• Tidak ada hasil yang ditemukan

Proposal Penelitian Tindakan Kelas EFEKT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Proposal Penelitian Tindakan Kelas EFEKT"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

USUL PENELITIAN TINDAKAN KELAS

JUDUL PENELITIAN

EFEKTIVITAS METODE EKSPERIMEN

DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA SMA PADA POKOK BAHASAN REAKSI REDOKS

Diajukan untuk memenuhi sebagian dari tugas Metodologi Penelitian

Oleh :

FEBRIANTO MANIK 4123131033

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

JURUSAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)

Judul Penelitian :Efektivitas Metode Eksperimen Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa SMA Pada Pokok Bahasan Reaksi Redoks.

Bidang Ilmu :Kimia SMA Kelas X

Bidang Kajian :Pengembangan Metode Pembelajaran Eksperimen. I. PENDAHULUAN

Penelitian tindakan dengan judul efektifitas metode eksperimen dalam meningkatkan hasil belajar siswa SMA pada pokok bahasan reaksi redoks, bagian ini meliputi latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian.

I.1.Latar Belakang Masalah

Sesuai dengan peraturan pemerintah No. 32 Tahun 2013 pasal 19 dikatakan bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselengarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas dan kemandirian sesuai bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik(Kemendiknas.2014). Hal ini memperjelas bahwa skenario yang didesain guru harus berorientasi pada kegiatan siswa.

Dari beberapa hasil penelitian tindakan kelas yang dilakukan oleh guru kimia bahwa hasil belajar kimia siswa kelas X selama ini sangat rendah (rata-rata 4,85), meskipun telah dilakukan berbagai upaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa, namun hasilnya masih jauh dari harapan(Susyono danMaryatun.2006). Rendahnya hasil belajar siswa tersebut diduga kuat akibat motivasi, minat dan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran sangat rendah, sehingga terlihat siswa tidak pernah siap untuk menerima materi pelajaran dalam setiap pertemuan.

Upaya menciptakan sistem pembelajaran yang baik salah satunya dengan menggunakan suatu pendekatan pembelajaran. Penggunaan pendekatan pembelajaran disesuaikan dengan tujuan pembelajaran. Proses pembelajaran juga harus diperhatikan agar tujuan pembelajarannya terarah dan dapat membantu siswa menggunakan daya intelektualnya. Keberhasilan pendidikan dapat dilihat dari kualitas anak didik, salah satu tolak ukurnya adalah proses belajar siswa. Usaha peningkatan kualitas pembelajaran ini sebenarnya dapat diketahui melalui informasi mengenai keberhasilan guru dan siswa dalam berinteraksi mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan, adapun proses pembelajaran merupakan kegiatan yang utama, sehingga keberhasilan siswa tergantung dari proses belajar itu sendiri.

(3)

Dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan di tanah air kita, sebagai seorang guru atau pendidik calon guru, rasanya sudah waktunya kembali kita melayangkan wawasan pemikiran “kajian dan perbaikan dalam proses untuk menghasilkan produk”. Dalam proses belajar mengajar, pendekatan proses adalah suatu pendekatan yang bersifat khusus , yang penerapannya bertujuan agar para siswa dapat mengembangkan metode yang diterapkan para ilmuan.Sehingga dengan demikian sesuatu yang realistis dapat dibuktikan kebenarannya. Selain itu pendekatan proses siswa juga berperan meneliti suatu masalah. Mereka melaporkan hasil eksperimennya, melaporkan hasil pengamatannya, data yang berhasil dikumpulkannya, dan kesimpulan – kesimpulan dirumuskan yang didasarkan atas eksperimennya sendiri

(Tarigan,2007)..

Meningkatkan aktivitas dan minat belajar sisiwa terhadap materi reaksi redoks perlu adanya perbaikan dalam pembelajaran yang dilakukan guru kimia yaitu strategi pembelajaran dengan menggunakan pendekatan proses melalui metode eksperimen (pengamatan, pengumpulan data dan penyimpulan).

Dalam metode eksperimen siswa dapat memperoleh kepandaian yang diperlukan dan langkah-langkah berfikir ilmiah. Namun, metode eksperimen memiliki beberapa kelemahan, seperti keterbatasan alat dan bahan kimia yang relatif mahal dapat menghambat pelajaran selanjutnya. Untuk mengatasi kelemahan tersebut, eksperimen dapat dilaksanakan dengan menggunakan peralatan sederhana yang didesain sendiri oleh guru dengan menggunakan barang-barang bekas yang ada di sekitar kita. Demikian pula bahan-bahan kimia tersedia cukup banyak di alam sekitar kita, yaitu bahan sehari-hari. Metode tersebut dikatakan juga sebagai metode eksperimen berwawasan linkungan(Susyono danMaryatun.2007)

Metode ini diketahui sangat efektif untu menjelaskan kejadian karena sangat menolong siswa untuk mengerti konsep konsep-konsep zat kimia dan perubahannya. Dengan demikian maka peneliti beranggapan bahwa metode eksperimen juga akan efektif untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada pokok bahasan Reaksi Redoks.

I.2.Perumusan Masalah

Untuk memberikan arahan yang dapat digunakan sebagai acuan dalam penelitian tindakan kelas maka dibuat perumusan masalah penelitian sebagai berikut :

1. Bagaiman efektifitas metode eksperimen dapat meningkatkan hasil belajar siswa SMA kelas X pada pokok bahasan reaksi redoks?

2. Bagaimana perbedaan hasil belajar siswa sebelum dan sesudah penerapan metode eksperimen pada pokok bahasan reaksi redoks?

I.3.Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan di atas, tujuan penelitian tindakan kelas yang ingin dicapai adalah untuk:

(4)

2. Mengetahui perbedaan hasil belajar siswa sebelum dan sesudah penerapan metode eksperimen pada pokok bahasan reaksi redoks.

I.4.Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat member manfaat khusunya bagi guru kimia tentang bagaimana cara mengajarkan reaksi redoks dengan metode eksperimen. Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini secara umum dijabarkan sebagai berikut :

1. Mendapatkan metode pembelajaran yaitu metode eksperimen yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

2. Guru dapat lebih memahami akan manfaat digunakannya metode eksperimen dalam pembelajaran dan lebih mahir dalam melaksanakan praktikum di laboratorium yang sesuai dengan pokok bahasan reaksi redoks.

3. Sebagai masukan bagi guru kimia bagaimana mendesain metode eksperimen dalam pokok bahasan reaksi redoks di SMA kelas X yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

II. TINJAUAN TEORITIS

Studi literatur untuk penelitian tindakan efektifitas metode eksperimen dalam meningkatkan hasil belajar siswa SMA kelas x pada pokok bahasan reaksi redoks meliputi metode eksperimen dan bahan pelajaran reaksi redoks dijelaskan sebagai berikut.

II.1. Pengertian Belajar

Proses belajar mengajar merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian kegiatan guru dan siswa berdasarkan hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. Interaksi atau hubungan timbal balik antara guru dengan siswa merupakan syarat utama berlangsungnya proses belajar mengajar.

Pengertian belajar menurut Witherington adalah suatu perubahan didalam kepribadian yang menyatakan diri sebagai suatu pola baru daripada reaksi yang berupa kecakapan, sikap, kebiasaam, kepandaian, atau suatu pengertian. Gagne mengatakan bahwa belajar terjadi apabila suatu situasi stimulus bersam dengan isi ingatan mempengaruhi siswa sedemikian rupa sehingga perbuatannya berubah dari waktu sebelum ia mengalami situasi itu ke waktu sesudah ia mengalami situasi tadi. Menurut Winkel, belajar dirumuskan sebagai suatu aktivitas mental menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan, dan nilai sikap. Usman menyatakan belajar diartikan sebagai proses perubahan tingkah laku pada individu berkat adanya interaksi antara individu dan individu dengan linkungannya(Tarigan.2014)

(5)

II.2. Hasil Belajar

Dengan penguasaan atau hasil belajar yang diperoleh dapat dilihat dari perubahan tingkah laku. Tingkah laku sebagai hasil belajar dalam pengertian luas yang mencakup ranah kognitif, afektif dan psikomotor.

Menurut Dimyati, hasil belajar merupakan hasil atau interaksi tindak belajar dan mengajar. Dari segi guru, tindak belajar diakhiri dengan proses evaluasi belajar mengajar. Dari segi siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya dan puncak proses belajar. Untuk sebagian hasil belajar dinyatakan sebagai suatu pencapaian tujuan pengajaran. Sementara menurut Sukmadinata, hasil belajar merupakan realisasi atau pemekaran dari kecakapan-kecakapan potensial atau kapasitas yang dimiliki seseorang(Tarigan.2014).

II.3. Pembelajaran Menggunakan Metode Eksperimen

Inovasi pembelajaran sains adalah suatu pendekatan pengajaran meliputi strategi, metode, dan prinsip pengajaran yang dipergunakan dalam pembelajaran. Salah satu strategi yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa adalah strategi melalui pendekatan proses. Pendekatan proses adalah suatu pendekatan yang bersifat khusus, yang penerapannya bertujuan agar siswa dapat mengembangkan metode yang diterapkan para ilmuan. Keterampilan proses dalam pembelajaran sains dikelompokkan menjadi dua bagian, yaitu keterampilan dasar proses sains dan keterampilan terpadu proses sains. Keterampilan dasar proses sains meliputi kegiatan observasi, komunikasi, klasifikasi, kesimpulan sementara, dan ramalan atau prediksi (Sunyono.,Maryatun,S., Luke., I N.2006). Sedangkan kegiatan keterampilan terpadu proses sains meliputi kegiatan identifikasi variabel, membuat tabel/grafik, mendiskripsikan hubungan antara variabel-variabel, pengumpulan dan pemrosesan data, analisis, penyusunan hipotesis, definisi operasional variabel, desain investigasi dan eksperimen.

Dalam mata pelajaran kimia, kesempatan untuk melakukan penemuan, dan menyimpulkan sendiri hasil pengamatannya dapat diperoleh siswa antara lain melalui metode eksperimen. Pada metode eksperimen, siswa diberi kesempatan untuk mengalami sendiri, mengikuti suatu proses, mengamati suatu objek, menganalisis, membuktikan dan menarik kesimpulan (Roestiyah, N.K., 1985). Dalam metode eksperimen siswa dapat aktif mengambil bagian dalam berbuat untuk diri sendiri. Dengan demikian siswa dapat memperoleh kepandaian yang diperlukan dan langkah-langkah berfikir ilmiah.

(6)

belum pasti kebenarannya sebelum mereka mengamati secara langsung proses terjadinya (misal suatu reaksi), serta melatih siswa lebih aktif dan mengembangkan cara berfikir ilmiah.

II.4. Reaksi redoks

Ilmu kimia akan terus berkembang sejalan dengan temuan –temuan mutakhir, sehingga pengertian istilah yang digunakan dalam ilmu kimia juga turut berkembang sesuai dengan pengetahuan yang ditemukannnya.

Demikian pula halnya dengan istilah reaksi reduksi – oksidasi, yang mengalami perubahan pengertian dari waktu ke waktu, walaupun pada prinsipnya sama.

II.4.1. Pengertian dan Perkembangan Reaksi Redoks

Pada awalnya konsep reaksi reduksi dalam oksidasi (redoks ) terbatas pada reaksi yang melibatkan pelepasan dan pengikatan oksigen. Reaksi oksidasi merupakan reaksi pengikatan oksigen oleh suatu zat.

Contoh : C(s) + O2(g) CO2(g)

Reaksi reduksi merupakan reaksi pelepasan oksigen oleh suatu zat.

Contoh : FeO(s) + CO(g) Fe(s) + CO2(g)

Tinjauan reaksi reduksi dan oksidasi berdasarkan pengikatan dan pelepasan oksigen ternyata kurang universal (luas) karena reaksi kimia tidak hanya melibatkan oksigen saja. Misalnya, reaksi antara gas klorin dengan logam natrium membentuk natrium klorida.

Na(s) + 12 Cl(g)) NaCl(s)

Konsep reaksi reduksi dan oksidasi selanjutnya dijelaskan dengan menggunakan konsep perpindahan elektron. Oksidasi adalah reaksi pelepasan elektron,sedangkan Reduksi adalah reaksi pengikatan elektron. Dengan menggunakan konsep tersebut , maka dapat dijelaskan terjadinya reaksi oksidasi dan reduksi pada reaksi antara gas klorin dengan logam natrium sebagai berikut :

Na(s) + 1

2 Cl(g)) NaCl(s) Dalam reaksi itu terdapat dua peristiwa, yaitu :

Na(s) Na+(s) + e- ...(oksidasi)

1

2 Cl(g)) + e- Cl- ...(reduksi)

(7)

Reaksi transfer elektron terjadi pada senyawa-senyawa yang berikatan ion. Ion positif terjadi karena suatu atom melepas elektronnya, sedangkan ion negative terjadi karena suatu atom mengikat elektron. Oleh karena itu, konsep reaksi redoks yang didasarkan pada perpindahan elektron cukup memuaskan untuk menjelaskan reaksi – reaksi pembentukan senyawa ion (Sudarmo.2004).

II.4.2. Bilangan oksidasi

Konsep reaksi redoks yang lebih universal untuk menjawab permasalahan tersebut adalah konsep reaksi redoks berdasarkan perunahan bilangan oksidasi. Reaksi redoks yang sukar dijelaskan dengan konsep oksigen dan konsep elektron dapat dengan mudah dijelaskan menggunakan konsep perubahan bilangan oksidasi. Reaksi oksidasi adalah reaksi yang disertai dengan kenaikan bilangan oksidasi, sedangkan reaksi reduksi adalah reaksi yang disertai dengan penurunan bilangan oksidasi.

Tanda (+) dan (-) pada biloks ditulis sebelum angkanya misalnya +2, sedangkan pada muatan ditulis sesudah angkanya, misalnya 2+.

Cara menentukan bilangan oksidasi suatu unsur dalam ion atau senyawanya mengikuti aturan-aturan sebagai berikut :

a. Bilangan oksidasi unsur bebas ( atom atau molekul unsur) adalah 0 (nol). Contoh: Ne, H2, O2,Cl2,P4,C,Cu,Fe dan Na.

b. Bilangan oksidasi ion monoatom dan poliatom sama dengan muatan ionnya.

Contoh : untuk ion monoatom Na+, Ca2+, dan Cl- memiliki bilangan oksidasi

berturut-turut +1,+2 dan -1.

Contoh : untuk ion poli atom NH4+, SO42-, dan PO43- memiliki bilangan oksidasi

(8)

c. Bilangan oksidasi unsur golongan IA adalah +1 dan unsur golongan IIA adalah +2. Misalnya, bilangan oksidasi unsur Na pada senyawa NaCl, Na2SO4, dan Na2O adalah

+1. Bilangan oksidasi unsur Ca pada senyawa CaCl2, CaSO4, dan CaO adalah +2.

d. Bilangan oksidasi unsur golongan VIA pada senyawa biner adalah -2 dan unsur golongan VIIA pada senyawa biner adalah -1. Misalnya, bilangan oksidasi unsur S pada Na2S dan MgS adalah -2. Bilangan oksidasi unsur Cl pada NaCl, KCl,

MgCl2, dan FeCl3 adalah -1.

e. Bilangan oksidasi unsur H pada senyawanya adalah +1. Misalnya, bilangan oksidasi unsur H pada H2O, HCl, H2S, dan NH3 adalah +1. Bilangan oksidasi unsur H pada

senyawa hidrida adalah -1. Misalnya, bilangan oksidasi unsur H pada NaH, CaH2, dan

AlH3 adalah -1.

f. Bilangan oksidasi unsur O pada senyawanya adalah -2, kecuali pada senyawa biner dengan F, bilangan oksidasi unsur O-nya adalah +2. Bilangan oksidasi unsur O pada senyawa peroksida, seperti H2O2 dan BaO2 adalah -1. Dalam senyawa

superoksida bilangan oksidasinya adalah -1/2, seperti pada KO2 dan NaO2.

g. Jumlah bilangan oksidasi untuk semua atom unsur dalam molekul atau senyawa adalah 0. Jumlah bilangan oksidasi untuk atom atau unsur pembentuk ion poliatom sama dengan muatan ion poliatomnya. Misalnya, ion NH4+ mempunyai jumlah

(9)

Molekul NaCl terdiri dari atom Na dan atom Cl. Jumlah biloks senyawanya adalah 0, sedangkan biloks Na adalah +1 sehingga biloks Cl dapat dicari dengan rumus : biloks Na + biloks Cl = 0

+1 + biloks Cl = 0 Biloks Cl = -1

Molekul V2O3 terdiri dari 2 atom V dan 3 atom O. Jumlah biloks molekul tersebut

adalah 0, biloks O adalah -2 sehingga biloks V dapat dicari dengan rumus : 2(biloks V) + 3(biloks O) = 0

2(biloks V) + 3(-2) = 0 2(biloks V) = +6 Biloks V = +3

Molekul NH4+ terdiri dari atom N dan 4 atom H. Jumlah biloks unsur pembentuk ion

poliatom tersebut adalah +1, biloks H adalah +1 sehingga biloks N dapat dicari dengan rumus :

(biloks N) + 4(biloks H) = 0 (biloks N) + 4(+1) = +1 Biloks N = -3

II.4.3. Pengoksidasi dan Pereduksi

Reaksi oksidasi dan reduksi yang berlangsung secara serentak biasanya disingkat dengan reaksi redoks. Didalam reaksi redoks tersebut terdapat zat-zat yang bertindak sebagai pereduksi (reduktor) dan pengoksidasi (oksidator).

Perduksi atau reduktor adalah zat yang dalam reaksi redoks menyebabkan zat yang lain mengalami reduksi. Dalam hal ini zat pereduksi mengalami oksidasi. Pengoksidasi atau oksidator adalah zat dalam reaksi redoks menyebabkan zat lain mengalami oksidasi. Dalam peristiwa ini zat pengoksidasi mengalami reduksi.

Contoh :

Dari reaksi tersebut : Oksidator : HCl dan Reduktor : Mg

II.4.4. Reaksi Autoredoks

Reaksi autoredoks terjadi jika suatu unsure mengalami reaksi oksidasi dan reduksi sekaligus. Reaksi autoredok disebut juga reaksi disproporsionasi. Dengan demikian, unsure tersebut dapat berperan sebagai pengoksidasi dan sekaligus pereduksi.

(10)

Hitung biloks atom Cl pada Cl2 diruas kiri, dan atom Cl pada NaCl diruas kanan, serta

atom Cl pada NaCLO diruas kanan. Setelah menghitung, kalian mengetahui bilok atom Cl di ruas kiri = 0 dan bilok Cl pada NaCl = -1, sedangkan biloks pada NaClO = +1. Pada reaksi diatas, Cl2 mengalami reaksi oksidasi dan reduksi sekaligus. Oleh karena itu, reaksi di atas

termasuk reaksi autoredoks (Khamidinal;dkk.2009).

II.4.5. Tata Nama Senyawa redoks

Pengetahuan tentang bilangan oksidasi mempermudah para ahli dalam mengklarifikasi senyawa, termasuk mengetahui sifat suatu senyawa. Salah satu manfaat bilangan oksidasi untuk memberikan nama suatu senyawa dengan unsure yang lain. Sebagai contoh, besi dapat membentuk dua macam senyawa dengan oksigen, yaiti FeO dan Fe2O3. Untuk pemberian

nama kedua senyawa tersebut akan mengalami kesulitan bila tidak memperhatikan bilangan oksidasinya, sebab keduanya merupakan senyawa yang bernama oksida. Untuk mengatasi hal tersebut bilangan oksidasi besi dicantumkan dalam pemberian nama sehingga mudah untuk dibedakan. Kedua nama senyawa tersebut, yaitu : FeO (besi (II) oksida) dan Fe2O3 (baei (III)

oksida) (Sudarmo.2004).

II.4.6. Reaksi redoks disekitar kita

Proses pencucian film, pernapasan, fotosistesis, reaksi pada baterai atau aki merupakan conto aplikasi reaksi redoks. Masih banyak lagi aplikasi reaksi redoks disekitar kita yang belum banyak dipahami oleh masyarakat. Berikut akan dibahas beberapa reaksi redoks yang terjadi disekitar kita.

1. Repirasi

Pada metabolisme zat makanan dalam sel makhluk hidup, molekul glukosa diubah menjadi karbondioksida dan air. Pada proses ini dihasilkan energy yang dipakai untuk aktivitas. Deretan proses ini dinamakan respirasi. Reaksi totalnya merupakan reaksi redoks.

C6H12O6(s) 6CO2(g) + 6H2O(l) + energi

2. Fotosintesis

Pada proses fotosintesis, tumbuhan hijau menyerap sinar matahari untuk mengubah karbondioksida dan air menjadi energy dan oksigen. Proses ini berlangsung di dalam klorofil dan reaksinya merupakan kebalikan dari reaksi respirasi.

6CO2(g) + 6H2O(l) + energy C6H12O6(s)

3. Pembuatan asam sulfat

(11)

S(s) + O2(g) SO2(g) ... (reaksi redoks)

SO2(g) + O2(g) 2SO3(g) ... (reaksi redoks)

2SO3(g) + H2O(l) H2 SO4(l)

Dua tahap pertama merupakan reaksi oksidasi dan reduksi.

4. Proses pencucian film fotografi

Pada bagian luar pelat film fotografi (negative film) terdapat lapisan AgBr dan tersebar pada bahan seperti gelatin. Pada saat pemotretan terjadi kontak lapisan antara AgBr dengan cahaya. Pada fil yang terkena cahaya terjadi perubahan ion Ag+ menjadi kerumunan ato-atom Ag dengan bantuan zat pereduksi hidroquinon (C6H4(OH)2) yang terdapat pada lapisan.

C6H4(OH)2(aq) + 2Ag+(aq) C6H4O2(aq) + 2 Ag(s) + 2H+(aq)

Ketebalan bagian pelat yang dikenai cahaya bergantung pada intensitas cahaya yang masuk. Bagian yang tidak kontak dengan cahaya, tidak mengalami perubahan apapun. Pada pencucian dengan larutan natrium tiosulfat (Na2S2O3) terjadi sebgai reaksi berikut.

2Ag+

+ S2O32- Ag2(S2O3)

Selanjutnya negative film ini disinari. Penyinaran lanjutan diarahkan pada kertas foto yang sensitif terhadap sinar untuk mendapatkan hasil cetak foto (Sunarya.2001).

III. METODE PENGEMBANGAN

Metode penelitian tindakan yang dilakukan pada penelitian efektifitas metode eksperimen dalam meningkatkan hasil belajar siswa SMA kelas X pada pengajaran reaksi redoks meliputi defenisi operasional, populasi dan sampel, desain penelitian, analisis data, prosedur penelitian, indikator keberhasilan , personalia penelitian yang ikut melaksanakan penelitian, dan justifikasi anggaran biaya penelitian serta jadwal kegiatan dijelaskan sebagai berikut ini.

III.1. Defenisi Operasional

Untuk menghindari kesimpangsiuran, maka beberapa istilah dalam penelitian ini perlu didefinisikan, antara lain:

1. Efektivitas, yang dimaksud adalah usaha guru dalam mengefektifkan pembelajaran di kelas dan di laboratorium guna mencapai hasil yang diharapkan, yaitu sesuai dengan ketuntasan belajar yang telah ditetapkan. Pembelajaran dikatakan efektif apabila terjadi peningkatan aktivitas dan hasil belajar pada setiap siklusnya dan lebih dari 80 % siswa memperoleh nilai kognitif ≥ 70,00 , meskipun ketuntasan belajar yang ditetapkan oleh sekolah adalah 60,00.

(12)

ada alasan bagi guru kimia untuk tidak melaksanakan praktikum dalam pembelajaran tersebut.

3. Variabel yang diukur dalam penelitian ini adalah hasil belajar siswa. Hasil belajar siswa diukur melalui tes akhir siklus untuk melihat kompetensi yang dicapai setelah mengikuti beberapa kali pertemuan di kelas dan di laboratorium.

3.2. Populasi dan Sampel

Sebagai populasi adalah siswa SMA kelas X yaitu kelas X-A sampai X- F dengan jumlah 243 siswa yang terdiri 67 laki-laki dan 176 perempuan. Sampel siswa kelas x dipilih secara random sampling sederhana dari 6 kelas yang masing-masing dibagi menjadi 2 kelas yang digunakan sebagai kelompok eksperien dan kelompok control (ceramah). Pada masing masing kelompok dipilih sebagai sampel sebanyak 92 siswa. Masing-masing kelas diperlakukan sama, tetapi hanya sampel yang terpilih yang digunakan sebagai sampel penelitian. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah metode eksperimen di laboratorium kimia dan metode ceramah sebagai kontrol. Alat pengumpul data adalah evaluasi belajar (soal-soal reaksi redoks berbentuk pilihan ganda) terdiri atas evaluasi awal dan evaluasi akhir.

3.3. Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) yang mengikuti prosedur penelitian yang direncanakan mencakup kegiatan Perencanaan; Tindakan; Obsevasi; Refleksi. Penelitian berupa kegiatan penelitian tindakan kelas efektifitas metode praktikum dalam meningkatkan hasil belajar siswa SMA kelas X pada pokok bahasan Reaksi Redoks. Desain penelitian tindakan kelas ini dilakukan sesuai dengan skema seperti Gambar 3.1. Penelitian tindakan kelas ini terdiri dari tiga siklus .. Secara rinci pelaksanaan rancangan penelitian tindakan kelas diatas dimulai dari siklus I, siklus II, siklus III, membahas konsep Reaksi Redoks yang terdiri dari Sub pokok bahasan (1) pengertian dan perkembangan reaksi redoks (2) Bilangan oksidasi (3) Pengoksidasi dan Pereduksi (4) Reaksi Autoredoks (5) Tata Nama Senyawa redoks (6) Reaksi redoks disekitar kita.

Siklus I

Pada siklus I terdiri atas tahap : (1) Perencanaan, mancakup merancang metode eksperimendan membuat instrument berupa tes, mengelompokkan siswa menjadi 6 kelompok yang terdiri 5 – 6 orang, (2) Tahap tindakan mencakup melaksanakan pengajaran untuk sub pokok bahasan pengertian dan Perkembangan Reaksi Redoks, Bilangan Oksidasi dan Pengoksidasi dan Pereduksi dengan metode pembelajaran eksperimen, (3) Tahap Observasi mencakup melakukan observasi terhadap pelaksanaan pembelajaran kelompok maupun mandiri. Selanjutnya dilakukan (4) Tahap Refleksi atau evaluasi mencakup pelaksanaan refleksi terhadap proses pembelajaran dengan menggunakan metode eksperimen, kegiatan pelaksanaan pembelajaran kelompok maupun mandiri di dalam kelas, melakukan refleksi terhadap hasil belajar mandiri maupun kelompok yang diperoleh dari hasil evaluasi (Post Test 1)

(13)

Pada siklus II yaitu membahas konsep pembelajaran menggunakan metode eksperimen dengan kegiatan sebagai berikut : (1) Tahap perencanaan mencakup merancang tindakan baru berdasarkan refleksi siklus I, merancang perangkat pembelajaran dengan metode eksperimen, membuat instrument (tes), (2) Tahap Tindakan mencakup melaksanakan pengajaran untuk sub pokok bahasanan Reaksi Autoredoks dan Tata Nama Senyawa Redoks menggunakan metode ekspeirmen, (3) Tahap Observasi mencakup melakukan observasi terhadap pelaksanaan pembelajaran kelompok maupun mandiri. Selanjutnya dilakukan tahap (4) Refleksi atau evaluasi mencakup pelaksanaan refleksi terhadap proses pembelajaran dengan menggunakan metode eksperimen, kegitan pelaksanaan pembelajaran kelompok maupun mandiri di dalam kelas, melakukan refleksi terhadap hasil belajar mandiri maupun kelompok yang diperoleh dari hasil evaluasi (Post test 2)

Siklus III

Yang dilakukan pada siklus II yaitu membahas konsep pembelajaran menggunakan metode eksperimen dengan kegiatan sebagai berikut : (1) Tahap perencanaan mencakup merancang tindakan baru berdasarkan refleksi siklus II, merancang perangkat pembelajaran dengan metode eksperimen, membuat instrument (tes), (2) Tahap Tindakan mencakup melaksanakan pengajaran untuk sub pokok bahasanan Reaksi Redok Disekitar Kita menggunakan metode eksperimen, (3) Tahap Observasi mencakup melakukan observasi terhadap pelaksanaan pembelajaran kelompok maupun mandiri. Selanjutnya dilakukan (4) Tahap Refleksi atau evaluasi mencakup pelaksanaan refleksi terhadap proses pembelajaran dengan menggunakan metode eksperimen, kegitan pelaksanaan pembelajaran kelompok maupun mandiri di dalam kelas, melakukan refleksi terhadap hasil belajar mandiri maupun kelompok yang diperoleh dari hasil evaluasi (Post test 3). Output yang diperoleh dari siklus I,II dan III adalah : (1) perangkat metode eksperimen, (2) Tindakan pembelajaran menggunakan metode eksperimen, dan (3) hasil belajar siswa berupa kemampuan menjawab evaluasi hasil belajar sebelum dan sesudah tindakan dilakukan.

3.4. Analisis Data

Data berupa hasil belajar siswa (skor) yang diperoleh dari hasil evaluasi untuk kelompok eksperimen pengajaran menggunakan Metode Eksperimen dan kelompok control yang diberikan pengajaran menggunakan Metode Ceramah. Selanjutnya data akan diolah secara statistikmenggunakan software Microsoft EXEL untuk penarikan kesimpulan.dan akan ditabulasi berdasarkan sumber, dan hasil analisis akan dirangkum dalam bentuk tabel untuk memudahkan di dalam penarikan kesimpulan hasil penelitian. Dan selanjutnya hasil penelitian akan dituangkan dalam bentul Laporan Ilmiah, yaitu Laporan Hasil Penlitian Tindakan Kelas dan berupa Jurnal Pendidikan Kimia yang akan dikirimkan kepada publisher Jurnal Nasional.

3.5. Prosedur Penelitian

(14)

pakar pendidikan, pakar kimia dan pakar Laboratorium Kimia untuk diminta pendapat tentang metode eksperimen yang dirancang oleh peneliti. Sebelum dilakukan pengajaran, terlebih dahulu dilakukan evaluasi awal (pendahuluan) terhadap kelompok eksperimen dan kelompok control yang bertujuan untuk mengukur kemampuan dan penguasaan siswa terhadap pokok bahasan Reaksi Redoks yang akan diajarkan , dilanjutkan dengan mengajar menggunakan metode Eksperimen dan metode Ceramah. Evaluasi akhir pertama dilakukan pada akhir pengajaran pada minggu yang sama. Setelah selang waktu satu bulan dari perlakuan pengajaran, maka terhadap sampel sampel siswa dilakukan evaluasi akhir kedua. Tahapan siklus penelitian di perlihatkan pada gambar berikut ini.

Siklus 1 Pelaksanaan

Siklus I Pengamatan

Perencanaan

Refleksi

Pelaksanaan

Siklus II Pengamatan

Perencanaan

Refleksi

Pelaksanaan

Siklus III Pengamatan

(15)

3.6. Indikator Keberhasilan

Kriteria keberhasilan tindakan kelas adalah apabila terjadi peningkatan aktivitas dan hasil belajar pada setiap siklusnya dan lebih dari 80 % siswa memperoleh nilai kognitif ≥ 70.

3.7. Personalia Penelitian

Penelitian ini direncanakan akan dilaksanakan oleh guru bidang studi Kimia dengan personalia sebagai berikut :

1. Ketua Peneliti :

a. Nama Lengkapdan Gelar : Febrianto Manik

b. Tempat/Tanggal Lahir : Lumban Manik/ 25 Februari 1995 c. Golongan, Pangkat, dan NIP :

-d. Mata Pelajaran Yang Diasuh : Kimia SMA Kelas X e. Fakultas/ Program Studi : FMIPA/ Pendidikan Kimia

f. Perguruan Tinggi : UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

3.8. Justifikasi Anggaran Biaya Penelitian

Sebagai pendukung dalam pelaksanaan penelitian yang diusulkan dibutuhkan dana sebanyak Rp.8.200.000,- (Delapan juta dua ratus ribu rupiah) dengan perincian sebagai berikut:

N o

Nama Pengeluaran Biaya (Rp)

1 Honorarium Peneliti

Rp.2.000.000,-2 Biaya Operasional

Rp.5.000.000,-3 Biaya fotocopy jurnal dan publikasi ilmiah Rp.500.000,-4 Biaya Seminar hasil Penelitian di FMIPA UNIMED Rp.500.000,-5 Penyusunan laporan dan perbanyakan laporan

Rp.200.000,-Jumlah Total Rp.

(16)

3.9. Jadwal Kegiatan

Jadwal kegiatan PTK dan rincian kegiatan penelitian pada tahap (siklus) dapat diperhatikan sebgai berikut.

b.Pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan metode eksperimen I

c.Pelaksanaan posttest dan refleksi I d.Analisis data siklus I

3 Pelaksanaan Penelitian Siklus II a.Pelaksanaan pretes II

b.Pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan metode eksperimen II

c.Pelaksanaan posttest dan refleksi II d.Analisis data siklus II

4 Pelaksanaan Penelitian Siklus III a.Pelaksanaan pretes III

(17)

DAFTAR PUSTAKA

Kemendiknas, (2014), Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 19 Tahun 2005,

http://kesbangpol.kemendagri.go.id (Diakases pada bulan Oktober 2014)

Khamidinal,dkk.,(2009), Kimia: SMA/MA Kelas X, Pusat Pembukuan DEPDIKNAS, Jakarta.

Roestiyah, N.K., (1985). Masalah Pengajaran Sebagai Suatu Sistem, Penerbit Bina Aksara, Jakarta.

Sudarmo,Unggul.,(2004), Seri Made Simple Kimia (SMS) SMA, Penerbit Erlangga, Jakarta.

Soetarjo., Soejitno, PO., (1998), Proses Belajar Mengajar dengan Metode Pendekatan

Keterampilan Proses, Penerbit SIC, Surabaya.

Sunarya,Yayan., (2001), Kimia Untuk SMU Kelas I, Grafindo Media Pratama, Bandung.

Situmorang,M., (2010), Penelitian Tindakan Kelas (PTK) untuk Mata Pelajaran Kimia, FMIPA Universitas Negeri Medan, Medan.

Sunyono.,(2005), Optimalisasi Pembelajaran Kimia pada Siswa Kelas XI Semester 1 SMA Swadhipa Natar melalui Penerapan Metode Eksperimen Menggunakan Bahan yang

Ada di Lingkungan, Laporan Hasil Penelitian, Dit.PPTK & KPT Ditjen Dikti.

Sunyono.,Maryatun,S., Penerapan Metode Eksperimen Berbasis Lingkungan dalam Meningkatkan Aktivitas Belajar Siswa Kelas X Semester 1 SMA Swadhipa Natar,

Proceeding of The First International Seminar of Science Education – UPI, 2007 – 11.

Sunyono.,Maryatun,S., Luke., I N.,(2006), Efektivitas Pembelajaran Kimia Kelas X Semester I SMA Swadhipa Natar melalui Penerapan Metoda Eksperimen Berwawasan

Lingkungan, Lapran Hasil penelitian,FMIPA Universitas Lampung.

Tarigan,S.,(2007), Aplikasi Pendekatan Proses sebagai Pendekatan Kreatif dalam Pembelajaran IPA (Kimia), Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat,11(40): 23-31.

Referensi

Dokumen terkait

Potensi dari alga merah Eucheuma cottonii yang sangat menarik mendasari penelitian ini untuk dilakukan yaitu dengan mengisolasi dan mengidentifikasi pigmen

Urutkan sampel dari warna yang paling anda tidak suka (=1) hingga sampel yang paling anda suka (=6)... Bandingkan rasa sampel secara berurutan dari kiri

Kajian ini hanya memfokus kepada bidang pertanian dan khusus kepada penuai sawit yang menggunakan alat pahat bagi aktiviti penuaian.Reka bentuk pahat yang digunakan secara manual

Penggunaan standar SNI 03-7015-2004 memberikan cara perhitungan dengan menggunakan data hari guruh, data ukuran bngunan / daerah, area proteksi, frekuensi sambaran tahunan (Nc)

Untuk mengatasi miskonsepsi mahasiswa tersebut, salah satu model pembelajaran yang dapat diterapkan adalah Model Pembelajaran Kon fl ik Kognitif, yakni model pembelajaran

Lakukanlah yang sangat terbaik yang dapat kamu lakukan; Aku tahu kau bisa melakukannya dengan sangat baik.. Ikuti rencana telah aku beri pada mu dan letakkan hatimu di situ, Kamu

Hal ini berbeda dengan penelitian sebelumnya di Amerika pada anak obesitas dengan aktivitas fisik yang kurang salah satunya menonton TV yang termasuk dalam

Kemudian pada penelitian [4], aplikasi evaluasi kinerja dosen berbasis web dirancang menggunakan DFD ( Data Flow Diagram ) untuk menggambarkan sistem.. Pada penelitian