• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM GAMES

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM GAMES"

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM GAMES TOURNAMENT (TGT) DALAM UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR DASAR – DASAR ELEKTRONIKA BAGI SISWA KELAS X TAV SMK NEGERI 39

JAKARTA

DI SUSUN OLEH

Muhammad Sutan Sholahuddin

521 512 5345

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO - FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga proposal penelitian ini telah selesai meskipun jauh dari sempurna. Peneliti berharap proposal penelitian ini, dapat diterima dan bermanfaat bagi semua pihak, khususnya dalam bidang pendidikan.

Proposal penelitian ini disusun untuk menjelaskan tentang PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM GAMES TOURNAMENT (TGT) DALAM UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR DASAR – DASAR ELEKTRONIKA BAGI SISWA KELAS X TAV SMK NEGERI 39 JAKARTA karena dengan penelitian ini sangat berguna untuk mengetahui sejauh mana hasil belajar yang dicapai dalam pemberian tugas pekerjaan rumah.

Dalam penyusunan proposal penelitian ini peneliti banyak menghadapi kesulitan baik dalam penyusunan maupun dalam pengumpulan data. Tetapi semua itu dapat peneliti atasi. Oleh karena itu, peneliti ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu, terutama :

1. Orang tua yang telah memberikan doa dan dukungan moril maupun materil.

(3)

3. Semua pihak yang telah membantu, yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Proposal penelitian ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, peneliti mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk kelengkapan proposal penelitian ini. Akhir kata semoga proposal penelitian ini dapat bermanfaat bagi peneliti khususnya dan pembaca umumnya.

Jakarta, Juni 2014

(4)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah investasi jangka panjang yang memerlukan usaha dan dana yang cukup besar, hal ini diakui oleh semua orang atau suatu bangsa demi kelangsungan masa depannya. Demikian halnya dengan Indonesia menaruh harapan besar terhadap pendidikan dalam perkembangan masa depan bangsa ini, karena dari sanalah tunas muda harapan bangsa sebagai generasi penerus dibentuk.

Meski diakui bahwa pendidikan adalah investasi besar jangka panjang yang harus ditata, disiapkan dan diberikan sarana maupun prasarananya dalam arti modal material yang cukup besar, tetapi sampai saat ini Indonesia masih berkutat pada permasalahan klasik dalam hal ini yaitu kualitas pendidikan. Problematika ini setelah dicoba untuk dicari akar permasalahannya adalah bagaikan sebuah mata rantai yang melingkar dan tidak tahu darimana mesti harus diawali.

(5)

dalam penyelenggaraan system pendidikan yang mengacu pada perkembangan teknologi di dunia industri. Salah satu sekolah menengah kejuruan yang telah melaksanakan KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) adalah SMKN 39 Jakarta Pusat. Secara khusus pemerintah telah merancang struktur kurikulum yang sangat baik mencakup mata pelajaran umum dan mata pelajaran kejuruan

Pada tahun 2006 untuk siswa kelas X semua sekolah wajib menyusun KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) tanpa perkecualian, sehingga tuntutan masyarakat terhadap pendidikan disekolah berbeda-beda. Akan tetapi satuan pendidikan boleh mengadopsi atau mengadopsi model KTSP yang tersedia dengan mempertimbangkan kebutuhan dan potensi peserta didik serta kondisi sumber daya pendidikan sekolah yang bersangkutan.

(6)

dalam belajar. Salah satu model pembelajaran itu adalah penerapan model pembelajaran Teams games Tournament (TGT).

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, maka rumusan permasalahan yang diajukan dalam proposal ini adalah :

Apakah melalui penerapan model pembelajaran Teams games Tournament (TGT) dapat meningkatkan prestasi belajar dasar-dasar

elektronika siswa kelas X Teknik Audio Video SMK Negeri 39 Jakarta ?

C. Pembatasan Masalah

Dari latar belakang masalah dan berbagai permasalahan yang telah diidentifikasi di atas, maka perlu adanya pembatasan masalah dalam penelitian ini, pembahasan masalah hanya mencakup:

“Apakah dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournamnet (TGT) dapat meningkatakan hasil belajar Dasar – Dasar Elektronika”?

D. Perumusan Masalah

(7)

“PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM GAMES TOURNAMENT (TGT) DALAM UPAYA PENINGKATAN HASIL

BELAJAR DASAR –DASAR ELEKTRONIKA BAGI SISWA KELAS X TEKNIK AUDIO VIDEO (TAV) SMK NEGERI 39 JAKARTA”.

E. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Tujuan peneliti yang diharapkan dari penelitian ini menjadi masukan bagi guru dan siswa untuk meningkatkan kegiatan pembelajaran melalui penerapan model pembelajaran Teams Games Tournament (TGT).

2. Tujuan Khusus

Adapun tujuan khusus dari penelitian ini adalah “Untuk mengetahui apakah melalui model pembelajaran Teams Games Tournament (TGT).dapat meningkatkan hasil belajar dasar-dasar elektronika bagi siswa kelas X TAV SMK Negeri 39 Jakarta.”

F. Manfaat Hasil Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi :

a. Sekolah

(8)

meningkatkan kegiatan pembelajaran melalui model pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) agar prestasi belajar siswa lebih

baik dan perlu dicoba untuk diterapkan pada pelajaran lain.

2. Berbagi informasi dengan sekolah lain dalam menerapkan pembelajaran.

b. Guru

1. Guru sebagai bahan masukan guru dalam meningkatkan mutu pendidikan di kelasnya.

2. Menambah wawasan guru untuk menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT).

3. Menjadi umpan balik untuk mengetaui kesulitan siswa yang dihadapi siswa.

c. Siswa

1. Menggembangkan kemmapuan berfikir, belajar mandiri, serta kerja sama dalam kegiatan belajar dasar – dasar elektronika.

2. Menciptakan pembelajaran yang menyenangkan melalui model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT). 3. Meningkatkan hasil belajar siswa khusunya pada mata pelajaran

(9)

d. Peneliti

1. Memperoleh pengalaman strategi pembelajaran, melakukan seleksi materi, dan mengembangkan seleksi instrument.

2. Memperoleh pengalaman tentang pelaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) yang berorientasi pada hasil belajar siswa

BAB II

KERANGKA TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR, DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

A. Kerangka Teoritis

1. Hakikat Belajar

(10)

bahasa Indonesia belajar diartikan berusaha ( berlatih dsb )supaya mendapat suatu kepandaian ( Purwadarminta : 109 ). Belajar dalam penelitian ini diartikan segala usaha yang diberikan olh guru agar mendapat dan mampu menguasai apa yang telah diterimanya dalam hal ini adalah pelajaran Dasar Dasar Eelektronika Teknik Audio Video.

2. Hakikat Hasil Belajar

Hasil belajar adalah hasil yang dicapai oleh siswa setelah mengikuti serangkaian kegiatan instruksional tertentu. Hasil belajar yang dicapai oleh siswa erat kaitannya dengan rumusan instruksional yang direncanakan oleh guru sebelumnya. Hasil dan bukti belajar ialah adanya perubahan tingkah laku orang yang belajar yang terjadi karena proses kematangan dan hasil belajar bersifat relatif menetap, misalnya dati tidak tahu menjadi tahu dan dari tidak mengerti menjadi mengerti. Menurut Mudjiono (2000), bahwa hasil dan bukti belajar adalah adanya perubahan tingkah laku orang yang belajar.

(11)

Setiap kegiatan yang berlangsung pada akhirnya kita ingin mengetahui hasilnya, demikian pula dengan pembelajaran. Untuk mengetahui hasil kegiatan pembelajaran, harus dilakukan pengukuran dan penilaian. Pengukuran adalah suatu usaha untuk mengetahui sesuatu seperti apa adanya, sedangkan penilaian adalah usaha yang bertujuan untuk mengetahui keberhasilan belajar dalam penguasaan kompetensi (Haling, 2002). Dengan demikian pengukuran hasil belajar adalah suatu usaha untuk mengetahui kondisi status kompetensi dengan menggunakan alat ukur sesuai dengan apa yang diukur, sedangkan penilaian adalah usaha untuk membandingkan hasil pengukuran dengan patokan yang ditetapkan.

3. Hasil Belajar Dasar – Dasar Elektronika

(12)

dahulu Standar Kompetensi serta Kompetensi Dasar apa saja yang akan di ajarkan dalam kegiatan pembelaran yang semuanya telah tertuang dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan silabus dalam hal ini adalah mata pelajaran Dasar - Dasar Elektronika.

Dasar - Dasar Elektronika adalah salah satu mata pelajaran kejuruan teknik audio video yang ada di SMK. Bahkan sebagian mata pelajaran ada yang sudah menjadi mata diklat pada kejuruan teknik audio video. Hasil belajar yang dicapai dapat di lihat melalui hasil belajar teori atau praktik pada saat kegiatan pembelajaran dan tentunya mengacu pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan silabus yang digunakan pada saat Kegiatan Belajar dan Mengajar (KBM).

4. Hakikat Model Pembelajaran

(13)

Model pembelajaran adalah pola pembelajaran khusus yang direncanakan untuk mencapai tujuan belajar tertentu ( Agustian, 2004:8). Model pembelajaran sesungguhnya disusun untuk mengarahkan belajar, dimana guru membantu siswa untuk memperoleh informasi, ide, keterampilan, nilai, cara berfikir dan mengekspresikan dirinya (Joyce et al, 2009:7).

5. Hakikat Model Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif adalah salah satu bentuk pembelajaran yang berdasarkan faham konstruktivis. Pembelajaran kooperatif merupakan strategi belajar dengan sejumlah siswa sebagai anggota kelompok kecil yang tingkat kemampuannya berbeda. Dalam menyelesaikan tugas kelompoknya, setiap siswa anggota kelompok harus saling bekerja sama dan saling membantu untuk memahami materi pelajaran. Dalam pembelajaran kooperatif, belajar dikatakan belum selesai jika salah satu teman dalam kelompok belum menguasai bahan pelajaran

Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang mengutamakan kerjasama diantara siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran. Pembelajaran kooperatif memiliki ciri-ciri:

(14)

2. Kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki kemampuan tinggi,

sedang dan rendah

3. Jika dalam kelas terdapat siswa-siswa yang heterogen ras, suku,

budaya, dan jenis kelamin, maka diupayakan agar tiap kelompok terdapat keheterogenan tersebut.

4. Penghargaan lebih diutamakan pada kerja kelompok daripada

perorangan.

Tujuan Pembelajaran Kooperatif

1. Hasil belajar akademik , yaitu untuk meningkatkan kinerja siswa dalm

tugas-tugas akademik. Pembelajaran model ini dianggap unggul dalam membantu siswa dalam memahami konsep-konsep yang sulit.

2. Penerimaan terhadap keragaman, yaitu agar siswa menerima

teman-temannya yang mempunyai berbagai macam latar belakang.

3. Pengembangan keterampilan social, yaitu untuk mengembangkan keterampilan social siswa diantaranya: berbagi tugas, aktif bertanya, menghargai pendapat orang lain, memancing teman untuk bertanya, mau mengungkapkan ide, dan bekerja dalam kelompok.

Fase-fase Model Pembelajaran Kooperatif :

Fase Indikator Aktivitas Guru

1 Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa

(15)

memotivasi siswa

2 Menyajikan informasi Guru menyajikan informasi kepada siswa dengan jalan demonstrasi atau lewat bahan bacaan

3 Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar

Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana caranya membentuk kelompok belajar dan membantu setiap kelompok agar melakukan transisi efisien

4 Membimbing kelompok bekerja dan belajar

Guru membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat mengerjakan tugas

5 Evaluasi Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari atau masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerjanya 6 Memberikan penghargaan Guru mencari cara untuk menghargai upaya atau

hasil belajar siswa baik individu maupun kelompok.

6. Hakikat Model Pembelajaran TGT

(16)

Menurut Slavin pembelajaran kooperatif tipe TGT terdiri dari 5 langkah tahapan yaitu : tahap penyajian kelas (class precentation), belajar

dalam kelompok (teams), permainan (geams),

pertandingan (tournament), dan perhargaan kelompok ( team recognition). Berdasarkan apa yang diungkapkan oleh Slavin, maka model

pembelajaran kooperatif tipe TGT memiliki ciri – ciri sebagai berikut. a) Siswa Bekerja Dalam Kelompok – Kelompok Kecil

Siswa ditempatkan dalam kelompok – kelompok belajar yang beranggotakan 5 sampai 6 orang yang memiliki kemampuan, jenis kelamin, dan suku atau ras yang berbeda. Dengan adanya heterogenitas anggota kelompok, diharapkan dapat memotifasi siswa untuk saling membantu antar siswa yang berkemampuan lebih dengan siswa yang berkemampuan kurang dalam menguasai materi pelajaran. Hal ini akan menyebabkan tumbuhnya rasa kesadaran pada diri siswa bahwa belajar secara kooperatif sangat menyenangkan.

b) Games Tournament

Dalam permainan ini setiap siswa yang bersaing merupakan wakil dari kelompoknya. Siswa yang mewakili kelompoknya, masing – masing ditempatkan dalam meja – meja turnamen. Tiap meja turnamen ditempati 5 sampai 6 orang peserta, dan diusahakan agar tidak ada peserta yang berasal dari kelompok yang sama. Dalam setiap meja turnamen diusahakan setiap peserta homogen.

(17)

Langkah pertama sebelum memberikan penghargaan kelompok adalah menghitung rerata skor kelompok. Untuk memilih rerata skor kelompok dilakukan dengan cara menjumlahkan skor yang diperoleh oleh masing – masing anggota kelompok dibagi dengan dibagi dengan banyaknya anggota kelompok. Pemberian penghargaan didasarkan atas rata – rata poin yang didapat oleh kelompok tersebut.

Dalam penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT ada beberapa tahapan yang perlu ditempuh, yaitu :

(1) Mengajar (teach)

Mempersentasekan atau menyajikan materi, menyampaikan tujuan, tugas, atau kegiatan yang harus dilakukan siswa, dan memberikan motivasi.

(2) Belajar Kelompok (team study)

Siswa bekerja dalam kelompok yang terdiri atas 5 sampai 6 orang dengan kemampuan akademik, jenis kelamin, dan ras / suku yang berbeda. Setelah guru menginformasikan materi, dan tujuan pembelajaran, kelompok berdiskusi dengen menggunakan LKS. Dalam kelompok terjadi diskusi untuk memecahkan masalah bersama, saling memberikan jawaban dan mengoreksi jika ada anggota kelompok yang salah dalam menjawab.

(18)

Permainan diikuti oleh anggota kelompok dari masing – masing kelompok yang berbeda. Tujuan dari permainan ini adalah untuk mengetahui apakah semua anggota kelompok telah menguasai materi, dimana pertanyaan – pertanyaan yang diberikan berhubungan dengan materi yang telah didiskusikan dalam kegiatan kelompok.

(4) Penghargaan kelompok (team recognition)

Pemberian penghargaan (rewards) berdasarkan pada rerata poin yang diperoleh oleh kelompok dari permainan.

B. Kerangka Berfikir

Proses belajar mengajar (PBM) dipandang berkualitas jika berlangsung efektif, bermakna dan ditunjang oleh sumber daya yang wajar. Proses belajar mengajar dapat dikatakan berhasil jika siswa menunjukkan tingkat penguasaan yang tinggi terhadap tugas-tugas belajar yang harus dikuasai dengan sasaran dan tujuan pembelajaran. Oleh karena itu guru sebagai pendidik bertanggung jawab merencanakan dan mengelola kegiatan-kegiatan belajar mengajar sesuai dengan tuntutan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai pada setiap mata pelajaran.

(19)

harus menguasai cara – cara penyajian atau biasa disebut model pembelajaran.

Model pembelajaran adalah pola pembelajaran khusus yang direncanakan untuk mencapai tujuan belajar tertentu. Dalam hal ini guru menngunakan metode pembelajaran yang berbeda dari sebelumnya dengan tujuan agar siswa dapat berfikir kritis, kreatif, dan mengembangkan kerja sama antar tim dalam pembelajaran kooperatif

Berbagai macam-macam model pembelajaran, model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) diharapkan dapat diharapkan siswa dapat lebih berminat dalam belajar mata pelajaran Dasar – Dasar Elektronika dan dapat memberikan solusi dalam memahami materi, serta memberikan keaktifan, perhatian, belajar memecahkan masalah yang dapat berpengaruh positif terhadap hasil belajar siswa dalam rangka perbaikan proses belajar mengajar. Dengan demikian diharapkan agar siswa dapat meningkatkan prestasinya.

C. Perumusan Hipotesis

(20)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi Penelitian

(21)

2. Waktu Penelitian

Dengan beberapa pertimbangan dan alasan penulis menentukan menggunakan waktu penelitian selama 3 bulan Maret s/d Mei.

B. Subyek penelitian

Subyek yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah siswa kelas X SMK Negeri 39 Jakarta dengan jumlah sampel siswa 40 orang.

C. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian yang diterapkan dalam hal ini antara lain :

1. Perencanaan

Meliputi penyampaian Rencana Perencanaan Pembelajaran (RPP), materi pelajaran, Guru membentuk siswa ke dalam beberapa grup, membantu pekerjaan siswa, latihan soal, pembahasan latian soal, ulangan harian. Bagian ini berisikan perlakuan yang akan diberikan kepada siswa sesuai dengan yang tertulis pada rencana tindakan. Di luar itu adalah pembelajaran-biasa yang telah anda lakukan sehari-hari, tidak perlu dituliskan di sini. Harus dibedakan benar antara pembelajaran biasa dengan PTK. Yang dituliskan dalam siklus hanyalah bagian yang diteliti saja.

(22)

Pada fase Tindakan ini kegiatan mencakup :

 Siklus I, meliputi : Pendahuluan, kegiatan pokok dan penutup.

 Siklus II ( sama dengan I )

 Siklus III ( sama dengan I dan II )

3. Pengamatan

Bagian ini berisikan hasil pengamatan menggunakan berbagai instrument Yang perlu diperhatikan dalam hal ini adalah sifat triangulasi dan saturasi data. Hasil-hasil pekerjaan siswa yang otentik dapat disajikan di sini.

(23)
(24)

Alur ilustrasi pelaksanaan tindakan dari siklus I sampai dengan siklus

selanjutnya

D. Instrument penelitian

Instrument penelitian yang digunakan dalam pengajuan proposal ini adalah: 1. Data Hasil Belajar Siswa Kelas X Teknik Audio Video (TAV)

Dalam hal ini peneliti hanya mengambil sampel 40 siswa pada data hasil belajar siswa pada mata pelajaran dasar – dasar elektronika.

2. Dokumen siswa

(25)

3. Catatan Lapangan

Catatan – catatan lapangan diperlukan untuk merekam kejadian – kejadian selama proses pembelajaran berlangsung. Catatan lapangan meliputi perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Berdasarkan dari hasil refleksi ini peneliti dapat melakukan perbaikan – perbaikanterhadap rencana awal.

4. Wawancara dengan siswa

Wawancara dengan siswa dilaksanakan setiap akhir siklus dengan pemilihan siswa yang diwawancarai secara acak sesuai dengan kebutuhan refleksi untuk perbaikan pada tindakan siklus berikutnya. Pedoman wawancara dengan siswa menitikberatkan pada tanggapan dan kesulitan belajar siswa selama proses pembelajaran berikutnya.

E. Teknik analisis data

(26)

hasil pengamatan dengan menggunakan lembar observasi yang terjadi pada pelaksanaan proses belajar mengajar.

Tabel. 1. Tingkat penguasaan dan kategori hasil belajar siswa

Tingkat Penguasaan Kategori

8,0-10 Sangat Tinggi

6,6-7,9 Tinggi

5,6-6,5 Sedang

40-5,5 Rendah

(27)

DAFTAR PUSTAKA

Pumomo. Edy dan Munadi, Sudji. Evaluasi Hasil Belajar Dalam Implementasi

Kurikulum Berbasis Kompetensi Di sekolah Menengah Kejuruan.2005.FT UNY.

Arikuntro,Suharsini, Donald Ary, dan Arief Furchan, Pengantar Penelitian Dalam Pendidikan, Surabaya: Usaha Nasional, 1982

Nana Sudjana. (2005) Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Rosda Karya. Suharsimi Arikunto dkk (2007) Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.

Bambang Dharmaputra, "Penyusunan Silabus dalam KTSP SMK," Jurnal 8

Pendidikan, vol.3, No.4, 1-10 (Jakarta, April 2008).

Arikunto, S. 2001. Dasar-dasar evaluasi pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

(28)

PengertianBelajardanHasilBelajar.Dalamhttp://duniabaca.com/pengertian-belajar-hasil-belajar.html.diunduh pada 4 mei 2011.

ModelPembelajaranTeamsGamesTournament.Dalamhttp://wordpress.com/model-pembelajaran-teams-games-tournaments-tgt.diunduh pada 01 januari 2012.

ModelPembelajaranKoopertifTipeTGT.Dalamhttp://suhadinet.wordpress.com/mo

Gambar

Tabel. 1. Tingkat penguasaan dan kategori hasil belajar siswa

Referensi

Dokumen terkait

penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “ Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) dengan Media Puzzle untuk Meningkatkan

Kesimpulan yang dapat diambil berdasarkan hasil penelitian adalah bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) dapat meningkatkan

Terdapat beberapa tipe model pembelajaran kooperatif diantaranya Teams Games Tournament (TGT) dan Numbered Heads Together (NHT). TGT adalah pembelajaran kooperatif

Kelebihan dalam penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) yaitu: (1) siswa menjadi semangat dalam belajar; (2) dapat mengembangkan sikap

Dengan demikian hipotesis yang diajukan peneliti dapat dibuktikan kebenarannya, dengan penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT)

Berdasarkan hasil perhitungan analisis data, dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh yang signifikan pada penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT)

Penerapan Model TGT dalam Peningkatan Keterampilan Menulis Wacana Deskripsi Penerapan model pembelajaran Kooperatif tipe TGT Teams- Games-Tournament dalam Peningkatan keterampilan

Upaya Meningkatkan Keaktifan dan Hasil Belajar Matematika Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament