• Tidak ada hasil yang ditemukan

Oleh : Yophi Nugraha, S.Kep.,Ners ABSTRACT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Oleh : Yophi Nugraha, S.Kep.,Ners ABSTRACT"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN STATUS GIZI DENGAN

KEJADIAN ANEMIA PADA IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA

UPTD PUSKESMAS LEUWIMUNDING KABUPATEN MAJALENGKA

TAHUN 2014

Oleh :

Yophi Nugraha, S.Kep.,Ners

ABSTRACT

Background: Anemia in pregnancy is one of the most widely experienced health problems and quite high ranging between 10-20%. The prevalence of anemia in pregnant women from year to year in the district Majalengka remains high despite treatment strategies are applied relatively the same, namely the prevention of Fe tablets. Still the presence of pregnant women with anemia required a study on the risk factors of anemia in pregnant women. Nutritional problems are often encountered pregnant women, especially for pregnant women in their teens that Chronic Energy Deficiency (CED). Maternal nutritional status affects birth weight infants. While the lack of knowledge is often found as an important factor in the problem of iron deficiency. Based on the researchers conducted this study in order to know the relationship between knowledge and nutritional status with the incidence of anemia in pregnant women in the work area UPTD Leuwimunding Majalengka Health Center. This study was carried out on 12 May to 31 June 2014.

Methods: This research uses quantitative analytical study using a case-control design that aims to determine the relationship between knowledge and nutritional status with the incidence of anemia in pregnant women in the work area UPTD Leuwimunding Majalengka Health Center. Method of sampling for cases and controls is by simple random sampling that samples taken at random from the population. Research subjects in all pregnant women in the work area UPTD Leuwimunding Majalengka Health Center. The population of cases that pregnant women who are anemic as many as 155 people and population control is not anemic pregnant women as many as 2,708 people, for the case and control samples as many as 151 people. Data collection is done by filling in a questionnaire in the form of closed questions given to pregnant women who meet the sampling and examination Hb directly using MUAC measurement uses cyanment and metline.

Results: The results of statistical tests for knowledge of p value = 0.000 (p <0.05) and OR of 1.4 (95% CI 1.9 to 6.0) which means that there is a relationship between knowledge of the incidence of anemia in pregnant women in The working area of the health center UPTD Leuwimunding Majalengka. Meanwhile, the results of statistical tests for nutritional status p value = 0.006 (p <0.05) and OR of 2.8 (95% CI 1.3 to 6.0) which means that there is a relationship between the nutritional status of maternal anemia pregnant working in the area of health center UPTD Leuwimunding Majalengka.

(2)

PENDAHULUAN Latar Belakang

Anemia dalam kehamilan merupakan salah satu masalah kesehatan yang banyak dialami dan cukup tinggi berkisar antara 10-20% (Prawihardjo, 2005 : 450). Menurut World Health Organization (WHO) kejadian anemia saat hamil berkisar antara 20% sampai 89% dengan menetapkan Hemoglobin (Hb) 11 gr % sebagai dasarnya. Angka anemia kehamilan di Indonesia menunjukkan nilai yang cukup tinggi sekitar 67% dari semua ibu hamil dengan variasi tergantung pada daerah masing-masing. Sekitar 10-15% tergolong anemia berat yang sudah tentu akan mempengaruhi tumbuh kembang janin dalam rahim (Manuaba, 2008 : 29).

Di Jawa Barat pada tahun 2012 angka kejadian anemia pada ibu hamil masih terbilang cukup tinggi yaitu sekitar 40-43% kasus pada ibu hamil yang menderita anemia (Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat, 2012:17). Menurut data Dinas Kesehatan Kabupaten Majalengka pada tahun 2012 jumlah ibu hamil yang mengalami anemia sebanyak 1.885 ibu hamil atau sebesar 8,30% dari 22.688 ibu hamil (Dinas Kesehatan Majalengka, 2012:64). Menurut data Dinas Kesehatan Kabupaten Majalengka puskesmas dengan kejadian anemia paling tinggi adalah Puskesmas Leuwimunding.

Berdasarkan data dari UPTD Puskesmas Leuwimunding Kabupaten Majalengka didapatkan jumlah ibu hamil yang mengalami anemia pada tahun 2012 sebanyak 211 orang atau sebesar 7,57% dari 2786 ibu hamil dan pada tahun 2013 jumlah ibu hamil yang mengalami anemia sebanyak 155 orang atau sebesar 5,41% dari 2863 ibu hamil. Masih adanya ibu hamil yang mengalami anemia diperlukan suatu kajian untuk mengetahui faktor risiko anemia pada ibu hamil.

Masalah gizi yang sering dihadapi ibu hamil, terutama bagi ibu hamil di usia remaja yaitu Kurang Energi Kronis (KEK), anemia tablet Fe, pertambahan berat badan kurang selama hamil, dan tinggi badan berisiko. Status gizi ibu hamil berpengaruh terhadap berat badan lahir bayi yang ternyata sangat erat hubungannya dengan tingkat kesehatan bayi selanjutnya dan angka kematian bayi (Almatsier, dkk. 2011:162)

Kurangnya pengetahuan sering dijumpai sebagai faktor yang penting dalam masalah defisiensi zat besi. Hal ini dapat terjadi karena masyarakat kurang mampu dalam menerapkan informasi tentang tablet Fe dalam kehidupan sehari-hari. Pengetahuan yang meningkat dapat mengubah persepsi masyarakat tentang penyakit. Meningkatnya pengetahuan juga dapat mengubah kebiasaan masyarakat dari yang positif menjadi yang lebih positif, selain itu juga pengetahuan akan membentuk kepercayaan (Notoatmodjo, 2007:53).

Berdasarkan hasil studi pendahuluan di wilayah kerja UPTD Puskesmas Leuwimunding pada bulan Februari 2014 terhadap 20 ibu hamil didapatkan sebanyak 12 orang (60%) berpengetahuan kurang tentang anemia pada kehamilan dan sebanyak 8 orang (40%) berpengetahuan baik tentang anemia.

Berdasarkan dari latar belakang di atas maka peneliti tertarik untuk meneliti “Hubungan Antara Pengetahuan dan Status Gizi dengan Kejadian Anemia pada Ibu Hamil di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Leuwimunding Kabupaten Majalengka tahun 2014”.

Tujuan Penelitian

Tujuan umum dari penelitian ini adalah diketahuinya hubungan antara pengetahuan dan status gizi dengan

(3)

kejadian anemia pada ibu hamil di wilayah kerja UPTD Puskesmas Leuwimunding Kabupaten Majalengka. Sedangkan tujuan khususnya adalah, pertama: diketahuinya gambaran pengetahuan ibu hamil tentang anemia di wilayah kerja UPTD Puskesmas Leuwimunding Kabupaten Majalengka. Kedua: diketahuinya gambaran status gizi ibu hamil di wilayah kerja UPTD Puskesmas Leuwimunding Kabupaten Majalengka. Ketiga: diketahuinya gambaran kejadian

anemia pada ibu hamil di wilayah kerja UPTD Puskesmas Leuwimunding Kabupaten Majalengka. Keempat: diketahuinya hubungan antara pengetahuan dengan kejadian anemia pada ibu hamil di wilayah kerja UPTD Puskesmas Leuwimunding Kabupaten Majalengka. Kelima: diketahuinya hubungan antara status gizi dengan kejadian anemia pada ibu hamil di wilayah kerja UPTD Puskesmas Leuwimunding Kabupaten Majalengka.

METODE PENELITIAN Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian analitik kuantitatif dengan menggunakan pendekatan / desain case control.

Populasi dan Sampel

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti (Notoatmodjo, 2010:115). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu hamil di wilayah kerja UPTD Puskesmas Leuwimunding Kabupaten Majalengka tahun 2013 yaitu sebesar 2863 orang. Populasi kasus yaitu ibu hamil yang tidak mengalami anemia sebanyak 155 orang dan populasi kontrol adalah ibu hamil tidak anemia yaitu sebanyak 2.708 orang.

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Notoatmojo, 2010: 115). Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian ibu yang mengalami anemia di wilayah kerja UPTD Puskesmas Lewimunding tahun 2013 sebagai kasus yaitu sebanyak 151 orang dan sebagian ibu hamil yang tidak anemia di wilayah kerja UPTD Puskesmas Lewimunding tahun 2013 sebagai kontrol sebanyak 151 orang.

Teknik pengambilan sampel untuk kasus dan kontrol adalah dengan cara simple randomsampling yaitu sampel yang diambil secara acak dari populasi, yaitu dengan cara membuat penomeran pada kertas kecil kemudian lakukan pengundian

sampai didapat jumlah sampel masing-masing untuk kasus dan kontrol.

Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar kuesioner dengan menggunakan data primer yaitu data yang diambil dari responden langsung. Dengan terlebih dahulu meminta persetujuan dari responden.

Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini telah dilaksanakan di wilayah kerja UPTD Puskesmas Leuwimunding Kabupaten Majalengka Kabupaten Majalengka, adapun waktunya dilaksanakan pada bulan Mei tahun 2014.

Pengolahan Data

Langkah-langkah pengolahan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1) Editing (Penyuntingan Data) Hasil observasi data yang diperoleh atau dikumpulkan melalui pengamatan perlu disunting (edit) terlebih dahulu. Kalau ternyata masih ada data yang kurang atau tidak lengkap dan tidak mungkin dilakukan pencarian lagi, maka data tersebut dikeluarkan (drop out). 2) Membuat lembaran kode

(Coding Sheet) atau Kartu Kode (Coding Sheet)

Lembaran atau kartu kode adalah instrument berupa kolom-kolom

(4)

untuk merekam data secara manual. Lembaran atau kartu kode berisi nomer responden dan nomer-nomer pertanyaan.

3) Memasukan data (Data Entry) Yakni mengisi kolom-kolom atau kotak-kotak lembar kode atau kartu kode sesuai dengan jawaban masing-masing pertanyaan.

4) Pembersihan data

Apabila semua data dari setiap sumber data atau responden selesai dimasukan, perlu di cek kembali untuk kemungkinan-kemungkinan adanya kesalahan-kesalahan kode, ketidaklengkapan dan sebagainya, kemudian dilakukan pembetulan atau koreksi proses ini disebut pembersihan data (data cleaning).

Teknik Analisa Data

Analisa data dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak SPSS. Langkah-langkah analisis data, yaitu : a. Analisa Univariat

Analisas univariat bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan karakter setiap variabel penelitian. Bentuk analisis univariat menggunakan distribusi frekuensi relatif dari tiap variabel yang diteliti, dengan rumus sebagai berikut :

%

100

x

n

f

p

Keterangan : P = Proporsi f = Frekuensi Kategori n = Jumlah sampel

Tabel 1. Distribusi Masing-Masing Variabel

Variabel F %

Jumlah

Interpretasi datanya sebagai berikut :

Tabel 2. Interpretasi Data Penelitian

No Skala pengukuran Interpretasi

1 0 Tidak ada satu pun responden 2 1% - 25% Sebagian kecil responden 3 26% - 49% Kurang dari setengah responden 4 50% Setengahnya dari responden 5 51% - 75% Lebih dari setengah responden 6 76% - 99% Sebagian besar responden 7 100% Seluruh responden (Sumber : Arikunto, 2006:131)

(5)

Analisis bivariat yang di lakukan terhadap dua variabel yang di duga berhubungan atau berkolerasi antara lain variabel bebas (pengetahuan dan status gizi) dan variabel terikat (kejadian anemia). Untuk mengetaui hubungan tersebut di gunakan uji hipotesa. Uji hipotesa yang digunakan adalah uji chi square dengan nilai α = 0,05.

Adapun syarat penggunaan uji chi square adalah sebagai berikut :

1.

Jumlah sampel > 30

2.

Tidak boleh ada sel yang mempunyai nilai harapan kecil dari 1(satu)

3.

Tidak lebih dari 20% sel yang mempunyai nilai harapan kecil dari 5 (lima). Kalau hal ini ditemui didalam suatu tabel kontingensi,dengan ukuran tabelnya > 2 x 3, maka diperlukan penggabungan. Cara menanggulanginya adalah dengan menggabungkan nilai 2 kategori menjadi 1 kategori. Artinya kategori dari variabel dikurangi sehingga kategori

yang nilai harapannya kecil dapat digabung ke kategori lain. Namun untuk tabel 2x2 hal ini tidak dapat dilakukan sehingga solusinya dengan menggunakan uji Fisher Exact. Kaidah keputusan uji hipotesis

adalah sebagai berikut: a) Nilai p value < α, maka H0

ditolak yang berarti ada hubungan yang bermakna antara variabel bebas dengan variabel terikat. b) Nilai p value > α, maka H0

gagal di tolak yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara variabel bebas dengan variabel terikat.

c) Mengetahui Besarnya Resiko (OR) Kasus

Hasil uji statistik dengan menggunakan tabel kontingensi dapat diketahui besarnya resiko kejadian anemia menurut variabel bebas yang dapat dilihat dari nilai Odds Ratio (OR).

HASIL PENELITIAN Hasil Penelitian

1. Gambaran Pengetahuan Ibu Hamil di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Leuwimunding Kabupaten Majalengka Tahun 2014

Tabel 1 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Ibu Hamil yang Mengalami Anemia di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Leuwimunding Kabupaten Majalengka Tahun 2014

No Pengetahuan f %

1 Kurang 81 26.8

2 Baik 221 73.2

(6)

Berdasarkan tabel 1 didapatkan ibu hamil yang berpengetahuan kurang sebesar 81 orang (26.8%) dan ibu hamil yang berpengetahuan baik sebesar 221 orang (73.2%). Hasil tersebut

menunjukkan bahwa ibu hamil di Wilayah kerja UPTD Puskesmas Leuwimunding tahun 2014 kurang dari setengahnya berpengetahuan kurang.

2. Gambaran Status Gizi Ibu Hamil di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Leuwimunding Kabupaten Majalengka Tahun 2014

Tabel 2 Distribusi Frekuensi Status Gizi Ibu Hamil di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Leuwimunding Kabupaten Majalengka Tahun 2014

No Status Gizi f %

1 Gizi Kurang 39 12.9

2 Gizi Baik 263 87.1

Jumlah 302 100.0

Berdasarkan tabel 2 didapatkan ibu hamil dengan status gizi kurang sebesar 39 orang (12,9%) dan ibu hamil dengan status gizi baik sebesar 263 orang (87,1%).

Hasil tersebut menunjukkan bahwa ibu hamil di wilayah kerja UPTD Puskesmas Leuwimunding Tahun 2014 sebagian kecil dengan status gizi kurang.

3. Gambaran Kejadian Anemia pada Ibu Hamil di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Leuwimunding Kabupaten Majalengka Tahun 2014

Tabel 3 Distribusi Frekuensi Kejadian Anemia pada Ibu Hamil di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Leuwimunding Kabupaten Majalengka Tahun 2014

No Anemia Pada Ibu Hamil f %

1 Anemia 151 50.0

2 Tidak Anemia 151 50.0

Jumlah 302 100.0

Berdasarkan tabel 3 didapatkan ibu hamil yang mengalami anemia sebesar 151 orang (50%) dan ibu hamil yang tidak anemia sebesar 151 orang

(50%). Hasil tersebut menunjukkan bahwa ibu hamil di wilayah kerja UPTD Puskesmas Leuwimunding Kabupaten Majalengka setengah responden mengalami anemia. 4. Hubungan antara Pengetahuan dan Status Gizi dengan Kejadian Anemia pada Ibu

Hamil di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Leuwimunding Kabupaten Majalengka tahun 2014

(7)

Tabel 4 Hubungan antara Pengetahuan dan Status Gizi dengan Kejadian Anemia pada Ibu Hamil di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Leuwimunding Kabupaten Majalengka tahun 2014

Hasil analisis hubungan pengetahuan dengan kejadian anemia pada ibu hamil diperoleh bahwa ada sebanyak 58 dari 151 (38,4%) ibu yang berpengetahuan kurang dan mengalami anemia, sedangkan diantara ibu yang berpengetahuan kurang ada 23 dari 151 (15,2%) yang tidak mengalami anemia. Hasil uji statistik diperoleh nilai p=0,000 maka dapat disimpulkan ada perbedaan proporsi ibu berpengetahuan kurang pada ibu yang mengalami anemia dan tidak anemia (ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan kejadian anemia).

Dari hasil analisis diperoleh nilai OR=1,4 artinya ibu yang berpengetahuan kurang mempunyai peluang 1,4 kali akan mengalami kejadian anemia dibandingkan

dengan yang berpengetahuan baik.

Hasil analisis hubungan status gizi dengan kejadian anemia pada ibu hamil diperoleh bahwa ada sebanyak 28 dari 151 (18.5%) ibu yang status gizi kurang dan mengalami anemia, sedangkan diantara ibu yang status gizi kurang ada 11 dari 151 (7.3%) yang tidak mengalami anemia. Hasil uji statistik diperoleh nilai p=0,006 maka dapat disimpulkan ada perbedaan proporsi ibu berpengetahuan kurang pada ibu yang mengalami anemia dan tidak anemia (ada hubungan yang signifikan antara status gizi dengan kejadian anemia).

Dari hasil analisis diperoleh nilai OR=2,8 artinya ibu yang status gizi kurang mempunyai peluang 2,8 kali akan mengalami kejadian anemia dibandingkan dengan yang status gizi baik.

No

Pengetahuan dan Status Gizi

Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil Total OR CI 95% p val ue Anemia (Kasus) Tidak Anemia (Kontrol) n % n % n % 1 Pengetahuan Kurang 58 38.4 23 15.2 81 26. 8 1,4 (1,9-6,0) 0,000 2 Pengetahuan Baik 93 61.6 128 84.8 221 73. 2 3 Status Gizi Kurang 28 18.5 11 7.3 39 12. 9 2,8 (1,3-6,0) 0,006 4 Status Gizi Baik 123 81.5 140 92.7 263 87.

1

Jumlah 151 100 151 100 302 10

(8)

PEMBAHASAN

1. Gambaran Pengetahuan Ibu Hamil di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas

Leuwimunding Kabupaten

Majalengka Tahun 2014

Berdasarkan hasil penelitian pada faktor pengetahuan di wilayah kerja UPTD Puskesmas Leuwimunding Kabupaten Majalengka tahun 2014 menunjukkan bahwa ibu hamil di wilayah kerja UPTD Puskesmas Leuwimunding tahun 2014 sebagian kecil berpengetahuan kurang.

Pengetahuan merupakan faktor penting dalam menentukan perilaku seseorang, karena pengetahuan dapat menimbulkan perubahan persepsi dan kebiasaan masyarakat. Pengetahuan yang meningkat dapat mengubah persepsi masyarakat tentang penyakit. Meningkatnya pengetahuan juga dapat mengubah kebiasaan masyarakat dari yang positif menjadi yang lebih positif, selain itu juga pengetahuan akan membentuk kepercayaan (Notoatmodjo, 2007:58).

Apabila penerimaan perilaku baru atau adopsi perilaku melalui proses seperti ini, dimana didasari oleh pengetahuan, kesadaran dan sikap yang positif, maka perilaku tersebut akan bersifat langgeng (long lasting). Sebaliknya, apabila perilaku itu tidak didasari oleh pengetahuan dan kesadaran akan tidak berlangsung lama. Jadi pentingnya pengetahuan disini adalah dapat menjadi dasar dalam merubah perilaku sehingga perilaku itu langgeng (Notoatmodjo, 2003:121).

Menurut Anggarini (2011:204) kurangnya pengetahuan sering dijumpai sebagai faktor yang penting dalam masalah defisiensi zat

besi. Hal ini dapat terjadi karena masyarakat kurang mampu dalam menerapkan informasi tentang tablet Fe dalam kehidupan sehari-hari. Status gizi ibu sebelum dan selama hamil dapat mempengaruhi pertumbuhan janin yang sedang dikandung.

Petugas kesehatan agar memberikan konseling pada ibu hamil yang berpengetahuan kurang dan menganjurkan ibu untuk melakukan pemeriksaan secara rutin untuk mengantisipasi risiko anemia.

2. Gambaran Status Gizi Ibu Hamil di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas

Leuwimunding Kabupaten

Majalengka Tahun 2014

Berdasarkan hasil penelitian didapatkan sebagian kecil ibu hamil di wilayah kerja UPTD Puskesmas Leuwimunding Tahun 2014 dengan status gizi kurang yaitu sebesar 12,9% dan ibu hamil dengan status gizi baik sebesar 87,1%. Ibu hamil dengan status gizi kurang akan berdampak pada timbulnya gangguan kesehatan seperti anemia. Status gizi adalah ukuran keberhasilan dalam pemenuhan nutrisi untuk ibu hamil. Status gizi juga didefinisikan sebagai status kesehatan yang dihasilkan oleh keseimbangan antara kebutuhan dan masukan nutrient. Gizi ibu hamil adalah makanan sehat dan seimbang yag harus dikonsumsi ibu selama masa kehamilannya, dengan porsi dua kali makan orang yang tidak hamil (Yuliansyah, 2009:48).

Masalah gizi yang sering dihadapi ibu hamil, terutama bagi ibu hamil di usia remaja yaitu Kurang Energi Kronis (KEK), anemia tablet Fe, pertambahan berat badan kurang selama hamil, dan tinggi

(9)

badan berisiko. Status gizi ibu hamil berpengaruh terhadap berat badan lahir bayi yang ternyata sangat erat hubungannya dengan tingkat kesehatan bayi selanjutnya dan angka kematian bayi (Almatsier, dkk. 2011:162).

Upaya petugas kesehatan difokuskan kepada ibu dengan status gizi kurang untuk mengurangi risiko terjadinya anemia dengan memberikan konseling dan pemeriksaan secara intensif untuk mengetahui deteksi dini risiko persalinan dengan anemia.

3. Gambaran Kejadian Anemia pada Ibu Hamil di Wilayah Kerja UPTD

Puskesmas Leuwimunding

Kabupaten Majalengka Tahun 2014

Berdasarkan hasil penelitian pada ibu hamil di wilayah kerja UPTD Puskesmas Leuwimunding Kabupaten Majalengka Tahun 2014 didapatkan setengah responden ibu hamil mengalami kejadian anemia.

Anemia dalam kehamilan merupakan salah satu masalah kesehatan yang banyak dialami dan cukup tinggi berkisar antara 10-20% (Prawihardjo, 2005 : 450). Menurut World Health Organization (WHO) kejadian anemia saat hamil berkisar antara 20% sampai 89% dengan menetapkan Hemoglobin (Hb) 11 gr % sebagai dasarnya.

Masalah gizi yang sering dihadapi ibu hamil, terutama bagi ibu hamil di usia remaja yaitu Kurang Energi Kronis (KEK), anemia tablet Fe, pertambahan berat badan kurang selama hamil, dan tinggi badan berisiko. Status gizi ibu hamil berpengaruh terhadap berat badan lahir bayi yang ternyata sangat erat hubungannya dengan tingkat kesehatan bayi selanjutnya dan

angka kematian bayi (Almatsier, dkk. 2011:162).

Kurangnya pengetahuan sering dijumpai sebagai faktor yang penting dalam masalah defisiensi zat besi. Hal ini dapat terjadi karena masyarakat kurang mampu dalam menerapkan informasi tentang tablet Fe dalam kehidupan sehari-hari. Pengetahuan yang meningkat dapat mengubah persepsi masyarakat tentang penyakit. Meningkatnya pengetahuan juga dapat mengubah kebiasaan masyarakat dari yang positif menjadi yang lebih positif, selain itu juga pengetahuan akan membentuk kepercayaan (Notoatmodjo, 2007:53).

Menurut Anggarini (2011:204) menyebutkan bahwa faktor lain penyebab anemia adalah pengetahuan, tingkat pendidikan, pekerjaan, umur, status gizi dan suku bangsa. Kurangnya pengetahuan sering dijumpai sebagai faktor yang penting dalam masalah defisiensi zat besi. Hal ini dapat terjadi karena masyarakat kurang mampu dalam menerapkan informasi tentang tablet Fe dalam kehidupan sehari-hari. Status gizi ibu sebelum dan selama hamil dapat mempengaruhi pertumbuhan janin yang sedang dikandung. Bila status gizi ibu normal pada masa sebelum dan selama hamil kemungkinan besar akan melahirkan bayi yang sehat, cukup bulan dengan berat badan normal. Gizi kurang pada ibu hamil dapat menyebabkan risiko dan komplikasi pada ibu antara lain: anemia, perdarahan, berat badan ibu tidak bertambah secara normal.

Perlunya upaya penjelasan terhadap ibu dan keluarga oleh petugas kesehatan agar risiko kejadain anemia dapat dicegah. Ibu

(10)

hamil agar dengan rutin memeriksakan kehamilan sesuai jadwal kunjungan kehamilan.

4. Hubungan antara Pengetahuan dan Status Gizi dengan Kejadian Anemia pada Ibu Hamil di Wilayah

Kerja UPTD Puskesmas

Leuwimunding Kabupaten

Majalengka Tahun 2014

Berdasarkan hasil penelitian didapatkan hasil uji statistik menunjukkan nilai p=0,000 (p<0,05) yang berarti ada hubungan antara pengetahuan dengan kejadian anemia pada ibu hamil di wilayah kerja UPTD Puskesmas Leuwimunding Kabupaten Majalengka Tahun 2014. Dari nilai odds ratio (OR) sebesar 3,4 (CI 95% 1,9-6,0) menunjukkan bahwa ibu hamil dengan pengetahuan kurang mempunyai peluang 3,4 kali lebih besar akan mengalami anemia dibandingkan ibu hamil dengan pengetahuan baik.

Pengetahuan merupakan faktor penting dalam menentukan perilaku seseorang, karena pengetahuan dapat menimbulkan perubahan persepsi dan kebiasaan masyarakat. Pengetahuan yang meningkat dapat mengubah persepsi masyarakat tentang penyakit. Meningkatnya pengetahuan juga dapat mengubah kebiasaan masyarakat dari yang positif menjadi yang lebih positif, selain itu juga pengetahuan akan membentuk kepercayaan (Notoatmodjo, 2007:58)

Penanggulangan masalah anemia gizi besi saat ini terfokus pada pemberian tablet tambah darah (Fe) pada ibu hamil. Ibu hamil harus mendapat tablet tambah darah 90 tablet selama kehamilannya. Pemenuhan kebutuhan tablet Fe

pada ibu hamil berkaitan erat dengan tinggi rendahnya pengetahuan ibu tentang kebutuhan tablet Fe. Tingkat pengetahuan ibu tentang kebutuhan tablet Fe adalah kemampuan seorang ibu dalam memahami konsep dan prinsip serta informasi yang berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan tablet Fe.

Apabila penerimaan perilaku baru atau adopsi perilaku melalui proses seperti ini, dimana didasari oleh pengetahuan, kesadaran dan sikap yang positif, maka perilaku tersebut akan bersifat langgeng (long lasting). Sebaliknya, apabila perilaku itu tidak didasari oleh pengetahuan dan kesadaran akan tidak berlangsung lama. Jadi pentingnya pengetahuan disini adalah dapat menjadi dasar dalam merubah perilaku sehingga perilaku itu langgeng (Notoatmodjo, 2003:121).

Menurut Anggarini (2011:204) kurangnya pengetahuan sering dijumpai sebagai faktor yang penting dalam masalah defisiensi zat besi. Hal ini dapat terjadi karena masyarakat kurang mampu dalam menerapkan informasi tentang tablet Fe dalam kehidupan sehari-hari. Status gizi ibu sebelum dan selama hamil dapat mempengaruhi pertumbuhan janin yang sedang dikandung.

Petugas kesehatan agar memberikan konseling kepada ibu hamil yang berpengetahuan kurang karena sangat berisiko mengalami anemia dan melakukan detkesi dini adanya gejala anemia. Ibu hamil apabila mengalami gejala anemia agar segera menghubungi petugas kesehatan untuk pemeriksaan lebih lanjut.

Sedangkan untuk status gizi, berdasarkan hasil penelitian

(11)

didapatkan hasil uji statistik menunjukkan nilai p=0,006 (p<0,05) yang berarti ada hubungan antara status gizi dengan kejadian anemia pada ibu hamil di wilayah kerja UPTD Puskesmas Leuwimunding Kabupaten Majalengka Tahun 2014. Dari nilai odds ratio (OR) sebesar 2,8 (CI 95% 1,3-6,0) menunjukkan bahwa ibu hamil dengan status gizi kurang mempunyai peluang 2,8 kali lebih besar akan mengalami anemia dibandingkan ibu hamil dengan status gizi baik.

Ibu hamil dengan gizi buruk juga cenderung lemah dan kurang nafsu makan. Jika hal ini terjadi selama kehamilan, risiko yang dapat muncul adalah pendarahan. Ibu hamil juga berisiko tinggi terkena infeksi, selain mengalami anemia dengan kadar hemoglobin kurang dari normal (11 mg/dL). Wanita hamil butuh zat besi sekitar 40 mg per hari atau dua kali lipat kebutuhan kondisi tidak hamil. Pada banyak wanita hamil, anemia gizi besi disebabkan oleh konsumsi makanan yang tidak memenuhi syarat gizi dan kebutuhan yang meningkat. Selain itu, kehamilan berulang dalam waktu singkat (Yuliansyah, 2009:51).

Kejadian anemia pada ibu hamil disebabkan salah satunya asupan gizi pada saat hamil, dimana asupan gizi pada saat hamil berpengaruh pada pemenuhan kebutuhan zat besi, terutama terjadi pada trimester II dan III karena pada ini terjadi peningkatan ekspansi massa sel darah merah, maka kebutuhan akan zat besi bertambah, sedangkan ibu hamil tidak menyadari hal ini akan berdampak pada Kejadian anemia (Muryanti, 2006:341).

Menurut Berger (1998) dalam Supariasa (2008) selain asupan zat besi yang kurang dari makanan, anemia dapat terjadi karena pada masa kehamilan terjadi perubahan yang berhubungan dengan darah sehingga mengakibatkan turunnya kadar Hb di dalam darah.

Petugas kesehatan dalam upaya mengurangi risiko anemia pada ibu hamil dengan status gizi kurang agar memberikan konseling tentang pentingnya pemenuhan gizi dan melaksanakan program pemenuhan tablet Fe dan pada ibu hamil agar secara intensif melakukan pemeriksaan kehamilan.

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut :

1. Setengah responden ibu hamil di wilayah kerja UPTD Puskesmas Leuwimunding Kabupaten Majalengka mengalami anemia. 2. Kurang dari setengahnya ibu hamil

di wilayah kerja UPTD Puskesmas Leuwimunding tahun 2014 berpengetahuan kurang.

3. Sebagian kecil ibu hamil di wilayah kerja UPTD Puskesmas Leuwimunding Tahun 2014 dengan status gizi kurang.

4. Hasil uji statistik didapatkan nilai p=0,000 (p<0,05) dan OR sebesar 1,4 (CI 95% 1,9-6,0) yang berarti ada hubungan antara pengetahuan dengan kejadian anemia pada ibu hamil di Wilayah kerja UPTD

(12)

Puskesmas Leuwimunding Kabupaten Majalengka Tahun 2014 5. Hasil uji statistik didapatkan nilai

p=0,006 (p<0,05) dan OR sebesar 2,8 (CI 95% 1,3-6,0) yang berarti ada hubungan antara status gizi dengan kejadian anemia pada ibu hamil di wilayah kerja UPTD Puskesmas Leuwimunding Kabupaten Majalengka Tahun 2014

Saran

1. Bagi Lahan Penelitian / Puskesmas

Pada pengelola program kesehatan wilayah kerja UPTD Puskesmas Leuwimunding khususnya program kesehatan ibu perlu strategi lain dalam merencanakan program penyuluhan kesehatan pada umumnya melalui kegiatan konseling secara rutin dan penambahan sarana dan prasaran informasi

2. Bagi Institusi Pendidikan

Institusi pendidikan dalam hal ini STIKes YPIB diharapkan lebih menambah pustaka dan

literatur kesehatan ataupun aspek lainnya yang berhubungan dengan kebutuhan mahasiswa dalam melakukan penelitian

3. Bagi Ibu Hamil

Ibu-ibu hamil agar sering memeriksakan kehamilannya ke tenaga kesehatan secara teratur untuk mendeteksi adanya kelainan yang membahayakan ibu dan janinnya dan menambah pemahaman tentang penyakit anemia dan upaya pencegahannya.

4. Bagi Peneliti

Perlunya dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai faktor risiko yang berhubungan dengan kejadian anemia dengan jumlah responden yang lebih banyak, dan mencoba metode analisis yang berbeda.

5. Bagi Profesi Kebidanan

Agar meningkatkan upaya pencegahan anemia pada ibu hamil melalui asuhan kebidanan sesuai standar, pendidikan kesehatan kepada ibu hamil dan memberikan keterampilan pada mahasiswa kebidanan dalam bentuk seminar.

(13)

DAFTAR PUSTAKA

Almatsier, S. (2001). Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Anggarini, (2011). Kehamilan Dengan Anemia. (http://anggarini.staff.uns.ac.id)\ Diakses pada tanggal 7 Januari 2014.

Arief, (2008). Panduan Lengkap Kehamilan Dan Kelahiran Sehat. Jogjakarta : AR Group

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Edisi Revisi VI. Jakarta: PT Rineka Cipta Departemen Kesehatan RI, (2010). Profil Kesehatan Indonesia 2010. Jakarta : Depkes RI.

Departemen Kesehatan RI, (2012). Laporan Pendahuluan Kemenkes RI. Jakarta : Depkes RI Dinas Kesehatan Jawa Barat, (2012). Profil Kesehatan Jawa Barat. Bandung : Dineks Jabar.

Dinas Kesehatan Majalengka, (2012). Profil Kesehatan Majalengka 2012. Majalengka : Dineks Majalengka Hidayat (2005). Pengantar ilmu keperawatan anak 1. Jakarta: Salemba Medika

Herlina. (2008). Faktor Resiko Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil Di Wilayah kerja Puskesmas Bogor.

www.jurnal.ilmiah.com. Diakses 12 Februari 2014.

Manuaba, I G.B. (2007). Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta: Buku Kedokteran EGC

Manuaba, I G.B, (2008). Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan & Keluarga Berencana Untuk Pendidikan Bidan. Jakarta: EGC

Manuaba, I G.B, (2010). Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, dan KB Untuk. Pendidikan Bidan. Ed.2. Jakarta : EGC

Muryanti, (2006). Hasil Survei Kesehatan Ibu.www.bkkbn.com. Diakses 12 Februari 2014 Nugraheny, (2010). Asuhan Kebidanan Patologi. Yogyakarta: Pustaka Rihama

Notoatmodjo, S. (2003). Pendidikan Dan Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka. Cipta. Notoatmodjo, S, (2007). Promosi Kesehatan dan Ikmu Perilaku. Jakarta ; Cipta. Jakarta. Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta Prawihardjo, S. (2005). Ilmu Kebidanan. Jakarta : YBSP

Prawihardjo, S, (2010). Ilmu kebidanan. Jakarta : YBSP

Rukiyah (2010). Asuhan neonatus bayi dan anak balita. Jakarta: CV Trans Info Media

Royadi (2011). Tinjauan Teori Anemia Pada Kehamilan. http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/133/jtptunimus-gdl-yuliapuspi-6648-3-babii.pdf Suhardjo, (2003). Berbagai Cara Pendidikan Gizi. Jakarta: PT Bumi Aksara

Supariasa, (2005). Penilaian Status Gizi. Jakarta : Penerbit Kedokteran EGC Sulistyaningsih. (2011). Metode Penelitian Kebidanan. Jakarta : Graha Ilmu

Sekaran, U. (2006). Metodologi Penelitian untuk Bisnis, Edisi 4, Buku 1, Jakarta: Salemba Empat Undang-Undang Kesehatan Nomor 36 Tahun (2009). Jakarta : Depkes RI

(14)

Varney, H. (2007). Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Edisi 4, Volume 2. Jakarta : EGC Waryana, (2010). Gizi Reproduksi. Pustaka Rihama : Yogyakarta

Winkjosastro, (2005). Ilmu Kebidanan, Yogyakarta: Yayasan Bina Pustaka

Wasnidar. (2007). Buku Saku Anemia Pada Ibu Hamil Dan Konsep Penatalaksanaan. Jakarta : Trans Info Media

Gambar

Tabel 1. Distribusi Masing-Masing Variabel
Tabel  4  Hubungan  antara  Pengetahuan  dan  Status  Gizi  dengan  Kejadian  Anemia  pada  Ibu  Hamil  di  Wilayah  Kerja  UPTD  Puskesmas  Leuwimunding Kabupaten Majalengka tahun 2014

Referensi

Dokumen terkait

Seperti yang telah tersebut dari permasalahan di atas, Pelabuhan di kota singkawang mengalami permasalahan berupa sudah tidak layaknya bangunan-bangunan pelabuhan yang

A vizsgálat igazolta a lixisenatid ( versus placebo) cardio vascularis biztonságosságát, miután az elsődleges összevont végpont (cardiovascularis halál, nem végzetes

Sarung tangan yang kuat, tahan bahan kimia yang sesuai dengan standar yang disahkan, harus dipakai setiap saat bila menangani produk kimia, jika penilaian risiko menunjukkan,

Explosif kekuatan adalah kemampuan sebuah otot atau untuk mengatasi beban dengan kecepatan yang tinggi dalam suatu gerakan.. Kekuatan endurance adalah kemampuan daya

Hubungan Persepsi Dengan Pemberian Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) Pada Bayi Umur 6–24 Bulan Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 81 responden tentang hubungan

Rendahnya korelasi yang terjadi pada variabel jarak lahan dan jumlah bibit terhadap respon petani dalam mengusahakan tembakau di kabupaten Sidoarjo adalah jarak lahan

Hasil penelitian sidik lintas antara komponen hasil dengan hasil biji kedelai yang dilakukan oleh Pandey dan Torrie (1973) menunjukkan bahwa jumlah polong per unit area panen dan

Bagaimana Allah mau berbicara kepada pribadinya kalau mereka sendiri tidak pernah menelaah (menyelidiki) Alkitab padahal mereka adalah anak-anak Tuhan yang harus diberi