• Tidak ada hasil yang ditemukan

P U T U S A N Nomor 33/PID.SUS/2016/PT.PBR DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "P U T U S A N Nomor 33/PID.SUS/2016/PT.PBR DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

Halaman 1 dari 10 Putusan Nomor 33/PID.SUS/2016/PT. PBR

P U T U S A N

Nomor 33/PID.SUS/2016/PT.PBR

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

---Pengadilan Tinggi Pekanbaru yang mengadili perkara-perkara pidana dalam peradilan tingkat banding, telah menjatuhkan putusan sebagai berikut dibawah ini dalam perkara atas nama Terdakwa :

Nama lengkap : PASKON KHAM KHUN;---

Tempat lahir : Pakpanang, Thailand;---

Umur/tanggal lahir : 37 tahun/ 21 Juni 1978;---

Jenis kelamin : Laki-laki;---

Kebangsaan : Thailand;---

Tempat tinggal : Chanrorord Nakhosritamarat, Thailand;---

Agama : Budha;---

Pekerjaan : Nakhoda KM. LAUT NATUNA 12;---

Terdakwa tidak dilakukan penahanan. Pengadilan Tinggi tersebut :

Telah membaca :

I . Surat Penetapan Ketua Pengadilan Tinggi Pekanbaru tanggal 23 Februari 2016 Nomor : 33/PID.SUS/2016/PT.PBR, tentang penunjukan Majelis Hakim yang mengadili perkara atas nama Terdakwa tersebut diatas dalam tingkat banding;--- II. Surat Dakwaan Penuntut Umum tanggal 20 Nopember 2015 NO.

REG.PERKARA : PDM-448/TPUL/BTM/09/2015 tanggal 10 September 2015 atas nama Terdakwa, yang pada pokoknya sebagai berikut:

KESATU :

---Bahwa Terdakwa Mr. PASKON KHAM KHUN selaku Nakhoda KM. LAUT NATUNA 12 pada hari Sabtu tanggal 02 Mei 2015 sekira jam 11.52 WIB atau setidak-tidaknya pada suatu waktu dalam bulan Mei tahun 2015, atau setidak-tidaknya dalam tahun 2015, bertempat di Wilayah Pengelolaan Perikanan Republik Indonesia, Perairan Zona Ekonomi Eklusif Indonesia – Laut

Cina Selatan pada posisi 02037’44” N – 105010’79” E, atau setidak-tidaknya

pada suatu tempat lain di Perairan Yuridiksi Nasional Indonesia yang masih termasuk dalam daerah Hukum Pengadilan Perikanan pada Pengadilan Negeri

(2)

Halaman 2 dari 10 Putusan Nomor 33/PID.SUS/2016/PT. PBR

Tanjung Pinang yang berwenang memeriksa dan mengadili perkaranya, dengan sengaja di Wilayah Pengelolaan Perikanan Republik Indonesia melakukan usaha perikanan di bidang penangkapan, pembudidayaan, pengangkutan, pengolahan dan pemasaran ikan yang tidak memiliki SIUP (Surat Ijin Usaha Perikanan) ;---Perbuatan tersebut dilakukan oleh Terdakwa dengan cara sebagai berikut:

- Pada waktu dan tempat seperti tersebut diatas, Terdakwa yang menahkodai KM. LAUT NATUNA 12 sedang labuh jangkar dikarenakan mesin kapal yang dinahkodai oleh Terdakwa sedang dalam keadaan rusak sehingga kapal tidak bisa melakukan kegiatan penangkapan ikan dengan menggunakan jaring Trawl yang sudah disiapkan oleh Terdakwa diatas dek, adapun cara pengoperasioalnya jaring Trawl yang digunakan oleh Terdakwa untuk menangkap ikan yaitu pertama-tama sebelum jaring diturunkan oleh para ABK, Terdakwa selaku Nahkoda menyuruh para ABK untuk mempersiapkan jaring trawl untuk diturunkan lalu setelah jaring diturunkan Terdakwa selaku Nahkoda KM. LAUT NATUNA 12 menjalankan kapal secara pelan sampai jaring turun ke dasar laut bersamaan dengan slop atau papan otter board, selanjutnya tali utama jaring tersebut dikaitkan sejenak ke kapal sampai tali kelihatan tegang, setelah itu baru papan pembuka jaring ditarik dengan

kecepatan rata-rata 1 – 2 mil oleh Terdakwa selaku nahkoda hingga kedua

sisi sayap jaring membuka, kemudian tali penarik utama secara perlahan sesuai kedalaman tertentu selama kurang lebih 4 – 5 jam, kemudian setelah itu jaring diangkat ke atas kapal, lalu hasil tangkapan ikan dipilih dan disiapkan berdasarkan ukuran serta jenis ikan oleh para ABK kapal yang selanjutnya ikan dimasukkan ke dalam lemari pendingin yang ada di kapal tersebut;--- - Bahwa sebelumnya Terdakwa sudah 20 (dua puluh) hari menangkap ikan di

perairan Indonesia yang mana hasil tangkapan ikan tersebut Terdakwa transipmen / pindahkan ke kapal induk untuk dibawa ke Songkla Thailand sebanyak 2 (dua) kali;--- - Bahwa selanjutnya saksi penangkap yaitu RASDIANTO, S.Pi dan EDUARDO DA COSTA FERNANDES selaku anggota KP. HIU MACAN 001, sebelumnya mendapat informasi dari radio bahwa ada kapal ikan asing melakukan penangkapan ikan di WPP-NRI tepatnya di wilayah ZEEI Laut Cina Selatan. Kemudian kedua saksi penangkap segera melaporkan hal tersebut kepada

komandan KP. HIU MACAN – 001. Setelah mendapat perintah, kemudian

(3)

Halaman 3 dari 10 Putusan Nomor 33/PID.SUS/2016/PT. PBR

Pemeriksaan terhadap KM. LAUT NATUNA 12. Setelah dilakukan pemeriksaan oleh para saksi penangkap tersebut, bahwa di atas kapal KM. LAUT NATUNA 12 diketahui bahwa Terdakwa tidak memiliki dokumen SIUP (Surat Izin Usaha Perikanan);--- - Bahwa selanjutnya Terdakwa berikut KM. LAUT NATUNA 12 dibawa / di ADHOC ke Penyidik PSDKP Batam;--- Perbuatan Terdakwa sebagaimana diatur dan diancam pidana Pasal 92 Jo Pasal 26 ayat (1) Jo Pasal 5 ayat (1) huruf b Jo Pasal 102 Undang-Undang No.31 Tahun 2004 Tentang Perikanan;--- ATAU KEDUA:

---Bahwa Terdakwa Mr. PASKON KHAM KHUN selaku Nahkoda KM. LAUT NATUNA 12 pada hari Sabtu tanggal 02 Mei 2015 sekira jam 11.52 WIB atau setidak-tidaknya pada suatu waktu dalam bulan Mei tahun 2015, atau setidak-tidaknya dalam tahun 2015, bertempat di Wilayah Pengelolaan Perikanan Republik Indonesia, Perairan Zona Ekonomi Eklusif Indonesia – Laut

Cina Selatan pada posisi 02037’44” N – 105010’79” E, atau setidak-tidaknya

pada suatu tempat lain di Perairan Yuridiksi Nasional Indonesia yang masih termasuk dalam daerah Hukum Pengadilan Perikanan pada Pengadilan Negeri

Tanjung Pinang yang berwenang memeriksa dan mengadili perkaranya, yang

memiliki dan/atau mengoperasikan kapal penangkap ikan berbendera asing melakukan penangkapan ikan di wilayah pengelolaan perikanan Republik Indonesia, yang tidak memiliki Surat Izin Penangkapan Ikan (SIPI);--- Perbuatan tersebut dilakukan oleh Terdakwa dengan cara sebagai berikut: - Pada waktu dan tempat seperti tersebut diatas, Terdakwa yang menahkodai

KM. LAUT NATUNA 12 sedang labuh jangkar dikarenakan mesin kapal yang dinahkodai oleh Terdakwa sedang dalam keadaan rusak sehingga kapal tidak bisa melakukan kegiatan penangkapan ikan dengan menggunakan jaring Trawl yang sudah disiapkan oleh Terdakwa diatas dek, adapun cara pengoperasioalnya jaring Trawl yang digunakan oleh Terdakwa untuk menangkap ikan yaitu pertama-tama sebelum jaring diturunkan oleh para ABK, Terdakwa selaku Nahkoda menyuruh para ABK untuk mempersiapkan jaring trawl untuk diturunkan lalu setelah jaring diturunkan Terdakwa selaku Nahkoda KM. LAUT NATUNA 12 menjalankan kapal secara pelan sampai jaring turun ke dasar laut bersamaan dengan slop atau papan otter board, selanjutnya tali utama jaring tersebut dikaitkan sejenak ke kapal sampai tali

(4)

Halaman 4 dari 10 Putusan Nomor 33/PID.SUS/2016/PT. PBR

kelihatan tegang, setelah itu baru papan pembuka jaring ditarik dengan

kecepatan rata-rata 1 – 2 mil oleh Terdakwa selaku nahkoda hingga kedua

sisi sayap jaring membuka, kemudian tali penarik utama secara perlahan sesuai kedalaman tertentu selama kurang lebih 4 – 5 jam, kemudian setelah itu jaring diangkat ke atas kapal, lalu hasil tangkapan ikan dipilih dan disiapkan berdasarkan ukuran serta jenis ikan oleh para ABK kapal yang selanjutnya ikan dimasukkan ke dalam lemari pendingin yang ada di kapal tersebut;--- - Bahwa sebelumnya Terdakwa sudah 20 (dua puluh) hari menangkap ikan di

perairan Indonesia yang mana hasil tangkapan ikan tersebut Terdakwa transipmen / pindahkan ke kapal induk untuk dibawa ke Songkla Thailand sebanyak 2 (dua) kali ;--- - Bahwa selanjutnya saksi penangkap yaitu RASDIANTO, S.Pi dan EDUARDO

DA COSTA FERNANDES selaku anggota KP. HIU MACAN 001, sebelumnya mendapat informasi dari radio bahwa ada kapal ikan asing melakukan penangkapan ikan di WPP-NRI tepatnya di wilayah ZEEI Laut Cina Selatan. Kemudian kedua saksi penangkap segera melaporkan hal tersebut kepada

komandan KP. HIU MACAN – 001. Setelah mendapat perintah, kemudian

para saksi penangkap tersebut langsung melakukan Penangkapan dan Pemeriksaan terhadap KM. LAUT NATUNA 12. Setelah dilakukan pemeriksaan oleh para saksi penangkap tersebut, bahwa di atas kapal KM. LAUT NATUNA 12 diketahui bahwa Terdakwa dalam melakukan Penangkapan Ikan tersebut tidak memiliki dokumen SIPI (Surat Izin Penangkapan Ikan);--- - Bahwa selanjutnya Terdakwa berikut KM. LAUT NATUNA 12 dibawa / di ADHOC ke Penyidik PSDKP Batam;--- Perbuatan Terdakwa sebagaimana diatur dan diancam pidana Pasal 93 ayat (2) jo Pasal 27 ayat (2) Undang-undang No.31 Tahun 2004 Tentang Perikanan sebagaimana telah dirubah dengan Undang-undang RI No.45 Tahun 2009 tentang Perikanan jo Pasal 5 ayat (1) huruf b jo Pasal 102 Undang-undang No.31 Tahun 2004 Tentang Perikanan;---ATAU KETIGA :

---Bahwa Terdakwa Mr. PASKON KHAM KHUN selaku Nahkoda KM. LAUT NATUNA 12 pada hari Sabtu tanggal 02 Mei 2015 sekira jam 11.52 WIB atau setidak-tidaknya pada suatu waktu dalam bulan Mei tahun 2015, atau setidak-tidaknya dalam tahun 2015, bertempat di Wilayah Pengelolaan

(5)

Halaman 5 dari 10 Putusan Nomor 33/PID.SUS/2016/PT. PBR

Perikanan Republik Indonesia, Perairan Zona Ekonomi Eklusif Indonesia – Laut

Cina Selatan pada posisi 02037’44” N – 105010’79” E, atau setidak-tidaknya

pada suatu tempat lain di Perairan Yuridiksi Nasional Indonesia yang masih termasuk dalam daerah Hukum Pengadilan Perikanan pada Pengadilan Negeri Tanjung Pinang yang berwenang memeriksa dan mengadili perkaranya, dengan sengaja di Wilayah pengelolaan Perikanan Republik Indonesia memiliki, menguasai, membawa, dan/atau menggunakan alat penangkap ikan dan/ atau alat bantu penengakap ikan yang berada di kapal penangkap ikan yang tidak sesuai dengan ukuran yang ditetapkan, alat penangkap ikan yang tidak sesuai dengan persyaratan, atau standar yang ditetapkan untuk tipe alat tertentu dan / atau alat penangkap ikan yang dilarang;---Perbuatan Terdakwa dilakukan dengan cara antara lain sebagai berikut:

- Pada waktu dan tempat seperti tersebut diatas, Terdakwa yang menahkodai KM. LAUT NATUNA 12 sedang labuh jangkar dikarenakan mesin kapal yang dinahkodai oleh Terdakwa sedang dalam keadaan rusak sehingga kapal tidak bisa melakukan kegiatan penangkapan ikan dengan menggunakan jaring Trawl yang sudah disiapkan oleh Terdakwa diatas dek, adapun cara pengoperasioalnya jaring Trawl yang digunakan oleh Terdakwa untuk menangkap ikan yaitu pertama-tama sebelum jaring diturunkan oleh para ABK, Terdakwa selaku Nahkoda menyuruh para ABK untuk mempersiapkan jaring trawl untuk diturunkan lalu setelah jaring diturunkan Terdakwa selaku Nahkoda KM. LAUT NATUNA 12 menjalankan kapal secara pelan sampai jaring turun ke dasar laut bersamaan dengan slop atau papan otter board, selanjutnya tali utama jaring tersebut dikaitkan sejenak ke kapal sampai tali kelihatan tegang, setelah itu baru papan pembuka jaring ditarik dengan

kecepatan rata-rata 1 – 2 mil oleh Terdakwa selaku nahkoda hingga kedua

sisi sayap jaring membuka, kemudian tali penarik utama secara perlahan sesuai kedalaman tertentu selama kurang lebih 4 – 5 jam, kemudian setelah itu jaring diangkat ke atas kapal, lalu hasil tangkapan ikan dipilih dan disiapkan berdasarkan ukuran serta jenis ikan oleh para ABK kapal yang selanjutnya ikan dimasukkan ke dalam lemari pendingin yang ada di kapal tersebut;--- - Bahwa sebelumnya Terdakwa sudah 20 (dua puluh) hari menangkap ikan di

perairan Indonesia yang mana hasil tangkapan ikan tersebut Terdakwa transipmen / pindahkan ke kapal induk untuk dibawa ke Songkla Thailand sebanyak 2 (dua) kali;---

(6)

Halaman 6 dari 10 Putusan Nomor 33/PID.SUS/2016/PT. PBR

- Bahwa selanjutnya saksi penangkap yaitu RASDIANTO, S.Pi dan EDUARDO DA COSTA FERNANDES selaku anggota KP. HIU MACAN 001, sebelumnya mendapat informasi dari radio bahwa ada kapal ikan asing melakukan penangkapan ikan di WPP-NRI tepatnya di wilayah ZEEI Laut Cina Selatan. Kemudian kedua saksi penangkap segera melaporkan hal tersebut kepada

komandan KP. HIU MACAN – 001. Setelah mendapat perintah, kemudian

para saksi penangkap tersebut langsung melakukan Penangkapan dan Pemeriksaan terhadap KM. LAUT NATUNA 12. Setelah dilakukan pemeriksaan oleh para saksi penangkap tersebut, bahwa di atas kapal KM. LAUT NATUNA 12 diketahui bahwa Terdakwa tidak memiliki dokumen SIUP (Surat Izin Usaha Perikanan). Bahwa selanjutnya Terdakwa berikut KM. LAUT NATUNA 12 dibawa / di ADHOC ke Penyidik PSDKP Batam;--- Perbuatan Terdakwa diatur dan diancam pidana berdasarkan Pasal 85 Jo Pasal 9 Undang- undang No.31 Tahun 2004 Tentang Perikanan sebagimana telah dirubah dengan Undang-Undang RI No.45 Tahun 2009 Tentang Perikanan jo pasal 5 ayat (1) huruf b Jo pasal 102 Undang- undang No.31 Tahun 2004 Tentang Perikanan;---

III. Surat Tuntutan Pidana Jaksa Penuntut Umum NO.REG.PERKARA : /TPUL/BATAM/12/2015, tanggal 8 Desember 2015 yang pada pokoknya menuntut agar Majelis Hakim Pengadilan Negeri Tanjungpinang menjatuhkan putusan sebagai berikut :

1. Menyatakan Terdakwa PASKON KHAM KHUN terbukti bersalah melakukan tindak pidana sebagaimana dalam Dakwaan Kedua Pasal 93 ayat (2) Jo Pasal 27 ayat (2) Undang-Undang RI No.31 Tahun 2004 tentang Perikanan sebagaimana telah dirubah dengan Undang-Undang RI No. 45 Tahun 2009 tentang Perubahan atas Undang-Undang No.31 Tahun 2004 tentang Perikanan Jo Pasal 5 ayat (1) huruf b Undang-Undang No.31 Tahun 2004 tentang Perikanan;--- 2. Menjatuhkan pidana terhadap Terdakwa PASKON KHAM KHUN dengan

pidana Denda sebesar Rp. 6.000.000.000,00 (enam milyard Rupiah) Subsider 6 (enam) bulan kurungan;--- 3. Menyatakan barang bukti berupa:

- 1 (satu) Unit Kapal KM LAUT NATUNA 12;---

- 1 (satu) Unit Alat Tangkap Trawl;---

- 1 (satu) unit Komunikasi Radio merk Super Star 2400;---

(7)

Halaman 7 dari 10 Putusan Nomor 33/PID.SUS/2016/PT. PBR

- 1 (satu) Unit alat Navigasi GPS Onwa KP-1299A;---

- 1 (satu) Unit Kompas Basah Zanhui Fishing Tackle;---

- 1 (satu) buah Teropong;---

Dirampas untuk Dimusnahkan;--- 4. Menetapkan supaya Terdakwa dibebani biaya perkara sebesar Rp.

5.000,00 (Lima ribu Rupiah);---

IV. Berkas perkara atas nama Terdakwa PASKON KHAM KHUN berikut surat-surat lainnya yang terkait, serta turunan resmi putusan Pengadilan Negeri Tanjungpinang No.13/Pen.Pid.Sus/2015/ PN.Tpg. tanggal 15 Desember 2015, yang amarnya berbunyi sebagai berikut

1. Menyatakan Terdakwa PASKON KHAM KHUN tersebut diatas, terbukti

secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana Mengoperasikan kapal penangkap ikan berbendera asing melakukan penangkapan ikan di ZEEI yang tidak memiliki Surat Ijin Penangkapan Ikan (SIPI);--- 2. Menjatuhkan pidana kepada Terdakwa oleh karena itu dengan pidana denda sebesar Rp. 6.000.000.000,00 (Enam milyar Rupiah );--- 3. Memerintahkan barang bukti berupa :

- 1 (satu) Unit Kapal KM LAUT NATUNA 12;--- - 1 (satu) Unit Alat Tangkap Trawl;--- - 1 (satu) unit Komunikasi Radio merk Super Star 2400;--- - 1 (satu) unit Komunikasi SSB Icom IC- 707;--- - 1 (satu) Unit alat Navigasi GPS Onwa KP-1299A;--- - 1 (satu) Unit Kompas Basah Zanhui Fishing Tackle;--- - 1 (satu) buah Teropong;--- Dirampas untuk Dimusnahkan;--- 4. Membebankan Terdakwa membayar biaya perkara masing-masing

sebesar Rp.5000,00 (lima ribu Rupiah);---

V. Akta permintaan banding Nomor 10/Pid.Bdg-PRK/2015/PN.Tpg tanggal 16 Desember 2015 yang ditanda-tangani oleh Panitera Pengadilan Negeri Tanjungpinang yang menerangkan bahwa Jaksa Penuntut Umum mengajukan permintaan banding pada tanggal 16 Desember 2015, yang mana permintaan banding tersebut telah diberitahukan kepada Terdakwa

(8)

Halaman 8 dari 10 Putusan Nomor 33/PID.SUS/2016/PT. PBR

pada hari Rabu tanggal 16 Desember 2015 dengan Akta Pemberitahuan Permintaan Banding Nomor 10/Pid.Bdg-PRK/2015/ PN.Tpg;---

VI.Surat Pemberitahuan Memeriksa Berkas Perkara Nomor : 10/Pid.Bdg-PRK/2015/PN Tpg tertanggal 9 Februari 2016 yang ditujukan kepada Terdakwa dan Jaksa Penuntut Umum masing-masing tentang pemberian

kesempatan untuk mempelajari/memeriksa berkas perkara (inzage)

sebelum perkara tersebut dikirim ke Pengadilan Tinggi Pekanbaru untuk pemeriksaan dalam tingkat banding;--- ---Menimbang, bahwa permintaan banding dari Penuntut Umum telah diajukan dalam tenggang waktu dan menurut tata cara serta memenuhi persyaratan yang telah ditentukan oleh Undang-Undang, maka permintaan banding tersebut dapat diterima;--- ---Menimbang, bahwa Penuntut Umum tidak mengajukan memori banding, sehingga Majelis Hakim Pengadilan Tinggi, tidak mengetahui apa yang menjadi keberatan dari Penuntut Umum terhadap Putusan Pengadilan Negeri Tanjungpinang, namun walaupun tidak ada memori banding dari Penuntut Umum, Majelis Hakim Pengadilan Tinggi, tetap memberi pertimbangan dalam tingkat banding;--- ---Menimbang, bahwa setelah Majelis Hakim Tingkat Banding membaca serta mempelajari dengan seksama berkas perkara a quo yang terdiri dari salinan resmi putusan Pengadilan Negeri Tanjungpinang Nomor : 13/ Pen.Pid.Sus-PRK/2015/ PN.Tpg, tanggal 15 Desember 2015, berita acara pemeriksaan persidangan dan surat-surat lain yang berhubungan dengan perkara ini, Majelis Hakim Pengadilan Tinggi menemukan adanya kesalahan

dalam penomoran putusan yakni nomor putusan ditulis “Nomor :

13/Pen.Pid.Sus-PRK/2015/ PN.Tpg” dan pada kalimat penutupan pada putusan tersebut tidak disebutkan “terbuka untuk Umum”;--- ---Menimbang, bahwa ternyata setelah Majelis Hakim Pengadilan Tinggi membaca dan meneliti kedua kesalahan tersebut ternyata dalam berita acara persidangan pada Hari Selasa tanggal 15 Desember 2015, tidak ada ditemukan kesalahan seperti tersebut diatas, karena penulisan nomor putusan benar dan putusan diucapkan dalam persidangan yang terbuka untuk umum, oleh karena itu Majelis Hakim Pengadilan Tinggi berpendapat kesalahan tersebut adalah kesalahan pengetikan maka kesalahan pengetikan tersebut diperbaiki dalam putusan pada tingkat banding, yang dimuat selengkapnya dalam amar putusan

(9)

Halaman 9 dari 10 Putusan Nomor 33/PID.SUS/2016/PT. PBR

pada tingkat banding;---Menimbang, bahwa selanjutnya Majelis Hakim Pengadilan Tinggi mempertimbangkan substansi perkara a quo, dimana setelah membaca dan mempelajari dengan seksama berkas perkara dan juga pertimbangan hukum serta salinan resmi putusan Pengadilan Negeri Tanjungpinang Nomor : 13/Pen.Pid.Sus-PRK/2015/ PN.Tpg tanggal 15 Desember 2015, maka Pengadilan Tinggi sependapat dengan pertimbangan hukum Hakim Tingkat Pertama dalam putusannya yang menyatakan bahwa Terdakwa telah terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana “Mengopersikan kapal penangkap ikan berbendera asing yang melakukan penangkapan ikan di Zona Ekonomi Eklusif Indonesia (ZEEI) yang tidak memiliki surat izin Penangkapan Ikan (SIPI), sebagaimana didakwakan kepadanya, dalam Dakwan Alternative Kedua dan pertimbangan hukum tersebut telah benar dan tepat maka diambil alih sebagai pertimbangan hukum dalam memutus perkara ini dalam tingkat banding;--- ---Menimbang, bahwa karena Terdakwa dijatuhi pidana, maka kepadanya dibebankan membayar biaya perkara dalam kedua tingkat peradilan, dan untuk Pengadilan Tinggi sebagaimana disebutkan dalam amar putusan ini;--- ---Mengingat dan memperhatikan Pasal 93 ayat (2) jo Pasal 27 ayat (2) Undang-undang No.31 Tahun 2004 Tentang Perikanan sebagaimana telah dirubah dengan Undang-Undang RI No.45 Tahun 2009 tentang Perikanan jo Pasal 5 ayat (1) huruf b jo Pasal 102 Undang-undang No.31 Tahun 2004 Tentang Perikanan dan Pasal-pasal dari perundang-undangan yang berlaku dan berhubungan;---

M E N G A D I L I :

1. Menerima permintaan banding dari Penuntut Umum;---

2. Menguatkan putusan Pengadilan Negeri Tanjungpinang Nomor

13/Pid.Sus.Prk/2015/PN.Tpg tanggal 15 Desember 2015 yang dimohonkan banding;--- 3. Membebankan biaya perkara kepada Terdakwa dalam kedua tingkat

peradilan, yang untuk tingkat banding sebesar Rp.2.500,00 ( dua ribu lima ratus Rupiah);---

Demikian diputuskan dalam rapat permusyawaratan Majelis Hakim Pengadilan

(10)

Halaman 10 dari 10 Putusan Nomor 33/PID.SUS/2016/PT. PBR

ARITONANG,SH.,MH., sebagai Hakim Ketua Majelis, KHARLISON HARIANJA,SH.,MH. dan EWIT SOETRIADI, SH.,MH., masing-masing sebagai Hakim Anggota, putusan tersebut diucapkan dalam persidangan terbuka untuk

pada hari Rabu tanggal 20 April 2016 oleh Hakim Ketua dengan dihadiri oleh

hakim-hakim anggota tersebut Hj. NURFATMAWATY, SH., Panitera Pengganti

tanpa dihadiri oleh Penuntut Umum maupun oleh Terdakwa;---

Hakim-hakim Anggota, Hakim Ketua Majelis,

KHARLISON HARIANJA,SH.,MH N.BETTY ARITONANG,SH.,MH

EWIT SOETRIADI, S.H.,M.H.

Panitera Pengganti,

Referensi

Dokumen terkait

Area kampus merupakan tempat yang strategis untuk menjalankan bisnis bekal sarapan sehat. Kami merupakan satu-satunya penyedia jasa sarapan untuk mahasiswa yang

(1991), ada lima cara yang dapat digunakan untuk mengatasi kegagalan pemijahan ikan di lingkungan budidaya yaitu, penyuntikan ekstrak kelenjar hipofisa, gonadotropin

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis perbedaan penggunaan jenis umpan (ikan petek segar dan asin) dan lama waktu perendaman (8, 15 dan 24 jam) terhadap

Persiapan modal, luas lahan, teknologi dan pupuk yang meliputi rencana pembelajaran usaha tani kakao, tersusunya rumusan hasil pengumpulan data potensi wilayah

penerapan HRSG pada PLTGU tujuan utamanya adalah memanfaatkan panas gas buang dari PLTG yang masih tinggi temperaturnya untuk menghasilkan uap yang akan memutar turbin

Selalu berusaha memberikan yang terbaik kepada pengguna jasa, serta didukung dengan potensi dan SDM yang profesional dibidangnya merupakan hal yang selalu kami

Hasil prediksi model ANFIS untuk curah hujan pentad menunjukkan pada skenario 3 daan 4 menghasilkan nilai ramalan yang lebih baik dengan nilai TS(kemampuan model

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas pelayanan publik bidang pembuatan izin di Dinas Kelautan dan Perikanan