IV-1
BAB IV
HASIL ANALISA DAN PERHITUNGAN
IV.1 Analisa tower
IV.1.1 Permodelan struktur
Permodelan struktur dalam penelitian ini menggunakan program Ms-Tower, program ini membantu memudahkan dan mempercepat pekerjaan dalam menganalisa struktur atas, adapun permodelan struktur atas yang dikerjakan adalah sebagai berikut:
1. Dalam permodelan ini tinggi tower existing yang diketahui adalah 70m.
Gambar IV.1 Permodelan Tower Existig 70m
IV-2
2. Beban antena existing dan penambahan antena sesuai ketinggiannya.
IV-3
3. Perletakan tower yang dianalisa adalah perletakan jepit.
Gambar IV.3 Perletakan Jepit
4. Input beban mati berupa berat sendiri tower dan berat antenna dengan distribusi beban terbagi pada 4 (empat) kaki tower.
5. Input beban angin yang diterima oleh komponen struktur disalurkan pada titik buhul yang ada pada tiap segmen, sehingga beban akan terbagi menjadi beberapa segmen sesuai dengan elevasi struktur.
IV-4
Gambar IV.4 Beban Angin Pada Titik Buhul IV.1.2 Analisa pembebanan pada tower existing
Analisa pembebanan pada tower existing terhadap member towernya berdasarkan peraturan TIA STANDARD: Structural Standard for Antena Supporting Structures and Antenas. 2006 (TIA-222-G).
Persyaratan analisa dan desain menara untuk tipe Self Suportng Tower adalah:
1. Stress Ratio Member < 1
2. Puntir (Twist) dan Goyangan (Sway) < 0.5o
3. Perputaran arah X, Y dan Z (antenna) < 0.5o
4. Perpindahan (Displacement) < H/200 (H = Tinggi tower) Dimana satuan standard pada program MS-Tower adalah sebagai berikut: Satuan dimensi dan panjang dalam millimeter (mm)
IV-5 Satuan luas dalam millimeter kuadrat (mm2)
Satuan gaya dalam kilonewton (kN)
Tegangan dalam Newton per millimeter kuadrat (N/mm2)
Faktor resistensi:
Tekan (ϕ) : 0,90 Tarik kondisi leleh : 0,90 Tarik kondisi fraktur : 0,75
Gambar IV.5 Satuan dan simbol pada Program Ms-Tower Pembebanan yang diperhitungkan:
1. Beban Mati
Beban mati yang diperhitungkan adalah berat semua bagian struktur dan besifat tetap, berat ini meliputi berat struktur tower, berat antenna, dan berat aksesoris tower.
a. Berat Tower
Berat sendiri tower adalah berat yang tergantung dari jenis profil yang digunakan dalam perencanaan struktur tower tersebut. Berat ini secara otomatis akan diperhitungkan pada program Tower. Berat sendiri pada tower existing yang diperoleh dari program Ms-Tower adalah = 15424,31 kg
IV-6
Gambar IV.6 Berat Sendiri Tower Existing pada Program Ms-Tower b. Berat Antena
Beban antena adalah berat antena existing dan berat antena tambahan yang dibebankan pada struktur tower. Berat dari antena ini tergantung dari jenis antena yang terpasang dan sudah termasuk aksesorisnya (pipa untuk memasang antena / Boom). Berat dan spesifikasi antena adalah sebagai berikut:
Gambar IV.7 Berat dan Spesifikasi Antena pada Program Ms-Tower 2. Beban Angin
a. Beban angin yang menerpa struktur tower
IV-7 No. Panel 1
Kecepatan angin (v) : 120 km/jam = 33.33 m/s (Desain) Leg (EA.80.80.8) : 1m
Horizontal (EA.60.60.6) : 1,1m Bracing (EA.60.60.6) : 1,487m
Luasan segmen tower = Lebar x Panjang x Jumlah 1. Horizontal = 0,06 x 1,1 x 1 = 0,066 m2
2. Bracing = 0,06 x 1,487 x 2 = 0,178 m2 +
Total Luasan (Af) = 0,324 m2
3. Leg(Ar) = 0,08 x 1 x 2 = 0,160 m2 Kz = 2,01 / / = 2,01 (70/10)2/7 = 0,285 qz = 0,613 = 0,613 0,2857 33,33 = 194,55 Pa = 19,46 kg/m2 F = . . 2 . . Dimana: Gh = 0,65 + 0,60 / (h/10)1/7 = 0,65 + 0,60 / (70/10)1/7 = 1,100 m Ag = 1 x 1,1 = 1,100 m2 ε = / = (0,324 + 0,16) / 1,1 = 0,440 Cf = 4,0 5,9 4,0 / = 4 x 0,442 – 5,9 x 0,44 + 4 = 2,177
Df = 1 (untuk penampang persegi lihat tabel II.6) = 1 + 0,75ε (arah angin ± 450)
IV-8 = 1,33
Rr = 1 (untuk komponen struktur persegi)
Ae = . . .
= 1,33 x 0,324 +1 x 0,16 x 1 = 0,591 m2
Aa = 0,324 x 1 = 0,324 m2
Ca = 70/1,6 = 43,75 > 25, tipe tangga flat maka gunakan Ca = 2,0
F = . . = 19,46 x 1,104 (2,177 x 0,591 + 2 x 0,324) = 41.562 kg/m Fijin= 2 . . = 2 x 19.46 x 1,104 x 1,1 = 47,264 kg/m 41,562 < 47,264 F < Fijin ………Ok! b. Beban angin yang menerpa antenna
Contoh perhitungan antenna sectoral untuk tower 70m, sebagai berikut: Tipe antena : Sectoral_25
Dimesi (D) : 2,5 m Luas area : 0,375 m2
Titik ketinggian : 57 m Kecepatan angin (v) : 33.33 m/s
Are proyeksi (EPA) : 9 / 6,5 = 0,72 m2 (tabel II.7)
Kz = (h/10)2/7 = (57/10)2/7 = 1,644 Gh = 0,65 + 0,60 / (h/10)1/7 = 0,65 + 0,60 / (57/10)1/7 = 1,118 FA = . =1,644 x 33,332 x 1,118 x 0,72 = 1470,099 N
IV-9
Contoh perhitungan antena microwave untuk tower 70m, sebagai berikut: Tipe antena : Microwave 2 (dengan penutup silinder)
Dimensi (D) : 0,6 m Luas area : 0,385m2 Titik ketinggian : 54 m Kecepatan angin (v) : 33.33 m/s Arah angin : 30o Kz = (h/10)2/7 = (54/10)2/7 = 1,619 Gh = 0,65 + 0,60 / (h/10)1/7 = 0,65 + 0,60 / (54/10)1/7 = 1,121 Ca = 1,211, Cs = 0,234, Cm = -0,052 (tabel II.10) FAM = = 1,211 x 0,385 x 1,619 x 1,121 x 33,332 = 940,000 N FSM = = 0,234 x 0,385 x 1,619 x 1,121 x 33,332 = 181,635 N MM = = -0,052 x 0,6 x 0.385 x 1,619 x 1,121 x 33,332 = -24,218 N.m
Setelah proses permodelan tower existing dan input pembebanan yang dilakukan melalui program Ms-Tower tahap selanjutnya adalah menjalankan proses analisis (Running) program Ms-Tower. Hasil dari Running adalah output gaya – gaya batang yang bekerja dan besaran gayanya, member yang dapat menahan beban dan yang tidak dapat menahan beban.
IV-10
Berdasarkan hasil analisa program Ms-Tower didapat hasil sebagai berikut: 1. Stress Ratio Rangka batang (Member)
Dari hasil analisa program Ms-Tower didapat: a. Rasio untuk member Leg = 1,048 N/mm2 (MPa).
Gambar IV.8 Output Rasio Member Leg Existing Hasil Analisa Ms-Tower b. Rasio untuk member Bracing = 0,345 N/mm2 (MPa).
IV-11
c. Rasio untuk member Redundant = 0,397 N/mm2 (MPa).
Gambar IV.10 Output Rasio Member Redundant Existing Hasil Analisa Ms-Tower d. Rasio untuk member Horizontal = 0,178 N/mm2 (MPa).
IV-12
e. Rasio untuk member Plan Bracing = 0,016 N/mm2 (MPa).
Gambar IV.12 Output Rasio Member Plan Bracing Existing Hasil Analisa Ms-Tower 2. Support Reaction (Reaksi Perletakan)
Dari hasil analisa program Ms-Tower didapat: a. Gaya tarik maksimum sebesar = -648,579 kN
IV-13 b. Gaya tekan maksimum sebesar = 751,331 kN
Gambar IV.14 Gaya Tekan MaksimumTower Existing Hasil Analisa Ms-Tower 3. Puntir(Twist) dan goyangan (Sway)
Dari hasil analisa program Ms-Tower didapat:
Puntir maksimum (Twist) = 0,0271o, dan goyangan maksimum (Sway) = 0,7652o
IV-14 4. Perputaran antena
Dari hasil analisa program Ms-Tower didapat:
a. Perputaran antena arah x terjadi pada antena sectoral 1 = 0,7636o
Gambar IV.16 Output Analisa Perputaran arah X Tower Existing Pada Antena
b. Perputaran antena arah Y terjadi pada antena sectoral 6 = 0,7671o
IV-15
c. Perputaran antena arah Z terjadi pada antena sectoral 1 = 0,0271o.
Gambar IV.18 Output Analisa Perputaran arah Z Tower Existing Pada Antena
5. Perpindahan (Displacement) maksimum = 0,4291 m.
Gambar IV.19 Output Analisa perpindahan (Displacement) Tower Existing
IV-16
Tabel IV.1 Rekapitulasi Analisa Tower Existing Program Ms-Tower TOWER DATA
Tinggi Tower 70m Elv. Dasar 0m
OUTPUT ANALISA TOWER EXISTING
MAKSIMUM STRESS RATIO (Kecepatan Angin 120km/h)
Deskripsi Output Perbandingan Syarat Ket.
Leg 1.0480 > 1.00 NOT OK
Bracing 0.3450 < 1.00 OK
Redundant 0.3970 < 1.00 OK
Horizontal 0.1780 < 1.00 OK
Plan Bracing 0.0160 < 1.00 OK
PUNTIR, GOYANGAN & PERPINDAHAN (Kecepatan Angin 120km/h) Perputaran Antena
Maksimum Perputaran - X 0.7636 > 0.5 Deg NOT OK
Maksimum Perputaran - Y 0.7671 > 0.5 Deg NOT OK
Maksimum Perputaran - Z 0.0271 < 0.5 Deg OK
Maksimum Puntir 0.0271 < 0.5 Deg OK
Maksimum Goyangan 0.7681 > 0.5 Deg NOT OK
Perpindahan Maksimum 0.4291 < (H/200) = 0.35 NOT OK
Tarik Tekan Reaksi Maksimum Fx(kN) Fy(kN) Fz(kN) Fx(kN) Fy(kN) Fz(kN) -37.952 -37.480 -648.579 -42.838 -42.355 751.331 Mx(kN) My(kN) Mz(kN) Mx(kN) My(kN) Mz(kN) -0.362 0.357 0.000 -0.454 0.449 0.000 Berat 15424.31 kg
IV-17
IV.1.3 Analisa pembebanan akibat penambahan beban antena tambahan
Selanjutnya adalah tahap input pembebanan antena tambahan, proses perhitungannya hampir sama dengan proses input pembebanan existing hanya saja yang akan diperhitungkan adalah gaya – gaya batang akibat beban antenanya saja sedangkan berat tower tidak berubah.
Setelah melalui proses pengecekan dengan penambahan beban antena maka dapat diketahui member yang dapat menahan beban dan yang tidak dapat menahan beban. Berdasarkan hasil analisa untuk kondisi tower yang diberi beban antena tambahan pada program Ms-Tower didapat hasil sebagai berikut:
1. Stress Ratio Rangka batang (Member) Dari hasil analisa program Ms-Tower didapat: a. Rasio untuk member Leg = 1,148 N/mm2 (MPa).
IV-18
b. Rasio untuk member Bracing = 0,362 N/mm2 (MPa).
Gambar IV.21 Output Rasio Member Bracing Akibat Penambahan Antena Hasil Analisa Ms-Tower c. Rasio untuk member Redundant = 0,427 N/mm2 (MPa).
IV-19
d. Rasio untuk member Horizontal = 0,189 N/mm2 (MPa).
Gambar IV.23 Output Rasio Member Horizontal Akibat Penambahan Antena Hasil Analisa Ms-Tower e. Rasio untuk member Plan Bracing = 0,016 N/mm2 (MPa).
IV-20 2. Support Reaction (Reaksi Perletakan) Dari hasil analisa program Ms-Tower didapat: a. Gaya tarik maksimum sebesar = -690,669 kN
Gambar IV.25 Gaya Tarik MaksimumAkibat Penambahan Antena Hasil Analisa Ms-Tower b. Gaya tekan maksimum sebesar = 796,606 kN
IV-21 3. Puntir(Twist) dan goyangan (Sway) Dari hasil analisa program Ms-Tower didapat:
Puntir maksimum (Twist) = 0,0134o, dan goyangan maksimum (Sway) = 0,8402o
IV-22 4. Perputaran antena
Dari hasil analisa program Ms-Tower didapat:
a. Perputaran antena arah x terjadi pada antena sectoral 1 = 0,8357o
Gambar IV.28 Output Analisa Perputaran arah X Akibat Penambahan Antena Pada Antena
b. Perputaran antena arah Y terjadi pada antena sectoral 6 = 0,8362o
IV-23
c. Perputaran antena arah Z terjadi pada antena sectoral 1 = 0,0271o.
Gambar IV.30 Output Analisa Perputaran arah Z Akibat Penambahan Antena Pada Antena
5. Perpindahan (Displacement) maksimum = 0,4291 m.
Gambar IV.31 Output Analisa perpindahan (Displacement) Akibat Penambahan Antena
Unruk melihat rekapitulasi dari analisa tower akibat penambahan beban antena pada program Ms-Tower lihat tabel IV.2, dari analisa setelah diberikan penambahan beban antena tower tersebut tidak kuat (fail) menahan beban, sehingga diperlukan perkuatan.
IV-24
Tabel IV.2 Rekapitulasi Analisa Tower Akibat Penambahan Antena Program Ms-Tower TOWER DATA
Tinggi Tower 70m Elv. Dasar 0m
REKAPITULASI ANALISA TOWER AKIBAT PENAMBAHAN ANTENA MAKSIMUM STRESS RATIO (Kecepatan Angin 120km/h)
Deskripsi Output Perbandingan Syarat Ket.
Leg 1.1480 > 1.00 NOT OK
Bracing 0.3620 < 1.00 OK
Redundant 0.4270 < 1.00 OK
Horizontal 0.1890 < 1.00 OK
Plan Bracing 0.0160 < 1.00 OK
PUNTIR, GOYANGAN & PERPINDAHAN (Kecepatan Angin 120km/h) Perputaran Antena
Maksimum Perputaran - X 0.8357 > 0.5 Deg NOT OK
Maksimum Perputaran - Y 0.8362 > 0.5 Deg NOT OK
Maksimum Perputaran - Z 0.0134 < 0.5 Deg OK
Maksimum Puntir 0.0134 < 0.5 Deg OK
Maksimum Goyangan 0.8402 > 0.5 Deg NOT OK
Perpindahan Maksimum 0.4671 < (H/200) = 0.35 NOT OK
Tarik Tekan Reaksi Maksimum Fx(kN) Fy(kN) Fz(kN) Fx(kN) Fy(kN) Fz(kN) -39.704 -39.543 -690.669 -45.183 -44.091 796.606 Mx(kN) My(kN) Mz(kN) Mx(kN) My(kN) Mz(kN) -0.392 0.391 0.000 -0.492 0.481 0.000 Berat 15424.31 kg
IV.1.4 Desain perkuatan tower
Berdasarkan hasil analisa yang diperoleh dari program Ms-Tower warna merah pada gambar dibawah ini menunjukan bagian yang tidak memenuhi persyaratan, rasio tegangan yang terjadi pada rangka batang di elevasi 35m – 43m tidak cukup kuat untuk menahan beban. Karena rasionya melebihi batas nilai yang disyaratkan AISC-LRFD yaitu kurang dari 1 sehingga batang tersebut memerlukan perkuatan agar nilai rasio menjadi sesuai dengan persyaratan.
IV-25
Gambar IV.32 Output Visual Program Ms-Tower
Dalam mendesain perkuatan tower ini harus menyesuaikan kondisi existingnya, karena kondisi sambungannya harus menyesuaikan profilnya. Tahapan untuk mendesain perkuatan hampir sama dengan analisa awal, hanya saja batang profil yang melebihi rasio akan ditambah dengan batang profil baru. Penambahan profil baru dibentuk dengan metode persilangan (star angle), hal ini untuk memudahkan aplikasi pemasangannya. Dari data program Ms-Tower diketahui jenis profil yang melebihi rasio yaitu profil siku EA 90.90.9, EA 100.100.10, EA 120.120.12, dan EA 130.130.12. Untuk mendesain perkuatanya menggunakan profil yang sama dengan cara disilang antara siku existing dengan siku yang baru (Star Angle). Dengan penambahan batang profil baru tersebut maka berat tower akan bertambah.
17,5m 34,5m 18m
IV-26
Gambar IV.33 Desain Perkuatan Siku Silang (Star Angle)
Gambar IV.34 Berat Tower Setelah diberikan Perkuatan IV.1.5 Analisa setelah perkuatan
Proses selanjutnya adalah analisa tower setelah diberikan perkuatan, prosesnya sama saja dengan proses analisa sebelumnya. Dari hasil proses analisa tower setelah diberikan perkuatan didapat hasil sebagai berikut:
1. Stress Ratio Rangka batang (Member) Dari hasil analisa program Ms-Tower didapat:
IV-27 a. Rasio untuk member Leg = 0,992 N/mm2 (MPa).
Gambar IV.35 Output Rasio Member Leg PerkuatanHasil Analisa Ms-Tower b. Rasio untuk member Bracing = 0,418 N/mm2 (MPa).
IV-28
c. Rasio untuk member Redundant = 0,457 N/mm2 (MPa).
Gambar IV.37 Output Rasio Member Redundant PerkuatanHasil Analisa Ms-Tower d. Rasio untuk member Horizontal = 0,209 N/mm2 (MPa).
IV-29
e. Rasio untuk member Plan Bracing = 0,017 N/mm2 (MPa).
Gambar IV.39 Output Rasio Member Plan Bracing PerkuatanHasil Analisa Ms-Tower 2. Support Reaction (Reaksi Perletakan)
Dari hasil analisa program Ms-Tower didapat:
c. Gaya tarik maksimum (Fz) sebesar = -761,678 kN
IV-30 d. Gaya tekan maksimum sebesar = 880,614 kN
Gambar IV.41 Gaya Tekan MaksimumPerkuatanHasil Analisa Ms-Tower 3. Puntir(Twist) dan goyangan (Sway)
Dari hasil analisa program Ms-Tower didapat:
IV-31
Gambar IV.42 Analisa Twist dan Sway PerkuatanHasil Analisa Ms-Tower 4. Perputaran antena
Dari hasil analisa program Ms-Tower didapat:
d. Perputaran antena arah x terjadi pada antena sectoral 1 = 0,2853o
IV-32
e. Perputaran antena arah Y terjadi pada antena sectoral 3 = 0,2853o
Gambar IV.44 Output Analisa Perputaran arah Y Perkuatan Pada Antena
f. Perputaran antena arah Z terjadi pada antena sectoral 1 = 0,0061o.
IV-33
5. Perpindahan (Displacement) maksimum = 0,1574 m.
Gambar IV.46 Output Analisa perpindahan (Displacement) Perkuatan
Untuk melihat rekapitulasi analisa tower existing program Ms-Tower lihat tabel IV.3. Dari analisa diatas, setelah diberikan perkuatan tower tersebut memenuhi syarat, sehingga desain perkuatan dapat dipakai.
Tabel IV.3 Rekapitulasi analisa tower perkuatan program Ms-Tower TOWER DATA
Tinggi Tower 70m Elv. Dasar 0m
REKAPITULASI ANALISA TOWER PERKUATAN MAKSIMUM STRESS RATIO (Kecepatan Angin 120km/h)
Deskripsi Output Perbandingan Syarat Ket.
Leg 0.992 < 1.00 OK
Bracing 0.126 < 1.00 OK
Redundant 0.457 < 1.00 OK
Horizontal 0.209 < 1.00 OK
Plan Bracing 0.017 < 1.00 OK
PUNTIR, GOYANGAN & PERPINDAHAN (Kecepatan Angin 120km/h) Perputaran Antena
Maksimum Perputaran - X 0.2853 < 0.5 Deg OK
Maksimum Perputaran - Y 0.2853 < 0.5 Deg OK
Maksimum Perputaran - Z 0.0061 < 0.5 Deg OK
Maksimum Puntir 0.0061 < 0.5 Deg OK
Maksimum Goyangan 0.2872 < 0.5 Deg OK
IV-34 Tension Compression Reaksi Maksimum Fx(kN) Fy(kN) Fz(kN) Fx(kN) Fy(kN) Fz(kN) -44.812 -44.679 -761.678 -50.907 -49.845 880.614 Mx(kN) My(kN) Mz(kN) Mx(kN) My(kN) Mz(kN) -0.429 0.428 0.000 -0.539 0.522 0.000 Berat 17948.34 kg
IV.1.6 Analisa local buckling (tekuk local) pada perkuatan
Analisa tekuk local (local buckling) adalah untuk memeriksa kondisi perkuatan setelah mendapat tambahan beban antena, dari hasil analisa program MS-Tower diperoleh profil SA 100.100.10 (profil siku susun silang), dengan batang terpanjang = 1,583m, pada member 1402. Untuk menganalisa tekuk lokal ini akan dibantu dengan software Etabs.
Gambar IV.47 Perkuatan siku susun silang
Member Profil Panjang (m) 2303 SA 130.130.12 1.311 2501 SA 130.130.12 1.252 2301 SA 130.130.12 1.193 1903 SA 120.120.12 1.325 2103 SA 120.120.12 1.317 2101 SA 120.120.12 1.186 1901 SA 120.120.12 1.179 1402 SA 100.100.10 1.583 1502 SA 100.100.10 1.575 1602 SA 100.100.10 1.569
IV-35 1601 SA 100.100.10 1.436 1401 SA 100.100.10 1.421 1703 SA 100.100.10 1.335 1701 SA 100.100.10 1.169 1221 SA 90.90.9 1.502
Perhitungan untuk pembebanan pada analisa tekuk lokal adalah sebagai berikut: Kategori lingkungan : Area Perbukitan terbuka.
L = 1,583 m (profil terpanjang)
V = 120 km/jam = 33.33 m/s (kecepatan dasar angin) z = 70 m (ketingggian tower)
H = 46 (titik ketinggian perkuatan) Koefisien kategori paparan area terbuka (C): Zg = 274 m, a = 9,7, Kzmin = 0,85, Ke= 1,00
Faktor kemungkinan arah angin penampang persegi: Kd = 0,85
Faktor keutamaan kelas struktur II beban angin tanpa salju: l = 1
Koefisien kategori topografi 3: Kt = 0,53, f = 2,00 Kh = . = = 20,98 Kzt = 1 = 1 , , , = 1,051 Faktor tiupan angin:
Gh = 0.85 0.15 . 3.0
IV-36 = 0,63
Kz = 2.01 / / (koefisien kecepatan tekanan) = 2.01 70/274 / , = 1,517 Tekanan angin: qz = 0,613.Kz.Kzt.Kd.V2.l = 0,613 x 1,517 x 1,051 x 0,85 x 33,332 x 1 = 922,86 kg/m2 = 0,923 kPa
Luas proyeksi dari profil SA 100.100.10: Aa = 0,10 x 1,583
= 0,158 m2
Faktor arah angin untuk komponen struktur datar: Df = 1,2
Menghitung beban angin: Fst = . . .
= 0,923 x 0,63 x 1,2 x 0,158 = 0.110 kN
Tahap selanjutnya adalah analisa dengan bantuan program Etabs dengan cara memasukan hasil perhitungan beban angin, untuk input beban angin ini terlebih dahulu beban harus dibagi 3 bagian karena akan didistribusikan secara merata maka didapat beban terdistibusi adalah 0.037 kN, dengan parameter beban kombinasi sebagai berikut:
Kombinasi 1: 1,2 DL + 1,6 LL + 1,2 WLx + AX Kombinasi 2: 1,2 DL + 1,6 LL + 1,2 WLy + AX Dimana: DL : Beban mati LL : Beban hidup WLx : Beban angin arah x
IV-37 WLy : Beban angin arah y
AX : Beban antenna
Pada perhitungan beban antena yang akan dihitung adalah beban antena yang berada pada ketinggian lebih dai 46m, hal ini dikarenakan batang terpanjang pada perkuatan berada di ketinggian 46m, berdasarkan hasil perhitungan beban antena yang berada pada ketinggian 46m sebesar: AX = 1257 – ((20 x 3) + (77 x 7) + (59 x 1) + (19 x 1) = 580 kg DL = 29,83 x 1,583 = 47,22 kg LL = 100 kg WL = 0,110 / 3 = 0,037 kN = 3,77 kg
Hasil dari analisa program Etabs menunjukan bahwa nilai tekuk lokal pada perkuatan masih dibawah rasio yang disyaratkan yaitu 0,848 < 1. Maka tipe perkuatan memenuhi syarat.
IV-38
IV.1.7 Desain pelat kopel dan sambungan
1. Desain pelat kopel
Pelat kopel yang akan dipakai berukuran sesuai dengan lebar profil perkuatan, dipasang dengan metode susun menyilang dikoneksikan dengan baut, lihat gambar IV.3.
Sebagai contoh ambil profil perkuatan SA 100.100.10 (profil siku susun silang), untuk menghitung kekuatan pelat kopel adalah sebagai berikut:
Diketahui: L = 1,583m
P = 580 kg (beban axial tekan) tkopel = 10 mm Data profil SA 100.100.10: Iv = 956 cm4 (I maks) Iu = 556 cm4 (I min)
iv = 5,02 cm (girasi sumbu bahan) iu = 3,83 cm (girasi sumbu bebas bahan) a = 156 mm
b = 141 mm tf = tw = 20 mm
Ag = 38 cm2
Gambar IV.49 Karakteristik siku susun silang
Periksa kelangsingan penampang: Periksa sumbu bahan
. 3,5
√ 9
. ……….OK
Periksa sumbu bebas bahan
IV-39
√ 9,97
. ……….OK
Kondisi tumpuan jepit-jepit, faktor panjang tekuk k = 0,65 Arah sumbu lemah (Imin):
. , , 20,497 , 0,228 0,25 → 1 . 3800 93,1 , , , 0,0033 1 … … … … . Arah sumbu kuat (Imaks):
. , , 26,86 , 0,299 0,25 1,2 → , ,, , ,, , 1,022 . 3800 , 91,1 , , , 0,008 1 … … … … .
Jadi, profil profil SA 100.100.10 dengan pelat kopel cukup untuk memikul beban terfaktor sebesar 580 kg.
2. Desain sambungan
Desain pelat sambungan menggunakan pelat berukuran sesuai dengan lebar profl perkuatan denan alat penyambung baut, karena baut merupakan media penyambung yang cocok untuk profil perkuatan dan mudah untuk dipasang.
Sebagai contoh ambil sambungan untuk profil perkuatan SA 100.100.10 (profil siku susun silang) baut yang digunakan berdiameter 16mm, untuk menghitung kekuatan sambungan adalah sebagai berikut:
IV-40 Beban Tarik (Ru) = 580 kg
Dimensi pelat = 270 x 100 Leleh pelat (fy)= 245 MPa Tarik pelat (fu)= 400 MPa Dimensi baut = Ø 16 mm
Tegangan ijin baut ( ) = 137,9 MPa Leleh baut ( ) = 229,8 MPa
Kekuatan baut = 27,73 kN
Gambar IV.50 Desain sambungan
Periksa kekuatan pelat sambungan: Ag = 10 x 270 = 2700 mm2
An = An = 1000 – (16 + 3) x 10 = 2510 mm2
Leleh : ϕNn= ϕfy. Ag = 0,90 x 245 x 2700 = 59,53 ton
Fraktur: ϕNu = ϕfu. Ae = 0,75 x 400 x 2510 = 75,3 ton
Tinjau tahanan baut:
Geser: ∅. ∅. 0,5. . .
0,75 0,5 229,8 1 16 1,73 /
Tumpu: ∅. ∅. 2,4. . .
0,75 2,4 16 10 137,9 3,97 /
Tahanan geser menentukan karena mempunyai nilai yang lebih kecil, sehingga tahanan untuk 6 baut adalah:
IV-41
Dari 3 kemungkinan leleh, fraktur dan geser, ϕNn = 10,38 ton pada geser yang
menentukan.
∅.
0,580 < 10,38 ………..OK
IV.1.8 Analisa kekuatan, kelangsingan batang tarik dan batang tekan
Dari analisa MS-Tower diperoleh data panjang batang yang mengalami gaya Tarik maksimum yaitu pada segmen bawah dengan profil siku 150.150.15, seperti pada tabel dibawah ini.
Member Profil Panjang (m) 2703 L 150.150.15 1.302 2903 L 150.150.15 1.298 3103 L 150.150.15 1.295 2601 L 150.150.15 1.252 3101 L 150.150.15 1.209 2901 L 150.150.15 1.206 2701 L 150.150.15 1.202
1. Analisa pembebanan batang tarik
Dari hasil analisa diperoleh tegangan tarik maksimun adalah pada titik 2555, dengan batang terpanjang = 1,295m, pada profil EA 150.150.15 tegangan tarik maksimum (Nu)
IV-42
Gambar IV.51 Panjang batang dan tegangan tarik maksimum hasil analisa MS-Tower
Untuk analisa pembebanannya dapat diselesaikan dengan perhitungan sebagai berikut:
Profil = EA 150.150.15 Lmaks = 129,5 cm W = 33.55 kg/m Ag = 42.74 cm2
Ix = Iy = 888 cm4 (Momen Inersia terhadap sumbu x = y)
ix = iy = 4.56 cm (Radius girasi terhadap sumbu x = y)
I1 = iv = 365 cm4 (Radius girasi sumbu bebas bahan v, minimum)
iu = 1410 cm (Radius girasi terhadap sumbu bahan u, maksimum)
a = ey + tp= 4.24 + 1.7 = 5.94 cm fu = 400 MPa = 4000 kg/cm2
fy = 245 MPa = 2450 kg/cm2
a. Kelangsingan struktur Tarik
Untuk memeriksa kelangsingan batang tarik dapat diselesaikan dengan rumus sebagai berikut:
IV-43 Panjang batang tarik = 129,5 cm
ix = ixo = iyo = 4,56 cm
λ = , , 28,40 240 … … … !
b. Luas neto
Diameter baut = 2,6 cm
Didapat lebar lubang baut efektif = 2,6 + 0,2 = 2,8 cm An = Ag – (jumlah lubang x Lebar lubang x tebal pelat)
= 42,71 – (4 x 2,8 x 1,5) = 25,94 cm2
Periksa terhadap syarat minimum: An = 0,85Ag
= 0,85 x 42,74 = 36,33 cm2
Jadi An = Ae diambil yang nilai terendah = 25,94 cm2
c. Kekuatan batang tarik
Tegangan tarik maksimum (Nu) = 76167,8 kg Kondisi leleh:
Nn = ϕ (Ag x Fy) = 0,90 (42,74) (2450) = 94241,7 kg
Kondisi fraktur:
Nn = ϕ (Ae x Fu) = 0,75 (25,94) (4000) = 77820 kg
Nn ambil nilai terendah = 77820 kg
Jadi, Nn (= 77820 kg) > Nu (=76167,8 kg)……….OK!
2. Analisa Pembebanan Batang Tekan
Dari hasil analisa diperoleh tegangan tekan maksimun adalah pada titik 2515, dengan batang terpanjang = 1,295m, pada profil EA 150.150.15 tegangan tarik maksimum (Nu)
IV-44
Gambar IV.52 Panjang Batang dan Tegangan Tekan Maksimum Hasil Analisa MS-Tower Untuk analisa pembebanannya dipakai data sebagai berikut:
Profil = EA 150.150.15 Lmaks = 129,5 cm W = 33.55 kg/m
IV-45 Ag = 42.74 cm2
Ix = Iy = 888 cm4 (Momen Inersia terhadap sumbu x = y)
ix = iy = 4.56 cm (Radius girasi terhadap sumbu x = y)
I1 = iv = 365 cm4 (Radius girasi sumbu bebas bahan v, minimum)
iu = 1410 cm (Radius girasi terhadap sumbu bahan u, maksimum)
a =ey + tp = 4.24 + 1.7 = 5.94 cm fu = 400 MPa = 4000 kg/cm2
fy = 245 MPa = 2450 kg/cm2
a. Kelangsingan penampang tekan (λ)
Panjang tekuk untuk perletakan jepit-jepit adalah 0,65, kelangsingan kolom λditetapkan sebesar: , , 28,40 4,71 4,71 134,57)…..OK! , , , 0,21 Untuk 0,25 1
b. Desain kekuatan batang tekan
Tegangan tekan maksimum (Pu) = 88061,4 kg
42,74 104713
ϕPn = 0,85 104713 (89006,05) > Pu (=88061,4) ………….OK!
,
IV-46
IV.1.9 Analisa Base Plate (pelat penopang kaki tower)
Analisa pada base plate dapat diselesaikan dengan perhitungan sebagai berikut: 1. Dimensi Base Plate
I. Gaya geser ultimate maksimum
II. Spesifikasi baut angkur dan base plate
Tmax : Gaya tarik maksimum
Vx : Geser maksimum pada arah X Vy : Geser maksimum pada arah Y Vu : Geser ultimate maksimum
fub : Stress ultimate baut angkur db : Diameter baut angkur dt : Lebar ulir baut angkur tn : Tebal ring baut angkur Ab : Luas baut angkur nb : Jumlah baut angkur lbpx : Lebar base plate
Tu880.614kN Vx 50.907kN Vy49.845kN Vu Vx2Vy2 Vu 71.246 kN fub 400MPa db25mm dt1mm tn2mm Ab 14
db 2dt
2 Ab 415.476mm 2IV-47
nb8
lbpx 500mm
tbp 20mm
fubp 400MPa
tbp : Tebal base plate
fubp : Stress ultimate base plate
III. Kapasitas baut angkur Kapasitas tarik
Tsn : Nominal tarik baut angkur
Tn : Nominal Tarik dari jumlah angkur Tn : Nominal Tarik jumlah angkur
Syarat : Tu < Tn = 880.61 kN < 1061 kN …………. OK! Rasio tarik = Tu / Tn = 880.61 / 1061 = 0.83
Kapasitas geser
Vsn : Nominal stress geser baut angkur Vn : Kapasitas nominal stress geser
baut angkur
Syarat : Vu < Vn = 71.25 kN < 707.31 kN …………. OK! Rasio geser = Vu / Vn = 71.25 / 707.31 = 0.101
IV. Kapasitas base plate Cek geser blok lubang baut
cbh : Keliling lingkaran lubang baut Vsnbp : Nominal stress geser base plate Vnbh : Kapaitas nominal geser blok
base plate pada lubang baut
Syarat : (Tu / nb) < Vnbh = (880.61 / 8 = 110.08 kN) < 414.49 kN …………. OK!
Rasio tarik = (Tu / nb) / Vnbh = 110.08 / 414.49 = 0.266
Tsn 0.6 fub 1.33 Tsn 319.2 MPa TnTsn Ab nb Tn 1.061 10 3kN Vsn 0.4 fub 1.33 Vsn 212.8MPa Vn Vsn Ab nb Vn 707.306kN cbh
db 2dt 2tn
Vsnbp 0.4 fubp 1.33 Vsnbp 212.8 MPa Vnbh cbh tbp Vsnbp Vnbh 414.489kN IV-48
IV.2 Analisa pondasi
IV.2.1 Analisa pondasi akibat pembebanan tower (strutur atas)
Referensi analisa pondasi berdasarkan standard perhitungan struktur beton Indonesia (SNI 03-2847-2002) dan mengacu pada standard perhitungan beton Amerika (ACI 318), dengan parameter:
ϕs = 0,75, untuk faktor reduksi tegangan geser
ϕs = 0,90, untuk faktor reduksi tegangan lentur
Pembebanan pada pondasi berdasarkan berat tower, berat perlengkapan antena, beban angin, tanah dan muka air tanah. Analisa pad pondasi menggunakan metode LRFD.
γDL = 1,2 (beban mati terfaktor)
1. Data pondasi
Gambar IV.53 Detail dimensi pondasi a. Dimensi :
Jenis pondasi : Telapak
Jumlah pondasi : 4 unit (1 pondasi untuk 1 kaki) Telapak pondasi:
Lebar (Bfx) : 2,6m Panjang (Bfy) : 2,6m Tebal (Tf) : 0,7m
IV-49 Pedestal (kolom pondasi):
Dimensi (Bp) : 0,9m x 0,9m
Tinggi (Hpb) : 0,4m (tinggi dari atas tanah asli elevasi +0,00m)
Tinggi (Hpu) : 0,8m (tinggi dari atas telapak pondasi ke tanah asli elevasi ±0,00) Jarak pedestal : 5,8m
td : 0 m
Gambar IV.54 Parameter dimensi pondasi b. Properties material
Beton :
Mutu beton (fc): K-225 = 18,314 MPa
Modulus beton (Ec): 4700 = 4700√18,314 = 2,011 x 104 MPa
Faktor konversi diagram tegangan pondasi ke ekuivalen tegangan pondasi blok pada analisa bending beton (α = β): 0,85
Berat jenis beton (γc) : 2400 kg/m3 = 24 kN/m3
Tulangan :
IV-50 Modulus baja (Ec): 200000 MPa
Berat jenis baja (γs) : 7850 kg/m3 = 78,5 kN/m3
Air dan tanah :
Berat jenis air (γw) : 1000 kg/m3 = 10 kg/m3
Berat jenis tanah (γd) : 1800 kg/m3 = 18 kg/m3
Kedalaman muka air tanah (Hwo) : 25m 2. Pembebanan struktur atas (tower)
3. Perhitungan cone penetration test (CPT) :
Ecceq (3.5m) if Ttwr 65m 3.25m ( ) if 50mTtwr 65m 2.75m ( ) if 40mTtwr 50m 2.5m ( ) if 30mTtwr 40m 2.4m ( ) if Ttwr 30m Ecceq 3.5m
Meq Weq Ecceq Meq 43.995 kN m
a. Reaksi perletakan dari analisa struktur atas (tower) Reaksi resultan pada dasar tower:
Kondisi 1
Reaksi maksimum pada kaki Tower:
Kondidi 3
Kondisi 2 Kondisi 4
Kondisi 5
b. Beban perlengkapan
a) Estimasi beban gravitasi akibat beban perlengkapan
b) Estimasi momen akibat perlengkapan pada pad pondasi
Fx10.459kN Fx2125.881kN Px350.907kN Px444.812kN
Fy1155.021kN Fy2121.072kN Py349.845kN Py444.679kN
Fz1 271.413kN Fz2 271.413kN Pz3 880.614kN Pz4761.678kN
Mx1 5961.595kN m Mx2 4621.802kN m
My15.828kN m My24804.939kN m Px550.907kN Py5 50.175kN
Mz10.319kN m Mz2 5.289kN m
IV-51 Data penyelidikan tanah :
IV-52
IV-53
Tabel IV.4 Hasil sondir
Tabel IV.5 Interpretasi data sondir terhadap konsistensi tanah
Ketinggian pad pondasi dari dasar pondasi ke tanah asli (Dp): Dp = Hpb + Tf
= 0,7 + 0,4 = 1,1 m Nilai tekanan konus:
qc1 = 20,5 kg/cm2 (nilai tekanan konus hasil test tanah1)
qc2 = 16 kg/cm2 (nilai tekanan konus hasil test tanah2)
qa = , 1,79
Tegangan geser pada tanah: Cu = , 0,0895
4. Volume pondasi
Volume berdasarkan kondisi muka air tanah:
Kasus 1, dimana kondisi existing muka air tanah berada diantara tanah asli, dan di atas pad pondasi. Pada kondisi ini, pad pondasi tenggelam sepenuhnya.
IV-54
Vpads1 BfxBfy Tf
= 2,6 x 2,6 x 0,7 = 4,732 m3
Hitung volume pedestal:
Hpeds1 Hpb Hwo Td = 0,4 – 25 – 0 = -24,6 m Vpeds1 Hpeds1 Bp 2Nt = -24,6 x 0,92 x 1 = -19,926 m3
Hitung volume tanah:
Vds1 BfxBfy
Hpb Hwo
Vpeds1 = 2,6 x 2,6 x (0,4 – (-25)) – 19,926 = - 146,37 m3Kasus 2, dimana kondisi existing muka air tanah berada diantara tanah asli, dan di atas pad pondasi. Pada kondisi ini, pad pondasi tenggelam sebagian.
Hitung volume pad pondasi:
Hpads2 Dp Hwo = 1,1 – (-25) = -23,9 m3
Vpads2 BfxBfy Hpads2 = 2,6 x 2,6 x -23,9 = -161,564 m3
Hitung volume pedestal pondasi:
Hsrps2 Hpb Hwo = 0,4 – 25 = -24,6 m3
Vsrps2 Bdx Bdy Hsrps2Nt
Muka air tanah Hwo
Muka air
H Dp Gambar IV.57 Hitung volume Kasus 1
IV-55 = 0,9 x 0,9 x -24,6
= -19,926 m3
Total Volume pad dan pedestal =Vps2 Vpads2 Vsrps2 = 181,49 m3
Hitung volume tanah:
= (2,6 x 2,6 x – 24,6) – 19,926 = -146,37
5. Berat pad pondasi, pedestal dan tanah: Berat pad pondasi:
Vpad BfxBfy Tf = 2,6 x 2,6 x 0,7 = 4,732 m3 Wpad Vpad c = 4,732 x 24 = 113,57 kN Berat pedestal: Vped
Hpu Hpb Td
Bp2Nt = (0,8 + 0,4 – 0) x 0,92 = 0,972 m3 Wped Vped c = 0,972 x 24 = 23,33 kN Tanah: Vp = Vpad + Vped = 4,732 + 0,972 = 5,704 m3 Vd BfxBfy DpVpBp Bp HpuNt Vds2Bfx Bfy Hsrps2 Vsrps2IV-56 = 2,6 x 2,6 x 1,1 – 5,704 + 0,9 x 0,9 x 0,8 x 1 = 2,38 m3 Wd Vd d = 2,38 x 15 = 35 kN
Berat total = Wpad + Wped + Wd = 113,57 + 23,33 + 35 = 171,9 kN 6. Periksa kapasitas Uplift (gaya angkat) pada pondasi
7. Periksa stabilitas geser pada pondasi Kapasitas friksi tanah:
Gaya lateral He Hp Tf He 1.9m Wpd1 Wpeff Wr1.25 Wdeff2 Wpd1 124.904kN Wpd2 Wpeff Wr1.5 Wdeff1.5 Wpd2 112.839kN Wpd min Wpd1 Wpd2
Wpd 112.839kN Fzmax Pz4 761.678kN Fzcapacity Wpd 112.839kN f 0.5 Ffrf Cu BfxBfyNlegSyarat : SFuplift > 1 = 0.148 < 1 …………. NOT OK!
SFUplift Fzcapacity
Fzmax
IV-57 Safety factor untuk stabilitas geser:
8. Periksa kapasitas daya dukung pondasi
Tekanan beban efektif pada kondisi 3:
Tekanan beban efektif pada kondisi 4:
Tekanan beban efektif maksimum:
Kapasitas daya dukung pondasi (Terzaghi)
Fh1 Fx12Fy12 Fh2 Fx22Fy22 Fhm max Fh1 Fh2
Fhm 174.655kN SFs Ffr Fhm SFs 6.927Apad Bfx Bfy Apad 6.76m 2
Ipxx Bfx Bfy 3 12 Ipxx 3.808m 4 Ipyy Bfy Bfx 3 12 Ipyy 3.808m 4 op3
Weff Pz3
Apad Py3 He
Bfy 2 Ipxx
Px3 He
Bfx 2 Ipyy op3 0.221MPa op4
Weff Pz4
Apad Py4 He
Bfy 2 Ipxx
Px4 He
Bfx 2 Ipyy op4 0.196MPammax
op3op4
m0.221 MPaBfm min Bfx Bfy
IV-58 Safety faftor untuk kapasitas daya dukung pondasi:
9. Periksa geser blok sekitar pedestal a. Kapasitas geser beton
Bfm 2.6m u 0 Nc 5.7 Nq 1 q d Dp
w Dp
Hwo
q 0.251 MPa RFb 2.5 qu
1.3 Cu Nc q Nq 0.4dBfmN
RFb qu 365.46kPa SFbc qu m SFbc 1.656 Apsp1 4 Bp
Tf Td
2.52m2 Apsp2 Tf 2 Bdx
2 Bdy
2.52m2 fc 18.314MPa s 0.75 Vpsc1 13 fc MPa Apsp1 3.595 10 3kN Vpsc1n s Vpsc1 2.696 10 3kN Vpsc2 13 fc MPa Apsp2 3.595 10 3kN Vpsc2n s Vpsc2 2.696 10 3kN Syarat : SFbc > 1 = 1.656 > 1 …………. OK!IV-59 b. Periksa geser blok
Dari analisa diatas dapat diketahui bahwa gaya angkat pada pondasi SFUplift = 0.148 tidak
memenuhi syarat (SFUplift > 1), maka pondasi tersebut harus diperkuat.
IV.2.2 Desain perkuatan pondasi
Rencana perkuatan pondasi yang dipakai adalah dengan menambah 4 tiang bored pile pada tiap pondasi dengan diameter 40cm dan kedalaman 15m.
Gambar IV.59 Rencana perkuatan pondasi Pz3 880.614kN Fps1 Pz3 DL Wped Nt Fps1 908.066kN Fps2 Pz3 DL Wped
Wsrp
Nt Fps2 908.066kN SFsc1 Vpsc1n Fps2 SFsc1 2.969 Syarat : SFsc1 > 1.5 = 2.969 > 1.5 …………. OK!IV-60 1. Dimensi perkuatan
a. Telapak pondasi (Pile cap) Lebar (Bpcx) : 1m Panjang (Bpcy): 2,6m Tebal (Tf) : 0,7m b. Bored pile Lebar (dbp) : 0,4m Tinggi (Lbp) : 15m Jumlah (nbp) : 2 unit Jarak (Sbp) : 1,2 m
2. Perhitungan cone penetration test (CPT) :
3. Volume pondasi
Volume pondasi berdasarkan kondisi muka air tanah:
Kasus 1, dimana kondisi existing muka air tanah berada diantara tanah asli, dan di atas pad pondasi. Pada kondisi ini, pad pondasi tenggelam sepenuhnya.
Hitung volume pile cap pondasi:
Vpads1 BfxBfy Tf = 1,82 m3
Hitung volume pedestal:
Dp Hpb Tf Qc1 100kgf cm2 Dp 1.1m Qc2 95kgf cm2 Nc 9 Qcav
Qc1 Qc22
Tfsav
Tfs1 Tfs22
Cu Qcav Nk Nk20 Qcav 97.5 kgf cm2 Tfsav 1.278 10 3 kgf cm Cu 4.875kgf cm2 Hpeds1 Hpb HwoIV-61 Hitung volume bored pile:
Hitung volume tanah:
Kasus 2, dimana kondisi existing muka air tanah berada diantara tanah asli, dan di atas pad pondasi. Pada kondisi ini, pad pondasi tenggelam sebagian.
Hitung volume pile cap pondasi:
Hitung volume pedestal pondasi:
Hsrps2 Hpb Hwo = 0,4 – 25 = -24,6 m3 Vsrps2 Bdx Bdy Hsrps2Nt = 0,9 x 0,9 x -24,6 = -19,926 m3
Hitung volume bored pile pondasi:
Vbps1 3.77 m 3
Vds1Bfx Bfy Hpeds1 Vpeds1
Vds1 44.034m3 Lbpw2 Lbp Hpeds1 24.6m Vpeds1 Hpeds1 Bp 2 Vpeds1 19.926m3 Lbpw1 Lbp Vbps1 nbp Abp
Lbpw1 Vpads2 Bfx Bfy Tf Vpads2 1.82 m 3IV-62 Hitung volume tanah:
4. Berat pile cap, pedestal dan tanah: Berat pile cap pondasi:
Berat pedestal:
Bored pile:
Berat pile cap, pedestal, bored pile :
Berat tanah: Vbps2 nbp Abp Lbpw2
Vbps2 3.77 m 3 Vds2 44.034m3 Wpeff Wp Fbt Wpeff 223.072kN Vds2Bfx Bfy Hsrps2 Vpeds2 Vsrps2Vpad Bfx Bfy Tf Vpad 1.82 m 3
Wpad Vpadc Wpad 42.835kN
Vped Hp Bp 2Nt Vped 3.888m 3
Wped Vpedc Wped 91.508kN
Vbp Vbps1 Vbp 3.77 m 3 Wbp Vbp c Wbp 88.728kN Wp Wpad Wsrp Wped Wbp Wp 223.072kN Vd Bfx Bfy Hpb Bp2HpbNt Vd 0.256m3
IV-63
Berat total:
5. Gaya pada bored pile a. Gaya aksial
b. Momen dan gaya horizontal
z
6. Kapasitas Bored pile
Wdeff Wd Fbd Wdeff 4.519kN
Weff Wpeff Wdeff
Weff 218.553kN Vcmax
Pz3
nbp Vtmax
Pz4
nbp Vcmax 440.307kN Vtmax380.839kN Mubp Hu
1.5 dbp 2 0.5 fbp
Mubp 10.974kN m Wd Vdd Wd 4.519kN Hbp1 Px3 2 Py32 nbp Hbp1 35.623kN Hbp2 Px4 2 Py42 nbp Hbp2 31.64kN Hu max Hbp1 Hbp2
cuavg Qcavg Nk cuavg 0.307MPa fbp Hu Nc cuavg dbp fbp 0.032mIV-64
7. Periksa kapasitas Uplift (gaya angkat) pada pondasi
fsavg Tfsav Lbp
'1 0.3745 fsavg kgf cm2 2 1.1115 fsavg kgf cm2 1.2115 fsavg 0.852kgf cm2 ' if fsavg 1.6kgf cm2 '10.4 '0.536 RFall 2.5 RFbearing 3 RFfriction 1.5 Br0.4m Lr 1.6m Vu1
' Tfsav dbp
RFfriction Vu1 563.146kN Vgu
Br Lr
Tfsav RFfriction Vgu 1.671 10 3kN u Vgu 2 nbp2Vu12 Vgu2 u 0.829Vueff u Vu1 Vueff 466.979kN
Vuefftot min Vueff
2 Wpeff 1.25nbp Wdeff 2nbp Vueff 1.5 Wpeff 1.5nbp Wdeff 1.5nbp Vuefftot 321.588kN Vtmax380.839kN SFupliftbp Vuefftot Vtmax if Vtmax 0
"There is no tension" if Vtmax
IV-65
Dari analisa diatas dapat diketahui bahwa gaya angkat pada pondasi memenuhi syarat (SFUplift =1,033> 1).
SFupliftpad 0.189
SFuplifttotal SFtotalbp SFupliftpad 1.033
Syarat : SFuplift > 1 = 1.033 > 1 …………. OK!
naddside 1