• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 3 ANALISA SISTEM YANG BERJALAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 3 ANALISA SISTEM YANG BERJALAN"

Copied!
72
0
0

Teks penuh

(1)

42

BAB 3

ANALISA SISTEM YANG BERJALAN

3.1 Gambaran Umum Perusahaan 3.1.1 Sejarah Perusahaan

PT. Segiempat Desain Ciptatama didirikan pada tanggal 21 April 2008 berdasarkan akta notaris nomor 1 oleh notaris Hj. Zun Nur Ain Fauzia, SH., M .Kn, dan disahkan oleh M enteri Hukum dan HAM berdasarkan akta pengesahan pendirian perseroan terbatas nomor AHU-19888.AT.01.01-Tahun.2008. Selain itu perusahaan ini juga dilengkapi dengan izin-izin operasi sebagai berikut :

1. Surat Izin Usaha Perdagangan M enengah : 503.1/0110/30-03/PM /V/2008 2. Nomor Pokok Wajib Pajak : 02.755.982.2-411.000

Pada saat ini PT. Segiempat Desain Ciptatama dipimpin oleh Bapak Joko Lusimin , ST.As. PT. Segiempat Desain Ciptatama yang berdomisili di Kp. Pondok Jagung Jl. H. Sari nomor. 91 Rt.01/02 Kel. Pondok Jagung Timur Kec. Serpong Utara Kab. Tangerang. Untuk informasi dan keterangan lebih lanjut mengenai PT. Segiempat Desain Ciptatama, dapat menghubungi alamat email : squaredesignconcept@yahoo.com ataupun dengan nomor telepon : (021) 98180655 dan fax : 021-5383746. PT. Segiempat Desain Ciptatama bergerak sebagai perusahaan kontraktor desain Interior dan Eksterior umum yang memberikan jasa kontruksi bangunan berikut dengan jasa rancangnya. Yang dimulai dari tahap perancangan hingga ke tahap konstruksi termasuk jasa

(2)

43

maintenance berdasarkan kontrak dan peraturan perundang-undangan terhadap

client baik dari sektor publik ataupun swasta.

3.1.2 S truktur Organisasi

Struktur organisasi PT. Segiempat Desain Ciptatama dapat digambarkan dengan gambar dibawah ini :

(3)

44

3.1.3 Uraian Tugas, Wewenang, dan Tanggung jawab

Deskripsi tugas, wewenang dan tanggung jawab dari masing-masing bagian dalam struktur organisasi PT. Segiempat Desain Ciptatama adalah sebagai berikut :

Presiden Direktur :

1. M emimpin perusahaan secara umum. 2. M enerapkan kebijakan perusahaan.

3. M enyusun rencana kerja dan tujuan perusahaan. 4. M engawasi perkembangan perusahaan.

5. M engotorisasi Kontrak.

6. M enginput harga didalam Bill Of Quantity (Unit Price dan Total).

7. M engarsip Bill Of Quantity (BQ) yang telah disetujui pihak Customer dan juga pihak perusahaan.

Manager Operasional:

1. M enerima Kontrak dari Customer.

2. M eminta otorisasi mengenai isi Kontrak kepada Presiden Direktur.

3. M engotorisasi cek atau bilyet giro yang digunakan untuk pembayaran kepada Supplier, Sub Kontraktor dan Tukang.

4. M engotorisasi Bukti Pembayaran Supplier (BPS). 5. M engotorisasiKasbon.

6. M engotorisasi Work Order (WO).

(4)

45

Bagian Finance :

1. M enerima uang dari kas besar perusahaan.

2. M elakukan penagihan kepada Customer dengan mengeluarkan Invoice.

3. Bertanggung jawab atas keluarnya uang perusahaan untuk pembayaran Tukang, Supplier dan Sub Kontraktor.

4. M enerima pembayaran yang dilakukan Customer dengan membuat Kwitansi.

5. M encatat pengeluaran kas untuk keperluan operasional. 6. M embuat Laporan Pengeluaran Kas per periode.

7. M embuat Laporan Penerimaan Kas per periode.

Bagian Accounting :

1. Bertanggung jawab atas perhitungan pajak dan pembayaran pajak perusahaan.

2. M emeriksa Laporan Pengeluaran Kas per periode dari bagian Finance. 3. M emeriksa Laporan Penerimaan Kas per periode dari bagian Finance

4. Bertanggung jawab atas dokumen-dokumen yang telah diberikan oleh bagian Finance.

5. Bertanggung jawab atas pencatatan jurnal-jurnal transaksi dan juga laporan keuangan perusahaan.

Bagian Purchasing :

1. M enerima permintaan pembelian melalui M emo M aterial yang dibuat oleh bagian Produksi.

(5)

46

2. M emilih Supplier.

3. M embuat Purchase Order (PO) untuk melakukan pemesanan material ke

Supplier sesuai M emo M aterial yang dikirimkan dari bagian Produksi. 4. M engarsip Nota Pembelian (NP) yang dikirimkan oleh Supplier.

Bagian Designer :

1. M elakukan meeting dengan Customer untuk membahas proyek.

2. M endesign proyek yang diterima oleh perusahaan sesuai dengan keinginan Customer.

3. M elakukan meeting dengan Sub Kontraktor untuk membahas rincian pekerjaan yang akan diberikan kepada Sub Kontraktor.

4. M enjelaskan secara rinci tentang pengerjaan proyek kepada Tukang. 5. M enyiapkan Bill Of Quantity yang berisikan deskripsi pekerjaan, volume

dan unit.

Bagian Gudang :

1. M encatat dan mengecek material yang dikirim oleh Supplier.

2. M engeluarkan material yang digunakan dalam proyek berdasarkan Formulir Bahan dengan membuat Surat Jalan (SJ).

3. M engontrol keadaan dan penataan material yang ada di gudang.

Bagian Produksi :

(6)

47

2. M embuat M emo M aterial untuk melakukan permintaan pembelian kepada bagian Purchasing.

Project Manager :

1. M embuat Time Schedule untuk proyek yang diterima oleh perusahaan. 2. M embangun suatu proyek sesuai dengan permintaan dan perjanjian yang

tertera dalam Kontrak.

3. M engawasi jalannya pengerjaan proyek ke lapangan secara langsung. 4. M enentukan apakah pengerjaan proyek akan menggunakan Tukang atau

dengan mengggunakan jasa Sub Kontraktor. 5. M emilih Tukang

6. M embuat Surat Perintah Kerja (SPK). 7. M engarsip Surat Perintah Kerja (SPK). 8. M emilih Sub Kontraktor.

9. M embuat Work Order (WO).

10. M engarsip Work Order (WO).

11. M embuat Work Progress sebagai pengantar untuk melakukan penagihan.

Bagian Marketing :

1. M enerima proyek dari Customer.

2. M enerima proyek tambahan dari Customer.

(7)

48

3.2 Sistem Yang Berjalan

3.2.1 Prosedur Sistem Yang Berjalan

Untuk mempermudah pemahaman tentang operasi yang berlangsung pada sistem yang berjalan di PT Segiempat Desain Ciptatama, maka kami membagi– bagi kegiatan operasi perusahaan menjadi bagian kegiatan utama. Yaitu:

1. Proses M enerima Proyek

Proses bisnis ini dimulai pada saat pihak Customer mengorder proyek yang di rekomendasikan oleh Consultant dimana bagian Marketing akan menerima Draft dari Customer kemudian menyerahkan Draft tersebut kepada bagian Designer agar dapat membuat Sketsa proyek dan melakukan negosiasi atas proyek yang di inginkan.

2. Proses M erancang Sketsa Proyek dan M enerima Kontrak

Setelah menerima Draft dari bagian Marketing maka bagian Designer

akan membuat Sketsa atas proyek yang telah di sepakati sebelumnya. Kemudian bagian Designer akan menemui pihak Customer untuk menjelaskan Sketsa yang telah dibuat. Bila pihak Customer tidak menyetujui dan ingin melakukan revisi terhadap Sketsa tersebut, maka bagian Designer akan merevisi sesuai dengan permintaan Customer. Akan tetapi jika pihak Customer menyetujui Sketsa tersebut, maka proyek tersebut akan diproses lebih lanjut ke Manager

Operasional. Lalu bagian Designer akan membuat Bill Of Quantity(BQ) dengan deskripsi pekerjaan, volume dan unit. Kemudian mengenai harga akan di input

oleh Presiden Direkturdan menghitung total harga.

Setelah harga pada Bill Of Quantity (BQ) telah di input oleh Presiden Direktur, maka akan diserahkan kembali kepada bagian Designer untuk dicetak.

(8)

49

Pada saat yang bersamaan, bagian Designer juga akan mencetak Sketsa sebanyak 4 rangkap. Setelah itu Bill Of Quantity (BQ) akan dibawa secara bersamaan dengan Sketsa rangkap 1 untuk proses negosiasi harga. Apabila

Customer menyetujui harga yang tertera pada Bill Of Quantity (BQ) maka

Customer akan menyiapkan Kontrak sebagai bukti penerimaan proyek dan bersedia bekerja sama dengan pihak perusahaan. Setelah Kontrak selesai dibuat, maka pihak perusahaan akan mengotorisasi sebagai pihak ke II yaitu pihak Kontraktor dan Kontrak yang telah di sepakati akan di serahkan ke bagian

Finance sebagai dasar untuk melakukan penagihan Down Payment (DP).

Selanjutnya bagian Designer akan menyerahkan Sketsa rangkap 2 ke bagian Produksi untuk proses melakukan permintaan pembelian, Sketsa rangkap 3 dan

Bill Of Quantity (BQ) akan diserahkan ke Project Manager untuk merencanakan proyek, rangkap 4 akan di arsip dan kemudian Bill Of Quantity (BQ) yang telah dikembalikan oleh Project Manager akan diserahkan ke Presiden Direktur untuk di arsip.

3. Proses M elakukan Penagihan DP dan M enerima Down Payment (DP)

Setelah menerima Kontrak dari Manager Operasional, maka bagian

Finance akan langsung membuat Invoice 3 rangkap dan Faktur Pajak (FP) 3 rangkap. Kemudian Invoice dan Faktur Pajak (FP) rangkap 1 beserta Kontrak

(sign) akan diserahkan kepada Customer untuk melakukan penagihan, Faktur Pajak (FP) rangkap 2 akan diserahkan kepada kantor pajak, Invoice rangkap 2 dan Faktur Pajak (FP) rangkap 3 akan di serahkan ke bagian Accounting untuk diarsip, sedangkan Invoice rangkap 3 akan diarsip bagian Finance.

(9)

50

Pada saat Customer menerima Invoice dan Faktur Pajak (FP) beserta Kontrak (sign), maka Customer akan melakukan pembayaran Down Payment (DP) sesuai nilai yang tertera dalam Invoice. Setelah itu, maka bagian Finance

akan menerima pembayaran Down Payment (DP) beserta Struk Pembayaran dengan membuat Kwitansi 2 rangkap sebagai bukti pelunasan Down Payment (DP) dimana Kwitansi rangkap 1 akan diserahkan kepada Customer dan Kwitansi rangkap 2 akan diarsip.

4. Proses M elakukan Permintaan Pembelian dan M emesan M aterial

Berdasarkan Sketsa yang diterima dari bagian Designer, maka bagian Produksi akan melakukan permintaan pembelian dengan membuat M emo M aterial yang kemudian akan di otorisasi dan diserahkan kepada bagian

Purchasing untuk membuat Purchase Order (PO) sebanyak 3 rangkap. Purchase Order (PO) rangkap 1 akan dikirimkan kepada Supplier yang ditujukan, rangkap 2 akan diserahkan ke bagian Gudang yang nantinya akan digunakan untuk melakukan pengecekan atas material yang diterima, rangkap 3 akan diserahkan ke bagian Finance untuk diarsip sebagai bahan untuk melakukan pengecekan atas Invoice yang masuk dari Supplier. Setelah menerima Purchase Order (PO)

rangkap 1, maka Supplier akan mengirimkan material berserta dengan Surat Jalan (SJ) 2 rangkap dan Nota Pembelian (NP) 2 rangkap kepada bagian Gudang. 5. Proses M enerima M aterial

Pada saat bagian Gudang menerima material, Surat Jalan (SJ) dan Nota Pembelian (NP) 2 rangkap dari kurir, maka bagian Gudang akan mengecek kecocokan antara material yang ada dengan Purchase Order (PO) rangkap 2 dan Surat Jalan (SJ) yang tertera. Kemudian Surat Jalan (SJ) dan Nota Pembelian

(10)

51

(NP) tersebut akan ditandatangani sebagai bukti bahwa material yang dipesan sudah diterima dengan baik. Setelah itu bagian Gudang akan membuat Tanda Terima material sebanyak 2 rangkap dan selanjutnya akan di otorisasi oleh kurir sebagai pihak Supplier. Surat Jalan (SJ) dan Nota Pembelian (NP) rangkap 1 serta Tanda Terima material rangkap 1 akan dikembalikan ke kurir untuk diserahkan kembali ke Supplier. Kemudian Nota Pembelian (NP) dan Surat Jalan (SJ) rangkap 2 serta Purchase Order (PO) dan Tanda Terima material rangkap 2 akan diarsip oleh bagian Purchasing.

6. Proses M erencanakan Proyek dan M engeluarkan M aterial

Setelah bagian Gudang melakukan konfirmasi ke Project Manager

bahwa material telah diterima dan Sketsa beserta Bill Of Quantity (BQ) juga telah diterima dari bagian Designer, maka Project Manager akan membuat Time

Schedule untuk menjadwalkan kegiatan pembangunan proyek tersebut

berdasarkan Bill Of Quantity (BQ) dan Sketsa. Kemudian Project Manager akan mempertimbangkan apakah perusahaan akan menggunakan jasa Sub Kontraktor atau tidak. Apabila perusahaan menggunakan jasa Sub Kontraktor, maka Project Manager akan memilih Sub Kontraktor yang cocok untuk menangani proyek tersebut dengan mengeluarkan Work Order (WO) 3 rangkap berdasarkan Time Schedule yang telah dibuat sebelumnya dimana Work Order (WO) tersebut akan di otorisasi oleh Project Manager itu sendiri , Sub Kontraktor yang dituju dan oleh Manager Operasional. Work Order (WO) rangkap 1, Sketsa copy dan Time Schedule copy akan dikirimkan kepada Sub Kontraktor untuk penawaran pekerjaan, Work Order (WO) rangkap 2 akan dikirim kepada bagian Finance

(11)

52

dengan Sub Kontraktor, maka Sub Kontraktor akan mengerjakan proyek tersebut sesuai dengan Time Schedule yang telah disiapkan oleh Project Manager. Apabila perusahaan menggunakan jasa Tukang, maka Project Manager akan menyiapkan Surat Perintah Kerja (SPK) sebanyak 3 rangkap, dimana Surat Perintah Kerja (SPK) tersebut akan di otorisasi oleh Project Manager itu sendiri , Tukang yang di pilih dan oleh Manager Operasional. Surat Perintah Kerja (SPK) rangkap 1, Sketsa copy dan Time Schedule copy akan diserahkan kepada Tukang sedangkan Surat Perintah Kerja (SPK) rangkap 2 akan di serahkan ke bagian

Finance dan rangkap 3 akan di arsip.

Selanjutnya bagian Gudang akan mengeluarkan material yang diperlukan dalam pengerjaan proyek berdasarkan dari Formulir Bahan yang telah diisi oleh Tukang atau Sub Kontraktor dengan membuat Surat Jalan (SJ) 2 rangkap yang nantinya akan diotorisasi oleh bagian Gudang dan kurir. Kemudian Surat Jalan (SJ) rangkap 1 akan diserahkan ke area proyek dan akan diotorisasi oleh Tukang atau Sub Kontraktor dan rangkap 2 akan di arsip. Setelah itu, Tukang dan Sub Kontraktor akan mengerjakan proyek tersebut sesuai dengan Time Schedulecopy

yang diberikan oleh Project Manager.

7. Proses M encatat Penyelesaian dan M elakukan Penagihan

Setelah pengerjaan proyek selesai pada tahap tertentu, maka Project Manager akan membuat Work Progress sebanyak 2 rangkap. Lalu Work Progress rangkap 1 akan diserahkan kebagian Finance untuk melakukan penagihan kepada pihak Customer dan Work Progress rangkap 2 akan diarsip. Selanjutnya bagian Finance akan membuat Invoice 3 rangkap dan Faktur Pajak (FP) 3 rangkap. Kemudian Invoice dan Faktur Pajak (FP) rangkap 1 akan

(12)

53

diserahkan kepada Customer untuk melakukan penagihan dan Faktur Pajak (FP) rangkap 2 akan diserahkan kepada kantor pajak. Invoice rangkap 2 dan Faktur Pajak (FP) rangkap 3 akan diarsip oleh bagian Accounting, sedangkan Invoice

rangkap 3 akan diarsip bagian Finance. 8. Proses M enerima Pembayaran

Pada saat Customer menerima Invoice dan Faktur Pajak (FP) rangkap 1, maka Customer akan melakukan pembayaran sesuai dengan Invoice tersebut. Pembayaran bisa dilakukan via giro atau Transfer. Kemudian bagian Finance

akan menerima Struk Pembayaran sebagai tanda bukti pelunasan Invoice dan akan mencocokkan antara Struk Pembayaran yang diterima dengan Invoice yang telah dibuat sebelumnya. Lalu bagian Finance akan menerbitkan Kwitansi 2 rangkap yang kemudian rangkap 1 nya akan dikirimkan kepada Customer

sedangkan Kwitansi rangkap 2 akan di arsip. 9. Proses M embayar Tukang

Pada saat proyek mulai berjalan, maka bagian Finance akan menyiapkan pembayaran Tukang secara berkala sesuai dengan nilai yang tertera pada Surat Perintah Kerja (SPK). Ketika Tukang meminta pembayaran kepada bagian

Finance, maka bagian Finance akan meminta persetujuan dari Manager

Operasional untuk mengeluarkan kas dengan Kasbon. Setelah Kasbon disetujui oleh Manager Operasional, maka Kasbon akan diotorisasi. Bagian Finance akan mengeluarkan uang beserta Kasbon yang akan diotorisasi oleh Tukang dan bagian Finance. Kasbon akan diserahkan kepada bagian Accounting untuk menjurnal dan di arsip.

(13)

54

10. Proses M embayar Sub Kontraktor dan Supplier

Pada saat pihak Sub Kontraktor menyelesaiakan pekerjaan pada tahap tertentu, maka Sub Kontraktor akan mengirimkan Berita Acara Penyelesaian Pekerjaan (BAPP) ke perusahaan. Setelah dikonfirmasi bahwa Berita Acara Penyelesaian Pekerjaan (BAPP) diterima oleh bagian Finance, maka Sub Kontraktor akan mengirimkan Invoice dan Faktur Pajak (FP) dimana Invoice

tersebut akan di cocokkan terlebih dahulu dengan Work Order (WO) rangkap 2 yang telah di arsip sebelumnya oleh bagian Finance. Setelah itu bagian Finance

akan meminta otorisasi Kasbon kepada Manager Operasional. Setelah Manager

Operasional mengotorisasiKasbon, selanjutnya bagian Finance akan melakukan pembayaran via giro atau Transfer dimana Bukti Transfer copy atau giro beserta Kasbon akan di serahkan kepada Sub Kontraktor. Setelah Sub Kontraktor menerima Bukti Transfercopy atau giro dan Kasbon, maka Sub Kontraktor akan mengotorisasi Kasbon yang diterima dan menyerahkan Kwitansi serta Kasbon yang telah diotorisasi ke perusahaan. Selanjutnya bagian Finance akan mengarsip Kwitansi tersebut. Kemudian Kasbon otorisasi akan diserahkan ke bagian Accounting untuk bahan acuan menjurnal. Selanjutnya Bukti Transfer asli akan diarsip oleh bagian Finance.

Pada saat Purchase Order (PO) jatuh tempo, maka Supplier akan mengirimkan Invoice dan Faktur Pajak (FP) ke bagian Finance untuk melakukan pembayaran kepada Supplier. Selanjutnya bagian Finance akan mencocokkan terlebih dahulu antara Invoice dengan Purchase Order (PO) rangkap 3 yang telah di arsip sebelumnya. Setelah itu maka bagian Finance akan membuat Bukti Pembayaran Supplier (BPS) kemudian meminta otorisasi Bukti Pembayaran

(14)

55

Supplier (BPS) ke Manager Operasional. Selanjutnya bagian Finance akan melakukan pembayaran via giro maupun Transfer dimana Bukti Transfer copy

ataugiro akan diserahkan ke Supplier. Setelah Supplier menerima Bukti Transfer copy atau giro, maka Supplier akan menyerahkan Kwitansi beserta Nota Pembelian (NP) dan Surat Jalan (SJ) rangkap 1 ke perusahaan sebagai bukti pelunasan pembayaran yang telah dilakukan oleh perusahaan. Selanjutnya bagian

Finance akan mengarsip Kwitansi tersebut. Setelah itu Bukti Pembayaran

Supplier (BPS) otorisasi akan diserahkan ke bagian Accounting untuk menjurnal sedangkan Bukti Transfer asli akan di arsip oleh bagian Finance. Surat Jalan (SJ) dan Nota Pembelian (NP) rangkap 1 akan diserahkan ke bagian Purchasing

untuk di arsip.

11. Proses M enjurnal

Setiap transaksi pembayaran dan penerimaan yang dilakukan, maka bagian Accounting akan menjurnal transaksi tersebut berdasarkan Bukti Pembayaran Supplier (BPS) dan Kasbon.

12. Proses M embuat Laporan

Setiap periodenya bagian Finance akan membuat Laporan Penerimaan Kas dan Laporan Pengeluaran Kas yang akan diserahkan kepada Manager

Operasional dan bagian Accounting.

13. Proses M enerima Order Tambahan

Penerimaan order tambahan dimulai ketika Customer memperkirakan ingin menambahkan sesuatu pada proyek yang telah diterima sebelumnya oleh PT. Segiempat Desain Ciptatama. Kemudian proses bisnis penerimaan order

(15)

56

3.2.2 Rich Picture

(16)

57

(17)

58

Gambar 3.4 Rich Picture Melakukan Penagihan dan Menerima Down Payment

(18)

59

Gambar 3.5 Rich Picture Melakukan Permintaan Pembelian dan Memesan Material

(19)

60

(20)

61

Gambar 3.7 Rich Picture Merencanakan Proyek dan Mengeluarkan Material

(21)

62

(22)

63

(23)

64

(24)

65

(25)

66

Accounting 1.Menyerahkan BPS & kasbon

2.Menjurnal Finance

1. BPS kasbon

+

Jurnal

Gambar 3.12 Rich Picture Menjurnal

(26)

67

(27)

68

3.2.4 Identifikasi Event atau Event Table

No Event Internal Agent in assuming responsibility S tart When Activities in the event 1. M enerima proyek Bagian Marketing Pada saat Customer mengorder proyek yang direkomendasikan oleh Consultant kepada bagian Marketing. ‐ M enerima order. ‐ M enerima Draft. ‐ M enyerahkan Draft kepada bagian Designer. 2. M erancang Sketsa proyek Bagian Designer Setelah bagian Designer me

nerima Draft dari bagian Marketing.

‐ M embuat Sketsa proyek. ‐ M embuat Bill of

Quantity (BQ)

dan menginput

deskripsi pekerjaan,

volume dan

unit.

(28)

69 Bill Of Quantity (BQ) kepada Presiden Direktur untuk menginput harga dan menghitung total. ‐ M enyerahkan Bill Of Quantity (BQ) yang telah di input harganya beserta Sketsa kepada Customer. ‐ M enyerahkan Bill Of Quantity (BQ) kepada Presiden Direktur untuk di arsip.

(29)

70 3. M enerima Kontrak Manager Operasional Apabila Customer menyetujui harga penawaran yang tertera pada Bill Of Quantity . ‐ M engotorisasi Kontrak dari Customer. ‐ M enyerahkan Kontrak (sign) ke bagian Finance. 4. M elakukan penagihan Down Payment (DP) Bagian Finance Pada saat menerima Kontrak (sign) dari Manager Operasional ‐ M embuat Invoice dan Faktur Pajak (FP) 3 rangkap. ‐ M enyerahkan Invoice dan Faktur Pajak (FP) rangkap 1 beserta Kontrak (Sign) ke Customer. ‐ M enyerahkan Invoice rangkap 2 dan Faktur Pajak (FP)

(30)

71 rangkap 3 kebagian Accounting untuk di arsip. ‐ M enyerahkan Faktur pajak (FP) rangkap 2 ke kantor pajak. ‐ M engarsip Invoice rangkap 3. 5. M enerima Down Payment (DP) Bagian Finance Setelah Customer melakukan pembayaran Down Payment (DP). ‐ M enerima pembayaran Down Payment (DP). ‐ M embuat Kwitansi 2 rangkap. ‐ M enyerahkan Kwitansi rangkap 1 ke Customer.

(31)

72 ‐ M engarsip Kwitansi rangkap 2. 6. M elakukan permintaan pembelian Bagian Produksi Pada saat menerima Sketsa rangkap 2 dari bagian Designer. ‐ M embuat M emo M aterial. ‐ M engotorisasi M emo M aterial. ‐ M enyerahkan M emo M aterial ke bagian Purchasing. 7. M emesan material Bagian Purchasing Setelah menerima M emo M aterial dari bagian Produksi. ‐ M embuat Purchase Order (PO) sebanyak 3 rangkap. ‐ M engirim Purchase Order (PO) rangkap 1 ke Supplier yang dituju. ‐ M enyerahkan

(32)

73 Purchase Order (PO) rangkap 2 ke bagian Gudang. ‐ M enyerahkan Purchase Order (PO) rangkap 3 ke bagian Finance. 8. M enerima material Bagian Gudang Setelah Supplier mengirimkan material yang telah dipesan sebelumnya. ‐ M enerima material serta mengotorisasi Surat Jalan (SJ) dan Nota Pembelian (NP) 2 rangkap dari kurir. ‐ M embuat Tanda Terima M aterial 2 rangkap. ‐ M enyerahkan

(33)

74 Surat Jalan (SJ) dan Nota Pembelian (NP) rangkap 1 beserta Tanda Terima M aterial rangkap 1 ke kurir Supplier. ‐ M enyerahkan Surat Jalan (SJ) rangkap 2, Nota Pembelian (NP) rangkap 2,Tanda Terima dan Purchase Order (PO) rangkap 2 ke bagian Purchasing untuk diarsip.

(34)

75 9. M erencanakan proyek Project Manager Setelah menerima konfirmasi dari bagian Gudang bahwa material telah diterima. ‐ M enerima Bill Of Quantity (BQ) dan Sketsa dari bagian Designer. ‐ M embuat Time Schedule. 10. M emilih Sub Kontraktor Project Manager Apabila memutuskan ingin menggunakan jasa Sub Kontraktor. ‐ M embuat Work Order (WO) 3 rangkap. ‐ M eminta otorisasi Work Order (WO) 3 rangkap ke Manager Operasional. ‐ M engirim Work Order (WO) rangkap 1, Sketsa copy, dan time schedule copy

(35)

76 ke Sub Kontraktor ‐ M engirim Work Order (WO) rangkap 2 ke bagian Finance. ‐ M engarsip Work Order (WO) rangkap3. 11. M embuat SPK Project Manager Apabila Project Manager memutuskan untuk menggunakan jasa Tukang. ‐ M embuat Surat Perintah Kerja (SPK) 3 rangkap. ‐ M eminta otorisasi Surat Perintah Kerja (SPK) 3 rangkap ke Manager Operasional. ‐ M enyerahkan SPK rangkap 1,

(36)

77 Sketsa copy, dan Time Schedule copy ke Tukang. ‐ M enyerahkan SPK rangkap 2 ke bagian Finance. ‐ M engarsip SPK rangkap 3. 12. M engeluarkan material Bagian Gudang Setelah menerima Formulir Bahan dari Tukang atau Sub Kontraktor. ‐ M embuat Surat Jalan (SJ) 2 rangkap. ‐ M engotorisasi Surat Jalan (SJ). ‐ M enyerahkan Surat Jalan (SJ) rangkap 1 ke area proyek. ‐ M engarsip Surat Jalan (SJ) rangkap 2.

(37)

78 13. M encatat penyelesaian Project Manager Setelah proyek selesai pada tahap tertentu. ‐ M encatat penyelesaian proyek pada tahap tertentu. ‐ M embuat Work Progress ‐ M enyerahkan Work Progress rangkap 1 ke bagian Finance. ‐ M engarsip Work Progress rangkap 2. 14. M elakukan penagihan Bagian Finance Pada saat menerima Work Progress dari Project Manager. ‐ M embuat Invoice dan Faktur Pajak (FP) sebanyak 3 rangkap. ‐ M enyerahkan Invoice dan Faktur Pajak (FP) rangkap 1

(38)

79 ke Customer. ‐ M enyerahkan Invoice rangkap 2 dan Faktur Pajak (FP) rangkap 3 kebagian Accounting untuk di arsip. ‐ M enyerahkan Faktur pajak (FP) rangkap 2 ke kantor pajak. ‐ M engarsip Invoice rangkap 3. 15. M enerima pembayaran Bagian Finance Setelah Customer melakukan pembayaran. ‐ M enerima Struk Pembayaran dari Customer. ‐ M eneribitkan Kwitansi. ‐ M engirimkan

(39)

80 Kwitansi rangkap 1 ke Customer. ‐ M engarsip Kwitansi rangkap 2. 16. M embayar Tukang Bagian Finance Setiap akhir periode proyek ‐ M embuat Kasbon. ‐ M eminta otorisasi Kasbon ke Manager operasional. ‐ M eminta otorisasi Kasbon ke Tukang. ‐ M enyerahkan Kasbon ke bagian Accounting.

(40)

81 17. M embayar Sub Kontraktor Bagian Finance Setelah menerima

Invoice dari Sub Kontraktor. ‐ M enerima Berita acara penyelesaian pekerjaan (BAPP) dan

Invoice dari Sub Kontraktor. ‐ M encocokkan Invoice dengan Work Order (WO) rangkap 2. ‐ M embuat Kasbon. ‐ M enyerahkan Kasbon ke Manager Operasional untuk di otorisasi beserta Work Order (WO) rangkap 2.

(41)

82

‐ M engirimkan Bukti Transfer copy atau giro

ke Sub Kontraktor. ‐ M enerima Kwitansi dari Sub Kontraktor. ‐ M engarsip Kwitansi. ‐ M enyerahkan Kasbon ke bagian Accounting. ‐ M engarsip Bukti Transfer asli. 18. M embayar Supplier Bagian Finance

Pada saat supplier

mengirimkan Invoice. ‐ M enerima Invoice dari Supplier. ‐ M elakukan pencocokan

(42)

83 antara Invoice dengan Purchase order (PO) rangkap 3. ‐ M embuat Bukti Pembayaran Supplier (BPS). ‐ M eminta otorisasi Bukti Pembayaran Supplier (BPS) ke Manager Operasional beserta Purchase Order (PO) rangkap 3. ‐ M engirimkan Bukti Transfer copy atau giro kepada

Supplier. ‐ M enerima

(43)

84

beserta Nota Pembelian (NP) dan Surat Jalan

(SJ) dari Supplier. ‐ M enyerahkan Bukti Pembayaran Supplier (BPS) ke bagian Accounting. ‐ M engarsip Bukti Transfer asli. ‐ M enyerahkan Surat Jalan (SJ) dan Nota Pembelian (NP) rangkap 1 ke bagian Purchasing.

(44)

85 19. M enjurnal Bagian Accounting Setelah menerima Bukti Transfer copy dari Supplier. ‐ M enerima Bukti Pembayaran Supplier (BPS), Kasbon dari bagian Finance. ‐ M enjurnal transaksi. 20. M embuat Laporan Bagian Finance Setiap akhir periode tertentu. ‐ M embuat Laporan Penerimaan Kas. ‐ M embuat Laporan Pengeluaran Kas.

(45)

86

3.2.4 Formulir dan Laporan pada S istem Berjalan

Formulir yang digunakan oleh PT. Segiempat Desain Ciptatama dalam sistem berjalan adalah sebagai berikut:

1. Bill of Quantity (BQ)

M emiliki field sebagai berikut: Deskripsi Pekerjaan, Volume,

Unit, Unit Price, Grand Total, Sub Total, PPN dan Total yang dibutuhkan dalam pembangunan proyek, kolom tanda tangan untuk pihak perusahaan dan Customer.

Bill of Quantity (BQ) dibuat oleh bagian Designer. Kegunaan Bill of Quantity (BQ adalah untuk menjelaskan perincian harga yang ditawarkan kepada Customer dalam suatu proyek.

2. Time Schedule

Dokumen ini dibuat oleh Project Manager dimana dokumen ini berisi mengenai tahapan–tahapan pembangunan proyek yang harus dilaksanakan, berserta rincian tanggal pelaksanaan dan tanggal penyelesaiannya.

3. M emo M aterial

M emiliki field sebagai berikut: Nomor M emo M aterial, Tanggal, Nomor Kontrak, Deskripsi, Nama M aterial, Quantity, Satuan, kolom tanda tangan untuk yang membuat M emo M aterial yaitu bagian Produksi.

M emo M aterial dibuat oleh bagian Produksi berdasarkan Sketsa yang telah disetujui oleh kedua belah pihak antara Customer dan

(46)

87

perusahaan. Kegunaannya adalah sebagai pengantar untuk membuat

Purchase Order (PO) oleh bagian Purchasing. 4. Purchase Order (PO)

M emiliki field sebagai berikut: Nomor Purchase Order (PO),

Alamat Supplier, Contact Person, Fax, Tanggal, Jadwal Pengiriman, Jatuh Tempo, Alamat Pengirim, Nama M aterial, Spesifikasi,

Quantity, Satuan, Harga Satuan, Total, Grand Total, kolom tanda tangan untuk yang membuat Purchase Order (PO) yaitu bagian

Purchasing.

Purchase Order (PO) dibuat bagian Purchasing, terdiri dari 3 rangkap. Purchase Order (PO) rangkap 1 akan diserahkan pada

Supplier yang dipilih, rangkap 2 akan dikirimkan ke bagian Gudang untuk proses pengecekkan atas material yang diterima dan rangkap 3 akan diserahkan ke bagian Finance untuk diarsip sebagai bahan utuk melakukan pengecekan atas Invoice yang masuk dari Supplier.

Kegunaannya adalah untuk melakukan pemesanan bahan material yang dibutuhkan untuk pengerjaan proyek kepada pihak Supplier. 5. Tanda Terima

M emiliki field sebagai berikut: Nomor Tanda Terima, Tanggal, Sudah di terima dari, Nomor Purchase Order (PO), Nama M aterial, Jumlah, Satuan, kolom tanda tangan untuk pihak pemeriksa yaitu bagian Gudang dan pengirim yaitu Supplier.

Tanda Terima dibuat oleh bagian Gudang, terdiri dari 2 rangkap dimana Tanda Terima rangkap 1 yang telah diotorisasi oleh kurir

(47)

88

Supplier akan di serahkan ke ke kurir untuk diserahkan kembali ke

Supplier dan rangkap 2 akan diserahkan ke bagian Purchasing.

Kegunaannya adalah sebagai bukti bahwa material yang dikirim oleh

Supplier telah diterima oleh perusahaan. 6. Surat Jalan (SJ)

M emiliki field sebagai berikut : Nomor Surat Jalan (SJ), Tanggal, Tujuan, Kendaraan, Plat nomor kendaraan, Quantity, Nama M aterial, kolom tanda tangan untuk pihak penerima dan pihak perusahaan.

Surat Jalan (SJ) dibuat oleh bagian Gudang berdasarkan Formulir Bahan yang diterima dari Sub Kontraktor atau Tukang. Surat Jalan (SJ) ini terdiri dari 2 rangkap dimana Surat Jalan (SJ) rangkap 1 diserahkan kepada penerima material dan rangkap 2 diarsip oleh bagian Gudang.

Kegunaannya adalah sebagai bukti pengeluaran material dari gudang ke lokasi proyek.

7. Work Progress

M emiliki field sebagai berikut: Nomor Work Progress, Tanggal,

Customer, Project dan kolom tanda tangan untuk yang membuat

Work Progress yaitu Project Manager.

Work Progress ini dibuat 2 rangkap dimana rangkap 1 diserahkan kepada bagian Finance dan rangkap 2 untuk diarsip. Work Progress

ini berisi persentase pekerjaan yang telah dilaksanakan. Kegunaannya adalah sebagai dokumen pengantar untuk membuat Invoice oleh bagian Finance.

(48)

89

8. Invoice

M emiliki field sebagai berikut: Nomor Invoice, Tanggal, Nama

Customer, Pekerjaan, Tanggal M ulai, Tanggal Selesai, Status Pembayaran, kolom tanda tangan untuk pihak pembuat yaitu bagian

Finance.

Invoice dibuat oleh bagian Finance, terdiri dari 3 rangkap. Invoice

rangkap 1 akan dikirimkan kepada Customer sedangkan rangkap 2 akan diserahkan kepada bagian Accounting, dan rangkap 3 akan diarsip. Kegunaannya adalah untuk melakukan proses penangihan pembayaran kepada Customer. Setelah Invoice dibuat, maka bagian

Accounting akan mengakui pendapatan dengan mencatat kedalam jurnal. Invoice yang asli nantinya akan diserahkan kepada Customer

jika Customer telah melunasi pembayarannya. 9. Kwitansi

M emiliki field sebagai berikut: Nomor Kwitansi, Tanggal, Sudah di Terima Dari, Nominal Terbilang, Perihal Pembayaran, Jenis Pembayaran, Bank, Nomor Cek atau Bilyet Giro, Tanggal Jatuh Tempo, kolom tanda tangan untuk yang membuat Kwitansi yaitu bagian Finance.

Kwitansi di buat oleh bagian Finance, terdiri dari 2 rangkap dimana Kwitansi rangkap 1 akan diserahkan kepada Customer apabila telah melunasi pembayaran dan rangkap 2 akan di arsip oleh bagian

Finance. Kegunaannya adalah sebagai bukti bahwa Invoice yang dikirim kepada Customer telah dilunasi.

(49)

90

10. Faktur Pajak (FP)

Faktur Pajak (FP) dibuat oleh bagian Finance, terdiri dari 3 rangkap. Dokumen ini dibuat berdasarkan Invoice. Faktur Pajak (FP) rangkap 1 dikirimkan pada Customer bersamaan dengan Invoice, rangkap 2 sebagai bukti untuk dilaporkan dan dibayarkan ke kantor pajak, rangkap 3 diserahkan kepada bagian Accounting untuk diarsip. 11. Work Order (WO)

M emiliki field sebagai berikut: Nomor Work Order (WO), Nama

Contact Person, Alamat Perusahaan, Perusahaan, Jabatan, Nomor Telp, Nomor Fax, Jenis Pekerjaan, Spesifikasi, Volume, Satuan, Harga Satuan, Jumlah, Harga, Sub Total, Ppn 10%, Total, kolom tanda tangan untuk pihak yang membuat yaitu Project Manager, Pemberi Tugas yaitu Manager Operasional dan Penerima Tugas yaitu Sub Kontraktor.

Work Order (WO) dibuat oleh Project Manager, terdiri dari 3 rangkap dimana Work Order (WO) rangkap 1 akan dikirimkan kepada Sub Kontraktor, rangkap 2 akan dikirim kepada bagian Finance

sebagai laporan sedangkan rangkap 3 akan diarsip. Kegunaannya adalah sebagai penugasan kerja kepada Sub Kontraktor untuk proses pengerjaan proyek.

12. Surat Perintah Kerja (SPK)

M emiliki field sebagai berikut: Nomor SPK, Tanggal, Tukang,

Project, Target Waktu, Jenis Pekerjaan, Volume Pekerjaan (unit dan meter), Harga, Total, Total Per-barang, Grand Total, Kolom tanda

(50)

91

tangan untuk Pemberi Tugas yaitu Manager Operasional, pembuat yaitu Project Manager dan Penerima Tugas yaitu Tukang.

Surat Perintah Kerja (SPK) dibuat oleh Project Manager, terdiri dari 3 rangkap, dimana Surat Perintah Kerja (SPK) rangkap 1 akan diserahkan kepada Tukang, rangkap 2 akan di serahkan ke bagian

Finance dan rangkap 3 akan di arsip. Kegunaannya adalah sebagai penugasan kerja kepada para Tukang untuk proses pengerjaan proyek. 13. Bukti Pembayaran Supplier (BPS)

M emiliki field sebagai berikut: Nomor Bukti Pengeluaran Kas, Tanggal, Nomor Purchase Order (PO), Nomor Invoice, Perihal, Jumlah Pembayaran, Jenis Pembayaran, Bank, Nomor cek atau Bilyet Giro, Tanggal cek atau Bilyet Giro, kolom tanda tangan untuk pihak yang menyetujui yaitu Manager Operasional, Pihak pembuat yaitu bagian Finance, dan Pihak penerima.

Bukti Pembayaran Supplier (BPS) dibuat oleh bagian Finance. Kegunanaanya adalah sebagai tanda pembayaran atas Invoice yang di kirim oleh Supplier.

14. Kasbon

M emiliki field sebagai berikut: Nomor Bukti Pengeluaran Kas, Tanggal, Nomor Surat Perintah Kerja atau Nomor Work Order (WO), Nomor Invoice, Perihal, Jumlah Pembayaran, Jenis Pembayaran, Bank, Nomor cek atau Bilyet Giro, Tanggal cek atau Bilyet Giro, kolom tanda tangan untuk pihak yang menyetujui yaitu Manager

(51)

92

Operasional, Pihak pembuat yaitu bagian Finance, dan Pihak penerima.

Kasbon dibuat oleh bagian Finance dan digunakan untuk pembayaran terhadap Sub Kontraktor setelah bagian Finance

mendapat Invoice dari Sub Kontraktor. Kegunan lain dari Formulir Kasbon adalah sebagai bukti bahwa perusahaan telah melakukan pembayaran kepada Tukang.

Laporan yang digunakan oleh PT. Segiempat Desain Ciptatama dalam sistem berjalan adalah sebagai berikut:

1. Jurnal Umum

M emiliki field sebagai berikut: kolom Debet dan kolom Kredit beserta Tanggal, Nomor, dan Keterangan. Jurnal Umum dibuat oleh bagian Accounting. Kegunaannya adalah untuk mencatat setiap transaksi yang terjadi pada perusahaan.

2. Laporan Penerimaan Kas

M emiliki field sebagai berikut: Nomor Kwitansi, Tanggal, Nomor

Invoice, Nama Customer, dan Jumlah.

Laporan ini dibuat oleh bagian Finance. Kegunannya adalah untuk menjelaskan tentang penerimaan kas per periode. Kemudian Laporan Penerimaan Kas ini akan diserahkan kepada Manager

(52)

93

3. Laporan Pengeluaran Kas

M emiliki field sebagai berikut : Nomor Bukti Pengeluaran Kas, Tanggal Bukti Pengeluaran Kas, Nomor Purchase Order (PO) atau Surat Perintah Kerja atau Work Order (WO), Nomor Invoice, Jumlah.

Laporan ini dibuat oleh bagian Finance. kegunaannya adalah untuk menjelaskan tetang pengeluaran kas per periode untuk pembayaran Supplier, Tukang dan Sub Kontraktor. Selanjutnya Laporan Pengeluaran Kas ini akan diserahkan kepada Manager

Operasional dan bagian Accounting untuk di periksa.

3.2.6 Workflow Table Sistem Berjalan

Actor Activity

Menerima Proyek

Customer

Bagian Marketing

1. M engorder proyek dan menyerahkan Draft

2. M enerima proyek dan Draft

3. M enyerahkan Draft ke bagian Designer

Merancang S ketsa Proyek

Bagian Designer

Customer

4. M enerima Draft proyek dari bagian Marketing

5. M embuat Sketsa proyek

6. M enjelaskan Sketsa kepada Customer

(53)

94 Bagian Designer Customer Bagian Designer Presiden Direktur Bagian Designer Customer Bagian Designer

8. M erevisi Sketsa proyek 9. M enyetujui Sketsa revisi

10. M encetak Sketsa sebanyak 4 rangkap 11. M embuat Bill Of Quantity (BQ)

12. M enginput deskripsi pekerjaan, volume dan unit pada Bill Of Quantity (BQ).

13. M enyerahkan Bill Of Quantity (BQ) ke Presiden Direktur

14. M enerima Bill Of Quantity (BQ) dari bagian

Designer

15. M enginput harga dan total pada Bill Of Quantity(BQ)

16. M enyerahkan Bill Of Quantity (BQ) kepada bagian Designer

17. M enerima Bill Of Quantity (BQ) dari Presiden Direktur

18. M enyerahkan Bill Of Quantity (BQ) dan Sketsa rangkap 1 ke Customer

19. M enerima Bill Of Quantity (BQ) dan Sketsa rangkap 1 dari bagian Designer

20. M enyerahkan Bill Of Quantity (BQ) disetujui ke bagian Designer

(54)

95

22. M enyerahkan Sketsa rangkap 2 ke bagian Produksi

23. M enyerahkan Sketsa rangkap 3 dan Bill Of Quantity (BQ) ke Project Manager

24. M engarsip Sketsa rangkap 4 Menerima Kontrak

Customer

Manager operasional

25. M enyerahkan Kontrak ke Manager Operasional 26. M enerima dan mengotoriasi Kontrak

27. M enyerahkan Kontrak (sign) kebagian Finance

Melakukan Penagihan Down Payment (DP)

Bagian Finance 28. M enerima Kontrak (sign) dari Manager

Operasional

29. M embuat Invoice 3 rangkap

30. M embuat Faktur Pajak (FP) 3 rangkap

31. M enyerahkan Invoice dan Faktur Pajak (FP) rangkap 1 beserta Kontrak (sign) ke Customer

32. M enyerahkan Faktur Pajak (FP) rangkap 2 ke kantor pajak

33. M enyerahkan Invoice rangkap 2 dan Faktur Pajak (FP) rangkap 3 ke bagian Accounting

(55)

96

Menerima Down Payment (DP)

Customer

Bagian Finance

35. M enerima Invoice dan Faktur Pajak (FP) rangkap 1 beserta kontrak (sign) dari bagian

Finance

36. M elakukan pembayaran Down Payment(DP) dan menyerahkan Struk Pembayaran ke bagian

Finance

37. M enerima pembayaran Down Payment (DP) dan Struk Pembayaran

38. M embuat Kwitansi 2 rangkap

39. M enyerahkan Kwitansi rangkap 1 ke Customer

40. M engarsip Kwitansi rangkap 2

Melakukan Permintaan Pembelian

Bagian Produksi 41. M enerima Sketsa rangkap 2 dari bagian

Designer

42. M embuat M emo M aterial 43. M engotorisasi M emo M aterial

44. M enyerahkan M emo M aterial ke bagian

(56)

97

Memesan Material

Bagian Purchasing 45. M enerima M emo M aterial dari bagian Produksi 46. M embuat Purchase Order (PO) 3 rangkap 47. M engotorisasi Purchase Order (PO) 3 rangkap 48. M engirimkan Purchase Order (PO) rangkap 1

ke Supplier

49. M enyerahkan Purchase Order (PO) rangkap 2 ke bagian Gudang

50. M enyerahkan Purchase Order (PO) rangkap 3 kebagian Finance untuk di arsip

Menerima Material

Supplier

Bagian Gudang

51. M engirim material beserta Surat Jalan (SJ) dan Nota Pembelian (NP) 2 rangkap ke bagian Gudang

52. M enerima material, Surat Jalan (SJ) dan (NP)2 rangkap dari Supplier

53. M engecek kecocokan material yang diterima dengan Surat Jalan (SJ) dan Purchase Order (PO) rangkap 2

54. M engotorisasi Surat Jalan (SJ) dan Nota Pembelian (NP) 2 rangkap

(57)

98

Kurir

Bagian Gudang

55. M embuat Tanda Terima material 2 rangkap 56. M engotorisasi Tanda Terima material 2 rangkap 57. M enyerahkan Surat Jalan (SJ) dan Nota

Pembelian (NP) rangkap 1 beserta Tanda Terima material rangkap 1 ke Supplier

58. M enyerahkan Surat Jalan (SJ) rangkap 2,Nota Pembelian (NP) rangkap 2,Tanda Terima dan

Purchase Order (PO) rangkap 2 ke bagian

Purchasing untuk di arsip Merencanakan Proyek

Bagian Gudang

Project Manager

59. M engkonfirmasi ke Project Manager bahwa material telah diterima

60. M enerima Bill Of Quantity (BQ) dan Sketsa rangkap 3 dari bagian Designer

61. M embuat Time Schedule

62. M empertimbangkan penggunaan jasa Sub Kontraktor

Memilih S ub Kontraktor

Project Manager 63. M emilih Sub Kontraktor

64. M embuat Work Order (WO) 3 rangkap 65. M engotorisasi Work Order (WO) 3 rangkap

(58)

99

Manager Operasional

Project Manager

Sub Kontraktor

Project Manager

66. M enyerahkan Work Order (WO) 3 rangkap ke

Manager Operasional untuk diotoriasi

67. M enerima Work Order (WO) 3 rangkap dari

Project Manager

68. M engotorisasi Work Order (WO) 3 rangkap 69. M enyerahkan Work Order (WO) 3 rangkap sign

ke Project Manager

70. M enerima Work Order (WO) 3 rangkap sign dari

Manager Operasional

71. M enyerahkan Work Order (WO) 3 rangkap sign, Sketsa copy, dan time schedule copy ke Sub Kontraktor

72. M enerima Work Order (WO) 3 rangkap sign, Sketsa copy, dan time schedule copy

73. Penyetujui dan mengotorisasi Work Order (WO)

3 rangkap

74. M enerima Work Order (WO) rangkap 1dari

Project Manager

75. M engisi Formulir Bahan

76. M enyerahkan Work Order (WO) rangkap 2 ke bagian Finance

(59)

100 Membuat S PK Project Manager Manager Operasional Project Manager Tukang

78. M embuat Surat Perintah Kerja (SPK) 3 rangkap 79. M engotorisasi Surat Perintah Kerja (SPK) 3

rangkap

80. M enyerahkan Surat Perintah Kerja (SPK) 3 rangkap ke Manager Operasional untuk diotorisasi

81. M enerima Surat Perintah Kerja (SPK) 3 rangkap dari Project Manager

82. M engotorisasi Surat Perintah Kerja (SPK) 3 rangkap

83. M enyerahkan Surat Perintah Kerja (SPK) 3 rangkap sign ke Project Manager

84. M enerima Surat Perintah Kerja (SPK) 3 rangkap

sign dari Manager Operasional

85. M enyerahkan Surat Perintah Kerja (SPK) 3 rangkap sign, Sketsa copy, dan Time Schedule ke Tukang

86. M enerima Surat Perintah Kerja (SPK) 3 rangkap

sign, Sketsa copy, dan Time Schedule

87. M enyetujui dan mengotorisasi Surat Perintah Kerja (SPK) 3 rangkap

(60)

101

Project Manager

88. M enerima Surat Perintah Kerja (SPK) rangkap 1 dari Project Manager

89. M engisi Formulir Bahan

90. M enyerahkan Surat Perintah Kerja (SPK) rangkap 2 ke bagian Finance

91. M engarsip Surat Perintah Kerja (SPK) rangkap 3 Mengeluarkan Material

Tukang Sub Kontraktor Bagian Gudang

92. M enyerahkan Formulir Bahan ke bagian Gudang 93. M enyerahkan Formulir Bahan ke bagian Gudang 94. M enerima Formulir Bahan dari Tukang dan Sub

Kontraktor

95. M embuat Surat Jalan (SJ) 2 rangkap 96. M engotorisasi Surat Jalan (SJ) 2 rangkap

97. M enyerahkan Surat Jalan (SJ) rangkap 1 dan material ke area proyek

98. M engarsip Surat Jalan (SJ) rangkap 2 Mencatat Penyelesaian

Project Manager 99. M embuat Work Progress sebanyak 2 rangkap 100.M enyerahkan Work Progress rangkap 1 ke

bagian Finance

(61)

102

Melakukan Penagihan

Bagian Finance 102.M enerima Work Progress rangkap 1 dari Project Manager

103.M embuat Invoice sebanyak 3 rangkap

104.M embuat Faktur Pajak (FP) sebanyak 3 rangkap 105.M enyerahkan Invoice dan Faktur Pajak (FP)

rangkap 1 ke Customer

106.M enyerahkan Faktur Pajak (FP) rangkap 2 ke kantor pajak

107.M enyerahkan Invoice rangkap 2 dan Faktur Pajak rangkap 3 ke bagian Accounting

108.M engarsip Invoice rangkap 3 Menerima Pembayaran

Customer

Bagian Finance

109.M enerima Invoice dan Faktur Pajak (FP) rangkap 1 dari bagian Finance

110.M elakukan pembayaran

111.M enerima pembayaran dan Struk Pembayaran dari Customer

112.M encocockan Struk Pembayaran dengan Invoice

rangkap 3

(62)

103

114.M enyerahkan Kwitansi rangkap 1 ke Customer

115.M engarsip Kwitansi rangkap 2 Membayar Tukang Tukang Bagian Finance Manager Operasional Bagian Finance Tukang Bagian Finance 116.M eminta pembayaran

117.M enyiapkan pembayaran Tukang 118.M embuat Kasbon

119.M eminta otorisasi Kasbon ke Manager

Operasional

120.M enerima Kasbon dari bagian Finance

121.M engotorisasi Kasbon

122.M enyerahkan Kasbon sign ke bagian Finance

123.M enerima Kasbon sign dari Manager

Operasional

124. M elakukan pembayaran dan melakukan otorisasi Kasbon

125.M enerima pembayaran dan mengotorisasi Kasbon

126.M enyerahkan Kasbon ke bagian Accounting

Membayar S ub Kontraktor

Sub Kontraktor 127. M engirimkan Berita Acara Penyelesaian Pekerjaan (BAPP)

(63)

104 Bagian Finance Sub Kontraktor Bagian Finance Manager Operasional Bagian Finance Sub Kontraktor

128. M enerima Berita Acara Penyelesaian Pekerjaan (BAPP)

129. M engirimkan Invoice

130. M enerima Invoice

131. M encocokan Invoice dengan Work Order (WO) rangkap 2

132. M embuat Kasbon

133. M enyerahkan Kasbon ke Manager

Operasional untuk di otorisasi beserta Work Order (WO) rangkap 2

134. M enerima Kasbon dan Work Order (WO)

rangkap 2

135. M embandingkan Kasbon dengan Work Order (WO) rangkap 2

136. M engotorisasi Kasbon

137. M enyerahkan Kasbon sign dan Work Order (WO) rangkap 2 ke bagian Finance

138. M enerima Kasbon sign dan Work Order (WO)

rangkap 2 dari Manager Operasional 139. M elakukan pembayaran

140. M enyerahkan Bukti Transfer copy atau giro ke Sub Kontraktor

(64)

105

Bagian Finance

bagian Finance dan mengotorisasi Kasbon

142. M enyerahkan Kwitansi dan Kasbon sign ke bagian Finance

143. M enerima Kwitansi dan Kasbon sign dari Sub Kontraktor

144. M engarsip Kwitansi

145. M enyerahkan Kasbon sign ke bagian

Accounting

146. M engarsip Bukti Transfer asli Membayar Supplier

Supplier

Bagian Finance

Manager Operasional

147.M enyerahkan Invoice dan Faktur Pajak (FP) ke bagian Finance

148.M enerima Invoice dan Faktur Pajak (FP) dari

Supplier

149.M encocokkan Invoice dengan Purchase Order

rangkap 3

150.M embuat Bukti Pembayaran Supplier (BPS) 151.M enyerahkan Bukti Pembayaran Supplier (BPS)

ke Manager Operasional untuk di otorisasi beserta Purchase Order(PO) rangkap 3

152.M enerima Bukti Pembayaran Supplier (BPS) beserta Purchase Order(PO) rangkap 3

(65)

106

Bagian Finance

Supplier

Bagian Finance

153.M encocokkan antara Bukti Pembayaran Supplier

(BPS) dengan Purchase Order(PO) rangkap 3 154.M engotorisasi Bukti Pembayaran Supplier

(BPS)

155.M enyerahkan Bukti Pembayaran Supplier (BPS)

sign dan Purchase Order (PO) rangkap 3 ke bagian Finance

156.M enerima Bukti Pembayaran Supplier (BPS)

sign dan Purchase Order (PO) rangkap 3 dari

Manager Operasional 157.M elakukan pembayaran

158.M enyerahkan Bukti Transfer copy atau giro ke

Supplier beserta Bukti Pembayaran Supplier

(BPS)

159.M enerima Bukti Transfer copy atau giro dari bagian Finance dan mengotorisasi Bukti Pembayaran Supplier (BPS)

160.M enyerahkan Kwitansi beserta Nota Pembelian (NP) dan Surat Jalan (SJ) rangkap 1 ke bagian

Finance

161.M enerima Kwitansi, Bukti Pembayaran Supplier

(BPS) beserta Nota Pembelian (NP) dan Surat Jalan (SJ) rangkap 1 dari Supplier

(66)

107

162.M engarsip Kwitansi

163.M enyerahkan Bukti Pembayaran Supplier (BPS)

sign ke bagian Accounting

164.M enyerahkan Surat Jalan (SJ) dan Nota Pembelian (NP) rangkap 1 ke bagian

Purchasing untuk diarsip 165.M engarsip Bukti Transfer asli

Menjurnal

Bagian Accounting 166.M enerima Bukti Pembayaran Supplier (BPS)

sign dan Kasbon dari bagian Finance

167.M enjurnal transaksi

168.M engarsip Bukti Pembayaran Supplier (BPS)

sign dan Kasbon sign

Membuat Laporan

Bagian Finance 169.M embuat Laporan Pengeluaran Kas 170.M embuat Laporan Penerimaan Kas

(67)

108

3.3 Analisa Hasil Temuan Survei

Temuan 1 Perusahaan sudah menggunakan komputer namun belum memiliki sistem informas i akuntansi yang terintegrasi antar bagiannya, dan pembuatan laporan dan formulir masih dilakukan secara manual. (Beberapa formulir sudah menggunakan M icrosoft Excel seperti: Bill Of Quantity (BQ)

,Time Schedule, Purchase Order (PO), Work Order (WO),

Surat Perintah Kerja (SPK), Work Progress, Invoice, Laporan Penerimaan Kas dan Laporan Pengeluaran Kas)

Kriteria M enurut Jones dan Rama (2006, p29), although source documents have detailed information about each event (manually), data must be organized and stored in other ways in order to provide useful information. Yang diterjemahkan bahwa walaupun dokumen sumber (manual) memiliki information yang mendetail mengenai setiap event, data harus diorganisir dan disimpan dengan cara yang lain dengan tujuan menyediakan informasi yang berguna.

Sebab Perusahaan belum memperhatikan manfaat-manfaat yang dapat diperoleh dari penerapan aplikasi sistem informasi akuntansi dalam menjalankan proses bisnis diperusahaan. Akibat Lambatnya arus informasi antar bagian dan dapat terjadi

kesalahan informasi.

(68)

109

terintegrasi dan digunakan oleh setiap bagian dalam perusahaan untuk menjalankan proses bisnis.

Temuan 2 Nomor urut pada formulir masih ditulis dengan tangan atau diketik.

Kriteria Berdasarkan M ulyadi (2001, p317), untuk menciptakan praktik yang sehat, formulir dalam perusahaan harus bernomor urut tercetak.

Sebab Penggunaan dokumen sumber tanpa nomor urut tercetak dimana dapat memungkinkan suatu transaksi yang dicatat lebih dari satu kali (ganda).

Akibat Perusahaan sulit menelusuri jika terjadi kesalahan transaksi, kecurangan dan penyalahgunaan dokumen tersebut.

Rekomendasi Setiap formulir transaksi menggunakan sistem yang secara otomatis dapat menampilkan nomor urut tercetak pada dokumen tersebut.

Temuan 3 Beberapa laporan seperti Laporan Penyelesaian Proyek per-periode, Laporan Arus M aterial dan Laporan Invoice yang masih belum tertagih per-periode yang berkaitan dengan proses pengakuan pendapatan tidak ada sehingga manajemen tidak dapat melakukan pengambilan keputusan.

(69)

110

and used as an integral part of business process. Reporting involves aggregating, summarizing, and organizing information about events, agents, and produks atau services in a variety of ways. Yang diterjemahkan bahwa laporan dibuat dan digunakan untuk melengkapi proses bisnis. Pelaporan melibatkan pengumpulan, peringkasan, dan pengorganisasian informasi mengenai kejadian, agen dan barang atau jasa dalam cara yang berbeda

Sebab Perusahaan belum memperhatikan manfaat-manfaat yang dapat diperoleh dari penerapan aplikasi sistem informasi akuntansi dalam menjalankan proses bisnis diperusahaan. Akibat M emungkinkan pengambilan keputusan yang lambat dan juga

kurang akurat oleh pihak manajemen perusahaan

Rekomendasi M embangun suatu aplikasi sistem yang dapat membantu perusahaan dalam menghasilkan laporan-laporan yang berkaitan dengan pengakuan pendapatan.

Temuan 4 Adanya kesalahan dalam penamaan formulir untuk mengeluarkan material dari gudang ke area proyek yang seharusnya bukti pengeluaran material tetapi diberi nama Surat Jalan (SJ).

Kriteria M enurut M ulyadi (2001, p574), Dokumen sumber yang dipakai dalam prosedur pengeluaran barang gudang adalah

(70)

111

bukti pengeluaran barang gudang. Bukti ini dipakai oleh Bagian Gudang untuk mencatat pengeluaran persediaan karena pemakaian intern.

Sebab Perusahaan tidak terlalu memperhatikan perbedaan antara prosedur pengeluaran material untuk kepentingan intern dan prosedur pengeluaran material untuk kepentingan ekstern. Akibat Terjadi kesalahan penafsiran terhadap material yang

dikeluarkan oleh gudang, karena penggunaan Surat Jalan (SJ) biasanya digunakan untuk prosedur pengeluaran material untuk kepentingan eksternal.

Rekomendasi Pengunaan formulir bukti pengeluaran material dalam proses pengeluaran material dari gudang ke area proyek.

Temuan 5 Perusahaan belum mempunyai jurnal pengakuan pendapatan. Kriteria M enurut Stice, Stice, dan Skousen (2004, p567), pengakuan

mengacu pada waktu pencatatan transaksi pada pembukuan. Dua kriteria FASB untuk pengakuan pendapatan dan keuntungan, dinyatakan dalam concepts statement No.5 dari FASB. Pendapatan dan keuntungan pada umumnya diakui ketika :

1. Pendapatan atau keuntungan tersebut sudah direalisasi atau dapat direalisasi.

(71)

112

penyelsaian secara substantial atas aktivitas-aktivitas yang terkait dengan proses menghasilkan.

Sebab Karena perusahaan belum menerapkan prinsip akuntansi yang berlaku umum dalam mengakui pendapatan dan biaya dari suatu kontrak saat kontrak tersebut sedang bergerak menuju penyelesaian.

Akibat Pihak manajamen kesulitan dalam mengetahui pendapatan yang telah direalisasi pada setiap periode.

Rekomendasi Dibuat jurnal pengakuan pendapatan untuk setiap kontrak.

(72)

113

3.4 Identifikasi Kebutuhan Informasi

Berdasarkan metode pengumpulan data yang penulis lakukan pada PT. Segiempat Desain Ciptatama, maka penulis memperoleh pemikiran bahwa informasi-informasi yang dibutuhkan oleh PT. Segiempat Desain Ciptatama adalah sebagai berikut :

1. Informasi mengenai pendapatan yang direalisasi dimana dapat dilihat pada rancangan jurnal pengakuan pendapatan berdasarkan kontrak yang telah dibuat pada aplikasi.

2. Informasi arus material yang lebih memadai, untuk mencapai kontrol yang efektif dalam pengerjaan proyek.

3. Informasi mengenai kontrak-kontrak yang sedang dalam pengerjaan maupun kontrak-kontrak yang telah selesai dikerjakan untuk dapat dilihat rancangan Laporan Kontrak per periode tertentu.

4. Informasi mengenai Invoice yang belum tertagih pada periode tertentu melalui rancangan Laporan Invoice belum tertagih.

Gambar

Gambar 3.1 S truktur Organisasi
Gambar 3.2 Rich Picture Menerima Proyek
Gambar 3.3 Rich Picture Merancang S ketsa dan Menerima Kontrak
Gambar 3.4 Rich Picture Melakukan Penagihan dan Menerima Down  Payment
+7

Referensi

Dokumen terkait

Karena panjang konduktor tiap haspelnya terbatas ± 300m, sedang jaringan T.M ditarik sampai beberapa km maka dilakukanpenyambungan di tiang sama halnya dengan

Dalam kedudukannya sebagai pengelola barang, dan dihubungkan dengan amanat pasal 6 ayat (2) Undang-undang nomor 17 tahun 2003, Gubernur juga berwenang mengajukan usul untuk

Sewa adalah pemanfaatan aset tetap oleh mitra dalam jangka waktu tertentu. dan menerima imbalan

Daftar lot ini hanya sebagai panduan tidak dapat digunakan sebagai acuan untuk mengajukan keberatan, complain atau proses dalam bentuk apapun INFORMASI : (021) 441-9999 Peserta

 Material Polycrystalline umumnya lebih kuat dibanding kristal tunggal, karena kendala geometris dan kebutuhan tekanan yield yang lebih

Bagi Amerika Serikat, TPP merupakan cornerstone dari kebijakan ekonomi pemerintahan Obama di Asia-Pasifik, sebuah prioritas di dalam strategi rebalancing (Yu, 2013).. Oleh

Menurut Manuaba (2008; h.389) disebutkan perdarahan terjadi karena gangguan hormon, gangguan kehamilan, gangguan KB, penyakit kandungan dan keganasan genetalia. 55)

Ketiga komponen utama tersebut hubungkan dengan menggunakan rangkaian elektronika sedemikian rupa sehingga ketika sifat magnet hilang dan beban jatuh stopwatch