• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Perkembangan industri telekomunikasi sebagai infrastruktur internasional yang memiliki peranan penting dalam membentuk arus informasi. Globalisasi juga menjadi salah satu unsur yang mempercepat perkembangan industri tersebut. Di Indonesia, industri telekomunikasi merupakan salah satu jenis industri yang mempunyai pengaruh besar terhadap kelancaran kegiatan ekonomi.

Hal ini disebabkan karena komunikasi merupakan salah satu kebutuhan utama dalam dunia bisnis. Jarak merupakan salah satu faktor yang membuat para pelaku bisnis tidak memungkinkan untuk bertatap muka secara langsung, sehingga membutuhkan sarana yang dapat menghubungkan mereka agar tetap dapat berkomunikasi. Lembaga riset dan konsultan independen global, Frost Sullivan mengungkapkan, di Indonesia, secara kualitatif, teknologi paling berpengaruh saat ini adalah revolusi di bidang telekomunikasi dengan perkembangan internet dan mobil phone. Frost and Sullivan memperkirakan setidaknya ada 3 dari 6 operator seluler yang memiliki basis kuat di Indonesia dibandingkan dengan operator-operator lainnya, yakni PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM), PT Indosat Tbk (ISAT), dan PT XL Axiata Tbk (EXCL). (Sumber: bisnis.vivanews.com)

Sektor telekomunikasi adalah sektor yang mendapatkan perhatian dari investor seperti saham emiten tambang yang selalu berfluktuasi dengan tajam, saham telekomunikasi sedang tumbuh. Berdasarkan data historis di BEI, saham emiten telekomunikasi bergerak aktif. Misalnya Berkembangnya penggunaan teknologi yang semakin pesat mengakibatkan berubahnya struktur pasar dari pasar monopolistik menjadi pasar yang kompetetif. Salah satu contoh indikasi dari pasar kompetetif tersebut misalnya dengan maraknya perang tarif antar operator atau service provider. Tarif yang ditawarkan oleh antar operator cukup menarik perhatian para konsumen karena setiap tarifnya yang terjangkau murah. Dari

(2)

keputusan pemilihan konsumen inilah terjadi masalah bagi sejumlah operator karena adanya persaingan yang ketat. Saat ini nilai pasar sektor telekomunikasi di Indonesia diperkirakan akan terus tumbuh, investasi terus meningkat menjadi sekitar US$2 milliar per tahun, dengan jumlah BTS mencapai 100 unit. Penguatan nilai rupiah yang diprediksi akan terus terjadi juga akan meningkatkan laba bersih perusahaan. Dalam setahun, secara historis, pemegang saham sektor telekomunikasi bisa merealisasikan keuntungan lebih tinggi dari pertumbuhan industri 6%.

Perkembangan Price Book Value pada Perusahaan Telekomunikasi Periode 2006-2010

No Perusahaan Kode 2006 2007 2008 2009 2010

1

PT. Telekomunikasi Indonesia,

Tbk. TLKM 7,25 6,43 4,35 5,08 3,75

2 PT. Indonesian Satelitte, Tbk. ISAT 2,41 2,95 1,79 1,43 1,65 3 PT. XL Axiata, Tbk. EXCL 3,85 3,45 1,56 2,98 3,85

Jumlah 13,51 12,83 7,70 9,49 9,25

Rata-rata 4,50 4,27 2,56 3,16 3,08

MAX 7,25 6,43 4,35 5,08 3,85

MIN 2,41 2,95 1,56 1,43 1,65

Sumber : data diolah

Dilihat pada grafik perkembangan Price Book Value (PBV) perusahaan Telekomunikasi berada di posisi rata-rata pertumbuhan PBV perusahaan cenderung berfluktuatif. Terlihat pada PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk penurunan yang sangat drastisdari 7,25 kali hingga 3,75 dalam periode 2006-2010. Pada tahun 2008 PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk mengalami penurunan yang paling rendah sebesar 4,35 kali dari tahun sebelumnya lalu dialami pada tahun 2010 penurunan yang paling rendah sebesar 3,75 kali. Pada perusahaan PT. Indonesian Satelitte, Tbk mengalami perubahan yang cukup berfluktuatif. PT. XL Axiata, Tbk memperoleh tingkat PBV yang paling tinggi pada periode 2008-2010 dibanding perusahaan-perusahaan lainnya yaitu sebanyak 3,85 kali. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan sangat baik hal tersebut tercermin melalui harga saham perusahaan yang meningkat drastis.

(3)

Optimalisasi nilai perusahaan merupakan tujuan perusahaan yang dapat dicapai melalui pelaksanaan fungsi manajemen keuangan, dimana suatu keputusan keuangan yang diambil akan dapat mempengaruhi keputusan keuangan lainnya yang berdampak pada nilai perusahaan.

Jika sumber pendanaan sebagian berasal dari laba ditahan (internal financing), maka akan mempengaruhi kebijakan dividen perusahaan. Semakin besar investasi, maka dividen yang dibagikan akan semakin berkurang. Pengumuman pembayaran dividen ini mengandung informasi yang dapat digunakan para investor untuk mengambil keputusan dalam berinvestasi dan memprediksi prospek perusahaan di masa mendatang. Akibat dari perubahan dividen yang diumumkan, maka harga saham akan mengalami penyesuaian. Dividen seringkali digunakan para investor sebagai indikator atau sinyal prospek suatu perusahaan di masa mendatang.

Untuk meningkatkan nilai perusahaan, maka perusahaan dituntut untuk tumbuh. Pertumbuhan dapat diwujudkan dengan menggunakan kesempatan investasi sebaik-baiknya. Keputusan investasi tersebut mencakup pengalokasian dana yang berasal dari dalam perusahaan maupun dari luar perusahaan pada berbagai bentuk investasi. Investasi dapat dilakukan dengan menghitung net present value ( NPV) dari investasi yang akan dilakukan. Kemudian apabila telah diketahui bahwa investasi layak untuk dilakukan, maka manager keuangan harus memutuskan sumber pendanaan.

Jika ketiga keputusan keuangan tersebut, yaitu keputusan pendanaan, keputusan investasi dan kebijakan dividen dilakukan dengan tepat, maka tujuan perusahaan yaitu meningkatkan nilai perusahaan dapat tercapai, mengingat setiap keputusan keuangan yang diambil akan mempengaruhi keputusan keuangan lainnya yang berdampak terhadap nilai perusahaan dan tentunya demi kelangsungan perusahaan yang akan datang.

Studi yang dilakukan oleh Wahyudi dan Pawestri (2006), keputusan pendanaan berpengaruh terhadap nilai perusahaan terhadap perusahaan publik di Indonesia. menyimpulkan bahwa keputusan pendanaan berpengaruh terhadap nilai

(4)

perusahaan, tetapi keputusan investasi dan kebijakan dividen tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan.

Menurut Hasnawati (2005) keputusan pendanaan, keputusan investasi dan kebijakan dividen mempengaruhi nilai perusahaan. Dalam penelitiannnya menemukan bahwa secara bersama-sama, keputusan pendanaan, keputusan investasi dan kebijakan dividen mempengaruhi nilai perusahaan dengan nilai R2 sebesar 78%.

Sedangkan Muhammad Umar Mai (2005) dalam jurnalnya, Peningkatan pembayaran dividen berpengaruh terhadap kenaikan nilai perusahaan. Dan kedua variabel tersebut sangat ditentukan oleh kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba. Adapun, kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba tersebut adalah sangat ditentukan oleh pilihan investasi yang berisiko sebagai konsekuensi melakukan investasi pada proyek-proyek yang mempunyai nilai perusahaan positif.

Dalam penelitian terdahulu dilakukan oleh Christianti Dwi Jayanti (2006), meneliti pengaruh keputusan pendanaan, keputusan investasi, dan kebijakan dividen terhadap nilai perusahaan nilai perusahaan industri food and beverages periode 2003-2008. Hasil penelitian dengan regresi berganda menunjukkan bahwa keputusan pendanaan, keputusan investasi dan kebijakan dividen mempunyai hubungan yang kuat yaitu sebesar 66,7% terhadap nilai perusahaan dan dapat dikatakan hubungan kuat sedangkan sisanya 58,5% dipengaruhi faktor lain.

Berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Yuri Puspa Sari (2007), meneliti pengaruh keputusan pendanaan, keputusan investasi dan kebijakan dividen terhadap nilai perusahaan industri food and beverage periode 2005-2009. Hasilnya menunjukkan hasil pengolahan secara simultan menggunakan uji F menunjukkan bahwa variabel-variabel independent, yaitu keputusan pendanaan, keputusan investasi dan kebijakan dividen yang signifikan terhadap nilai perusahaan , sedangkan dengan uji t diperoleh thitung < ttabel sehingga thitung di penolakan Ho berarti aktiva tetap berpengaruh secara parsial terhadap nilai perusahaan.

(5)

Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Dina Rusmala (2009), berjudul pengaruh keputusan investasi, keputusan pendanaan, dan kebijakan dividen terhadap harga pasar saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di bei. kesimpulan dari hasil penelitian ini berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 17,8% perubahan nilai perusahaan dipengaruhi oleh keputusan investasi, keputusan pendanaan, dan kebijakan dividen, sedangkan sisanya, yaitu 82,2% dipengaruhi oleh faktor lain di luar model penelitian seperti tingkat bunga, laju inflasi,penawaran.

Berdasarkan latar belakang dan fenomena di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai apakah keputusan pendanaan, keputusan investasi, dan kebijakan dividen berpengaruh terhadap nilai perusahaan di sektor telekomunikasi di indonesia yang dituangkan dalam judul :

“Pengaruh Keputusan Pendanaan, Keputusan Investasi, dan Kebijakan Dividen terhadap Nilai Perusahaan pada Sektor Telekomunikasi (Listing Konsisten) di Bursa Efek Indonesia Periode 2006-2010”.

1.2 Identifikasi Masalah

Mengacu kepada hal-hal diatas yang melatarbelakangi penelitian ini, maka penulis mengidentifikasi permasalahan yang ada pada penelitian kali ini kepada hal-hal sebagai berikut:

1. Bagaimana perkembangan keputusan pendanaan perusahaan sektor telekomunikasi di Bursa Efek Indonesia periode 2006-2010?

2. Bagaimana perkembangan keputusan investasi perusahaan sektor telekomunikasi di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2006-2010?

3. Bagaimana perkembangan kebijakan dividen perusahaan sektor telekomunikasi di Bursa Efek Indonesia periode 2006-2010?

4. Bagaimana perkembangan nilai perusahaan sektor telekomunikasi di Bursa Efek Indonesia periode 2006-2010?

5. Bagaimana pengaruh keputusan pendanaan, keputusan investasi, dan kebijakan dividen terhadap nilai perusahaan pada perusahaan sektor

(6)

telekomunikasi di Bursa Efek Indonesia periode 2006-2010 secara parsial maupun simultan?

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1 Maksud Penelitian

Maksud dari penelitian ini adalah untuk mengumpulkan data dari informasi yang berkaitan dengan masalah keputusan pendanaan, keputusan investasi dan kebijakan dividen terhadap nilai perusahaan yang akan digunakan untuk penyusunan skripsi yang merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Bisnis dan Manajemen Universitas Widyatama.

1.3.2 Tujuan Penelitian

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk menganalisis perkembangan keputusan pendanaan perusahaan sektor telekomunikasi di Bursa Efek Indonesia periode 2006-2010. 2. Untuk menganalisis perkembangan keputusan investasi perusahaan

sektor telekomunikasi di Bursa Efek Indonesia periode 2006-2010. 3. Untuk menganalisis perkembangan kebijakan dividen pada perusahaan

sektor telekomunikasi di Bursa Efek Indonesia periode 2006-2010. 4. Untuk menganalisis perkembangan nilai perusahaan pada sektor

telekomunikasi di Bursa Efek Indonesia periode 2006-2010.

5. Untuk menganalisis pengaruh keputusan pendanaan, keputusan investasi dan kebijakan dividen terhadap nilai perusahaan pada perusahaan sektor telekomunikasi di Bursa Efek Jakarta periode 2006-2010 secara parsial maupun simultan.

(7)

1.4 Kegunaan Penelitian

Dalam melakukan penelitian ini, penulis berharap agar hasil penelitian yang dilakukan dapat berguna bagi pihak-pihak sebagai berikut :

1. Emiten

Penelitian ini diharapkan akan dapat bermanfaat bagi pihak perusahaan sebagai bahan masukan dan pertimbangan yang berarti dalam meningkatkan kinerja perusahaan.

2. Investor

Membantu investor dalam menanamkan modalnya pada sektor telekomunikasi di Bursa Efek Indonesia agar dapat memperoleh return maksimal.

3. Penulis

Penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman di mana penulis dapat memperoleh gambaran nyata serta dapat menerapkan pengetahuan secara teoritis yang diperoleh di bangku kuliah dan diaplikasikan dalam praktek serta menambah wawasan di bidang bursa efek.

4. Civitas akademik

Diharapkan pada bagian penelitian ini terutama bagi pengembangan ilmu pada khususnya managemen keuangan dapat lebih luas pengetahuan dan berisi alasan yang layak atas masalah yang diteliti.

5. Universitas Widyatama

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai bahan dokumentasi untuk melengkapi sarana yang dibutuhkan dalam penyediaan bahan studi bagi pihak-pihak yang membutuhkan.

1.5 Kerangka Pemikiran

Laporan keuangan merupakan suatu media yang dapat menggambarkan kondisi keuangan perusahaan. Namun dalam menginterprestasikan laporan keuangan dibutuhkan suatu tindak lanjut analisa agar laporan keuangan tersebut

(8)

dapat menjadi informasi yang lebih tepat dan akurat. Dengan adanya analisis laporan keuangan, pihak-pihak yang berkepentingan dengan perusahaan dapat menjadikan laporan keuangan tersebut sebagai dasar pengambilan keputusan.

Analisis laporan keuangan seringkali memasuki aktivitas untuk membuat berbagai macam transformasi atas laporan keuangan. Teknik analisis tersebut memungkinkan untuk dilakukannya identifikasi, pengkajian dan perangkuman hubungan-hubungan yang signifikan dari data keuangan perusahaan teknik yang biasa digunakan dalam hal seperti ini adalah analisis rasio keuangan.

Menurut Sofyan (2006 : 297 ) yang dimaksud rasio keuangan :

“ Rasio keuangan adalah angka yang diperoleh dari hasil perbandingan dari hasil 1 pos laporan keuangan dengan pos lainnya yang mempunyai hubungan yang relevan dan signifikan (berarti) “. Manajemen keuangan memiliki ruang lingkup yang luas dan dinamis. Keuangan dapat berpengaruh secara langsung terhadap kehidupan manusia dan organisasi. Untuk dapat memperoleh laba dalam melakukan suatu usaha diperlukan keuangan yang optimal untuk dapat berjalan dengan baik sehingga untuk dapat mengoptimalkan keuangan perusahaan maka diperlukan manajemen yang baik. Oleh karena itu, keuangan mempunyai hubungan yang erat terhadap ilmu manajerial.

Seiring dengan perkembangannya, manajemen keuangan tidak hanya mencatat, membuat laporan, mengendalikan posisi kas, membayar tagihan – tagihan, dan mencari dana. Akan tetapi, manajemen keuangan juga mengatur penginvestasian dana, mengatur kombinasi dana yang optimal, serta mengatur pendistribusian keuntungan (pembagian deviden).

Menurut Darsono (2006 : 1) menerangkan bahwa :

“Manajemen keuangan adalah aktivitas pemilik dan manajemen perusahaan untuk memperoleh sumber modal yang

semurah-murahnya dan menggunakannya seefektif, seefisien, dan seproduktif mungkin untuk memperoleh laba”.

(9)

Fungsi manajemen keuangan dapat dibagi menjadi tiga tugas pokok, yaitu (1) memutuskan alternatif pembiayaan. Fungsi ini berkaitan dengan pengambilan keputusan di dalam memilih alternatif pembiayaan terbaik dari berbagai alternatif sumber dana yang tersedia, sehingga diperoleh suatu kombinasi pembiayaan. (2) menetapkan pengalokasian dana. Fungsi yang dijalankan ini mencakup keputusan yang harus dilakukan oleh manajer keuangan di dalam menetapkan kombinasi dari harta yang paling baik bagi perusahaan. (3) kebijakan dividen. Kewajiban manajer keuangan di dalam menetapkan kebijakan pembagian dividen, karena fungsi ini akan mempengaruhi nilai dari perusahaan tersebut, yang akan memberikan gambaran atas kemakmuran para pemilik.

Ketiga fungsi pokok dari manajer keuangan tersebut pada akhirnya hanya mengarah pada satu tujuan yaitu untuk memaksimalkan nilai dari perusahaan bagi para pemiliknya. Dapat dikatakan bahwa nilai perusahaan ditentukan oleh kebijakan keuangan yang menggambarkan komposisi pembiayaan dalam struktur keuangan perusahaan dan juga besarnya dividen yang dibagikan sebagai gambaran kemakmuran para pemiliknya. Ketiga variabel manajemen keuangan tersebut saling terkait dan bersifat saling mempengaruhi (Yuniningsih,2002 dan Hasnawati, 2005).

Berbicara tentang keputusan pendanaan berati berhubungan dengan kesempatan suatu perusahaan dalam perluasan usahanya. Kesempatan berkembang suatu perusahaan bisa dicapai dengan melakukan investasi, yang diharapkan dapat meningkatkan pendapatan dalam jangka waktu yang cukup panjang. Untuk dapat melakukan investasi, agar dapat memaksimalkan nilai perusahaan sangat dipengaruhi oleh ketersediaan dana dan akses perusahaan tersebut kepada sumber dana yang tersedia, baik itu sumber dana dari luar perusahaan berupa pinjaman, maupun dari dalam berupa modal sendiri. Ketersediaan dana tersebut dapat dilihat dari struktur modal perusahaan dimana struktur modal perusahaan diketahui dengan cara mengamati neraca perusahaan pada sisi pasiva.

(10)

Struktur modal suatu perusahaan pada dasarnya dapat dibedakan menjadi dua bagian pokok yaitu modal dari para pemilik atau pengambil saham (modal sendiri) dan modal yang berasal dari para kreditur (modal asing).

Menurut Harjito (2007:240) :

“Struktur modal (capital structure) adalah perbandingan atau imbangan pendanaan jangka panjang perusahaan yang ditunjukan oleh perbandingan hutang jangka panjang terhadap modal sendiri”. Menurut Dr. Darsono (2006:153) :

“Struktur modal adalah jumlah permanen perusahaan yang tersumber dari utang jangka panjang dan modal sendiri”.

Berdasarkan kedua pengertian di atas bila melihat dari laporan keuangan neraca perusahaan maka yang dimaksud dengan struktur permodalan di sini adalah yang terletak hanya pada bagian kredit yang tercermin pada perkiraan hutang jangka panjang dengan unsur modal sendiri, di mana kedua golongan tersebut merupakan dana permanen atau dana jangka panjang.

Menurut Gitman (2000:140) :

“Struktur modal diukur dengan tingkat Debt Equity Ratio (DER), yang diformulasikan oleh besarnya pinjaman jangka panjang dibagi dengan modal sendiri”.

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa struktur modal memberikan gambaran bagaimana pembiayaan perusahaan dilakukan dengan menggunakan sumber dana jangka panjang, modal sendiri berupa saham biasa, saham preferen dan laba yang ditahan yang dapat diukur dengan besarnya tingkat Debt Equity Ratio. Deb Equity Ratio (DER) menunjukan hubungan antara hutang jangka panjang yang diberikan oleh para kreditur dengan jumlah modal sendiri yang diberikan oleh pemilik perusahaan dalam rangka mengukur risiko, fokus perhatian kreditur jangka panjang terutama ditunjukan pada prospek laba dan perkiraan arus kas. Rasio DER digunakan untuk mengukur tingkat penggunaan utang terhadap total shareholder’s equity yang dimiliki perusahaan dan dirumuskan:

(11)

Bauran hutang dan modal sendiri untuk pendanaan perusahaan merupakan bahasan utama dari keputusan struktur modal. Bauran modal yang efisien dapat menekan biaya modal, yang dapat meningkatkan kembalian ekonomi neto dan meningkatkan nilai perusahaan. (Brighan & Gapenski 2004 : 167-768).

Rasio debt to equity ini dapat memberikan gambaran mengenai struktur modal yang dimiliki perusahaan sehingga dapat dilihat risiko tak tertagihnya hutang. Semakin besar proposi hutang relatif terhadap equitas maka semakin besar pula risiko perusahaan.

Mengalokasikan dana secara efisien merupakan tugas perusahaan di dalam menginvestasikan dananya pada aktiva yang dapat memberikan keuntungan yang maksimal. Menurut Tendi Haruman (2008:8) bahwa :

“Investasi adalah pertumbuhan total asset perusahaan dari tahun ke tahun yang menunjukan perkembangan investasi perusahaan”.

Kegiatan investasi yang dilakukan perusahaan akan menentukan keuntungan yang akan diperoleh perusahaan dan kinerja perusahaan di masa yang akan datang. Apabila tingkat investasi di suatu perusahaan tinggi , maka akan meningkatkan kepercayaan investor terhadap perusahaan tersebut karena pertumbuhan investasi tersebut dapat dipersepsikan sebagai good news bagi investor. Selain itu, peningkatan investasi ini akan dianggap sebagai pertumbuhan perusahaan di masa yang akan datang dan penentu nilai perusahaan.

Pihak-pihak yang melakukan investasi disebut sebagai investor. Investor pada umumnya dibagi menjadi dua. Pertama adalah investor individual yang terdiri dari individu-individu yang melakukan aktivitas investasi dan yang kedua adalah investor institusional yang biasanya terdiri dari perusahaan-perusahaan asuransi, lembaga penyimpanan dana (bank dan lembaga simpan pinjam), lembaga dana pensiun maupun perusahaan investasi.

Rasio dividen payout merupakan perbandingan jumlah dividen yang dibayarkan per lembar saham terhadap EPS perusahaan. semakin tinggi rasio ini akan menguntungkan para investor tetapi akan memperlemah internal financial perusahaan karena memperkecil laba ditahan. Sebaliknya rasio yang semakin kecil

(12)

akan merugikan para pemegang saham (investor) tetapi internal financial perusahaan akan semakin kuat.

Kebijakan dividen menurut Martono dan Harjito (2007:253) :

“Kebijakan dividen (dividend policy) merupakan keputusan apakah laba yang diperoleh perusahaan pada akhir tahun akan dibagikan kepada pemegang saham dalam bentuk dividen atau akan ditahan untuk menambah modal guna pembiayaan investasi di masa yang akan datang”.

Kebijakan dividen ini merupakan kebijakan yang penting yang harus dilakukan perusahaan. Semakin besar dividen yang dibagikan kepada pemegang saham, maka perusahaan akan dianggap semakin baik. Perusahaan yang baik di anggap menguntungkan dan tentunya penilaian terhadap perusahaan akan semakin baik pula, biasanya tercermin melalui peningkatan harga saham perusahaan. Apabila perusahaan meningkatkan pembayaran dividen, mungkin diartikan sebagai sinyal positif membaiknya kinerja perusahaan di masa yang akan datang. Sehingga kebijakan dividen memiliki pengaruh terhadap nilai perusahaan.

Optimalisasi nilai perusahaan yang merupakan tujuan perusahaan dapat dicapai melalui pelaksanaan fungsi managemen keuangan, dimana salah satu keputusan keuangan yang diambil akan mempengaruhi keputusan keuangan lainnya dan berdampak pada nilai perusahaan. Nilai perusahaan dapat diukur dari harga pasarnya. Harga pasar (market value) menunjukkan harga yang bersedia dibayar investor. Harga pasar dapat lebih tinggi atau lebih rendah dibandingkan nilai bukunya. Perbandingan nilai pasar terhadap nilai buku saham yang semakin tinggi menunjukkan penilaian investor terhadap perusahaan semakin naik. Nilai pasar dapat dilihat melalui harga saham perusahaan yang terjadi di bursa pada saat tertentu yang ditentukan oleh pelaku pasar. Menurut Brigham & Erhardt (2005): “Nilai perusahaan merupakan nilai sekarang (present value) dari free cash flow di masa mendatang pada tingkat diskonto sesuai rata-rata tertimbang biaya modal (weighted average cost of capital, WACC)”. Free cash flow merupakan cash flow yang tersedia bagi investor (kreditur dan pemilik) setelah memperhitungkan seluruh pengeluaran untuk operasional perusahaan dan pengeluaran untuk investasi serta aktiva lancar bersih.

(13)

Nilai perusahaan diindikasikan dengan Price Book Value (PBV), PBV merupakan bagian dari rasio pasar yang mengukur harga pasar relatif terhadap nilai buku. PBV digunakan untuk melihat berapa besar tingkat undervalued atau overvalued harga saham yang dihitung berdasarkan nilai buku setelah dibandingkan dengan harga pasar. Rasio ini menunjukkan seberapa jauh perusahaan mampu menciptakan nilai perusahaan relatif terhadap jumlah modal yang diinvestasikan. Gambar 1.1 Kerangka Pemikiran Keterangan : = Diteliti = Tidak diteliti Laporan Keuangan Perusahaan Keputusan Keuangan Kebijakan Dividen Keputusan Investasi Keputusan Pendanaan Nilai Perusahaan

(14)

1.6 Hipotesis Penelitian

Hipotesis adalah asumsi atau dugaan mengenai sesuatu hal yang dibuat untuk menjelaskan adanya hubungan hal tersebut. Dalam penelitian ini hipotesis yang akan diuji adalah ada atau tidaknya hubungan yang ditimbulkan oleh variabel independent (variabel X) terdapat variabel dependent (variabel Y) baik secara langsung maupun tidak langsung, serta untuk mengetahui kuat atau tidaknya hubungan antara kedua variabel tersebut. Maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis dari penelitian ini adalah : Terdapat hubungan antara keputusan pendanaan, keputusan investasi, dan kebijakan dividen terhadap nilai perusahaan baik secara simultan maupun secara parsial.

1.7 Metodologi Penelitian

Penulis menganalisis laporan keuangan perusahaan pada Sektor Telekomunikasi yang go public di Bursa Efek Indonesia periode 2006-2010 dengan terlebih dahulu melakukan pengumpulan data dan fenomena-fenomena yang terkait dengan penelitian melalui studi pustaka dan studi litelatur. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif - verifikatif.

Menurut M. Nazir (2005:89) :

”Metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status kelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu system pemikiran, atau suatu kelas peristiwa pada masa sekarang”.

Sedangkan definisi metode verifikatif menurut Rasdihan Rasyad (2004:6) adalah sebagai berikut:

”Metode verivikatif adalah metode yang digunakan untuk melakukan perkiraan (estimasi) dan pengujian hipotesis”.

(15)

Adapun teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh penulis adalah sebagai berikut:

a. Studi pustaka

Merupakan suatu penelitian dengan cara mempelajari literatur-literatur, buku-buku dan sumber lainnya. Seperti internet, majalah, jurnal, dan koran-koran yang berhubungan dengan penelitian. Dengan maksud untuk memperoleh data sekunder, dan selanjutnya akan dijadikan landasan teori.

b. Penelitian lapangan

Penelitian lapangan merupakan suatu penelitian untuk memperoleh data dari perusahaan dengan cara observasi yaitu mengunjungi secara langsung perusahaan melalui objek yang diteliti melalui :

• Pojok Bursa Efek Indonesia

Data primer ini selanjutnya akan diolah, dianalisis, lalu diambil kesimpulan.

• www.idx.co.id

1.8 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini mengambil sampel pada perusahaan telekomunikasi yang telah Go Public di Bursa Efek Indonesia. Pengambilan sumber data berupa laporan keuangan diperoleh dari internet melalui situs www.idx.co.id, Annual Summary Report, dan Pojok Bursa Universitas Widyatama. Dalam rangka memperoleh data yang diperlukan guna penyusunan skripsi, maka penelitian ini dimulai bulan Oktober 2011 sampai dengan 19 Januari 2012.

Referensi

Dokumen terkait

dapat dilihat pada gambar 1.3 NASIONA L RPJMN 2015-2019 NAWACITA RENSTRA KEMENPUPR 2015-2019 RENSTRA DJCK 2015-2019 RENSTRA CIPTA KARYA /RAD GERAKAN NASIONAL 100-0-100 PROVINSI

Namun seringkali pemerintah daerah memiliki keterbatasan fiskal dalam mendanai pembangunan infrastruktur permukiman.Pemerintah daerah cenderung meminta dukungan pendanaan

Di sisi lain, sebuah operasi SUM yang simpel pada sebuah attribute di semua tuples dalam satu relasi mungkin masi dianggap OLTP di database relasional, tetapi

Dalam mendesain pakaian yang akan diluncurkan oleh Sandiwara Store, desain musik atau film yang akan diluncurkan oleh Sandiwara Store akan lebih mudah

Siswa mampu memahami konsep pengurangan pecahan yang berbeda penyebutnya menggunakan alat peraga dengan benar setelah mengikuti proses pembelajaran. Siswa mampu

ANALISA UNJUK KERJA PEMBUBUTAN SILINDRIS DENGAN SPESIMEN TEMBAGA.. Di Susun Oleh: AL

Berdasarkan latar belakang diatas, maka dalam penelitian ini akan dirancang sebuah Prototype Virtual Museum Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat berbasis Web

terjun ke dunia kerja. Jepang telah dikenal dunia internasional sebagai negara yang memiliki anggota masyarakat yang penuh dengan dedikasi dan semangat kerja keras,