• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Antara Radioterapi Daerah Kepala dan Leher dengan Terjadinya Xerostomia pada Pasien Kanker di RSUP Haji Adam Malik Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Hubungan Antara Radioterapi Daerah Kepala dan Leher dengan Terjadinya Xerostomia pada Pasien Kanker di RSUP Haji Adam Malik Medan"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kanker pada daerah kepala dan leher merupakan permasalahan yang harus

diperhatikan. Kanker daerah kepala dan leher terjadi kira-kira pada 10% penyakit

kanker di dunia. Diantaranya, 40% terjadi pada kasus di rongga mulut, 25% pada

laring, 15% pada faring, 7% kelenjar saliva dan 13% pada bagian lain.1

Delapan juta kasus kanker didunia dilaporkan setiap tahun. Dua ratus ribu kasus

diantaranya terdapat pada rongga mulut. Pada tahun 2010 The Brazilian Instituto

Nacional Do Cancer (INCA-BRASIL) memperkirakan terdapat 14.120 kasus baru

kanker pada mulut terjadi pada 10.330 pria dan 3790 wanita di Brazil. Pada tahun

2008 di Brazil jumlah kematian akibat kanker mulut sebesar 6214 kasus diantaranya

4898 pria dan 1316 wanita.1

Di India dan China, kanker daerah kepala dan leher merupakan salah satu

penyakit yang umum terjadi. Di India dilaporkan dengan perbandingan 1 sampai 4

pada pria dan 2 sampai 10 pada wanita. Kanker daerah kepala dan leher biasanya

terdapat pada membran mukosa dari rongga mulut, orofaring, laring, nasofaring,

hipofaring, servikal esophagus, hidung, sinus paranasal dan bibir.2

Di Indonesia, kanker daerah kepala dan leher paling banyak ditemukan pada

nasofaring sekitar 60%, sisanya kanker hidung dan sinus paranasal sekitar 18%,

laring 16%, dan kanker rongga mulut, tonsil, hipofaring cukup rendah. Prevalensi

kanker nasofaring di Indonesia cukup tinggi yaitu 4,7 per 100.000 penduduk.3

Perawatan pada kanker daerah kepala dan leher dapat berupa pembedahan,

radioterapi, kemoterapi dan terapi kombinasi.4-7 Radioterapi merupakan salah satu

perawatan yang paling banyak dilakukan pada kanker daerah kepala dan leher seperti

kanker nasofaring, laring dan orofaring.6,8 Radioterapi dipergunakan untuk merusak

kemampuan reproduksi sel-sel kanker. Radioterapi juga dapat merusak jaringan

normal di sekitar area radiasi.5 Komplikasi yang dapat terjadi antara lain xerostomia,

(2)

mukositis dan kandidiasis. Salah satu komplikasi yang paling sering terjadi pada

pasien dengan kanker daerah kepala dan leher yang menjalani perawatan radioterapi

adalah xerostomia.1,2,6-12 Hal tersebut dapat terjadi karena kelenjar saliva terkena sinar

radiasi.9 Prevalensi xerostomia pada pasien yang telah mendapatkan radioterapi

sekitar 90% yang ditemukan pada 30% pasien dengan kanker yang parah dan baru

memulai program paliatif.10

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Dawes dan Odium pada tahun 2004

terhadap 25 pasien yang menjalani perawatan radioterapi daerah kepala dan leher

dijumpai 3 orang dengan mulut tidak kering, 12 orang mulut kering dan 10 orang

mulut sangat kering.13 Penelitian lain yang telah dilakukan oleh Blanco, dkk tahun

2005 menyatakan bahwa volume saliva pada masing-masing kelenjar berkurang

kira-kira 5% per 1 Gy dosis radioterapi daerah kepala dan leher.14 Menurut penelitian

Someya M, dkk tahun 2003 bahwa sekresi saliva pada pasien radioterapi daerah

kepala dan leher dengan dosis ≤ 50 Gy secara signifikan lebih tinggi daripada pasien

dengan dosis ≥ 58 Gy.9

RSUP Haji Adam Malik Medan (RSUP HAM) merupakan rumah sakit kelas A

dan rumah sakit rujukan untuk wilayah pembangunan A yang meliputi Propinsi

Sumatera Utara, Aceh, Sumatera Barat, dan Riau. Di rumah sakit tersebut terdapat

sekitar 60-70 orang yang menjalani perawatan radioterapi setiap harinya dan 25%

diantaranya merupakan pasien radioterapi daerah kepala dan leher.

Berdasarkan keterangan banyaknya jumlah penderita kanker daerah kepala dan

leher di Indonesia dan banyaknya pasien yang menjalani perawatan radioterapi di

RSUP Haji Adam Malik Medan, oleh karena itu peneliti ingin mengetahui ada

tidaknya hubungan radioterapi dengan terjadinya xerostomia pada pasien kanker yang

mendapat perawatan radioterapi di RSUP Haji Adam Malik Medan.

(3)

1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Rumusan masalah umum

Apakah terdapat hubungan antara radioterapi kanker daerah kepala dan leher

dengan xerostomia di RSUP HAM Medan?

1.2.2 Rumusan masalah khusus

1. Berapakah prevalensi xerostomia pada pasien dengan radioterapi kanker

daerah kepala dan leher di RSUP HAM Medan?

2. Apakah terdapat hubungan antara dosis radiasi pada radioterapi kanker

daerah kepala dan leher dengan xerostomia di RSUP HAM Medan?

1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan umum

Untuk mengetahui hubungan antara radioterapi kanker daerah kepala dan leher

dengan xerostomia di RSUP HAM Medan.

1.3.2 Tujuan khusus

1. Untuk mengetahui prevalensi xerostomia pada pasien dengan radioterapi

kanker daerah kepala dan leher di RSUP HAM Medan.

2. Untuk mengetahui karateristik dosis radiasi pada radioterapi kanker daerah

kepala dan leher serta hubungannya dengan xerostomia di RSUP HAM Medan.

1.4 Hipotesa

Hipotesa dari penelitian ini yaitu:

Terdapat hubungan antara dosis pada radioterapi kanker daerah kepala dan

leher dengan xerostomia.

1.5 Manfaat Penelitian 1.5.1 Manfaat teoritis

Penelitian ini diharapkan memberikan sumbangan dan kontribusi bagi ilmu

pengetahuan mengenai radioterapi beserta komplikasi xerostomia.

(4)

1.5.2 Manfaat praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan dan memberi informasi

yang benar tentang komplikasi xerostomia akibat radioterapi daerah kepala dan leher

bagi dokter dan dokter gigi dalam merawat pasien serta masyarakat yang akan dan

sedang menjalani perawatan radioterapi daerah kepala dan leher.

Referensi

Dokumen terkait

1 On-balance sheet items (excluding derivatives and SFTs, but including collateral) 185,812,528 2 (Assets amounts deducted in determining Basel III Tier 1 capital)

Harapan peneliti selanjutnya adalah dapat memberikan pengetahuan kepada pembaca baik itu pengetahuan tentang adat dan kebudayaan yang ada di Kecamatan Paloh

[r]

Sehubungan dengan dilakukannya penyusunan proposal skripsi tahun ajaran 2017- 2018 Jurusan Analis Kesehatan Poltekkes Kemenkes Surabaya, saya :.. Nama : Rheza

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa hasil belajar peserta didik pada materi organisasi kehidupan menggunakan media video bimbingan praktikum

Atribut yang digunakan dalam klasifikasi produksi jagung terdiri dari faktor-faktor yang mempengaruhi produksi jagung, seperti suhu, curah hujan, luas panen, dan tinggi

StudiTeknikInformatikaFakultasTeknologi InformasiUniversitas Kristen SatyaWacana. 2) Menerapkanteori yang sudahdiperolehselama di bangkukuliahkedalambentukperancangan receiver

g) Siswa diberikan kesempatan untuk menjawab pertanyaan yang tertulis dalam kertas bola tersebut. Ketika peserta didik menjawab pertanyaan yang didapat, peserta didik lain