• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN PENYALURAN KREDIT MELALUI KOPERASI DENGAN POLA SWAMITRA UNTUK PENINGKATAN EKONOMI DAERAH DAN MASYARAKAT DI KOTA PEKANBARU R. MOCHTAR.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGEMBANGAN PENYALURAN KREDIT MELALUI KOPERASI DENGAN POLA SWAMITRA UNTUK PENINGKATAN EKONOMI DAERAH DAN MASYARAKAT DI KOTA PEKANBARU R. MOCHTAR."

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

iv

PENGEMBANGAN PENYALURAN KREDIT MELALUI

KOPERASI DENGAN POLA SWAMITRA UNTUK

PENINGKATAN EKONOMI DAERAH DAN

MASYARAKAT DI KOTA PEKANBARU

R. MOCHTAR. M

SEKOLAH PASCASARJANA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(2)

v

2008

PERNYATAN MENGENAI TUGAS AKHIR

DAN SUMBER INFORMASI

Dengan ini saya menyatakan bahwa Tugas Akhir Pengembangan Penyaluran Kredit Melalui Koperasi Dengan Pola Swamitra Untuk Peningkatan Ekonomi Daerah dan Masyarakat di Kota Pekanbaru adalah karya saya sendiri dan belum pernah diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir Tugas Akhir ini,

Bogor, Juli 2008

(3)

vi

ABSTRACT

R. MOCHTAR M. Development of Credit Disbursement by Cooperative trough Swamitra Arrangement to Increase the Region and People Economy in Pekanbaru City. Under supervision of LALA M. KOLOPAKING, and LUKMAN M. BAGA

Local government of Riau Province through Cooperation and UKM Department of Riau Province in 2001 has allocated 18 billion rupiah to 36 units of credit cooperative in 15 regencies/cities. This program aims to develop swamitra arrangement held in 2006. The objectives of this research is to analyze swamitra arrangement supporting credit cooperative and identify impacts and strategies of credit through swamitra arrangement for region and people economy. This research indicated that the implementation of credit through swamitra arrangement in Pekanbaru City worked well. The indications such as credit disbursement succeeds to strengthen cooperation capital, accelerate credit disbursement, and use professional worker to strengthen cooperation also technological expert to disburse credit trough computer. Besides, fund given by Riau Province government to increase swamitra arrangement has contributed to PAD. Generally, developing of credit disbursement of swamitra arrangement has positive impact for regonal economy. To develop swamitra arrangement further, some constraints have to be controlled such as requirements to have credit rent, condition of enterprises, interest rate of credit, and adjustment between time to return and amount of rent. Swamitra arrangement is a good program to support cooperative in disbursing credit as well. In the future, development of “exit strategy” program is required for cooperatives which are swamitra arrangement locations.

(4)

vii

RINGKASAN

R. MOCHTAR M. Pengembangan Penyaluran Kredit Melalui Koperasi Dengan Pola Swamitra untuk Peningkatan Ekonomi Daerah dan Masyarakat di Kota Pekanbaru : LALA M. KOLOPAKING dan LUKMAN M. BAQA.

Kajian bertujuan untuk menelaah pengembangan penyaluran kredit melalui koperasi yang dimitrakan dengan perbankan. Pola Swamitra adalah salah satu bentuknya, yang merupakan kerjasama yang berazazkan prinsip-prinsip kebersamaan dan saling menguntungkan (saling butuh, saling memperkuat dan saling menguntungkan). Kerjasama kemitraan ini dilakukan antara Bank Bukopin dengan koperasi, untuk memoderenisasi usaha simpan pinjam melalui pemanfaatan jaringan teknologi (network) dan dukungan sistem manajemen yang profesional sehingga memiliki kemampuan memberikan pelayanan jasa-jasa keuangan yang lebih luas.

Pemerintah Daerah Provinsi Riau pada Tahun Anggaran 2001 melalui Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Riau telah mengalokasikan dana APBD Provinsi Riau sebesar 18 Milyar bagi 36 Unit Koperasi Simpan Pinjam/Unit Simpan Pinjam Koperasi di 15 Kabupaten/Kota Provinsi Riau untuk mengembangkan Pola Swamitra ini dan pada Tahun 2006 akan dilaksanakan kembali. Berdasarkan hal tersebut, kajian ini berupaya menelaah kebenaran tentang pola Swamitra dalam mendorong Koperasi Simpan Pinjam/Unit Simpan Pinjam Koperasi menjadi lembaga pembiayaan yang dapat memberikan kemudahan pinjaman kepada anggota dan calon anggota untuk membiayai usaha-usaha produktif. Kajian ini mengidentifikasi dampak dan strategi yang terjadi akibat pemberian kredit melalui Pola Swamitra terhadap ekonomi daerah dan ekonomi masyarakat di Kota Pekanbaru.

Kajian ini dilaksanakan selama dua bulan. Lokasi kajian bertempat di Kota Pekanbaru Provinsi Riau, diseluruh unit Swamitra di Kota Pekanbaru yaitu Unit KPJ Sail Jaya, Koppas Tangkerang dan Koperasi Fatma Pesona Adhi Karya. Dasar pertimbangan dipilihnya di Kota Pekanbaru sebagai tempat kajian adalah 1) kajian ini bersifat makro sehingga satuan unit kajian diambil pada tingkat Kota Pekanbaru; 2) program-program bantuan permodalan bagi usaha kecil menengah dan Koperasi diputuskan pada tingkat Kota Pekanbaru; 3) dapat ditelurusi dan dikaji tentang tingkat perkembangan penyaluran bantuan modal dan tentang kemampuan Koperasi melalui pola Swamitra memperkuat struktur permodalan untuk membiayai usaha-usaha produktif anggota/calon anggotanya serta kemampuan pola Swamitra dalam meningkatkan peran koperasi untuk mendukung sasaran ekonomi kerakyatan; 4) tersedianya data pendukung berupa data primer dan data sekunder.

Hasil kajian menemukan bahwa pelaksanaan kredit Pola Swamitra di Kota Pekanbaru berjalan baik, karena berhasilnya kredit yang disalurkan memperkuat permodalan koperasi, memperlancar penyaluran kredit dengan meminimumkan kredit macet dan dapat menyerap tenaga profesional untuk memperkuat koperasi serta alih teknologi dalam penyaluran kredit berbasis komputer. Selain itu, dana penyertaan yang

(5)

viii diberikan oleh Pemerintah Provinsi Riau untuk pengembangan Pola Swamitra sebesar Rp. 18 Milyar dicatat telah menyumbangkan PAD 1,9 Milyar dan pemanfaatan kredit dilakukan oleh penerima kredit anggota koperasi untuk memperluas usaha, menambah modal usaha, menambah jumlah tempat/lokasi usaha dan membuka usaha baru. Secara umum pengembangan penyaluran kredit dengan Pola Swamitra ini memberikan dampak positif terhadap ekonomi masyarakat. Dampak tersebut berbeda-beda pada masing-masing jumlah pinjaman yaitu semakin besar jumlah pinjaman maka semakin besar pula dampak yang ditimbulkan. Untuk mengembankan lebih lanjut Pola Swamitra ini ada beberapa masalah yang perlu diperhatikan dan ditangani diantaranya persyaratan memperoleh pinjaman kredit seperti agunan, kondisi riil usaha yaitu jumlah modal sendiri (aset finansial), suku bunga kredit dan perlu adanya kesesuaian antara lama pinjaman dengan jumlah pinjaman.

Penyaluran kredit dengan Pola Swamitra ini pada dasarnya cukup berhasil. Dengan demikian perlu diperluas dan lebih dikenalkan kepada masyarakat luas. Kredit dengan pola ini perlu dibangun dengan citra atau image meskipun melalui koperasi tetapi berbasis pelayanan perbankan yang profesional.

Pengembangan Pola Swamitra pada masa mendatang perlu menggunakan empat strategi utama yaitu mengadakan pelatihan dan bimbingan teknis. Strategi kedua meningkatkan peran dan fungsi koperasi. Strategi ketiga meningkatkan pembiayaan dan pendampingan bagi usaha kecil menengah/UKM. Strategi keempat adalah meningkatkan kepercayaan anggota dan masyarakat yang membutuhkan dana tapi tidak memiliki agunan.

Dalam konteks pengembangan penyaluran melalui strategi yang dikemukakan, hal lain yang diperlukan didalam penyokong hal tersebut adalah adanya kebijakan dalam penurunan bunga agar lebih kecil dari 9 %. Selain itu, dicara celah pengaturan agar persyaratan peminjaman dapat lebih mudah. Dana yang disalurkan untuk UKM dari pemerintah daerah diperbesar. Ada perbaikan pelayanan pembayaran angsuran dengan menggunakan fasilitas ATM, selain itu menambah jangka waktu kredit.

Hal yang penting juga, perlu adanya kegiatan evaluasi rutin terhadap penerima kredit Swamitra untuk antisipasi agar tidak terjadi kredit macet/menunggak, karena saat ini evaluasi yang dilakukan hanya menegur setelah penerima kredit menunggak. Untuk yang menunggak antisipasi masalah dilakukan yang diperlukan juga adalah mendampingi peminjam melalui komunikasi tentang kondisi usaha yang sedang dihadapi. Dasar komunikasi yang dilakukan adalah membangun kepercayaan pihak pengelola Pola Swamitra, bahwa penerima kredit berkomitmen akan membayar. Dengan semangat mencari solusi bersama melalui cara-cara untuk memfasilitasi kemungkinan penunggakan seperti menambah bulan angsuran, memberikan keringanan jumlah angsuran.

Pola Swamitra adalah sebuah program yang dapat terus dikembangkan untuk menjadikan koperasi dapat kuat untuk menyalurkan dana berupa kredit secara baik. Dengan demikian, untuk selanjutnya yang perlu dipikirkan adalah pengembangan program “exit strategy” dari koperasi-koperasi yang menjadi lokasi Program Swamitra. Hal ini dapat menjadi bahan pemikiran bagi pengembang program maupun Pemerintah Provinsi Riau khususnya yang turut aktif didalam menyokong penerapan penyaluran kredit melalui koperasi dengan Pola Swamitra.

(6)

ix

@ Hak cipta milik Institut Pertanian Bogor, tahun 2008

Hak cipta dilindungi

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan yang wajar IPB

Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh Karya tulis dalam bentuk apa pun tanpa izin IPB

(7)

x

PENGEMBANGAN PENYALURAN KREDIT MELALUI

KOPERASI DENGAN POLA SWAMITRA UNTUK

PENINGKATAN EKONOMI DAERAH DAN

MASYARAKAT DI KOTA PEKANBARU

Oleh :

R. MOCHTAR M.

NRP. A.153050025

Tugas Akhir

Sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Magister Profesional

Pada Program Studi Manajemen Pembangunan Daerah

SEKOLAH PASCASARJANA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2008

(8)

xi Dosen Penguji Luar Komisi : 1. Dr Yusman Syaukat

(9)

xii Judul Tugas Akhir : Pengembangan Penyaluran Kredit Melalui Koperasi Dengan

Pola Swamitra untuk Ekonomi Daerah dan Masyarakat di Kota Pekanbaru

Nama : R. Mochtar M.

NRP : A153050165

Disetujui

Komisi Pembimbing,

Dr Ir Lala M Kolopaking, MS Ir Lukman M. Baqa, MEc

Ketua Anggota

Diketahui,

Ketua Program Studi Dekan Sekolah Pascasarjana Manajemen Pembangunan Daerah

(10)

xiii Tanggal Ujian : Tanggal Lulus :

(11)

xiv KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan penyusunan dan penulisan Tesis yang berjudul ” Pengembangan Penyaluran Kredit Melalui Koperasi Dengan Pola Swamitra untuk Ekonomi Daerah dan Masyarakat di Kota Pekanbaru”. Tulisan berupa tugas akhir ini merupakan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan studi pada Program Studi Manajemen Pembangunan Daerah Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor.

Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada Bapak Dr Ir Lala M Kolopaking, MS dan Ibu Ir Shorea Khaswarina, MP sebagai Dosen pengasuh dan pembimbing tugas akhir ini yang telah banyak memberikan dan menambah ilmu, pengalaman, dan wacana pemikiran sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan proposal ini. Terima kasih juga kepada seluruh dosen dan rekan-rekan di Program Studi Manajemen Pembangunan Daerah Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor. Saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan demi kesempurnaan penulisan di masa yang akan datang.

Tugas Akhir ini disusun dan diajukan untuk memenuhi sebagaian persyaratan dalam menyelesaikan studi pada Program Magister Profesional Manajemen Pembangunan Daerah, Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor.

Mudah-mudahan Tugas Akhir ini dapat bermanfaat selain bagi penulis, juga bagi yang membacanya. Terima kasih.

Pekanbaru, April 2008

(12)

xv

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Rengat Riau pada tanggal 18 Nopember 1949 sebagai anak ke tiga dari lima bersaudara, dengan ayahanda Radjamat dan Ibunda Hj. R. Zainar Saleh. Mempunyai Istri Dra. Elma Yusniarti bekerja sebagai Kepala Bidang Pemberdayaan Perempuan pada Badan Pemberdayaan Perlidungan Masyarakat Provinsi Riau, dikaruniahi 4 (empat) orang anak.

Pendidikan Sarjana ditempuh pada Fakutas Ekonomi Unioversitas Riau Pekanbaru, Jurusan Ekonomi Umum dan selesai tahun 1979.Pada tahun 2005 mengikuti Program S 2 / MPD IPB, dengan Bea Siswa Pendidikan Pasca Sarjana dari Pemerintah Provinsi Riau.

Penulis bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil tahun 1979 pada Kantor Pembangunan Desa Kabupaten Indragiri Hulu Rengat, sekarang menjabat sebagai Kepala Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Riau sejak tahun 2004 sampai dengan sekarang

(13)

xvi

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... ix

BAB I. PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Perumusan Masalah ... 3

1.3. Tujuan dan Manfaat Kajian ... 5

1.3.1 Tujuan Umum ... 5

1,3,2 Tujuan Spesifik ... 5

1.4. Manfaat Kajian ... 5

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ... 6

2.1. Koperasi dan Ekonomi Rakyat ... 6

2.2. Pola Swamitra ... 10

2.3. Ikhtisar ... 12

BAB III. METODOLOGI KAJIAN ... 14

3.1. Kerangka Pemikiran ... 14

3.2. Lokasi dan Waktu Kajian ... 16

3.3. Metode Penelitian ... 16

3.3.1. Sasaran Penelitian dan Teknik Sampling ... 16

3.3.2. Metode Pengumpulan Data ... 17

3.3.3. Metode Pengolahan dan Analisis Data ... 18

3.4. Metode Perancangan Program ... 18

BAB IV. GAMBARAN UMUM LOKASI KAJIAN ... 21

4.1 Keadaan Umum Lokasi Kajian ………... 21

4.1.1 Letak dan Luas Wilayah ... 21

4.1.1.1 Letak ... 21

4.1.1.2 Batas Wilayah. ……… 21

4.1.1.3 Pengunaan Tanah dan Lahan. ……… 22

(14)

xvii

4.1.1.5 Iklim. ... 24

4.1.2 Administrasi Daerah ... 24

4.1.2.1. Letak dan Luas . ... 24

4.1.2.2. Jarak Ibukota ... 26

4.1.3. Kependudukan ... ... 26

4.1.3.1. Jumlah dan Kepadatan Penduduk... 26

4.2. Perkembangan Pelayanan Sosial ... 27

4.2.1 Perkembangan Pendidikan ... 27

4.2.2 Perkembangan Palayanan Kesehatan... 28

4.3. Perkembangan Ekonomi ... ... 29

4.3.1 Prasarana dan Sarana Ekonomi ... 29

4.3.1.1. Panjangan Jalan ... 29

4.3.1.2. Perkembangan Perbankan ... 30

4.3.2 Perkoperasian ... 36

4.3.3 Penyaluran Kredit ... 38

4.4. Perkembangan Ekonomi Daerah ... 42

BAB V. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 43

5.1. Pemberdayaan UKMK dalam Pembangunan Ekonomi .. 43

5.2. Profil Dinas Koperasi Dan UKM Provinsi Riau ... 45

5.2.1. Dasar Hukum ... 45

5.2.2. Tugas Pokok dan Fungsi ... 45

5.2.3. Susunan Organisasi ... 46

5.2.4. Faktor Pendukung ... 47

5.2.5. Visi Dan Misi ... 48

5.2.6. Tujuan Dan Sasaran ... 48

5.3 Profil PT. Bank Bukopin Sebagai Pengembang Pola Swamitra.... ... 49

5.4 Profil Swamitra ... 52

5.5. Dampak Pemberian Kredit melalui pola Swamitra ... 60

5.6.1. Dampak Terhadap Peminjam Skala Kecil ( Pinjaman Kurang Rp 10 Juta)... 60

(15)

xviii

dan Skala Usaha... 60

5.6.1.2. Dampak Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja... 66

5.6.1.3. Dampak Terhadap Perluasan Pasar... 67

5.6.1.4. Dampak Terhadap Peningkatan Pendapatan... 69

5.6.2 Dampak Terhadap Peminjam Skala Sedang. (Pinjaman Rp 10 Juta sampai dengan Rp 30 Juta)... 71

5.6.2.1. Dampak Terhadap Peningkatan Aset dan Skala Usaha... 71

5.6.2.2. Dampak Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja... 74

5.6.2.3. Dampak Terhadap Perluasan Pasar... 76

5.6.2.4. Dampak Terhadap Peningkatan Pendapatan... 78

5.6.3. Dampak Terhadap Peminjam Skala Besar .(Pinjaman Rp. 30 Juta sampai Rp. 50 Juta)... 79

5.6.3.1. Dampak Terhadap Peningkatan Aset dan Skala Usaha... 80

5.6.3.2. Dampak Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja... 82

5.6.3.3. Dampak Terhadap Perluasan Pasar... 83

5.6.3.4. Dampak Terhadap Peningkatan Pendapatan... 84

5.7. Masalah Yang Dihadapi Oleh Peminjam ... 86

BAB VI. STRATEGI PELAKSANAAN POLA SWAMITRA... 88

6.1 Analisa SWOT pada Pelaksanaan Pola Swamitra Di Kota Pekanbaru... 88

6.2 Strategi Prioritas Pelaksanaan Pola Swamitra Di Kota Pekanbaru... 89

BAB VII. KESEIMPULAN DAN SARAN ... 95

7.1 Kesimpulan ... 95

7.2 Implikasi Kebijakan... 96

(16)

19

19 DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

Tabel 1. Perbandingan Luas Wilayah di Kota Pekanbaru ... Tabel 2. Distribusi Luas Tanah di Kota Pekanbaru menurut

Penggunaanya Tahun 2005... Tabel 3. Kelurahan dirinci menurut status Kecamatan... Tabel 4. Jumlah Rumahtangga, Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin Menurut Kecamatan, Tahun 2007... Tabel 5. Jumlah Penduduk Kota Pekanbaru yang berumur 10 tahun Keatas Menurut Pendidikan Dan Ijazah Yang Dimiliki, pada Tahun 2002 – 2006... Tabel 6. Penduduk Kota Pekanbaru dirinci menurut Kelompok

umur dan jenis kelamin ... Tabel 7. Panjang Jalan Kota Pekanbaru... Tabel 8. Perkembangan Jumlah Bank di Riau ... Tabel 9. Perkembangan Aktiva Menurut Kelompok Bank di Riau ... Tabel 10. Struktur DPK Perbankan Riau Pasca Otonomi Daerah ... Tabel 11. Rencana Target Pencapaian Koperasi Berkualitas

(Klasifikasi A,B,C) Tahun 2006 S/D 2009 Propinsi Riau... Tabel 12a. Target Penumbuhan Wiarausaha Baru Tahun 2006-2009... Tabel 12b. Alokasi Kredit Perbankan di Riau Jenis Penggunaan ... Tabel 13. Distribusi Penyaluran Kredit Menurut Kab/Kota di Riau... Tabel 14. Perkembangan Kredit Usaha Kecil Menurut Penggunaan di Riau (juta Rupiah)... Tabel 15. Pendapatan Regional dan angka per kapita Kota

Pekanbaru... Tabel 16. Pemberian Pinjaman Swamitra Berdasarkan Jenis Usaha... .Tabel 17. Perkembangan Keuangan Swamitra Kota Pekanbaru... Tabel 18. Perkembangan Swamitra Pola PEMDA ... Tabel 19. Perkembangan Keuangan Swamitra Periode 2004 - 2007 Tabel 20. Jenis Pekerjaan Pokok dan Sampingan, Besar Kredit dan Tujuan Penggunaan Pinjaman yang diperoleh... Tabel 21. Jenis Asset yang dimiliki oleh Peminjam... Tabel 22. Keadaan Volume Penjualan per bulan Sampel sebelum dan Sesudah Memperoleh Kredit Swamitra... Tabel 23. Jumlah Tenaga Kerja Peminjam Sebelum dan Sesudah Menerima Kredit Swamitra...

Tabel 24. Perubahan Tenaga Kerja Sesudah Menerima Kredit... Tabel 25. Perbandingan Pemasaran Produk/Perluasan Pasar Usaha Peminjam setelah menerima kredit. ……… Tabel 26. Pendapatan Bersih Sampel Sebelum dan Sesudah Mempeoleh Kredit Swamitra………. 22 23 25 27 28 28 30 31 32 35 37 37 39 40 41 42 53 53 55 60 62 63 65 66 67 68 70

(17)

20

20 Tabel 27. Jenis Pekerjaan Pokok dan Sampingan, Besar Kredit dan

Tujuan Penggunaan Pinjaman yang diperoleh……… Tabel 28. Jenis Asset yang dimiliki oleh Peminjam. ... Tabel 29. Keadaan Volume Penjualan per Bulan Sampel sebelum dan Sesudah Memperoleh Kredit Swamitra... Tabel 30. Jumlah Tenaga Kerja Sampel sebelum dan Sesudah

Menerima Kredit Swamitra... Tebel 31. Perubahan Tenaga Kerja Sesudah Menerima Kredit... Tabel 32. Perluasan Pasar Usaha Sampel dengan Pinjaman antara Rp. 10 juta – Rp. 30 juta... Tabel 33. Pendapatan Bersih Sampel Sebelum dan Sesudah Mempeoleh Kredit Swamitra... Tabel 34. Jenis Pekerjaan Pokok Sampingan, Besar Kredit dan Tujuan Penggunaan Pinjaman yang diperoleh. ... Tabel 35. Jenis Aset yang dimiliki oleh Sampel... Tabel 36. Volume Penjualan per Bulan sampel Sebelum dan Sesudah Memperoleh Kredit Swamitra... Tabel 37. Perubahan Tenaga Kerja yang digunakan setelah menerima

Kredit. ... Tabel 38. Perluasan Pasar dari Usaha Pokok Sampel... Tabel 39. Pendapatan Bersih Sampel Sebelum dan Sesudah Memperoleh Kredit Swamitra... Tabel 40. Penilaian Komponen-komponen SWOT Pelaksanaan Pola Swamitra... Tabel 41. Analisis Faktor-faktor Strategi Internal... Tabel 42. Analisis Faktor-faktor Strategi Eksternal... Tabel 43. Pemilihan Strategi Pada Pelaksanaan Pola Swamitra...

71 73 74 75 76 77 78 79 81 82 83 84 85 90 90 91 93

(18)

21

21

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

Gambar 1 Pengembangan Kegiatan Penyaluran Kredit Pola Swamitra Untuk Peningkatan Ekonomi Daerah Dan Masyarakat Di

Kota Pekanbaru ...

Gambar 2 Pola kemitraan swamitra/pola kerjasama Pola Swamitra ...

15

Gambar

Tabel                      Halaman

Referensi

Dokumen terkait

Pupuk organik tanah juga berperan dalam memperbaiki sifat biologi tanah yaitu sebagai sumber energi dan makanan bagi mikroba tanah; Hasil penelitian yang dilaksanakan selama

Pemberian insentif yang tepat merupakan salah satu cara yang dapat digunakan perusahaan untuk meningkatkan motivasi dan komitmen karyawan untuk mencapai kinerja

Pada form ini juga terdapat tombol tambah, update, dan hapus di mana user bisa menambah, meng-update, dan menghapus data tipe karyawan.. Gambar 4.38 Form Master

Kedua, dalam Undang-undang Nomor 07 Tahun 2017 tentang pemilu pada pasal 280 menjelaskan perihal larangan-larangan yang tidak boleh dilakukan ketika kampanye Pemilu,

Laboratorium Sentral Ilmu Hayati Universitas Brawijaya (LSIH - UB) sesuai dengan Visi dan Misi yang diemban, terus gigih berjuang dengan berbagai upaya

Fortifikasi dengan tepung kedelai yang dilakukan pada gaplek serta adanya proses fermentasi dapat meningkatkan kadar serta memperkaya jenis asam amino seperti

14 Penggunaan e-learning membuat proses pembelajaran menjadi lebih fleksibel (dapat berlangsung kapanpun dan dimanapun). 15 Forum chat pada e-learning memfasilitasi

Perakitan merupakan tahap terakhir dalam proses perancangan dan pembuatan suatu mesin atau alat, dimana suatu cara atau tindakan untuk menempatkan dan memasang