• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perilaku Seks Pranikah di Kalangan Pelajar SMA di Kota Medan (Studi Kasus di SMA Raksana)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perilaku Seks Pranikah di Kalangan Pelajar SMA di Kota Medan (Studi Kasus di SMA Raksana)"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Masa remaja adalah masa yang penuh gejolak, masa yang penuh dengan berbagai pengenalan

dan petualangan akan hal–hal yang baru termasuk pengalaman berinteraksi dengan lawan jenis

sebagai bekal manusia untuk mengisi kehidupan mereka kelak. Di usia muda proses menjadi

manusia dewasa berlangsung. Sayangnya, banyak diantara mereka yang tidak sadar bahwa

beberapa pengalaman yang tampaknya menyenangkan justru dapat menjerumuskan. Rasa ingin

tahu dari remaja kadang–kadang kurang disertai pertimbangan rasional dan pengetahuan yang

cukup akan akibat lanjut dari suatu perbuatan. Daya tarik persahabatan antar kelompok, rasa

ingin tahu dianggap sebagai manusia dewasa, kaburnya nilai–nilai moral yang dianut, kurangnya

kontrol dari pihak yang lebih tua (dalam hal ini orangtua), berkembangnya naluri seks akibat

matangnya alat–alat kelamin sekunder, kurangnya informasi mengenai seks dari sekolah atau

lembaga formal serta berbagai informasi seks dan media massa yang tidak sesuai dengan norma

yang dianut menyebabkan keputusan–keputusan yang diambil mengenai masalah cinta dan seks

begitu kompleks (Robert Masland, 2006 : v).

Cinta dan seks merupakan salah satu problema terbesar dari kaum remaja dimanapun di

dunia ini. Kehamilan usia muda, pengguguran kandungan, terputusnya sekolah, perkawinan usia

muda, perceraian, penyakit kelamin merupakan akibat buruk petualangan cinta dan seks yang

salah di usia remaja. Mengutip data Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional

(2)

7% pelajar putri SMA sudah tidak perawan. Hasil survei Komisi Nasional Perlindungan Anak

(KOMNAS-PA) di waktu yang tak jauh berbeda juga menunjukkan angka itu. Sementara 21, 2%

dari para siswi SMP tersebut mengaku pernah melakukan aborsi ilegal. Dari survei yang

diselenggarakan KOMNAS-PA tersebut terungkap bahwa tren perilaku seks bebas pada remaja

Indonesia tersebar secara merata di seluruh kota dan desa, dan terjadi pada berbagai golongan

status ekonomi dan sosial, baik kaya maupun miskin (Beritakaltara.com).

Hasil penelitian juga menunjukkan pengalaman berhubungan seks dimulai sejak usia 16–18

tahun sebanyak 44% sementara 16% melakukan hubungan seks pada usia 13–15 tahun. Selain itu

rumah menjadi tempat paling favorit (40%) untuk melakukan hubungan seksual. Sisanya mereka

memilih hubungan seks di kos (26%), dan hotel (26%) (Vivanews.com dalam Immaddudin,

2012).

Seks bebas menurut Sarwono dalam psychologymania.com (2012) adalah segala sesuatu

tingkah laku yang didorong oleh hasrat seksual baik dengan lawan jenis maupun sesama jenis,

mulai dari tingkah laku yang dilakukan seperti bersentuhan, berciuman (kissing), berciuman

belum sampai menempelkan alat kelamin yang biasanya dilakukan dengan memegang payudara

atau oral seks pada alat kelamin tetapi belum bersenggama (necking) dan bercumbu sampai

menempelkan alat kelamin yaitu dengan saling menggesek–gesekkan alat kelamin dengan

pasangan namun belum bersenggama (petting), serta yang sudah bersenggama (intercourse)

dilakukan diluarhubungan pernikahan (Litbang.patikab.go.id).

Seks bebas di Kota Medan berdasarkan penelitian Badan Koordinasi Keluarga Berencana

telah mencapai 52% dengan keterangan perempuannya sudah tidak perawan lagi.Data ini

diperoleh pada tahun 2010 lalu.Kendati seks bebas sudah lama mejadi perilaku deviasi sejumlah

(3)

Perlindungan Anak (PKPA) memaparkan hasil survei praktik prostitusi yang melibatkan ABG

dan pelajar di Medan. Bayangkan menurut PKPA, prostitusi di Medan melibatkan 2000 ABG,

yang sebagian praktik prostitusi ini dilakukan saat jam sekolah (Waspadamedan.com).

Menurut survei PKPA hal yang sangat mengejutkan adalah temuan banyaknya anak sekolah

yang terlibat kasus transaksi seks.Dari 50 responden yang berhasil diwawancarai secara

mendalam, 41 diantaranya dikabarkan berstatus pelajar; 5 siswi SMP, 26 pelajar SMA/SMK,

sedangkan tiga diantaranya telah putus sekolah saat menempuh jenjang SMA.Menurut survei

tersebut, remaja di Medan yang terjebak dalam dunia prostitusi, ada yang berdalih butuh

uang.Tapi ternyata dikabarkan tidak semua berasal dari keluarga miskin, banyak justru berasal

dari ekonomi menengah atas. Hal ini justru di cap sebagai gaya hidup (Waspadamedan.com).

Dari gaya hidup inilah yang menyebabkan sebagian para remaja melakukan hubungan seks

pranikah. Untuk itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dalam rangka ingin mengetahui

perilaku seks pranikah yang terjadi kalangan pelajar SMA.

1.2Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian

ini adalah:

1. Apa motivasi remaja melakukan perilaku seks pranikah di kalangan pelajar SMA?

2. Bagaimana bentuk–bentuk perilaku seks pranikah di kalangan pelajar SMA?

3. Apa akibat dari perilaku seks pranikah di kalangan pelajar SMA?

4. Bagaimana upaya pencegahan kehamilan terhadap perilaku seks pranikah di kalangan

(4)

1.3Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan penelitian dari rumusan masalah di atas adalah:

1. Untuk memahami motivasi remaja dalam melakukan perilaku seks bebas pranikah di

kalangan pelajar SMA

2. Untuk memahami bentuk–bentuk perilaku seks pranikah di kalangan pelajar SMA

3. Untuk memahami akibat dari perilaku seks pranikah di kalangan pelajar SMA

4. Untuk memahami upaya dalam pencegahan kehamilan terhadap perilaku seks pranikah di

kalangan pelajar SMA

1.4Manfaat Penelitian

Setelah mengadakan penelitian, maka manfaat yang diharapkan antara lain:

a. Manfaat Teoritis

Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi, pemahaman, serta dapat

memberikan kontribusi terhadap pengembangan ilmu pengetahuan.

b. Manfaat Praktis

1. Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran nyata mengenai

perilaku seks pranikah di kalangan pelajar SMA

2. Dapat digunakan sebagai alat dalam memberikan solusi penyelesaian terhadap perilaku

(5)

1.5Definisi Konsep 1. Perilaku Sosial

Perilaku sosial adalah suasana saling ketergantungan yang merupakan keharusan untuk

menjamin keberadaan manusia. Sebagai bukti bahwa manusia dalam memnuhi kebutuhan

hidup sebagai diri pribadi tidak dapat melakukannya sendiri melainkan memerlukan

bantuan dari orang lain.Ada ikatan saling ketergantungan diantara satu orang dengan

yang lainnya.Artinya bahwa kelangsungan hidup manusia berlangsung dalam suasana

saling mendukung dalam kebersamaan. Untuk itu manusia dituntut mampu bekerja sama,

saling menghormati, tidak menggangu hak orang lain, toleransi dalam hidup

bermasyarakat

2. Seks bebas

Seks bebas adalah hubungan seksual yang dilakukan sebelum adanya hubungan resmi

sebagai suami istri yang meliputi beberapa yaitu mulai dari menunjukkan perhatian dari

lawan jenis, pacaran, kemudian melakukan lips kissing(ciuman bibir), genital

stimulation(melakukan rangsangan pada alat genital), petting(saling meempelkan alat

kelamin tanpa penetrasi), kemudian berlanjut pada hubungan seksual

3. Remaja

Masa remaja merupakan salah satu periode dari perkembangan manusia.Masa ini

merupakan masa perubahan atau peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa yang

(6)

kali didefinisikan sebagai periode transisiantara masa kanak-kanak ke masa dewasa, atau

masa usia belasan tahun, atau seseorang yang menunjukkan tingkah laku tertentu seperti

susah diatur, mudah terangsang perasaannya dan sebagainya

4. Penyimpangan Sosial

Perilaku menyimpang pada dasarnya adalah semua perilaku manusia yang dilakukan baik

secara individual maupun secara kelompok tidak sesuai dengan nilai dan norma yang

berlaku di dalam kelompok tersebut. Penyimpangan terhadap norma-norma atau

nilai-nilai disebut deviasi(deviation), sedangkan pelaku penyimpangan baik secara individu

maupun kelompok disebut devian(deviant)

(http://file.upi.edu/Direktori/FPIPS/M_K_D_U/196604251992032-ELLY_MALIHAH/POKOK_MATERI_SOSIOLOGI,_ELLY_M/5._SKL_PRLK_MYM

Referensi

Dokumen terkait

[r]

SLTP DAN PIK R/M TEGAR MODEL Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Barat TA 2014. - Syarat pencairan 14

[r]

[r]

No Nama Perusahaan Harga Penawaran Harga Terkoreksi.. HASIL

Instansi pemberi surat Suku Dinas Koperasi, Usaha, Mikro, Kecil dan Menengah dan Perdagangan Kota Administrasi Jakarta Timur.. Kualifikasi

Tanda perubahan (alterasi) adalah istilah yang dipakai untuk perubahan kromatis (nada yang berjarak ½) salah satu nada dalam suatu Accord.. Tanda perubahan (alterasi) dibagi menjadi

Termasuk dalam pemeriksaan dengan tujuan tertentu ini adalah pemeriksaan atas hal-hal yang berkaitan dengan keuangan dan pemeriksaan investigatif. Laporan hasil pemeriksaan