SIDANG TUGAS AKHIR SB 091358
Fitoremediasi Air terkontaminasi Nikel dengan
menggunakan tanaman Ki Ambang (Salvinia molesta)
TEGUH WIDIARSO
1507 100 001
Dosen Pembimbing :
Aunurohim, S.Si, DEA
LATAR BELAKANG
Air terkontaminasi Nikel
Mengandung bahan-bahan berbahaya (Logam Ni,NiSO4, NiCl2, dll)
(Kartika, 2010).
Logam berat Ni yang berbahaya bagi makhluk hidup
Ditemukan dalam konsentrasi tinggi pada :
- Limbah pelapisan nikel sebesar 63,1 ppm (Palar, 2004)
- Pupuk anorganik dan organik : Pupuk kompos 1,3-2,4 ppm, Pupuk P 7-225 ppm, Pupuk N 227 ppm, Pupuk kandang 1,1- 2,7 ppm (Setyorini, 2003)
- Kadar maksimum Ni untuk limbah industri : KEP/51/MENLH/10/1995 adalah 2 mg/l
- Untuk melindungi kehidupan organisme
akuatik, kadar Ni sebaiknya tidak melebihi 0.025 mg/l (Moore, 1991 dalam Effendi, 2003).
Pengelolaan Lingkungan Perairan Fitoremediasi
Salvinia molesta
Menurunkan kadar logam berat di perairan yang terkontaminasi nikel
Layak digunakan
Sumber pencemaran : limbah industri pelapisan
nikel (electroplating), industri kertas, industri
pupuk dan industri logam, pupuk pertanian
(Kartika, 2010).
- Air permukaan : air laut, sungai, danau, waduk
- Air tanah : air sumur, mata air
Permasalahan pada penelitian ini adalah
bagaimanakah efektivitas fitoremediasi air
terkontaminasi nikel (Ni) oleh tanaman Salvinia
molesta ?
Pengukuran efektivitas pada penelitian ini dibatasi
pada pengukuran faktor transfer (FT) Ni pada bagian akar dan non akar (batang dan daun)
tanaman Salvinia molesta yang dipaparkan pada air
terkontaminasi nikel dengan beberapa interval waktu.
Tujuan dari penelitian ini adalah :
Untuk mengetahui besarnya akumulasi Ni pada organ
akar dan non akar (batang dan daun) pada Salvinia
molesta yang dipaparkan pada air terkontaminasi
nikel
Untuk mengetahui nilai Faktor Transfer (FT) Ni pada
bagian akar dan non akar (batang dan daun) pada
tanaman Salvinia molesta yang dipaparkan pada air
terkontaminasi nikel.
Manfaat penelitian ini adalah untuk memberikan
informasi dan solusi ilmiah praktis kepada Pabrik Pelapisan Nikel di Kecamatan Ngunut, Kabupaten Tulungagung untuk pembuatan IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah) sederhana dengan teknik fitoremediasi menggunakan tanaman Ki Ambang
(Salvinia molesta)
Waktu dan Tempat penelitian
Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret 2011 di Desa Sidorejo, Kecamatan Kauman, Kabupaten Tulungagung.
Sampel tanaman Ki Ambang (Salvinia molesta)
diperoleh dari areal persawahan di Desa Sidorejo, Kecamatan Kauman, Kabupaten Tulungagung.
Alat :
Bak fitoremediasi (diameter 30 cm, tinggi 16 cm) sebanyak 6 buah
Bak Aklimatisasi (diameter 50 cm, tinggi 21 cm) sebanyak 1
buah
GPS (Global Positioning System)
AAS (Atomic Absorbtion Spectrofotometer)
Timbangan elektronik Bahan-bahan :
Fitoremediator Ki Ambang (Salvinia molesta) Nickel Klorida (NiCl2.6H2O)
Aquades
SKEMA KERJA
Pengambilan sampel Aklimatisasi Salvinia molesta Pemilihan Salvinia molesta dan Pembuatan air terkontaminasi nikel Perlakuan fitoremediasi Pengukuran Ni dalam airdan tumbuhan setelah proses fitoremediasi
Pengambilan Sampel
Sampel tanaman Salvinia molesta diperoleh dari areal
persawahan di Desa Sidorejo, Kecamatan Kauman,
Kabupaten Tulungagung dengan lokasi pengambilan 8 0 02’
35,15” S dan 112 0 52’ 44,13” E.
CARA KERJA
- diaklimatisasi di bak aklimatisasi selama 5 hari dengan aquades sebelum digunakan dalam penelitian
(Abida, 2010).
AKLIMATISASI
Salvinia molesta
Sampel Salvinia molesta
- dipilih yang memiliki ukuran relatif sama yaitu dengan panjang daun 1-2 cm dan panjang akar 3-6 cm
- sebanyak 15 tanaman Savinia molesta yang telah diaklimatisasi dimasukkan ke masing-masing bak fitoremediasi yang berisi air terkontaminasi nikel (Abida, 2010)
Pemilihan Salvinia molesta
Salvinia molesta
- dibuat larutan stok dengan konsentrasi 1000 mg/l dengan melarutkan sejumlah NiCl2.6H2O ke dalam aquades
- dibuat larutan NiCl2.6H2O dengan konsentrasi berbeda dengan pengenceran larutan stok dengan aquades
- konsentrasi larutan nikel klorida (air terkontaminasi nikel) yang digunakan adalah 0, 3 dan 6 mg/l
- Volume air terkontaminasi nikel yang digunakan mengacu
pada penelitian Abida, (2010) yaitu sebanyak 2,5 liter untuk setiap bak fitoremediasi.
- Jumlah ulangan yang dilakukan sebanyak 2 kali.
Pembuatan Air Terkontaminasi Nikel
Nikel Klorida (NiCl2.6H2O)
- diambil sebanyak 100 ml dari setiap bak fitoremediator (Panjaitan, 2009)
- diuji kadar Ni pada sampel air dengan AAS (Atomic
Absorbtion Spectrofotometer) pada hari ke 0, 6 dan 12
- diukur kadar Ni dalam air sampel setelah proses fitoremediasi
Pengukuran Ni dalam Air Setelah Proses
Fitoremediasi
Sampel Air Terkontaminasi
Nikel
- diambil sebanyak 5 gr untuk sampel akar dan 5 gr untuk sampel non akar (batang dan daun) (Panjaitan, 2009).
- diuji kadar Ni pada sampel tanaman dengan AAS
(Atomic Absorbtion Spectrofotometer) pada hari ke 0, 6 dan 12
- diukur kadar Ni dalam tanaman setelah proses fitoremediasi
Pengukuran Ni dalam Tanaman Setelah
Proses Fitoremediasi
Sampel tanaman
Salvinia molesta
Dalam penelitian ini digunakan metode
fitoremediasi statis (air yang di fitoremediasi dalam keadaan diam atau tidak mengalir).
Perlakuan fitoremediasi selama 12 hari
Analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif
Pada penelitian ini akan dihitung nilai faktor transfer Ni dari air ke dalam tanaman dengan rumus :
Nilai faktor transfer ini dihitung untuk mengetahui besarnya
akumulasi Ni dalam Salvinia molesta (Tjahaja, 2006)
ANALISA DATA
Nilai Faktor Transfer (l/kg) = Konsentrasi Ni dalam tanaman (mg/kg)
TABEL PENGAMATAN
t (hari) n a (mg/l) b (mg/kg) {b‐b(0)} (mg/kg) FT (l/kg) 0 1 2 6 1 2 12 1 2 Keterangan :t : Waktu pemaparan (hari)
a : Konsentrasi Ni dalam media air terkontaminasi nikel (mg/l)
b : Konsentrasi Ni dalam tanaman (akar dan non akar) (mg/kg)
{b-b(0)} : Konsentrasi Ni dalam tanaman (akar dan non akar) dikurangi konsentrasi Ni dalam tanaman awal (akar dan non akar) atau 0 hari (mg/kg)
4.1 Penurunan konsentrasi Ni pada air terkontaminasi Nikel setelah fitoremediasi
Tabel dan gambar 4.1 Penurunan konsentrasi Ni pada air terkontaminasi Nikel selama rentang waktu pemaparan
HASIL DAN PEMBAHASAN
t a (mg/l) (hari) n Kontrol 3 mg/l 6 mg/l 0 1 0,112 3,02 5,88 2 0,111 3,01 5,92 6 1 0,11 2,05 4,18 2 0,106 2,34 4,26 12 1 0,105 0,46 2,4 2 0,104 1,02 2,31
4.2 Akumulasi Ni dalam akar dan non akar (batang dan daun) Salvinia molesta
Tabel dan grafik 4.2 Akumulasi Ni pada Salvinia molesta pada beberapa rentang
waktu pemaparan
HASIL DAN PEMBAHASAN
t b (mg/kg) (hari) n Kontrol 3 mg/l 6 mg/l 0 1 0,06 0,32 0,28 2 0,05 0,29 0,23 6 1 0,07 1,88 3,42 2 0,12 2,06 3,8 12 1 0,08 3,26 9,34 2 0,1 3,46 9,45
Akumulasi Ni pada Salvinia molesta meningkat seiring
dengan bertambahnya lama waktu pemaparan.
Hal ini sesuai dengan penelitian dari Shutes (1993) bahwa
jangka waktu yang lama dapat meningkatkan kandungan Ni dalam tanaman yang sedang tumbuh.
Berdasarkan hasil akumulasi Ni dalam tanaman maka
Salvinia molesta bukan merupakan hiperakumulator untuk
Ni.
Menurut Baker dan Brooks (1984) tumbuhan disebut
hiperakumulator jika tanaman tersebut mampu mengakumulasi Ni sebesar 1000 mg/g.
4.3 Perbandingan konsentrasi Ni pada akar dan non akar (batang dan daun) Salvinia molesta
Tabel 4.3 Akumulasi Ni pada akar dan non akar (batang dan daun)
Salvinia molesta pada beberapa rentang waktu pemaparan
HASIL DAN PEMBAHASAN
Konsentrasi Ni (mg/kg) Waktu Akar Non Akar
(hari) N Kontrol 3 mg/l 6 mg/l Kontrol 3 mg/l 6 mg/l
0 1 0,03 0,16 0,15 0,03 0,16 0,13 2 0,04 0,13 0,11 0,01 0,14 0,12 6 1 0,02 1,32 2,51 0,05 0,56 0,91 2 0,04 1,44 2,75 0,08 0,62 1,05 12 1 0,06 2,21 5,12 0,02 1,05 4,22 2 0,04 2,34 5,14 0,06 1,12 4,31
HASIL DAN PEMBAHASAN
Gambar 4.3. Grafik Akumulasi Ni pada organ akar Salvinia molesta
Akumulasi Ni pada Salvinia molesta lebih banyak terdapat dalam akar dibandingkan pada organ non akar (batang dan daun).
Hal ini disebabkan disebabkan :
- Ni lebih banyak terakumulasi dalam organ akar dan
kurang dari 30 % yang ditranslokasi menuju batang dan daun (Cho et al, 1999). Hal ini karena kemampuan Salvinia molesta untuk mentranslokasikan logam ke organ non akar rendah.
- Pada akar tidak hanya terjadi proses absorbsi (penyerapan) logam Ni, tetapi juga terjadi proses adsorpsi (penjerapan) logam di permukaan akar. Hal ini juga menjadi penyebab konsentrasi Ni lebih tinggi di organ akar daripada di organ non akar.
4.4 Faktor Transfer Ni pada Salvinia molesta
Tabel 4.4 Faktor Transfer (FT) Ni pada Salvinia molesta pada kontrol untuk
beberapa waktu pemaparan
Tabel 4.5 Faktor transfer (FT) Ni pada Salvinia molesta pada konsentrasi larutan
NiCl2 3 mg/l untuk beberapa waktu pemaparan
HASIL DAN PEMBAHASAN
t (hari) n a (mg/l) b (mg/kg) {b‐b(0)} (mg/kg) FT (l/kg) 1 0,112 0,06 0 0 0 2 0,111 0,05 0 0 6 1 0,11 0,07 0,01 0,09 2 0,106 0,12 0,07 0,66 12 1 0,105 0,08 0,02 0,19 2 0,104 0,1 0,05 0,48 t (hari) N a (mg/l) b (mg/kg) {b‐b(0)} (mg/kg) FT (l/kg) 1 3,02 0,32 0 0 0 2 3,01 0,29 0 0 6 1 2,05 1,88 1,56 0,76 2 2,34 2,06 1,77 0,756 12 1 0,46 3,26 2,94 6,39 2 1,02 3,46 3,17 3,1
Tabel 4.6 Faktor transfer (FT) Ni pada Salvinia molesta pada konsentrasi
larutanNiCl2 6 mg/l untuk beberapa waktu pemaparan
HASIL DAN PEMBAHASAN
t (hari) n a (mg/l) b (mg/kg) {b‐b(0)} (mg/kg) FT (l/kg) 1 5,88 0,28 0 0 0 2 5,92 0,23 0 0 6 1 4,18 3,42 3,14 0,75 2 4,26 3,8 3,57 0,84 12 1 2,4 9,34 9,06 3,78 2 2,31 9,45 9,22 3,99
Gambar 4.5 Faktor Transfer Ni pada Salvinia molesta untuk
beberapa waktu pemaparan
Menurut Baker (1981), nilai faktor transfer yang lebih dari 1
dapat dikategorikan sebagai spesies tanaman metal accumulator, sedangkan nilai faktor transfer kurang dari 1 dikategorikan sebagai spesies tanaman metal excluder.
Dengan nilai Faktor Transfer > 1, maka Salvinia molesta dapat dikategorikan sebagai metal accumulator species
Nilai faktor transfer yang lebih dari 1 menunjukkan bahwa
tanaman tersebut dapat dikatakan efisien dalam mentransport logam dari akar ke daun dan mengakumulasi logam tersebut di dalam vakuola sel daun (Cho et al, 1999).
4.5 Hasil pengamatan morfologi tanaman Salvinia molesta setelah fitoremediasi
Gambar 4.6. Perubahan warna daun Salvinia molesta selama proses fitoremediasi mulai hari ke-0 sampai hari ke-12
HASIL DAN PEMBAHASAN
0 hari
6 hari
Mengacu pada penelitian Greger and Lindberg (1987),
gejala yang nampak dari adanya fitotoksisitas logam Ni dalam penelitian ini adalah adanya gejala
- klorosis
- nekrosis
Klorosis degenerasi klorofil (tidak terbentuk/kurang berkembangnya klorofil) sehingga daun menjadi kuning atau terjadi mosaik dengan warna campuran hijau, kuning dan hitam (Darmono, 1995).
Nekrosis kematian sel atau jaringan pada organ hidup
sehingga timbul bercak dan warna kecoklatan pada tepi dan ujung daun (Darmono, 1995)
Mekanisme Fitoremediasi pada Salvinia molesta
Mekanisme fitoremediasi yang mungkin terjadi pada Salvinia molesta berdasarkan data yang didapatkan
- Fitoekstraksi - Rhizofiltrasi
Fitoekstraksi adalah proses absorbsi (penyerapan) kontaminan berupa logam berat oleh akar dan diikuti dengan translokasi melalui xilem dan diakumulasi di vakuola sel batang dan daun (Choudary, 1998)
Fitoekstraksi dibuktikan dengan adanya akumulasi logam Ni di akar dan non akar yang terus bertambah mulai hari ke-0 sampai hari ke-12 pemaparan
Secara fisiologis logam Ni dalam konsentrasi tinggi akan
memicu respon tumbuhan dengan mengekspresikan Fitochelatin yang akan membentuk kompleks dengan ion logam dan mencegah logam bereaksi dengan bahan protoplasma yang peka seperti enzim (Haryanti, 2009).
Rhizofiltrasi adalah proses adsorpsi atau pengendapan zat kontaminan oleh akar untuk menempel pada akar (Collin, 1996)
Rhizofiltrasi dibuktikan dengan lebih tingginya konsentrasi logam Ni di akar dibandingkan pada organ non akar.
Hal ini menunjukkan bahwa pada akar tidak hanya terjadi proses absorbsi (penyerapan) logam Ni ke dalam sel akar, tetapi juga terjadi proses adsorbsi (penjerapan/penempelan) logam Ni di permukaan akar.
Menurut Tan (1991), adsorpsi di permukaan akar dapat terjadi
karena 2 hal :
- Pembentukan senyawa komplek antara ion logam dengan gugus fungsional pada dinding sel akar
- Pertukaran ion ion pada permukaan akar (adsorben) akan dipertukarkan dengan ion logam
Dengan adanya adsorpsi dan absorpsi logam Ni di akar tanaman
Salvinia molesta, maka konsentrasi Ni di organ akar akan lebih besar daripada di organ non akar.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah akumulasi
nikel oleh Salvinia molesta pada organ akar lebih tinggi
dibandingkan organ non akar (batang dan daun). Nilai Faktor Transfer (FT) tertinggi pada Salvinia molesta adalah pada waktu pemaparan 12 hari pada konsentrasi larutan
NiCl2 3 mg/l yaitu sebesar 4,75 l/kg (1>FT>20) yang
berarti tergolong metal accumulator species, tetapi bukan
hyperaccumulator species. Nilai Faktor Transfer Salvinia
molesta lebih kecil jika dibandingkan spesies tanaman air
lain, sehingga Salvinia molesta kurang efektif untuk
fitoremediasi air terkontaminasi nikel.
Penelitian lebih lanjut perlu dilakukan untuk
memperpanjang waktu pemaparan tanaman Salvinia
molesta pada air terkontaminasi nikel untuk
mengetahui batas maksimal Salvinia molesta dalam
menyerap dan mengakumulasi logam nikel
Penelitian lebih lanjut perlu dilakukan untuk
mengetahui spesies tanaman air lainnya yang paling efisien dan ekonomis untuk fitoremediasi air terkontaminasi nikel.