• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penentuan Kalsium Dan Ph Padaproduk Aqua Di Pt. Tirta Sibayakindo

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Penentuan Kalsium Dan Ph Padaproduk Aqua Di Pt. Tirta Sibayakindo"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sejarah Perkembangan Perusahaan

PT. Tirta Sibayakindo merupakan perusahaan yang bergerak di bidang pengolahan Air Minum Dalam Kemasan (AMDK).Awalnya, industri air minum di Indonesia diprakarsai oleh Almarhum Tirto Utomo. Beliau mendirikan perusahaan dengan nama PT. Golden Mississippi yang memiliki pabrik di Bekasi, Jawa Barat . Pada tahun 1989 nama PT. Golden Mississippi diganti menjadi PT. AQUA Golden Mississippi (AGM). PT. AGM ini merupakan perusahaan pertama di Indonesia yang bergerak di bidang pengolahan Air Minum Dalam Kemasan dengan merk dagang “AQUA”.

Pada tahun 1983, dengan mulai meluasnya distribusi AQUA maka diputuskan untuk memisahkan bagian distribusi dan bagian produksi dengan menunjuk PT. Wirabuana Internet. Sebelumnya untuk eksport ke beberapa Negara ASEAN yang mulai dirintis tahun 1987 diganti nama sendiri oleh PT. AQUA Golden Mississippi. Sebagai upaya untuk lebih mendekatkan diri kepada konsumen, pada tahun 1984 dilakukan dispensi pabrik yang pertama dengan dibuka pabrik “AQUA” yang ke-2 di Pandaaan Jawa Timur, yaitu PT Tirta Jaya

(2)

1987. PT. Panida Utama di Ciburial-Sukabumi (Jawa Barat) tahun 1987 dan pada tahun 1990 kepada PT. Tirta Sibayakindo (Berastagi) sebagai pabrik ke-5 di Indonesia.

Tanggal 4 September 1998 merupakan hari bersejarah bagi PT. AQUA Group, karena salah satu produsen raksasa air minum dalam kemasan yang berpusat di Paris, Prancis melakukan kerjasama yaitu Group Danone yang diwakili oleh Danone Asia.

Pada tanggal 16 Oktober 2000, setelah bergabung dengan Danone semua anak perusahaan AQUA Group diganti menjadi PT. Tirta Investama kecuali PT. AQUA Golden Mississippi, PT. Tirta Sibayakindo dan PT. Varia Industri Tirta.

2.2 Definisi Air

Air merupakan sumber kehidupan, tidak hanya bagi manusia, makhluk hidup yang lain juga sangat membutuhkan air. Kekurangan air pada tubuh manusia bisa menyebabkan dehidrasi karena ketahanan tubuh manusia sangat bergantung pada berbagai fungsi air sedangkan tubuh manusia belum mengembangkan suatu sistem penyimpanan air sebagai sistem penyimpanan lemak.

(3)

Air yang dipergunakan masyarakat untuk keperluan sehari-hari masih banyak yang belum memenuhi persyaratan kesehatan, maka pengelolaan sumber daya air sangat penting agar dapat dimanfaatkan secara berkelanjutan dengan tingkat mutu yang diinginkan.Salah satu langkah pengelolahan yang dilakukan adalah pemantauan dan interprestasi data kualitas fisika, kimia dan biologi (Effendi, 2003).

Pada prinsipnya, jumlah air dialam ini tetap dan mengikuti suatu aliran yang dinamakan “ cyclus hydrologie”. Dengan adanya penyinaran matahari, maka

semua air yang ada pada permukaan bumi akan bersatu dan berada ditempat yang tinggi yang sering dikenal dengan nama awan. Oleh angin, awan ini akan terbawa makin lama makin tinggi dimana temperature diatas semakin rendah, yang menyebabkan titik-titik air jatuh kebumi sebagai hujan. Air hujan ini sebagian mengalir kedalam tanah jika menjumpai lapisan rapat air, maka perserapan akan berkurang, dan sebagian air akan mengalir diatas lapisan rapat air ini. Jika air ini keluar pada permukaan bumi, umumnya berbentuk sungai-sungai dan jika melelui suatu tempat rendah (cekung) maka air akan berkumpal, membentuk suatu danau atau telaga. Tetapi banyak diantaranya yang mengalir kelaut kembali dan kemudian akan mengikuti siklus hidrologi ini (Sutrisno,1994).

Berdasarkan peraturan Pemerintah No.20 tahun 1990 mengelompokkan kualitas air menjadi beberapa golongan menurut peruntukkannya. Adapun penggolongan air menurut Effendi (2003) adalah sebagai berikut :

(4)

3. Golongan C, yaitu air yang dapat digunakan untuk keperluan perikanan dan pertenakan.

4. Golongan D, yaitu air yang dapat digunakan untuk keperluan pertanian, usaha diperkotaan, industri, dan pembangkit tenaga listrik.

2.3 Sumber Air

Makhluk Hidup tidak terlepas dari kebutuhan akan air. Manusia dalam kehidupan sehari-hari memerlukan air untuk berbagai keperluan mulai dari air minum, mencuci, mandi dan lain-lain. Sumber-sumber air tersebut adalah:

2.3.1 Air Angkasa (Hujan)

Air yang berada dipermukaan bumi ini dapat berasal dari berbagai sumber.Berdasarkan letak sumbernya, air dapat dibagi menjadi air angkasa (hujan), air permukaan dan air tanah.

2.3.2 Air Permukaan

Air permukaan yang meliputi badan-badan air semacam sungai, danau, telaga, waduk, rawa, terjun, dan sumur permukaan, sebagian besar berasal dari air hujan yang jatuh ke permukaan bumi. Air hujan tersebut kemudian akan mengalami pencemaran baik oleh tanah, sampah, maupun lainnya. Air permukaan merupakan salah satu sumber penting bahan baku air bersih.

2.3.3 Air Tanah

(5)

mengalami proses filtrasi secara alamiah. Proses-proses yang telah dialami air hujan tersebut, di dalam perjalanannya ke bawah tanah, membuat air tanah menjadi lebih baik dan lebih murni dibandingkan air permukaan. Air tanah memiliki beberapa kelebihan dibanding sumber air lain. Pertama, air tanah biasanya bebas dari kuman penyakit dan tidak perlu mengalami proses purifikasi atau penjernihan. Persediaan air tanah juga cukup tersedia sepanjang tahun, saat musim kemarau sekalipun.Sementara itu air tanah juga memiliki beberapa kerugian atau kelemahan dibanding sumber air lainnya.Air tanah mengandung zat-zat mineral semacam magnesium, kalsium, dan logam berat seperti besi dapat menyebabkan kesadahan air. Selain itu, untuk menghisap dan mengalirkan air ke atas permukaan, diperlukan pompa (Chandra,B.2007).

2.4 Karakteristik Air

Menurut Effendi (2003), air memiliki karakteristik yang tidak dimiliki oleh senyawa kimia lain, karakter tersebut antara lain :

1. Pada kisaran suhu yang sesuai bagi kehidupan, yakni 0ºC (32ºF) – 100ºC, air berwujud cair.

2. Perubahan suhu air berlangsung lambat sehingga air memiliki sifat sebagai penyimpan panas yang sangat baik.

3. Air memerlukan panas yang tinggi pada proses penguapan. Penguapan adalah proses perubahan air menjadi uap air.

4. Air merupakan pelarut yang baik.

5. Air memiliki tegangan permukaan yang tinggi.

(6)

2.5 Syarat-Syarat Air Minum

Air minum yang ideal seharusnya jernih, tidak berwarna, tidak berasa, dan tidak berbau. Air minum pun seharusnya tidak mengandung kuman pathogen dan segala yang membahayakan kesehatan manusia. Tidak mengandung zat kimia yang dapat mengubah fungsi tubuh, tidak dapat secara estetis, dan dapat merugikan secara ekonomis. Air itu seharusnya tidak korosif, tidak meninggalkan endapan pada seluruh jaringan distribusinya.

Atas dasar pemikiran tersebut dibuat suatu standar air minum yaitu suatu peraturan yang memberi petunjuk tentang konsentrasi sebagai parameter yang sebaiknya diperbolehkan didalam air minum (Slamet, 1994).

Menurut Sutrisno (1994), dari segi kualitas air minum harus memenuhi : a. Syarat Fisik

1. Air tidak boleh berbau

Air minum yang berbau selain tidak estetis juga tidak akan disukai oleh masyarakat. Bau air dapat memberi petunjuk akan kualitas air. Misalnya, bau amis dapat disebabkan oleh tumbuhnya Algae.

2. Air tidak boleh berasa

Air minum biasanya tidak memberi rasa/tawar. Air minum yang tidak tawar dapat menunjukkan kehadiran berbagai zat yang dapat membahayakan kesehatan. Rasa logam/amis, rasa pahit, asin, dan sebagainya. Efeknya tergantung pada penyebab timbulnya bau tersebut.

(7)

Air minum sebaiknya tidak berwarna untuk alasan estetis dan untuk mencegah keracunan dari berbagai zat kimia maupun mikroorganisme yang berwarna.

4. Kekeruhan

Kekeruhan air disebabkan oleh zat padat yang tersuspensi, baik yang bersifat anorganik maupun organik. Zat anorganik, biasanya berasal dari lapukan tanaman dan hewan. Buangan industri juga dapat menyebabkan kekeruhan. Zat organik dapat menjadi makanan bakteri, sehingga mendukung perkembang biakannya.

5. Suhu air hendaknya dibawah sela udara (sejuk ± 25ºC) agar :

- Tidak terjadi pelarutan kimia yang ada pada saluran/pipa yang dapat membahayakan kesehatan

- Menghambat reaksi-reaksi biokimia didalam saluran/pipa - Mikroorganisme patogen tidak mudah berkembang biak - Bila diminum air dapat menghilangkan dahaga.

6. Jumlah zat padat terlarut (TDS)

(8)

b. Syarat Kimia

Air minum tidak boleh mengandung racun, zat-zat mineral atau zat-zat kimia tertentu dalam jumlah melampaui batas yang telah ditentukan.

c. Syarat Bakteriologik

Air minum tidak boleh mengandung bakteri-bakteri penyakit (patogen) dan tidak boleh mengandung bakteri-bakteri golongan Coli melebihi batas-batas yang telah ditentukan yaitu 1 Coli/100 ml air.

Bakteri golongan Coli ini bersal dari usus besar (feaces) dan tanah. Bakteri patogen yang mungkin ada dalam air antara lain adalah :

- Bakteri typshum - Vibrio colereae - Bakteri dysentriae - Entamoeba histolyhes

- Bakteri enteritis (penyakit perut)

Air yang mengandung Coli dianggap telah terkontaminasi (tercemar) dengan kotoran manusia.

2.6 Air Minum

(9)

2.6.1 Manfaat Mineral Dalam Air Minum

Air minum menjadi sumber air yang utama dibutuhkan oleh tubuh.Namun harus di ingat, bahwa air di alam selalu mengandung zat-zat terlarut terutama mineral.Maka secara alamiah air yang di minum harus memenuhi syarat tertentu, yakni tidak mengandung zat-zat berbahaya, seperti racun khususnya logam-logam toksis misalnya timbal, cadmium, merkuri, dan juga tidak boleh ada bakteri yang patogen.Sebaliknya, air minum harus mengandung mineral utama seperti kalsium, magnesium, dan kalium. Sedangkan natrium biasanya berasal dari makanan yang lain. Maka air minum harus diperoleh dari air sumur yang memenuhi syarat atau diproses melalui perusahaan air minum supaya memenuhi syarat (Fox, 1998).

Air minum menjadi salah satusumber beberapa mineral karena terdapat secara alamiah atau ditambahkan. Ada beberapa mineral yang terdapat di dalam air minum dengan kadar potensial untuk menopang kesehatan yakni kalsium, magnesium, florida, selenium, kuprum, dan kalium. Kontribusi air minum sebagai sumber mineral yang diperlukan dibandingkan dengan kontribusi makanan lainnya berkisar 1-20 %. Mineral kalsium dan magnesium merupakan yang paling banyak yakni sampai 20% dari yang diperlukan tubuh berasal dari air minum. Tingkat penyerapan kalsium dari air minum yang mengandung kalsium yang tinggi sebanding dengan penyerapan kalsium dari susu. Air minum yang mengandung 300 mg kalsium per liter menyumbangkan kalsium yang setara dengan kalsium dari satu gelas susu(WHO, 2005; Silalahi, 2014).

(10)

Kalsium merupakan unsur logam alkali tanah yang reaktif, mudah ditempa dan dibentuk serta berwarna putih perak.Kalsium bereaksi dengan air dan membentuk kalsium hidroksida dan hidrogen. Di alam kalsium ditemukan dalam bentuk senyawa-senyawa seperti kalsium karbonat (CaCO3) dalam batu kalsit pualam dan batu kapur, kalsium sulfat (CaSO4) dalam batu pualam putih atau gypsum, kalsium fluorida (CaF2) dalam fluorit, serta kalsium fosfat (Ca3(PO4)2) dalam batuan fosfat dan silikat.Kalsium bereaksi lambat dengan oksigen di udara pada temperatur kamar tetapi terbakar hebat pada pemanasan.Kalsium terbakar hanya menghasilkan oksidanya (Svehla, 1985).

Kalsium merupakan mineral yang paling banyak terdapat di dalam tubuh yaitu 1,5 % -2 % dari berat badan orang dewasa atau kurang lebih sebanyak 1 kg. Dari jumlah ini, 99% berada dalam jaringan keras yaitu tulang dan gigi.Di dalam cairan ekstraselular dan intraselular kalsium memegang peranan penting dalam mengatur fungsi sel seperti transmisi saraf, kontraksi otot, penggumpalan darah dan menjaga permeabilitas membran sel. Kalsium mengatur pekerjaan hormon-hormon dan faktor pertumbuhan (Almatsier, 2004).

Dalam keadaan normal sebanyak 30% -50% kalsium yang dikonsumsi diabsorpsi tubuh. Kemampuan absorpsi lebih tinggi pada masa pertumbuhan dan menurun pada proses menua. Kemampuan absorpsi pada laki-laki lebih tinggi daripada perempuan pada semua golongan usia. Hal ini dikarenakan penyerapan mineral dari air minum dipengaruhi oleh kondisi fisiologis pencernaan dan komposisi makanan.Kalsium membutuhkan pH 6 agar dapat berada dalam keadaan terlarut (Kozisek, 2005).

(11)

Kalsium mempunyai peran penting didalam tubuh, yaitu dalam pembentukan tulang dan gigi; dalam pengaturan fungsi sel pada cairan ekstraselular dan intraselular, seperti untuk transmisi saraf, kontraksi otot, penggumpalan darah, dan menjaga permebilitas membran sel. Selain itu, kalsium juga mengatur pekerjaan hormon-hormon dan faktor pertumbuhan (FKM UI, 2007).

1. Pembentukan tulang

(12)

mempengaruhi kalsifikasi/penulangan adalah genetik (untuk menentukan massa tulang); hormon seks dan aktivitas fisik (untuk mempengaruhi metabolisme tulang); dan berat badan berbanding terbalik dengan risiko patah tulang.

2. Pembentukan gigi

Mineral yang membenuk dentin dan email yang merupakan bagian tengah dan luar dari gigi adalah minerla yang sama dengan pembentuk tulang, yaitu hidroksiapatit. Namun, kristal dalam gigi lebih padat dan kadar airnya lebih rendah. Protein dalam email gigi adalah keratin, sedangkan dalam dentin adalah kolagen. Pertukaran antara kalsium gigi dan kalsium tubuh berlangsung dengan lambat dan terbatas pada kalsium yang terdapat dalam lapisan dentin. Sedikit pertukaran mungkin juga terjadi diantara saliva dan email gigi. Kekurangan kalsium selama masa pembentukan gigi dapat menyebabkan meningkatnya kerentanan terhadap kerusakan gigi (Almatsier, 2004).

3. Pembekuan darah

Bila terjadi luka, ion kalsium dalam darah merangsang pembebasan fosfolipida tromboplastin dari platelet darah yang terluka. Tromboplastin ini mengatalisis perubahan protrombin bagian darah normal, menjadi trombin kemudian membantu perubahan fibrinogen, bagian lan dari darah, menjadi fibrin yang merupakan gumpalan darah (Sherwood, 2001).

4. Katalisator reaksi-reaksi biologik

(13)

diperlukan untuk mengkatalisis reaksi-reaksi ini diambil dari pesediaan kalsium dalam tubuh (Almatsier, 2004).

5. Kontraksi otot

Pada waktu otot berkontraksi kalsium berperan dalam interaksi protein di dalam otot, yaitu aktin dan miosin.Bila darah kalsium kurang dari normal, otot tidak bisa mengendur sesudah kontraksi. Tubuh akan kaku dan dapat menimbulkan kejang.Beberapa fungsi kalsium lain adalah meningkatkan fungsi transpor membran sel, kemungkinan dengan bertindak sebagai stabilisator membran, dan transmisi ion melalui membran organel sel (Almatsier, 2004).

2.8 Penentuan Kalsium

Analisa kadar kalsium dapat dilakukan dengan metode titrasi kompleksometri. Titrasi kompleksometri adalah titrasi berdasarkan pernbentukan senyawa kompleks antara kation dengan zat pembentuk kompleks.Sebagai zat pembentuk kompleks yang banyak digunakan dalam titrasi kompleksometri adalah garam dinatrium etilen diamina tetra asetat (Na2-EDTA) (Depkes RI, 1979).

Prinsip dari metode ini adalah bila EDTA ditambahkan kedalam sampel yang mengandung Ca, kemudian EDTA akan membentuk kompleks 1:1 yang stabil dengan Ca yang ada. Penetapan Ca dengan EDTA dapat dilakukan pada pH 10, karena Ca akan membentuk kompleks yang tidak stabil pada pH rendah. Persamaan reaksi umum pada titrasi kompleksometri:

(14)

Untuk mendeteksi titik akhir titrasi digunakan indikator zat warna. Indikator zat warna yang ditambahkan pada larutan logam pada saat awal sebelum titrasi akan membentuk kompleks berwarna dengan sejumlah kecil logam. Pada saat titik akhir titrasi (kelebihan sedikit EDTA) maka kompleks indikator-logam akan pecah menghasilkan warna yang berbeda. Indikator yang digunakan adalah murexid yang pada titik akhir titrasi akan berubah warna dari merah muda menjadi ungu (Gandjar,2007). Pada awalnya indikator mureksid bereaksi dengan ion kalsium sehingga larutan berwarna merah muda. Pada titik akhir titrasi dengan EDTA, indikator akan lepas kembali dan larutan menjadi berwarna ungu

Reaksi :pH 12.13

Ca2+ + murexide Ca2+ murexid (merah muda)

Ca2++ murexide + EDTA Ca2+ EDTA + murexid (ungu)

2.9 Penentuan pH

pH yang merupakan singkatan dari pangkat hidrogen atau power of hydrogen adalah tingkatan asam basa suatu cairan. Tingkat pH dalam air sangat dipengaruhi oleh kandungan mineral lain. Standar kadar pH air minum adalah 6,5 sampai 8,5. pH di bawah 6,5 disebut asam dan di atas 8,5 disebut basa. Jika pH dalam air minum terlalu rendah maka air akan terasa asam atau bahkan pahit, dan jika pH terlalu tinggi maka air berasa tidak enak ketika diminum.

(15)

untuk meminum air dengan standar kadar pH air minum yakni 6,5 hingga 8,5, tidak lebih dan tidak kurang. Apabila air yang dikonsumsi terlalu asam akan menyebabkan kerusakan mokusa (saluran pencernaan) sehingga menimbulkan penyakit asam lambung.

Penentuan pH adalah penting dalam proses penjernihan air karena keasaman air pada umumnya disebabkan gas Oksida yang larut pada air terutama karbondioksida. Pengaruh yang menyangkut aspek kesehatan daripada penyimpangan standar kualitas air minum adalah lebih kecil dari 6,5 dan lebih besar dari 9,2. pH menunjukkan tinggi rendahnya ion hidrogen dalam air. pH air yang kurang dari 6,5 atau diatas 9,2 menyebabkan beberapa persenyawaan kimia dalam tubuh manusia berubah menjadi racun (Alegantina ,2004).

pH menentukan sifat korosi, semakin rendah pH, maka sifat korosinya semakin tinggi (Gupta, 2009). pH air yang lebih besar dari 7 memiliki kecenderungan untuk membentuk kerak pada pipa dan kurang efektif dalam membunuh mikroba (Sururi, 2008).

2.10 Titrasi Kompleksometri

(16)

Menurut Achmad Mursyidi dan Abdul Rohman (2008), cara-cara titrasi dengan EDTA terbagi menjadi 5, yaitu :

1. Titrasi langsung merupakan metode yang paling sederhana dan seringdipakai. Larutan ion yangakan ditetapkan ditambah dengan dapar, misalnya dapat pH 10 lalu ditambahkan indikator logamyang sesuai dan dititrasi langsung dengan larutan baku dinatrium edetat.

2. Titrasi kembali, cara ini penting untuk logam yang mengendap dengan hidroksida pada pH yangdikehendaki untuk titrasi. Untuk senyawa yang tidak larut misalnya sulfat, kalsium oksalat,untuk senyawa yang membentuk kompleks yang sangat lambat dan ion logam yang membentuk kompleks lebih stabil dengan natrium edetat daripada dengan indikator. Pada keadaan demikian,dapat ditambahkan larutan baku dinatrium edetat berlebihan kemudian larutan di dapat pada pHyang diinginkan dan kelebihan dinatrium edetat dititrasi kembali dengan larutan baku ion logam.

3. Titrasi substitusi, cara ini dilakukan bila ion logam tersebut tidak memberikan titik akhir yang jelas apabila dititrasi secara langsung atau dengan titrasi kembali, atau juga jika ion logamtersebut membentuk kompleks dengan dinatrium edetat lebih stabil daripada logam lain sepertimagnesium dan kalsium.

(17)

pengkelat. Sebagai contoh barbiturat tidak bereaksidengan EDTA akan tetapi secara kuantitatif dapat diendapkan dengan ion merkuri dalamkeadaan basa sebagai ion kompleks 1:1. Setelah pengendapan dengan kelebihan Hg(II),kompleks dipindahkan dengan cara penyaringan dan dilarutkan kembali dalam larutan bakuEDTA berlebihan. Larutan baku Zn(II) dapat digunakan untuk menitrasi kelebihan EDTA inimenggunakan indikator yang sesuai untuk mendeteksi titik akhir.

5. Titrasi alkalimetri, pada metode ini proto dari dinatrium edetat (Na2H2Y) dibebaskan oleh logam berat dan dititrasi dengan larutan baku alkali sesuai dengan persamaan reaksi berikut :

Mn+ + H2Y2- ↔ (MY)+n-4 + 2H+

Referensi

Dokumen terkait

Penetapan kadar kalsium laktat adalah dengan cara titrasi kompleksometri, cara titrimetri ini didasarkan pada kemampuan ion-ion logam membentuk senyawa kompleks yang mantap dan

Dari penentuan kesadahan, titik akhir titrasi sulit dicapai apabila menggunakan indikator yang mempunyai pH rendah akanmenghasilkan kerja yang tidak sesuai dengan reaksi

Replacement Titration   Ketika titrasi langsung atau kembali dengan tidak memberikan titik akhir yang tajam, logam dapat ditentukan dengan perpindahan  jumlah yang setara dengan

Tirta Sibayakindo menggunakan metode titrasi kompleksometri dan titrasi asam basa yang dilakukan selama lima hari.. Nilai kesadahan dan alkalinitas pada air minum dalam kemasan

Oleh karena itu, pada pH 10 jumlah molekul EDTA yang ditambahkan sebagai titran sama (ekuivalen) dengan jumlah ion-ion kesadahan dalam sampel, dan molekul indikator terlepas dari

Berdasarkan pada Gambar 2 terlihat bahwa adsorpsi ion logam Ni(II) oleh komposit kitosan- alumina mencapai titik optimum pada pH 5 dengan daya adsorpsi sebesar

Replacement Titration  Ketika titrasi langsung atau kembali dengan tidak memberikan titik akhir yang tajam, logam dapat ditentukan dengan perpindahan jumlah yang setara dengan

Titrasi substitusi dapat digunakan untuk ion logam yang tidak bereaksi (bereaksi dengan tak memuaskan) dengan indikator logam, atau untuk ion logam yang membentuk kompleks EDTA