• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. TINJAUAN TEORI MEDIS 1. Definisi - ASUHAN KEBIDANAN GANGGUAN REPRODUKSI DENGAN MENOPAUSE PADA NY.S P6A0 UMUR 55 TAHUN DI BPS NY. WIDIYATI BANJARNEGARA - repository perpustakaan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. TINJAUAN TEORI MEDIS 1. Definisi - ASUHAN KEBIDANAN GANGGUAN REPRODUKSI DENGAN MENOPAUSE PADA NY.S P6A0 UMUR 55 TAHUN DI BPS NY. WIDIYATI BANJARNEGARA - repository perpustakaan"

Copied!
63
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. TINJAUAN TEORI MEDIS 1. Definisi

Kata “menopause” berasal dari bahasa Yunani, yaitu men yang

berarti ‘bulan’ dan peuseis artinya ‘penghentian sementara’ yang

digunakan untuk menggambarkan berhentinya haid. Sebenarnya, secara

linguistik yang lebih tepat adalah ‘menocease’ yang berarti berhentinya

masa menstruasi (Smart, Aqila. 2010; h. 17).

Menopasue adalah keadaan perempuan yang mengalami

penurunan fungsi indung telur, sehingga produksi hormon estrogen

berkurang yang berakibat terhentinya haid untuk selamanya (DepKes RI,

2003, h; 33).

Menopause adalah berhentinya mens secara permanen. Prefix

men- diambil dari kata yunani men, yang mempunyai arti siklus

menstruasi ; pause, kata Latin, memiliki arti berhentinya proses (Varney,

2003; h. 301 ).

Menopause adalah tahap dalam kehidupan wanita ketika

menstruasi berhenti, dengan demikian tahun-tahun melahirkan anak pun

terhenti (Nadine Suryoprajogo, 2009; h. 9).

Menopause adalah berhentinya menstruasi yang terjadi pada usia

antara 45 sampai 55 tahun (Burns, A.August. 2009; h. 55).

Menopause adalah masa yang bermula dari akhir masa

reproduksi sampai awal masa senium, yaitu antara 45-55 tahun (Arif

(2)

Pada kesimpulannya menopause adalah berhentinya proses

masa menstruasi pada usia 45-55 tahun yang disebabkan karena

mengalami penurunan fungsi indung telur, sehingga produksi hormon

estrogen berkurang.

Pada menopause ada beberapa macam gangguan, yaitu :

a. Menopause prematur

1) Berhentinya haid sebelum umur 40 tahun.

2) Terdapat gejala premenopause hot flushes, kenaikan

gonadotropin.

b. Menopause terlambat

1) Berhentinya haid setelah umur 55 tahun

2) Terdapat gejala menopause (Manuaba, 2010; h. 548).

2. Etiologi

Menurut Dita Andira (2010; h. 60) etiologinya, yaitu:

Selama masa ketidakteraturan menstruasi tersebut folikel indung

telur, yang mematangkan telur setiap bulan, mengalami kerusakan yang

lebih cepat. Suatu zat yang dihasilkan oleh indung telur (inhibin) juga

berkurang sehingga meningkatkan kadar FSH (Follicle Stimulating

Hormone).

Kadar estrogren meningkat atau relatif stabil pada masa para

menopasue. Kadar tersebut tidak akan berkurang selama kurang dari

satu tahun sebelum menstruasi terakhir, sebelum akhirnya kadar hormon

menurun drastis. Pada masa ini estrogen yang lebih banyak dihasilkan

dalam tubuh bukan lagi dari jenis estradiol, melainkan dari jenis estron.

Selama masa para-menopause, terjadi perubahan hormonal pada tubuh

wanita. Ovarium menjadi kurang tanggap terhadap rangsangan LH dan

(3)

Dengan demikian, ovarium melepaskan estrogen dan progesteron

dalam jumlah yang lebih sedikit sehingga proses ovulasi berhenti.

Hormon tersebut penting untuk mempertahankan kekuatan dan

kesehatan tulang. Hormon-hormon juga dibutuhkan untuk menjaga

kelenturan jaringan vagina dan saluran kencing. Estrogen dan

progesteron juga penting untuk mempertahankan lapisan kolagen yang

sehat pada kulit.

3. Patofisiologi

Menurut Sarwono (2003; h. 1) patofisiologi, yaitu :

Klimakterik merupakan periode peralihan dari fase reproduksi

menuju fase usia tua (senium) yang terjadi akibat menurunnya fungsi

generative ataupun endokrinologi dari ovarium. Penurunan produksi

hormon estrogen menimbulkan berbagai keluhan pada seorang wanita,

sedangkan penurunan fertilitas sangat bergantung pada usia wanita

tersebut, dan jarang menimbulkan keluhan yang berarti. Fertilitas wanita

dan laki-laki pada usia 20-24 tahun adalah 100%. Pada usia 35-39 tahun

fertilitas wanita hanya tinggal 60%, sedangkan laki-laki masih tetap tinggi,

yaitu 95%. Pada usia 45-49 tahun fertilitas wanita tinggal 5% saja dan

pada laki-laki mencapai 80%.

Klimakterik, yaitu fase peralihan antara pramenopause dan

pascamenopause. Disebut pascamenopause bila telah mengalami

menopause 12 bulan sampai menuju ke senium. Senium adalah

pascamenopause lanjut, yaitu setelah uisa 65 tahun. Bila ovarium tidak

(4)

4. Proses Menopause

Menurut Smart Aqila (2010; h. 20) proses menopause, yaitu :

Sebelum mengalami menopause, wanita akan mengalami fase

klimakterium yang dibagi dalam beberapa fase, yaitu :

a. Pra-menopause

Pra-menopause adalah masa 4 hingga 5 tahun sebelum

menopause. Pada masa ini berbagai keluhan klimakterik dan

pendarahan yang tidak teratur. Pada fase ini estradiol yang biasanya

dihasilkan oleh sel granulosa folikel yang berkembang menjadi

berkurang. Siklus menstruasi anovulator meningkat dan reproduksi

progesteron menurun.

b. Menopause

Menopause adalah berhenti menstruasi secara permanen.

Terdapat amenorea sekurang-kurangnya satu tahun. Menopasue

terjadi pada usia sekitar 45-55 tahun. Kadar FSH serum lebih dari 30

i.u/I. Setelah menopause, estrogen jenis estron adalah yang banyak

berada dalam sirkulasi dibandingkan estrogen lainnya.

c. Pasca-menopause

Pasca-menopause adalah masa yang terjadi 3 hingga 5 tahun

setelah menopause.

d. Ooforopause

Ooforopause adalah masa ketika ovarium kehilangan sama

(5)

5. Diagnosis Menopause

Menurut Glasier, Anna (2005; h. 397) diagnosa menopause, yaitu:

Pengukuran konsentrasi FSH dapat dilakukan untuk tujuan

diagnostik (>30 IU/I menunjukkan kadar menopause). Pada awal

perimenopause, terjadi peningkatan FSH yang terdeteksi pada 7 hari

pertama siklus. Pada praktik, diagnosis menopause dibuat secara klinis

dan pemeriksaan biokimia hanya diperlukan sekali-kali. Pengukuran FSH

mungkin bermanfaat apabila:

a. Dicurigai terjadi menopause premature, yaitu pada wanita usia kurang

dari 45 tahun.

b. Wanita telah menjalani histerektomi.

c. Wanita berusia lebih tua yang sedang mengkonsumsi pil

progesterone (PP) dan mengalami amenore.

6. Macam-Macam ketidakaturan siklus haid

Menurut Varney (2006; h. 342) macam-macam ketidakaturan siklus haid,

yaitu :

a. Amenore : tidak adanya menstruasi hingga usia 16 tahun, atau tidak

adanya menstruasi pada wanita yang sebelumnya telah mengalami

menstruasi.

b. Menoragi (hipermenore) : interval menstruasi yang normal dengan

banyak dan lamanya berlebihan.

c. Metroragi : menstruasi yang terjadi pada interval yang teratur, atau

adanya bercak darah atau perdarahan di antara waktu tersebut.

d. Menometroragi : menstruasi yang berlebihan/ berkepanjangan pada

(6)

e. Polimenore : menstruasi yang normal dengan interval normal (mis.

menstruasi yang lebih sering).

f. Oligomenore : menstruasi normal dengan interval lebih lama daripada

interval normal (mis. mentruasi yang lebih jarang).

g. Hipomenore : perdarahan yang sangat sedikit pada interval normal.

7. Tanda dan Gejala

a. Gejala menopause menurut Smart, Aqila (2010; h. 21-27) yaitu :

Tanda dan gejala tersebut dapat dilihat baik dari segi fisik atau

psokologisnya.

1) Berikut merupakan tanda-tanda fisik :

a) Pendarahan

Pendarahan yang terjadi pada saat menopause tidak

seperti menstruasi. Siklus pendarahan yang keluar dari vagina

tidak teratur. Pendarahan seperti ini terjadi terutama di awal

menopause. Pendarahan akan terjadi dalam rentang waktu

beberapa bulan yang kemudian akan berhenti sama sekali.

b) Rasa panas (hot flash) dan keringat malam

Pada saat memasuki masa menopause wanita akan

mengalami rasa panas yang menyebar dari wajah menyebar

ke seluruh tubuh. Rasa panas ini terutama terjadi pada dada,

wajah, dan kepala. Rasa panas ini sering diikuti timbulnya

warna kemerahan pada kulit dan berkeringat. Rasa ini sering

(7)

c) Vagina menjadi kering dan kurang elastis

Gejala pada vagina muncul akibat perubahan yang

terjadi pada lapisan dinding vagina. Vagina menjadi kering dan

kurang elastik. Disebabkan karena penurunan kadar estrogen.

Tidak hanya itu, juga muncul rasa gatal pada vagina, rasa

sakit saat berhubungan seksual. Dikarenakan perubahan pada

vagina, maka wanita menopause biasanya rentan terhadap

infeksi vagina. Intercourse yang teratur akan menjaga

kelembapan alat kelamin perempuan.

d) Saluran uretra mengering, menipis, dan kurang elastis

Pada saat menopause saluran uretra juga akan

mengering, menipis dan berkurang keelastisannya akibat

penurunan kadar estrogen. Perubahan ini akan menyebabkan

wanita menopause rentan terkena infeksi saluran kencing

yang terkadang ditampakkan dengan rasa selalu ingin kencing

dan ngompol yang biasa disebut dengan inkontinensia.

e) Perubahan fisik (lebih gemuk)

Lemak tubuh akan menumpuk pada bagian pinggul

dan perut. Tidak hanya itu, tekstur kulit pun mengalami

perubahan. Kulit menjadi lebig berkerut dan terkadang disertai

dengan jerawat.

Perubahan fisik ini diperburuk perilaku makan yang

sembarangan. Banyak wanita yang bertambah berat

badannya pada masa menopause. Porsi makan bertambah

dan kurangnya olahraga membuat kegemukan sangat

(8)

f) Insomnia

Mengalami insomnia merupakan hal yang sangat wajar

pada saat menopause. Sejalan dengan rasa tegang yang

dialami wanita akibat berkeringat di malam hari, rasa panas,

wajah memerah, dan perubahan lainnya.

g) Linu dan nyeri

Linu dan nyeri yang dialami wanita menopause

berkaitan dengan pembahasan kurangnnya penyerapan

kalsium yang telah dikemukakan sebelumnya.

h) Perubahan pada indera peraba

Wanita menopause biasanya akan mengalami

penurunan kepekaan pada indra pengecapnya. Sementara

wanita yang memiliki riwayat penyakit gigi dan gusi, maka

kemungkinan giginya akan lebih cepat tanggal.

i) Muncul gangguan vasomotoris yang berupa penyempitan atau

pelebaran pembuluh-pembuluh darah.

j) Pusing dan sakit kepala terus-menerus

k) Gangguan sembelit

l) Neuralgia, yaitu gangguan atau sakit saraf

m) Payudara kehilangan bentuknya dan mulai kendur. Ini

merupakan akibat kadar estrogen yang menurun.

2) Tanda-tanda psikologis :

a) Ingatan menurun

Sebelum menopause seorang wanita dapat mengingat

(9)

kecepatan mengingatnya menurun. Tidak hanya penurunan

dalam kecepatan, tetapi juga kemampuannya mengingat

sehingga sering lupa pada hal-hal yang sederhana.

b) Perubahan emosional dan kognitif

Wanita menopause biasanya mengalami perubahan

emosional dan kognitif. Gejala ini bervariasi pada setiap

individu di antaranya kelelahan mental, masalah daya ingat,

lekas marah, dan perubahan mood yang berlangsung cepat.

c) Depresi

Wanita yang mengalami depresi akan lebih sering

merasa sedih karena kehilangan kemampuan reproduksinya.

Wanita merasa sedih karena kehilangan kesempatan untuk

memiliki anak dan juga kehilangan daya tarik. Sebagian besar

wanita akan merasa tertekan jika kehilangan seluruhnya

perannya sebagai wanita.

8. Faktor-faktor Menopause :

a. Menurut Nadine Suryoprajogo (2009; h. 16) faktor-faktor menopause,

yaitu:

1) Faktor-faktor yang mempengaruhi usia menopause :

a) Kebiasaan Merokok : Salah satu faktor utama yang

mempengaruhi usia menopause. Wanita yang merokok atau

pernah menjadi perokok akan mengalami menopause sekitar

satu setengah hingga dua tahun lebih awal.

b) Status Gizi : Wanita dengan status gizi yang buruk mengalami

(10)

c) Lemak Tubuh : Produksi estrogen dipengaruhi oleh lemak

tubuh. Karena itulah wanita kurus mengalami menopause

lebih awal dibandingkan wanita yang kegemukan.

d) Turunan : Beberapa penelitian menunjukkan bahwa ibu dan

anak perempuannya cenderung mengalami menopause pada

usia yang sama. Untuk mengetahui apakah genetika menjadi

faktor kunci dalam menentukan usia menupause.

e) Dataran Tinggi : Wanita yang tinggal di dataran tinggi lebih

mungkin mengalami menopause lebih awal.

2) Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Seksual pada Wanita

Usia Lanjut :

a) Perubahan struktur organ reproduksi :

(1) Mengurangi ukuran vagina

(2) Menipiskan dinding vagina

(3) Pelumasan bagian dalam vagina yang buruk

(4) Kurangnya aliran darah ke vagina

(5) Kurangnya kepekaan dalam vagina

(6) Kecilnya organ genital luar

(7) Peradangan atau infeksi vagina

b) Perubahan struktur payudara :

(1) Berkurangnya ukuran payudara.

(2) Berkurangnya payudara ketika ada rangsangan seksual.

(3) Berubahnya sensasi sentuhan pada putting dan daerah

(11)

c) Perubahan struktur panggul :

Berkurangnya kekenyalan otot seputar vagina.

d) Perubahan hormonal :

(1) Rendahnya kadar estrogen dan progesteron dalam darah

(2) Tingginya kadar darah beberapa hormon yang dikeluarkan

oleh otak yang mempengaruhi sekresi estrogen dan

progesteron.

b. Menurut Atikah Proverawati (2010; h. 40) :

1) Faktor Psikis

Perubahan-perubahan psikologis maupun fisik ini

berhubungan dengan kadar estrogen, gejalanya adalah

berkurangnya tenaga dan gairah, berkurangnya kosentrasi dan

kemampuan akademik, timbulnya perubahan emosi seperti

mudah tersinggung, susah tidur, rasa kekurangan, rasa sepi,

ketakutan, keganasan, tidak sabar lagi.

2) Faktor Ekonomi

Keadaan sosial ekonomi mempengaruhi faktor fisik,

kesehatan dan pendidikan. Apabila faktor-faktor tersebut cukup

baik, akan mengurangi beban fisiologis, psikologis.

3) Budaya dan Lingkungan

Pengaruh budaya dan lingkungan sudah dibuktikan sangat

mempengaruhi wanita untuk dapat atau tidak dapat menyesuaikan

diri dengan fase klimakterium dini.

4) Faktor Lain

Wanita yang belum menikah, wanita karier baik yang

(12)

pertama) yang terlambat berpengaruh terhadap keluhan-keluhan

klimakterium yang ringan.

9. Masalah Kesehatan Akibat Menopause

Menurut DepKes RI (2003; h. 33-34) masalah kesehatan akibat

menopause, yaitu:

a. Dampak Jangka Pendek

1) Kelainan kulit, rambut, gigi dan keluhan sendi/tulang

Kehilangan jaringan penunjang atau kolagen pada wanita

menopause akan menyebabkan kulit menjadi tipis, kering dan

keriput, rambut tipis dan kering serta mulai rontok, gigi mudah

goyang dan gusi mudah berdarah, bibir menjadi pecah-pecah dan

rasa sakit serta ngilu pada daerah persendian.

2) Gangguan mata

Mata terasa kering dan kadang terasa gatal karena

produksi air mata berkurang.

3) Gangguan saluran kemih dan alat kelamin

Wanita menopause antara lain sering tidak dapat menahan

kencing dan mudah menderita infeksi saluran kencing. Vagina

akan terasa kering, gatal, mudah luka, sering keputihan, nyeri

pada senggama atau perdarahan pasca senggama.

b. Dampak Jangka Panjang

1) Osteoprosis

Osteoprosis adalah berkurangnya kepadatan tulang pada

wanita akibat penurunan kadar estrogen, sehingga tulang menjadi

(13)

tulang yang berongga, yaitu tulang belakang, leher, paha, panggul

dan lengan bawah. Osteoporosis dapat dipercepat oleh

kekurangan kalsium, sinar matahari aktivitas fisik dan olah raga,

kurang gizi, kelainan kelenjar gondok (hipertiroid), merokok,

minum alkohol dan penggunaan kortikoseroid, misalnya pada

penderita asma dan lupus.

2) Penyakit Jantung Koroner

Kadar estrogen yang cukup, mampu melindungi wanita

dari penyakit jantung koroner. Berkurangnya hormon estrogen

dapat menurunkan kadar kolesterol baik (HDL/ High Density

Lipoprotein) dan meningkatnya kolesterol tidak baik (LDL/ Low

Density Lipoprotein), yang meningkatkan kejadian penyakit

jantung koroner pada wanita.

3) Kepikunan (Dimensia tipe Alzheimer)

Kekurangan hormon estrogen juga mempengaruhi

susunan saraf pusat atau otak. Penurunan hormon estrogen

menyebabkan kesulitan berkonsentrasi, kehilangan ingatan akan

peristiwa jangka pendek, sukar tidur, gelisah, depresi, sampai

pada kepikunan tipe Alzheimer dapat terjadi bila kekurangan

estrogen sudah berlangsung cukup lama dan berat, yang

(14)

10. Perubahan Organ Pada Masa Menopause

Menurut Atikah Proverawati (2010; h. 27) perubahan organ masa

menopause, yaitu:

a. Perubahan-perubahan pada Organ Reproduksi

1) Uterus (Rahim)

Uterus mengecil, selain disebabkan atrofi endmetrium juga

disebabkan hilangnya cairan dan perubahan bentuk jaringan ikat

interstisial. Serabut otot miometrium menebal dan menonjol.

2) Tuba Fallopi (Saluran Telur)

Lipatan-lipatan tuba menjadi lebih pendek, menipis dan

mengkerut, endosalpingo menipis mendatar dan silia menghilang.

3) Serviks (Mulut Rahim)

Serviks akan mengkerut sampai terselubung oleh dinding

vagina, kripta servikal menjadi atropik, kanalis servikalis

memendek, sehingga menyerupai ukuran serviks fundus saat

masa adolesen.

4) Vagina

Terjadinya penipisan vagina menyebabkan hilangnya

rugae, berkurangnya vaskularisasi, elastisitas yang berkurang,

sekret vagina menjadi encer, indeks kario piknotik menurun.

5) Dasar Pinggul

Kekuatan dan elastisitas menghilang, karena atrofi dan

lemahnya daya sokong disebabkan prolapsus utero vaginal.

6) Perineum dan Anus

Lemak subkutan menghilang, atrofi, otot sekitarnya

menghilang yang menyebabkan tonus spinkter melemah dan

(15)

7) Vesica Urinaria (Kandung Kencing)

Tampak aktivitas kendali spinkter dan desutrusor hilang,

sehingga sering kencing tanpa sadar.

8) Kelenjar Payudara

Diserapnya lemak subkutan, atrofi jaringan perenkim,

lobulus menciut, stroma jaringan ikat fibrosa menebal. Puting susu

mengecil, kurang erektil, pigmentasi berkurang, sehingga

payudara menjadi datar dan mengendor.

b. Perubahan Diluar Organ Reproduksi

1) Adipositas (Penimbunan Lemak)

Penyebaran lemak ditemukan pada tungkai atas, pinggul,

perut bawah dan lengan atas. Ditemukan 29% wanita

klimakterium memperlihatkan kenaikkan berat badan yang sedikit

dan 20% kenaikan yang meningkat. Diduga ada hubungan

dengan turunnya estrogen dan gangguan pertukaran zat dasar

metabolisme lemak.

2) Hipertensi (Tekanan Darah Tinggi)

Adanya gejolak panas terjadi suatu peningkatan tekanan

darah baik sistol maupun diastol. Diketahui bahwa 2/3 penderita

hipertensi esensial primer adalah wanita antara 45-70 tahun. Pada

permulaan peningkatan tekanan darah paling banyak terjadi

selama masa klimakterium. Peningkatan tekanan darah pada usia

klimakterium terjadi secara bertahap, kemudian menetap dan

(16)

3) Hiperkolesterolemia (Kolesterol Tinggi)

Penurunan atau hilangnya kadar estrogen menyebabkan

peningkatan kolesterol. Peningkatan kadar kolesterol pada wanita

terjadi 10-15 tahun lebih lambat pada laki-laki. Peningkatan kadar

kolesterol merupakan faktor utama dalam penyebab

arterosklerosis.

4) Aterosklerosis (Perkapuran Dinding Pembuluh Darah)

Adanya hipertensi dan peningkatan kadar kolesterol

menyebabkan peningkatan faktor risiko terhadap terjadinya

aterosklerosis. Sklerosis koroner primer dan infark miocard akan

terjadi 1-2 kali lebih sering kadar estrogen menurun.

5) Viriliasasi

Turunnya estrogen dalam darah dan adanya efek

andogren menyebabkan tanda-tanda diferensiasi dari

defeminisasi dan maskulinisasi. Hal ini berhubungan dengan

ovarium sendiri dalam membentuk estron yang bersifat andogren.

11. Pencegahan Terhadap Masalah Menopause

Menurut DepKes RI (2003; h. 35-36) pencegahan terhadap masalah

menopause, yaitu :

a. Pemeriksaan Alat Kelamin

Pemeriksaan alat kelamin wanita bagian luar, liang rahim dan

leher rahim untuk melihat kelainan yang mungkin ada, misalnya lecet,

keputihan, pertumbuhan abnormal seperti benjolan atau tanda

(17)

b. Pap Smear

Pemeriksaan ini dapat dilakukan setahun sekali untuk melihat

adanya tanda radang dan deteksi awal bagi kemungkinan adanya

kanker pada saluran reproduksi. Dengan demikian pengobatan

terhadap adanya kelainan dapat segera dilakukan.

c. Perabaan Payudara

Ketidakseimbangan hormon yang terjadi akibat penurunan

kadar hormon estrogen, dapat menimbulkan pembesaran atau tumor

payudara. Hal ini juga dapat terjadi pada pemberian hormon

pengganti untuk mengatasi masalah kesehatan akibat menopause.

Perabaan payudara sendiri atau yang disebut SADARI (Periksa

Payudara Sendiri) dapat dilakukan secara teratur untuk menemukan

tumor payudara sedini mungkin.

d. Penggunaan Bahan Makanan yang Mengandung Unsur Fito Estrogen

Hormon estrogen yang kadarnya menurun pada menopuse,

dapat diganti dengan memakan dalam jumlah cukup makanan yang

mengandung unsur fito-estrogen (kedelai, tahu, tempe, kecap, pepaya

dan semanggi merah).

e. Penggunaan Bahan Makanan Sumber Kalsium

Makanan yang mengandung kalsium antara lain susu, yoghurt,

keju, dll.

f. Menghindari Makanan yang Mengandung Banyak Lemak, Kopi, dan

(18)

12. Penyakit Yang Mudah Timbul Setelah Menopause

Menurut Smart, Aqila (2010; h. 65) :

1) Penyakit jantung

Gejala umum seperti sulit bernapas, kelelahan luar biasa,

nyeri, dan panas pada dada serta gangguan pencernaan. Juga

tanda-tanda lain yang lebih banyak dirasakan wanita seperti (nyeri dada

akibat jantung kekurangan oksigen, diikuti dengan perasaan panas

pada tubuhnya, sakit bila disentuh di bagian punggung, bahu, tangan,

atau rahang). Serangan jantung pada wanita disertai dengan rasa

mual, muntah, sesak napas, sangat berkeringat hingga kelelahan, tapi

tanpa nyeri berlebihan di dada.

2) Penyakit Kanker

Beberapa jenis kanker yang mengancam wanita menopause :

a) Kanker Payudara (Karsinoma Mammae)

Menopause mengubah ketahanan tubuh terhadap

beberapa penyakit seperti kanker payudara, kanker

kardiovaskuler, dan osteoporosis. Risiko karsinoma mammae

meningkat sejalan dengan bertambahnya usia, tetapi hal tersebut

menurun saat menopause datang.

b) Kanker Endometrium

Kanker endometrium menyerang bagian selaput lendir

rahim dan sering dijumpai pada wanita kelompok usia 50-65

tahun. Selama masa reproduktif, pembentukan rahim diikuti

dengan pelepasan dinding rahim pada setiap siklus menstruasi.

Berkurangnya kadar estrogen pada menopasue menyebabkan

(19)

c) Kanker Serviks

Gejala-gejala yang dapat diwaspadai sebagai kanker serviks

antara lain:

(1) Perdarahan setelah berhubungan intim

(2) Terjadinya keputihan atau keluar cairan encer dari kelamin

wanita

(3) Terjadinya perdarahan setelah menopause

(4) Pada tahap lanjut dapat keluar cairan kekuning-kuningan,

berbau, atau bercampur darah, nyeri panggul, atau tidak dapat

buang air kecil

Cara untuk mencegah serangan kanker leher rahim :

(1) Hati-hati memilih produk membersihkan daerah kewanitaan

(2) Jangan menggunakan bedak di daerah kewanitaan

(3) Jangan berganti-ganti pasangan

(4) Menghindari penggunaan estrogen

d) Kanker Rahim

Kanker rahim adalah tumor ganas pada lapisan rahim.

Kanker rahim ini sering menyerang wanita menopause. Hal ini

disebabkan beberapa faktor, misalnya obesitas, terapi sulih

hormon, dan sebagainya. Kanker ini dapat menyebar ke beberapa

organ tubuh lainnya yang berkaitan dengan rahim, misalnya tuba

fallopi, ovarium, sistem getah bening.

2) Penyakit Asam Urat

Asam urat adalah senyawa yang sulit larut di dalam air yang

(20)

purin terdapat dalam tubuh setiap orang dan dijumpai pada semua

makanan dari sel hidup, seperti dari tanaman (sayur, buah,

kacang-kacangan) atau hewan (daging, jeroan, ikan sarden). Purin juga

terdapat dalam minuman beralkohol dan makanan kaleng.

Cara mengurangi bahaya asam urat :

Untuk mengurangi bahaya asam urat pada wanita menopause

disarankan tidak mengkonsumsi jeroan dan makanan yang banyak

mengandung lemak. Selain itu, juga banyak minum air putih karena

air membantu pengeluaran asam urat melalui urin. Selain air putih,

tanaman apotek hidup seperti rempah-rempah dapat mengurangi

risiko asam urat. Misalnya sambiloto, kumis kucing, daun salam, jahe

merah, dan sebagainya.

3) Penyakit Osteoarthritis

Seiring bertambahnya usia, kartilago di daerah persendian

semakin menipis. Sendi menjadi kaku dan sering terasa nyeri ketika

tulang bergesekan. Inilah yang dinamakan osteoarthritis. Umumnya,

osteoarthritis ditemukan pada usia lanjut, yaitu 50 tahun ke atas.

Faktor umur, jenis kelamin, ras dan keturunan menjadi penyebab

penyakit persendian ini. Gejala osteoarhtritis yang tidak ditangani

segera menyebabkan cacat permanen pada tulang. Bentuk tulang

bisa berubah bahkan bisa menjadi bengkok.

4) Penyakit Asma

Pada wanita menopause berisiko tinggi terkena gangguan

saluran pernafasan, seperti asma. Hal ini disebabkan oleh turunnya

(21)

banyak terjadi pada wanita menopause yang berbadan kurus. Wanita

dengan indeks masa tubuh lebih rendah dari 23 memiliki empat kali

lebih tinggi mengalami risiko gangguan pernapasan.

Cara mencegah bahaya asma :

Apel ternyata berkhasiat mencegah asma. Phytochemiacals

pada apel seperti flavanoids dan phenolic acids dapat menurunkan

risiko terkena penyakit asma 50%. Hal ini telah dibuktikan oleh dr.

Peter Bruney dan diperkuat dari hasil penelitian yang dilakukan The

National Heart and Lung Institute melalui jus apel.

5) Penyakit Stroke

Stroke adalah penyakit kedua setelah jantung yang paling

banyak menyerang wanita menopaue. Stroke adalah hilangnya

sebagian fungsi otak secara mendadak atau tiba-tiba akibat pecahnya

pembuluh darah.

Cara mencegah bahaya stroke :

a) Kontrol Tekanan Darah

b) Berhentilah Merokok

c) Berolahraga yang Teratur

d) Makan-makanlah yang Sehat

e) Kontrol Kencing Manis

f) Waspadalah terhadap gejala atau tanda dini dari stroke

6) Obesitas Saat Menopause

Wanita yang sudah memasuki menopause biasanya

cenderung mengurangi kegiatan yang sifatnya melelahkan tubuh.

(22)

hari tua”. Hal ini menyebabkan wanita menopause mudah menjadi

gemuk dan kebanyakan terjadi di bagian perut (bentuk tubuh buah

pir).

Cara menurunkan berat badan dengan cara sehat dan tepat, yaitu:

a) Mengatur Pola Makan Sehat

Komposisi diet yang baik adalah dari total kalori yang kita

konsumsi, terdiri dari lemak 30%, protein 20% dan karbohidrat

50%. Selain itu, sebaiknya makan-makanan yang rendah kalori,

memperbanyak serat, dan makan buah dengan cara dikunyah

karena akan menimbulkan rasa cepat kenyang.

b) Melakukan Aktivitas Fisik/olah raga

Pilihlah aktivitas fisik yang tepat. Jika mempunyai bentuk

tubuh gendut dibagian perut, sebaiknya pilih olah raga yang

ringan, seperti jalan atau berenang. Biasanya memiliki kelemahan

di persendiaan kaki dan lutut.

c) Mengubah Perilaku dan Cara Pandang

Hindari pikiran “makan harus sampai kenyang”. Saat

makan, kunyah makanan dengan pelan dan baik. Selain itu, harus

menghindari hidangan penutup.

d) Konsultasi ke Dokter

Bila progarn penurunan berat badan berjalan efektif,

sebaiknya tetap mengkonsultasikan pada dokter atau ahli gizi

agar nutrisi yang dibutuhkan tetap terpenuhi. Sebab, banyak

orang melakukan kesalahan dalam menurunkan berat badan,

(23)

13. Hal-hal yang harus dilakukan :

Menurut Andira, Dita (2010; h. 68-70) hal-hal yang harus dilakukan, yaitu:

Mengetahui berbagai macam gejala menopause, mulai dari

gangguan pada organ genital, sulit tidur, keriput, dan kegemukan hingga

kondisi psikis (emosional) yang tak karuan, sangat mungkin menjadi

penyebab takutnya para wanita menghadapi masa ini. Yang dibutuhkan

hanyalah manajemen dari wanita tersebut. Manajemen diri diantaranya

adalah:

a. Pasrah dan positif thinking.

Sikap pasrah dan berpikir positif adalah hal yang baik untuk

mengatasi permasalahan psikologis pada wanita menopause. Bukan

hanya gangguan emosional yang dapat teratasi tetapi juga dapat

membuat wanita bisa tetap tampil cantik dan anggun di usia

menopause.

b. Terapkan pola hidup sehat.

Pola hidup sehat harus diterapkan sejak dini. Tidak

menyempatkan diri untuk melaksanakan pola hidup sehat. Lakukan

olahraga teratur, misalnya dengan jalan kaki. Atur pola makan, pilih

makanan yang halal, baik, dan bergizi. Usahakan makanan yang

dikonsumsi tidak mengandung kolesterol dan garam yang berlebihan.

Konsumsi makanan yang mengandung fitoestrogen, hindari rokok dan

alkohol.

c. Batasi konsumsi kafein yang dapat meningkatkan potensi hot flushes.

Sebaiknya, konsumsi bahan makanan yang mengandung omega 3

(24)

d. Lakukan meditasi. Ini berguna untuk relaksasi sehingga mengurangi

ketegangan dan mengarahkan kepada ketenangan.

e. Lakukan istirahat (tidur) yang cukup.

f. Ikuti berbagai macam aktivitas (organisasi) yang ada. Tidak ada

salahnya jika menjadi aktivis menopause. Selain mengurangi

kebosanan di rumah, juga akan mendapatkan banyak pengalaman

dengan mengikuti kelompok atau organisasi para menopause.

14. Pemeriksaan Penunjang

Menurut Varney (2007; h. 321) pemeriksaan penunjang, yaitu:

a. Uji penapisan rutin, pemeriksaan awal, atau tahunan.

1) Urinalisis/dipstik urine.

2) Pap smear dengan indeks maturasi.

3) Mamografi: setiap 1 dan 2 tahun di usia antara 40 dan 49 tahun;

setiap tahun dari usia 50 tahun.

4) Feses untuk melihat adanya darah samar.

5) Kolesterol plasma puasa, trigiserida, dan profil lemak: setiap 3

sampai 5 tahun jika normal.

6) TSH (Terapi Sulih Hormon) pada usia 45 tahun dan selanjutnya

setiap tahun. Terdapat peningkatan insiden hipotiroidisme

(Tiroiditis Hashimoto) seiring dengan proses penuaan.

b. Uji lain (menggunakan variasi berdasarkan profil klinis dan faktor

risiko individu).

1) Gonadotropin hipofisis: digunakan untuk menentukan status

menopause.

2) Estrogen: digunakan untuk mengevaluasi status menopause dan

(25)

3) Kadar glukosa puasa dan posprandial dua jam: berguna jika faktor

risiko menunjukan adanya diabetes.

4) Uji fungsi hati: dilakukan sebelum meresepkan terapi hormon jika

penyakit hati ada atau diduga (misal karena alkoholisme).

5) Biopsi endometrium: tepat untuk menyingkirkan dugaan

hiperplasia dan kanker endometrium pada wanita

pascamenopause yang mengalami perdarahan uterus setelah

lebih dari setahun mengalami amenorea.

6) Ultrasonografi transvagina: digunakan untuk mengevaluasi massa

panggul dan perdarahan tidak terjadwal untuk menyingkirkan

dugaan patologi endometrium.

7) DXA (Dual energy X-Ray Absorptiometry): berguna jika wanita

belum memutuskan rencana terapeutik mana yang harus diikuti

(terapi sulih hormon, biofosfonat, olahraga, atau suplemen

kalsium), dan data lain akan membantu keputusan klinis terhadap

(26)

15. Penatalaksanaan Medis

a. Menurut Manuaba (2001; h. 546) penatalaksanaan medis, yaitu:

Bagan 2.1 Penatalaksanaan Medis MENOPAUSE

DISERTAI GEJALA KLINIK TANPA GEJALA KLINIK

PSIKOLOGIS :

(27)

b. Menurut Manuaba (2009; h. 222) penatalaksanaan medis, yaitu:

1) Menghindari perubahan kejiwaan

Menghadapi hidup dengan pola yang terus berkembang,

mungkin agak sulit sehingga sebagian wanita lansia tidak

sanggup untuk hidup bersama dengan keluarga anaknya.

2) Menghindari penuaan kulit terlalu cepat

Makin tua umur kulit semakin tipis, makin sensitif terhadap

sinar matahari, lapisan lemak bawah kulitnya longgar sehingga

keriput dan kering di daerah wajah, dagu, dan leher.

3) Menyesuaikan pola makan

Dianjurkan pola makan vegetarian (makan hanya buah,

sayur) sehingga bahan ampas dan serat lebih banyak. Makanan

dengan pola vegetarian menurunkan lemak tubuh dan kolesterol

yang dapat mengurangi penyakit (keganasan payudara,

keganasan indung telur dan rahim, menurunkan kejadian tekanan

darah tinggi, menurunkan kolesterol tubuh, sehingga mengurangi

penyakit jantung koroner, pada pria dapat mengurangi kejadian

keganasan prostat).

Vitamin pendukung sangat penting karena diperlukan

untuk meningkatkan metabolisme umum dan mempertahankan

metabolisme kalsium, sehingga mengurangi kemungkinan tulang

keropos. Komposisi vitamin harus mengandung cukup jumlah dan

kualitas (vitamin B kompleks, A, E dan D), mineral yang sangat

diperlukan di antaranya kalsium, zat besi (Fe), dan sejumlah kecil

(28)

terdapat pada kacang-kacangan, sayuran segar, sumber vitamin

A banyak terdapat pada buah berwarna. Sinar matahari dapat

menambah vitamin D di bawah kulit.

4) Mempertahankan Aktivitas Fisik

Cara-cara melakukan senam sendiri, yaitu:

a) Aktivitas Pertama

Tujuannya memperkuat dan mengencangkan otot

lengan atas dan bawah. Metode: Pegang dumbbell sekitar

200-250 gram, berdiri tegak, tangan digerakkan pada

persendian siku silih berganti, sehingga otot lengan atas dan

bawah bertambah kuat. Lakukan ini selama 10-15 menit.

Gambar 2-1. Gambar

Gerakan Aktivitas Pertama 2-1. Lanjutan

(Sumber : Manuaba, 2009; h. 223)

b) Gerak Tekanan Dumbell

Tujuannya menguatkan otot bahu, lengan atas-bawah

dan otot punggung. Metode : Pegang dumbbell seberat

200-250 gram, tegak dan lurus pada tangan serta lengan gerakkan

ke belakang beberapa kali. Untuk menambah kekuatan otot

(29)

Gerakan yang harus dihindari: Jangan memegang

dengan telapak tangan ke belakang dan jangan terlalu

menekuk punggung ke belakang.

Gambar 2-2 Gerak tekanan Dumbell (Sumber : Manuaba, 2009; h. 224)

c) Gerak Memegang Dumbell dengan Dua Tangan

Tujuannya untuk menguatkan otot trisep. Metode :

Pegang dumbbell seberat 200-250 gram dengan kedua

tangan, tegak berada di atas kepala. Jatuhkan dumbell ke

belakang, sejauh mungkin. Lakukan beberapa kali.

Gerakan yang harus dihindari: Jangan menekuk siku

ke belakang atau keluar, mendorong kepala ke depan,

(30)

Gambar 2-3 Gerak memegang dumbell dengan dua tangan (Sumber : Manuaba, 2009; h. 225)

d) Gerak Menarik Lengan

Tujuannya untuk menguatkan otot lengan atas dan

bawah, menguatkan otot bahu. Metode: Berdiri agak tegak,

kedua kaki sedikit dibuka, lengan dikencangkan kembali

dengan keras. Lakukan beberapa kali.

Gerakan yang harus dihindari: Jangan berdiri tegak

(31)

Gambar 2-4. Gerak menarik lengan

(Sumber : Manuaba, 2009; h. 225)

e) Gerak Tidur Melengkung

Tujuannya untuk menguatkan otot dinding perut dan

menguatkan otot punggung. Metode: Tidur terlentang sambil

kaki ditekuk. Kencangkan lengan sekitar 45 derajat. Angkat

leher dan bahu. Lakukan beberapa kali.

Gerakan yang harus dihindari: Jangan melihat pada

lutut, jangan menggunakan leher dan jangan menekuk

(32)

Gambar 2-5 Gerak tidur melengkung (Sumber : Manuaba, 2009; h. 226)

f) Gerak Tidur Terlentang-Miring

Tujuannya untuk menguatkan otot samping badan.

Metode: Tidur terlentang dengan tangan di bawah kepala.

Badan bagian bawah agak miring. Kedua kaki sedikit ditekuk.

Putar badan bawah ke kanan dan ke kiri beberapa kali. Dalam

keadaan tanpa gerak, badan bagian bawah leher dengan

kedua tangan dapat diangkat sehingga otot dinding oerut

depan dan samping digerakkan.

Gerakan yang harus dihindari: Jangan bangun dengan

lengan dan leher, jangan berguling kesamping, jangan

(33)

Gambar 2-6 Gerak tidur telentang-miring (Sumber : Manuaba, 2009; h. 226)

g) Gerak Mengayuh Sepeda

Tujuannya untuk menguatkan otot dinding perut.

Menguatkan persendian lutut, menguatkan otot bahu,

menguatkan otot kaki bagian atas. Metode: Tidur terlentang

dengan kedua tangan di bawah kepala. Angkat leher dengan

kedua lengannya. Angkat kaki berganti seperti mengayuh

sepeda. Lakukan beberapa kali.

Gerakan yang harus dihindari: Jangan menarik leher

(34)

Gambar 2-7 Gerak mengayuh sepeda (Sumber : Manuaba, 2009; h. 227)

h) Gerak Punggung

Tujuannya untuk menguatkan otot perut dan punggung

bagian bawah. Metode: tidur terlentang dengan kaki ditekuk

pada persendian lutut dan tangan lurus di samping badan.

Gerakan pinggang ke depan dan ke belakang. Angkat seluruh

badan dengan menyangga pada kedua kaki. Lakukan

beberapa kali.

Gerakan yang harus dihindari: Jangan melengkungkan

leher, jangan mengangkat terlalu tinggi, dan jangan

mendorong lambung ke luar.

Gerak kesegaran dan kebugaran jasmani sangat

penting diikuti sehingga dapat tercapai kesehatan yang

(35)

Gambar 2-8 Gerakan punggung (Sumber : Manuaba, 2009; h. 227)

5) Mempertahankan Aktivitas Seksual

Masa klimakterium, menopause, dan senium bukan

merupakan halangan untuk melakukan aktivitas seksual. Pada

masa klimakterium, menopause, dan senium pasangan masih

dapat menikmati hubungan seksual, sekalipun sudah dapat

dipastikan kuantitasnya sangat berkurang. Dalam hubungan

seksual pada masa klimakterium dan menopause adalah kualitas.

Karena kegairahan seks sudah menurun, kemampuan untuk

memberikan rangsangan di tempat erotik sudah berkurang

sedangkan wanita sulit untuk dirangsang.

6) Keluhan psikologi

Gangguan emosi berupa rasa takut bila disebut tua, rasa

takut menjadi tua dan tidak menarik, sukar tidur atau cepat

(36)

dan spontan, merasa tertekan dan sedih tanpa diketahui

penyebabnya. Rasa takut kehilangan suami, anak, dan

ditinggalkan sendiri. Keinginan seks menurun dan sulit untuk

dirangsang. Situasi demikian dapat terjadi bila individu belum siap

untuk menghadapi klimakterium, menopause, dan senium.

7) Keluhan fisik

Tidak semua keluhan fisik dapat terjadi pada seseorang,

dan tidak semuanya pula dapat dijabarkan secara rinci, tetapi

keluhan yang dominan dn sering dijumpai dapat dijelaskan berikut

ini.

a) Jantung dan Pembuluh Darah

Keluhan yang mempengaruhi fungsi jantung dan

pembuluh darah meliputi kulit terasa kering,keriput, dan

longgar. Oleh karena turunannya sirkulasi menuju kulit, badan

terasa panas termasuk wajah, terjadi perubahan sirkulasi pada

wajah yang dapat melebar ke tengkuk berwarna merah (hot

flushes), mudah berdebar-debar, terjadi tekanan darah tinggi

yang berlanjut ke penyakit jantung koroner.

b) Genitalia

Keluhan yang dirasakan mengenai alat kelamin

meliputi liang sanggana terasa kering, sulit menerima

rangsangan karena sensitivitasnya menurun, epitel liang

sanggama dan sekitarnya menipis, sehingga mudah terjadi

infeksi, dalam melakukan hubungan seks sering terasa sakit

(dispareunia), elastisitas sudah menurun sehingga terasa

(37)

c) Sistem Hormonal

Secara menyeluruh system hormonal sudah menurun

fungsinya sehingga memengaruhi metabolisme tubuh yang

juga cenderung menurun. Oleh karena itu diperlukan perhatian

terhadap pola makan yang sebaiknya vegetarian. Penyakit

metabolism yang dapat terjadi pada masa klimakterium dan

menopause adalah cepat menjadi gemuk, kelebihan bahan

makanan disimpan dalam bentuk lemak di bokong, payudara,

dan perut.

d) Fungsi Saraf

Keluhan saraf disebabkan oleh degenarasi sel saraf

dan sel otak sehingga menimbulkan menifestasi klinis.

Pancaindra mengalami kemunduran fungsi sehingga perlu

diperhatikan, penglihatan dan pendengaran kurang berfungsi

sehingga memerlukan bantuan alat untuk meningkatkan

fungsi.

e) Fungsi Motorik

Keluhan fungsi motorik meliputi otot mulai lemah untuk

memegang atau mengambil barang, koordinasi sudah kurang

tepat dan pegangan sering lepas, gerakan otot mulai sulit

dikendalikan sehingga sering gemetar (tremor).

f) Fungsi Sensoris

Keluhan saraf sensoris yang sering muncul adalah

kram atau sakit. Gejala ini timbul saat berdiam diri dan akan

(38)

menyebabkan gangguan sirkulasi darah dan menimbulkan

gangguan rasa peraba mengalami kemunduran fungsi.

g) Fungsi Tulang

Tulang sebagai penyangga utama tubuh, karena

proses penuaan, dapat terjadi pengurasan kalsium tulang,

sehingga menjadi keropos dan mudah patah. Tempat yang

paling banyak terjadi patah tulang adalah pada persendian

tulang paha, sekalipun jauh tidak terlalu keras. Metabolisme

kalsium, sebagai bahan tulang, dipengaruhi oleh hormon

paratiroid, estrogen, vitamin E dan vitamin D.

B. TINJAUAN TEORI ASUHAN KEBIDANAN

Proses manajemen varney terdiri dari 7 langkah yang membentuk

kerangka berfikir lengkap yang dapat dipecah menjadi langkah-langkah

tertentu dan ini bisa berubah sesuai dengan bagaimana keadaan pasien.

Ketujuh langkah tersebut meliputi pengumpulan data dasar, interpretasi data,

mengidentifikasi diagnosis atau masalah potensial, mengidentifikasi dan

menetapkan kebutuhan yang memerlukan penanganan segera,

merencanakan asuhan yang menyeluruh, melaksanakan perencanaan, dan

evaluasi.

1. Langkah I : Pengumpulan Data Dasar

Pengkajian atau pengumpulan data dasar adalah mengumpulkan

semua informasi yang akurat dari semua sumber yang berkaitan dengan

kondisi klien. Pada langkah ini dilakukan pengkajian dengan

(39)

keadaan klien secara lengkap, yaitu identitas pasien, riwayat kesehatan,

pemeriksaan fisik sesuai dengan kebutuhan, meninjau catatan terbaru

atau catatan sebelumnya, meninjau data laboratorium dan

membandingkannya dengan hasil studi

2. Langkah II : Interpretasi Data

Mengidentifikasi diagnosa kebidanan dan masalah berdasarkan

interpretasi yang benar atas data-data yang telah dikumpulkan kemudian

diinterpretasikan menjadi diagnosa kebidanan dan masalah. Keduanya

digunakan karena beberapa masalah tidak dapat diselesaikan seperti

diagnosa tetapi membutuhkan penanganan yang dituangkan dalam

rencana asuhan terhadap pasien, masalah dapat berkaitan dengan

pengalaman wanita yang diidentifikasikan oleh bidan, yaitu diagnosa

kebidanan dan masalah.

3. Langkah III : Mengidentifikasi Diagnosa atau Masalah Potensial

Pada langkah ini diidentifikasikan masalah atau diagnosa

potensial berdasarkan rangkaian masalah dan diagnosa, langkah ini

membutuhkan upaya antisipasi, pencegahan, bila memungkinkan sambil

mengamati dan bersiap-siap apabila hal tersebut benar terjadi.

4. Langkah IV : Mengidentifikasikan dan Menetapkan Kebutuhan yang

Memerlukan Penanganan Segera

Langkah ini memerlukan kesinambungan dari manajemen

kebidanan. Identifikasi dan menetapkan perlunya tindakan segera oleh

bidan atau dokter dan atau untuk dikonsultasikan atau ditangani bersama

(40)

5. Langkah V : Merencanakan Asuhan yang Menyeluruh

Langkah-langkah ini ditentukan oleh langkah-langkah sebelumnya

yang merupakan kelanjutan dari masalah atau diagnosis yang telah

diidentifikasi atau diantisisipasi. Rencana asuhan yang menyeluruh tidak

hanya meliputi kondisi pasien atau dari setiap masalah yang berkaitan,

tetapi juga berkaitan dengan kerangka pedoman antisipasi bagi wanita

tersebut, misalnya dibutuhkan penyuluhan, konseling, dan merujuk klien

atau masalah lain.

6. Langkah VI : Melaksanakan Perencanaan

Langkah ini merupakan pelaksanaan asuhan penyeluruh kepada

klien dan keluarga. Mengarahkan atau melaksanakan rencana asuhan

secara efisien dan aman. Pada saat bidan berkolaborasi dengan dokter

untuk menangani pasien yang mengalami komplikasi, maka tanggung

jawab terhadap terlaksananya rencana asuhan yang menyeluruh

tersebut. Manajemen yang efisien akan menyingkat waktu dan biaya

serta meningkatkan mutu dari asuhan klien.

7. Langkah VII : Evaluasi

Langkah ini merupakan rencana terakhir guna mengetahui apa

yang telah dilakukan bidan. Mengevaluasi keefektifan dari asuhan yang

diberikan, ulang kembali proses manajemen dengan benar terhadap

setiap aspek asuhan yang sudah dilaksanakan tapi belum efektif atau

merencanakan kembali yang belum terlaksana.

Pendokumentasian yang digunakan adalah pendokumentasian

mengenai asuhan yang telah dan akan dilakukan pada seorang pasien,

(41)

seorang pasien sesuai langkah-langkah manajemen lainnya.

Pendokumentasian manajemen kebidanan dengan menggunakan SOAP,

yaitu :

1. S (Data Subyektif)

Pengkajian data yang diperoleh dalam anamnesis, berhubungan

dengan masalah dari sudut pandang pasien. Ekspresi pasien

mengenai kekhawatiran dan keluhan yang dicatat sebagai kutipan

langsung/ringkassan yang akan berhubungan langsung dengan

diagnosis, data akan menguatkan diagnosis, data akan menguatkan

diagnosis yang akan disusun.

2. O (Data Obyektif)

Data berasal dari asuhan observasi yang jujur dari pemeriksaan

diagnosis lainnya. Catatan medik dan informasi dari keluarga atau

orang lain dapat dimasukan dalam data obyektif, data ini akan

memberikan bukti gejala klinis pasien dan fakta yang berhubungan

dengan diagnosis.

3. A (Assesment/Analysis)

Pendokumentasian hasil analisis dan interpretasi (kesimpulan) dari

data subyektif dan obyektif. Analisis yang tepat dan akurat mengikuti

perkembangan data pasien akan menjamin cepat diketahuinya

perubahan pasien, dapat terus diikuti dan diambil keputusan/tindakan

yang tepat. Analisis merupakan pendokumentasian manajemen

kebidanan menurut varney langkah kedua, ketiga, dan keempat yang

menyangkut diagnosis/masalah potensial serta perlunya

(42)

diagnosis/masalah potensial dan kebutuhan tindakan segera harus

segera diidentifikasikan menurut kewenangan bidan (tindakan

mandiri, kolaborasi, dan rujukan).

4. P (Planning)

Perencanaan dibuat saat ini dan yang akan datang. Rencana asuhan

disusun berdasarkan hasil analisa dan interpretasi data yang

bertujuan untuk mengusahakan tercapainya kondisi pasien seoptimal

mungkin dan mempertahankan kesejahteraannya. Menurut Hellen

Varney masuk pada langkah kelima, keenam, dan ketujuh.

Pelaksanaan asuhan dengan rencana yang telah disusun sesuai

dengan keadaan dan dalam rangka mengatasi masalah pasien.

Penerapan manajemen kebidanan menurut Varney yang disesuaikan

dengan kasus :

I. PENGKAJIAN

Pengakajian atau pengumpulan data dasar dalam memberikan

asuhan kebidanan sesuai dengan kebutuhan pasien untuk mengevaluasi

keadaan pasien. Pada pengkajian data ini merupakan langkah pertama

untuk mengumpulkan semua informasi yang akurat dari semua sumber

yang berkaitan dengan kondisi pasien secara subyektif dan obyektif.

a.

Data Subyektif

1. Identitas Pasien : bertujuan untuk mengumpulkan data/informasi

mengenai keadaan pasien.

Nama : Nama jelas dan lengkap, bila perlu nama

panggilan sehari-hari agar tidak keliru dalam

(43)

Umur : Untuk mengetahui menopause terjadi pada

usia 45 hingga 55 tahun (Burns, A. August

2009; h. 55).

Menopause prematur, terhentinya haid pada

usia 40 tahun dan menopause terlambat, yaitu

berhentinya haid setelah usia 55 tahun

(Manuaba, 2010; h. 548).

Agama : Untuk mengetahui keyakinan pasien tersebut

untuk membimbing atau mengarahkan pasien

dalam berdo’a (Eny, 2009; h. 132).

Pendidikan : Berpengaruh dalam tindakan kebidanan dan

untuk mengetahui sejauhmana tingkat

intelektualnya, sehingga bidan dapat

memberikan konseling sesuai dengan

pendidikannya (Eny, 2009; h. 132).

Suku/bangsa : Berpengaruh pada adat istiadat atau kebiasaan

sehari-hari (Eny, 2009; h. 132).

Pekerjaan : Pada usia ini lebih suka duduk manis di rumah

untuk menikmati hari tua (Smart, Aqila, 2010; h.

65).

Alamat : Ditanyakan untuk mempermudah kunjungan

rumah bila diperlukan (Eny, 2009; h. 131).

2. Alasan datang : Untuk mengetahui alasan pasien datang

(44)

3. Keluhan utama :

Untuk mengetahui masalah yang dihadapi yang berkaitan

dengan menopause misalnya hot flush, gangguan psikologi,

kelainan kulit, rambut, gigi dan keluhan sendi tulang, gangguan

mata, gangguan slauran kemih dan alat kelamin (DepKes RI,

2003; h. 33-34).

4. Riwayat kesehatan :

a. Riwayat kesehatan dahulu :

Data ini diperlukan mengetahui kemungkinan adanya

rirawayat atau penyakit akut, kronis seperti : penyakit Jantung,

Osteoprosis, Kanker Payudara, kanker Endometrium, Kanker

Serviks, Kanker Rahim, Asam Urat, Osteoarthritis, Asma,

Stroke, Alzheimer (Smart, Aqila. 2010; h. 65-84).

b. Riwayat kesehatan sekarang :

Data ini diperlukan untuk menegetahui kemungkinan

adanya hot flush, gangguan psikologi, kelainan kulit, rambut,

gigi dan keluhan sendi tulang, gangguan mata, gangguan

slauran kemih dan alat kelamin (DepKes RI, 2003; h. 33-34).

c. Riwayat kesehatan keluarga :

Data ini diperlukan untuk menunjukkan umur waktu

terjadinya menopause dipengaruhi oleh keturunan, kesehatan

umum, dan pola kehidupan. Tahun 1915 menopause

dikatakan terjadi sekitar pada umur 44 tahun dan tahun 1950

(45)

5. Riwayat obstetri

a. Riwayat Haid

Menarche : Makin dini menarche terjadi, makin lambat

menopause timbul dan makin lambat

menacrhe terjadi, makin cepat menopause

timbul (Saifudin, 2005; h. 130).

Wanita yang berbadan gemuk biasanya

cenderung mengalami menarche lebih awal

daripada yang berbadan kurus (Andira, Dita

2010; h. 31).

Lamanya : Perdarahan berlangsung < 8 hari (Nadine

Suryoprajogo, 2009; h. 19).

Siklus : Jarak antar dua siklus > 21 hari (Nadine

Suryoprajogo, 2009; h. 19).

Banyaknya : Volume yang banyak atau sedikit (Nadine

Suryoprajogo, 2009; h. 20).

Warnanya : Merah segar.

Baunya : Baunya khas.

b. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu :

Makin sering melahirkan, makin tua baru memasuki

menopause. Kenyataan ini lebih sering terjadi pada golongan

ekonomi berkecukupan dibandingkan pada golongan

masyarakat ekonomi kurang mampu (Blackburn dan

(46)

6. Riwayat Perkawinan :

Orang yang menikah pada umumnya terus melanjutkan aktivitas

seksual sampai masa tuanya. Bagi mereka yang membujang

terus, atau bercerai, atau ditinggal mati oleh istri/suaminya

biasanya kurang memiliki dorongan seksual yang cukup kuat

untuk mencari pasangan baru (R. Siti Maryam, dkk, 2008; h. 93).

7. Riwayat KB :

Sebagai petunjuk praktis, wanita dinjurkan melanjutkan

kontrasepsi selama 1 tahun setelah menstruasi spontan terakhir

apabila berusia 50 tahun atau lebih, dan selama 2 tahun setelah

menstruasi spontan terakhir apabila berusia kurang dari 50 tahun.

Karena kesuburan menurun seiring dengan waktu, maka sebagian

besar metode hampir memberikan efektivitas 100% (Glasier,

Anna, 2005; h. 417).

8. Pola kebutuhan sehari-hari :

a) Pola nutrisi

Hormon estrogen yang kadarnya menurun pada menopuse,

dapat diganti dengan memakan dalam jumlah cukup makanan

yang mengandung unsur fito-estrogen (kedelai, tahu, tempe,

kecap, pepaya dan semanggi merah) (Depkes RI, 2003; h.

35).

b) Pola eliminasi

Pada saat menopause saluran uretra juga mengering, menipis

dan berkurang keelastisannya akibat penurunan kadar

(47)

yang terkadang ditampakkan dengan rasa selalu ingin kencing

dan mengompol (Smart, Aqila, 2010; h. 21-27).

Inkontenia urine (beser) memiliki resiko lebih terhadap adanya

infeksi saluran urine. Masalah yang muncul adalah kesulitan

untuk menampung air seni yang cukup lama hingga dapat

sampai ke kamar mandi (Atikah Proverawati, 2010; h. 38).

c) Pola aktivitas

Mempunyai bentuk tubuh gendut dibagian perut, sebaiknya

pilih olah raga yang ringan, seperti jalan, senam kegel, senam

lansia (Smart, Aqila. 2010; h. 65).

d) Pola istirahat

Istirahat dapat berarti bersantai menyegarkan diri atau diam

menganggur setelah melakukan kerja keras serta melepaskan

diri dari apa yang membosankan, menyulitkan, atau

menjengkelkan (R. Siti Maryam, dkk, 2008; h. 97).

e) Pola seksual

Keinginan seks menurun dan sulit untuk dirangsang

(Manuaba, 2009, h; 229). Sebaiknya setelah berhubungan

seksual segera dibasuhi dengan air hangat ini bertujuan untuk

menjaga kebersihan dari organ reproduksi dan mencegah

terjadinya infeksi (Atikah Proverawati, 2010; h. 155).

Saat berhubungan dengan suami bisa menggunakan cairan

ludah, minyak dari sayur-sayuran (termasuk minyak sawit,

minyak kelapa, minyak jagung, minyak kacang) atau pelumas

(48)

9. Data Psikososial, kultural, dan spiritual

a. Psikososial : Perubahan-perubahan psikologis maupun

fisik ini berhubungan dengan kadar

estrogen, gejala yang menonjol adalah

berkurangnya tenaga dan gairah,

berkurangnya kosentrasi dan kemampuan

akademik, timbulnya perubahan emosi

seperti mudah tersinggung, susah tidur,

rasa kekurangan, rasa sepi, ketakutan,

keganasan, tidak sabar lagi (Atikah

Proverawati, 2010; h. 40).

b. Kultural : Pasien tidak memiliki kebiasaan apapun

yang membahayakan drinya sendiri. Hal ini

perlu dikaji untuk mengetahui pantangan

maupun kebiasaan pasien yang dapat

merugikan dirinya sendiri, serta

pengambilan keputusan untuk pemeriksaan

lebih lanjut (Misaroh dan Atikah, 2010; h.

73).

c. Spiritual : Hal ini perlu dikaji untuk mengetahui

ketaatan pasien dalam menjalankan

ibadahnya maupun aktifitas keagamaan

(Wafi, 2007; h. 33).

10. Data pengetahuan ibu : pengetahuan ibu seputar menopause

(49)

b.

Data Objektif

1. Keadaan umum :

Keadaan umum dikaji bertujuan untuk menilai status keadaan

pasien.

2. Tingkat kesadaran :

Menilai status kesadaran pasien, ini dilakukan dengan menilai.

a) Compos mentis yaitu sadar penuh, respon cukup terhadap

stimulasi yang diberikan.

b) Apatis yaitu acuh tak acuh terhadap keadaan sekitar.

c) Somnolen yaitu kesadaran lebih rendah, tampak mengantuk,

selalu ingin tidur, tidak responsif terhadap rangsangan ringan

dan masih memberikan respon terhadap rangsangan kuat.

d) Sopor yaitu tidak memberikan respon ringan maupun sedang

tapi masih memberikan respon kuat ditandai reflek pupil

terhadap cahaya masih positif.

e) Koma yaitu tidak dapat bereaksi terhadap stimulasi apapun.

f) Delirium yaitu tingkat kesadaran paling rendah, meronta

(Muslihatun dkk, 2009).

3. Tanda Vital

a) Tekanan darah : dikaji untuk mengetahui tekanan darah

normal atau tidak.

Umur 20-29 tahun : 116/73 mmHg, umur 30-39 tahun : 122-76

mmHg, umur 40-49 tahun : 128/81 mmHg, umur 50-59 tahun :

138/84 mmHg, umur 60-69 tahun : 149/85 mmHg, umur 70-79

tahun : 159/85 mmHg, umur 80-89 tahun : 155/83 mmHg,

(50)

b) Nadi : dikaji untuk mengetahui nadi pasien normal atau tidak.

Jika nadi lebih dari 100x/menit merupakan tanda dari

hipotiroidisme (Wheeler, Linda, 2003; h. 73).

c) Pernafasan : berfungsi untuk mengetahui pernafasan pasien

masih normal atau tidak. Pernafasan rata-rata normal menurut

usia, yaitu pada orang dewasa adalah 12-20 x/menit

(Potter&Perry, 2005).

d) Suhu : dikaji untuk mengetahui keadaan suhu pada pasien

menurun sekitar 0,1 – 0,9ºC beberapa menit setelah hot flush

mulai terjadi. Sering kali menggigil pada akhir hot flush

(Nadine Suryoprajogo, 2009; h. 22).

e) Berat badan : dikaji untuk mengetahui kegemukan ( ≥ 30%

berat badan ideal). (Manuaba, 2001; h.541)

f) Tinggi badan : banyak wanita yang tidak mengukur tinggi

badannya dalam sepuluh tahun dan sering terjadi kehilangan

satu inci atau lebih (Varney, 2006; h. 321).

g) Status present

(1) Bentuk kepala : Dikaji untuk mengetahui bentuk

kepala dan benjolan dikepala.

(2) Rambut : Dikaji untuk mengetahui rambut tipis

dan kering serta mudah rontok

(DepKes RI, 2003; h. 34).

(3) Muka : Dikaji untuk mengetahui kulit

menjadi tipis, kering dan keriput

(51)

(4) Mata : Inspeksi bola mata, kelopak mata

(bentuk kelainan) (Sarwono, 2003; h.

45). Konjungtiva, sclera dan terjadi

rabun dekat atau tidak (A. August

Bursn, 2009; h. 76).

(5) Mulut : Mulut dikaji untuk mengetahui

apakah gigi mudah goyang dan gusi

berdarah, bibir menjadi pecah-pecah

(DepKes RI, 2003; h. 34).

(6) Telinga : Inspeksi ukuran, bentuk, warna, dan

untuk mengetahui apakah simetris

dan terdapat serumen atau tidak

juga kehilangan daya pendengaran

atau tidak (A. August Burns, 2009; h.

77).

(7) Hidung : Hidung dikaji untuk mengetahui

apakah terdapat polip atau tidak.

(8) Leher : Bertujuan untuk mengetahui apakah

terdapat kelainan seperti terdapat

pembesaran kelenjar tyroid dan limfe

atau tidak.

(9) Dada dan axilla : Dikaji untuk mengetahui payudara

kehilangan bentuknya dan mulai

kendur, merupakan akibat dari kadar

kadar estrogen yang menurun (Aqila

(52)

(10) Abdomen : Dikaji untuk mengetahui bentuk

abdomen, adanya retraksi, benjolan,

serta ketidaksimetrisan (Robert,

2006; h. 127).

(11) Genetalia : Bertujuan untuk mengetahui vagina

akan terasa kering, gatal, mudah

luka, sering keputihan, nyeri pada

senggama atau peradarahan

pasca-senggama (DepKes RI, 2003; h. 34).

(12) Ekstremitas : Ekstermitas dikaji untuk mengetahui

apakah terdapat oedem, varices

atau tidak (August, 2009; h. 72).

h) Status obstetrikus

(1) Inspeksi :

Rambut : Ubanan pada rambut disebabkan oleh

aktivitas triosinase menurun, sehingga

sintesis melanin berkurang (Sarwono, 2003;

h. 44).

Muka : Bertujuan untuk mengetahui kulit menjadi

tipis, kering dan keriput (DepKes RI, 2003;

h. 34).

Dada : Dikaji untuk mengetahui payudara

kehilangan bentuknya dan mulai kendur,

merupakan akibat dari kadar estrogen yang

(53)

Abdomen : Dikaji untuk mengetahui bentuk abdomen,

adanya retraksi, penonjolan, serta

ketidaksimetrisan (Robert, 2006; h. 127)

Palpasi : Pada lansia dilakukan pada mammae

disekeliling puting susu untuk mengetahui

puting susu mengecil, kurang erektil,

pigmentasi berkurang, sehingga payudara

menjadi datar dan mengendor (Atikah

Proverawati, 2010; h. 27).

(2) Pemeriksaan dalam : tidak diperiksa

(3) Pemeriksaan Penunjang :

Menurut Varney (2007; h. 321) :

a. Uji penapisan rutin, pemeriksaan awal, atau tahunan.

(1) Urinalisis/dipstik urine.

(2) Pap smear dengan indeks maturasi.

(3) Mamografi: setiap 1 dan 2 tahun di usia antara 40

dan 49 tahun; setiap tahun dari usia 50 tahun.

(4) Feses untuk melihat adanya darah samar.

(5) Kolesterol plasma puasa, trigiserida, dan profil

lemak: setiap 3 sampai 5 tahun jika normal.

(6) TSH pada usia 45 tahun dan selanjutnya setiap

tahun. Terdapat peningkatan insiden hipotiroidisme

(tiroiditis Hashimoto) seiring dengan proses

(54)

b. Uji lain (Menggunakan variasi berddasarkan profil klinis

dan faktor risiko individu).

(1) Gonadotropin hipofisis: digunakan untuk

menentukan status menopause.

(2) Estrogen : digunakan untuk mengevaluasi status

menopause dan efek terapi hormon pada kadar

estradiol sirkulasi.

(3) Kadar glukosa puasa dan posprandial dua jam:

berguna jika faktor risiko menunjukan adanya

diabetes.

(4) Uji fungsi hati: dilakukan sebelum meresepkan

terapi hormon jika penyakit hati ada atau diduga

(misal karena alkoholisme).

(5) Biopsi endometrium: tepat untuk menyingkirkan

dugaan hiperplasia dan kanker endometrium pada

wanita pascamenopause yang mengalami

perdarahan uterus setelah lebih dari setahun

mengalami amenorea.

(6) Ultrasonografi transvagina : digunakan untuk

mengevaluasi massa panggul dan perdarahan tidak

terjadwal untuk menyingkirkan dugaan patologi

endometrium.

(7) DXA (Dual energy x-ray absorptiometry): berguna

jika wanita belum memutuskan rencana terapeutik

(55)

biofosfonat, olahraga, atau suplemen kalsium), dan

data lain akan membantu keputusan klinis terhadap

pilihan ini.

II. INTERPRETASI DATA

Pada langkah ini dilakukan identifikasi terhadap diagnosa atau

masalah berdasarkan interpretasi atas data-data yang telah dikumpulkan.

Data dasar yang telah dikumpulkan diinterpretasikan sehingga dapat

merumuskan diagnosa dan masalah yang spesifik.

a.

Diagnosa

Kesimpulan dari data subjektif dan objektif menunjukkan hasil

apakah mengarah pada kasus yang ditegakkan oleh bidan dalam

lingkup praktek kebidanan dan memenuhi standar nomenklatur

diagnosa kebidanan.

Diperoleh diagnosa :

Data dasar :

Dasar subyektif : Ny. X P..A.. umur....tahun, dengan menopause.

Dasar obyektif : Data obyektif yang didapat dalam gangguan

reproduksi dengan menopause :

Tanda-tanda Vital :

(a) Tekanan darah : Umur 50-59 tahun : 138/84 mmHg,

(Cunningham, 1983).

(b) Nadi : Jika nadi lebih dari 100x/menit merupakan tanda dari

(56)

(c) Pernafasan : Pernafasan rata-rata normal menurut usia, yaitu

pada orang dewasa adalah 12-20 x/menit (Potter&Perry, 2005).

(d) Suhu : Suhu pada pasien menurun sekitar 0,1 – 0,9ºC beberapa

menit setelah hot flush mulai terjadi. Sering kali menggigil pada

akhir hot flush (Nadine Suryoprajogo, 2009; h. 22).

b.

Masalah

Masalah yang timbul adalah ibu merasa cemas dengan

keadaannya.

III. DIAGNOSA POTENSIAL

Pada Langkah ini dilakukan bidan mengindentifikasi masalah atau

diagnosis potensial lain berdasarkan rangkaian masalah dan diagnosis

yang sudah diidentifikasi sebelumnya.

a. Pada menopause dapat menyebabkan gangguan psikologisnya

seperti seperti takut tua/tidak menarik, sukar tidur, emosional cepat

tersinggung dan marah. Psikoanalisis, keharmonisan keluarga

terganggu, psikologis supporting, bila tidak di tangani segera maka

wanita menopasue akan mengalami depresi.

b. Pada gangguan psikomatik seperti kardiovaskuler (hot flushes, night

sweats, berdebar), keluhan fisik (vagina kering, dispareaunia, kulit

kering, mudah infeksi), tumor jinak (kista ovarium, mioma uteri, polip),

keganasan genetalia (serviks, korpus uteri, ovarium, tuba

karsionoma), bila tidak di tangani segera maka wanita menopause

(57)

IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN AKAN TINDAKAN SEGERA KOLABORASI

ATAU KONSULTASI.

Dari diagnosa potensial kebutuhan segera untuk mencegah

terjadinya komplikasi yang lebih berat. Identifikasi dan menetapkan

perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter dan untuk konsultasi

dengan anggota tim kesehatan lain sesuai dengan kondisi pasien.

Kolaborasi dengan dokter Obgyn untuk pemeriksaan laboratorium, yaitu :

a) Uji penapisan rutin, pemeriksaan awal, atau tahunan.

1) Urinalisis/dipstik urine.

2) Pap smear dengan indeks maturasi.

3) Mamografi

4) Feses untuk melihat adanya darah samar.

5) Kolesterol plasma puasa, trigiserida, dan profil lemak: setiap 3

sampai 5 tahun jika normal.

6) TSH pada usia 45 tahun dan selanjutnya setiap tahun. Terdapat

peningkatan insiden hipotiroidisme (tiroiditis Hashimoto) seiring

dengan proses penuaan.

b) Uji lain (Menggunakan variasi berddasarkan profil klinis dan faktor

risiko individu).

1) Gonadotropin hipofisis

2) Estrogen

3) Kadar glukosa puasa dan posprandial dua jam

4) Uji fungsi hati

5) Biopsi endometrium

6) Ultrasonografi transvagina

(58)

V. PERENCANAAN

Merencanakan asuhan kebidanan sesuai dengan data subjektif,

objektif, dan diagnosa kebidanan. Rencana asuhan yang menyeluruh

tidak hanya meliputi apa yang sudah dilihat dari kondisi pasien atau dari

setiap masalah yang terkaitan.

1. Jelaskan kepada ibu tentang pengertian, pecegahan, penanganan,

hot flush.

2. Jelaskan kepada ibu tentang pengertian, pecegahan, penanganan,

insomnia.

3. Jelaskan kepada ibu tentang pecegahan dan penanganan seksual

setelah menopasue.

4. Sebutkan kepada ibu tanda-tanda fisik menopause.

VI. PELAKSANAAN

Pelaksanaan tindakan diupayakan sesuai dengan rencana yang

telah ditentukan dengan mempertimbangkan kondisi klien.

VII. EVALUASI

Untuk mengetahui apa yang telah dilakukan bidan. Mengevaluasi

keefektifan dari asuhan yang diberikan. Berdasarkan evaluasi rencana

asuhan kebidanan yang telah dilakukan.

1. Ibu paham tentang pencegahan dan penangangan hot flush.

2. Ibu paham tentang tentang pencegahan dan penangangan insomnia.

3. Ibu paham tentang pecegahan dan penanganan seksual setelah

menopause.

4. Ibu paham tentang tanda-tanda fisik pada wanita menopause selain

(59)

DATA PERKEMBANGAN I

Tanggal 28 Mei 2011 pukul 14.00 WIB

Subyektif

a. Ibu mengatakan masih merasa cemas.

b. Ibu mengatakan wajahnya masih panas.

Obyektif

Keadaan umum :

Keadaan umum dikaji bertujuan untuk menilai status keadaan pasien.

Kesadaran :

Compos mentis yaitu sadar penuh, respon cukup terhadap stimulasi

yang diberikan.

Tanda-tanda vital :

(a) Tekanan darah : Umur 50-59 tahun : 138/84 mmHg, (Cunningham,

1983).

(b) Nadi : Jika nadi lebih dari 100x/menit merupakan tanda dari

hipotiroidisme (Wheeler, Linda, 2003; h. 73).

(c) Pernafasan : Pernafasan rata-rata normal menurut usia, yaitu pada

orang dewasa adalah 12-20 x/menit (Potter&Perry, 2005).

(d) Suhu : Suhu pada pasien menurun sekitar 0,1 – 0,9ºC beberapa

menit setelah hot flush mulai terjadi. Sering kali menggigil pada akhir

hot flush (Nadine Suryoprajogo, 2009; h. 22).

Assesment

Gambar

Gambar 2-1.
Gambar 2-2  Gerak tekanan Dumbell
Gambar 2-3  Gerak memegang dumbell dengan dua tangan
Gambar 2-4.  Gerak menarik lengan
+5

Referensi

Dokumen terkait

Oleh sebab itu, hadirnya suatu peraturan perundang-undangan dalam bentuk Undang- Undang yang mengatur tentang Larangan merokok ini adalah suatu keniscayaan,

Hubungan Tingkat Kunjungan Perpustakaan dan Minat Baca dengan Prestasi Belajar (Studi kasus : Mahasiswa Pendidikan Akuntansi dan Pendidikan Ekonomi Universitas Sanata

Studi oleh Hardoim dkk (2009) dilakukan untuk mengetahui hasil pemeriksaan KHS pada CTS jangka panjang yang tidak diterapi dengan pembedahan.Hasil penelitian

Hasil yang diperoleh file uji 2.png yang terdapat pada folder TestDatabase ternyata cocok dengan file 3.png yang terdapat pada folder TrainDatabase, hasil

Reduplikasi merupakan peristiwa pembentukan kata dengan mengulang bentuk dasar baik secara keseluruhan atau sebagian , dengan pembubuhan afiks, dan pengulangan

Agri Bumi Sentosa yang telah dirasakan masyarakat Desa Roham Raya dengan meningkatnya perekonomian sudah berdampak positif untuk kesejahteraan ekonomi masyarakat

[r]

Sampai akhir tahun 1997, diantara 160 BUMN yang berada dibawah pengawasan Kantor Menteri Negara Pendayagunaan BUMN mengindikasikan terdapat 74 perusahaan atau