• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN YURIDIS PERANAN BUKTI FORENSIK DAN LAPORAN INTELEJEN PADA TAHAP PENYIDIKAN TINDAK PIDANA TERORISME DI KOTA MEDAN (STUDI DI POLRESTA MEDAN)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "TINJAUAN YURIDIS PERANAN BUKTI FORENSIK DAN LAPORAN INTELEJEN PADA TAHAP PENYIDIKAN TINDAK PIDANA TERORISME DI KOTA MEDAN (STUDI DI POLRESTA MEDAN)"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

TINJAUAN YURIDIS PERANAN BUKTI FORENSIK

DAN LAPORAN INTELEJEN PADA TAHAP PENYIDIKAN

TINDAK PIDANA TERORISME DI KOTA MEDAN

(STUDI DI POLRESTA MEDAN)

SKRIPSI

Diajukan untuk melengkapi tugas-tugas

dan memenuhi syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Hukum

OLEH :

FADILLAH ZULKARNAEN

NIM : 080221007

DEPARTEMEN HUKUM PIDANA

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

TINJAUAN YURIDIS PERANAN BUKTI FORENSIK

DAN LAPORAN INTELEJEN PADA TAHAP PENYIDIKAN

TINDAK PIDANA TERORISME DI KOTA MEDAN

(STUDI DI POLRESTA MEDAN)

SKRIPSI

Diajukan untuk melengkapi tugas-tugas dan

memenuhi syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Hukum

Oleh

FADILLAH ZULKARNAEN

NIM : 080221007

DEPARTEMEN HUKUM PIDANA

Disetujui oleh

Ketua Departemen Hukum Pidana

H.Abul Khair, SH, M.Hum

NIP. 1961070221989031001

Dosen Pembimbing I

Dosen Pembimbing II

H.Abul Khair, SH, M.Hum

Nurmalawaty, SH, M.Hum

NIP. 1961070221989031001

NIP. 196209071988112001

(3)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur Penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,

karena kasih dan anugerah-Nya pada akhirnya skripsi ini dapat selesai juga

ditengah – tengah kesibukan perkuliahan.

Skripsi ini berjudul “TINJAUAN YURIDIS PERANAN BUKTI

FORENSIK DAN LAPORAN INTELEJEN PADA TAHAP PENYIDIKAN

TINDAK PIDANA TERORISME DI KOTA MEDAN (STUDI DI

POLRESTA MEDAN)”. Penulisan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi

persyaratan dalam rangka mencapai gelar Sarjana Hukum di Departemen

Hukum Pidana Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.

Skripsi ini saya persembahkan untuk Istri dan Anak-anaku tercinta,

Kedua Orang Tua saya, dan seluruh jajaran Kepolisian di Polresta Medan

yang telah mendukung penulis selama perkuliahan berupa materi dan moril.

Dalam proses penulisan skripsi ini, Penulis mengucapkan

terima-kasih yang sebesar besarnya kepada:

1.

Bapak Prof. Dr. Runtung Sitepu, SH, M.Hum selaku Dekan

Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.

2.

Bapak Prof. Dr. Budiman Ginting, SH, M.Hum selaku Pembantu

Dekan I Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.

(4)

3.

Bapak Abul Khair, SH, M.Hum selaku Ketua Departemen Hukum

Pidana Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.

4.

Bapak Abul Khair, SH, M.Hum selaku Dosen Pembimbing I yang

telah banyak membimbing dan mengarahkan Penulis selama

proses penulisan skripsi.

5.

Ibu Nurmalawaty, SH, M.Hum selaku Dosen Pembimbing II yang

telah banyak membimbing dan mengarahkan Penulis selama

proses penulisan skripsi.

6.

Bapak / Ibu Dosen dan seluruh Staff Administrasi Fakultas

Hukum Universitas Sumatera Utara.

7.

Seluruh teman – teman ekstension Fakultas Hukum Universitas

Sumatera Utara 2008 yang tidak bisa disebutkan satu persatu.

Demikian Penulis sampaikan, kiranya skripsi ini dapat bermanfaat

untuk memperluas cakrawala berfikir kita semua.

Medan, Desember 2010

Penulis

(5)

TINJAUAN YURIDIS PERANAN BUKTI FORENSIK DAN LAPORAN INTELEJEN PADA TAHAP PENYIDIKAN

TINDAK PIDANA TERORISME DI KOTA MEDAN (STUDI DI POLRESTA MEDAN)

* Fadillah Zulkarnaen ** Abul Khair, SH, M.Hum

*** Nurmalawaty, SH, M.hum

Pemeriksaan suatu perkara pidana di dalam suatu proses peradilan pada hakekatnya adalah bertujuan untuk mencari kebenaran materiil (materiile waarheid) terhadap perkara tersebut. Hal ini dapat dilihat dari adanya berbagai usaha yang dilakukan oleh aparat penegak hukum dalam memperoleh bukti-bukti yang dibutuhkan untuk mengungkap suatu perkara baik pada tahap pemeriksaan pendahuluan seperti penyidikan dan penuntutan maupun pada tahap persidangan perkara tersebut.

Usaha-usaha yang dilakukan oleh para penegak hukum untuk mencari kebenaran materiil suatu perkara pidana dimaksudkan untuk menghindari adanya kekeliruan dalam penjatuhan pidana terhadap diri seseorang, hal ini sebagaimana ditentukan dalam Undang-undang No.14 Tahun 1970 tentang Ketentuan Pokok Kekuasaan Kehakiman pasal 6 ayat 2 yang menyatakan : “Tiada seorang juapun dapat dijatuhi pidana, kecuali apabila pengadilan karena alat pembuktian yang sah menurut Undang-undang mendapat keyakinan bahwa seseorang yang dianggap dapat bertanggung jawab, telah bersalah atas perbuatan yang dituduhkan atas dirinya”.

Dengan adanya ketentuan perundang-undangan diatas, maka dalam proses penyelesaian perkara pidana penegak hukum wajib mengusahakan pengumpulan bukti maupun fakta mengenai perkara pidana yang ditangani dengan selengkap mungkin. Adapun mengenai alat-alat bukti yang sah sebagaimana dimaksud diatas dan yang telah ditentukan menurut ketentuan perundang-undangan adalah sebagaimana diatur dalam

(6)

Undang-undang No.8 Tahun 1981 tentang Kitab Undang-undang Hukum Acara Pidana (KUHAP) pada pasal 184 ayat 1 yang menyebutkan :

“Alat bukti yang sah ialah : a. keterangan saksi ; b. keterangan ahli ; c. surat ;

d. petunjuk ;

e. keterangan terdakwa.”

Di dalam usaha memperoleh bukti-bukti yang diperlukan guna kepentingan pemeriksaan suatu perkara pidana Terorisme, seringkali para penegak hukum dihadapkan pada suatu masalah atau hal-hal tertentu yang tidak dapat diselesaikan sendiri dikarenakan masalah tersebut berada di luar kemampuan atau keahliannya. Dalam hal demikian maka bantuan seorang ahli sangat penting diperlukan dalam rangka mencari kebenaran materiil selengkap-lengkapnya bagi para penegak hukum tersebut.

Melihat tingkat perkembangan kasus terorisme yang terjadi di masyarakat saat ini, dapat dikatakan kejahatan terorisme telah berkembang dalam kuantitas maupun kualitas perbuatannya. Dari kuantitas kejahatan terorisme, hal ini dapat dilihat dengan semakin banyak media cetak maupun televisi yang memuat dan menayangkan kasus-kasus terorisme. Dari kualitas kejahatan terorisme, hal ini dapat dilihat dengan semakin beragamnya cara yang digunakan pelaku untuk melakukan tindak terorisme, berbagai kesempatan dan tempat-tempat yang memungkinkan terjadinya tindak terorisme.Mengungkap suatu kasus terorisme pada tahap penyidikan, akan dilakukan serangkaian tindakan oleh penyidik untuk mendapatkan bukti-bukti yang terkait dengan tindak pidana yang terjadi, berupaya membuat terang tindak pidana tersebut, dan selanjutnya dapat menemukan pelaku tindak pidana terorisme. Terkait dengan peranan ahli dalam membantu penyidik memberikan keterangan mengenai keadaan korban dan

(7)

tempat kejadian perkara (TKP) terorisme, hal ini merupakan upaya untuk mendapatkan bukti atau tanda pada korban dan tempat kejadian perkara (TKP) yang dapat menunjukkan bahwa telah benar terjadi suatu tindak pidana terorisme.

Keterangan ahli yang dimaksudkan tersebut dituangkan secara tertulis dalam bentuk surat hasil pemeriksaan laboratorium forensik yang disebut dengan visum et repertum. Menurut pengertiannya, Bukti Forensik diartikan sebagai laporan tertulis untuk kepentingan peradilan (pro yustisia) atas permintaan yang berwenang, yang dibuat oleh laboratorium forensik, terhadap segala sesuatu yang dilihat dan ditemukan pada pemeriksaan barang bukti, berdasarkan sumpah pada waktu menerima jabatan, serta berdasarkan pengetahuannya yang sebaik-baiknya.

Berdasarkan kenyataan mengenai pentingnya penerapan hasil Bukti Forensik dalam pengungkapan suatu kasus terorisme pada tahap penyidikan sebagaimana terurai diatas, hal tersebut melatarbelakangi penulis untuk mengangkatnya menjadi topik pembahasan dalam penulisan skripsi dengan judul “PERANAN BUKTI FORENSIK DAN LAPORAN INTELEJEN PADA TAHAP PENYIDIKAN DALAM MENGUNGKAP TINDAK PIDANA TERORISME (Studi di Kepolisian Resort Kota Medan) ”.

Dari uraian diatas,penulis mencoba mengangkat dua persolan terkait dengan pembuktian tindak pidana terorisme,khususnya yang terjadi diwilayah hukum Kepolisian Resort Kota Medan:

1. Bagaimana peranan bukti forensik dalam mengungkap tindak pidana terorisme pada tahap penyidikan ditinjau dari UU No.15 Tahun 2003 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme dan UU No.8 Tahun 1981 tentang Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP).

(8)

2. Peranan Kepolisian Resort kota Medan (Unit Jatanras) dalam mengumpulkan informasi dan keterangan lain guna melengkapi pembuktian yang terkait tindak pidana terorisme.

* Penulis

** Dosen Pembimbing I *** Dosen Pembimbing II

(9)

DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN ………...……….…..

i

KATA PENGANTAR ……….….

iv

ABSTRAKSI ...

v

DAFTAR ISI ……….…...

vi

BAB I : PENDAHULUAN ...

A.

Latar Belakang ...

B.

Permasalahan ...

C.

Tujuan dan Manfaat Penulisan ...

D.

Keaslian Penulisan ...

E.

Tinjauan Kepustakaan ...

1.

Definisi Terorisme ...

2.

Terorisme dalam Perspektif Kitab Undang-Undang

Hukum Pidana (KUHP) ...

3.

Terorisme dan Alat Bukti menurut Kitab Undang-

Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP) ...

4.

Pengertian Fungsi Intelejen dan Definisi

Laporan Intelejen. ...

F.

Metode Penilitian ...

G.

Sistematika Penulisan ...

BAB II: TINJAUAN YURIDIS BUKT FORENSIK DAN

LAPORAN INTELEJEN DALAM MENGUNGKAP TINDAK

(10)

PIDANA TERORISME PADA TAHAP PENYIDIKAN.

………

A.

Sebelum berlakunya UU No.15 Tahun 2003 tentang

Pemberantasan tindak Pidana terorisme. ……….…

B.

Dalam Undang-undang No.8 Tahun 1981 tentang

KUHAP. ……….…..

C.

Sistem Pembuktian, Beban Pembuktian, Alat Bukti

Dalam Undang – undang Nomor 15 Tahun 2003

Tentang Tindak Pidana Terorisme ...

D.

Dasar Hukum Laporan Intelejen ………..……

E.

Laporan Intelejen yang dapat dijadikan bukti

permulaan. ………...…

BAB III :PERANAN KEPOLISIAN RESORT KOTA MEDAN

(UNIT JATANRAS) DALAM MENGUMPULKAN

INFORMASI DAN KETERANGAN LAIN GUNA

MELENGKAPI PEMBUKTIAN YANG TERKAIT

TINDAK PIDANA TERORISME. ...

A.

Tinjauan Polresta Medan dan susunan fungsi unit

Jatanras. ...

B.

Kegiatan yang dilakukan dalam upaya mengumpulkan

alat bukti. ...

C.

Jaringan Intelejen dan pemberdayaan masyarakat...

D.

Kendala yang dihadapi Polresta Medan dalam -

mengumpulkan alat bukti terkait tindak pidana

Terorisme. ………

BAB IV : KESIMPULAN DAN SARAN ……….

A.

KESIMPULAN ………...

B.

SARAN ……….

DAFTAR PUSTAKA ………..

Referensi

Dokumen terkait

Kereta Api Indonesia (persero) DAOP IX Jember dapat dikatakan bahwa pelayanan yang diterima pelanggan kereta api Sritanjung kelas ekonomi AC adalah

• Multi-stakeholder partnerships motivate both leaders and laggards. They create platforms for encouraging those with limited commitment and for bringing progressive

Mengkaji implikatur serta konteks yang melatarbelakangi tuturan pada wacana kartun editorial “Oom Pasikom” dalam harian Kompas edisi September-November 2009. Mendeskripsikan

Gambar 4.11Mode Pembebanan Maximum Water Level Pada spillway Dengan Tipe Mercu

FINANCIAL DISTRESS PADA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN DAN KOTA DI

Beberapa hama dan penyakit nanas yang sering dijumpai di Kecamatan Ngancar yaitu hama uret, kutu putih, tikus, kera, penyakit layu (MWP), busuk pangkal batang, bercak kelabu,

Pengantar karya Tugas Akhir ini berjudul Perancangan Media Komunikasi Visual Kampanye Solo Sebagai Kota. Cinta ‘Bersepeda’ Melalui Event Solo

Rasa makanan yang telah berbentuk digital disebar ke media online dalam bentuk manuskrip yang berisi perintah ( input ) yang siap di download dan dilaksanakan