• Tidak ada hasil yang ditemukan

HAK ASASI MANUSIA YANG MULAI PUDAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "HAK ASASI MANUSIA YANG MULAI PUDAR"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

HAK ASASI MANUSIA YANG MULAI PUDAR

TUGAS AKHIR PANCASILA

Drs. Tahajudin Sudibyo

Disusun oleh : Septi Barkah Istiant

11.11.4670 Kelompok C S1 – Teknik Informatika

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER

AMIKOM

YOGYAKARTA

2011

(2)

ABSTRAK

Hak asasi manusia adalah hak dasar yang dimiliki manusia sejak manusia itu dilahirkan. Hak asasi dapat dirumuskan sebagai hak yang melekat dengan kodrat kita sebagai manusia yang bila tidak ada hak tersebut, mustahil kita dapat hidup sebagai manusia. Hak ini dimiliki oleh manusia semata – mata karena ia manusia, bukan karena pemberian masyarakat atau pemberian negara. Maka hak asasi manusia itu tidak tergantung dari pengakuan manusia lain, masyarakat lain, atau Negara lain. Hak asasi diperoleh manusia dari Penciptanya, yaitu Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan hak yang tidak dapat diabaikan.

Sebagai manusia, ia makhluk Tuhan yang mempunyai martabat yang tinggi. Hak asasi manusia ada dan melekat pada setiap manusia. Oleh karena itu, bersifat universal, artinya berlaku di mana saja dan untuk siapa saja dan tidak dapat diambil oleh siapapun. Hak ini dibutuhkan manusia selain untuk melindungi diri dan martabat kemanusiaanya juga digunakan sebagai landasan moral dalam bergaul atau berhubungan dengan sesama manusia.

Pada setiap hak melekat kewajiban. Karena itu,selain ada hak asasi manusia, ada juga kewajiban asasi manusia, yaitu kewajiban yang harus dilaksanakan demi terlaksana atau tegaknya hak asasi manusia (HAM). Dalam menggunakan Hak Asasi Manusia, kita wajib untuk memperhatikan, menghormati, dan menghargai hak asasi yang juga dimiliki oleh orang lain.

Kesadaran akan hak asasi manusia , harga diri , harkat dan martabat kemanusiaannya, diawali sejak manusia ada di muka bumi. Hal itu disebabkan oleh hak – hak kemanusiaan yang sudah ada sejak manusia itu dilahirkan dan merupakan hak kodrati yang melekat pada diri manusia. Sejarah mencatat berbagai peristiwa besar di dunia ini sebagai suatu usaha untuk menegakkan hak asasi manusia.

(3)

LATAR BELAKANG MASALAH

HAM / Hak Asasi Manusia adalah hak yang melekat pada diri setiap manusia sejak awal dilahirkan yang berlaku seumur hidup dan tidak dapat diganggu gugat siapa pun. Sebagai warga negara yang baik kita mesti menjunjung tinggi nilai hak azasi manusia tanpa membeda-bedakan status, golongan, keturunan, jabatan, dan lain sebagainya.

Melanggar HAM seseorang bertentangan dengan hukum yang berlaku di Indonesia. Hak asasi manusia memiliki wadah organisasi yang mengurus permasalahan seputar hak asasi manusia yaitu Komnas HAM. Kasus pelanggaran ham di Indonesia memang masih banyak yang belum terselesaikan / tuntas sehingga diharapkan perkembangan dunia ham di Indonesia dapat terwujud ke arah yang lebih baik. Salah satu tokoh ham di Indonesia adalah Munir yang tewas dibunuh di atas pesawat udara saat menuju Belanda dari Indonesia.

Bukan hanya itu saja , tetapi masih banyak kasus-kasus pelanggaran Ham yang terjadi di Tanah Air ini , semuanya berkaitan dengan penyimpangan-penyimpangan dari pancasila .

(4)

RUMUSAN MASALAH

Pada akhir-akhir ini sering sekali terjadi yang namanya pelanggaran Hak Asasi Manusia , yang telah menyebabkan banyaknya korban. Baik itu berupa materi maupun korban jiwa. Di dalam paper ini penulis ingin menyampaikan beberapa kasus pelanggaran Hak Asasi Manusia yang terjadi di Tanah Air maupun luar negeri. Adapun beberapa kasusnya antara lain mengenai hukum-hukum yang tidak sesuai dengan sanksinya, bahkan terbalik.

Jika pada satu sisi ada pejabat yang melakukan tindak pidana korupsi yang jumlahnya hingga ratusan juta bahkan milyar ,mereka hanya diberi hukuman beberapa tahun bui saja, sedangkan jika di sisi lain ada orang biasa yang hanya mencuri seekor ayam langsung oleh pengadilan dipidana dengan tuntutan hukum yang tidak masuk akal .

Inilah yang merupakan beberapa contoh lunturnya keadilan Hak Asasi Manusia yang terjadi di Tanah Air maupun beberapa Negara lain. Oleh karena itu disini akan dibahas kenapa bisa terjadi banyak kasus Hak Asasi Manusia yang hukumannya tidak setimpal .

(5)

PENDEKATAN

HISTORIS

Hak-hak Asasi Manusia adalah hak-hak yang diberikan langsung oleh Tuhan Yang Maha Pencipta (hak-hak yang bersifat kodrati). Oleh karenanya tidak ada kekuasaan apapun di dunia yang dapat mencabutnya. Meskipun demikian bukan berarti dengan hak-haknya itu dapat berbuat semau-maunya. Sebab apabila seseorang melakukan sesuatu yang dapat dikategorikan melanggar hak asasi orang lain, maka ia harus mempertanggungjawabkan perbuatannya.

Pada hakikatnya Hak Asasi Manusia terdiri atas dua hak dasar yang paling fundamental, ialah hak persamaan dan hak kebebasan. Dari kedua hak dasar inilah lahir hak-hak asasi lainnya atau tanpa kedua hak dasar ini, hak asasi manusia lainnya sulit akan ditegakkan.Mengingat begitu pentingnya proses internalisasi pemahaman Hak Asasi Manusia bagi setiap orang yang hidup bersama dengan orang lainnya, maka suatu pendekatan historis mulai dari dikenalnya Hak Asasi Manusia sampai dengan perkembangan saat ini perlu diketahui oleh setiap orang untuk lebih menegaskan keberadaan hak asasi dirinya dengan hak asasi orang lain.

SOSIOLOGIS

HAM merupakan dialektika dari kontestasi politik di masyarakat. Perubahan dari nature, man, dan human diinternalisasi berbagai niali-nilai tertentu. Dalam era kini, konsep HAM dikaji secara luas, mulai dari aspek historis sampai sosiologis. Sosiologi dalam mengkaji HAM berkerangka kepada pola dari sosiologi itu sendiri. Turner menyebutkan bahwa sosiologi memiliki ciri khas skeptis, penekanan pada historical dan komparatif berkenaan mengenai kehidupan sosial dari tanggung jawab dan hak universal. Semuanya merupakan penekanan bagaimana nantinya sosiologi mampu mengkaji HAM. Dalam sosiologi penekanan pada pembahasan bagaimana nilai-nilai HAM haruslah disesuaikan dengan konteks wilayah maupun sosial

(6)

masing-masing. Aspek positivism hukum haruslah seimbang dengan aspek hukum yang berbentuk nilai dan norma. Untuk itulah perlu adanya pemaknaan dalam memahami dan mengaplikasikan nilai-nilai HAM. Sosiologi memiliki peran penting dalam mengkaji bagaimana pentingnya institusi sosial serta berbagai teori dalam sosiologi seperti teori moral simpati maupun verstehen guna memahami konteks individu dalam memahami dan mengafirmasi HAM.

Dalam dinamikanya HAM mendapat suatu kritik, salah satu karakteristik penting hak asasi manusia adalah bahwa HAM selalu dianggap memiliki validitas universal, yakni berlaku di semua negara dan bagi semua orang. Konsep ini mirip seperti wacana pembangunan seperti yang telah dijelaskan di atas. Nilai universalisme dalam HAM dinilai hanya produk politik Barat. Untuk itulah penerapan HAM hanya dapat membahayakan nilai-nilai kelokalan pada individu. Untuk itulah perlu adanya penekanan pada konsep lokal-nasional yang particular dalam pelaksanaan HAM. Bukan semata-mata nilai universal. Selain itu penting juga dalam pemahaman akan relativisme kultur dalam HAM, karena hal ini mampu mewujudkan sikap toleransi dan pemaknaan tepat HAM sesuai dengan konteks sosial masyarakat setempat.

Selain itu HAM dikritik juga hanya sebagai instrumen bagi para kaum Barat (institusi-institusi). Hal ini dapat kita lihat bahwa negara Barat hanya sekedar memanfaatkan HAM untuk melancarkan ekspansi ekonominya. Bantuan hanya diberikan jika telah tegak HAM, dan lain sebagainya. Hal ini semakin menjelaskan bahwa nilai-nilai HAM telah terbawa dalam diskursus ekonomi kaum kapital. Untuk itulah perlunya dekonstruksi HAM agar dapat sesuai dengan konteks sosial dan relativisme kultur masyarakat. Serta adanya pencerdasan terhadap berbagai nilai-nilai universal yang dibawa oleh Barat.

YURIDIS

Hak Asasi Manusia adalah seperangkat hak yang melekat pada hakikat dan keberadaan manusia sebagai mahluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan anugerah-Nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi dan dilindungi oleh negara, hukum,

(7)

pemerintah dan setiap orang demi kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia. Salah satu hak asasi tersebut adalah "hak untuk tidak dituntut berdasarkan hukum yang berlaku surut" atau lebih dikenal dengan "asas legalitas". Akan tetapi, bila menyangkut pelaku pelanggaran HAM yang berat yang terjadi di masa lalu, sangatlah tidak adil bila para pelakunya dapat terbebas dari kejahatan yang dilakukannya dengan berlindung dibalik asas legalitas. Pelanggaran hak asasi manusia yang berat merupakan "extra ordinary crimes" dan berdampak secara luas, baik di tingkat nasional maupun internasional. Bahwa pelanggaran HAM berat telah diakui sebagai prinsip umum hukum internasional sebagai salah satu kejahatan yang paling keji. Sejarah telah mencatat bahwa para pelaku kejahatan perang pada Perang Dunia ke II, telah dituntut melalui Mahkamah Internasional untuk mengadili para pelaku kejahatan HAM berat masa lalu. Mahkamah ini merupakan tonggak sejarah dalam penyelesaian kasus pelanggaran HAM berat di masa lalu yang menyimpangi asas legalitas, yaitu "asas retroaktif". Dengan asas retroaktif, hukum dapat diberlakukan surut. Penyimpangan ini bukanlah merupakan pelanggaran HAM, akan tetapi penyimpangan ini dilakukan karena justru untuk melindungi hak asasi manusia juga, yaitu hak asasi para korban, yang dilaksanakan dengan adanya berbagai persyaratan dan adanya suatu keadaan yang darurat sifatnya. Ketentuan mengenai asas legalitas dan asas retroaktif dapat ditemukan dalam Pasal 28I ayat (1) UUD 1945 dan Pasal 43 ayat (1) Undang-Undang tentang Pengadilan Hak Asasi Manusia.

(8)

PEMBAHASAN

HAM di Indonesia

Hak Asasi Manusia di Indonesia bersumber dan bermuara pada pancasila. Yang artinya Hak Asasi Manusia mendapat jaminan kuat dari falsafah bangsa, yakni Pancasila. Bermuara pada Pancasila dimaksudkan bahwa pelaksanaan hak asasi manusia tersebut harus memperhatikan garis-garis yang telah ditentukan dalam ketentuan falsafah Pancasila. Bagi bangsa Indonesia, melaksanakan hak asasi manusia bukan berarti melaksanakan dengan sebebas-bebasnya, melainkan harus memperhatikan ketentuan-ketentuan yang terkandung dalam pandangan hidup bangsa Indonesia, yaitu Pancasila. Hal ini disebabkan pada dasarnya memang tidak ada hak yang dapat dilaksanakan secara multak tanpa memperhatikan hak orang lain.

Setiap hak akan dibatasi oleh hak orang lain. Jika dalam melaksanakan hak, kita tidak memperhatikan hak orang lain,maka yang terjadi adalah benturan hak atau kepentingan dalam hidup bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara

Negara Republik Indonesia mengakui dan menjunjung tinggi hak asasi manusia dan kebebasan dasar manusia sebagai hak yang secara kodrati melekat dan tidak terpisah dari manusia yang harus dilindungi, dihormati, dan ditegakkan demi peningkatan martabat kemanusisan, kesejahteraan, kebahagiaan, dan kecerdasan serta keadilan.

Berbagai instrumen hak asasi manusia yang dimiliki Negara Republik Indonesia,yakni:

- Undang – Undang Dasar 1945

- Ketetapan MPR Nomor XVII/MPR/1998 tentang Hak Asasi Manusia - Undang – Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia

Di Indonesia secara garis besar disimpulkan, hak-hak asasi manusia itu dapat dibeda-bedakan menjadi sebagai berikut :

(9)

menyatakan pendapat, kebebasan memeluk agama, dan kebebasan bergerak.

2. Hak – hak asasi ekonomi (property rights) yang meliputi hak untuk memiliki sesuatu, hak untuk membeli dan menjual serta memanfaatkannya.

3. Hak – hak asasi politik (political rights) yaitu hak untuk ikut serta dalam pemerintahan, hak pilih (dipilih dan memilih dalam pemilu) dan hak untuk mendirikan partai politik.

4. Hak asasi untuk mendapatkan perlakuan yang sama dalam hukum dan pemerintahan ( rights of legal equality).

5. Hak – hak asasi sosial dan kebudayaan ( social and culture rights). Misalnya hak untuk memilih pendidikan dan hak untukmengembangkan kebudayaan. 6. Hak asasi untuk mendapatkan perlakuan tata cara peradilan dan

perlindungan (procedural rights). Misalnya peraturan dalam hal penahanan, penangkapan, penggeledahan, dan peradilan.

Secara konkret untuk pertama kali Hak Asasi Manusia dituangkan dalam Piagam Hak Asasi Manusia sebagai lampiran Ketetapan Permusyawarahan Rakyat Republik Indonesia Nomor XVII/MPR/1998.

(10)

Pelanggaran HAM di Indonesia

Berikut ini akan di uraikan beberapa Kasus pelanggaran ataupun kontroversi HAM yang terjadi di Negara kita.

1. Hukuman Mati

Kontroversi hukuman mati sudah sejak lama ada di hampir seluruh masyarakat dan negara di dunia. Indonesia pun tak luput dari kontroversi ini. Sampai hari ini pihak yang pro hukuman mati dan yang kontra hukuman mati masih bersilang sengketa. Masing-masing datang dengan rasional dan tumpukan bukti yang berseberangan, dan dalam banyak hal seperti mewakili kebenaran itu sendiri.

Seyogianya kontroversi itu berakhir ketika UUD 1945 mengalami serangkaian perubahan. Dalam konteks hukuman mati kita sesungguhnya bicara tentang hak-hak asasi manusia yang dalam UUD 1945 setelah perubahan masuk dalam Bab XA. Pasal 28A dengan eksplisit mengatakan: “Setiap orang berhak untuk hidup serta berhak mempertahankan hidup dan kehidupannya”.

Jadi, ‘hak untuk hidup’ atau ‘the right to life’ adalah hak yang paling mendasar dalam UUD 1945.

Hak untuk hidup ini adalah puncak hak asasi manusia yang merupakan induk dari semua hak asasi lain.

2. Penggusuran Rumah

Penggusuran terhadap rumah warga selalu terjadi setiap tahun. Tata ruang kota selalu menjadi alasan bagi pemerintah untuk melakukan kebijakan yang merugikan bagi sebagian warga kota itu.Kebijakan pemerintah melakukan penggusuran ini dinilai sebagai bentuk pelanggaran HAM. Hal itu terungkap dalam diskusi yang digelar oleh

(11)

Forum Warga Kota Jakarta (FAKTA), Jl Pancawarga IV, Kalimalang, Jakarta, Rabu (4/10/2006).

3. Tragedi Trisakti

Tragedi Trisakti adalah peristiwa penembakan, pada 12 Mei 1998, terhadap mahasiswa pada saat demonstrasi menuntut Soeharto turun dari jabatannya. Kejadian ini menewaskan empat mahasiswa Universitas Trisakti di Jakarta, Indonesia serta puluhan lainnya luka.

Mereka yang tewas adalah Elang Mulia Lesmana, Heri Hertanto, Hafidin Royan, dan Hendriawan Sie. Mereka tewas tertembak di dalam kampus, terkena peluru tajam di tempat-tempat vital seperti kepala, leher, dan dada.

4. Pelanggaran HAM Terhadap Anak

Anak merupakan masa depan bangsa, jadi tidak ada pengecualian, hak asasi manusia untuk anak perlu di perhatikan. Contoh-contoh pelanggaran hak asasi manusia pada anak seperti pembuangan bayi, penelantaran anak, gizi buruk hingga penularan HIV/Aids. Berdasarkan catatan Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA), kasus pembuangan bayi di Indonesia yang umumnya dilakukan kalangan orang tua mengalami peningkatan.

(12)

KESIMPULAN

Setelah dicermati pada beberapa kasus diatas ternyata Hak Asasi Manusia di Indonesia masih sangatlah minim, terbukti dengan banyaknya pelanggaran HAM seperti yang terjadi diatas, oleh karena itu pengadilan HAM sangatlah dibutuhkan untuk meminimalisir pelanggaran HAM yang sering terjadi di Tanah Air. Tidak hanya itu saja, namun alangkah baiknya jika semua kalangan masyarakat diberi petunjuk serta pencerahan tentang Hak Asasi Manusia, karena setiap permasalahan dan pelanggaran yang timbul bukan hanya terjadi di kalangan masyarakat saja namun juga berasal dari dalam diri setiap individu.

SARAN

Sebaiknya pemerintah bisa lebih tegas lagi dan tidak memihak kepada siapapun kecuali keadilan dalam mengatur Negara ini karena di Indonesia masih sangat banyak terjadi pelanggaran HAM. Untuk itu semua kalangan masyarakat juga saling bergotong-royong meningkatkan kewaspadaan dan keamanan. Berkaitan dengan sila ke-2 dan ke-5 pancasila. Bahwa setiap warga Negara memiliki Hak Asasi dan perlu keadilan yang proporsional.

(13)

REFERENSI

• Davidson, Scott (1994) Hak Asasi Manusia. Jakarta: Grafiti.

• Poerbopranoto, Prof. Mr. Koentjoro (1953) Hakhak Manusia Dan Pancasila Dasar Negara Republik Indonesia. Jakarta/Groningen: J.B. Wolters.

• Turner, Bryan S., “Outline of a Theory of Human Rights”, Sociology, 27, 489 (1993), hal 489-490

Ibid, ”Outline of Theory of Human Rights”, Sociology, 27, 489, hal 489

• Wignjosoebroto, Soetandyo, Hak Asasi Manusia Konsep Dasar Dan Perkembangan Pengertiannya Dari Masa Ke Masa, 2005, hal 19

Referensi

Dokumen terkait

➢ Keunikan futsal mendapat perhatian di seluruh Amerika Selatan, terutamanya di Brazil yang terkenal dengan sukan bola sepak.. ➢ Brazil merupakan salah satu jaguh antarabangsa

Beberapa hal telah berhasil diidentifikasi sebagai komponen- komponen penting yang berkontribusi pada proses inflamasi aterosklerosis, yaitu (1) disfungsi endotel, (2) akumulasi

Diberikannya kebebasan oleh Spanyol kepada Rusia untuk turut serta mengembangkan sektor wisatanya yang dirancang dalam kerengka kerja strategic partnership tersebut juga merupakan

Untuk indikator yang pertama dapat diketahui bahwa dalam pelaksana- an Kebijakan Larangan Pembukaan Lahan Pertanian Dengan Cara dibakar yang menjadi ukuran dasar

Kerjasama BPPT dengan PT IBM Indonesia dalam pengembangan teknologi microgrid listrik cerdas, menurut Sekretaris Utama BPPT, Soni Solistia Wirawan, adalah langkah yang tepat,

pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dalam proses pembelajran yang berlangsung. 2) Lembar observasi kerja sama siswa yang digunakan untuk mengamati dan. mengukur kerja

masyarakat Mandar di Kecamatan Sendana Kabupaten Majene ialah diantaranya: (1) penentuan calon dilihat dari akhlaknya yang baik (agama); (2) penjajakan dengan maksud

dimana : ITP overlay = ITP kebutuhan – ITP eksisting ao = koefisien kekuatan relatif bahan yang digunakan untuk overlay ITP kebutuhan dihitung berdasarkan perhitungan kebutuhan