• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN KOMPETENSI BIDAN DENGAN KEPATUHAN PELAKSANAAN ASUHAN PERSALINAN NORMAL DI WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS LIGUNG KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2012

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "HUBUNGAN KOMPETENSI BIDAN DENGAN KEPATUHAN PELAKSANAAN ASUHAN PERSALINAN NORMAL DI WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS LIGUNG KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2012"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

JURNAL KAMPUS STIKes YPIB Majalengka # Volume II Nomor 5 Februari 2014

HUBUNGAN KOMPETENSI BIDAN DENGAN KEPATUHAN

PELAKSANAAN ASUHAN PERSALINAN NORMAL

DI WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS LIGUNG

KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2012

*Aat Agustini, **Naura Rahma

*Dosen Program Studi Diploma III Kebidanan STIKes YPIB Majalengka **Alumni STIKes YPIB Majalengka

ABSTRAK

Bidan sebagai salah satu tenaga kesehatan yang profesional harus mempunyai kompetensi dalam menolong persalinan yaitu bidan harus berusaha menolong persalinan dengan asuhan persalinan normal (APN) yang terdiri dari 58 langkah. Kepatuhan bidan dalam menolong persalinan dengan APN ini dipengaruhi oleh kompetensi bidan yang meliputi untuk pengetahuan dan sikap. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kompetensi bidan dengan kepatuhan pelaksanaan asuhan persalinan normal di wilayah kerja UPTD Puskesmas Ligung Kabupaten Majalengka tahun 2012.

Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan pendekatan desain cross sectional, populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh bidan yang bekerja di UPTD Puskesmas Ligung Kabupaten Majalengka Tahun 2012 sebanyak 26 bidan dan sampelnya sebanyak 26 bidan (total sampling). Analisis data terdiri dari analisis univariat dan analisis bivariat menggunakan uji korelasi.

Hasil penelitian menunjukan bahwa kepatuhan bidan dalam pelaksanaan APN diperoleh sebesar 97,3% dengan kategori baik, kompetensi bidan berdasarkan pengetahuan diperoleh sebesar 86,8% dengan kategori baik dan kompetensi bidan berdasarkan sikap diperoleh sebesar 74,4% dengan kategori cukup. Ada hubungan antara kompetensi bidan berdasarkan pengetahuan ( value = 0,007) dan sikap ( value = 0,030) dengan kepatuhan bidan dalam pelaksanaan Asuhan Persalinan Normal (APN) di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Ligung Kabupaten Majalengka Tahun 2012.

Kata Kunci : Kompetensi, APN, Bidan

PENDAHULUAN

Indikator kesehatan masyarakat mengacu pada suatu nilai, yaitu Umur Harapan Hidup (UHH). Berdasarkan WHO (World Health Organization) jumlah kematian ibu sekitar 500.000 persalinan hidup. Dari jumlah kematian tersebut sebagian besar terjadi di negara berkembang karena kekurangan fasilitas, terlambatnya pertolongan, persalinan yang ditolong oleh dukun disertai keadaan sosial ekonomi dan kegiatan masyarakat yang masih tergolong

rendah (Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional, 2011).

Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2007 Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia sebesar 228 per 100.000 kelahiran hidup, tahun 2008 menjadi 235 per 100.000 kelahiran hidup dan pada tahun 2009 menjadi 226 per 100.000 kelahiran hidup. Indonesia berharap pada tahun 2010 AKI di Indonesia dapat mencapai target 125 per 100.000 kelahiran hidup. Sedangkan Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia tahun 2007 sebesar 70 per

(2)

JURNAL KAMPUS STIKes YPIB Majalengka # Volume II Nomor 5 Februari 2014 1.000 kelahiran hidup, tahun 2008 turun

menjadi 64 per 1.000 kelahiran hidup, dan tahun 2009 turun lagi menjadi 36 per 100.000 kelahiran hidup (Departemen Kesehatan RI, 2010). Sedangkan di Provinsi Jawa Barat tahun 2009 menunjukkan AKI di Jawa Barat mencapai 97,8 per 100.000 kelahiran hidup dan AKB sebesar 6,7 per 1.000 kelahiran hidup (Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat, 2009).

Ada beberapa penyebab langsung kematian ibu diantaranya, perdarahan, preeklamsi, infeksi dan partus lama sedangkan pada bayi disebabkan oleh Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) dan infeksi, sedangkan penyebab tidak langsung yang mendasar mempengaruhi AKI dan AKB adalah faktor lingkungan perilaku dan pelayanan kesehatan (Retnasih, 2007). Banyak penelitian menunjukkan bahwa ibu-ibu di Indonesia tidak mau meminta pertolongan tenaga terlatih untuk memberikan asuhan persalinan dan melahirkan bayi. Sebagian dari mereka beralasan bahwa penolong terlatih tidak memperhatikan kebutuhan atau kebudayaan, tradisi dan keinginan pribadi para ibu dalam persalinan dan kelahiran bayinya. Penyebab lain dari kurangnya utilisasi atau pemanfaatan fasilitas kesehatan adalah peraturan yang rumit dan prosedur tak bersahabat/menakutkan bagi para ibu (Jaringan Nasional Pelatihan Klinik-Kesehatan Reproduksi, 2008).

Hasil penelitian UNICEF tentang hubungan antara penolong terampil dan angka kematian ibu dan bayi bahwa kematian ibu akan menurun seiring dengan peningkatan keterampilan penolong persalinan. Dengan dasar ini yaitu pentingnya dasar kompetensi penolong persalinan untuk menurunkan angka kematian ibu (Budianto, 2004). Asuhan

persalinan normal bertujuan untuk menjaga kelangsungan dan memberikan derajat kesehatan yang tinggi bagi ibu

dan bayinya melalui upaya yang terintegritas dan lengkap tetapi dengan intervensi, sehingga setiap intervensi yang akan diaplikasikan dalam asuhan persalinan normal mempunyai alasan dan bukti ilmiah yang kuat tentang manfaat intervensi tersebut bagi kemajuan dan keberhasilan proses persalinan (Jaringan Nasional Pelatihan Klinik-Kesehatan Reproduksi, 2008). Asuhan persalinan memegang kendali penting pada ibu selama persalinan karena dapat membantu ibu dalam mempermudah proses persalinan, membuat ibu lebih yakin untuk menjalani proses persalinan serta untuk mendeteksi komplikasi yang mungkin terjadi selama persalinan dan ketidaknormalan dalam proses persalinan.

Jumlah bidan di Kabupaten Majalengka tahun 2012 sebanyak 360 bidan. Puskesmas dengan jumlah bidan terbanyak terbapat di UPTD Puskesmas Ligung dengan jumlah 19 bidan dan UPTD Puskesmas Maja dengan 19 bidan (Dinas Kesehatan Kabupaten Majalengka, 2012). Kompetensi bidan tersebut masih belum seragam, ada yang sudah kompeten dalam menolong persalinan dan ada yang belum kompeten sehingga terdapat ketidaksamaan dalam memberikan asuhan persalinan normal. Kompetensi bidan bisa dipengaruhi oleh pengetahuan dan sikap dalam menolong persalinan. Bidan yang sudah kompeten belum tentu patuh dalam melaksanakan standar asuhan persalinan normal. Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan penulis di UPTD Puskesmas Ligung didapatkan 2 dari 10 bidan belum patuh terhadap pelaksanaan asuhan persalinan normal.

Dari latar belakang di atas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai pelaksanaan asuhan persalinan normal di UPTD Puskesmas Ligung. Penelitian yang akan dilakukan adalah mengenai “Hubungan

(3)

JURNAL KAMPUS STIKes YPIB Majalengka # Volume II Nomor 5 Februari 2014 kompetensi bidan dengan kepatuhan

pelaksanaan asuhan persalinan normal di UPTD Puskesmas Ligung Kabupaten Majalengka tahun 2012”.

 Diketahuinya gambaran kepatuhan pelaksanaan asuhan persalinan normal di UPTD Puskesmas Ligung Kabupaten Majalengka tahun 2012.

 Diketahuinya gambaran kompetensi bidan berdasarkan pengetahuan bidan tentang asuhan persalinan normal di UPTD Puskesmas Ligung Kabupaten Majalengka tahun 2012.

 Diketahuinya gambaran kompetensi bidan berdasarkan sikap bidan terhadap asuhan persalinan normal di UPTD Puskesmas Ligung Kabupaten Majalengka tahun 2012.

 Diketahuinya hubungan antara kompetensi bidan berdasarkan pengetahuan dengan kepatuhan pelaksanaan asuhan persalinan normal di UPTD Puskesmas Ligung Kabupaten Majalengka tahun 2012.

 Diketahuinya hubungan antara kompetensi bidan berdasarkan pengetahuan dengan kepatuhan pelaksanaan asuhan persalinan normal di UPTD Puskesmas Ligung Kabupaten Majalengka tahun 2012.

METODOLOGI PENELITIAN Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan cross sectional yaitu variabel sebab akibat pada objek penelitian yang diukur atau dikumpulkan secara simultan (dalam waktu yang bersamaan) yakni tiap objek hanya diobservasi satu kali saja dan pengukuran variable subjek pada saat penelitian (Notoatmodjo, 2002).

Populasi penelitian adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti tersebut (Notoatmodjo, 2005). Populasi dari penelitian ini adalah seluruh bidan yang bekerja di UPTD Puskesmas Ligung Kabupaten Majalengka Tahun 2012 sebanyak 26 bidan.

Sampel penelitian adalah sebagian objek yang diambil dari keseluruhan objek yang akan diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi (Notoatmodjo, 2005). Sampel dalam penelitian ini adalah bidan yang ada di UPTD Puskesmas Ligung tahun 2012 sebanyak 26 bidan.

Cara pengambilan sampel yang digunakan adalah dengan total sampling, yaitu semua populasi dijadikan sampel penelitian.

HASIL PENELITIAN

Tabel 1. Distribusi Frekuensi Kepatuhan Bidan dalam Pelaksanaan Asuhan Persalinan Normal (APN) di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Ligung Kabupaten Majalengka Tahun 2012

Variabel Mean -rata) Median (nilai tengah) Standar deviasi Nilai Mininum-Maksimum 95% CI Kepatuhan Bidan dalam Pelaksanaan APN 5 6,48 58,00 1,851 53-58 55,72 – 57,24

Berdasarkan tabel 1. diketahui bahwa rata-rata kepatuhan bidan dalam pelaksanaan Asuhan Persalinan Normal

(APN) di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Ligung Kabupaten Majalengka Tahun 2012 sebesar 56,48

(4)

JURNAL KAMPUS STIKes YPIB Majalengka # Volume II Nomor 5 Februari 2014 (95%CI: 55,72-57,24), nilai median

58,00 dengan standar deviasi 1,851. Skor kepatuhan bidan dalam pelaksanaan APN yang paling rendah sebesar 53 dan yang paling tinggi sebesar 58. Dari hasil estimasi interval

dapat disimpulkan bahwa 95% diyakini rata-rata kepatuhan bidan dalam pelaksanaan APN di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Ligung Kabupaten Majalengka Tahun 2012 berkisar antara 55,72-57,24.

Tabel 2. Distribusi Frekuensi Kompetensi Bidan berdasarkan Pengetahuan Bidan tentang Pelaksanaan Asuhan Persalinan Normal (APN) di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Ligung Kabupaten Majalengka Tahun 2012

Variabel M ean ( rata-rata) Median (nilai tengah) Standar deviasi Nilai Mininum-Maksimum 95% CI Kompetensi bidan berdasarkan pengetahuan tentang APN 1 7,36 18,00 1,381 14-20 16,79-17,93

Berdasarkan tabel 2. diketahui bahwa rata-rata kompetensi bidan berdasarkan pengetahuan bidan tentang Asuhan Persalinan Normal (APN) di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Ligung Kabupaten Majalengka Tahun 2012 sebesar 17,36 (95%CI: 16,79-17,93), nilai median 18,00 dengan standar deviasi 1,381. Skor pengetahuan

bidan tentang APN yang paling rendah sebesar 14 dan yang paling tinggi sebesar 20. Dari hasil estimasi interval dapat disimpulkan bahwa 95% diyakini rata-rata kompetensi bidan berdasarkan pengetahuan bidan tentang APN di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Ligung Kabupaten Majalengka Tahun 2012 berkisar antara 16,79-17,93. Tabel 3. Distribusi Frekuensi Kompetensi Bidan berdasarkan Sikap Bidan dalam Pelaksanaan Asuhan Persalinan Normal (APN) di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Ligung Kabupaten Majalengka Tahun 2012

Variabel Mean (rata-rata) Median (nilai tengah) Standar deviasi Nilai Mininum-Maksimum 95% CI Kompetensi bidan berdasarkan sikap dalam pelaksanaan APN 44,68 45,00 3,497 36-50 43,24-46,12

Berdasarkan tabel 3. diketahui bahwa rata-rata kompetensi bidan berdasarkan sikap bidan dalam pelaksanaan Asuhan Persalinan Normal

(APN) di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Ligung Kabupaten Majalengka Tahun 2012 sebesar 44,68 (95%CI: 43,24-46,12), nilai median

(5)

JURNAL KAMPUS STIKes YPIB Majalengka # Volume II Nomor 5 Februari 2014 45,00 dengan standar deviasi 3,497.

Skor sikap bidan dalam APN yang paling rendah sebesar 36 dan yang paling tinggi sebesar 50. Dari hasil estimasi interval dapat disimpulkan bahwa 95% diyakini rata-rata

kompetensi bidan berdasarkan sikap bidan dalam APN di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Ligung Kabupaten Majalengka Tahun 2012 berkisar antara 43,24-46,12.

Tabel 4. Hubungan antara Kompetensi Bidan Berdasarkan Pengetahuan dengan Kepatuhan Bidan dalam Melakukan Asuhan Persalinan Normal (APN) di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Ligung Kabupaten Majalengka Tahun 2012

Variabel Pengetahuan bidan Kepatuhan bidan dalam APN Pengetahuan bidan Correlation Coefficient 1,000 ,526(**) Sig. (2-tailed) . ,007 N 25 25 Kepatuhan bidan dalam APN Correlation Coefficient ,526(**) 1,000 Sig. (2-tailed) ,007 . N 25 25

Berdasarkan tabel 4. diketahui bahwa hubungan antara kompetensi bidan berdasarkan pengetahuan dengan kepatuhan bidan dalam melakukan asuhan persalinan normal (APN) di

Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Ligung Kabupaten Majalengka Tahun 2012 memiliki hubungan yang bersifat sedang dengan nilai standar deviasi sebesar 0,507.

Tabel 5. Hubungan antara Kompetensi Bidan berdasarkan Sikap dengan Kepatuhan Bidan dalam Melakukan Asuhan Persalinan Normal (APN) di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Ligung Kabupaten Majalengka Tahun 2012

Variabel

Sikap bidan

Kepatuhan bidan dalam

APN Sikap bidan Correlation

Coefficient 1,000 ,434(*) Sig. (2-tailed) . ,030 N 25 25 Kepatuhan bidan dalam APN Correlation Coefficient ,434(*) 1,000 Sig. (2-tailed) ,030 . N 25 25

(6)

JURNAL KAMPUS STIKes YPIB Majalengka # Volume II Nomor 5 Februari 2014

Berdasarkan tabel 5. diketahui bahwa hubungan antara kompetensi bidan berdasarkan sikap dengan kepatuhan bidan dalam melakukan asuhan persalinan normal (APN) di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Ligung Kabupaten Majalengka Tahun 2012 memiliki hubungan yang bersifat sedang dengan nilai standar deviasi sebesar 0,434.

PEMBAHASAN

hasil penelitian diketahui bahwa kepatuhan bidan dalam pelaksanaan Asuhan Persalinan Normal (APN) di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Ligung Kabupaten Majalengka Tahun 2012 diperoleh sebesar 97,3% dengan kategori baik. Meskipun demikian masih terdapat bidan dalam melaksanakan asuhan persalinan belum secara APN hal ini dapat dikarenakan belum semua bidan di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Ligung Kabupaten Majalengka mengikuti pelatihan APN. Kondisi tersebut merupakan suatu kendala dalam upaya peningkatan kualitas pelayanan kesehatan khususnya kesehatan ibu bersalin dan bayinya.

Menurut Niven (2002) kepatuhan adalah perilaku yang sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh profesional kesehatan dalam asuhan. Faktor-faktor yang mempengaruhi seseorang patuh terhadap instruksi profesional kesehatan adalah perilaku yaitu pemahaman atau pengetahuan dan sikap. Berdasarkan hal tersebut maka kepatuhan bidan dalam asuhan persalinan normal merupakan kemampuan bidan dalam melaksanakan asuhan persalinan normal sesuai dengan standar.

Menurut Prawirohardjo (2008) bahwa asuhan persalinan normal adalah asuhan yang bersih dan aman selama persalinan dan setelah bayi lahir, serta upaya pencegahan komplikasi terutama perdarahan pasca persalinan, hipotermia, dan asfiksia bayi baru lahir. Sementara itu, fokus utamanya adalah mencegah terjadinya komplikasi.

Beberapa hasil penelitian lain tentang pelaksanaan APN ini yaitu seperti hasil penelitian yang dilakukan oleh Wattimena (2008) mengenai penerapan standar Asuhan Persalinan Normal (APN) oleh bidan di RSUD Kabupaten Sorong didapatkan bidan dengan pelaksanaan kurang baik dalam penerapan APN sebesar 23,3%.

Berdasarkan hal tersebut, maka perlu upaya untuk meningkatkan penerapan APN yang dapat dilakukan dengan cara melakukan kegiatan pelatihan dan pengawasan yang lebih baik terhadap pelaksanaan APN. Bagi bidan yang ada di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Ligung Kabupaten Majalengka yang belum baik dalam pelaksaan APN nya dapat diikutsertakan dalam pelatihan atau keterampilan APN yang diselengarakan oleh dinas atau instansi kesehatan.

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa kompetensi bidan berdasarkan pengetahuan bidan tentang APN di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Ligung Kabupaten Majalengka Tahun 2012 diperoleh sebesar 86,8% dengan kategori baik. Masih terdapatnya bidan dengan pengetahuan yang kurang tentang APN dapat disebabkan bidan masih kurang banyak mengikuti pelatihan-pelatihan yang dapat mengakibatkan kurang baik pula pelaksanaan APN yang dilakukannya.

Menurut Notoatmodjo (2003) pengetahuan adalah hasil dari tahu, dan terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan itu terjadi melalui panca indera manusia yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar penginderaan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang.

Pengetahuan merupakan resultan dari akibat proses penginderaan terhadap suatu obyek. Penginderaan tersebut sebagian besar berasal dari penglihatan dan pendengaran. Pengukuran atau penilaian pengetahuan pada umumnya dilakukan melalui tes atau wawancara dengan alat bantu kuesioner berisi materi yang ingin diukur responden. Menurut Yamin (2008) apabila semua tingkat pada ranah kognitif sudah dapat diterapkan secara merata dan terus menerus digunakan di setiap kegiatan pengajaran dan latihan, maka kualitas keterampilan dan tindakan seseorang akan semakin baik.

Perlunya meningkatkan pengetahuan bidan adalah dengan melakukan pelatihan-pelatihan tentang asuhan persalinan agar pengetahuan bidan menjadi bertambah. Bidan yang berpengetahuan kurang baik di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Ligung Kabupaten Majalengka perlu dilakukan berbagai upaya pihak dinas kesehatan atau intansi terkait untuk mengadakan pelatihan dan keterampilan yang berkaitan dengan pelaksanaan APN.

(7)

JURNAL KAMPUS STIKes YPIB Majalengka # Volume II Nomor 5 Februari 2014

hasil penelitian diketahui bahwa kompetensi bidan berdasarkan sikap bidan dalam pelaksanaan Asuhan Persalinan Normal (APN) di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Ligung Kabupaten Majalengka Tahun 2012 diperoleh sebesar 74,4% dengan kategori cukup. Masih terdapatnya bidan yang kurang mendukung terhadap pelaksaaan APN dapat disebabkan kurangnya kesadaran dan kedisiplinan bidan dalam melaksanakan tugasnya untuk memberikan pelayanan yang baik kepada ibu bersalin.

Menurut Notoatmodjo (2005) sikap merupakan reaksi yang masih tertutup, tidak dapat dilihat secara langsung sehingga sikap hanya dapat ditafsirkan dari perilaku yang nampak. Sedangkan menurut pendapat Azwar nilai (value) dan opini atau pendapat sangat erat kaitannya dengan sikap. Nilai bersifat lebih mendasar dan stabil sebagai bagian dari ciri kepribadian, sedangkan sikap bersifat evaluatif dan berakar pada nilai yang dianut dan terbentuk dalam kaitannya dengan suatu obyek.

Pengertian lain sikap merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap suatu obyek dengan cara tertentu serta merupakan respon evaluatif terhadap pengalaman kognitif, reaksi afekksi, kehendak atau perilaku berikutnya. Jadi sikap merupakan respon evaluatif didasarkan pada proses evaluasi diri, yang disimpulkan berupa penilaian positif atau negative yang kemudian mengkristal sebagai potensi reaksi terhadap obyek (Kartono, 2000). Sementara menurut Gibson (2003) mendefinisikan sikap adalah kesiap-siagaan mental yang dipelajari dan diorganisir melalui pengalaman dan mempunyai pengaruh tertentu atas cara tanggap seseorang terhadap orang lain, obyek dan situasi yang berhubungan dengannya. Sikap mencerminkan bagaimana seseorang merasakan sesuatu. Sikap tidak sama dengan nilai, tetapi keduanya saling berhubungan.

Perlunya bimbingan dan pengawasan pimpinan terhadap bidan perlu dilakukan untuk meningkatkan pelayanan bidan, terutama dalam melaksanakan APN khususunya bidan di UPTD Puskesmas Ligung Kabupaten Majalengka.

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa ada hubungan antara kompetensi bidan berdasarkan pengetahuan dengan kepatuhan bidan dalam melakukan asuhan persalinan normal (APN) di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Ligung Kabupaten Majalengka Tahun 2012. Pengetahuan bidan yang kurang baik terhadap pelaksanaan APN dapat menyebabkan kurang baik pula kepatuhan bidan dalam pelaksanaan APN yang dilakukannya.

Hasil penelitian ini sejalan dengan teori Purwandari (2008) yang mengungkapkan bahwa pengetahuan bidan yang baik yang ditunjang oleh pendidikan dan pengalaman yang baik akan mampu menegakan beberapa prinsip dasar asuhan persalinan normal (APN). Juga teori Purwandari (2008) bahwa pengetahuan bidan yang baik yang ditunjang oleh pendidikan dan pengalaman yang baik akan mampu menegakan beberapa prinsip dasar asuhan persalinan normal (APN) yaitu diantaranya mampu mengikutsertakan suami dan keluarga selama proses persalinan dan kelahiran bayi dan dapat memberikan perhatian serta dukungan kepada ibu selama proses persalinan yang baik sehingga ibu akan memperoleh rasa aman dan keluaran bayi lahir yang lebih baik dan lancar dan melaksanakan prosedur tetap dalam melakukan asuhan persalinan.

Hasil penelitian ini sejalan juga dengan teori Niven (2002). Kepatuhan adalah perilaku yang sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh profesional kesehatan dalam asuhan. Faktor-faktor yang mempengaruhi seseorang patuh terhadap instruksi profesional kesehatan adalah perilaku yaitu pemahaman atau pengetahuan dan sikap.

Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Anita (2007) mengenai hubungan kompetensi bidan dalam pelaksanaan asuhan persalinan normal di Kabupaten Aceh Besar tahun 2007 menyatakan bahwa ada hubungan antara pelatihan dengan pelaksanaan asuhan persalinan normal. Juga dengan hasil penelitian Fitrohayati (2009) mengenai beberapa faktor yang berhubungan dengan kepatuhan bidan dalam melaksanakan manajemen aktif kala tiga di Kabupaten Wonosobo menyatakan bahwa pengetahuan bidan berhubungan dengan terlaksananya manajemen aktif kala III yang sesuai dengan standar pelayanan kebidanan.

Berdasarkan hasil penelitian ini maka untuk melaksanakan standar asuhan persalinan normal (APN) diperlukan pengetahuan dan keterampilan sehingga dapat memberikan pelayanan yang sesuai dengan standar yang ada.

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa ada hubungan antara kompetensi bidan berdasarkan sikap dengan kepatuhan bidan dalam melakukan asuhan persalinan normal (APN) di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Ligung Kabupaten Majalengka Tahun 2012. Sikap bidan yang

(8)

JURNAL KAMPUS STIKes YPIB Majalengka # Volume II Nomor 5 Februari 2014

kurang mendukung terhadap pelaksanaan APN dapat menyebabkan kurang baik pula kepatuhan bidan dalam pelaksanaan APN yang dilakukannya.

Hasil penelitian ini sejalan dengan teori yang menyatakan bahwa sikap bidan terhadap asuhan persalinan normal (APN) yaitu yang dibuktikan dengan adanya tindakan yang sesuai saat persalinan berdasarkan 58 langkah asuhan persalinan normal merupakan salah satu faktor keberhasilan bidan dalam menyelamatan ibu dan bayi di masa kritis yaitu masa persalinan dan masa nifas (Purwandari, 2008). Juga dengan teori menurut Kartono (2000) bahwa sikap seseorang adalah predisposisi (keadaan mudah dipengaruhi) untuk memberikan tanggapan terhadap rangsangan lingkungan. Sikap berarti suatu keadaan jiwa (mental) dan keadaan berpikir (neutral) yang dipersiapkan untuk memberikan tanggapan terhadap suatu obyek yang diorganisasi melalui pengalaman serta mempengaruhi secara langsung atau tidak langsung pada perilaku.

Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Wattimena (2008) mengenai penerapan standar Asuhan Persalinan Normal (APN) oleh bidan di RSUD Kabupaten Sorong menyatakan bahwa sikap bidan berpengaruh terhadap pelaksanaan APN. Sikap bidan yang negatif (tidak mendukung) dapat mengurangi pelaksanaan APN yang memenuhi standar dan juga hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Wardani (2009) mengenai kepatuhan bidan dalam pencatatan pelayanan KIA di Kabupaten Blitar menyatakan bahwa ada hubungan antara sikap dengan pelaksanaan pencatatan KIA. Sikap bidan yang kurang menganggap penting pencatatan KIA menyebabkan kurang terlaksananya laporan kegiatan KIA karena pencatatan KIA yang kurang baik.

Berdasarkan hasil penelitian ini maka upaya untuk meningkatkan kualitas pelaksanaan APN dapat dilakukan instansi kesehatan dengan menumbuhkan sikap bidan yang mendukung terhadap pelaksanaan APN melalui bimbingan kepada bidan secara teratur dan kontinu.

KESIMPULAN

Berdasarkan analisa data dan pembahasan mengenai hubungan kompetensi bidan dengan kepatuhanpelaksanaan asuhan persalinan normal (APN) di wilayah kerja UPTD Puskesmas Ligung Kabupaten Majalengka tahun 2012 maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Kepatuhan bidan dalam pelaksanaan Asuhan Persalinan Normal (APN) di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Ligung Kabupaten Majalengka Tahun 2012 diperoleh sebesar 97,3% dengan kategori baik.

2. Kompetensi bidan berdasarkan pengetahuan bidan tentang APN di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Ligung Kabupaten Majalengka Tahun 2012 diperoleh sebesar 86,8% dengan kategori baik.

3. Kompetensi bidan berdasarkan sikap bidan dalam pelaksanaan Asuhan Persalinan Normal (APN) di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Ligung Kabupaten Majalengka Tahun 2012 diperoleh sebesar 74,4% dengan kategori cukup.

4. Ada hubungan antara kompetensi bidan berdasarkan pengetahuan dengan kepatuhan bidan dalam pelaksanaan Asuhan Persalinan Normal (APN) di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Ligung Kabupaten Majalengka Tahun 2012 ( value = 0,007).

5. Ada hubungan antara kompetensi bidan berdasarkan sikap dengan kepatuhan bidan dalam pelaksanaan Asuhan Persalinan Normal (APN) di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Ligung Kabupaten Majalengka Tahun 2012 ( value = 0,030).

SARAN

Bagi puskesmas hendaknya terus berupaya meningkatkan pengetahuan, sikap, dan motivasi bidan dalam melaksanakan Asuhan Persalinan Normal (APN) untuk meningkatkan kualitas pelaksanaan APN dan ditunjang dengan keikutsertaan bidan dalam berbahgai pelatihan dan seminar tentang APN sebagai usaha agar persalinan dapat berjalan dengan lancar sehingga dapat menurunkan angka kematian ibu dan bayi.

Bagi Institusi Pendidika hasil penelitian ini agar dapat dijadikan sebagai bagan studi perbandingan agar dapat memberikan lebih banyak wawasan mengenai upaya peningkatan kualitas pelaksanaan APN.

Bagi Peneliti hasil penelitian ini dapat menambah wawasan mengenai pelaksanaan APN di lapangan, sebagai gambaran untuk melaksanakan APN yang baik. Faktor penetahuan, sikap, dan motivasi bidan hendaknya dapat dikaji lagi oleh peneliti lain dalam penelitian selanjutnya mengenai pelaksanaan APN.

(9)

JURNAL KAMPUS STIKes YPIB Majalengka # Volume II Nomor 5 Februari 2014 DAFTAR PUSTAKA

Anita. 2007. Hubungan Kompetensi Bidan dalam Pelaksanaan Asuhan Persalinan Normal di Kabupaten Aceh Besar tahun 2007. Medan: Universitas Sumatera Utara.

Arikunto, S. 2002. Prosedur Penelitian Pendekatan Praktek. Edisi Revisi V. Jakarta: Rineka Cipta. Departemen Kesehatan RI. 2010. Jaminan Persalinan, Upaya Terobosan Kementerian Kesehatan dalam

Percepatan Pencapaian Target MDGs.

http://www.kesehatanibu.depkes.go.id/archives/category/berita-jampersal, diakses tanggal 13 April 2012.

Dinas Kesehatan Kabupaten Majalengka, 2012. Data Jumlah Bidan di Kabupaten Majalengka tahun 2012. Majalengka: Dinas Kesehatan Kabupaten Majalengka.

Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat, 2009. Profil Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat tahun 2009. Bandung: Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat.

Fitrohayati. 2009. Faktor-faktor yang Berhubungan Dengan Kepatuhan Bidan Dalam Melaksanakan Manajemen Aktif Kala Tiga di Kabupaten Wonosobo Tahun 2009. http://www.scribd.com., diakses tanggal 20 April 2012.

Gibson, J. L. 2003. Organisasi Perilaku, Struktur, Proses. Jilid I. Edisi VIII. Andriani, N (Alih Bahasa). Jakarta: Bina Rupa Aksara.

Hastono, SP. 2001. Modul Analisis Data Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas Indonesia.

Hidayat dan dan Mufdhillah. 2009. Catatan Kuliah Konsep Kebidanan Plus Materi Bidan Delima. Yogyakarta : Mitra Cendikia Press.

Hutapea dan Thoha. 2008. Kompetensi Plus, Teori, Desain, Kasus, dan Penerapan untuk HR dan Organisasi yang Dinamis. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.

Jaringan Nasional Pelatihan Klinik Kesehatan Reproduksi. 2008. Asuhan Persalinan Normal. Jakarta: JNPK-KR/POGI.

Kartono, 2000. Kinerja Bidan. http://www.organisasi.org, diakses tanggal 22 April 2012.

Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional, 2011. Rencana Aksi Nasional Pangan dan Gizi 2011-2015. Jakarta: Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional.

Kinichi, A. 2005. Prilaku Organisasi. Jakarta : Salemba Empat. Niven. 2002. Psikologi Kesehatan. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.

Notoatmodjo, S. 2002. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Notoatmodjo, S. 2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat (Prinsip-prinsip Dasar). Jakarta : Rineka Cipta. Notoatmodjo, S. 2005. Metodologi Pendidikan Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta. Purwandari, A. 2008. Konsep Kebidanan-Sejarah dan Profesionalisme. Jakarta: EGC. Usmara, A. 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta : Amara Book.

Wardani. 2009. Kepatuhan Bidan dalam Pencatatan Pelayanan KIA di Kabupaten Blitar. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada.

Wattimena, 2008. Analisis Penerapan Standar Asuhan Persalinan Normal (APN) oleh Bidan di RSUD Kabupaten Sorong. Semarang: Universitas Diponegoro.

Gambar

Tabel 1.  Distribusi  Frekuensi  Kepatuhan  Bidan  dalam  Pelaksanaan  Asuhan  Persalinan  Normal  (APN)  di  Wilayah  Kerja  UPTD  Puskesmas  Ligung  Kabupaten Majalengka Tahun 2012
Tabel 2.  Distribusi  Frekuensi  Kompetensi  Bidan  berdasarkan  Pengetahuan  Bidan  tentang  Pelaksanaan  Asuhan  Persalinan  Normal  (APN)  di  Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Ligung Kabupaten Majalengka Tahun 2012
Tabel 5.  Hubungan  antara  Kompetensi  Bidan  berdasarkan  Sikap  dengan  Kepatuhan  Bidan  dalam  Melakukan  Asuhan  Persalinan  Normal  (APN)  di  Wilayah  Kerja  UPTD  Puskesmas  Ligung  Kabupaten  Majalengka  Tahun  2012

Referensi

Dokumen terkait

Benteng Vredeburg/ yang terletak di kawasan titik nol kota Yogyakarta/ kini bisa dinikmati oleh para pelancong yang kebetulan juga sedang menikmati fasilitas baru di dekat benteng/

Penelitian ini tidak memasukan variabel komite audit dalam komponen corporate governance karena keberadaanya dalam perusahaan saat ini sudah diwajibkan untuk setiap

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa AQ tinggi (Climbers)dapat memberikan argumen pada setiap pernyataan pada soal dengan tepat, siswa juga mampu

Dengan penulisan ini diharapkan dapat menambah wawasan dalam merancang sistem database yang berinteraksi terhadap pemakai, dengan pengertian bahwa rancangan yang akan dilakukan

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi jenis jenis Theme dalam Latar Belakang Penulisan Skripsi oleh Mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris ,

alat ukur listrik dan elektronika • Teknik pengukuran besaran listrik (arus, tegangan, daya, impedansi, dan luminansi) • Menggunakan AVO meter analog, AVO meter digital, watt

Pegawai Aparatur Sipil Negara yang selanjutnya disebut Pegawai ASN adalah pegawai negeri sipil dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang diangkat oleh pejabat

Berdasarkan hasil uji dan dibuatnya purwarupa sistem peringatan dini bencana alam angin putting beliung dengan mengukur kecepatan angin menggunakan anemometer