• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERBEDAAN KEMAMPUAN MENGINGAT DAN MEMAHAMI ATAS PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN TIMELINE PADA MATA PELAJARAN IPS UNTUK SISWA KELAS V SD KANISIUS SOROWAJAN SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PERBEDAAN KEMAMPUAN MENGINGAT DAN MEMAHAMI ATAS PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN TIMELINE PADA MATA PELAJARAN IPS UNTUK SISWA KELAS V SD KANISIUS SOROWAJAN SKRIPSI"

Copied!
160
0
0

Teks penuh

(1)

i

PERBEDAAN KEMAMPUAN MENGINGAT DAN MEMAHAMI

ATAS PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN

TIMELINE

PADA MATA PELAJARAN IPS UNTUK SISWA KELAS V

SD KANISIUS SOROWAJAN

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh :

Alberta Ratna Primastuti 101134031

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(2)
(3)
(4)

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

Tugas akhir ini kupersembahkan untuk :

Tuhan Yesus yang selalu membimbing dan

mendampingi setiap langkahku..

Kedua orang tuaku Yustinus Laurentius Suyatno

dan Maria Magdalena Juliati

“Thanks for everything, you’re my heroes. And there is no

reason to make you proud of me”

Adikku Bernadus Beni Ardiyatno dan Cyrillus

Febi Prihantara

“Ini untuk kalian..”

Wedha Adji Laksana

(5)

v

MOTTO

“Apa saja yang kamu minta dalam doa dengan penu

h

kepercayaan,

kamu akan menerimanya.”

(Matius 21:22)

“Education is the most powerful weapon we

can us to change the world.”

(Nelson Mandela)

“There is no substitute for hard work.”

(6)
(7)
(8)

viii

ABSTRAK

PERBEDAAN KEMAMPUAN MENGINGAT DAN MEMAHAMI ATAS PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN TIMELINE

PADA MATA PELAJARAN IPS UNTUK SISWA KELAS V SD KANISIUS SOROWAJAN

Alberta Ratna Primastuti Universitas Sanata Dharma

2014

Guru merupakan penentu bagi siswa dalam sebuah kegiatan belajar mengajar dikelas. Pembelajaran yang menarik bagi siswa ketika guru menghadirkan media yang menarik. Namun, sebagian besar belum memanfaatkannya secara maksimal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan kemampuan mengingat dan memahami atas penggunaan media pembelajaran timeline terhadap siswa kelas V SD Kanisius Sorowajan tahun ajaran 2013/2014.

Jenis penelitian yang digunakan adalah eksperimental tipe Non-Equivalent Control Group Design, Populasi dari penelitian ini adalah siswa kelas VA dan VB SD Kanisius Sorowajan. Sampel dari penelitian ini adalah kelas VA sebanyak 30 siswa sebagai kelas eksperimen dan siswa kelas VB sebanyak 30 siswa sebagai kelas kontrol. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik nonrandom. Pengumpulan data dilakukan dengan memberikan soal evaluasi sebagai pretest dan posttest, data diolah menggunakan program komputer SPSS 16.0 for Windows dengan menggunakan tiga tahap dari kedua kelompok, yaitu uji prasyarat yang terdiri dari uji normalitas dan uji homogenitas, uji kenaikan skor, dan uji perbandingan skor posttest.

Hasil penelitian ini adalah 1) terdapat perbedaan kemampuan mengingat yang signifikan atas penggunaan media pembelajaran timeline, hal ini ditunjukkan dengan harga sig. (2-tailed)< 0,05, yaitu 0,001. 2) terdapat perbedaan kemampuan memahami yang signifikan atas penggunaan media pembelajaran timeline, hal ini ditunjukkan dengan harga sig. (2-tailed)< 0,05, yaitu 0,044. Harga sig. (2-tailed)< 0,05, sehingga H0 ditolak dan Hi diterima .

(9)

ix

ASBTRACT

THE DIFFERENT OF ABILITY TO REMEMBER AND UNDERSTANDING ABOUT USING TIMELINE LEARNING MEDIA ON PROGRAM

STUDY IPS FOR CLASS V KANISIUS SAROWAJAN ELEMENTARY SCHOOL

Alberta Ratna Primastuti Sanata Dharma University

2014

Teacher is who person most determinant for student on studying in the class room. When the teacher have the great learning media, every student will interest for studying. But, most of teacher have not using this method maximally. This research is using for knowing about the different of ability to remember and understanding about using timeline learning media on program study IPS for class V Kanisius Sorowajan elementary school, year 2013/2014.

The kind of research with using in this case is experimental Non-equivalent Control Group Design type, and the population for this research is class VA and VB Kanisius Sorowajan elementary school. Sample for this research is taken from 30 students of class VA as experimental class and 30 students of class VB as control class. For procedure collecting sample using nonrandom technique. For collecting data using evaluation test for pretest and posttest, then data processed using SPSS 16.0 for windows computer program which using three stage for two group there is prerequisite test and homogeneity test, increasing score test and comparison posttest.

Result of this research is 1) be found the significant different aboutability to remember using timeline learning media. This is shown by value of sig (2-tailed) <0,05 is 0,01. 2) be found the significant different aboutability to understanding using timeline learning media. This is shown by value of sig (2-tailed)<0,05 is 0,044. Value of sig (2-tailed) <0,05 then H0 rejected and Hi accepted.

(10)

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kasih yang telah

memberikan berkat dan rahmatNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini

dengan baik. Skripsi yang berjudul “Perbedaan Kemampuan Mengingat dan

Memahami Atas Penggunaan Media Pembelajaran Timeline Pada Mata Pelajaran

IPS Untuk Siswa Kelas V SD Kanisius Sorowajan” sebagai salah satu syarat

mendapat gelar sarjana Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar dapat

terselesaikan.

Penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan skripsi ini banyak pihak yang

membantu, memberi motivasi, dan mendukung sehingga skripsi ini dapat

terselesaikan. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan

ucapan terima kasih kepada:

1. Rohandi, Ph.D., Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Sanata Dharma Yogyakarta.

2. G. Ari Nugrahanta SJ., S.S., BST., M.A., Ketua Program Studi Pendidikan

Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma.

3. Catur Rismiati, S.Pd., M.A., Ed.D., Wakil Ketua Program Pendidikan Guru

Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma.

4. Rusmawan, S.Pd., M.Pd., dosen pembimbing I yang memberikan bimbingan,

(11)

xi

5. Elisabeth Desiana Mayasari, S.Psi., M.A., dosen pembimbing II yang

senantiasa memberikan bimbingan, masukan, kritik, saran, pengalaman, dan

motivasi dalam menyelesaikan tugas akhir ini.

6. Suwardi, S.Pd., Kepala Sekolah SD Kanisius Sorowajan yang telah berkenan

memberikan izin melaksanakan penelitian untuk tugas akhir ini.

7. G. Tri Teguh Rahayu, S.Pd. dan Vitus Gading Sasongko, S.Pd., guru kelas

VA dan VB yang sudah bersedia membantu dan memudahkan penulis dalam

melakukan penelitian.

8. Siswa siswi kelas VA dan VB yang sudah bersedia menjadi subyek penelitian.

9. Keluarga besar SD Kanisius Sorowajan, terima kasih atas doa dan

dukungannya.

10.Seluruh dosen PGSD yang penuh kesabaran, mengajar, dan membagikan ilmu

selama menempuh perkuliahan.

11.Staf sekretariat PGSD yang telah memudahkan penulis dalam mengurus

administrasi. Terima kasih atas pelayanannya selama ini.

12.Bapak Yustinus Laurentius Suyatno dan Ibu Maria Magdalena Juliati, thank

you for everything. Love you more than everythings.

13.My little brother Bernadus Beni Ardiyatno and Cyrillus Febi Prihantara, you

are my spirit, Love you both !

14.Wedha Adji Laksana, pendampingku yang luar biasa. Terima kasih untuk

nasehat dan semangat untuk segera menyelesaikan tugas ini. Love you even

(12)

xii

15.The best partner, Nia Pamungkas, Diannita terima kasih teman saling berbagi,

Kathrin, Rinda together we can girls ! Suka duka dijalani bersama, never

forget Bu guru… Teman-teman unyuku, Irene, Septi, Ria, kalian luar biasa.

16.Untuk sahabat kecilku Hilda Aldila, aku lulus Ndut. Thanks for everything.

Teman-teman Kost tastiti, Kak Lucy, Sella, Citra, Erlin, Tya, Giska terima

kasih atas kebersamaan, canda tawa, tempat berbagi. Thank you so much.

17.Teman seperjuangan, mahasiswa PGSD kelas A 2010, teman-teman

kelompok payung Timeline, kita lulus teman-teman. Selamat berjuang

dikehidupan selanjutnya Bapak Ibu Guru.

18.Semua pihak yang tak dapat disebutkan satu per satu, terima kasih atas segala

bantuan, dukungan, dan motivasi.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena

itu, penulis dengan senang hati menerima kritik dan saran yang membangun demi

penyempurnaan skripsi ini. Penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi

pembaca.

Yogyakarta, 10 Juni 2014

(13)

xiii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... vii

ABSTRAK ... viii

F. Definisi Operasional Variabel ... 8

(14)

xiv

3. Media Pembelajaran Timeline ... 16

4. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)... 17

5. Karakteristik Siswa SD ... 20

B. Penelitian yang Relevan ... 21

C. Kerangka Berpikir ... 24

D. Hipotesis Penelitian ... 25

BAB III METODE PENELITIAN... 26

A. Jenis Penelitian ... 26

B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 28

a. Tempat Penelitian... 28

b. Waktu Penelitian ... 29

C. Populasi dan Sampel Penelitian ... 29

a. Populasi ... 29

b. Sampel ... 30

D. Variabel Penelitian ... 31

E. Teknik Pengumpulan Data Penelitian ... 32

F. Instrumen Penelitian... 34

G. Validitas dan Reliabilitas Instrumen ... 36

a. Validitas ... 36

b. Reliabilitas ... 39

H. Teknik Analisis Data ... 40

I. Jadwal Penelitian ... 44

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 46

A. Deskripsi Data Penelitian ... 46

1. Deskripsi Data ... 46

2. Deskripsi Pelaksanaan Pretest ... 48

3. Deskripsi Pelaksanaan Posttest ... 49

B. Deskripsi Analisis Data ... 50

(15)

xv

a. Pretest Kelompok Eksperimen ... 50

b. Pretest Kelompok Kontrol ... 51

2. Posttest ... 52

a. Posttest Kelompok Eksperimen ... 52

b. Posttest Kelompok kontrol ... 53

C. Uji Prasyarat ... 54

1. Uji Normalitas ... 54

2. Uji Homogenitas ... 56

D. Uji Hipotesis ... 58

a. Uji kenaikan skor pretest ke posttest ... 58

b. Uji perbandingan skor posttest ... 63

E. Pembahasan ... 65

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 70

A. Kesimpulan ... 70

B. Keterbatasan ... 71

C. Saran ... 71

DAFTAR PUSTAKA ... 72

(16)

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Kisi-kisi Instrumen Penelitian ... 35

Tabel 2. Hasil Uji Validitas Soal... 37

Tabel 3. Hasil Item Valid ... 37

Tabel 4. Kriteria Koefisien Reliabilitas ... 40

Tabel 5. Hasil Reliabilitas ... 40

Tabel 6. Jadwal Penelitian... 44

Tabel 7. Deskripsi Data Pretest Kemampuan Mengingat Kelas Eksperimen... 50

Tabel 8. Deskripsi Data Pretest Kemampuan Memahami Kelas Eksperimen... 51

Tabel 9. Deskripsi Data Pretest Kemampuan Mengingat Kelas Kontrol ... 51

Tabel 10. Deskripsi Data Pretest Kemampuan Memahami Kelas Kontrol ... 52

Tabel 11. Deskripsi Data Posttest Kemampuan Mengingat Kelas Eksperimen... 52

Tabel 12. Deskripsi Data Posttest Kemampuan Memahami Kelas Eksperimen... 53

Tabel 13. Deskripsi Data Posttest Kemampuan Mengingat Kelas Kontrol ... 53

Tabel 14. Deskripsi Data Posttest Kemampuan Memahami Kelas Kontrol ... 53

(17)

xvii

Tabel 16. Rangkuman Hasil Uji Normalitas Kemampuan Memahami ... 55

Tabel 17. Rangkuman Hasil Uji Homogenitas Kemampuan Mengingat ... 57

Tabel 18. Rangkuman Hasil Uji Homogenitas Kemampuan Memahami ... 58

Tabel 19. Hasil Uji Kenaikan Skor Pretest ke Posttest

Kemampuan Mengingat ... 60

Tabel 20. Hasil Uji Kenaikan Skor Pretest ke Posttest

Kemampuan Mengingat ... 62

Tabel 21. Rangkuman Hasil Perbedaan Skor Posttest

Kemampuan Mengingat ... 64

Tabel 22. Rangkuman Hasil Perbedaan Skor Posttest

(18)

xviii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Media Pembelajaran Timeline ... 17

Gambar 2. Literature Map Penelitian yang Relevan ... 23

Gambar 3. Desain Penelitian ... 28

Gambar 4. Hubungan Variabel Penelitian ... 32

Gambar 5. Grafik Kenaikan Skor Pretest ke Posttest Kemampuan Mengingat ... 61

(19)

xix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Silabus Kelas Eksperimen ... 76

Lampiran 2. RPP Kelas Eksperimen ... 81

Lampiran 3. Silabus Kelas Kontrol ... 92

Lampiran 4. RPP Kelas Kontrol... 97

Lampiran 5. Lembar Kerja Siswa ... 107

Lampiran 6. Validitas Media ... 110

Lampiran 7. Validitas Perangkat Pembelajaran ... 112

Lampiran 8. Validitas Soal dari Guru ... 115

Lampiran 9. Validitas Soal oleh Siswa ... 117

Lampiran 10. Hasil Validitas Soal ... 119

Lampiran 11. Hasil Reliabilitas... 122

Lampiran 12. Rekap Nilai Pretest dan Posttest Kelompok Eksperimen ... 123

Lampiran 13. Rekap Nilai Pretest dan Posttest Kelompok Kontrol ... 124

Lampiran 14. Hasil Uji Normalitas ... 125

Lampiran 15. Hasil Uji Homogenitas ... 130

Lampiran 16. Hasil Uji Hipotesis ... 131

Lampiran 17. Surat Ijin Melakukan Penelitian ... 135

Lampiran 18. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian ... 136

Lampiran 19. Foto Penelitian Kelas Kontrol ... 137

Lampiran 20. Foto Penelitian Kelas Eksperimen ... 139

(20)

1

BAB I

PENDAHULUAN

Bab I ini peneliti akan membahas latar belakang, rumusan masalah, tujuan

penelitian, dan manfaat penelitian.

A. Latar Belakang

Sejak di dalam kandungan, kita sudah dibiasakan untuk belajar. Belajar dari

hal yang kecil, salah satu contohnya adalah belajar mendengarkan lagu-lagu

ataupun instrumen musik yang diputarkan oleh orang tua. Saat lahir sampai

dengan saat ini, belajar merupakan suatu hal yang sangat penting dan dilakukan

setiap hari. Sebelum masuk dalam pendidikan formal, seorang anak sudah

dibekali pengetahuan tentang kecakapan hidup secara sederhana oleh keluarga.

Pengetahuan yang diberikan orang tua kepada anak disebut pendidikan informal.

Dalam pendidikan tersebut anak belajar untuk mengembangkan dirinya,

mengembangkan potensi yang dimilikinya. Dalam perkembangan selanjutnya

(21)

Pendidikan adalah salah satu usaha untuk menumbuh kembangkan potensi

sumber daya manusia melalui kegiatan pengajaran (Mudyahardjo, 2006:3).

Kegiatan pembelajaran yang diselenggarakan oleh suatu lembaga pendidikan

tidak terlepas dari peran seorang guru. Keberhasilan seorang siswa tidak terlepas

dari bagaimana cara guru tersebut mengajarkan atau memberikan materi ajar

untuk siswa. Cara mengajar guru yang hanya berpaku pada metode ceramah dan

menyuruh siswa untuk mencatat tampaknya bukan lagi sebuah pembelajaran yang

menarik bagi siswa. Guru juga tidak memberikan sumber lain dalam

pembelajaran tersebut. Sumber-sumber belajar selain guru inilah yang disebut

sebagai penyalur atau penghubung pesan ajar yang diadakan dan atau diciptakan

secara terencana oleh para guru atau pendidik, yang biasanya dikenal sebagai

media pembelajaran (Munadi, 2010:7). Selain sebagai penyalur pesan ajar, media

pembelajaran merupakan sebuah alat yang dapat membantu proses belajar

mengajar dan berfungsi untuk memperjelas makna pesan yang disampaikan,

sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran dengan lebih baik dan sempurna

(Kustandi & Sutjipto, 2011:11). Media pembelajaran merupakan alat untuk

menunjang keberhasilan proses belajar mengajar (Munadi, 2010:5). Dengan

menggunakan media pembelajaran kreativitas dan imajinasi siswa dapat

berkembang dan meningkat. Oleh karena itu media pembelajaran memiliki peran

penting untuk siswa, terutama siswa Sekolah Dasar. Karena dengan adanya media

(22)

siswa terhadap materi ajar dan siswa akan mudah mengingat kemudian

memahami materi ajar apa yang terkandung dalam media yang digunakan

tersebut.

Media pembelajaran yang dapat membantu siswa dalam mengingat dan

memahami sangat berguna untuk siswa. Guru memberikan materi kepada siswa

dengan tujuan agar siswa mampu menguasai suatu pengetahuan tertentu.

Pengetahuan ada yang sifatnya hafalan dan ilmu pengetahuan yang selalu

berkembang. Apabila guru memberikan pengetahuan yang sifatnya hafalan,

kemampuan siswa dalam hal memahami sangat diperlukan. Memahami materi

yang telah dipelajari dengan menggunakan media pembelajaran akan membuat

siswa mengingatnya sampai jangka waktu yang panjang.

Kenyataannya, sekarang ini masih banyak dijumpai guru-guru dengan cara

mengajar dengan metode ceramah dan siswa hanya mencatat. Materi ajar yang

diberikan hanya terpaku pada tulisan-tulisan yang ada di buku tanpa

menggunakan sumber belajar yang lain. Alasan utama seorang guru tidak

menyiapkan media pembelajaran adalah tidak memiliki waktu untuk

menghadirkan ataupun membuat media pembelajaran. Alasan tersebut terkait juga

dengan materi ajar yang akan disampaikan, guru merasa kesulitan untuk

menentukan media pembelajaran apa yang akan digunakan terutama dalam mata

pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Dalam mata pelajaran Ilmu

(23)

Indonesia yang mungkin bagi siswa sudah tidak menarik lagi. Banyak siswa yang

tidak menyukai mata pelajaran Sejarah, karena secara garis besar merupakan

hafalan yang harus diingat oleh siswa. Dengan kegiatan membaca dan

mendengarkan saja dalam setiap pembelajaran, membuat siswa malas

mengingatnya dan bahkan tidak memahami mata pelajaran telah diterima, hal ini

diketahui dari observasi yang dilakukan oleh peneliti. Hal seperti ini dapat

menurunkan kognitif seorang siswa.

Peneliti mengamati pembelajaran IPS di Sekolah Dasar Kanisius Sorowajan

yang disajikan oleh guru dalam bentuk ceramah. Berdasarkan pengamatan

peneliti pada bulan Januari, siswa cenderung tidak mendengarkan saat guru

menjelaskan mater pelajaran. Hal ini dibuktikan dengan hasil belajar siswa yang

tidak memuaskan, siswa juga tidak mampu menjawab pertanyaan lisan yang

diberikan oleh guru setelah mendapatkan penjelasan. Siswa masih terlihat

bingung dalam menjawab pertanyan dari guru, dan jawaban dari siswa belum

sesuai dengan yang diinginkan oleh guru. Hal tersebut disebabkan oleh

kemampuan mengingat siswa yang masih sangat kurang. Di samping kemampuan

mengingat yang masih kurang, kemampuan memahami siswa juga terlihat sangat

kurang. Dalam menjawab pertanyaan dari guru, siswa masih kembali lagi

bertanya pada guru tentang pertanyaan tersebut. Dari hasil pengamatan terbukti

bahwa kemampuan berpikir siswa dalam hal mengingat dan memahami terlihat

(24)

Sebagai seorang guru yang merupakan faktor utama penunjang keberhasilan

siswa, guru dituntut untuk lebih kreatif dalam menyampaikan materi ajar kepada

siswa. Kegiatan pembelajaran hendaknya dibuat semenarik mungkin, siswa ikut

diaktifkan dalam pembelajaran, kegiatan pembelajaran tidak harus berada di ruang

kelas, dan yang paling utama adalah guru mampu menghadirkan media

pembelajaran kepada siswa sebagai sumber belajarnya. Dengan menghadirkan

media pembelajaran, guru dapat memotivasi siswa untuk belajar dan materi ajar

yang disampaikan dapat bermakna bagi siswa, sehingga siswa lebih mudah

mengingat dan memahami.

Penelitian ini memilih judul Perbedaan Penggunaan Media Timeline terhadap

Kemampuan Mengingat dan Memahami pada Mata Pelajaran IPS khususnya

Sejarah untuk Siswa Kelas V Sekolah Dasar. Alasan peneliti memilih judul ini

karena peneliti melihat banyak guru yang belum memanfaatkan media

pembelajaran pada mata pelajaran IPS yang membuat kemampuan mengingat dan

memahami siswa rendah, khususnya pelajaran Sejarah.

B. Batasan Masalah

Pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah mata pelajaran Ilmu

Pengetahuan Sosial yang mempelajari Sejarah untuk kelas V Sekolah Dasar

dengan Standar Kompetensi (SK) 2. Menghargai peranan tokoh pejuang dan

masyarakat dalam mempersiapkan dan mempertahankaan kemerdekaan Indonesia

(25)

memproklamasikan kemerdekaan serta materi Proklamasi Kemerdekaan.

Pembelajaran akan menggunakan media pembelajaran timeline. Kemampuan

berpikir yang digunakan dalam penelitian ini adalah kemampuan mengingat dan

memahami.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti merumuskan masalah sebagai

berikut :

1. Apakah ada perbedaankemampuan mengingat atas penggunaan media

pembelajarantimelinepada mata pelajaran IPS untuk pada kelas V SD

Kanisius Sorowajan ?

2. Apakah ada perbedaankemampuan memahami atas penggunaan media

pembelajarantimelinepada mata pelajaran IPS untuk pada kelas V SD

Kanisius Sorowajan ?

D. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian yang akan dicapai oleh peneliti adalah :

1. Mengetahuiperbedaankemampuan mengingat atas penggunaan media

pembelajarantimelinepada mata pelajaran IPS untuk pada kelas V SD

(26)

2. Mengetahui perbedaankemampuan memahami atas penggunaan media

pembelajarantimelinepada mata pelajaran IPS untuk pada kelas V SD

Kanisius Sorowajan.

E. Manfaat Penelitian

Dalam penelitian ini diharapkan memberikan manfaat, baik manfaat secara

teoritis dan manfaat praktis. Adapun manfaat yang diharapkan akan tercapai

adalah :

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkandapat memberikan sumbangan pemikiran terhadap

perkembangan ilmu pendidikan, khususnya dalam kegiatan pembelajaran,

mengenai perbedaan penggunaan media pembelajaran timeline terhadap

kemampuan mengingat dan memahami untuk siswa kelas V sekolah dasar.

Selain itu juga dapat dijadikan bahan kajian dan pengembangan lebih lanjut

untuk penelitian selanjutnya.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi sekolah

Penelitian ini diharapkan agar sekolah lebih meningkatkan penggunaan

(27)

b. Bagi guru

Penelitian ini diharapkan menambah kreativitas guru dalam membuat

media pembelajaran yang menarik bagi siswa agar kemampuan mengingat

dan memahami siswa berkembang.

c. Bagi Peneliti

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi peneliti yang

lain tentang penggunaan media pembelajaran dan kemampuan mengingat

dan memahami siswa kelas V sekolah dasar.

F. Definisi Operasional Variabel Penelitian

Untuk menghindari pengertian yang berbeda-beda terhadap istilah dalam

judul penelitian ini, maka peneliti menjelaskan definisi operasional pada

masing-masing variabel.

a. Penggunaan media pembelajaran timeline (variabel independen).

Penggunaan media pembelajaran timeline adalah pembelajaran

menggunakan alat untuk menyampaikan pesan ajar kepada siswa untuk

mempermudah memahami pelajaran yang menggambarkan hubungan

antara peristiwa dan waktu yang materi pembelajarannya disajikan dalam

bagan secara kronologis.

b. Kemampuan mengingat (variabel dependen). Kemampuan mengingat

adalah kemampuan seseorang mengambil kembali pengetahuannya yang

(28)

c. Kemampuan memahami (variabel dependen). Kemampuan memahami

adalah kemampuan seseorang untuk mengerti secara pasti tentang

pengetahuan yang sudah diterimanya dan menerapkan pengetahuannya

(29)

BAB II

LANDASAN TEORI

Bab II ini peneliti akan membahas kajian pustaka, penelitian yang relevan,

kerangka berpikir, dan hipotesis penelitian.

A. Kajian Pustaka

Dalam kajian pustaka, peneliti akan membahas teori-teori yang mendukung

penelitian ini.

1. Kemampuan berpikir

Kemampuan berpikir merupakan suatu kemampuan jiwa untuk

meletakkan hubungan antara bagian-bagian pengetahuan yang dimiliki

(Djamarah dan Aswan, 2010:34). Berpikir adalah proses menghasilkan

representasi mental yang baru melalui transformasi informasi yang

melibatkan interaksi secara komplek antara atribut-atribut mental seperti,

penilaian, abstraksi, penalaran, imajinasi, dan pemecahan masalah

(Suharnan, 2005:281). Berdasarkan dua pengertian di atas dapat

(30)

yang cukup kompleks untuk meletakkan hubungan antara bagian-bagian

pengetahuan yang dimiliki.

Kemampuan berpikir pada seorang anak memiliki tahapan-tahapan

sesuai dengan karakteristik anak. Piaget dalam Wahyudin dan Agustin

(2011:22) mengatakan bahwa anak yang berusia antara 7-12 tahun sedang

berada pada fase operasional konkret, dimana kemampuan anak dalam

berpikir logis telah berkembang dengan adanya obyek konkret sebagai

sumber untuk berpikir logis. Pada tahap ini, cara berpikir anak masih

terbatas dan berdasarkan sesuatu yang konkret.

Kemampuan berpikir yang akan dibahas oleh penelitian ini adalah

kemampuan berpikir siswa pada tahapan proses kognitif. Dimensi proses

kognitif menurut taksonomi Bloom dibagi menjadi enam kategori tahapan,

yaitu : mengingat, memahami, menganalisis, mengaplikasi, mengevaluasi,

dan mencipta (Anderson dan Krathwohl, 2010:99), namun dalam

penelitian ini hanya akan dibahas proses kognitif mengingat dan

memahami.

a. Mengingat

Mengingat adalah mendapatkan kembali atau pengembalian

pengetahuan relevan yang tersimpan dari memori jangka panjang

(31)

mengambil pengetahuan yang dibutuhkan dari memori jangka

panjang. Pengetahuan yang dibutuhkan adalah pengetahuan faktual,

konseptual, prosedural, atau metakognitif atau kombinasi dari

beberapa pengetahuan ini (Anderson dan Krathwohl, 2010:99).

Definisi lain dari mengingat adalah proses menyimpan atau

pemeliharaan informasi di sepanjang waktu (Suharnan, 2005:67).

KBBI (2014) mengemukakan mengingat adalah kemampuan untuk

menyimpan sesuatu yang pernah diketahui, dipahami, atau dipelajari.

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa mengingat adalah

kemampuan seseorang untuk mengambil kembali pengetahuan yang

telah disimpan dalam memori jangka panjangnya.

b. Memahami

Memahami adalah membangun pengertian dari pesan

pembelajaran yang mencakup oral, tulisan, dan komunikasi grafik

(Kuswana, 2012:65). Memahami adalah mengerti benar atau

mengetahui benar apa yang telah diterima (KBBI, 2014). Ahli yang

lain, Anderson dan Krathwohl (2010:105), mengemukakan bahwa

memahami adalah mampu mengkonstruksi makna dari pesan-pesan

pembelajaran, baik yang bersifat lisan, tulisan, maupun grafis, yang

(32)

Pengertian-pengertian di atas dapat dipadukan menjadi sebuah

pengertian bahwa memahami adalah kemampuan seseorang untuk

mengerti secara pasti tentang pengetahuan yang sudah diterimanya dan

menerapkan pengetahuannya tersebut baik berupa lisan ataupun

tulisan.

2. Media Pembelajaran.

a. Pengertian Media Pembelajaran

Media pembelajaran adalah sumber-sumber belajar selain guru

yang disebut sebagai penyalur atau penghubung pesan ajar yang

diadakan dan atau diciptakan secara terencana oleh para guru atau

pendidik (Munadi, 2010:5). Media pembelajaran adalah alat yang

dapat membantu proses belajar mengajar dan berfungsi untuk

memperjelas makna pesan yang disampaikan, sehingga dapat

mencapai tujuan pembelajaran dengan lebih baik dan sempurna

(Kustandi dan Sutjipto, 2011:11).

Ahli-ahli lain juga mempunyai pendapat yang berbeda,

Kustandi dan Sutjipto (2011:11) mengemukakan bahwa media

pembelajaran adalah sarana untuk meningkatkan kegiatan proses

belajar mengajar yang digunakan dalam rangka komunikasi dan

interaksi guru dan siswa dalam proses pembelajaran. Sadiman

(33)

sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari

pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran,

perasaan, perhatian dan minat serta perhatian siswa sedemikian

rupa sehingga proses belajar terjadi. Pengertian tentang media

pembelajaran yang lainnya yaitu media pembelajaran adalah alat

bantu apa saja yang dapat dijadikan sebagai penyalur pesan guna

mencapai tujuan pengajaran (Djamarah dan Aswan, 2010:121).

Dari pengertian di atas, media pembelajaran merupakan suatu

alat penunjang selain guru untuk memperjelas pesan ajar yang

disampaikan kepada siswa.

b. Fungsi Media Pembelajaran

Terdapat empat fungsi media pembelajaran. 1) Media

pembelajaran sebagai sumber belajar. Media digunakan siswa

sebagai sumber belajar untuk memperoleh informasi. Sumber

belajar dapat berupa pesan, orang, bahan, alat, teknik, dan

lingkungan yang dapat memberi perbedaan hasil belajar siswa, 2)

Fungsi semantik. Media pembelajaran digunakan untuk

memudahkan siswa dalam memahami benda-benda yang abstrak,

sehingga makna atau maksudnya benar-benar dipahami peserta

didik, 3) Fungsi manipulatif. Media pembelajaran memiliki dua

(34)

mengatasi keterbatasan inderawi. Kemampuan media dalam

mengatasi batas-batas ruang dan waktu misalnya dalam materi

peristiwa bencana alam, guru dapat menampilkan video atau

gambar bencana alam. Kemampuan media dalam mengatasi

keterbatasan inderawi dapat membantu siswa memahami obyek

yang bergerak terlelu cepat atau terlalu lambat, seperti proses

metamorphosis. Hal ini dapat memanfaatkan gambar, 4) Fungsi

psikologis. Dalam fungsi psikologis dibagi menjadi enam, yaitu: a)

fungsi atensi berguna untuk meningkatkan perhatian siswa ketika

seorang pendidik dapat merancang media pembelajaran yang

menarik dan dapat memfokuskan perhatian siswa, b) fungsi afektif

bersangkutan dengan perasaan atau emosi ketika pendidik

menggunakan media pembelajaran, maka secara tidak langsung

siswa akan merasa senang dalam mengikuti kegiatan

pembelajaran, c) fungsi kognitif menghadapkan siswa pada

obyek-obyek dan semakin banyak obyek-obyek-obyek-obyek yang dikuasai siswa

maka akan semakin banyak gagasan yang dimiliki siswa, sehingga

kemampuan kognitifnya semakin luas, d) fungsi imajinatif dapat

mengembangkan imajinasi siswa sehingga dengan adanya media

pembelajaran siswa dapat mengembangkan imajinasinya dalam

rangka mengembangkan materi, e) fungsi motivasi diperlukan agar

(35)

pembelajaran tercapai, f) fungsi sosio-kultural dapat mengatasi

keterbatasan sosio-kultural antar peserta didik dengan

menyamakan pengalaman belajar dan menimbulkan persepsi yang

sama (Munadi, 2010:5)

3. Media Pembelajaran Timeline

Media pembelajaran seperti yang telah dijelaskan di atas merupakan

alat bantu untuk menerima informasi atau pesan dari orang yang memberi

pesan. Tujuan media pembelajaran tersebut dapat menjadi solusi bagi guru

untuk mempermudah dalam menyampaikan pesan atau makna suatu

pembelajaran. Sama halnya dengan media pembelajaran garis waktu atau

yang lebih sering disebut dengan timeline. Sadiman (2009:37)

mengemukakan bahwa media timeline adalah media yang menyajikan

sebuah garis waktu yang menghubungkan antara sebuah peristiwa dengan

waktu terjadinya peristiwa tersebut. Pesan yang disampaikan melalui

timeline ini disajikan secara kronologis, dimana setiap peristiwa demi

peristiwa disampaikan secara runtut. Timeline adalah media yang dapat

membantu siswa dalam memahami konsep yang lebih abstrak (Katryn,

2011:186).

Timeline digunakan untuk memudahkan siswa mengingat peristiwa

(36)

dapat berpikir secara kritis mengenai peristiwa, tanggal, tahun, dan tempat

secara kronologis.

Penelitian ini menggunakan timeline yang dirancang oleh peneliti

sebagai media pembelajaran. Timeline yang digunakan adalah sebuah

papan dengan lubang-lubang yang berfungsi untuk menempelkan tanggal,

kejadian, perististiwa, dan tokoh-tokoh. Berikut adalah hasil timeline yang

dibuat:

Gambar 1. Media PembelajaranTimeline

4. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)

a. Pengertian IPS

Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan ilmu pengetahuan yang

berisi keterampilan dalam memecahkan masalah mulai dari

lingkup diri sampai pada masalah yang kompleks (Supardi, 2011).

(37)

sosial dan terkait dengan masalah sosial seiring dengan

perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Menurut Sapriya (2006) IPS merupakan ilmu pengetahuan

yang berpusat pada aktivitas manusia dari berbagai dimensi

kehidupan sosial dengan karakteristik manusia yaitu makhluk

sosial.

b. Tujuan IPS

Tujuan IPS di sekolah dasar sebagai berikut (Supardi, 2011)

yaitu 1) memberi pengetahuan kepada siswa untuk menjadi warga

negara yang baik, 2) sadar sebagai makhluk ciptaan Tuhan, sadar

hak dan kewajibannya dan bersikap demokratis serta tanggung

jawab, 3) mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan inkuiri

untuk memecahkan masalah-masalah sosial, 4) melatih belajar

mandiri dan membangun kebersamaan, 5) mengembangkan

kecerdasan, kebiasaan, dan keterampilan sosial, 6) melatih untuk

menghayati nilai-nilai hidup yang baik dan terpuji, 7)

mengembangkan kesadaran dan kepedulian terhadap masyarakat

dan lingkungan.

Tujuan-tujuan IPS menurut Supardi dapat disimpulkan bahwa

(38)

untuk menghadapi di kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan

bernegara.

Solihatin, Etin (2007:15) mengemukakan bahwa tujuan ilmu

pendidikan sosial adalah untuk mendidik dan memberi bekal

kemampuan dasar kepada siswa untuk mengembangkan diri sesuai

dengan bakat, minat, kemampuan dan lingkungannya, serta

berbagai bekal bagi siswa untuk melanjutkan pendidikan ke

jenjang yang lebih tinggi. Tujuan yang lain dari pembelajaran IPS

adalah menurut KTSP (2006) yaitu:

a. Agar siswa mampu mengenal konsep mengenai kehidupan

masyarakat dan lingkungan.

b. Agar siswa mampu mengembangkan kemampuan dasar

yang telah dimilikinya yaitu rasaingin tahu, memecahkan

masalah, dan keterampilan dalam masyarakat secara logis

dan kritis.

c. Agar siswa mampu bersosialisasi dengan masyarakat yang

ada disekitarnya.

c. Karakteristik IPS

Supardi mengemukakan pendapat bahwa karakteristik IPS

adalah IPS merupakan mata pelajaran yang diberikan ditingkat

(39)

kurikulum pendidikan dasar dan menengah. Jadi, dari pendapat

Supardi tentang karakteristik IPS dapat disimpulkan bahwa IPS

harus dipelajari siswa khususnya di SD.

d. Keterampilan-keterampilan dalam IPS

Keterampilan-keterampilan dalam pembelajaran IPS (Maryani

& Syamsudin, 2009) yaitu, 1) work study skill yaitu keterampilan

dalam berpikir contohnya membaca peta, 2) group process skils

yaitu keterampilan dalam pembelajaran contohnya berpikir kritis,

3)social living skills yaitu keterampilan dalam bekerja kelas

contohnya bekerjasama dengan orang lain.Keterampilan dalam IPS

mengacu pada tujuan dari IPS itu sendiri sehingga dalam

pembelajaran keterampilan-keterampilan ini dapat diasah oleh

siswa.

5. Karakteristik siswa Sekolah Dasar (SD)

Piaget dalam William Crain (2007:171) mengemukakan bahwa

periode perkembangan secara umum pada manusia dibagi dalam empat

periode, yaitu periode I (kepandaian sensori-motorik), periode II (pikiran

pra-operasional), periode III (operasional konkret), dan periode IV

(40)

Dalam periode I, kemampuan yang dapat dilakukan adalah menghisap,

menggemgam, dan memukul untuk mnghadapi dunia yang muncul

didepannya. Pada periode II anak-anak mulai belajar berpikir,

menggunakan simbol-simbol dan pencitraan batiniah, namun pikiran

mereka masih tidak sistematis dan tidak logis. Pikiran ini sangat berbeda

dengn pikiran orang dewasa. Kemampuan selanjutnya pada periode III

adalah anak-anak mulai mengembangkan kemampuan berpikir sistematis,

namun hanya ketika mereka dapat mengacu kepada obyek-obyek dan

aktivitas-aktivitas konkret. Periode IV merupakan tahapan berpikir secara

formal, kemampuan ini dimiliki oleh orang muda sampai orang dewasa.

Mereka mampu berpikir secara sistematis menurut rancangan yang murni

abstrak dan hipotesis.

Anak usia sekolah dasar kelas V berada pada periode perkembangan

tahap III, yaitu perkembangan operasional konkret. Tahap berpikir usia

7-11 tahun mengembangkan kemampuan berpikir sistematis, namun hanya

ketika mereka dapat mengacu kepada obyek-obyek dan aktivitas-aktivitas

konkret.

B. Penelitian yang Relevan

1. Mityasari (2013) meneliti tentang Penggunaan Media Bagan Garis Waktu

(Timeline Chart) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa dalam

(41)

Tindakan Kelas (PTK). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk

meningkatkan aktivitas guru dan siswa dalam kegiatan pembelajaran

menggunakan timeline. Subyek dari penelitian ini adalah siswa kelas V

SD yang berjumlah 20 siswa semester II tahun ajaran 2012/2013. Hasil

penelitian ini menunjukkan bahwa terjadi peningkatan pada siklus I

89,55% menjadi 94,79% pada siklus II.

2. Krisna Yanti, Suarjana, dan Arcana (2012) meneliti tentang perbedaan

penggunaan model pembelajaran course review horay terhadap

kmampuan berpikir kritis siswa kelas V Sekolah Dasar. Penelitian ini

merupakan penelitian eksperimen dengan desain posttest only control

group design. Subyek penelitian adalah siswa kelas V SD N I Pandak

Bandung sebagai kelas eksperimen dan siswa kelas V SD N II Pandak

Bandung sebagai kelas kontrol. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk

mengetahui perbedaan kemampuan berpikir kritis pada mata pelajaran

IPS. Hasil dari penelitian ini adalah terdapat perbedaan yang signifikan

pada kemampuan berpikir kritis kelompok siswa yang menggunakan

model pembelajaran course review horay, hal ini ditunjukkan t hitung 6,4

dn t tabel 1,684 untuk db n1 + n2 – 2 = 48 dengan taraf signifikansi 5%.

(42)

Gambar 2. Literature Map Penelitian yang Relevan

Berdasarkan penelitian yang sudah pernah dilakukan Mityasari

bahwa media pembelajaran timeline dapat meningkatkan hasil belajar

Media Pembelajaran Kemampuan Berpikir

Mityasari (2013)

Media Pembelajaran

Timeline

Krisna Yanti, dkk (2012)

Kemampuan Berpikir Kritis

Yang perlu diteliti:

Perbedaan Kemampuan Mengingat dan Memahami atas Penggunaan

(43)

siswa, dalam penelitian ini akan menggunakan media pembelajaran

timeline namun untuk mengetahui kemampuan berpikir siswa yaitu

kemampuan mengingat dan memahami siswa. Penelitian Krisna Yanti,

dkk meniliti bahwa penggunaan model pembelajaran course review horay

dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis pada siswa, dalam

penelitian ini peneliti akan menggunakan timeline untuk meningkatkan

kemampuan berpikir siswa.

C. Kerangka Berpikir

Siswa-siswi sekolah dasar mempunyai kemampuan kognitif yang

berbeda-beda. Kemampuan kognitif tersebut harus terus digali dan dilatih agar

mencapai perkembangan yang maksimal. Terdapat enam dimensi kognitif dan

diantaranya yaitu mengingat dan memahami.

Mengingat adalah mendapatkan kembali atau pengembalian pengetahuan

relevan yang tersimpan dari memori jangka panjang. Jadi dalam kegiatan

mengingat, siswa diajak untuk memutar kembali pengetahuan yang telah dimiliki

siswa yang disimpan dalam memorinya. Sedangkan memahami adalah

membangun pengertian dari pesan pembelajaran yang mencakup oral, tulisan, dan

komunikasi grafik.

Kegiatan belajar mengajar, tujuan utamanya adalah menyampaikan pesan

(44)

salah satunya adalah media pembelajaran timeline. Dengan menggunakan media

pembelajaran diharapkan siswa lebih memahami makna dan maksud yang

disampaikan oleh guru.

Kemampuan berpikir mengingat dan memahami sangat dibutuhkan siswa

untuk mengolah materi yang diberikan oleh guru. Salah satu media yang dapat

digunakan yaitu media timeline. Media ini digunakan untuk menyampaikan

sebuah kronologi peristiwa dari mulai sampai akhir. Media pembelajaran timeline

adalah media yang menyajikan sebuah garis waktu yang menghubungkan antara

sebuah peristiwa dengan waktu terjadinya peristiwa tersebut. Melalui media

tersebut diharapkan kemampuan kognitif mengingat dan memahami siswa dapat

berkembang dengan maksimal karena pesan ajar disampaikan secara bermakna.

D. Hipotesis Penelitian

Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian

(Darmawan,2013:120). Hipotesis dari penelitian ini adalah:

1. Terdapat perbedaan penggunaan media pembelajaran timeline untuk

kemampuan berfikir mengingat pada siswa kelas V semester II SD

Kanisius Sorowajan.

2. Terdapat perbedaan penggunaan media pembelajaran timeline untuk

kemampuan berfikir memahami pada siswa kelas V semester II SD

(45)

BAB III

METODE PENELITIAN

Bab III ini peneliti akan membahas jenis penelitian, tempat dan waktu

penelitian, populasi dan sampel penelitian, variabel penelitian, teknik pengumpulan

data, instrumen penelitian, validitas dan reliabilitas instrumen, teknik analisis data,

dan jadwal penelitian.

A. Jenis Penelitian

Penelitian eksperimen adalah penelitian untuk memperoleh informasi

yang merupakan perkiraan bagi informasi yang dapat diperoleh dengan

eksperimen yang sebenarnya dalam keadaan yang sebenarnya yang tidak

memungkinkan untuk mengontrol atau memanipulasi semua variabel yang

relevan demikian pendapat Cholid dalam Darmawan (2013:39). Penelitian

eksperimen diartikan secara singkat oleh Nasution dalam Darmawan (2013:39)

bahwa penelitian eksperimen adalah penelitian mengetes hipotesis.

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen, yang dapat memberikan

penjelasan “alasan mengapa”. Hubungan sebab-akibat bisa diketahui oleh karena

peneliti dimungkinkan untuk melakukan perlakuan (treatment) terhadap obyek

penelitian (Kontour,2003:55). Penelitian eksperimen paling tepat untuk menguji

(46)

kuantitatif yang bersifat analitik (Margono,2007:106). Penelitian ini

menggunakan desain penelitian Quasi Experimental dengan tipe Nonequivalent

Control Group Design. Metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai

metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivism, digunakan untuk

meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan

instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif atau statistik, dengan tujuan

untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan (Sugiyono,2008:7). Sedangkan

metode eksperimen digunakan untuk mencari perbedaan perlakuan (treatment)

tertentu terhadap yang lain dalam kondisi terkendalikan (Sugiyono,2012:72).

Penelitian quasi eksperimen dipilih dua kelas yaitu kelas eksperimen dan kelas

kontrol, dengan tipe nonequivalent control group design, karena penelitian ini

tidak memungkinkan untuk dilakukan penempatan atau penentuan kelas mana

yang akan mendapat perlakuan dan kelas mana yang menjadi kelas pengendali.

Desain penelitian ini kelas eksperimen dan kelas kontrol tidak dipilih secara

random. Langkah-langkah dalam penelitian ini yaitu pertama pemberian pretest

kepada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Langkah selanjutnya pada kelas

eksperimen diberikan sebuah treatment atau perlakuan yaitu dalam proses

pembelajarannya menggunakan media pembelajaran timeline, sedangkan pada

kelas kontrol kegiatan belajar mengajar dilakukan seperti biasa tanpa

menggunakan media pembelajaran. Kelas eksperimen dua kali diberi perlakuan,

kemudian akan dilakukan posttest untuk mengetahui keadaan setelah mendapat

(47)

Gambar 3. Desain Penelitian (Sugiyono,2012:79)

Keterangan :

OA : Rerata skor pretest kelas eksperimen

OB : Rerata skor posttest kelas eksperimen

X : Perlakuan (treatment) penggunaan timeline

OC : Rerata skor pretest kelas kontrol

OD : Rerata skor posttest kelas kontrol

B. Tempat dan Waktu Penelitian

a. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SD Kanisius Sorowajan, yang beralamat

di Jl. Sorowajan No 111 Banguntapan Bantul Yogyakarta, Telp (0274)

4534850. SD Kanisius Sorowajan berada dipinggir kota Yogyakarta. Sekolah

ini cukup strategis karena letaknya dekat dengan pusat perkotaan. Letaknya

berada di tengah pemukiman warga dan jauh dari jalan raya sehingga sekolah

ini nyaman untuk belajar. SD Kanisius Sorowajan memiliki guru sebanyak 17

guru dan 1 penjaga sekolah yang bertempat tinggal di sekolah tersebut.

OA X OB

---

(48)

Diantara 17 guru tersebut terdapat 6 guru tidak tetap yayasan dan 11 guru

tetap yayasan. Dari 11 guru tetap yayasan,2 diantaranya adalah Pegawai

Negeri Sipil (PNS).

b. Waktu Penelitian

Waktu penelitian dilaksanakan selama empat bulan, yaitu bulan

Januari 2014 sampai dengan April 2014. Penelitian ini membutuhkan waktu

yang cukup lama, karena pada semester II banyak sekali kegiatan yang

dilaksanakan di sekolah, sehingga materi yang diberikan kepada siswa agak

terlambat.

C. Populasi dan Sampel Penelitian

Peneliti memilih populasi dan sampel di SD Kanisius Sorowajan karena

peneliti melihat potensi yang ada didalam kelas, siswa terlihat aktif dalam

pembelajaran namun belum maksimal dalam penggunaan media pembelajaran.

a. Populasi Penelitian

Populasi adalah seluruh data yang menjadi perhatian kita

dalam suatu ruang lingkup dan waktu yang kita tentukan

(Margono,2007:118). Berbeda dengan pendapat Sugiyono (2012:80)

bahwa populasi adalah obyek yang ditetapkan peneliti yang

(49)

Sedangkan menurut Darmawan (2013:137) populasi adalah sumber

data dalam penelitian tertentu yang memiliki jumlah banyak dan luas.

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SD

Kanisius Sorowajan yang terdiri dua kelas ,yaitu kelas VA dan kelas

VB yang berjumlah 60 siswa.

b. Sampel Penelitian

Sampel adalah bagian dari karakteristik yang dimiliki oleh

populasi (Sugiono,2012:81), sedangkan menurut Darmawan

(2013:138) sampel adalah sebagian dari populasi, artinya tidak akan

ada sampel jika tidak ada populasi.

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan

teknik nonrandom. Teknik nonrandom adalah cara pemilihan sejumlah

anggota dari populasi dengan setiap anggotanya tidak mempunyai

kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi anggota sampel

(Kariadinata dan Abdurahman, 2012:24). Dalam hal ini hanya

anggota-anggota tertentu dari populasi yang akan terpilih menjadi

anggota sampel. Dan pemilihan anggota-anggota tersebut bersifat

subyektif. Pemilihan sampel dilakukan oleh peneliti dengan cara

berdiskusi dengn guru dan atas saran serta pertimbangan dari guru.

(50)

kelas yang akan dipilih sebagai kelas kontrol dan kelas eksperimen.

Sampel dalam penelitian ini adalah siswa SD Kanisius Sorowajan

kelas VA sebagai kelas eksperimen dan siswa kelas VB SD Kanisius

Sorowajan sebagai kelas kontrol. Dengan jumlah siswa kelas VA 30

siswa dan kelas VB 30 siswa.

D. Variabel Penelitian

Sugiyono (2012:38) berpendapat variabel penelitian adalah atribut atau

obyek yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan peneliti untuk dipelajari

kemudian ditarik kesimpulan. Sarwono (2006:53) dalam bukunya menyebutkan

bahwa variabel ialah sesuatu yang berbeda dan bervariasi, simbol yang

diasumsikan sebagai seperangkat nila-nilai. Dalam penelitian ini, peneliti

menggunakan variabel bebas (independent variabel) dan variabel terikat

(dependent variabel). Variabel bebas adalah variabel stimulus atau variabel yang

memperbedaani variabel lain, sedangkan variabel terikat adalah variabel yang

memberikan reaksi respon jika dihubungkan dengan variable bebas

(Sarwono,2006:54). Sugiyono (2011) berpendapat bahwa variabel bebas atau

variabel independen adalah variabel yang memperbedaani variabel dependen,

sedangkan variabel dependen atau variabel terikat adalah variabel yang

diperbedaani karena adanya variabel independen.

Penelitian ini variabel bebasnya (independent variabel) adalah

(51)

(dependen variabel) dalam penelitian ini adalah kemampuan mengingat dan

kemampuan memahami.

Gambar 4. Hubungan Variabel Penelitian

E. Teknik Pengumpulan Data Penelitian

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan pretest dan

posttest untuk kelas kontrol dan kelas eksperimen. Dalam sebuah penelitian,

peneliti harus memahami kriteria data yang baik dan mampu menentukan teknik

yang tepat dalam mengumpulkan data. Jika tidak maka data yang dikumpulkan

tidak akan diperoleh secara sempurna. Data-data yang baik menurut Sangadji dan

Sopiah (2010:190) adalah: data harus akurat, yang dimaksudkan dengan akurat

adalah data harus sesuai dengan indikator yang diuraikan dalam jabaran variabel

penelitian. Jangan sampai data yang diambil tidak sesuai dengan indikator yang

telah ditetapkan. Syarat yang kedua adalah data harus relevan, yang dimaksud

dengan relevan adalah data yang akan dikumpulkan relevan dengan tujuan

penelitian agar kesimpulan penelitian yang akan diambil mempunyai tingkat Penggunaan media

pembelajaran timeline

(variabel bebas)

Kemampuan Mengingat (variabel terikat)

(52)

ketepatan yang tinggi. Syarat yang terakhir adalah data harus up to date, yang

dimaksud up to date adalah jangan sampai data penelitian yang dikumpulkan

sudah kadaluarsa atau sudah tidak relevan dengan kondisi terkini. Teknik

pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik tes. Teknik tes

digunakan untuk mengumpulkan data yang digunakan untuk mengevaluasi, yaitu

membedakan antara kondisi awal dengan kondisi sesudahnya (Sangadji,

2010:191).

Tes merupakan suatu teknik atau cara yang digunakan dalam rangka

melaksanakan kegiatan pengukuran, yang di dalamnya terdapat berbagai

pertanyaan, pernyataan atau serangkaian tugas yang harus dikerjakan atau

dijawab oleh peserta didik untuk mengukur aspek perilaku peserta didik

(Arifin,2009:118).

Data dalam penelitian ini diperoleh dari pretest dan posttest yang

dilakukan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Data yang diperoleh oleh

peneliti digunakan untuk mengetahui kemampuan mengingat dan kemampuan

memahami pada siswa. Pretest dalam penelitian ini diberikan kepada kelas

eksperimen dan kelas kontrol sebelum materi diajarkan, pretest ini bertujuan

untuk mengetahui keadaan awal kelas eksperimen dan kelas kontrol sebelum

diberi treatment atau perlakuan. Perlakuan atau treatment yang diberikan yaitu

kegiatan pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran timeline pada

(53)

menggunakan media pembelajaran. Posttest dilakukan setelah kelas kontrol dan

kelas eksperimen mendapatkan materi dan perlakuan (treatment) untuk kelas

eksperimen.

F. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti

dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah (Sangadji, 2010:154).

Pengertian yang lain mengenai instrumen yaitu instrumen adalah suatu alat yang

digunakan peneliti untuk mengumpulkan data dalam suatu penelitian (Sugiyono,

2012:102).

Instrumen dalam penelitian ini adalah berupa soal tes yang diberikan

kepada sampel penelitian. Dalam hal ini, peneliti perlu menyusun sebuah

rancangan penyusunan instrumen yang dikenal dengan istilah kisi-kisi.

Kisi-kisi adalah tabel yang menunjukkan hubungan antara hal-hal yang

disebutkan dalam baris dengan hal-hal yang disebutkan dalam kolom (Sangadji,

2010:155). Kisi-kisi dibuat oleh peneliti sebelum membuat soal untuk

mengevaluasi kemampuan mengingat dan kemampuan memahami siswa.

Kisi-kisi dibuat berdasarkan indikator yang telah ditentukan sebelumnya oleh peneliti.

(54)

Tabel 1. Kisi-kisi Instrumen Penelitian

No. Variabel Aspek Indikator Nomor Soal

1.

Mengingat

Mengidentifikasi 3.1. Mengenali tanggal

terjadinya peristiwa-peristiwa sekitar Proklamasi Kemerdekaan

2, 5

Mengingat kembali 3.2. Mengingat kembali peristiwa

Rengasdengklok

1

2.

Memahami

Menafsirkan 4.1. Menerjemahkan

nama dan peristiwa-peristiwa sekitar Proklamasi

4

Mencontohkan 4.2. Memberikan

contoh nama tokoh-tokoh pahlawan proklamasi

3

Mengklasifikasikan 4.3. Mengelompokkan tokoh bangsa yang

Merangkum 4.4. Meringkas

peristiwa Proklamasi

10

Menyimpulkan 4.5. Menyimpulkan

terjadinya Proklamasi 8

Membandingkan 4.6. Mencocokkan

peristiwa dan tanggal terjadinya peristiwa Proklamasi

9

Menjelaskan 4.7. Menjelaskan

peristiwa penting pada Proklamasi

Kemerdekaan

6

Kisi-kisi yang dibuat berdasarkan indikator selanjutnya dikembangkan

(55)

Soal-soal dalam penelitian ini berupa pilihan ganda berjumlah 10 soal. Soal

tes bentuk pilihan ganda dapat digunakan untuk mengukur hasil belajar yang

lebih kompleks dan berkenaan dengan aspek ingatan, pengertian, aplikasi,

analisis, sintesis, dan evaluasi (Arifin, 2009:138). Soal tes pilihan ganda

diberikan kepada obyek penelitian pada saat pretest dan posttest.

G. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen

a. Validitas Instrumen

Penelitian ini menggunakan soal pilihan ganda untuk pengambilan

data. Sebelum soal pilihan ganda digunakan untuk penelitian, soal tersebut

diujikan terlebih dahulu kepada siswa kelas VI yang telah mempelajari materi

pada penelitian ini. Sebelumnya telah dilakukan juga validasi untuk kisi-kisi

soal dan validasi perangkat pembelajaran oleh guru.

Validitas adalah suatu konsep yang berkaitan dengan sejauh mana tes

telah mengukur apa yang seharusnya diukur (Surapranata, 2004:50). Masidjo

(2007:242) berpendapat bahwa validitas suatu tes adalah taraf samapai di

mana suatu tes mampu mengukur apa yang seharusnya diukur. Sebuah

instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan

apabila dapat mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara tepat

(Arikunto, 2006:168). Apabila peneliti ingin meneliti perbedaan penggunaan

(56)

dengan menggunakan soal, maka sebelum diberikan kepada subyek penelitian

soal tersebut harus diuji validitas supaya soal yang diujikan benar-benar valid.

Penelitian ini menggunakan dua macam validitas, yaitu validitas

konstruk dan validitas isi. Menurut Sugiyono (2010:177) untuk menguji

validitas konstruk dapat digunakan pendapat para ahli (expert judgement).

Pendapat para ahli yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah guru kelas.

Dalam hal ini peneliti meminta pendapat dari guru kelas untuk menilai

perangkat pembelajaran yang akan digunakan dan juga soal evaluasi yang

akan digunakan untuk penelitian.

Haynes dalam Azwar (2012:111) mengatakan bahwa makna validitas

isi adalah sejauh mana elemen-elemen dalam suatu instrumen ukur

benar-benar relevan dan merupakan representasi dari konstrak yang sesuai dengan

tujuan pengukuran. Untuk validitas isi, peneliti mengujikan soal-soal kepada

siswa kelas VI. Peneliti memilih kelas VI SD Kanisius Sorowajan karena

dikelas V siswa sudah mendapatkan materi tersebut. Dan untuk

mempermudah perhitungan, peneliti menggunakan program komputer SPSS

16.0. Sebuah item dikatakan valid apabila signifikansinya > 0,01. Berikut

hasil uji valditas yang dikerjakan oleh siswa kelas VI.

Tabel 2. Hasil Uji Validitas Soal

Nomor

Item Nilai Korelasi Nilai r tabel Keputusan

(57)

Item 2 0,624** signifikansi

Dari tabel 1 dapat dilihat bahwa dari 15 soal yang saya ujikan,

terdapat 10 soal yang valid. 10 soal valid tersebut selanjutnya akan

digunakan sebagai soal evaluasi untuk subyek penelitian. Berikut item

valid yang berisi 10 soal:

Tabel 3. Hasil Item Valid

No Nomor item Nilai Korelasi Keputusan

1 Item 1 0,487** Valid

2 Item 2 0,624** Valid

3 Item 5 0,624** Valid

4 Item 6 0,637** Valid

(58)

6 Item 10 0,513** Valid

7 Item 11 0,581** Valid

8 Item 13 0,376* Valid

9 Item 14 0,581** Valid

10 Item 15 0,491** Valid

Sepuluh soal yang valid selanjutnya diuji reliabilitasnya untuk

mengetahui taraf keajegan instrumen.

b. Reliabilitas Instrumen

Reliabilitas diterjemahkan dari kata reliability. Reliabilitas adalah

sejauh mana hasil suatu proses pengukuran dapat dipercaya. Hasil suatu

pengukuran akan dapat dipercaya hanya apabila dalam beberapa kali

pelaksanaan pengukuran terhadap kelas subyek yang sama diperoleh hasil

yang relatif sama (Azwar, 2012:112). Instrumen yang memiliki reliabilitas

tinggi maksudnya adalah pengukuran yang dapat menghasilkan data yang

reliabel (Azwar, 2012:7). Ide pokok dari reliabilitas adalah sejauh mana hasil

suatu pengukuran dapat dipercaya. Uji reliabilitas dilakukan secara internal

consistency yaitu dengan mengujikan instrumen sekali saja dengan teknik

tertentu. Untuk uji reliabilitas, peneliti menggunakan uji Alpha Cronbach.

Nunnaly (dalam Ghozali, 2007:42) menyatakan bahwa konstrak disebut

reliabel atau memiliki reliabilitas jika memenuhi harga Alpha Cronbach >

(59)

Tabel 4. Kriteria Koefisien Reliabilitas

Koefisien Korelasi Kualifikasi

0,91-1,00 Sangat Tinggi

0,71-0,90 Tinggi

0,41-0,70 Cukup

0,21-0,40 Rendah

Negatif-0,20 Sangat Rendah

Dari hasil uji reliabilitas instrumen diperoleh hasil:

Tabel 5. Hasil Reliabilitas

Alpha Cronbach Kualifikasi

0,713 Tinggi

Tabel di atas menunjukkan harga Alpha Cronbach sebesar 0,713

dengan kualifikasi tinggi, sehingga instrumen dapat digunakan karena sudah

memenuhi syarat valid dan reliabel.

H. Teknik Analisis Data

Analisis data dalam penelitian ini menggunakan program komputer SPSS

(Statistic Program for Social Sciences) 16,0. Data yang akan dianalisis adalah

data hasil pretest, hasil posttest dari kelas kontrol dan kelas eksperimen. Data-data

(60)

kelas eksperimen dengan hasil yang diperoleh siswa dikelas kontrol. Sebelum

pengujian hipotesis terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat. Uji prasyarat tersebut

adalah uji normalitas dan uji homogenitas. Uji normalitas dilakukan dengan

tujuan untuk mengetahui data berdistribusi normal atau tidak (Santoso, 2012).

Dalam penelitian ini uji normalitas menggunakan teknik Kolmogorov-Smirnov.

Hipotesisnya adalah:

Ho: Data berdistribusi normal

Ha: Data berdistribusi tidak normal

Kriteria keputusan diambil berdasarkan nilai probabilitas, menurut

Siregar (2013) dasar pengambilan keputusan dengan melihat angka

probabilitas (sign) :

Probabilitas > 0,05 maka Ho diterima (data normal)

Probabilitas < 0,05 maka Ha diterima (data tidak normal)

Jika data berdistribusi normal maka analisis statistiknya menggunakan

statistik parametrik uji t atau t-test. Jika data berdistribusi tidak normal maka

menggunakan statistik nonparametrik Mann Whitney.

Setelah melakukan uji normalitas, dan semua data berdistribusi normal

selanjutnya dilakukan uji homogenitas. Uji homogenitas dilakukan guna

(61)

populasi yang tidak jauh berbeda keragamannya. Uji homogentitas dilakukan

dengan membandingkan skor pretest antara kelompok kontrol dan kelompok

eksperimen. Prayitno (2006:31) mengatakan jika nilai signifikansi > 0,05

maka dapat dikatakan bahwa varian dari kedua kelompok data adalah sama.

Syarat atau kriteria untuk menilai perbedaan data yaitu :

1. Jika harga sig. (2-tailed) > 0,05, tidak terdapat perbedaan yang

signifikan antara pretest kelompok kontrol dan kelompok

eksperimen. Dengan kata lain antara kelompok kontrol dan

kelompok eksperimen memiliki persamaan data.

2. Jika harga sig. (2-tailed)< 0,05, terdapat perbedaan yang signifikan

antara pretest kelompok kontrol dan pretest kelompok eksperimen.

Dengan kata lain antara kelompok eksperimen tidak memiliki

perbedaan data atau berbeda.

Setelah melakukan uji homogenitas dan didapatkan datanya homogen,

selanjutnya dilakukan uji hipotesis.Hipotesis merupakan jawaban sementara

dari rumusan masalah karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada

teori yang relevan belum berdasarkan fakta-fakta yang diperoleh selama

pengumpulan data (Sugiyono, 2012:64). Terdapat dua macam hipotesis yaitu

hipotesis nol (Ho) dan hipotesis alternative (Ha). Uji hipotesis dilakukan dua

tahap, tahap yang pertama adalah uji kenaikan skor pretest ke posttest dan

(62)

posttest digunakan untuk memastikan apakah ada kenaikan yang terjadi dalam

kelompok kontrol dan kelompok eksperimen dengan membandingkan hasil

skor pretest dan posttest. Pengujian menggunakan tingkat signifikansi 5%

(Prayitno, 2008:101). Perbandingan tersebut menggunakan kriteria sebagai

berikut:

1. Jika harga sig. (2-tailed)> 0,05, tidak terdapat perbedaan yang

signifikan antara pretest dan posttest. Dengan kata lain tidak ada

kenaikan yang signifikan yang terjadi antara nilai pretest ke

posttest.

2. Jika harga sig. (2-tailed)< 0,05, terdapat perbedaan yang signifikan

antara pretest ke posttest. Dengan kata lain ada kenaikan yang

signifikan yang terjadi antara nilai pretest ke posttest.

Tahap kedua adalah uji perbandingan data posttest. Uji perbandingan

ini dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan yang signifikan

antara skor posttest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Ananlisis

yang digunakan adalah analisis statistik uji independent sample t-test dengan

tingkat kepercayaan 95%. Perbandingan tersebut dengan kriteria sebagai

berikut:

1. Jika harga sig. (2-tailed)< 0,05 terdapat perbedaan yang signifikan

antara posttest kelompok kontrol dengan posttest kelompok

(63)

dari penggunaan media pembelajaran timeline terhadap

kemampuan mengingat dan memahami siswa kelas V.

2. Jika harga sig. (2-tailed)> 0,05 tidak terdapat perbedaan yang

signifikan antara posttest kelompok kontrol dengan posttest

kelompok eksperimen. Dengan kata lain tidak terdapat perbedaan

yang signifikan dari penggunaan media pembelajaran timeline

terhadap kemampuan mengingat dan memahami siswa kelas V.

I. Jadwal Penelitian

Dalam penelitian ini membutuhkan waktu 10 bulan untuk penyusunan

proposal sampai dengan revisi skripsi. Berikut jadwal penelitian timeline:

Tabel 6. Jadwal Penelitian dan Tanggal Penelitian

Gambar

Tabel 19. Hasil Uji Kenaikan Skor Pretest ke Posttest
Gambar 1. Media Pembelajaran Timeline .......................................................
gambar bencana alam. Kemampuan media dalam mengatasi
Gambar 1. Media PembelajaranTimeline
+7

Referensi

Dokumen terkait

JS PRESTASI SMART merupakan produk unbundle (terurai) dimana pemegang polis dapat memilih sendiri manfaat yang diinginkan sesuai dengan kebutuhan dan kemampuannya. Produk

Analisis data merupakan langkah yang digunakan untuk menjawab rumusan masalah dalam penelitian, dan tujuan adalah untuk mendapat kesimpulan dari hasil penelitian, untuk

[r]

Hak selanjutnya yang paling dibutuhkan oleh konsumen adalah hak untuk didengarkan keluhan atau klaimnya tersebut, dimana pihak pelaku usaha harus memberikan

Saran yang dianjurkan dapat penelitian lebih lanjut pada zat pewarna yang berbahaya yang terdapat dalam lipstik misalnya merah K3 dan Jingga K1, dan tentang zat

Kami, atas nama direksi dan pemegang saham perusahaan ini, bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku jika dalam proses verifikasi bertolak belakang

Buat constructor untuk set nilai atribut Buat method getter/accessor. Kelas Student

Selain itu, bersamaan dengan nilai hash password tadi, dikirimkan juga data client lain seperti versi client , keduanya tadi akan dikirimkan melalui satu paket data yang disebut