• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah - KEEFEKTIFAN STRATEGI INKUIRI DAN EKSPOSITORI DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS PENGALAMAN PRIBADI Studi Ekperimen Kuasi Terhadap Siswa Kelas VII SMP Negeri 6 Bantarkawung di Kabupaten Brebes - repository p

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah - KEEFEKTIFAN STRATEGI INKUIRI DAN EKSPOSITORI DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS PENGALAMAN PRIBADI Studi Ekperimen Kuasi Terhadap Siswa Kelas VII SMP Negeri 6 Bantarkawung di Kabupaten Brebes - repository p"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

A. Latar Belakang Masalah

Bahasa merupakan sarana untuk berkomunikasi antar manusia.

Sebagaimana kita ketahui, bahasa terdiri atas kata-kata atau kumpulan kata.

Masing-masing mempunyai makna, yaitu, hubungan abstrak antara kata

sebagai lambang dengan objek atau konsep yang diwakili. Kumpulan kata

atau kosakata itu oleh ahli bahasa disusun secara alfabetis, atau menurut

urutan abjad, disertai penjelasan artinya dan kemudian dibukukan menjadi

sebuah kamus atau leksikon.

Pada saat kita berbicara atau menulis, kata-kata yang kita ucapkan

atau kita tulis tidak tersusun begitu saja, melainkan mengikuti aturan yang

ada. Untuk mengungkapkan gagasan, pikiran atau perasaan, kita harus

memilih kata-kata yang tepat dan menyusun kata-kata itu sesuai dengan aturan

bahasa. Penggunaan bahas yang adalah hal yang sangat penting, hal ini

mengingat bahasa memiliki banyak fungsi dalam kehidupan manusia.

Di antara fungsi bahasa tersebut yang paling utama adalah sebagai

alat komunikasi antar manusia. Menguasai suatu bahasa berarti menguasai

ketrampilan berkomunikasi. Demikian pula, bahasa Indonesia adalah alat

pemersatu bangsa Indonesia yang memiliki banyak perbedaan, baik dari segi

suku, agama, ras, adat istiadat dan budaya yang masing-masing memiliki

(2)

sangatlah penting bagi masyarakat Indonesia itu sendiri. Bahasa Indonesia

merupakan penunjang aktivitas masyarakat dalam kehidupan sehari-hari.

Termasuk di dalamnya adalah bahasa Indonesia. Kemampuan menguasai

bahasa indonesia bahkan sangat penting bagi bangsa Indonesia. Maka, tujuan

seseorang mempelajari bahasa salah satu yang utama adalah agar dapat

memiliki kemampuan berkomunikasi dengan baik. Kemampuan

berkomunikasi dapat disebut juga sebagai kemampuan berbahasa karena di

dalam berkomunikasi digunakan bahasa sebagai media utamanya. Oleh karena

itu, menurut Darmadi (1996:1) kemampuan berkomunikasi dapat dijabarkan

sesuai dengan tingkat-tingkat kemampuan bahasa, yaitu: (1) kemampuan

menyimak (listening competence); (2) kemampuan berbicara (speaking

competence); (3) kemampuan membaca (reading competence); dan (4)

kemampuan menulis (writing competence). Walaupun posisi kemampuan

menulis selalu terakhir, tidak berarti menulis tidak penting, berarti, dan

berperan.

Urutan proses kronologis seperti itu sekaligus menggambarkan

tingkat kesukaran dari setiap kemampuan. Dengan kata lain, kemampuan

menyimak adalah kemampuan bahasa yang relatif paling mudah dan disusul

dengan kemampuan yang agak sukar, yaitu kemampuan berbicara. Setingkat

lebih sukar lagi yaitu kemampuan membaca dan yang paling sukar adalah

kemampuan menulis.

Dalam pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah , baik pada jenjang

(3)

berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan benar sesuai konteks

berbahasa.

Ada empat ketrampilan berbahasa yang harus dicapai dalam

pembelajaran bahasa Indonesia, meliputi kemampuan berbahasa dan

kemampuan bersastra yang terdiri atas ketrampilan menyimak, berbicara,

membaca, dan menulis. Empat kompetensi ini diharapkan tercapai dalam

pembelajaran bahasa Indonesia yang dilaksanakan secara komprehensif.

Pembelajaran bahasa Indonesia selama ini sangat kurang melatih

anak dalam keterampilan menggunakan bahasa untuk berkomunikasi. Siswa

lebih banyak diberi pengetahuan dan aturan-aturan tata bahasa tanpa pernah

tahu bagaimana mengaitkannya dalam latihan-latihan menulis dan berbicara.

Siswa lebih banyak diberi bekal pengetahuan bahasa daripada dilatih

menggunakan bahasa. Akibatnya, setelah mereka lulus, mereka tetap tidak

mampu menggunakan bahasa Indonesia untuk berkomunikasi, baik untuk

komunikasi tulis maupun lisan (Muchlishoh, 1992:1).

Pembelajaran bahasa Indonesia, yang menyangkut aspek

keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis sampai sekarang

hasilnya dianggap belum maksimal. Sejak tahun 1960-an banyak suara

dimasyarakat yang menyatakan ketidakpuasannya terhadap hasil-hasil

pembelajaran bahasa Indonesia (Burhan, 2001:43). Kemampuan berbahasa

Indonesia para siswa atau lulusan sekolah menengah sangat rendah dan sangat

(4)

Menulis pengalaman pribadi merupakan salah satu kompetensi dasar

yang harus dimiliki oleh peserta didik di kelas VII SMP. Kemampuan ini

merupakan standar kompetensi yang harus dimiliki oleh peserta didik di kelas

VII SMP yaitu berupa kemampuan mengungkapkan pikiran dan pengalaman

dalam buku harian dan surat pribadi. Kemampuan dan kebiasaan menulis

pengalaman pribadi ini dapat menjadi saran mengasah dan melatih

ketrampilan menulis sebagai bagian ketrampilan bahasa yang harus

dikuasainya.

Dalam realitas pembelajaran menulis di sekolah menengah pertama

masih banyak dijumpai model strategi pembelajaran yang terlalu

konvensional. Akibatnya guru maupun sekolah cenderung tidak kreatif dan

inovatif karena terkekang oleh satu model strategi pembelajaran saja. Namun

demikian, tidak dipungkiri juga bahwa banyak juga sekolah sudah

menerapkan berbagai strategi pembelajaran yang dianggap efektif. Pada

kenyataannya, justru dengan keanekaragaman model tersebut semakin

mendorong guru atau sekolah untuk sekedar mencari nama yang terbaik. Jadi,

guru maupun sekolah masih terpola untuk menjadikan satu model strategi

pembelajaran sebagai suatu patokan yang baku dan kaku, bukan sebagai

sarana untuk peningkatan variasi pembelajaran dan sarana kreatif guru.

Pada kenyataannya banyak dijumpai pembelajaran bahasa Indonesia

dalam aspek menulis pada sekolah-sekolah khususnya di SMP Negeri yang

berada di kabupaten Brebes belum mampu membuat anak berkemampuan

(5)

dilakukan baik melalui bimbingan belajar maupun penerapan metode

pembelajaran. Dan dalam hal penggunaan metode pembelajaran ini SMP

Negeri 6 Bantarkawung kabupaten Brebes telah dicobakan beberapa metode

pembelajaran seperti Kooperatif STAD, Jigsaw, Inkuiri, ekspositori dan

lain-lain. Sebagaimana telah dilakukan oleh peneliti sebelumnya bahwa dalam hal

meningkatkan prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran bahasa Indonesia

utamanya dalam menulis pengalaman pribadi metode inkuiri sangat baik

dalam meningkatkan prestasi belajar siswa. Namun demikian secara

kuantitatif keefektifan metode inkuiri tersebut belum bisa dibuktikan

kebenarannya.

Strategi inkuiri merupakan strategi pembelajaran yang melibatkan

siswa dan menemukan sesuatu dan memecahkan masalah. Strategi inkuiri

membantu siswa mengembangkan disiplin dan ketrampilan intelektual, yang

diperlukan untuk memunculkan masalah dan mencari jawabannya sendiri

melalui rasa keingintahuannya sendiri. Dengan demikian strategi ini dapat

meningkatkan cara berfikir kritis dan memicu siswa mendapatkan

pengetahuan yang seluas-luasnya.

Berdasarkan uraian di atas, peneliti akan melakukan sebuah

penelitian yang bertujuan untuk mengetahui keefektifan strategi inkuiri dan

ekspositori di dalam meningkatkan kemampuan menulis pengalaman pribadi

pada siswa kelas VII SMP Negeri 6 Bantarkawung di kabupaten Brebes.

Strategi inkuri merupakan salah satu strategi pembelajaran yang

(6)

ini merupakan bagian dari implementasi pendekatan kontekstual. Strategi ini

juga menerapkan pola berpilir kritis, kreatif, sistamtis, dan ilmiah. Tujuan

utamanya agar siswa memiliki kemampuan dalam mencari, memproses, dan

menyerap informasi dari sesuatu yang dipelajari.

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti menganggap bahwa

penelitian yang berjudul Keefektifan Strategi Inkuiri dan Ekspositori dalam

Meningkatkan Kemampuan Menulis Pengalaman Pribadi pada Siswa Kelas

VII SMP Negeri 6 Bantarkawung di Kabupaten Brebes Tahun Pelajaran

2012/2013 , layak untuk dilaksanakan.

B. Rumusan Masalah

Mengacu pada konteks peneliltian dan fokus penelitian maka

masalah penelitian ini secara umum dapat dirumuskan sebagai berikut.

1. Apakah strategi inkuiri efektif dalam meningkatkan kemampuan menulis

pengalaman pribadi pada siswa kelas VII SMP Negeri 6 Bantarkawung

kabupaten Brebes tahun pelajaran 2012/2013 ?

2. Apakah strategi ekspositori efektif dalam meningkatkan kemampuan

menulis pengalaman pribadi pada siswa kelas VII SMP Negeri 6

Bantarkawung kabupaten Brebes tahun pelajaran 2012/2013 ?

3. Manakah yang lebih efektif antara strategi inkuiri dengan ekspositori

dalam meningkatkan kemampuan menulis pengalaman pribadi pada siswa

kelas VII SMP Negeri 6 Bantarkawung kabupaten Brebes tahun pelajaran

(7)

C. Tujuan Penelitian

Secara umum tujuan penelitian ini adalah mengetahui keefektifan

strategi inkuiri dan ekspositoi dalam meningkatkan kemampuan menulis

pengalaman pribadi pada siswa kelas VII SMP Negeri 6 Bantarkawung

kabupaten Brebes tahun pelajaran 2012/2013 . Secara khusus tujuan penelitian

ini adalah untuk mengetahui:

1. apakah strategi inkuiri efektif dalam meningkatkan kemampuan menulis

pengalaman pribadi pada siswa kelas VII SMP Negeri 6 Bantarkawung

kabupaten Brebes tahun pelajaran 2012/2013

2. apakah strategi ekspositori efektif dalam meningkatkan kemampuan

menulis pengalaman pribadi pada siswa kelas VII SMP Negeri 6

Bantarkawung kabupaten Brebes tahun pelajaran 2012/2013

3. perbandingan keefektifan strategi inkuiri terhadap strategi ekspositori

dalam meningkatkan kemampuan menulis pengalaman pribadi pada siswa

kelas VII SMP Negeri 6 Bantarkawung kabupaten Brebes tahun pelajaran

2012/2013.

D. Manfaat Penelitian

1. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoritis

mau-pun praktis. Secara teoritis, hasil penelitian ini dapat memberikan

dasar konseptual bagi pengembangan teori pembelajaran ketrampilan

(8)

prinsip-prinsip penerapan strategi inkuiri dalam me-nulis pengalaman pribadi yang

menarik.

2. Secara praktis penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat pada

pihak-pihak antara lain guru, siswa dan peneliti.

a. Bagi guru, hasil penelitian ini dapat bermanfaat sebagai tambahan

pengetahuan dan pengalaman praktis dalam melak-sanakan

pembelajaran menulis serta merupakan pengalaman nyata dalam

menyusun strategi pembelajaran menulis dan titik awal untuk

mengembangkan model pembelajaran yang lain.

b. Bagi Siswa, penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kompetensi

siswa dalam menulis pengalaman pribadi dan menumbuhkan minat

belajar siswa dalam menulis. Sedangkan bagi peneliti lain, hasil

penelian ini dapat dijadikan satu perbandingan guna mengembangkan

penelitian sejenis dengan subjek, objek, dan sasaran penelitian yang

lebih luas.

E. Ruang Lingkup dan Keterbatasan

1. Ruang Lingkup

Ruang lingkup dalam penelitian ini mengacu pada hal-hal

sebagai berikut.

a. Penelitian ini berfokus pada keefektifan penggunaan stategi inkuiri

(9)

b. Pembelajaran menulis pengalaman pribadi dalam penelitian ini

meliputi beberapa tahapan menulis di antaranya pra-menulis,

pemburaman, perevisian, dan penyuntingan.

c. Sebagai populasi atau subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas

VII SMP Negeri 6 Bantarkawung di kabupaten Brebes semester 2

tahun pelajaran 2012/2013.

2. Keterbatasan

Ada beberapa hal yang menjadi keterbatasan dalam penelitian

ini, sehingga tidak diperhatikan oleh peneliti. Keterbatasan tersebut

meliputi hal-hal berikut.

a. Jenis kelamin dan usia siswa kelas VII SMP Negeri 6 Bantarkawung di

kabupaten Brebes .

b. Latar belakang sosial, ekonomi, dan geografis orang tua siswa kelas

VII SMP Negeri 6 Bantarkawungdi kabupaten Brebes.

c. Tingkat kehadiran dan kedisiplinan siswa sebelum penelitian ini

dilakukan.

d. Pengambilan data hanya dibatasi pada jam pelajaran bahasa Indonesia

dan hanya dalam kurun waktu yang terbatas, sehingga data yang

diperoleh tidak sepenuhnya mencerminkan kemampuan menulis

pengalaman pribadi dari subjek penelitian secara komprehensif. Hal

tersebut didasarkan pada kenyataan kemampuan menulis pengalaman

(10)

F. Definisi Operasional

Untuk memberikan penegasan istilah agar dapat memudahkan

pembaca memahami isi tulisan ini, maka akan penulis jelaskan pengertian

strategi pembelajaran inkuiri dan ekspositori, serta menulis pengalaman

pribadi.

1. Strategi Pembelajaran Inkuiri

Strategi pembelajaran inkuiri adalah suatu cara yang dipilih berdasarkan

berbagai pertimbangan dalam suatu kegiatan belajar mengajar dengan

menekankan pada upaya agar peserta didik dapat menemukan sendiri

pengetahuan dan kompetensi yang harus dikuasainya. Pembelajaran inkuiri

mengedepankan agar peserta didik menggunakan kemampuan berfikir

kritis terhadap temuan realita yang dihadapinya. Kemudian dari temuan

yang dijadikan sebagai suatu masalah dia berusaha menemukan sendiri

solusinya.

Kemampuan memecahkan masalah dan pengalaman yang diperolehnya ini

yang kemudian memberikan pengetahuan dan kompetensi dari hasil

belajarnya. Sehingga strategi pembelajaran inkuiri adalah suatu proses

menciptakan suasana belajar dengan cara tertentu agar peserta didik

berfikir kritis atas masalah yang ditemukan dan mampu menemukan solusi

(11)

2. Strategi Pembelajaran Ekspositori

Strategi pembelajaran ekspositori adalah proses penciptaan suasan belajar

yang dilakukan dengan cara guru memaparkan suatu materi pelajaran

secara verbal kepada peserta didik. Guru menjadi tokoh sentral dalam

pembelajaran dengan cara memberikan pemaparan dan penjelasan materi,

sementara peserta didik menyimak apa yang dipaparkan oleh guru.

3. Menulis Pengalaman Pribadi

Menulis pengalaman pribadi merupakan sebuah ketrampilan berbahasa

dalam bentuk kemampuan menuangkan gagasan dan pemikiran melalui

tulisan yang bersumber dari pengalaman yang dimilki. Kemampuan

seseorang menulis pengalaman pribadi tersebut ditunjukkan dengan cara

menuliskannya memperhatikan ketentuan berbahasa yang baik dan benar.

Kemampuan menulis pengalaman pribadi diukur dengan beberapa

komponen yang meliputi yang dimulai dari menentukan judul yang baik,

yakni membuat sebuah judul yang menarik agar pembaca tertarik untuk

membaca hasil tulisan. Selanjutnya menuangkan isi tulisan sesuai dengan

judul yang telah dipilih penulis, sejauh manakah kesesuaian isi tulisan

dengan judul.

Dalam menyusun tulisan mampu menggunakan secara tepat jenis huruf,

ejaan, dan tanda baca yang tepat. Diikuti pula dengan pemilihan dan

penggunaan kosa kata yang tepat agar membuat pembaca mampu

(12)

penggunaan kalimat yang baik agar tulisan secara runtut mudah dicerna

pembaca serta menarik untuk diikuti.

Keseluruhan isi tulisan yang meliputi gagasan yang dituangkan serta

kaidah dalam penulisan tersebut disertai kerapian dan keindahan dalam

penyajian tulisan merupakan komponen yang juga menjadi ukuran

Referensi

Dokumen terkait

Penyebab lainnya yaitu uterus yang membesar memberi tekanan pada pembuluh darah panggul, sehingga mengganggu sirkulasi atau pada saraf sementara saraf ini melewati

Pemberian antibiotik pre operasi kurang tepat karena antibiotik diberikan terlalu awal, sebab cefotaxim mencapai kadar puncak di serum setelah 30 menit, sehingga

Perencanaan makan DM pada prinsipnya sama dengan perencanaan orang sehat, bedanya perencanaan makan orang DM sesuai prinsip 3 J yaitu: Tepat jumlah, jenis, dan jadwal. Hal-hal

[Menunjuk pada gambar bumi yang sudah dibuat sebelumnya dan membuat sebuah titik.

Pada penelitian ini dilakukan berbagai formulasi substitusi tepung wortel untuk meningkatkan kandungan gizi serta mengganti gula yang digunakan dengan sukralosa dalam

Kombinasi dari bahan makanan, jenis mikroba dan produk yang benar pada proses bioteknologi yang sesuai terdapat pada nomor:.. Bahan Jenis

Unjuk kerja Algoritma Komputer secara internal yang diterapkan pada kasus optimasi penempatan kapasitor shunt sebagaimana studi kasus yang dipilih

Jika telah terjadi kesalahan menginput dan ingin mengganti data dengan data yang benar maka pilih “Field” yang dianggap salah dan menggantinya dengan yang