• Tidak ada hasil yang ditemukan

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMINDAHAN TUGAS KARYAWAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE PROFIE MATCHING (STUDI KASUS: PT. PERKEBUNAN NUSANTARA III MEDAN)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMINDAHAN TUGAS KARYAWAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE PROFIE MATCHING (STUDI KASUS: PT. PERKEBUNAN NUSANTARA III MEDAN)"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Sistem Pendukung Keputusan Pemindahan Tugas Karyawan Dengan Menggunakan Metode Profie   123

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMINDAHAN TUGAS

KARYAWAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE PROFIE

MATCHING (STUDI KASUS: PT. PERKEBUNAN

NUSANTARA III MEDAN)

Muhammad Ardiansyah Damanik (0911775)

Mahasiswa Program Studi Teknik Informatika STMIK Budi Darma Medan Jl. Sisingamangaraja No. 338 Sp. Limun Medan

http : // www.stmik-budidarma.ac.id// Email : [email protected]

ABSTRAK

Pemindahan tugas karyawan dengan dukungan sistem pendukung keputusan merupakan salah satu implementasi perkembangan teknologi informasi. Penelitian ini menggunakan metode profile matching dalam sistem pendukung keputusan. Kriteria yang digunakan pada sistem pendukung keputusan pemindahan tugas karyawan ini adalah : intelektual dan sikap kerja. Hasil penelitian ini adalah menghasilkan urutan rangking dari calon karyawan yang memiliki kinerja yang baik yang telah diseleksi, dan output dari aplikasi tersebut dapat membantu pengambil keputusan (decission maker) dalam memilih alternatif pemindahan tugas karyawan.

Kata Kunci : Sistem Pendukung Keputusan, Profile Matching, , Pindah Tugas. 1. Pendahuluan

1.1. Latar Belakang

Kemajuan dan kualitas suatu perusahaan dalam mencapai tujuan sangat dipengaruhi oleh sumber daya manusia di dalam suatu organisasi perusahaan tersebut. Pemindahan tugas sangat perlu dilakukan sebagai perencanaan karir pegawai dan juga untuk meremajakan suatu posisi jabatan. Ditentukannya suatu kriteria-kriteria dalam pemindahan tugas karyawan tidak terlepas dari tujuan agar karyawan yang akan dipindahkan memenuhi kriteria yang telah ditetapkan. Terkadang proses pemindahan tugas dan perencanaan karir di dalam suatu perusahaan hanya berdasarkan dari beberapa aspek saja yaitu tingkat pendidikan, lamanya waktu bekerja dan golongan. Namun beberapa aspek tersebut tidaklah cukup untuk menopang berhasilnya suatu pengambilan keputusan yang tepat. Dengan sistem pengambilan keputusan yang baik maka akan menghasilkan suatu pengambilan keputusan yang baik pula.

Penelitian ini penulis lakukan di PT. Perkebunan Nusantara III, diharapkan mewakili problem yang penulis teliti. Salah satu masalah yang penulis teliti adalah tentang pemindahan tugas yang sesuai dengan kriteria yang ada. Jika terjadi rencana pemindahan tugas pada sektor daerah tertentu maka pemilihan pegawai yang tepat untuk diposisikan dalam daerah tersebut dapat dilakukan dengan menganalisis karyawan-karyawan sesuai dengan kriteria jabatan dan daerah yang akan dipimpin. Prestasi dan potensi pegawai dapat terlihat ketika pegawai tersebut telah berkompetisi sesuai dengan tugas dan pekerjaan yang dimilikinya. Agar pegawai dapat melaksanakan tugas dan peran pada jabatan di daerah yang didudukinnya secara tepat dan produktif, pegawai harus memiliki

beberapa kriteria seperti pengetahuan, ketrampilan, sikap dan perilaku yang baik.

Sistem pengambilan keputusan ini dibangun untuk membantu perusahaan dalam proses pemindahan tugas karyawan yang memiliki kinerja baik. Karyawan yang berkinerja baik akan dipindah tugaskan guna menjaga keseimbangan antara tenaga kerja dengan komposisi pekerjaan atau jabatan. 1.2. Perumusan Masalah

Adapun rumusan masalah sistem pendukung keputusan pemindahan tugas karyawan sebagai berikut :

1. Bagaimana proses pemindahan tugas karyawan pada PTPN III ?

2. Bagaimana menerapkan metode Profile

Matching dalam sistem pendukung keputusan

pemindahan tugas karyawan ?

3. Bagaimana merancang sistem pendukung keputusan pemindahan tugas karyawan pada PTPN III dengan menggunakan metode Profile

Matching ?

1.3. Batasan Masalah

Dalam penelitian ini penulis membatasi permasalahan yang akan dibahas, yaitu :

1. Pemindahan tugas karyawan untuk karyawan yang berkinerja baik.

2. Ditujukan untuk karyawan yang berkedudukan sebagai Manager.

3. Sistem yang dibuat akan lebih bersifat untuk membantu perusahaan.

4. Pemindahan tugas karyawan karena alasan alih

(2)

Sistem Pendukung Keputusan Pemindahan Tugas Karyawan Dengan Menggunakan Metode Profie   124

5.

6. Sistem pendukung keputusan dengan menggunakan bahasa pemrograman Visual

Basic.NET 2008.

1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.4.1. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penulis membuat sistem pendukung keputusan pemindahan tugas karyawan yang dilakukan pada PT.Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan, yaitu :

1. Untuk mengetahui proses pemindahan tugas karyawan pada PT.Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan

2. Untuk menerapkan metode Profile Matching dalam Sistem Pendukung Keputusan pemindahan tugas karyawan dengan menggunakan metode Profile Matcing.

3. Untuk merancang Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan pemindahan tugas karyawan pada PT.Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan.

1.4.2 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat sistem pendukung keputusan Pemindahan Tugas Karyawan ini adalah:

1. Membantu perusahaan dalam proses pemindahan tugas karyawan.

2. Meningkatkan efektivitas dan efisiensi Direktur Utama dalam proses pengambilan keputusan pemindahan tugas karyawan.

Dapat mengoptimalkan kinerja Direktur Utama dalam pengambilan keputusan pemindahan tugas karyawan.

2. Landasan Teori 2.1. Sistem

Suatu kesatuan prosedur atau komponen yang saling berkaitan satu dengan yang lainnya, bekerja bersama-sama sesuai dengan aturan yang diterapkan sehingga membentuk suatu tujuan yang sama, di mana dalam sebuah sistem bila terjadi satu bagian saja yang tidak bekerja atau rusak maka suatu tujuan bisa terjadi kesalahan hasilnya atau outputnya. Sistem merupakan kumpulan elemen yang saling berkaitan yang bertanggung jawab memproses masukan (input) sehingga menghasilkan keluaran (output) (Kusrini, Konsep Dan Aplikasi Sistem Pendukung Keputusan, 11, 2007)

2.2. Profile Matching

Profile Matching merupakan suatu proses

yang sangat penting dalam manajemen SDM di mana terlebih dahulu ditentukan kompetensi (kemampuan) yang diperlukan oleh suatu jabatan. Kompetensi kemampuan tersebut haruslah dapat dipenuhi oleh pemegang atau calon yang akan dinilai kinerjanya.

Dalam proses Profile Matching secara garis besar merupakan proses membandingkan antara kompetensi individu ke dalam kompetensi jabatan

sehingga dapat diketahui perbedaan kompetensinya (disebut juga gap), Semakin kecil gap yang dihasilkan maka bobot nilainya semakin besar berarti memiliki peluang lebih besar untuk karyawan menempati posisi tersebut (Turban dan Aronson, 1995).

2.3.1 Penyelesaian Pemindahan Tugas Karyawan dengan Metode Profile Matching

Untuk menganalisis karyawan yang sesuai dengan kriteria tertentu dilakukan dengan metode

Profile Matching, di mana dalam proses ini terlebih

dahulu kita menentukan kompetensi (kemampuan) yang diperlukan oleh suatu jabatan. Dalam proses

Profile Matching secara garis besar merupakan

proses membandingkan antara kompetensi individu ke dalam kompetensi pemindahan tugas sehingga dapat diketahui perbedaan kompetensinya (disebut juga gap).

Persyaratan wajib karyawan untuk menjadi kandidat yang akan diajukan untuk dipilih dan ditentukan karyawan mana yang memenuhi kriteria adalah di mana hasil point kerja harus memenuhi syarat wajib dan syarat tersebut adalah hasil point tersebut dapat dilihat melalui hasil kinerjanya selama bekerja di perusahan tersebut, dan untuk lebih jelasnya kriteria point dapat dijelaskan sebagai berikut:

1 . Hasil kinerja sangat tidak memuaskan 2 . Hasil kinerja tidak memuaskan 3 . Hasil kinerja cukup memuaskan 4 . Hasil kinerja memuaskan 5 . Hasil kinerja sangat memuaskan

(Sumber : Turban dan Aronson, 1995) 2.4. Perhitungan Gap Kompetensi

Setelah proses pemilihan kandidat, proses berikutnya adalah menentukan kandidat mana yang paling cocok menduduki tempat sebagai karyawan yang memiliki kinerja yang baik yang diajukan oleh perusahaan. Dalam kasus ini penulis menggunakan perhitungan pemetaan gap kompetensi di mana yang dimaksud dengan gap disini adalah beda antara

profile pemindahan tugas dengan profil karyawan

atau dapat ditunjukkan pada rumus di bawah ini (Kusrini, M.Kom, Konsep Dan Aplikasi Sistem Pendukung Keputusan, 56, 2007). :

Gap = Profil Karyawan – Profil Jabatan…………..…(1)

3. Perancangan

3.1. Perhitungan Pemetaan GAP Kompetensi Dalam kasus ini penulis menggunakan perhitungan pemetaan gap kompetensi di mana yang dimaksud dengan gap di sini adalah beda antara profil penilaian kinerja dengan profile karyawan atau dapat ditunjukkan pada rumus di bawah ini:

(3)

Sistem Pendukung Keputusan Pemindahan Tugas Karyawan Dengan Menggunakan Metode Profie   125

3.2. Perhitungan Pemetaan GAP Kompetensi Berdasarkan Aspek-Aspek

Untuk perhitungan pemilihan karyawan pengumpulan gap-gap yang terjadi itu sendiri pada tiap aspeknya mempunyai perhitungan yang berbeda-beda, tergantung pada jumlah dan pengelompokkan kriteria yang ada pada aspek-aspek tersebut. berikut pada tabel 1 :

Tabel 1: Keterangan Sub Aspek Kriteria Kriteria Keterangan Sub Kriteria Aspek Kapasitas

Intelektual p : Pendidikan VI : Verbalisasi Ide SB : Sistematika Berfikir PSR : Penalaran dan Solusi Real KN : Konsentrasi LP : Logika Praktis FB : Fleksibilitas Berfikir IK : Imajinasi Kreatif ANT : Antisipasi IQ : Potensi Kecerdasan Aspek Sikap Kerja LB : Lama Bekerja

KTJ : Ketelitian dan Tanggung Jawab KH : Kehati-hatian E : Etika DB : Dorongan Berprestasi VP : Vitalitas dan Perencana

Di mana nilai aspek sub kriterianya adalah sebagai berikut :

Tabel 2 : Nilai Aspek sub kriterianya Nilai Sub Kriteria 1 : Tidak Memenui Syarat

2 : Kurang 3 : Cukup 4 : Baik 5 : Sangat Baik

Untuk lebih jelasnya perhitungan pemetaan gap kompetensi akan dipaparkan untuk tiap aspeknya, adapun aspek-aspeknya yaitu meliputi :

1. Aspek Kapasitas Intelektual

Pada aspek ini, setelah dilakukan proses perhitungan gap antara profil karyawan dan

profil penilaian kinerja untuk masing-masing aspeknya dimana dalam aspek kapasitas intelektual ini berjumlah 10 subaspek, kemudian poin-poin tersebut dikumpulkan menjadi 2 (dua) tabel yang terdiri dari: field (-) dan field (+), nilai field ini didapatkan dari sub aspek karyawan sub aspek nilai kinerja, field (-) untuk menempatkan jumlah dari nilai gap yang bernilai positif. Sebagai contoh, kita berikan 10 sub aspek pada 3 karyawan untuk nilai aspek kapasitas intelektual.

Tabel 3 : Kapasitas Intelektual Untuk Pengelompokan Gap N o ID_Karyaw an P V I S B P S R K N L P F B IK A N T IQ G a p 1 Harianto 3 3 4 3 3 2 4 2 3 4 2 Suheri 4 3 4 3 3 3 2 4 2 3 3 Rahman 3 4 3 3 3 2 2 4 3 2 Profile Mutasi 3 3 4 4 3 4 4 3 5 4 + - 1 Harianto 0 0 0 -1 0 -2 0 -1 -2 0 0 -6 2 Suheri 1 0 0 -1 0 -1 -2 1 -3 -1 2 -8 3 Rahman 0 1 -1 -1 0 -2 -2 1 -2 -2 2 -10 2. Sikap Kerja

Berikut perhitungan untuk field gap pada aspek sikap kerja.

Tabel 4 : Sikap Kerja Untuk Pengelompokan Gap

N o ID_Karyawan L B K TJ K H E DB VP g a p 1 Harianto 4 3 2 3 3 2 2 Suheri 3 3 4 3 4 2 3 Rahman 3 2 3 3 4 3 Profile Mutasi 3 4 2 3 3 5 + - 1 Harianto 1 -1 0 0 0 -3 1 -4 2 Suheri 0 -1 2 0 1 -3 3 -4 3 Rahman 0 -2 1 0 1 -2 2 -4

Setelah didapatkan tiap gap masing-masing karyawan maka tiap profil karyawan diberi bobot nilai dengan patokan tabel bobot nilai gap seperti yang dapat dilihat pada tabel 5 :

Tabel 5 : Keterangan Bobot nilai gap N o Seli sih Bobot Nilai Keterangan

1 0 5 Tidak ada selisih

(kompetensi sesuai dengan yang dibutuhkan 2 1 4,5 Kompetensi individu kelebihan 1 tingkat/level 3 -1 4 Kompetensi individu kekurangan 1 tingkat/level 4 2 3,5 Kompetensi individu kelebihan 2 tingkat/level 5 -2 3 Kompetensi individu kekurangan 2 tingkat/level 6 3 2,5 Kompetensi individu kelebihan 3 tingkat/level

(4)

Sistem Pendukung Keputusan Pemindahan Tugas Karyawan Dengan Menggunakan Metode Profie   126 7 -3 2 Kompetensi individu kekurangan 3 tingkat/level 8 4 1,5 Kompetensi individu kelebihan 4 tingkat/level 9 -4 1 Kompetensi individu kekurangan 4 tingkat / level

Tiap karyawan akan memiliki tabel bobot nilai seperti contoh-contoh tabel yang ada di bawah ini. Dengan contoh tabel bobot nilai karyawan dan dengan acuan pada tabel bobot nilai gap, maka karyawan dengan sub-sub aspek intelektual, sikap kerja dan sikap perilaku akan memiliki hasil dengan bobot nilai gap seperti terlihat pada tabel 6 sampai dengan tabel 7 :

Tabel 6 : Hasil Bobot Nilai Gap Kapasitas Intelektual N o ID_Kary awan P VI SB PS R K N LP F B IK AN T I Q 1 Harianto 0 0 0 -1 0 -2 0 -1 -2 0 2 Suheri 1 0 0 -1 0 -1 -2 1 -3 -1 3 Rahman 0 1 -1 -1 0 -2 -2 1 -2 -2

Keterangan Bobot Nilai Gap

1 Harianto 5 5 5 4 5 3 5 4 3 5

2 Suheri 4,5 5 5 4 5 4 3 4,5 2 4

3 Rahman 5 4,5 4 4 5 3 3 4,5 3 3

Contoh hasil pemetaan gap kompetensi Sikap Kerja Tabel 7 : Hasil Bobot Nilai Gap Sikap Kerja N o ID_Karyawan LB KT J K H E D B VP 1 Harianto 1 -1 0 0 0 -3 2 Suheri 0 -1 2 0 1 -3 3 Rahman 0 -2 1 0 1 -2

Keterangan Bobot Nilai Gap

1 Harianto 4,5 4 5 5 5 2

2 Suheri 5 4 3,5 5 4,5 2

3 Rahman 5 3 4,5 5 4,5 3 Perhitungan dan Pengelompokan Core dan Secondary Factor

Setelah menentukan bobot nilai gap untuk ketiga aspek yaitu aspek kapasitas intelektual, sikap kerja dan perilaku dengan cara yang sama. Kemudian. tiap aspek dikelompokkan menjadi 2 (dua) kelompok yaitu kelompok Core Factor dan Secondary Factor. Untuk perhitungan core factor dapat ditunjukkan pada rumus di bawah ini:

NCF = Σ NC (I, s, p) ...(2)

Σ IC Keterangan:

NCF : Nilai rata-rata core factor

NC(i, s, p) : Jumlah total nilai core factor

(Intelektual, Sikap kerja, Perilaku)

IC : Jumlah item core factor

Sedangkan untuk perhitungan secondary factor dapat ditunjukkan pada rumus di bawah ini:

NCS = Σ NS (I, s, p) ...(3) Σ IS

Keterangan:

NSF : Nilai rata-rata secondary factor NS(i, s, p) : Jumlah total nilai secondary

factor (Intelektual, Sikap kerja, Perilaku)

IS : Jumlah item secondary factor Untuk lebih jelasnya pengelompokan bobot nilai gap dapat dilihat pada contoh perhitungan aspek kapasitas intelektual, sikap kerja dan perilaku sebagai berikut :

1. Aspek Kapasitas Intelektual

Untuk penghitungan core factor dan secondary

factor untuk aspek kapasitas intelektual, dengan

terlebih dahulu menentukan sub-aspek mana yang menjadi core factor dari aspek kapasitas intelektual (sub-aspek yaitu 1, 2, 5, 8 dan 9) maka sub-aspek sisanya akan menjadi secondary factor. Kemudian nilai core factor dan secondary factor ini dijumlahkan sesuai rumus dan hasilnya dapat dilihat pada tabel 4.10 berikut cara pengerjaannya misal dengan mengambil contoh perhitungan pada sub aspek berikut : Harianto NCF= 5 + 5 +5 +4 + 3 = 22 = 4,4 5 5 NSF= 5 + 4 + 3 + 5 +5= 22 = 4,4 5 5 Suheri NCF= 4,5 + 5 + 5 + 4,5+2 = 21 = 4,2 5 5 NSF = 5+ 4 + 4 + 3 + 4= 20 = 4 5 5 Rahman NCF= 5 + 4,5 + 5 + 4,5+ 3 = 22 = 4,4 5 5 NSF= 4 + 4 + 3 + 3 + 5= 19 = 3,8 5 5

Tabel 8 : Bobot Nilai Gap Aspek Kapasitas Intelektual N o ID_Kar yawan P V I S B PS R K N L P F B IK A N T IQ N C F NS F 1 Hariant o 0 0 0 -1 0 -2 0 -1 -2 0 4, 4 4,4 2 Suheri 1 0 0 -1 0 -1 -2 1 -3 -1 4, 2 4 3 Rahma n 0 1 -1 -1 0 -2 -2 1 -2 -2 4, 4 3,8

2. Aspek Sikap Kerja

Untuk penghitungan core factor dan

(5)

Sistem Pendukung Keputusan Pemindahan Tugas Karyawan Dengan Menggunakan Metode Profie   127

pengerjaan sama dengan aspek kapasitas intelektual. Terlebih dahulu menentukan sub-aspek mana yang menjadi core factor dari aspek kapasitas intelektual (sub aspek yaitu 1, 2 dan 5) maka sub-aspek sisanya akan menjadi secondary factor. Harianto NCF = 4,5 +4 + 5 = 13,5 = 4,5 3 3 NSF = 5 + 5 + 2 = 12 = 4 3 3 Suheri NCF= 5 + 4 + 4,5 = 13,5 = 4,5 3 3 NSF=3,5 + 5 + 2 = 10,5 = 3,5 3 3 Rahman NCF=5 + 3 +4,5 = 12,5 = 4,16 3 3 NSF= 4,5 + 5 + 3 = 12,5 = 4,16 3 3

Tabel 9: Bobot Nilai Gap Aspek Sikap Kerja

No ID_Karya wan L B K T J K H P P D B VP NC F NS F 1 Harianto 1 -1 0 0 0 -3 4,5 4 2 Suheri 0 -1 2 0 1 -3 4,5 3,5 3 Rahman 0 -2 1 0 1 -2 4,1 6 4,16

3.3. Perhitungan Nilai Total

Dari hasil perhitungan dari tiap aspek di atas kemudian dihitung nilai total berdasar presentasi dari core dan secondary yang diperkirakan berpengaruh terhadap kinerja tiap-tiap profil. Contoh perhitungan dapat dilihat pada rumus di bawah ini:

N (i, s, p) = (x)%NCF(i, s, p) (x)%NSF(i, s, p) ...(4)

Keterangan:

(i,s,p) : (Intelektual, Sikap Kerja, Perilaku)

N(i,s,p) : Nilai total dari aspek NCF(i,s,p) : Nilai rata-rata core factor NSF(i,s,p) : Nilai rata-rata secondary factor (x)% : Nilai persen yang diinputkan

Untuk lebih jelasnya penghitungan nilai total terlebih dahulu menentukan nilai persen yang diinputkan yaitu core factor 60% dan secondary

factor 40%. Kemudian nilai core factor dan secondary factor ini dijumlahkan sesuai rumus dan

hasilnya dapat dilihat pada contoh perhitungan aspek kapasitas intelektual, aspek kerja dan aspek perilaku. 1. Aspek Kapasitas Intelektual

N i Harianto = (60% x 4,4)(40% x 4,4) = 2,64 + 1,76 = 4,4 N i Suheri = (60% x 4,2)(40% x 4) = 2,52 + 1,6 = 4,12 N i Rahman = (60% x 4,4)(40% x 3,8) = 2,64 + 1,52 = 4,16

Tabel 10 : Nilai Total Gap Aspek Kapasitas Intelektual No ID_Karyawan NCF NSF Ni 1 Harianto 4,4 4,4 4,4 2 Suheri 4,2 4 4,12 3 Rahman 4,4 3,8 4,16

2. Aspek Sikap Kerja

Ns Harianto = (60% x 4,5) (40% x 4) = 2,7 + 1,6 = 4,3 Ns Suheri = (60% x 4,5) (40% x 3,5) = 2,7 + 1,4 = 4,1 Ns Rahman = (60% x 4,16) (40% x 4,16) = 2,496 + 1,664 = 4,16

Tabel 11: Nilai Total Gap Aspek Sikap Kerja No ID_Karyawan NCF NSF Ns

1 Harianto 4,5 4 4,3

2 Suheri 4,5 3,5 4,1

3 Rahman 4,16 4,16 4,16 3.4. Perhitungan Penentuan Hasil Akhir atau

Ranking

Hasil akhir dari proses ini adalah ranking dari karyawan yang akan dinilai kinerjanya. Penentuan ranking mengacu pada hasil perhitungan tertentu. Perhitungan tersebut dapat ditunjukkan pada rumus di bawah ini:

Ha = (x)%Ni + (x)%Ns + (x)%Np...(5)

Keterangan:

Ha : Hasil Akhir

Ni : Nilai Kapasitas Intelektual Ns : Nilai Sikap Kerja

Np : Nilai Perilaku

(x)% : Nilai Persen yang diinputkan

Sebagai contoh dari rumus untuk perhitungan hasil akhir di atas maka hasil akhir dari karyawan dengan sub aspek PH001 dengan nilai persen = 40%, 60%. Dapat dilihat pada proses di bawah ini : Hasil akhir Harianto = (40% x 4,4) + (60% x 4,3)

= 1,76 + 2,58 = 4,34

Hasil akhir Suheri = (40%x4,12) + (60% x 4,1) = 1,648 + 2,46

= 4,108

Hasil akhir Rahman = (40% x4,16) + (60% x 4,16) = 1,664 + 2,496

= 4,16

(6)

Sistem Pendukung Keputusan Pemindahan Tugas Karyawan Dengan Menggunakan Metode Profie   128

Tabel 12 : Hasil Akhir

No ID_Karyawan Ni Ns Ha 1 Harianto 4,4 4,3 4,34

2 Suheri 4,12 4,1 4,108

3 Rahman 4,16 4,16 4,16 4. Pengujian Sistem

Pengujian terhadap sistem dilakukan untuk mengetahui sejauh mana sistem informasi yang dirancang dapat mengatasi masalah, serta untuk mengetahui hubungan antar komponen sistem. 1. Form Login

Form Login adalah form yang digunakan oleh

user dengan menginputkan nama pengguna beserta password yang sesuai. untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 1 berikut ini :

Gambar 1 : Form Login 2. Form Menu Utama

Form Menu utama adalah antar muka (interface)

yang digunakan sebagai form induk atau form utama. Form menu utama ini akan selalu ditampilkan saat program dijalankan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 2

Gambar 2 : Form Menu Utama 3. Form Menu Input

Form input data karyawan digunakan untuk

menginputkan data karyawan dan menyimpannya ke dalam database. data yang ada di database dapat ditampilkan kembali pada form seperti terlihat pada gambar 3 berikut ini:

Gambar 3 : Form Input Data Karyawan 4. Menentukan Proses Perankingan

Proses perankingan digunakan untuk menginputkan hasil akhir dari masing-masing karyawan yang telah di nilai sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan. hasil perankingan dapat dilihat pada gambar 4 berikut ini:

Gambar 4: Proses Perankingan 5. Tampilan Data Karyawan

Tampilan data karyawan digunakan untuk melihat hasil dari penilaian kinerja karyawan. hasil perankingan dapat dilihat pada gambar 5 berikut ini:

Gambar 5 : Tampilan Data Perankingan Keterangan:

Dilihat dari evaluasi dan hasil yang diperoleh dari tabel 12 diatas maka sistem menyarankan bahwa yang terpilih untuk dipindah tugaskan adalah alternatif (Harianto) dengan nilai yang paling besar.

(7)

Sistem Pendukung Keputusan Pemindahan Tugas Karyawan Dengan Menggunakan Metode Profie   129

5. Kesimpulan dan Saran 5.1. Kesimpulan

Analisa metode digunakan untuk perusahaan yang menggunakan sistem yang sudah terkomputerisasi dalam pengolahan data, namun dalam pengolahan pemindahan tugas karyawan ini belum menggunakan komputerisasi, melainkan dilakukan secara sederhana, belum ada aplikasi khusus untuk mengelola proses pemindahan tugas karyawan. Setelah melakukan analisis, perancangan, implementasi beserta pengujian, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut :

1. Proses pemindahan tugas karyawan pada PT. Perkebunan nusantara III medan belum dilakukan secara efektif dan efisien sehingga perlu adanya sistem yang baru untuk mempermudah dalam pengambilan keputusan. 2. Pembuatan sistem baru tentunya agar

diterapkan kedalam perusahaan dalam proses pemindahan tugas karyawan.

3. Sistem pendukung keputusan pemindahan tugas karyawan yang dirancang diharapkan dapat membantu perusahaan dalam proses pemindahan karyawan.

2. Saran

Penulis memberikan beberapa saran yang mungkin dapat membantu dalam pengembangan dari skripsi ini yaitu

1. Sebaiknya dalam proses pemindahan tugas karyawan dilakukan untuk semua karyawan sehingga karyawan dapat lebih meningkatkan kualitas kerja nya.

2. Dalam pemindahan tugas karyawan bisa ditambahkan metode yang lain, karena pada saat ini sudah banyak Metode lain yang bisa diimplementasikan ke dalam SPK yang digunakan untuk mengambil sebuah keputusan. 3. Perancangan aplikasi sebaiknya lebih mudah agar dimengerti oleh pengguna dalam menginputkan data pemindahan tugas karyawan.

DAFTAR PUSTAKA

[1]. Kusrini, Konsep Dan Aplikasi Sistem Pendukung Keputusan, Penerbit Andi Yogyakarta, 2007

[2]. Hermawan, Perancangan Sistem Pendukung Keputusan, Penerbit PT Elex Media Komputindo, Jakarta, 2005.

[3]. PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan [4]. Muhammad Sadeli, Visual basic.Net, Penerbit

Maxicom, Palembang, 2009 [5] http//repository.usu.ac.idbitstream123 Chapter%20I.pdf , 05 Mei 2013 [6]. http://muhammadghazali.wordpress.com/ 2008/02/21/apa-itu-basis-data/, 07, Mei, 2013 [7]. http://trisaputro1996.blogspot.com/2012

/11/pengertian-microsof access.html, 07, Mei, 2013

Gambar

Tabel 1:  Keterangan Sub Aspek Kriteria  Kriteria  Keterangan Sub Kriteria  Aspek Kapasitas  Intelektual  p :   Pendidikan  VI : Verbalisasi Ide  SB : Sistematika Berfikir  PSR : Penalaran dan  Solusi Real  KN : Konsentrasi  LP : Logika Praktis  FB : Fleks
Tabel 8 : Bobot Nilai Gap Aspek Kapasitas  Intelektual  N o  ID_Kar yawan  P VI  S B PSR  KN L P  F B  IK  AN T  IQ  N C F  NSF  1  Hariant o  0 0 0 -1  0 -2  0 -1  -2  0  4,4  4,4  2  Suheri  1 0 0 -1  0 -1   -2  1 -3 -1  4,2  4  3  Rahma n  0 1   -1  -1
Tabel 10 :  Nilai Total Gap Aspek Kapasitas  Intelektual  No ID_Karyawan NCF  NSF  Ni  1  Harianto  4,4 4,4  4,4  2  Suheri  4,2 4  4,12  3  Rahman  4,4 3,8  4,16
Gambar 1 :  Form Login

Referensi

Dokumen terkait

dalam penelitian ini adalah: Perekrutan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Kinerja Karyawan Pada PT Perkebunan Nusantara III (PERSERO) Medan.. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Kiki Lestari: Peranan Seleksi dan Penempatan Dalam Meningkatkan Kinerja Karyawan pada PT... Kiki Lestari: Peranan Seleksi dan Penempatan Dalam Meningkatkan Kinerja Karyawan

Manusia adalah sumber daya milik organisasi yang paling berharga dan untuk meningkatkan kinerja dari masing masing individu/ karyawan dalam melaksanakan tugas dan fungsinya

Oleh karena itu, sangat penting dibangun sebuah sistem pengambilan keputusan yang terkomputerisasi yang dapat memudahkan dalam memilih karyawan yang sesuai

Fungsi-fungsi manajemen disuatu perusahaan baik yang tergolong besar maupun kecil tersebut memerlukan adanya informasi dan diharapkan dapat membantu manajemen dalam pengambilan

Terdapat faktor negatif yang dapat menurunkan kinerja karyawan, diantaranya adalah menurunnya keinginan karyawan untuk mencapai prestasi kerja, kurangnya ketepatan waktu

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh positif antara reward dan punishment terhadap kinerja karyawan dan seberapa besar pengaruh tersebut pada karyawan PT..

Sistem pendukung keputusan dengan metode Simple Additive Weighting (SAW) dapat membantu PT.Srirejeki Perdana Steel dalam pengambilan keputusan untuk penilaian