• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peran Pendidikan Jasmani dalam Meningkat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Peran Pendidikan Jasmani dalam Meningkat"

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

PERAN PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN KESEHATAN DALAM MENINGKATKAN KESEHATAN DAN KETERAMPILAN

MOTORIK

MAKALAH

Untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Pendidikan Olahraga Dan Kesehatan Yang dibina oleh Dr. Supriyadi M.Kes dan Dr. Roesdyanto M.Kes

Oleh

Slamet Yulianto 140614807261

UNIVERSITAS NEGERI MALANG PASCASARJANA

(2)

1

KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahNya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Peran Pendidikan Jasmani Olahraga Dan Kesehatan dalam Meningkatkan Kesehatan dan Keterampilan Motorik“ dengan segenap kemampuan yang kami miliki meskipun masih banyak kekurangan.

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas perkuliahan Pendidikan Olahraga Dan Kesehatan yang dibina oleh Dr. Supriyadi M. Kes dan Dr. Roesdyanto M. Kes. Makalah ini membahas mengenai bagaimana Pendidikan Jasmani Olahraga Dan Kesehatan berperan atau berpengaruh dalam meningkatkan kesehatan dan keterampilan motorik seseorang. Diharapkan pembahasan ini dapat memberikan gambaran kepada para pembaca tentang bagaiman berperan atau berpengaruh dalam meningkatkan kesehatan dan keterampilan motorik seseorang sehingga dapat membangun paradigma masyarakat umum bagaimana pentingnya Pendidikan Jasmani Olahraga Dan Kesehatan terhadap kehidupan masyarakat.

Tak lupa kami menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dan motivasi dalam penyelesaian makalah ini. Kami telah berupaya untuk memberikan karya terbaiknya, namun kami hanya manusia biasa yang tidak luput dari kesalahan. Oleh karena itu, jika ada kesalahan dalam penulisan dan atau isi makalah, kami mengharapkan kritik membangun dari para pembaca demi keberlangsungan penulisan yang lebih baik di waktu yang akan datang. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Malang, Maret 2015

(3)

2

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR... i

DAFTAR ISI... ii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang... 1

B. Rumusan masalah... 3

C. Tujuan... 3

BAB II PEMBAHASAN A. Hakikat Pendidikan Jasmani Olahraga Dan Kesehatan... 4

1. Pengertian Pendidikan Jasmani Olahraga Dan Kesehatan... 4

2. Tujuan Pendidikan Jasmani Olahraga Dan Kesehatan... 5

3. Ruang Lingkup Pengajaran PJOK... 5

B. Konsep Sehat Dan Kesehatan ... 11

1. Pengertian Sehat Dan Kesehatan... 11

2. Tingkatan atau Jenis Kesehatan ... 12

3. Olahraga Kesehatan ... 13

C. Konsep Keterampilan Motorik ... 14

1. Pengertian Keterampilan Motorik ... 14

2. Jenis Keterampilan Motorik ... 15

3. Peran Perkembangan Motorik ... 15

4. Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Motorik ... 16

5. Fungsi Perkembangan Motorik ... 17

D. Peran Pendidikan Jasmani Olahraga Dan Kesehatan dalam Meningkatkan Kesehatan dan Keterampilan Motorik... 17

BAB III PENUTUP A. Kesimpulan... 22

B. Saran... 22

(4)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang baik adalah tujuan semua Negara di dunia. Berbagai kualitas sumber daya manusia yang memiliki seperti moral, kepribadian, watak yang baik, kesehatan jasmani dan rohani serta berbagai keterampilan dasar yang diperlukan dalam kehidupan yang paling mendasar ditentukan oleh unsur pendidikan. Dalam rangka membangun kualitas sumber daya manusia yang dapat diharapkan oleh bangsa Indonesia saat ini, tentunya harus dipersiapkan sedini mungkin dimulai pada jenjang pendidikan paling dasar.

Pendidikan secara umum merupakan kebutuhan manusia yang berlangsung seumur hidup. Dalam Undang-Undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Indonesia (SISDIKNAS) disebutkan bahwa Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pendidikan merupakan sebuah tuntunan didalam kehidupan yang dapat membantu pertumbuhan dan perkembangan anak-anak sesuai kekuatan kodrat yang ada pada anak, sehingga bertumbuh kembang menjadi manusia dan anggota masyarakat yang berkualitas.

(5)

mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Dalam mewujudkan tujuan pendidikan tersebut, tentunya berbagai lingkungan pendidikan yang harus ditingkatkan mutu dalam hal pelaksanaan atau penyelenggaraanya maupun dalam hal isi dan tujuannya. Salah satu yang harus menjadi perhatian kita dan sebagai ujung tombak untuk mencetak manusia yang berkualitas adalah melaluai Pendidikan Jasmani Olahraga Dan Kesehatan, yang merupakan bagian integral dari pendidikan.

Pendidikan Jasmani Olahraga Dan Kesehatan adalah salah satu matapelajaran yang ada di semua jenjang pendidikan wajib mulai dari sekolah dasar (SD) hingga jenjang sekolah mengengah atas (SMA). Pendidikan Jasmani Olahraga Dan Kesehatan (PJOK) adalah satu proses pendidikan yang menggunakan aktivitas gerak sebagai media untuk mencapai tujuan pendidikannya. Kita semua tahu bahwa semua makhluk hidup pasti melakukan aktivitas gerak, begitupula dengan manusia. Semua orang pasti melakukan baik orang tua, remaja, anak-anak, laki-laki dan perempuan. Anak-anak pada umumnya memiliki kecenderungan ingin selalu bergerak. Bergerak bagi anak-anak merupakan salah satu bagian yang sangat menyenangkan dan penting di dalam kehidupannya saat itu maupun nanti di masa dewasanya.

(6)

Keberhasilan anak-anak dalam belajar keterampilan garak atau motorik, ditentukan oleh banyak faktor. Salah satu usaha untuk mewujudkan keberhasilan anak di dalam belajar keterampilan gerak, adalah melalui program pendidikan jasmani di sekolah. Program pendidikan jasmani yang diselenggarakan di SD hendaknya mampu memberikan banyak pengalaman gerak bagi anak. Melalui berbagai bentuk gerakan dalam pendidikan jasmani, dapat memberikan sumbangan yang sangat besar dan bermakna bagi anak-anak SD terhadap pengembangan kemampuan pengetahuan, nilai dan sikapnya. Keberhalisan proses pendidikan jasmani tidak lepas dari peran serta semua unsur pendidikan baik dari kebijakan sekolah, perangkat sekolah, pendidik di sekolah, sarana-prasarana di sekolah dan orang tua siswa. Dengan demikian tidaklah berlebihan bila dikatakan bahwa program pendidikan pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari pendidikan, artinya pendidikan jasmani merupakan salah satu alat untuk mencapai tujuan pendidikan nasional.

B. Rumusan Masalah

1. Apa hakikat Pendidikan Jasmani Olahraga Dan Kesehatan? 2. Apa konsep sehat dan kesehatan?

3. Apa konsep keterampilan motorik?

4. Bagaimana Pendidikan Jasmani Olahraga Dan Kesehatan berperan dalam meningkatkan kesehatan dan keterampilan motorik?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui hakikat Pendidikan Jasmani Olahraga Dan Kesehatan. 2. Untuk mengetahui konsep sehat dan kesehatan.

3. Untuk mengetahui konsep keterampilan motorik.

(7)

BAB II PEMBAHASAN

A. Hakikat Pendidikan Jasmani Olahraga Dan Kesehatan

1. Pengertian

Pendidikan Jasmani Olahraga Dan Kesehatan adalah suatu proses mendidik yang menggunakan aktivitas gerak sebagai medianya. Pendidikan jasmani merupakan suatu proses pembelajaran melalui aktivitas jasmani yang didesain untuk meningkatkan kebugaran jasmani, mengembangkan keterampilan motorik, pengetahuan dan perilaku hidup sehat dan aktif, sikap sportif dan kecerdasan emosi (Ateng, 2002:2). Lingkungan belajar diatur secara seksama untuk meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan seluruh ranah, jasmani, psikomotor, kognitif dan afektif siswa. Lutan (1995:7) menyatakan pada hakekatnya pendidikan jasmani adalah sebagai proses pendidikan via gerak insani (human movement) yang dapat berupa aktivitas jasmani, permainan atau olahraga untuk mencapai tujuan pendidikan. Sedangkanalam undang-undang negara Indonesia, disebut sebagai olahraga pendidikan. Undang-Undang nomor 3 tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional pasal 1 disebutkan olahraga pendidikan adalah pendidikan jasmani dan olahraga yang dilaksanakan sebagai bagian proses pendidikan yang teratur dan berkelanjutan untuk memperoleh pengetahuan, kepribadian, keterampilan, kesehatan, dan kebugaran jasmani.

Kesimpulan yang dapat ditarik dari beberapa definisi tersebut bahwa pendidikan jasmani adalah suatu proses mendidik melalui aktivitas gerak, yang dirancang dan disusun secara sistematik, untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan, meningkatkan kemampuan dan keterampilan jasmani, kecerdasan dan pembentukan watak, serta nilai dan sikap yang positif bagi setiap warga negara dalam rangka mencapai tujuan pendidikan.

(8)

Tujuan umum pendidikan jasmani di sekolah dasar adalah untuk memfasilitasi pertumbuhan dan perkembangan jasmani, mental, emosional dan sosial yang selaras dalam upaya membentuk dan mengembangkan kemampuan gerak dasar, menanamkan nilai, sikap dan membiasakan hidup sehat seseorang. Tujuan umum tersebut merupakan penjabaran dari tujuan pendidikan jasmani menurt taksonomi Bloom (1956) yang membagi tujuan pendidikan jasmani menjadi beberapa domain yaitu (1) Domain Kognitif, yang meliputi; pengetahuan, kemampuan dan keterampilan intelektual, (2) Domain Afektif, yang meliputi; perkembangan personal, sosial dan emosional, dan (3) Domain Psikomotor, yang meliputi; mempersepsi, membuat pola, menyesuaikan, menyempurnakan, memvariasi, improvisasi, dan merangkai (composing). Pendapat lain menurut Anarino (1980) tujuan pendidikan jasmani dibagi menjadi empat domain, yaitu (1) domain fisik, yang meliputi; kekuatan, daya tahan otot, daya tahan kardiovaskuler & kelentukan, (2) domain psikomotor, yang meliputi; kemampuan perseptual-motorik, dan keterampilan gerak dasar, (3) domain kognitif, yang meliputi; pengetahuan, kemampuan dan keterampilan intelektual, (4) domain afektif, yang meliputi; perkembangan personal, sosial dan emosional.

Beberapa tujuan pendidikan tersebut jika dijabarkan dalam konteks pendidikan jasmani secara riil contonya adalah sebagai berikut:

a. Memacu pertumbuhan jasmani seperti bertambahnya tinggi dan berat badan. b. Meningkatkan kesegaran jasmani.

c. Memacu pekembangan dan aktivitas sistem peredaran darah, pencernaan, pernapasan dan persyarafan.

d. Menanamkan nilai-nilai disiplin, kerja sama, sportivitas, tenggang rasa. e. Meningkatkan keterampilan melakukan aktivitas jasmani dan memiliki

sikap yang positif terhadap pentingnya melakuakan aktivitas jasmani. f. Meningkatkan pengetahuan pendidikan jasmani.

g. Menanamkan kegemaran untuk melakukan aktivitas jasmani.

3. Ruang Lingkup Pengajaran Pendidikan Jasmani Olahraga Dan Kesehatan

(9)

didik dan masyarakat umum utamanya wali murid. Semua pihak tersebut harus saling bekerjasama untuk menciptakan suasana belajar yang kondusif yang cocok untuk menanamkan nilai-nilai pendidikan melalui lembaga sekolah.

Pihak sekolah harus mampu menyediakan sarana-prasarana pendidikan jasmanai yang mendukung proses pembelajaran pendidikan jasmani, misalnya berupa alat-alat olahraga yang nyata dalam melakukan suatu bentuk gerakan seperti tongkat, simpai, gada, peti lompat, bola kasti, dan sebagainya, maupun sarana-prasarana pendidikan afektif berupa penyiapan olahraga kompetisi misalnya classmetting olahraga yang berperan menanamkan nilai kebiasaan sportif, jujur, tanggung jawab melalui suasana kompetisi berupa pemberian hadiah dan hukuman, pemberian motivasi, pemberian teguran, penugasan, dan sebagainya, kesemuanya merupakan suatu tindakan di dalam pendidikan.

Contoh sederhana lainya adalah dengan mewajibkan anak untuk datang ke sekolah pagi tepat waktu dan berpakaian rapi. Hal tersebut dapat melatih anak untuk disiplin, bertanggung jawab dan terbiasa berperilaku sehat terhadap diri sendiri melalui bangun pagi, mandi, berpakaian rapi dan bersih. Selain tindakan, situasi dan sikap pun dapat dijadikan alat dalam pendidikan, misalnya seperti pergaulan, upacara peringatan, darmawisata, berkemah, perlombaan, latihan, dan sebagainya, memperlihatkan kasih sayang, memperlihatkan dengan sungguuh-sungguh, mau mendengarkan, kesediaan dalam memberi bantuan atau pertolongan, memperlihatkan keramah tamahan, dan sebagainya.

Berdasarkan uraian di atas, maka peranan pendidikan jasmani sebagai salah satu sarana untuk mencapai tujuan pendidikan, yaitu sebagai berikut:

1. Pembentukan Tubuh

(10)

nilai dan sikap yang positif terhadap pentingnya pendidikan jasmani dalam kehidupannya. Tubuh yang kuat dan sehat adalah modal awal bagi anak-anak untuk meningkat keterampilan geraknya dimasa depan.

2. Pembentukan Prestasi

Untuk mencapai suatu prestasi maksimal banyak komponen fisik yang perlu dipenuhi. Pembelajaran pendidikan jasmani adalah salah satu sarana untuk membentuk dan mengembangkan komponen fisik. Dalam aktivias pendidikan jasmani diperlukan adanya kekuatan, kecepatan, kelentukan, keuletan, kedisiplinan, kepercayaan terhadap diri sendiri, pemahaman dan penugasan terhadap prosedur gerakan yang akan dilakukan, serta konsep cara untuk melakukan gerakannya. Hal ini merupakan dasar yang mengacu kepada tercapainya suatu peningkatan prestasi yang optimal. Dalam hal ini bukan hanya berarti pencapaian prestasi optimal untuk keterampilan gerak dalam bidang pendidikan jasmani, tetapi juga berlaku untuk peningkatan prestasi belajar, bekerja atau melakukan kegiatan yang lainnya, dan sebagainya yang sesuai dengan pa yang diharapkan dari tujuan pendidikan nasional.

Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, maka pendidikan jasmani dalam melaksanakan peranannya untuk membantu tercapainya tujuan pendidikan, antara lain:

a. Membentuk dan mengembangkan anak kepada suatu bentuk kerja yang optimal melalui aktivitas jasmani.

b. Mengarahkan, membimbing dan mengembangkan diri anak terhadap pencapaian prestasi dengan jalan menanamkan kedisiplinan, pemusatan pikiran, kewaspadaan, kepercayaan pada diri sendiri, tanggung jawab dan peningkatan kemampuan diri.

c. Belajar untuk mengendalikan terhadap luapan perasaan yang berkembang dalam waktu yang singkat atau keadaab dan reaksi psikologis dan fisiologis (emosi).

d. Menanamkan pada anak untuk dapat mengenal kemampuan sendiri dan keterbatasan terhadap dirinya.

(11)

jasmani dan olah raga.

Dengan ditanamkannya pembentukan prestasi kepada anak-anak, maka diharapkan di kemudian hari anak-anak akan dapat mengembangkannya, serta dapat mengatasi hambatan-hambatan yang dihadapinya, baik bagi dirinya sendiri maupun bagi orang lain di lingkungannya.

3. Pembentuk Sosial

Kehidupan manusia tidak terlepas dari norma-norma kehidupan dan tidak dapat melepaskan diri dari kehidupan sosial. Dalam kehidupan sosial, anak-anak akan tumbuh berkembang serta akan menemukan pribadinya masing-masing. Ia akan menyadari keadaan dirinya, bahwa ia berada di tengah-tengah manusia yang lainnya. Keadaan masa-masa berada di sekolah anak-anak akan dapat merasakan terjadinya perubahan dan memperoleh berbagai pengalaman, hal ini sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak. Mereka tentu akan mengubah sifat-sifat dan perhatiannya dari keadaan lingkungan keluarga kepada keadaan lingkungan di sekolahnya. Hal ini akan terlihat adanya perubahandari sifat ketergantungan menjadi sifat kemampuan untuk dapat berdiri sendiri. Dengan demikian mereka sudah terlihat mempunyai suatu perkembangan kepribadian sosial dan menyadari akan hidupnya, walaupun belum secara mendalam.

Melalui pendidikan jasmani kepada anak-anak akan dapat diberikan bimbingan terhadap pergaulan hidup, yang sesuai dengan norma-norma dan ketentuan-ketentuan yang sesuai dengan unsur-unsur sosial, hingga akan membantu kehidupan anak yang lebih aktif. Peranan pendidikan jasmani di dalam usahanya terhadap pembentukan sosial anak-anak, contohnya sebagai berikut:

a. Menanamkan pembinaan terhadap pengakuan dan penerimaan akan norma-norma dan peraturan yang berlaku di masyarakat.

b. Menanamkan kebiasaan untuk selalu berperan aktif dalam suatu kelompok, agar dapat bekerja sama, dapat menerima pimpinan dan memberikan pimpinan.

c. Membina dan memupuk ke arah perkembangan perasaan sosial dan menghargai orang lain.

(12)

perlindungan dan mau berkorban.

e. Menanamkan kebiasaan untuk selalu mau belajar secara aktif dalam sesuatu bentuk kegiatan, baik dalam belajar, bekerja maupun dalm mengisi waktu-waktu luang.

4. Keseimbangan Mental

Kehidupan di zaman modern seperti sekarang ini, banyak tuntutan yang serba kompleks hingga akan menimbulkan ketegangan-ketegangan dan konflik-konflik batin yang serba tidak menentu. Usaha prefentif perlu dilakukan yaitu dengan cara menumbuhkan keyakinan dan kepercayaan pada diri sendiri di dalam menentukan langkah-langkah kehidupan. Dengan demikian maka kita tidak akan tergoyahkan oleh hal-hal yang dapat mengganggu keseimbangan mental. Selain dari itu untuk menjaga keseimbangan mental dapat diusahakan dengan mengadakan penyesuaian diri dengan keadaan lingkungan, dan dengan mengadakan latihan-latihan mental melalui olahraga yang dapat diperoleh melalui pendidikan olahraga secara terarah.

Salah satu usaha untuk menciptakan suatu linkungan mental yang sehat dapat dilakukan melalui pendidikan jasmani yang pembinaannya dimulai sejak Sekolah Dasar. Salah satu peranan pendidikan jasmani di sekolah adalah belajar mengendalikan luapan perasaan yang berkembang dan surut dalam waktu yang singkat atau keadaan dan reaksi psikologis dan fisiologis yang sering juga dikatakan dengan pembinaan kestabilan emosi. Program kegiatan pendidikan jasmani yang baik dan terarah, dapat dijadikan sebagai sarana pemupukan kestabilan emosi dan keseinbangan mental.

(13)

jasmani untuk mengadakan bimbingan dan pengarahan kepada anak-anak, dalam usaha memupuk kepribadiannya secara lebih efektif dan efisien.

Melalui pendidikan jasmani pemupukan kestabilan emosi anak dapat lebih efektif. Anak-anak akan memperoleh pengalaman secara langsung dalam dunia nyata, karena mereka langsung praktik melakukan kegiatan di lapangan dalam suasana yang penuh rangsangan terhadap timbulnya emosi yang harus dapat di kendalikan. Di sini anak-anak telah memperoleh bekal yang cukup kuat, yaitu agar mereka dapat berpikir secara lebih jernih dan terarah, menyesuaikan diri terhadap situasi, selalu mau belajar, dan mau menerima keadaan yang seharusnya. Dengan demikian anak-anak akan menjadi manusia dewasa yang memperoleh tempaan terhadap keyakinan dalam rangka pemantapan diri, sehingga tidak akan mudah tergoyahkan atau terpancing oleh rangsangan-rangsangan yang dapat mempengaruhi kestabilan emosinya, atau dengan kata lain anak-anak telah miliki keseimbangan mental yang cukup kuat.

5. Kecepatan Proses Berpikir

(14)

Sehingga dapat di katakan bahwa dalam melakukan contoh aktivitas pukulan tersebut, bukan hanya jasmani saja yang bekerja tetapi manusia secara keseluruhan termasuk kecepatan proses berpikir juga berperan. Akan tetapi bagi anak-anak yang beru belajar memukul, mungkin masih terikat oleh penguasaan tekniknya saja di mana kegiatannya hanya jasmani saja. Namun dengan latihan terus-menerus, maka lama-kelamaan akan merasakan bahwa hanya dengan mengandalkan teknik saja tiada akan cukup menjamin keberhasilannya dalam memukul tersebut. Oleh karena itu, dengan melalui pengajaran pendidikan jasmani anak-anak dilatih untuk dapat bertindak dengan cepat dan tepat, serta akan dapat ditingkatkan dalam kecepatan proses berpikirnya.

6. Pembentukan Kepribadian

Pelajaran pendidikan jasmani, hendaknya dapat dimanfaatkan oleh anak-anak sebaik-baiknya dengan dibimbing dan dikembangkan, serta diarahkan kepada hal-hal yang positif agar bermanfaat bagi kelangsungan hidupnya. Proses pembelajaran pendidikan jasmani di dalamnya harus dapat memfasilitasi anak untuk mengambangkan nilai-nilai dalam kehidupanya sehari-hari, sebagai sarana untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan jasmani, mental, emosional dan sosial yang selaras dalan upuya mengembangkan kemampuan gerak dasar, menanamkan kedisiplinan , nilai dan sikap positif, serta membiasakan hidup sehat. Dalam hal ini anak-anak harus memiliki kepribadian yang tinggi, sebagai suatu modal dan kemudi dalam usaha untuk mengadakan penyesuaian yang cepat dan tepat.

B. Konsep Sehat dan Kesehatan 1. Pengertian

(15)

atau acuan pembinaan mutu sumber daya manusia di semua negara yaitu sehat sempurna, sehat ideal atau sehat/ sejahtera paripurna, yang merupakan hal yang sangat susah untuk dapat dicapai tanpa tekat dan pemrograman yang tepat.

Keadaan sehat adalah harapan semua orang, tidak hanya oleh perorangan, akan tetapi juga harus dimiliki oleh kelompok dan bahkan oleh masyarakat. Pembinaan mutu sumber daya manusia selalu harus mengacu kepada konsep Sejahtera Paripurna. Dalam Undang-Undang Kesehatan RI No.36 Tahun 2009, dinyatakan bahwa kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Hal ini berarti bahwa kesehatan pada diri seseorang atau individu itu mencakup aspek fisik, mental, spiritual dan sosial demi tercapainya keadaan yang sejahtera bagi seseorang baik dengan produkivitasnya dan juga ekonominya.

Giriwijoyo, dkk (2013:10) menjelaskan sejahtera jasmani adalah sejahtera lahiriah, yaitu tidak ada gangguan , keluhan atau kesulitan yang bersumber dari dan kepada jasmaninya, tidak sakit, tidak disakiti dan tidak saling menyakiti; sehat rohani adalah sejarah batiniah, yaitu tidak ada gangguan, keluhan atau kesulitan yang bersumber dari dan kepada rohaninya, tidak benci, tidak dibenci dan tidak saling membenci; sejahtera sosial adalah sejahtera dalam perikehidupannya dalam masyarakat, yaitu tidak ada gangguan, keluhan ataupun kesulitan yang bersumber dari dan kepada kehidupan sosialnya. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kesehatan adalah keadaan sehat daik secara fisik, mental, social dan spiritual sehingga memungkinkan setiap orang hidup produktif bagi diri sendiri maupaun masyarakat bahkan untuk negaranya.

2. Tingkatan atau Jenis Sehat

(16)

keadaan kerja, maka sehat menurut ilmu faal dibagi menjadi dua tingkatan, yaitu sehat statis dan sehat dinamis. Sehat statis: fungsi organ tubuh normal dalam keadaan istirahat. Sehat dinamis: fungsi organ tubuh normal dalam keadaan bekerja, atau bergerak.

Seseorang yang sehat dinamis tentu sehat statis, namun tidak demikian dengan sebaliknya sehat statis belum tentu sehat dinamis. Jadi kian berat kerja atau olahraga yang dapat dilakukan seseorang dengan fungsi organ tubuh tetap dalam keadaan normal, kian tinggi derajat sehat dinamisnya. Sebagai contoh, seseorang yang mampu berjalan di sepanjang tanjakan yang cukup panjang selama 10 menit atau lebih dengan dengan kecepatan wajar tanpa tanda-tanda sesak nafas, akan disebut memiliki derajat sehat dinamis. Tapi bila seseorang lainnya dapat berlari di sepanjang tanjakan itu tanpa tanda-tanda sesak nafas, maka dia disebut memiliki derajat sehat dinamis yang lebih tinggi. Sesak nafas menunjukkan adanya fungsi organ tubuh yang tidak normal, yaitu ketidakmampuan organ tubuh memenuhi tuntutan kebutuhan olahdaya (metabolism) yang lebih tinggi pada waktu terjadi kegiatan jasmani yang lebih berat.

Setiap orang perlu memiliki derajat sehat dinamis. Apalah artinya sehat kalu orang itu hanya sehat sewaktu beristirahat, apalagi jika sehat sewaktu tidur. Perikehidupan manusia dalam setiap seginya selalu membutuhkan dukungan derajat sehat dinamis pada tingkat tertentu. Jasmani yang bugar adalah jasmani yang memiliki derajat sehat dinamis yang mampu mendukung segala aktivitas dalam kehidupan sehari-hari tanpa terjadi kelelahan yang berlebihan, dan kelelahan itu pulih kembali sebelum dating tugas yang sama pada keesokan harinya. Inilah inti pengertian kebugaran jasmani. Semakin tinggi derajat sehat dinamis seseorang, semakin besar kemampuan kerja fisiknya dan kian kecil kemungkinan terjadi kelahan. Orang seperti itu memiliki derajat kebugaran jasmani yang tinggi.

3. Olahraga Kesehatan

(17)

untuk melatih fungsi-fungsi organ tubuh kita agar dapat bekerja dalam intensitas lebih tinggi. Banyak aktivitas fisik yang dapat kita lakukan untuk melatih fungsi organ kita, salah satunya adalah dengan aktivitas Olahraga. Seperti halnya yang dikemukakan oleh Giriwijoyo, dkk (2013:34) memelihara dan meningkatkan kesehatan dapat dilakukan dengan cara terpenting, termurah dan fungsional (fisiologis) adalah melalui olahraga. Olahraga adalah serangkaian gerak raga yang teratur dan terencana untuk meningkatkan kemampuan gerak, yang berarti meningkatkan kualitas hidup. Dalam Undang-Undang RI nomor 3 tahun 2005 disebutkan olahraga adalah segala kegiatan yang sistematis untuk mendorong, membina, serta mengembangkan potensi jasmani, rohani, dan sosial. Selanjutnya olahraga dapat dikelompokkan menjadi olahraga pendidikan, olahraga rekreasi, olahraga prestasi, olahraga amatir, olahraga profesional, dan olahraga penyandang cacat.

Olahraga kesehatan adalah olahraga ringan yang dilakukan untuk meningkatkan derajat kesehatan. Menurut Giriwijoyo dan Komariyah (2013:27) Olahraga kesehatan adalah olahraga untuk memelihara dan atau untuk meningkatkan derajat kesehatan dinamis, sehingga orang bukan saja sehat statis tetapi juga sehat serta mempunyai kemampuan gerak yang dapat mendukung setiap aktivitas dalam perikehidupan sehari hari (sehat dinamis) yang bersifat rutin, maupun untuk keperluan rekreasi dan atau mengatasi keadaan gawat darurat. Konsep olahraga kesehatan adalah; padat gerak, bebas stress, singkat (cukup 10-30 menit tanpa henti), adekuat, masal, mudah, murah, meriah dan fisiolgis (bermanfaat dan aman).

(18)

(kata), jalan cepat dan joging, yang terbaik adalah senam aerobik, karena dapat menjangkau semua sendi dan otot-otot tubuh.

Apabila kita melakukan olahraga atau latihan untuk meningkatkan derajat kesehatan atau kebugaran kita, tentunya ada beberapa prinsip yang harus dipenuhi agar olahraga tersebut benar-benar menghasilkan manfaat. Prinsip latihan tersebut adalah FITT, yaitu Frequency atau frekuensi, Intencity atau intensitas, Type atau jenis, dan Time atau waktu (Waehner, 2014). Dalam Sport Fitness Advisor dijelaskan bahwa keempat prinsip pelatihan kebugaran berlaku untuk individu berolahraga di tingkat rendah hingga menengah pelatihan dan dapat digunakan untuk menetapkan pedoman untuk kedua kardiorespirasi dan pelatihan ketahanan.

(19)

20-30 menit kemudian terus meningkat sampai 45-60 menit agar tingkat kebugaran meningkat.

C. Konsep Keterampilan Motorik 1. Pengertian

Keterampilan motorik merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam perkembangan individu secara keseluruhan. Semua kegiatan manusia bergantung pada aspek motoriknya dalam melaksanakan aktivitasnya mulai dari berjalan, berlari, makan, bernafas. Dimiyati dan Mujiono (2009:12) mengungkapkan bahwa keterampilan motorik yang dimaksud adalah keterampilan dalam melakukan gerakan-gerakan fisik yang memerlukan koordinasi antara otot dan syaraf untuk menghasilkan gerakan-gerakan yang terotomatisasi. Gallahue (2006:13) menyatakan bahwa motorik adalah faktor dasar yang mempengaruhi gerakan. Hal ini dikarenakan tanpa adanya motorik maka tidak akan ada gerakan dan tidak ada aktivitas bila tidak ada gerakan. Pendapat lain menurut Lutan (1988:95) keterampilan motorik merupakan sebuah proses dimana seseorang mengembangkan seperangkat respons kedalam suatu gerak yang terkoordinasi, terorganisasi, dan terpadu. Ketika seseorang melakukan sebuah keterampilan motorik berupa tindakan maka bagian tubuh tersebut mendapat kontrol gerakan yang alami dan sukarela dari bagian tubuh yang meliputi tindakan tadi. Sehingga dapat disimpulkan bahwa keterampilan motorik adalah suatu tindakan yang berupa serangkaian gerakan-gerakan hasil koordinasi dan kontrol dari bagian-bagian tubuh seperti syaraf dan otot yang mengakibatkan gerakan atau tindakan tersebut.

2. Jenis Keterampilan Motorik

(20)

Sedangkan Keterampilan motorik halus melibatkan gerakan yang diatur secara halus yang melibatkan otot yang lebih kecil, seperti menggenggam, melempar, menangkap, menulis, dan menggunakan alat lainya yang memerlukan keterampilan tangan menunjukkan keterampilan motorik halus. Keterampilan motorik halus melibatkan sekelompok otot-otot kecil, seperti jari-jari, tangan, lengan, dan membutuhkan kecermatan dan koordinasi mata-tangan. Keterampilan ini lebih kepada keterampilan yang melibatkan keterampilan tangan seperti makan, menggambar, menulis, mengetik, dan menjahit.

3. Peran Perkembang Motorik

Katarampilan motorik adalah gerakan jasmaniah dari seorang individu yang senantiasa berkembang. Hurlock (1978:150) mengemukakan bahwa perkembangan motorik berarti perkembangan pengendalian gerak jasmaniah melalui kegiatan pusat saraf, urat syaraf dan otot yang terkoordinasi. Seandainya tidak ada gangguan lingkungan atau fisik atau hambatan mental yang mengganggu perkembangan motorik, secara normal anak usia enam tahun akan siap menyesuaikan diri dengan tuntutan sekolah dan berperan serta dalam kegiatan bermain dengan teman sebaya. Perkembangan motorik anak turut menyumbang bagi penyesuian sosial pribadi anak, seperti kesehatan yang baik, katarsis emosional, kemandirian, hiburan diri, sosialisasi, dan konsep diri;

(21)

motorik yang baik akan turut menyumbang bagi penerimaan anak dan akan menyediakan kesempatan untuk mempelajari keterampilan sosial. (6) Konsep diri, perkembangan motorik menimbukan rasa aman secara fisik, yang akan menimbulkan rasa aman juga terhadap psikologisnya yang pada akhirnya akan membentuk kepercayaan diri dan perilakunya.

4. Kaktor yang Mempengaruhi Perkembang Motorik

Beberapa kondisi yang mempengaruhi laju perkembangan motorik (Hurlock, 1978:154), yaitu : (1) Sifat dasar genetik, termasuk bentuk tubuh dan kecerdasan. (2) Kondisi janin sebelum kelahiran, semakin aktif janin semakin cepat perkembang motorik. (3) Kondisi pralahir yang menyenangkan dari ibu, termasuk kondisi gizi makanan sang ibu. (4) Kelahiran yang sukar, khususnya jika terjadi kerusakan pada otak. (5) IQ yang tinggi menunjukkan perkembangan motorik lebih cepat dibandingkan dengan kondisi IQ rendah. (6) Adanya rangsangan, dorongan dan kesempatan untuk mengembangkan keterampilan motoric. (7) Pengekangan atau perlindungan yang berlebihan akan memperlambat perkembangan motorik. (8) Karena rangsangan dan dorongan orang tua lebih banyak, anak pertama akan lebih cepat perkembangan motoriknya dibanding anak kedua dan berikutnya. (9) Kelahiran sebelum waktunya memperlambat perkembangan motorik. (10) Cacat fisik akan memperlambat perkembangan motorik, seperti kebutaan dll. (11) Perbedaan jenis kelamin, warna kulit dan sosial juga berperan dalam perkembangan motorik.

5. Fungsi Keterampilan Motorik

(22)

Keterampilan motorik diperlukan dalam berbagai keterampilan sekolah seperti pada saat menjelang liburan sekolah (classmeeting) dilakukan perlombaan-perlombanaan seperti melukis, menulisn menggambar, menari, dan berolahraga. Semakin banyak kemampuan motorik yang dikuasi anak semakin tinggi juga prestasi yang akan diraih.

D. Peran Pendidikan Jasmani Olahraga Dan Kesehatan dalam Meningkatkan Kesehatan dan Keterampilan Motorik

Pendidikan Jasmani Olahraga Dan Kesehatan merupakan bagian dari kurikulum standar lembaga pendidikan dasar dan menengah. Dengan pengelolaan yang tepat, maka akan dengan mudah dapat dicapai pertumbuhan dan perkembangan jasmani, rohani dan sosial peserta didik dengan maksimal. Sayangnya kedudukan Pendidikan Jasmani Olahraga Dan Kesehatan pada lembaga-lembaga pendidikan saat ini belum dianggap penting, misalnya pada masa-masa menjelang ujian akhir sesuatu jenjang pendidikan maka Pendidikan Jasmani Olahraga Dan Kesehatan dihapuskan dengan alasan agar siswa dapat belajar dnegan fokus pada matapeajaran yang akan diujikan. Padahal jika kita cermati ulang, lembaga pendidikan adalah lembaga formal yang paling berperan untuk pembinaan mutu sumber daya manusia.

(23)

bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Pendidikan Jasmani Olahraga Dan Kesehatan adalah kegiatan jasmani yang diselenggarakan untuk menjadi media bagi kegiatan pendidikan. Undang-Undang nomor 3 tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional pasal 1 disebutkan olahraga pendidikan adalah pendidikan jasmani dan olahraga yang dilaksanakan sebagai bagian proses pendidikan yang teratur dan berkelanjutan untuk memperoleh pengetahuan, kepribadian, keterampilan, kesehatan, dan kebugaran jasmani. Sebagai bagian dari kegiatan pendidikan, maka Pendidikan Jasmani Olahraga Dan Kesehatan merupakan bentuk pendekatan menuju pada aspek kesehatan paripurna WHO, yaitu sumber daya manusia yang sejahtera jasmani, rohani dan sosial, bukan hanya bebas dari penyakit, cacat ataupun kelemahan.

Pendidikan Jasmani Olahraga Dan Kesehatan dapat dikaji dari satu-persatu masing-masing perkatanya. Pendidikan merupakan proses untuk mengembangkan kemampuan dan sikap rohaniah yang meliputi aspek mental, intelektual dan bahkan spiritual. Sebagai bagian integral dari kegiatan pendidikan, maka pendidikan jasmani merupakan bentuk pendekatan ke aspek sejahtera atau kesehatan rohani. Pendidikan Olahraga adalah kegiatan pelatihan jasmani, yaitu kegiatan jasmani untuk memperkaya dan meningkatkan kemampuan dan ketrampilan gerak dasar maupun gerak ketrampilan (kecabangan olahraga). Kegiatan itu merupakan bentuk pendekatan ke aspek sejahtera jasmani atau sehat jasmani yang berarti juga sehat dinamis yaitu sehat yang disertai dengan kemampuan gerak yang memenuhi segala tuntutan gerak kehidupan sehari-hari, artinya ia memiliki tingkat kebugaran jasmani yang memadai.

(24)

lebih menarik, semarak serta menggembirakan (aspek Rohaniah), seperti yang terjadi pada pelaksanaan Pendidikan Jasmani dan Olahraga di lembaga-lembaga pendidikan. Berkelompok merupakan sarana dan rangsangan untuk meningkatkan kesejahteraan sosial, oleh karena masing-masing individu akan bertemu dengan sesamanya, sedangkan suasana lapangan pada Olahraga (Kesehatan) akan sangat mencairkan kekakuan yang disebabkan oleh adanya perbedaan status intektual dan sosial-ekonomi para pelakunya. Dampak psikologis yang sangat positif dengan diterapkannya Olahraga Kesehatan sebagai materi pokok di Sekolah adalah rasa kebersamaan dan kesetaraan di antara sesama siswa oleh karena mereka semua merasa mampu melakukan olahraga.

Sebagai media pendidikan yang melibatkan aktivitas jasmani, tentunya Pendidikan Jasmani Olahraga Dan Kesehatan senantiasa melibatkan gerak atau aktivitas fisik. Bahkan dalam pengertian pendidikan jasmani menurut Lutan (7:1995) dan Ateng (2002:2) di atas sudah disebutkan jelas bahwa pendidikan jasmani adalah pendidikan yang menggunakan aktivitas gerak atau jasmani sebagai medianya. Tujuan pendidikan jasmani sendiri tentunya mengarah pada pembentukan atau peningkatan keterampilan gerak / motorik. Tujuan pendidikan jasmani menurut taksonomi Bloom (1956) membagi menjadi tiga ranah. Yaitu kognitif, afektif dan psikomotor, kemudian pada tahun 1980 Anarino memperkenalkan tujuan pendidikan jasmani menjadi empat domain yaitu fisik, psikomotor, kognitif dan afektif. Beberapa tujuan pendidikan tersebut jika dijabarkan dalam konteks pendidikan jasmani secara riil contonya adalah sebagai berikut; (1) Memacu pekembangan dan aktivitas sistem: peredaran darah, pencernaan, pernapasan dan persyarafan. (2) Memacu pertumbuhan jasmani seperti bertambahnya tinggi dan berat badan. (3) Meningkatkan kesegaran jasmani. (4) Menanamkan nilai-nilai disiplin, kerja sama, sportivitas, tenggang rasa. (5) Meningkatkan keterampilan melakukan aktivitas jasmani dan memiliki sikap yang positif terhadap pentingnya melakuakan aktivitas jasmani. (6) Meningkatkan pengetahuan pendidikan jasmani. (7) Menanamkan kegemaran untuk melakukan aktivitas jasmani.

(25)

disemua jenjang pendidikan, mulai dari pendidikan dasar sampai pada pendidikan menengah. Jkia dikelompokkan semua KD yang dijelaskan dalam kurikulum yang digunakan di Indonesia saat ini yaitu Kurikulum 3013, semua mengarah pada ruang lingkup pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga Dan Kesehatan, yaitu: Pendidikan Jasmani yang meliputi pendidikan gerak yang bertujuan mengmbangkan potensi-potensi aktifitas anak secara organik, neuromuscular, intelektual dan emosional. Pendidikan Olahraga yang meliputi pendidikan gerak yang bertujuan mengembangkan kemampuan gerak dasar cabang-cabang olahraga. Dan Pendidikan Kesehatan yang meliputi pendidikan yang membentuk dan mengembangkan pengetahuan serta pandangan hidup sehat, serta dapat menerapkan prilaku hidup sehat dalam kehidupan sehari- hari.

Kita tahu bahwa semua orang termasuk anak-anak atau siswa senang bergerak atau aktif, siswa yang sehat lebih bahagia dan belajar lebih baik. Mereka juga dapat mengembangkan kebiasaan baik, melakukan aktivitas lebih lama dan hidup sehat. Aktivitas gerak dapat membantu siswa mencapai yang terbaik dalam kehidupanya. Untuk itu kita perlu menenamkan budaya bergerak seja usia dini dalam kehidupan sehari-hari antara lain melalui lembaga sekolah. Seperti yang kita ketahui anak-anak menghabiskan kurang lebih 30% waktunya disekolah, hal itu tentunya dapat mendorong kita untuk memaksimalkan perak pendidikan di sekolah untuk menanamkan budaya hidup sehat agar dapat mencapai salah satu tujuan pendidikan nasional.

(26)

memperhitungkan kemampuan masing-masing siswa, mempertimbangkan sumber daya yang tersedia di sekolah dan masyarakat yang lebih besar dan memungkinkan untuk dipilih atau disenangi siswa.

Kewenangan atau otoritas pihak sekolah memiliki fleksibilitas untuk menggunakan jam pembelajaran dan / atau non-instruksional untuk melaksanakan DPA. Matapelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga Dan Kesehatan merupakan strategi yang tepat untuk memenuhi kebutuhan DPA. Aktivitas fisik harian minimal dapat dilakukan kurang lebih 30 menit setiap hari. Kegiatan tersebut dapat dilakuakan secara bertahap dibagi menjadi beberapa menit ataupun langsung dengan waktu 30 menit. Dengan kondisi kurikulum yang di terpakan di Indonesia saat ini tentunya DPA atau aktivitas fisik harian dapat dimaksimalkan. Dengan penambahan jam belajar PJOK menjadi empat jam untuk sekolah dasar dan tiga jam untuk jenjang sekolah menengah, tentunya cukup untuk memenuhi standar minimal aktivitas harian peserta didik.

Hal yang disayangkan kegiatan PJOK di sebagian besar hanya diberikan waktu satu kali dalam satu minggu, hal ini tentunya bertentangan dengan prinsip FITT yang dijelakan sebelumnya. Dimana aktivitas fisik akan dapat menghasilkan manfaat apabila dilakukakan dengan frekuensi 3-5 kali dalam satu minggu. Kemudian untuk prinsip-prinsip selanjutnya, seperti, intensitas latihan antara 50-80% denyut nadi maksimal, jenis latihan sesui dengan tujuan yang ingin dicapai dan waktu latihan antara 20-60 menit. Semua hal tersebut tergantung kapada para individu pendidik masing-masing bagaimana mengimplemntasikan PJOK dalam kegiatan pembelajaran di sekolah.

(27)

khususnya di lembaga pendidikan dan lembaga pembina mutu sumber daya manusia pada umumnya.

Emosi Motivasi Keimunan Keluasan Wawasan Sikap Tubuh Struktur Tubuh (Pertumbuh an) Kemampua n Kebugaran Jasmani Koordinasi Ketahanan Biotik Pemeliharaan Kemudahan belajar gerak baru Keterampilan OR

Bagan 2.1 Pembinaan Mutu Sumber Daya Manusia (sumber: Giriwijoyo dan

Sidik, 2013:15)

(28)

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

Pendidikan Pendidikan Jasmani Olahraga Dan Kesehatan adalah suatu proses mendidik melalui aktivitas jasmani, yang dirancang dan disusun secara sistematik, untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan, meningkatkan kemampuan dan keterampilan jasmani, kecerdasan dan pembentukan watak, serta nilai dan sikap yang positif bagi setiap warga negara dalam rangka mencapai tujuan pendidikan. Konsep sehat WHO adalah keadaan sejahtera jasmani, rohani dan sosial, bukan hanya bebas dari penyakit, cacat ataupun kelemahan. Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Keterampilan motorik adalah suatu tindakan yang berupa serangkaian gerakan-gerakan hasil kontrol dari bagian-bagian tubuh seperti syaraf dan otot yang terkoodinasi yang menyebabkan tindakan tersebut.

Pendidikan jasmani dan olahraga yang dilaksanakan sebagai bagian proses pendidikan yang teratur dan berkelanjutan untuk memperoleh pengetahuan, kepribadian, keterampilan, kesehatan, dan kebugaran jasmani. Sebagai bagian dari kegiatan pendidikan, maka Pendidikan Jasmani Olahraga Dan Kesehatan merupakan bentuk pendekatan menuju pada aspek kesehatan paripurna WHO, yaitu sumber daya manusia yang sejahtera jasmani, rohani dan sosial, bukan hanya bebas dari penyakit, cacat ataupun kelemahan. Pendidikan Jasmani Olahraga Dan Kesehatan sebagai pendidikan yang menggunakan aktivitas gerak atau jasmani sebagai medianya juga berperan besar dalam pembentukan dan pengembangan keterampilan motorik. Melalui Pendidikan Jasmani Olahraga Dan Kesehatan peserta didik dapat mempelajari, mengasah dan meningkatkan keterampilan geraknya sehingga mampu mendukung semua aktivitas dalam kehidupannya.

(29)
(30)

DAFTAR RUJUKAN

Alberta Education. Daily Physical Activity Initiative. (Online)

(http://education.alberta.ca/teachers/resources/dpa.aspx). Diases 14 Maret 2015

Ateng, A (1992). Pengembangan Bakat Melalui Pendidikan Jasmani. (Online). http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR.NAL_/19401171992021DADANG_JU ANDI/SIKAP_DAN_PANDANGAN_GURU.pdf). Diakses 20 November

British Columbia. Daily Physical Activity. (Online)

(https://www.bced.gov.bc.ca/dpa/). Diases 14 Maret 2015

Dimyati dan Mudjiono (2009). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Gallahue, D.L. dan Ozmun, J.C. (2006) Understanding Motor Development. New York: Mc Graw-Hill Companies.

Giriwijoyo, S dan Sidik, D.Z. (2013). Ilmu Kesehatan Olahraga. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Hurlock, E.H. (1988). Perkembangan Anak Jilid 1 (Edisi ke-6). Jakarta: Erlangga.

Lutan, R. (1995). Hakikat dan Karakteristik Penjaskes. Jakarta: Depdikbud

Lutan, R. (1988). Belajar Keterampilan Motorik Pengantar Teori dan Metode. Jakarta: Depdikbud.

Sport Fitnes Advisor. The FITT principle of Training. (Online). Di akses 14 Maret 2015

Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003. Tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Undang-Undang RI No. 3 Tahun 2005. Tentang Sistem Keolahragaan Nasional.

Undang-Undang RI No.36 Tahun 2009. Tntang Kesehatan.

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi sosial, ekonomi dan budaya masyarakat di Pulau Gag, Papua Barat terkait persepsi masyarakat pada penambangan nikel di

[r]

Seseorang berpikiran bahwa mengingat peristiwa tentang emosi negatif lima kali lebih kuat dari pada mengingat peristiwa yang positif Sehingga seseorang akan lebih mudah

Penggunaan relay sebagai saklar, IC ULN2803APG sebagai driver untuk mengontrol setiap relay yang digunakan sebagai saklar yang akan mengkontrol tegangan AC untuk menyalakan

Adapun data tentang ketuntasan belajar siswa dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Sedangkan ketuntasan secara klasikal 6,6 % yang berarti belum tuntas. Oleh

Dari empat butir soal yang disajikan pada Tabel 3.7, karena Siswa 6 memilih empat pilihan jawaban yang setara atau berhubungan disertai dengan jawaban yang

Buku Laporan AkhirRPIJM ini disusun sebagai bagianakhir dari proses Penyusunan Rencana Program Investasi Jangka MenengahKabupaten Pasuruan 2014 – 2018, yang

Berdasarkan hasil penelitian terapi murrotal Al-Qur’an yang dilakukan 2 kali/hari setiap hari selama 7 hari berturut-turut setiap bayi menjelang tidur, untuk