CURIOSITY
, PEMANFAATAN TEKNOLOGI, DAN
OPTIMISME MENGHADAPI MASA DEPAN
(Studi Kasus Kelas XI Bahasa MAN 1
Kabupaten Magelang Tahun 2016)
S K R I P S I
Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Melengkapi Syarat
guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)
Oleh:
AULIYA PUTRI ISDARYANTI
NIM: 111-13-295
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
vii
MOTTO
Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya aku ingat (pula) kepadamu[98], dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu
mengingkari (nikmat)-Ku.
“Barang siapa yang mencoba memperbaiki
dirinya dan ibadahnya, maka dia juga sedang
viii
PERSEMBAHAN
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat serta karuniaNya, skripsi ini penulis persembahkan untuk:
1. Bapak dan Ibuku tersayang, Indihartro dan Siti Banati yang senantiasa membimbing, merawat, mendidik dan memberikan kasih sayang sedari kecil sampai sekarang, semoga Allah SWT memberikan kesehatan, umur panjang dan rezeki yang barokah dan bermanfaat untuk beliau.
2. Tiga saudara kandungku, Anton Tri Susilo (Mas Aan), Satria Catur Nugroho (Mas Tiyak), Ahmad Farhan Bagus Santoso (Mas Bagus) yang selalu mendukung, membantu dan sayang kepadaku dari sejak aku kecil hingga dewasa kini. Tak lupa kepada saudara iparku Sofi Apriliyani (Mbak Sofi) isteri dari kakakku yang kedua yang selalu menasihatiku, dan kedua keponakanku Daniswara Fatih Al Malik (Danis) serta adiknya Albelano Raksa Ghani Al Khalifi (El) yang sangat aku sayangi pula. 3. Seluruh keluargaku yang selalu mendo‟akan dan memotivasi, agar dapat
menyelesaikan skripsi ini.
4. Bapak Dr.Imam Sutomo,M.Ag selaku dosen Pembimbing Skripsi. 5. Ketua Jurusan PAI, Ibu Siti Rukhayati, M.Ag.
6. Bapak dan Ibu dosen yang selalu membimbing dengan penuh kesabaran. 7. Sahabat-sahabatku yang selalu memotivasi, menyemangati, mendukung
dan menemani, Shinta Amalia, Setiati Prihatini, Arina Nurul Izza, Windi Lestiyanti, Siti Mahmudah dan masih banyak lagi yang tidak bisa ditulis satu persatu.
8. Teman-teman seperjuangan angkatan 2013, khususnya jurusan PAI yang
sudah mendo‟akan dan membantu terselesainya skripsi ini.
9. Muhammad Fadhil yang selalu memotivasi, membantu dan sering
mendo‟akan agar skripsi ini segera selesai.
10.Pihak-pihak lain yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang
ix
KATA PENGANTAR
ميحرلا نحمرلا للها مسب
Puji syukur alhamdulillahirobbil’alamin, penulis panjatkan kehadirat
Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, hidayah da ntaufiqnya, sehingga
penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Sholawat serta salam kami
haturkan kepada junjungan kita Nabi Agung Muhammad SAW, kepada keluarga,
sahabat, serta para pengikutnya yang selalu setia dan menjadikannya suri
tauladan, yang mana beliaulah satu-satunya umat manusia yang dapat
mereformasi umat manusia dari zaman kegelapan menuju zaman terang
benderang yakni dengan ajaran agama Islam.
Skripsi ini penulis susun dalam rangka memenuhi tugas dan melengkapi
syarat guna untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan. Adapun judul skripsi
iniadalah “CURIOSITY, PEMANFAATAN TEKNOLOGI, DAN
OPTIMISME MENGHADAPI MASA DEPAN (Studi Kasus Kelas XI Bahasa MAN 1 Kab. Magelang Tahun 2016)”.
Penulisan skripsi ini tidak lepas dari berbagai pihak yang telah
memberikan dukungan moril maupun materil. Oleh karena itu, dengan penuh
kerendahan hati, penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. H. Rahmat Hariyadi, M.Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga
2. Bapak Suwardi, M.Pd. selaku Dekan FakultasTarbiyah dan Ilmu Keguruan
x
3. Ibu Siti Rukhayati, M. Ag. Selaku Ketua Jurusan PAI IAIN Salatiga
4. Bapak Dr. Imam Sutomo, M.Ag., yang selalu sabar menyempatkan waktunya
untuk membimbing dan membina saya dalam proses pembuatan skripsi ini.
5. Seluruh Dosen Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Jurusan PAI IAIN
Salatiga yang telah berkenan memberikan ilmu pengetahuan ketarbiyahan
kepada penulis dan pelayanan hingga studi ini dapat selesai.
6. Bapak dan Ibu tercinta yang selalu memberikan dukungan baik moril maupun
spiritual serta senantiasa berkorban dan berdoa demi tercapainya cita-cita.
7. Saudara-saudara dan sahabat-sahabat semua yang telah membantu
memberikan dukungan dalam penyelesaian skripsi ini.
8. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu yang telah
membantu dalam penulisan skripsi ini.
Semoga amal mereka diterima sebagaiama ibadah oleh Allah SWT serta
mendapatkan balasan yang berlipat ganda. Penulis sadar bahwa dalam penulisan
ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnan. Oleh karena itu, dengan
kerendahan hati penulis mohon saran dan kritik yang sifatnya membangun demi
kesempurnaan penulisan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi
penulis khususnya maupun pembaca pada umumnyadan memberikan sumbangan
bagi pengetahuan dunia pendidikan. Amin yarobbal „alamin.
xi
ABSTRAK
Isdaryanti Putri, Auliya. 2017. Curiosity, Pemanfaatan Teknologi, dan Optimisme Menghadapi Masa Depan (Studi Kasus Kelas XI Bahasa MAN 1 Kab. Magelang Tahun 2016)
Kata Kunci: Curiosity, Pemanfaatan Teknologi dan Optimisme Menghadapi Masa Depan
Penelitian ini membahas tentang tingkat curiosity (rasa ingin tahu), tingkat pemanfaatan teknologi dan tingkat optimisme menghadapi masa depan pada siswa-siswi kelas XI Bahasa MAN 1 Magelang. Seberapa tinggi tingkat curiosity (rasa ingin tahu) siswa yang dapat mempengaruhi tingkat optimisme siswa dalam menghadapi masa depan, Seberapa besar pengaruh pemanfaatan teknologi pada optimisme siswa dalam menghadapi masa depan. Dan bagaimana pengaruh curiosity (rasa ingin tahu) dan pemanfaatan teknologi siswa dapat mempengaruhi tingkat optimisme mereka dalam menghadapi tantangan di masa yang akan datang.
Penelitian ini menggunakan metode observasi berupa pengumpulan angket/ kuesioner yang disebarkan kepada responden, seluruh siswa siswi kelas XI Bahasa MAN 1 Kabupaten Magelang tahun 2016. Uji validitas untuk mengukur ketepatan instrumen yang akan disebarkan. Uji realibilitas untuk mengukur kemantaban instrumen yang disebarkan. Uji regresi sebagai pengukur keterkaitan antara variabel satu dengan yang lainnya. Uji statistik t untuk mengetahui masing-masing koefisien regresi signifikan atau tidak terhadap variabel dependen , dan Uji statistik f bertujuan untuk menguji simultalita pengaruh parsial atau bersama-sama variabel. Hipotesis penelitian ini bahwa tidak ada pengaruh antara curiosity, pemanfaatan teknologi, terhadap optimisme menghadapi masa depan siswa kelas XI Bahasa MAN 1 Magelang. Pengolahan data diuji menggunakan SPSS 24.0 for windows.
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN BERLOGO ... ii
HALAMAN DEKLARASI ... iii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... iv
HALAMAN NOTA PEMBIMBING ... v
HALAMAN PENGESAHAN ... vi
MOTTO ... vii
PERSEMBAHAN ... viii
KATA PENGANTAR ... x
ABSTRAK ... xii
DAFTAR ISI ... xiii
DAFTAR TABEL ... xvii
DAFTAR LAMPIRAN ... xviii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 8
C. Tujuan Penelitian ... 8
D. Kegunaan Penelitian ... 9
E. Definisi Operasional ... 10
F. Sistematika Penulisan ... 13 BAB II KAJIAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA
xiii
A. Kajian Pustaka (Kajian Terdahulu) ... 15
B. Landasan Teori ... 17
1. Curiosity ... 17
a. Pengertian Curiosity ... 17
b. Aspek-aspek Curiosity... ... 18
2. Pemanfaatan Teknologi ... 20
a. Pengertian Pemanfaatan ... 20
b. Pengertian Teknologi ... 21
c. Pengertian Pemanfaatan Teknologi ... 22
d. Aspek-aspek Pemanfaatan Teknologi... ... 23
3. Optimisme Menghadapi Masa Depan... . 24
a. Pengertian Optimisme... . 24
b. Pengertian Masa Depan... 26
c. Ruang Lingkup Orientasi Masa Depan... 27
d. Pengertian Optimisme Menghadapi Masa Depan... ... 27
e. Aspek-aspek Optimisme Menghadapi Masa Depan... ... 28
C. Kerangka Berpikir ... 30
D. Hipotesis Penelitian ... 31
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 32
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 32
C. Populasi dan Sampel ... 32
D. Variabel Penelitian ... 34
E. Instrumen Penelitian ... 35
F. Uji Coba Instrumen Penelitian ... 37
G. Metode Pengumpulan Data ... 42
H. Teknis Analisis Data ... 43
xiv
A. Gambaran Umum Subjek penelitian ... 44
1. Sejarah Singkat Berdirinya MAN 1 Kab. Magelang ... 44
2. Letak Geografis MAN 1 Kab. Magelang ... 46
3. Luas lahan Lingkungan MAN 1 Kab. Magelang... ... 48
4. Visi dan Misi MAN 1 Kab. Magelang ... 49
5. Tujuan MAN 1 Kab. Magelang ... 52
6. Manajemen MAN 1 Kab. Magelang ... 53
B. Deskripsi Data ... 56
C. Analisis Data ... 73
1. Uji Regresi Liner Berganda ... 74
2. Uji Determinan R2 ... 75
3. Uji Statistik T ... 76
4. Uji Statistik F ... 78
D. Pembahasan ... 81
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 84
B. Saran ... 85
xv
DAFTAR TABEL
1. Tabel 3.1 Sebaran Item Pertanyaan... ... 30
2. Tabel 4.1 Rekapitulasi Jumlah Siswa MAN 1 Magelang ... 46
3. Tabel 4.2 Sarana dan Prasarana MAN 1 Magelang ... 48
4. Tabel 4.3 Perhitungan Deskripsi Statistik ... 49
5. Tabel 4.4 Curiosity 1 ... 50
6. Tabel 4.5 Curiosity 2 ... 52
7. Tabel 4.6 Curiosity 3 ... 54
8. Tabel 4.7 Pemanfaatan Teknologi 1 ... 55
9. Tabel 4.8 Pemanfaatan Teknologi 2 ... 57
10.Tabel 4.9 Pemanfaatan Teknologi 3 ... 58
11.Tabel 4.10 Optimisme Menghadapi Masa Depan 1 ... 60
12.Tabel 4.11 Optimisme Menghadapi Masa Depan 2... ... 62
13.Tabel 4.12 Optimisme Menghadapi Masa Depan 3 ... 63
14.Tabel 4.13 Uji Regresi linear berganda ... 66
15.Tabel 4.14 Uji Determinan R2... 67
16.Tabel 4.15 Uji Statistik T... 68
17.Tabel 4.16 Uji Statistik F... 69
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
1.Angket Penelitian
2.Data Murni
3.Uji Validitas
4.Uji Realibilitas
5.Uji Regresi Linear Berganda
6.Uji Deterninan R2
7.Uji Statistik T
8.Uji Statistik F
9.Data Riwayat Hidup
10.Surat Penunjuk Pembimbing
11.Lembar Konsultasi Asli
12.Surat Ijin Penelitian
13.Surat Telah Melaksanakan Penelitian
1 BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Manusia adalah makhluk Tuhan yang paling sempurna. Manusia
dikaruniai alat indera dan akal pikiran, sehingga manusia dibedakan
dengan makhluk lainnya di muka bumi ini. Hal ini sesuai dengan ayat al
Quran dalam Surah At Tiin [95]:4 yang berbunyi:
Artinya: “Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya”.
Dalam ayat keempat surah at tiin di atas menjelaskan bahwa Allah
SWT menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya yakni
dalam bentuk yang bagus baik lahir maupun batin di antara makhluk yang
ada di bumi. Selain bentuk yang baik, manusia juga dikaruniai akal yang
tidak dikaruniakan kepada makhluk lain. Dengan akal yang dikaruniakan
Allah SWT, manusia dapat membedakan yang baik dan buruk.
Dengan hal ini, manusia menjadi mempelajari satu, dua atau lebih
beberapa hal lainnya. Manusia mempelajari satu persatu apa yang
mendasari suatu hal itu dikatakan baik dan suatu hal itu dikatakan buruk.
Dengan mencari tahu suatu hal, manusia dikatakan belajar. Menurut
Hakim sesuai yang dikutip oleh Fathurrohman (2007:6) belajar merupakan
2
tersebut ditampakkan dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas
tingkah laku. Sementara menurut R.Gagne sesuai yang dikutip Susanto
(2013:1) belajar dapat didefinisikan sebagai suatu proses dimana suatu
organisme berupa perilakunya sebagai akibat pengalaman. Beberapa
pendapat tokoh di atas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu
perubahan seseorang yang mencangkup pengetahuan, kecakapan, tingkah
laku dan belajar itu diperoleh dari latihan (pengalaman) serta keingin
tahuan.
Sudah menjadi kodrat manusia untuk memilki rasa ingin tahu.
Curiosity (rasa ingin tahu) merupakan karakter yang dimiliki oleh setiap
manusia. Rasa ingin tahu menjadikan manusia selalu berfikir dan memilki
hasrat ingin mengetahui segala hal.
Curiosity merupakan hasrat yang berkaitan dengan perilaku
manusia, seperti manusia ingin mencoba, meneliti maupun belajar sesuatu.
Dalam kehidupan, manusia dituntut untuk memiliki knowledge curiosity
(rasa ingin tahu pada pengetahuan) “karena semua ilmu dibangun dari rasa
ingin tahu”, ujar mantan Menteri Pendidikan Nasional Indonesia yang
menjabat pada tanggal 22 Oktober 2009 sampai 20 Oktober 2014 yaitu
Prof. Dr. Ir. Muhammad Nuh, DEA dalam kuliah tamunya di hadapan
ratusan mahasiswa Program Pasca Sarjana Universitas Brawijaya
(PPS-UB) pada Sabtu 6 Maret 2010.1
1
3
Sikap rasa ingin tahu diperlukan manusia untuk mendorong agar
seorang manusia dapat tertarik untuk mempelajari serta menggali
informasi dalam mempelajari sesuatu. Menurut Daryanto dan Darmiatun
(2013:138) rasa ingin tahu adalah sikap dan tindakan yang selalu berupaya
untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas dari sesuatu yang
dipelajari, dilihat dan didengar.
Dalam Al-Qur‟an Surat Al-„Alaq ayat 1-5 yang berbunyi
(1) Bacalah dengan (menyebut) nama tuhanmu yang menciptakan. (2) Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah.
(3) Bacalah, dan tuhanmulah yang paling pemurah. (4) Yang mengajar (manusia) dengan perantara kalam. (5) Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahui.
Dari ayat di atas, dapat dijelaskan bahwa Allah mengajar manusia
dengan perantaraan tulis baca. Dimana tulis dan baca itu adalah kunci dari
ilmu pengetahuan. Manusia mendapat pendidikan untuk menjadikan
dirinya dari tidak tahu menjadi tahu. Membaca dan menulis digunakan
sebagai cara untuk membuka begitu banyak wawasan pengetahuan
4
Dalam al-Qur‟an pun Allah telah menjelaskan demikian, berarti
manusia memang dituntut untuk mencari tahu tentang ilmu pengetahuan,
perantaranya bermacam-macam. Jika dalam ayat tersebut Allah
mengajarkan manusia melalui perantara tulis baca dengan kata ayat
pertama surat tersebut yakni “bacalah”, maka selanjutnya manusia belajar
untuk mencari tahu cara membaca satu tulisan yang tercantum dalam surah
al „alaq ayat pertama tersebut, sehingga bukan hanya sekedar mengira-ira
namun benar-benar belajar bagaimana cara membaca tulisan tersebut.
Benar-benar belajar bagaimana mengetahui sesuatu hal juga dapat
dinamakan keingintahuan. Rasa ingin tahu tentang pengetahuan, di dasari
oleh sifat manusia yang tidak selalu puas pada apa yang telah diperoleh.
Bentuk-bentuk curiosity dapat berupa mencari tahu tentang hal-hal baru
seperti pengamatan pada alam sekitar, hewan atau manusia-manusia lain
yang perlu diamati dari sifat, perilaku, kepribadian dan lain sebagainya.
Rasa ingin tahu ini merupakan pendorong utama di balik disiplin ilmu lain
dari studi manusia.
Curiosity may be defined as a desire to know, to see, or to experience that motivates exploratory behaviour directed towards the acquisition of new information. (Litman & Jimerson, 2004: 793)
Menurut Litman dan Jimerson dalam Jurnal Cognition and emotion
karya Jordan A. Litman mengatakan bahwa curiosity (rasa ingin tahu)
dapat didefinisikan sebagai keinginan untuk mengetahui, untuk melihat,
atau mengalami suatu hal yang dapat memotivasi perilaku eksplorasi yang
5
Dengan sifat manusia yang selalu ingin tahu dengan berbagai hal,
manusia tentu akan bertanya mengenai kehidupannya di masa sekarang
begitu juga pada masa yang akan datang. Banyak hal yang akan mereka
pikirkan dan akan mereka cari tahu bagaimana mereka akan menghadapi
kehidupannya pada masa sekarang ini yang dilengkapi dengan berbagai
kondisi, dan mengatasi kehidupan mereka di masa yang akan datang.
Manusia akan memikirkan bagaimana mengatasi kehidupan di
masa datang dengan kondisi yang berbeda dengan masa sekarang,
bagaimana mereka akan memikirkan tentang karier, pendidikan,
kehidupan bermasyarakat, kondisi lingkungan masyarakat, kondisi
pemerintahan, bahkan untuk menemukan pasangan hidup.
Pemikiran mereka melalui pertanyaan-pertanyaan dalam
menghadapi kehidupan mereka ini merupakan langkah untuk mendapatkan
pengetahuan. Setelah manusia mendapatkan ilmu pengetahuan maka
mereka mampu memikirkan cara atau usaha yang bagaimana yang harus
mereka tempuh untuk memenuhi kebutuhan dalam kelangsungan hidup.
Selain menggunakan ilmu pengetahuan, pemanfaatan teknologi yang kini
sudah berkembang juga dapat membantu manusia untuk memudahkan
mencari ilmu pengetahuan.
Aplikasi teknologi informasi dan komunikasi yang merupakan
pengembangan teknologi diantaranya adalah media komputer. Komputer
merupakan aplikasi dari teknologi berbasis infromasi dan komunikasi yang
6
informasi yang bermanfaat dengan memproses, menyajikan dan mengelola
informasi. Sebagaimana menurut Munir (2011:33), pertama,
menggantikan peran manusia dengan melakukan kegiatan otomasi suatu
tugas atau proses tertentu. Kedua, memperkuat peran manusia yaitu
menyajikan informasi, tugas atau proses. Ketiga, melakukan restrukturisasi
atau melakukan perubahan-perubahan terhadap suatu tugas atau proses.
Pemanfaatan teknologi, khususnya teknologi informasi dan
komunikasi akan mengatasi ketertinggalan perkembangan dari Negara
maju. Selain itu pemanfaatan teknologi bagi dunia pendidikan
memberikan kontribusi untuk mempercepat pemerataan kesempatan
belajar dan meningkatkan mutu pendidikan, dengan cara menyediakan
informasi selengkap-lengkapnya.
Sebuah media dalam teknologi dapat digunakan sebagai alat bantu
untuk menyampaikan informasi dari seseorang kepada orang lain. Media
merupakan alat atau sarana yang digunakan untuk menyalurkan informasi.
Salah satu bentuk produk dari teknologi adalah internet yang
berkembang pesat di penghujung abad ke 20 dan di ambang abad ke 21.
Dengan adanya internet telah memberikan dampak yang cukup besar
terhadap kehidupan umat manusia dalam berbagai aspek dan dimensi
kehidupan.
Dengan memanfaatkan teknologi, rasa ingin tahu mereka
berkembang menjadi daya pikir yang mampu menyesuaikan dengan
7
manusia untuk berfikir maju menuju kehidupan mereka di masa
mendatang.
Selain itu, manusia diarahkan untuk berfikir di masa depan tentang
apa yang akan terjadi, seberapa yakin jika kehidupan di masa mendatang
akan lebih baik atau tidak, hal ini dikaitkan dengan optimisme manusia
untuk menghadapi masa depan.
Optimisme menurut Ubaedy (2009) yakni kecenderungan batin
untuk merencanakan aksi, peristiwa, atau hasil yang lebih baik. Optimisme
yakni berpikir positif bahwa suatu peristiwa yang akan terjajdi itu dapat
membahagiakan. Dalam Islam hampir sepadan dengan kata husnudzan,
yakni selalu berpikiran positif terhadap sesuatu yang terjadi ataupun
sesuatu yang belum atau akan terjadi.
Sikap optimisme sangatlah penting dalam diri manusia
dikarenakan, jika manusia selalu berpikir positif terhadap semua hal, maka
dalam benak pikirannya akan merasa tenang, dan dapat membantu
manusia untuk melukiskan bagaimana kejadian yang akan dialami
nantinya atau di masa depan.
Dengan tingginya sikap keingintahuan tentang sesuatu dan
pemanfaatan teknologi manusia dituntut untuk mencari tahu bagaimana
menghadapi masa depan. Untuk berpikir positif tentang masa mendatang,
tentunya manusia akan mencari tahu harus bagaimana kehidupannya di
masa mendatang, manusia dapat membentuk kehidupannya di masa
8
Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti ingin melakukan
penelitian mengenai Curiosity dan pemanfaatan teknologi dalam
menghadapi masa mendatang dengan judul “CURIOSITY,
PEMANFAATAN TEKNOLOGI, DAN OPTIMISME MENGHADAPI
MASA DEPAN” (Studi Kasus Siswa kelas XI Bahasa Man 1 Kabupaten
Magelang).
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas maka rumusan masalah dalam penelitian
ini adalah:
1. Bagaimana curiosity (rasa ingin tahu) siswa kelas XI Bahasa MAN
1 Kab. Magelang tahun pelajaran 2016/2017 ?
2. Bagaimana pemanfaatan teknologi siswa kelas XI Bahasa MAN 1
Kab. Magelang tahun pelajaran 2016/2017 ?
3. Bagaimana tingkat optimisme siswa kelas XI Bahasa MAN 1 Kab.
Magelang tahun pelajaran 2016/2017 dalam menghadapi masa
depan?
4. Bagaimana pengaruh curiosity, pemanfaatan teknologi terhadap
optimisme menghadapi masa depan pada siswa kelas XI Bahasa
MAN 1 Kab. Magelang tahun pelajaran 2016/2017 ?
C. Tujuan Penelitian
9
1. Untuk mengetahui bagaimana curiosity (rasa ingin tahu) siswa
kelas XI Bahasa MAN 1 Kab. Magelang tahun pelajaran
2016/2017.
2. Untuk mengetahui bagaimana pemanfaatan teknologi siswa kelas
XI Bahasa MAN 1 Kab. Magelang tahun pelajaran 2016/2017.
3. Untuk mengetahui tingkat optimisme siswa kelas XI Bahasa MAN
1 Kab. Magelang tahun pelajaran 2016/2017 dalam menghadapi
masa depan.
4. Untuk mengetahui pengaruh curiosity, pemanfaatan teknologi
terhadap optimisme menghadapi masa depan pada siswa kelas XI
Bahasa MAN 1 Kab. Magelang tahun pelajaran 2016/2017.
D. Kegunaan Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi yang
jelas dan diharapkan dapat memberikan manfaat secara teoritis maupun
praktis,antara lain:
1. Manfaat teoretis
a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan bagi
perkembangan ilmu dan pengetahuan terutama yang berkaitan
dengan curiosity, teknologi dan optimisme siswa menghadapi masa
depan.
b. Memberikan informasi kepada pembaca mengenai ada atau
tidaknya hubungan antara tingkat curiosity dan pemanfaatan
10
c. Memberikan pengetahuan serta pandangan mengenai masa depan
dengan adanya curiosity yang mereka miliki dan pemanfaatan
teknologi.
d. Menjadikan bahan masukan atau referensi kepada peneliti-peneliti
selanjutnya yang membahas tentang curiosity, pemanfaatan
teknologi dan optimisme menghadapi masa depan.
2. Manfaat praktis
a. Peneliti mendapatkan pengalaman langsung untuk mengetahui
hubungan antara tingkat curiosity dan pemanfaatan teknologi
dalam optimisme siswa dalam menghadapi masa depan.
b. Jika terbukti bahwa tingkat curiosity dan pemanfaatan teknologi
dapat mempengaruhi optimisme siswa dalam menghadapi masa
depan, maka penelitian ini dapat dilanjutkan untuk meningkatkan
curiosity siswa dan pemanfaatan teknologi, agar siswa semakin
optimis dalam menghadapi masa depan.
E. Definisi Operasional
Untuk menghindari interpretasi yang salah dalam membatasi ruang
lingkup pembahasan dalam penelitian ini perlu di jelaskan istilah yang
terkandung dalam judul penelitian. Dalam penelitian ini penulis
menggunakan 3 variabel, yaitu sebagai berikut:
1. Curiosity (Rasa Ingin Tahu)
Menurut Santrock (2001:302) dalam Jurnal Psikologi karya
11
perkembangan motif intrinsik yaitu: self-determination, curiosity,
challenge, effort. Salah satu dari karakteristik tersebut ialah curiiosity.
Curiosity ialah kecenderungan untuk mengetahui dan menguasai
sesuatu yang cukup besar dari dalam diri sendiri.
Menurut Carin dalam Ismawati dkk (2014:23) menyebutkan
bahwa curiosity didefinisikan sebagai keingintahuan dan kebutuhan
seseorang untuk memperoleh jawaban dari suatu pertanyaan atau
hal-hal yang menimbulkan keingintahuan yang mendalam.
Jadi curiosity dapat didefinisikan sebagai karakter yang
dimiliki oleh setiap manusia bersifat naluri yang menginginkan
adanya keingintahuan dalam segala hal sebagai jawaban dari
pertanyaan-pertanyaan yang manusia pikirkan. Setelah mengetahui
jawaban dari semua pertanyaan tersebut, maka akan menemukan
kebenaran yang akan manusia pakai sebagai dasar untuk
melangsungkan kehidupannya, karena dalam kehidupan tidak hanya
mencangkup satu atau dua hal saja, akan tetapi beribu atau bahkan
beratus juta hal.
Definisi operasional tentang curiosity (rasa ingin tahu) yakni
merupakan suatu dorongan yang kuat akan kebutuhan, rasa haus atau
hasrat untuk mengetahui, melihat dan adanya motivasi perilaku
penelaahan untuk mendapatkan informasi baru yang berasal dari
12
dalam diri siswa. Dalam domain kognitif memiliki manfaat untuk
mencpitakan berfikir kritis dan berfikir kreatif bagi siswa. Rasa ingin
tahu merupakan salah satu dari sikap ilmiah siswa.
2. Pemanfaatan Teknologi
Menurut Miarso (2004:184) dalam Jurnal Kebijakan dan
Pengembangan Pendidikan, mengatakan bahwa faktor yang
berpengaruh atau mendukung terwujudnya proses pembelajaran yang
berkualitas dalam upaya mencapai tujuan pendidikan, salah satu
diantaranya adalah penggunaan atau pemanfaatan teknologi informasi
dan komunikasi dalam proses pendidikan dan pembelajaran.
Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi dalam
pembelajaran dilakukan dalam rangka meningkatkan efektivitas dalam
pelaksanaan proses pembelajaran yang pada akhirnya diharapkan
dapat meningkatkan hasil belajar siswa serta mutu individu para
peserta didik dalam hal penggunaan teknologi secara lebih tepat dan
bermanfaat.
3. Optimisme
Optimisme adalah kemampuan untuk mengendalikan diri
untuk tetap berfikir positif akan pencapaian terhadap tujuan dan
mampu menyelesaikan suatu rancangan yang telah disusun.
Menurut Seligman (dalam Siti Aisyah, 2015:1) menyatakan
13
atau kegagalan hanya bersifat sementara, tidak mempengaruhi semua
aktivitas dan bukan mutlak disebabkan diri sendiri tetapi bisa situasu,
nasib atau orang lain.
Menurut Ubaydillah sesuai yang dikutip oleh Siti Aisyah
(2015:2) mengatakan bahwa optimisme mengandung dua pengertian,
yang pertama optimisme dipandang sebagai doktrin hidup yang
mengajarkan untuk meyakini adanya kehidupan yang lebih baik
(memiliki harapan) dan yang kedua, optimisme berarti kecenderungan
batin untuk merencanakan aksi, peristiwa atau hasil yang lebih baik.
Optimis berarti meyakini adanya kehidupan yang lebih baik dan
keyakinan itu digunakan untuk menjalankan aksi (sebagai drive/
dorongan/ energi) yang lebih baik guna meraih hasil yang lebih baik.
F. Sistematika Penulisan
Dalam penelitian ini penulis mengajukan pembahasan beberapa
bab yang berisi keterkaitan tentang studi kasus yang penulis teliti. Penulis
memberikan gambaran sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Pendahuluan merupakan bab pertama dalam skripsi yang
mengantarkan pembaca untuk dapat menjawab pertanyaan
apa yang diteliti, untuk apa, dan mengapa penelitian
tersebut dilakukan. Bab pendahuluan ini memuat: Latar
14
Manfaat Penelitian (Manfaat Teoritis & Manfaat Praktis),
Definisi Operasional dan Sistematika Penulisan.
BAB II KAJIAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA
BERPIKIR, DAN HIPOTESIS PENELITIAN
Bab ini berisi tentang kajian pustaka (merupakan kajian
dari penelitian terdahulu), landasan teori (merupakan telaah
teoretik terhadap pokok permasalahan / variabel penelitian),
kerangka berpikir (merupakan alur berpikir yang memberi
penjelasan tentang keterkaitan antara variabel penelitian)
dan hipotesis penelitian.
BAB III METODE PENELITAN
Bab ini memuat tentang jenis penelitian, lokasi dan waktu
penelitian, populasi dan sampel, variabel penelitian,
instrumen penelitian, uji coba instrumen penelitian, metode
pengumpulan data, dan teknik analisis data.
BAB IV DESKRIPSI DATA, ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Bab ini berisi deskripsi data, analisis dan pembahasan
mengenai hasil penelitian yang telah dilakukan oleh
peneliti.
BAB V PENUTUP
15 BAB II
KAJIAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS PENELITIAN
A. Kajian Pustaka
Kajian pustaka berisi tentang telaah terhadap penelitian terdahulu
(prior research) yang relevan dengan permasalahan dan variabel yang
diteliti. Kajian pustaka dimaksudkan untuk memperkaya wawasan peneliti
tentang tema atau fokus kajian dan menghindari duplikasi penelitian.
Kajian pustaka dapat diangkat dari berbagai sumber seperti jurnal
penelitian, disertasi, tesis, skripsi, laporan penelitian, buku teks, makalah,
laporan seminar dan diskusi ilmiah, terbitan-terbitan resmi pemerintah dan
lembaga-lembaga lain.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan beberapa sumber
untuk dijadikan referensi sebagai acuan dalam melakukan penelitian,
sebagai berikut:
1. Penelitian oleh Shinta Maya Endah Budi Andini (2015) dengan Judul
“Hubungan Karakter Curiosity, Vitality, Self-Regulation, dan Hope
dengan Prokrastinasi Akademik pada Mahasiswa yang Sedang
Mengerjakan Skripsi di UIN Sunan Kalijaga”. Hasil penelitian
menyatakan bahwa karakter curiosity, vitality, self-regulation dan
hope secara bersama-sama memberi sumbangan efektif sebesar 59%
terhadap prokrastinasi akademik. Karakter curiosity mempunyai
16
karakter vitality mempunyai korelasi negatif sebsar -10,259 dengan
taraf signifikansi (p) = 0,000, karakter self-regulation mempunyai
korelasi negatif sebesar -14,326 dengan signifikansi (p) = 0,000
sedangkan karakter hope mempunyai korelasi negatif sebesar -9,215
dengan signifikansi (p) = 0,000. Sehingga hipotesis yang diajukan
dalam penelitian ini diterima.
2. Penelitian oleh Rifki Hamdani (2014) dengan Judul “Pengaruh
Pemanfaatan Teknologi Informasi Terhadap Kinerja Pegawai UIN
Sultan Syarif”. Berdasarkan penelitian, hasil uji regresi linear
sederhana diperoleh persamaan Y=5.848 = 0.691x. kemudian
berdasarkan uji t diperoleh nilai thitung 4.018> ttabel 1.995 atau tingkat
signifikan 0.000< 0.005, yang artinya variabel pemanfaatan teknologi
informasi (X) secara uji t berpengaruh signifikan terhadap kinerja
pegawai (Y) di UIN Sultan Syarif Kasim Riau. Berdasarkan
perhitungan nilai Koefisien Determinasi (R2) diperoleh nilai R Squere
sebesar 0.194. Hal ini menunjukkan bahwa secara keseluruhan
pemanfaatan teknologi informasi memberikan pengaruh signifikan
terhadap kinerja pegawai sebesar 19,4% sedangkan sisanya sebesar
80,6% diperngaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam
penelitian ini.
3. Penelitian oleh Amelia Farina (2015) dengan Judul “Pengaruh
Pelatihan Optimisme Masa Depan Terhadap Penurunan Tingkat
17
Menjalani Skripsi di UIN Sunan Kalijaga”, Berdasarkan penelitian,
hasil analisis menggunakan Wilcoxon Signed Rank Test menunjukkan
nilai p=0.043 (p<0.05), sedangkan hasil analisis menggunakan Mann
Whitney U menunjukkan nilai p=0.032 (p<0.05). Sehingga penelitian
ini menunjukkan bahwa pelatihan optimisme masa depan berpengaruh
terhadap penurunan tingkat kecemasan mendapatkan pekerjaan pada
mahasiswa yang sedang menjalani skripsi.
B. Landasan Teori
1. Curiosity
a. Pengertian Curiosity
Menurut Samani dan Hariyanto (2012:104), Curiosity (rasa
ingin tahu) merupakan keinginan untuk menyelidiki dan mencari
pemahaman terhadap rahasia alam. Curiosity ialah rasa ingin tahu
yang dimiliki dan diperlukan seseorang untuk mendorongnya
belajar.
Sulistyowati (2012:74) mengatakan bahwa curiosity (rasa
ingin tahu) adalah sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk
mengetahui lebih mendalam pada materi yang dipelajarinya.
Karakter curiosity ini diperlukan bagi setiap individu khususnya
18 b. Aspek-aspek dalam Curiosity
1) Cinta Ilmu Pengetahuan
Ilmu pengetahuan adalah seluruh usaha sadar untuk
menyelidiki, menemukan dan meningkatkan pemahaman
manusia dari berbagai segi kenyataan dalam alam manusia
(Van Peursen, 2008:7-11).
Mencintai ilmu pengetahuan berarti seseorang
melakukan apapun untuk mencari ilmu pengetahuan, seseorang
dengan senang atau tidak merasa terpaksa untuk mempelajari
segala hal yang berkenaan dengan pengetahuan. Seseorang
menggunakan waktu serta tenaganya untuk mencapai sesuatu
yang diinginkan yakni ilmu pengetahuan.
Dalam aspek cinta ilmu pengetahuan ini, peneliti ingin
mengetahui tingkat cuirosity melalui tingkat kecintaan siswa
tentang ilmu pengetahuan. Jika seseorang tingkat kecintaan
terhadap ilmu pengetahuannya tinggi maka rasa ingin
tahunyapun juga tinggi.
2) Pemanfaatan Waktu
Waktu ialah sesuatu yang penting dan ada dalam
kehidupan manusia. Waktu sebagai tanda bahwa kehidupan itu
berjalan terus menerus. Pemanfaatan waktu ialah perencanaan
19
ditarget untuk mencapai tujuan tersebut dalam jarak atau
jumlah waktu yang ditentukan.
Pemanfaatan waktu atau efisiensi waktu menurut
Mulyamah (1987:3) ialah suatu ukuran dalam membandingkan
rencara penggunaan masukan dengan penggunaan yang
direalisasikan atau perkataan lain penggunaan yang
sebenarnya.
Dalam variabel curiosity, pemanfaatan waktu masuk
dalam salah satu dari 3 indikator dikarenakan untuk melihat
tingkat curiosity siswa bagaimana seorang siswa dapat
memanfaatkan waktu dengan sebaik mungkin untuk mencari
tahu tentang sesuatu atau untuk belajar mengenai sesuatu.
3) Kreativitas
Menurut Kamus Webster dalam Anik Pamilu (2007:9)
kreativitas ialah kemampuan seseorang untuk mecipta yang
ditandai dengan orisinilitas dalam berekspresi yang bersifat
imajinatif. James J. Gallagher mengemukakan dalam Yeni
Rachmawati (2015:15) bahwa
“creativity is a mental process by which an individual crates new ideas or products, or recombines existing ideas and product, in fashion that is novel to him or her.”
(Kreativitas merupakan suatu proses mental yang
20
mengombinasikan antara keduanya yang pada akhirnya akan
melekat pada dirinya).
Menurut Semiawan sesuai dengan yang dikutip oleh
Yeni Rachmawati (2005:16) mengemukakan bahwa kreativitas
merupakan kemampuan untuk memberikan gagasan baru dan
menerapkannya dalam pemecahan masalah.
Kreativitas dalam variabel curiosity ini memberikan
gambaran tingkat keingintahuan siswa melalui bagaimana
siswa mampu berkarya, berkreativitas, serta memecahkan
masalah menggunakan daya keingintahuannya.
2. Pemanfaatan Teknologi a. Pengertian Pemanfaatan
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
pemanfaatan adalah proses, cara atau perbuatan memanfaatkan.
Pemanfaatan merupakan turunan dari kata „manfaat”, yakni suatu
penghadapan yang semata-mata menunjukkan kegiatan menerima.
Penghadapan tersebut pada umumnya mengarah pada perolehan
atau pemakaian hal-hal berguna baik digunakan secara langsung
maupun tidak langung agar dapat bermanfaat (
www.definisi-pengertian.com>home>komunikasi. Di akses 28 Juli 2017 pukul
21 b. Pengertian Teknologi
Teknologi menurut Smaldino (2008:12) pada hakikatnya
adalah alat untuk mendapatkan nilai tambah dalam menghasilkan
produk yang bermanfaat. Teknologi sekarang ini perkembangnya
sudah sangat pesat. Alvin Toffler dalam Munir (2011:29)
menggambarkan perkembangan tersebut sebagai sebuah revolusi
yang berlangsung dalam tiga gelombang yaitu gelombang pertama
dengan munculnya teknologi pertanian, gelombang kedua
munculnya teknologi industy dan gelombang tiga munculnya
teknologi informasi yang mendorong tumbuhnya komunikasi.
Ketiga perkembangan tersebut telah berhasil menguasai dan
mempengaruhi kehidupan manusia di dunia. Sehingga jika “gagap”
teknologi maka akan dapat tertinggal untuk memperoleh
kesempatan untuk maju. Informasi dan telekomunikasi telah
memiliki peran yang amat sangat penting dan nyata, apalagi
masyarakat saat ini sedang menuju kepada masyarakat ilmu
pengetahuan.
Menurut Indiana (2010) teknologi informasi adalah
berbagai aspek yang melibatkan, rekayasa dan teknik pengelolaan
yang digunakan dalam pengendalian dan pemrosesan informasi
serta penggunaannya, komputer dan hubungan mesin (komputer)
22
c. Pengertian Pemanfaatan Teknologi
Aplikasi teknologi dan komunikasi yang merupakan
pengembangan teknologi diantaranya adalah media komputer.
Komputer merupakan aplikasi dari teknologi berbasis informasi
dan komunikasi yang dimanfaatkan sebagai perangkat utama untuk
mengolah data menjadi informasi yang bermanfaat dengan
memperoses, menyajikan dan mengelola informasi. Secara umum
ada tiga peranan teknologi informasi dan komunikasi sebagaimana
yang dikemukakan oleh Munir (2011:33). Pertama, menggantikan
peran manusia dengan melakukan kegiatan otomasi suatu tugas
atau proses tertentu. Kedua, memperkuat peran manusia yaitu
menyajikan informasi, tugas atau proses. Ketiga, memperkuat
restrukturisasi atau melakukan perubahan-perubahan terhadap
suatu tugas atau proses.
Pemanfaatan teknologi, khususnya teknologi informasi dan
komunikasi akan mengatasi ketertinggalan perkembangan dari
Negara maju. Teknologi informasi dan komunikasi bagi dunia
pendidikan memberikan kontribusi untuk membercepat pemerataan
kesempatan belajar dan meningkatkan mutu pendidikan, dengan
cara menyediakan informasi selengkap-lengkapnya agar mudah
tersimpan dalam otak peserta belajar yang sulit di atasi dengan
23
d. Aspek-aspek dalam Pemanfaatan Teknologi 1) Penggunaan Alat Teknologi
Penggunaan alat teknologi ialah menggunakan atau
memanfaatkan berbagai alat untuk memudahkan pekerjaan
manusia dalam berbagai hal dalam kehidupan. Teknologi yakni
keseluruhan sarana untuk menyediakan barang-barang yang
diperlukan bagi kelangsungan dan kenyamanan hidup manusia.
Penggunaan teknologi oleh manusia diawali dengan
pengubahan sumber daya alam menjadi alat-alat sederhana.
Dengan adanya pengaruh globalisasi kini teknologi semakin maju
dan modern, banyak hal yang berkaitan dengan pekerjaan
manusia dapat terselesaikan melalui teknologi. Seperti pada
teknologi informasi khususnya ialah komputer, telepon, televisi,
dan lain sebaginya.
Dalam hal ini, peneliti menggunakan aspek penggunaan
berbaagi alat teknologi yang digunakan oleh siswa sebagai upaya
untuk mengetahui tingkat pemanfaatannya dengan teknologi
seberapa tinggi. Bagaimana seorang siswa mampu menguasai
atau menggunakan berbagai alat teknologi dalam kehidupan
kesehariannya khususnya teknologi informasi.
2) Teknologi sebagai Sumber Selajar
Teknologi sebagai sumber belajar ialah bagaimana
24
teknologi informasi dalam belajar yakni sebagai sumber
belajar. Jadi, bahan dalam belajar siswa dapat dicari malalui
internet misalnya atau internet sebagai sumber referensi siswa
dalam belajar atau dalam mencari ilmu pengetahuan.
Teknologi sebagai sumber belajar digunakan oleh
peneliti untuk mengetahui tingkat siswa dalam memanfatkan
teknologi khususnya teknologi informasi.
3) Teknologi sebagai Sarana untuk Mencari Ilmu
Teknologi sebagai sarana untuk mencari ilmu ialah
bagaimana seseorang dapat memanfaatkan teknologi sebagai
sarana untuk mempermudah seseorang dalam mencari suatu
informasi atau untuk belajar mengenai ilmu pengetahuan. Jadi,
seseorang dapat menggunakan teknologi sebagai alat untuk
mempermudahnya mencari sesuatu yang berkaitan dengan ilmu
pengetahuan. Dalam hal ini, peneliti ingin mengetahui tingkat
siswa yang memanfaatkan teknologi dengan menggunakannya
sebagai sarana mempermudah siswa mencari informasi atau
bahan belajar.
3. Optimisme Menghadapi Masa Depan a. Pengertian Optimisme
Menurut Scheier, Carver, & Bridges (2000) Optimisme
25
hasil yang positif. Shapiro (2003) menjelaskan bahwa optimisme
adalah kebiasaan berfikir positif. Konseptualisasi optimisme
merupakan cakupan dari variabel-variabel biologis dimana
optimism dianggap sebagai hasil dari gaya penjelasan tertentu
(explonatory style) dan lebih pada pendekatan kognitif, Franken
(dalam Amilia, 2013).
Optimisme adalah salah satu komponen psikologi positif
yang dihubungkan dengan emosi positif dan perilaku positif yang
menimbulkan kesehatan, hidup yang bebas stress, hubungan sosial
dan fungsi sosial yang baik (Daraei & Ghaderi, 2012).
Ada pandangan mengenai optimisme menurut Caver (2002)
yakni “the explanatory style” dan “the dispositional optimism
view”:
1) Explanatory Style
Explanatory style merupakan pandangan yang melihat
bahwa dalam menentukan kepercayaan seseorang,
ditentukan berdasarkan pengalaman masa lampau.
Pandangan ini didasarkan pada person’s atributional style
menurut Scheier dkk (2002). Hal ini dibentuk oleh cara kita
mempersepsikan, menjelaskan pengalaman masa lampau.
Jika persepsi atau penjelasan yang dipegang adalah negatif
maka individu akan mengharapkan hasil yang negatif pada
26
2) Dispositional Optimism or Direct Belief Model
Konstruk ini berusaha untuk mempelajari optimisme
melalui kepercayaan langsung individu mengenai kejadian
masa depan. Pendekatan ini lebih fokus pada kepercayaan
optimistik mengenai masa depan, dibanding dengan
atributional theory yang berusaha memahami mengapa
individu optimis atau pesimis dan bagaimana mereka bisa
menjadi seperti itu. Menurut Scheier & Carver (2002)
optimisme adalah kecenderungan disposisional individu
untuk memiliki ekspektasi positif secara menyeluruh
meskipun individu menghadapi kemalangan atau kesulitan
dalam kehidupan.
b. Pengertian Masa Depan
Masa depan adalah waktu yang akan kita alami setelah hari
ini, istilahnya waktu yang akan datang di tahun-tahun mendatang.
Menurut Nurmi (dalam Steinberg, 2009) orientasi masa depan
merupakan gambaran yang dimiliki individu untuk menentukan
tujuan-tujuannya dan mengevaluasi sejauh mana tujuan-tujuan
tersebut dapat direalisasikan. Seginer (2003) berpendapat bahwa
orientasi masa depan merupakan landasan individu dalam
menentukan masa depan mereka dengan menetapkan tujuan dan
membuat suatu perencanaan. Menurut Tromm sforff (dalam
27
fenomena kognitif motivasional yang kompleks. Hal ini membantu
untuk mengelola tugas-tugas perkembangan dengan memberikan
struktur representasi dan mengevaluasi situasi kehidupan.
Dari beberapa penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa
orientasi masa depan adalah gambaran masa depan yang dimiliki
individu untuk dirinya sendiri baik dalam ruang lingkup
pendidikan, pekerjaan ataupun dalam kehidupan berkeluarga
tentang bagaimana dan akan seperti apa dirinya di masa depan.
Individu dapat menentukan tujuan-tujuan dan mengevaluasi
sejauhmana dapat terlaksana. Individu juga bertanggung jawab atas
keberhasilan diri di masa depan.
c. Ruang Lingkup Orientasi Masa Depan
Menurut Poole, Cooney, Nurmi dan Green (dalam Raffaelli
dan Koller, 2005) menjelaskan bahwa setiap keputusan yang
diambil oleh remaja mulai memperhatikan masa depan, seperti:
1) Pekerjaan di masa depan
2) Pendidikan di masa depan
3) Membangun keluarga
d. Pengertian Optimisme Menghadapi Masa Depan
Setiap orang pada dasarnya mempunyai harapan-harapan
akan perkembangan dirinya di masa yang akan datang.
Sehubungan dengan hal tersebut biasanya timbul pertanyaan pada
28
diperoleh bila bekerja keras, tetapi selain kerja keras juga
diperlukan optimis. Setiap orang harus merasa optimis dan
memiliki semangat yang tinggi dalam mewujudkan suatu
perubahan yang lebih baik di hari depannya. Sehingga orang yang
berpikir optimis di dalam hidupnya akan selalu penuh percaya diri.
Seseorang yang mempunyai rasa optimis yang besar biasanya ia
sangat percaya pada dirinya sendiri. Rasa percaya diri merupakan
modal utama bagi seseorang guna mewujudkan dan
mengembangkan potensi dirinya, Mikesell (dalam Darmaji, 1989).
Goleman (2002) mengatakan bahwa optimisme masa depan
adalah harapan kuat terhadap segala sesuatu yang terdapat dalam
kehidupan akan mampu teratasi dengan baik, walaupun ditimpa
banyak masalah dan frustasi. Optimisme merupakan sikap yang
menipang individu agar jangan sampai terjatuh dalam
kemasabodohan, keputusasaan ataupun mengalami depresi ketika
individu dihadapkan pada kesulitan.
e. Aspek-aspek dalam Optimisme Menghadapi Masa Depan 1) Rasa Percaya Diri
Percaya diri atau self confidence adalah meyakinkan
pada kemampuan dan penilaian (judgement) diri sendiri dalam
melakukan tugas dan memilih pendekatan yang efektif. Hakim
(2004:6) mengemukakan bahwa percaya diri adalah suatu
29
dimiliki seseorang dan keyakinan tersebut membuatnya merasa
mampu untuk bisa mencapai tujuan dalam kehidupannya.
Dalam variabel optimisme menghadapi masa depan,
aspek rasa percaya diri yang kuat dapat membuktikan
seseorang mempunyai optimisme dengan segala hal, karena
yakin bahwa segala hal yang dilakukannya dapat berjalan
dengan baik.
2) Berpikir Positif
Menurut Abraham Lincoln berpikir positif yakni suatu
kondisi pikiran yang tenang sehingga mampu hidup dengan
bahagia. Sedangkan menurut psikolog Martin Seligman ialah a
scara berpikir dengan memiliki pandangan yang positif tentang
hidup.
Dapat disimpulkan bahwa berpikir positif ialah cara
berpikir atau cara pandang seseorang dalam melihat atau
memutuskan tentang segala sesuatu dengan suidut pandang
yang baik. Jadi seseorang selalu merasa tenang tentang sesuatu
akan yang dilakukannya atau sesuatu yang akan
menghampirinya. Dengan tingkat positif dalam berpikir yang
tinggi, peneliti dapat mencari tahu pula tentang tingkat
optimisme siswa dalam menghadapi sesuatu yang akan datang
30
3) Siap Menghadapi Tantangan
Siap menghadapi tantangan yakni seseorang dengan
sikap yang lantang dalam menghadapi sesuatu. Menghadapi
tantangan bisa disebut juga dengan menghadapi musibah atau
masalah-masalah yang akan muncul pada diri seseorang.
Dengan siap mengahadpi tantangan, berarti seseorang itu
mampu berani menjalani serta terjun dalam suatu masalah atau
musibah dengan tenang dan dapat mencari jalan keluar dari
permasalahan tersebut.
Peneliti menggunakan aspek siap menghadapi
tantangan dikarenakan mampu mencari tahu tingkat optimisme
siswa dalam mengahdapi masa depan, jika tingkat kesiapan
dalam menghadapi tantangannya tinggi maka sikap optimisme
siswa tersebut juga tinggi.
C. Kerangka Berpikir X1
Y
31 D. Hipotesis Penelitian
Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah
penelitian (Darmawan, 2014: 120). Dari pengertian hipotesis tersebut,
peneliti menggunakan hipotesis nihil yang berarti peneliti bersifat netral
terhadap hasil penelitian maka hipotesis dari penelitian ini adalah tidak
adanya pengaruh yang signifikan antara curiosity, pemanfaatan teknologi,
dan optimisme menghadapi masa depan siswa siswi kelas XI Bahasa
32
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Penelitian
kuantitatif menurut Kasiram (2008:149) adalah suatu proses
menemukan pengetahuan yang menggunakan data berupa angka
sebagai alat menganalisis keterangan mengenai apa yang ingin
diketahui.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dimulai pada bulan Februari sampai dengan
laporan penelitian ini selesai. Dengan mengambil lokasi penelitian di
MAN 1 Kab. Magelang yang bertempat di jalan Sunan Bonang No. 17,
Kelurahan Jurangombo, Magelang Selatan, Kota Magelang, Jawa
Tengah.
C. Populasi dan Sampel 1. Populasi
Menurut Furqon (2001:135) populasi adalah sekumpulan
obyek, orang, atau keadaan yang paling tidak memiliki satu
karakteristik umum yang sama. Populasi adalah wilayah
generalisasi yang terdiri atas; objek/ subjek mempunyai kuantitas
33
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,
2003:55).
Satu orang pun dapat digunakan sebagai populasi, karena
satu orang mempunyai berbagai karakteristik, misalnya gaya
bicaranya, disiplin pribadi, hobi, cara bergaul, kepemimpinanya
dan lain-lain. Dalam penelitian ini, peneliti mengikutsertakan
seluruh siswa-siswi kelas XI Bahasa MAN 1 Magelang yang
berjumlah 33 anak sebagai subjek penelitian.
2. Sampel
Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang
dimiliki oleh populasi dijelasksan dalam buku Metode Penelitian
oleh Sugiyono (2012:120). Meskipun sampel hanya merupakan
bagian dari populasi, kenyataan-kenyataan yang diperoleh dari
sampel itu harus dapat menggambarkan dalam populasi.
Teknik pengambilan data sampel ini biasanya didasarkan
oleh pertimbangan tertentu, misalnya keterbatasan waktu, tenaga
dan dana sehingga tidak dapat mengambil sampel yang besar dan
jauh. Adapun cara dalam penentuan sampel, penulis menggunakan
cara puposive sampling. Hal ini dilakukan dengan cara mengambil
subjek bukan didasarkan strata, random atau daerah tetapi
didasarkan atas adanya tujuan tertentu.
Sugiyono (2012:126) menjelaskan bahwa purposive
34
tertentu. Dalam hal ini, alasan penulis menggunakan teknik
purposive sampling didasarkan agar subjek penelitian tidak terlalu
luas atau lebar sehingga peneliti hanya mengambil sampel seluruh
siswa-siswi kelas XI Bahasa MAN 1 Magelang Tahun 2016
dikarenakan kelas XI (sebelas) merupakan kelas pertengahan yang
mana mereka masih bisa tenang dalam memikirkan hal-hal di masa
mendatang. Lain halnya jika peneliti menggunakan sampel kelas X
(sepuluh) yang masih baru memasuki masa Sekolah Menengah
Atas, pastinya masih perlu beradaptasi dengan segala kondisi dan
situasi sedangkan jika peneliti menggunakan sampel kelas XII (dua
belas) pasti akan kesulitan dikarenakan siswa-siswi kelas XII (dua
belas) tentu lebih memikirkan kesiapan mereka untuk menghadapi
ujian ataupun kelulusan.
D. Variabel Penelitian
Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang
berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari
sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik
kesimpulannya. (Sugiyono, 2007). Variabel penelitian dalam
penelitian ini ada tiga, yakni:
1. Variabel bebas: X1 Curiosity
X2 Pemanfaatan Teknologi
35 E. Instrumen Penelitian
Menurut Suharsimi Arikunto (2000:134), instrumen
pengumpulan data adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh
peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan agar kegiatan tersebut
menjadi sistematis dan dipermudah olehnya.
Instrumen pengumpulan data menurut Sumadi Suryabrata
(2008:52) adalah alat yang digunakan untuk merekam pada umumnya
secara kuantitatif keadaan dan aktivitas atribut-atribut psikologis.
Atribut-atribut psikologis itu secara teknis biasanya digolongkan
menjadi atribut kognitif dan atribut non kognitif. Sumadi
mengemukakan bahwa untuk atribut kognitif, perangsangannya adalah
pertanyaan. Sedangkan untuk atribut non kognitif, perangsangnya
adalah pernyataan.
Ada beberapa jenis instrumen yang biasa digunakan dalam
penelitian yaitu tes, angket atau kuesioner, interview (wawancara),
observasi, skala bertingkat (ratings), dan dokumentasi, dalam
penelitian ini, peneliti menggunakan salah satu jenis intrumen
penelitian tersebut yakni angket atau kuesioner yang berisi tentang
beberapa pertanyaan tentang curiosity, pemanfaatan teknologi, dan
optimisme menghadapi masa depan.
Angket atau kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis
36
arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang diketahui. Angket
merupakan daftar pertanyaan yang diberikan kepada orang lain dengan
maksud agar orang yang diberi tersebut bersedia memberikan respon
dengan permintaan pengguna (Arikunto, 2005:103).
Model angket yang peneliti gunakan adalah angket tertutup,
sehingga responden tinggal memilih jawaban yang telah disediakan
oleh peneliti. Metode ini peneliti gunakan untuk mencari data tentang
tingkat curiosity, pemanfaatan teknologi dan optimisme menghadapi
masa depan pada siswa siswi kelas XI Bahasa MAN 1 Magelang.
Masing-masing siswa/i diberikan angket yang berisi 45 pertanyaan.
dari pertanyaan tersebut dibagi ke dalam kelompok masing-masing
variabel yakni X1 tentang curiosity yang berisi 15 butir pertanyaan,X2
tentang pemanfaatan teknologi yang berisi 15 butir pertanyaan dan Y
tentang Optimisme menghadapi masa depan yang berisi 15 butir
pertanyaan pula, jadi jumlah pertanyaan dalam angket tersebut 45 butir
37 Tabel 3.1
Sebaran item tingkat Curiosity, Pemanfaatan Teknologi dan Optimisme Menghadapi Masa Depan.
ASPEK INDIKATOR ITEM JUMLAH
Curiosity
1. Cinta Ilmu Pengetahuan 2. Pemanfaatan Waktu
1. Penggunaan berbagai alat teknologi 2. Teknologi sebagai Sumber Belajar 3. Teknologi sebagai Sarana untuk
Mencari Ilmu
1. Rasa Percaya Diri 2. Berpikir Positif
3. Siap Menghadapi Tantangan
1-5 6-12 13-15
15 item
F. Uji Coba Instrumen Penelitian 1. Uji Validitas
Validitas berasal dari kata validity yang berarti ketepatan
dan kecermatan alat ukur atau instrumen pengukuran (tes). Suatu
tes dikatakan memiliki validitas yang tinggi apabila tes tersebut
dapat memberikan hasil pengukuran yang tepat dan sesuai. Selain
itu konsep terpenting dari validitas adalah kecermatan pengukuran
terhadap suatu variabel. Tes yang memiliki nilai validitas yang
38
juga memiliki kecermatan dalam mendeteksi perbedaan-perbedaan
kecil pada atribut variabel yang diukur.
Uji validitas digunakan untuk mengetahui kelayakan
butir-butir dalam suatu daftar pernyataan dalam mendefinisikan suatu
variabel. Hasil penelitian dikatakan valid apabila terdapat
kesamaan antara data yang terkumpul dengan data yang
sesungguhnya terjadi pada objek yang diteliti, item yang valid
memiliki nilai validitas diatas 0,3 (Azwar, 2008).
2. Uji Reliabilitas
Reabilitas berasal dari kata reliability. Konsep dari
reabilitas ini adalah untuk melihat sejauh mana hasil suatu
pengukuran dapat dipercaya ketika pengukuran dilakukan beberapa
kali pada kelompok subjek yang sama dan mendapatkan hasil yang
relatif sama selama aspek-aspek yang mempengaruhi subjek tidak
berubah. Uji reliabilitas dilakukan untuk mengukur kestabilan dan
konsistensi dari jawaban responden yang disusun dalam bentuk
angket (Azwar, 2008). Reliabilitas skala diuji dengan
menggunakan skala Alpha Cronboach. Pengujian skala ini
dilakukan dengan bantuan program Statistical Package Social
39 3. Uji Regresi (hipotesis)
Regresi dalam pengertian modern menurut Gujarati (2009)
ialah sebagai kajian terhadap ketergantungan satu variabel, yaitu
variabel tergantung terhadap satu atau lebih variabel lainnya atau
yang disebut sebagai variabel-variabel eksplanatori dengan tujuan
untuk membuat estimasi dan / atau mempresiksi rata-rata populasi
atau nilai-nilai rata-rata variabel tergantung dalam kaitannya
dengan nilai-nilai yang sudah diketahui dari variabel
ekslanatorinya.
Regresi linier mempunyai persamaan yang disebut sebagai
persamaan regresi. Persamaan regresi mengekspresikan hubungan
linier antara variabel tergantung/ variabel kriteria yang diberi
simbol Y dan salah satu atau lebih variabel bebas/ prediktor yang
diberi simbol X jika hanya ada satu prediktor dan X1 , X2, sampai
dengan Xk, jika terdapat lebih dari satu prediktor (Crammer &
Howitt, 2006:139). Persamaan regresi akan terlihat seperti di
bawah ini:
Untuk persamaan regresi dimana Y merupakan nilai yang
diprediksi, maka persamaanya ialah:
Y = a + β1X1 (untuk regresi linier sederhana)
Y = a + β1X1 + β2X2 + . . . + βkXk (untuk regresi linier
40
Untuk persamaan regresi dimana Y merupakan nilai
sebenarnya (observasi), maka persamaan menyertakan kesalahan
(error term / residual) akan menjadi:
Y = a + β1X1 + e (untuk regresi linier sederhana)
Y = a + β1X1 + β2X2+ . . . + βkXk + e (untuk regresi linier
berganda)
Dimana:
X: merupakan nilai sebenarmya suatu kasus (data)
β: merupakan koefisien regresi jika hanya ada satu
prediktor dan koefisien regresi parsial jika terdapat lebih dari satu
prediktor. Nilai ini juga mewakili koefisien regresi baku
(standardized) dan koefisien regresi tidak baku (unstandardized).
Koefisien regresi ini merupakan jumlah perubahan yang terjadi
pada Y yang disebabkan oleh perubahan nilai X. Untuk
menghitung perubahan ini dapat dilakukan dengan cara
mengkalikan nilai prediktor sebenarnya (observasi) untuk kasus
(data) tertentu dengan koefisien regresi prediktor tersebut.
a: merupakan intercept yang merupakan nilai Y saat nilai
prediktor sebesar nol.
Y = a + β1X1 + β2X2 + . . . + βkXk (untuk regresi linier
41 a. Uji Determinan (R2)
Koefisien determinan digunakan untuk melihat
seberapa besar variabel-variabel independen secara bersama
mampu memberikan penjelasan mengenai variabel dependen
dimana nilai R2,maka semakin besar variasi variabel dependen
yang dapat dijelaskan oleh variasi variabel-variabel
independen. Sebaliknya jika R2 kecil, maka semakin kecil
variasi variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variabel
independen.
b. Uji Statistik (f)
Uji f-statistik atua f-hitung ini adalah pengujian yang
bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh koefisien
regresi secara bersama-sama terhadap variabel independen.
Nilai F-hitung dapat diperoleh dengan rumus.
Dimana:
R2 : Koefisien determinasi
k : Jumlah variabel independen
42 c. Uji Statistik (t)
Uji t-statistik atau t-hitung merupakan pengujian untuk
mengetahui apakah masing-masing koefisien regresi signifikan
atua tidak terhadap variabel dependen. Dengan menganggap
variabel independen lainnya konstan.
Dimana:
bi = koefisien variabel ke – i
b = nilai hipotesis nol
Se (bi) = simpangan baku dari variabel independen ke-i
G. Metode Pengumpulan Data
Peneliti melakukan pengumpulan data dengan menggunakan
lembaran angket atau kuesioner yang berisi butir-butir pertanyaan yang
dapat digunakan responden untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan
tersebut sehingga peneliti dapat mengetahui tingkat masing-masing
variabel dari angket tersebut.
Setelah responden menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut,
angket atau kuesioner dikumpulkan kepada peneliti sehingga peneliti
43 H. Teknik Analisis Data
Pengumpulan data pada dasarnya adalah unuk menguji
hipotesis atau sekurang-kurangnya menjawab pertanyaan penelitian.
Artinya, data itu diperlukan untuk membuktikan kebenaran hipotesis.
Namun demikian, ini tidak berarti bahwa data secara sengaja
diupayakan agar mendukung dan membenarkan hipotesis sekali pun
kenyataannya data tersebut bertolak belakang dengan hipotesis. Data
tetap bagaimana adanya (Arikunto, 2005: 132).
Data yang didapatkan dari penelitian ini kemudian dianalisis
menggunakan SPSS 24.0 for windows untuk melakukan uji validitas,
uji reliabelitas, uji regresi (uji hipotesis) yang memuat uji determinan
44 BAB IV
DESKRIPSI DATA, ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Subjek Penelitian
1. Sejarah Singkat Berdirinya MAN 1 Kab. Magelang
Madrasah Aliyah Negeri (MAN) berasal dari Sekolah
Guru Hakim Islam (SGHI) didirikan oleh Direktur Pendidikan
Agama Departemen Agama RI pada tanggal 25 Mei 1950
berlokasi di Kejuron, Kelurahan Cacaban, Kecamatan
Magelang Selatan, Kota Magelang.
Pada tahun 1956 SGHI berubah menjadi Pendidikan
Guru Agama Pertama (PGAP). Pada tahun 1957 lokasi tersebut
diambil alih oleh yang berwenang Kepolisian Republik
Indonesia, PGAP berpindah ke Gedung Muhammadiyah di
Jalan Tidar Nomor 21 Kota Magelang. Pada tahun 1960
berubah lagi menjadi Pendidikan Guru Agama Empat Tahun.
Pada tahun 1967 Pendidikan Guru Agama Empat Tahun
berubah menjadi Pendidikan Guru Agama Enam Tahun.
Pada tahun 1971, lokasi Pendidikan Guru Agama Enam
Tahun diambil alih oleh Muhammadiyah, kemudian lokasi
pembelajaran berpindah ke alamat yang sekarang menjadi Jalan
Sunan Bonang Nomor 17 Karet Magelang pada era