harus secara intensif memerlukan dukungan guru.

2. Virtual school system, yang dapat membuka peluang menyelenggarakan pendidikan dasar, menengah, dan tinggi yang tidak memerlukan ruang dan waktu.

3. Paradigma cyber education resources system atau dot com learning resources system, merupakan pendukung kedua paradigm di atas, dalam membantu akses terhadap artikel atau jurnal elektronik yang tersedia secara bebas dan gratis dalam internet.11

Sistem yang sederhana akan memudahkan peserta didik dalam memanfaatkan teknologi. Dengan kemudian yang sudah disediakan akan mengurangi pengenalan sistem e-learning itu sendiri. Syarat personal pengajar dapat berinteraksi dengan baik seperti guru di depan kelas. Dengan pendekatan interaksi yang lebih personal peserta didik diperhatikan kemajuannya. Hal ini membuat peserta didik lebih nyaman di depan computer. Kemudian respon yang cepat terhadap keluhan dan kebutuhan peserta didik lainnya.

2.9 Pengembangan Model e-Learning

Menurut Kamus Bahasa Indonesia (KBI), kata model diartikan sebagai (1) pola (contoh, acuan, ragam, dsb) dari pada sesuatu yang akan dibuat atau dihasilkan; (2) orang yang dipakai sebagai contoh untuk dilukis (difoto); (3) orang yang (pekerjaannya) memperagakan contoh pakaian yang akan dipasarkan; (4) barang tiruan yang kecil dengan bentuk (rupa) tepat benar seperti yang ditiru. Dalam makalah ini, yang dimaksudkan dengan model adalah pada arti yang pertama yakni sebagai pola (contoh, acuan, ragam, dsb) dari pada sesuatu yang akan dibuat atau dihasilkan.

Maka dapat disimpulkan bahwa e-learning adalah model pembelajaran yang memanfaatkan berbagai perangkat elektronik sebagai sarana/media pembelajaran.

(17)

Perangkat elektronik yang dimaksud mencakup perangkat hardware seperti video, tape, radio, handphone, maupun perangkat software seperti jaringan internet. Materi e-learning tidak hanya didistribusikan secara on-line baik melalui jaringan lokal ataupun internet, tetapi juga didistribusikan secara off-line menggunakan media CD/DVD.12

Yang dimaksudkan dengan model pengembangan e-learning adalah pola representasi yang akan digunakan untuk merancang e-learning sehingga dapat manfaatkan oleh user semaksimal mungkin.

Pendapat Haughey (Rusman, 2007) tentang pengembangan e-learning adalah ada tiga kemungkinan dalam pengembangan sistem pembelajaran berbasis internet, yaitu:

Web course adalah penggunaan internet untuk keperluan pendidikan, yang mana mahasiswa dan dosen sepenuhnya terpisah dan tidak diperlukan adanya tatap muka. Seluruh bahan ajar, diskusi, konsultasi, penugasan, latihan, ujian, dan kegiatan pembelajaran lainnya sepenuhnya disampaikan melalui internet. Dengan kata lain model ini menggunakan sistem jarak jauh.

Web centric course adalah penggunaan internet yang memadukan antara belajar jarak jauh dan tatap muka (konvensional). Sebagian materi disampikan melalui internet, dan sebagian lagi melalui tatap muka. Fungsinya saling melengkapi. Dalam model ini pengajar bisa memberikan petunjuk pada siswa untuk mempelajari materi pelajaran melalui web yang telah dibuatnya. Siswa juga diberikan arahan untuk mencari sumber lain dari situs-situs yang relevan. Dalam tatap muka, peserta didik dan pengajar lebih banyak diskusi tentang temuan materi yang telah dipelajari melalui internet tersebut.

Menurut Munir (2009: 199-200), dalam beberapa kenyataan di lapangan pendidikan, jarang sekali ditemui pembelajaran jarak jauh yang seluruh proses pembelajarannya dilaksanakan dengan e-learning atau online learning. Untuk

(18)

mengatasi masalah tersebut, maka diberlakukan blended distance learning (campuran antara online course dan tatap muka). Model pembelajaran jarak jauh dengan pendekatan blended learning ini perlu dikembangkan dengan tujuan untuk memperluas kesempatan belajar, diantaranya model pembelajaran jarak jauh. Model ini merupakan gabungan pelaksanaan pendidikan konvensional dan IT-Based education.

Web enhanced course adalah pemanfaatan internet untuk menunjang peningkatan kualitas pembelajaran yang dilakukan di kelas. Fungsi internet adalah untuk memberikan pengayaan dan komunikasi antara peserta didik dengan pengajar, Hesame peserta didik, anggota kelompok, atau peserta didik dengan narasumber lain. Oleh karena itu peran pengajar dalam hal ini dituntut untuk menguasai teknik mencari informasi di internet, membimbing mahasiswa mencari dan menemukan situs-situs yang relevan dengan bahan pembelajaran, menyajikan materi melalui web yang menarik dan diminati, melayani bimbingan dan komunikasi melalui internet, dan kecakapan lain yang diperlukan.13

Dalam penjelasan selanjutnya tentang strategi pelaksanaan model pembelajaran e-learning, Sihabudin menguraikaan bahwa terdapat empat model yang dapat digunakan dalam pelaksanaan e-learning di sekolah yakni:

1. Selective model 2. Sequential model, 3. Static station model 4. Laboratory model.

2.10 Kelebihan dan Kekurangan e-Learning A. Kelebihan e-Learning

1. Murah – dengan bermodalkan paket data internet saja murid dapat mengakses materi pembelajaran yang mereka inginkan tanpa harus khawatir ketinggalan pelajaran apabila tidak hadir.

(19)

2. Hemat – hemat disini bermaksudkan bahwa siswa tidak usah membeli buku materi pembelajaran lagi karena semua materi sudah dapat dicari di internet.

3. Tingkat pemahaman yang lebih baik – terkadang faktor penghambat dari kegiatan pembelajaran ialah cara penyampaian materi seorang pengajar yang cukup susah dipahami. Melalui e-Learning siswa dapat mencari konten materi yang memiliki konten penyampaian yang mudah dipahami seperti melalui video dan gambar.

4. Wawasan tidak terbatas – dengan melakukan e-learning murid selalu menemukan hal semula yang mereka tidak ketahui. Tidak hanya melalui pembelajaran tatap muka saja atau hanya dengan membaca buku. Murid akan mendapatkan pengetahuan dan wawasan yang lebih luas dan tidak terbatas.

5. Mandiri – berbeda dengan pembelajaran tatap muka, melalui e-learning murid dapat berguru dengan internet tanpa adanya campur tangan dari guru lagi. Sehingga murid dapat terbiasa mencari materi yang ia tahu tanpa harus selalu bertanya kepada guru yang ada dikelas. 6. Relative efisien – bagi mereka yang tinggal jauh dari perguruan tingg

atau sekolah konvensional.14 B. Kekurangan e-Learning

1. Wawasan yang seharusnya tidak dilihat – e-learning memberikan kebebasan akses kepada murid untuk menambah wawasan mereka. Namun tidak semua yang ada di internet itu positif. Jika tidak hati – hati peserta didik dapat mengakses hal yang seharusnya mereka belum boleh akses seperti konten – konten porno yang beredaran di internet. 2. Kesosialan terganggu – dengan e-learning murid akan memiliki

wawasan yang berbeda – beda. Hal ini cenderung membuat siswa satu dengan lainnya menjadi lebih superior karena lebih banyak mengetahui dari yang lainnya. Bahkan merasa minder karena wawasan yang ia punya tidak luas sehingga ia akan mengucilkan dirinya sendiri.

(20)

3. Interaksi antar pendidik dan peserta didik berkurang – hal ini dapat memperlambat terbentuknya values dalam proses pembelajaran. 4. Kurangnya akses internet – tidak semua tempat tersedia fasilitas

internet.

5. Kurangnya tenaga yang mengetahui dan memiliki keterampilan mengoperasikan internet.15

BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan

(21)

1. Langkah implementasi pembelajaran berbasis web terdapat dua yaitu sebuah program pendidikan untuk peningkatan mutu di lingkungan kampus dengan berbasis web, kedua menetapkan sebuah mata kuliah pilihan di jurusan.

2. Perlunya interaksi tatap muka dan virtual yaitu ntuk menjelaskan maksud dan mekanisme belajar yang akan dilalui bersama secara langsung dengan semua peserta didik, memberikan pemahaman sekaligus pengalaman belajar dengan mengerjakan tugas secara kelompok dan kolaberatif pada setiap peserta didik.

3. Pemanfaat internet sebagai media pembelajaran ialah pembelajaran tidak terbatas oleh waktu, pembelajaran menjadi lebih interaktif, lama waktu belajar tergantung masing – masing siswa.

4. Penggunaan internet dalam pembelajaran yaitu discovery, communication, dan collaboration.

5. Internet sebagai sumber belajar yaitu pertama, penelusuran dan pencarian bahan pustaka, memudahkan yang disebut dengan virtual classroom. Ketiga pemasaran hasil karya penelitian.

6. Internet untuk manajemen pembalajaran ialah Content Management System (CMS) merupakan aplikasi perangkat lunak yang digunakan oleh pendidik baik di sekolah atau perguruan tinggi/universitas sebagai media pembelajaran online berbasis web (e-learning).

7. Pemanfaatan e-learning untuk pembelajaran salah satunya pembelajaran lebih realistis dan kontekstual, e-learning sebagai sumber belajar, dan masih banyak lagi.

8. Teknologi pendukung e-learning dibagi menjadi dua kelompok yaitu technology based learning dan technology based web learning.

9. Pengembangan model e-learning ada tiga yaitu web course, web centeric course, web enhanced course.

10. Kelebihan dan kekurangan e-learning: salah satu kelebihannya ialah relative lebih efisien. Salah satu kekurangannya ialah kurangnya interaksi antara guru dan murid atau bahkan sesame murid itu sendiri.

(22)

Makalah ini kami akui masih banyak banyak kekurangan karena pengalaman yang kami miliki sangat kurang. Oleh karena itu harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.

DAFTAR PUSTAKA

(23)

Darmawan Deni. 2012. Pendidikan Teknologi Informasi dan Komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Nasution. 2008. Teknologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Rusman, Kurniawan Deni, Cepi Riyana. 2012. Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi. Jakarta: PT Raja Grafindo.

Rusman. 2014. Model – Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta: Rajawali Pers.

Salma Dewi & S. Evelline. 2008. Mozaik Teknologi Pendidikan. Jakarta: Prenada Media Group.

Dari jurnal:

Chandrawati dan Sri Rahayu, “Pemanfaatan e-Learning Dalam Pembelajaran”, Jurnal Untan, Vol.8, No.2, September 2010

Warto Adi Nugraha, “e-Learning vs i-Learning (Online)”, 2007.

Dari website:

https://www.nesabamedia.com/pengertian-fungsi-dan-manfaat-internet-lengkap/

http://idayoce.blogspot.co.id/2013/12/model-pembelajaran-berbasis-web-e.html

http://ihfanhariri1102411073.blogspot.co.id/2015/12/interaksi-secara-tatap-muka-danvirtual.html

Referensi

Dokumen terkait

 Mahasiswa memiliki kesadaran diri ( self-awareness ) untuk memiliki perubahan sikap dan tujuan belajar yang baik dengan berdasarkan pandangan yang benar yang

Gedung H, Kampus Sekaran-Gunungpati, Semarang 50229 Telepon: (024)

image produk PT. Biotech Farma di Kota Bandung. 2) Untuk menganalisa upaya yang perlu dilakukan oleh PT. Biotech Farma dari segi harga, untuk meningkatkan brand.

windows release versi 21.0. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) Perhatian orang tua memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap perilaku belajar PAI. Hal

Lembar pengesahan berisi persetujuan (tanda tangan) dari pembimbing akademik, koordinator kerja praktek dan mengetahui ketua program studi Teknik Kimia, contoh

Ketiga, perspektif ini memberikan pencerahan bahwa semua sumberdaya yang dimiliki perusahaan dapat menjadi sumber keunggulan bersaing berkelanjutan dengan

Seperti yang dibahas di atas, strategi yang dapat diambil antara lain adalah Bank harus melaksanakan pengendalian risiko nilai tukar yang bertujuan untuk melindungi nilai

Berdasarkan hasil tersebut maka dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan pengaruh antara core stability exercise dengan ankle strategy exercise terhadap