Bioindustri Minggu 6
Oleh : Sri Kumalaningsih, dkk
Penyiapan Kultur
Starter
Pendahuluan
Beberapa
faktor
yang
mempengaruhi
keberhasilan produksi barang dan jasa dengan
menggunakan
mikroorganisme
diantaranya
adalah
kultur starter
,
kondisi lingkungan
dan media yg digunakan
.
Salah satu penentu keberhasilan kultur adalah
penyiapan kultur starter yang baik
Untuk itu perlu dipelajari tentang penyiapan
kultur dan mikroorganismenya.
Kultur starter (
Holzapfel, 2002; Tarmine 1990)
Bahan yang mengandung sejumlah besar mikroorganisme untuk mempercepat proses fermentasi
Medium segar berupa nutrien dg jumlah ttt yang telah diinokulasikan dg mikroorganisme pd jumlah ttt pula
Mikroorganisme yang dimaksud adalah bakteri, kapang, khamir atau kombinasi diantara ketiga jenis mikroorganisme tersebut.
SUMBER MIKROBIA INDUSTRI
a.
Sumber Alami : dari tanah, air sungai, laut,
tanaman, hewan, limbah, dan kotoran dengan
menggunakan metode isolasi
b.
Koleksi kultur : dari lembaga tempat menyimpan
dan memelihara mikro-organisme.
Seleksi Mikroba Industri
Tahap pertama adalah isolasi mikroba, sehingga diperoleh kultur murni (sifat morfologi & fisiologi seragam).
Tahap kedua adalah seleksi sehingga diperoleh galur dengan kinerja terbaik.
Tahap ketiga dilakukan identifikasi dengan menggunakan kunci-kunci yang sesuai, sehingga diketahui nama (klasifikasi) mikroba tersebut
Tahap keempat adalah menyimpan mikroba yg telah diperoleh dgn teknik penyimpanan yg baik, sehingga kemurniannya terpelihara dalam jangka waktu yg panjang.
Kriteria Mikroba Industri
Merupakan galur murni Sifat genetiknya stabil
Dpt m’hasilkan sel vegetatif, spora atau unit-unit reproduktif lain Mampu tumbuh dengan cepat setelah diinokulasi
Mampu menghasilkan produk yg diinginkan dalam waktu yg pendek & tdk menghasilkan produk sampingan yg toksik
Mampu melindungi diri dari kontaminasi (pH, suhu, inhibitor) Dapat disimpan dalam jangka waktu yang panjang
Galur dpt dikembangkan kualitasnya (mutasi), shg produksinya meningkat
Hal yg perlu diperhatikan
saat melakukan seleksi
Sensitivitas Tidak mahal
Dpt digunakan utk memprediksi hasilnya nanti Sederhana
Fungsi seleksi
Harus dihasilkan produk baru yang kompetitif, bermutu tinggi, harga bersaing, tanpa meninggalkan konsep lingkungan
Meningkatkan Konsumsi produk menggunakan mikroorganisme dan enzim untuk pangan dan obat-obatan
Menjawab tantangan peningkatan kapasitas produk
Memenuhi kebutuhan penelitian dasar dan pengembangannya
PENYIAPAN KULTUR
Isolasi kultur : kegiatan pemisahan suatu kultur
mikroba dari campuran biakan mikroba di alam
sel individu terpisah
Sebelum mengisolasi, harus diketahui mikroba
apa yang akan diisolasi dan habitatnya
menentukan sampel apa yang akan diambil dari
alam dan media apa yang akan digunakan
Sampel biasanya segera dipakai atau disimpan
Teknik Isolasi Kultur Murni
Penggoresan
(Streak-plate) &
Penyebaran
(Spread-plate)
Penuangan
(Pour-plate)
Kultur yang
Diperkaya
Pengenceran
Berseri
(Serial-dilution)
Isolasi Sel
Tunggal
TEKNIK ISOLASI
a. Teknik Penggoresan (Streak-plate) dan Penyebaran (Spread-plate)
Menggunakan agar cawan
Untuk bakteri paling sesuai
Teknik ini merupakan prosedur rutin untuk isolasi bakteri & menggunakan peralatan yang sederhana.
Kelemahan : hanya sejumlah kecil contoh yang dapat digunakan/disebarkan pada media
Dua sel dapat bergabung manjadi membentuk satu koloni, contoh : bakteri yang menghasilkan lendir & yang tidak pencegahan dengan menambahkan deterjen
Penggoresan dilakukan berulang, sehingga Diperoleh kultur murni
1 sel 1 koloni
Pengenceran berseri dg larutan garam fisiologis (0,85 %)
Penggoresan (jarum Ose) atau penyebaran (batang gelas) pada media agar , sehingga koloni tumbuh menyebar
Sampel
Teknik Penggoresan (Streak-plate) dan Penyebaran (Spread-plate)
Goresan T
Goresan Kuadran
Teknik Penggoresan (Streak-plate) dan Penyebaran (Spread-plate)
b. Teknik Penuangan (Pour-plate)
Metode Penuangan
Pengamatan dapat
dilakukan secara kualitatif (morfologi) &
kuantitatif (jumlah sel mikroba)
Teknik penggoresan/penyebaran dan penuangan
ini lebih efektif dengan menggunakan media
selektif/ diferensial atau dengan perlakuan khusus
sebelum penanaman pada agar cawan
Contoh : Isolasi bakteri pembentuk spora
Lanjutan...
Media Selektif :
a. Media dg NaCl 7,5 % unt mengisolasi
Staphylococcus dari faeces
b. Media BGLBB (Brilliant Green Lactose Bile Broth) :
Salmonellae
Media Diferensial :
Media agar EMB (eosin-methylene blue agar) terbentuk koloni berbeda & mudah dikenali
Misal : E. coli : hijau kehitaman/hijau metalik
Aerobacter aerogenes : tengah ungu tua/coklat, tepi ungu muda
Teknik Penuangan (Pour-plate)
Sampel +/- 1 g) A B C Suspensi Bakteri 1 loop Agar cair Pengenceran Penuangan Dibiarkan mengeras . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Diperiksa Koloni terisolasiMedia agar miring Tahap I Tahap II Tahap III
A
B
C
c. Teknik Kultur yang Diperkaya
Untuk mengisolasi bakteri yang mempunyai sifat fisiologis yang khusus (jumlah kecil & tumbuh
lambat)
Prinsip : menggunakan komposisi media dan kondisi inkubasi tertentu, sehingga yang tumbuh hanya
bakteri tertentu
Cara:
1 2 3 4
(+) (-) Media cair dgn substrat khusus
Contoh : bakteri tanah : α-conidendrin
d. Teknik Pengenceran Berseri (
Serial dilution
)
Digunakan jika mikroba dlm kultur campuran
terdapat dalam jumlah lebih besar dari pada
mikroba lain.
Contoh :
S. lactis
dalam susu asam
Dengan tingkat pengenceran tinggi, sampel hanya
mengandung 1 galur mikroba
e. Tenik Isolasi Sel Tunggal
Menggunakan
alat
Mikromanipulator
yang
digabung dengan mikroskop untuk mengambil
suatu sel mikroba tunggal dari preparat tetes
Dengan
Mikromanipulator,
operator
dapat
mengontrol gerakan mikropipet di bawah lensa
obyek, sehingga dapat diambil sel tunggal ke
dalam tabung dan selanjutnya dipindahkan ke
media yang sesuai
Lebih cepat, namun kelemahannya : alat mahal &
TEKNIK IDENTIFIKASI
1. Morfologis
• Pengamatan ukuran, bentuk dan susunan sel, adanya flagela, kapsul atau spora dengan bantuan mikroskop, baik dengan pewarnaan
maupun tidak.
2. Nutrisional
• Penentuan senyawa kimia dan kondisi fisik khusus (suhu, cahaya, gas) yang diperlukan untuk pertumbuhan mikroba
3. Kultural
• Penentuan tampilan pertumbuhan pada berbagai macam media,baik cair maupun padat (bentuk koloni, permukaan koloni, tepi koloni, warna dll
4. Susunan Kimiawi
• Penentuan susunan kimiawi berbagai komponen sel (dinding sel, nukleus, membran dll)
Contoh 1. Karakteristik Morfologis
Aspergillus E. coli
Lanjutan...
5. Metabolik
• Identifikasi & pengukuran perubahan kimiawi yang dilakukan mikroba ( kemampuan mikroba untuk mengubah karbohidrat menjadi asam organik; gula menjadi asam dan gas dll)
• Contoh : E. coli dapat memfermentasi laktosa, sedangkan Salmonella typhi
tidak dapat
6. Susunan antigen
• Penelaahan sifat antigen – antibodi yang khas
• Antigen : substansi (sel mikroba) yang menstimulasi produksi antibodi saat diinjeksikan ke hewan
7. Patogenik
• Penentuan potensi suatu mikroba untuk menimbulkan penyakit
8. Genetik
PEMELIHARAAN DAN PENGAWETAN
Tujuan :
menjaga sampai periode tertentu mikroba tetap
dalam kondisi hidup (viable), mencegah terjadinya perubahan genetik & tidak terkontaminasi harus mampu melestarikan karakteristik spesies mikroba selama diawetkan
Cara :
1. Pemindahan Secara Periodik
2. Pelapisan kultur dengan minyak mineral
3. Liofilisasi
4. Penyimpanan pada suhu sangat rendah
PEMELIHARAAN DAN PENGAWETAN
a. Pemindahan Secara Periodik
• Kultur mikroba secara periodik dipindahkan ke media baru/segar • Komposisi media & suhu serta interval waktu pemindahan harus
tepat tetap mempertahankan kultur awal
b. Pelapisan Kultur dgn Minyak Mineral
• Permukaan agar miring dilapisi dengan minyak mineral steril (+/-0,5 inci)
• Keuntungan : dapat memindahkan sebagian mikroba di bawah minyak mineral dg jarum Ose, lalu diinokulasi ke media segar dengan tetap mempertahankan kultur awal
c. Penyimpanan pada Tanah Steril
d. Liofilisasi
• Pengeringan beku (freeze-drying)
• Merupakan cara paling efektif untuk mengawetkan kultur bakteri (dapat tetap hidup & tidak berubah lebih dari 20 th) • Keuntungan : Tahan lama, Kemungkinan perubahan kecil ,
Wadah penyimpanan kecil
e. Penyimpanan pada Suhu Sangat Rendah
• Menggunakan nitrogen cair (sekitar -1760C)
• Sel dibekukan dengan diberi pelindung (gliserol atau dimetil sulfoksida)
• Contoh beku disimpan dalam lemari pendingin nitrogen cair
• Cocok untuk kapang
• Kelebihan : hampir sama dgn liofilisasi & kultur yg tidak dapat diawetkan dengan liofilisasi, dapat dengan cara ini